Diajukan Oleh:
FADLUN
KG.17.013
dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan mulut yang
OHI-S pada masyarakat di daerah tambang nikel. Jenis penelitian yang di gunakan
oleh peneliti terhadap subjek penelitian untuk mengetahui suatu gambaran pada
objek penelitian setiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja, Pada
penelitian ini menggunakan teknik total sampling yaitu populasi penelitian juga
sekaligus sebagai sampel, sehingga sampel pada penelitian. Hasil penelitian ini
kadar ph saliva Basa sebanyak (82,7%) dan kategori OHI-S Sedang sebanyak
(63,5%).
Halaman:
Daftar Baca:
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Oleh:
FADLUN
KG. 17.013
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui
Asmawati, S.ST.,M.Kes
NIDN. 0923108904
iii
BIODATA
A. Identitas Diri
4. Agama : Islam
5. Suku/Bangsa : Bugis/Indonesia
B. Riwayat Pendidikan
iv
KATA PENGANTAR
Allah SWT atas segala berkah, rahmat, dan hidayah-Nya dengan segala limpahan
nikmat dan karunia-Nya yang telah diberikan sampai dengan saat ini, sehingga
Sulawesi Tengah ” ini dapat terselesaikan dengan baik dan sebagai syarat untuk
Kendari.
Teriring salam dan penghargaan yang tidak terhingga kepada ayah tercinta
Fitriyani yang selalu memberikan kasih sayang, semangat, motivasi ,do’a dan
mengajariku tentang kemandirian saat berada di kota orang lain. serta kepada
Arif yang cantik dan ganteng. terima kasih atas candaan kalian yang sangat
juga atas bantuan sahabat terbaik sekaligus saudaraku Alwi, Amal, Taufiq
Hidayat, Sahrul, Arya baik moral maupun materi khususnya doa dan motivasi
untuk penulis. penyusunan karya tulis ilmiah ini banyak memperoleh bimbingan
v
kritik serta arahan yang sangat berharga dari Ibu Asmawati, SST.,M.Kes selaku
Melalui pengantar hasil penelitian ini, tak lupa penulis menghaturkan rasa
terimakasih yang sebesar-besarnya atas segala dukungan dan do’a yang diberikan
2. Ibu Asmawati, SST.,M.Kes selaku ketua program studi D-III Kesehatan Gigi
Oleh karena itu, saran dan kritik yang positif sangat diperlukan untuk
Penulis
vi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.........................................................................................
ABSTRAK.........................................................................................................
HALAMAN PERSETUJUAN..........................................................................
BIODATA..........................................................................................................
KATA PENGANTAR.......................................................................................
DAFTAR ISI .....................................................................................................
DAFTAR TABEL..............................................................................................
DAFTAR LAMPIRAN.....................................................................................
DAFTAR GAMBAR.........................................................................................
DAFTAR SINGKATAN...................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian.......................................................................
B. Rumusan Masalah...................................................................................
C. Tujuan Penelitian....................................................................................
D. Manfaat Penelitian..................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian..................................................................................
vii
3. Kalkulus Indeks................................................................................
4. Kriteria OHI-S..................................................................................
A. Lokasi Penelitian...................................................................................
B. Hasil Penelitian.....................................................................................
C. Pembahasan...........................................................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ..........................................................................................
B. Saran.....................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
viii
DAFTAR TABEL
ix
DAFTAR GAMBAR
x
DAFTAR SINGKATAN
DI : Debris Indeks
CI : Calculus Indeks
xi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
gigi dan mulutnya adalah faktor pengetahuan tentang kebersihan gigi dan
perhatian yang penting dalam kesehatan yang salah satunya disebabkan oleh
rentannya kelompok masyarakat dari gangguan kesehatan gigi dan mulut. Hal
Oral Hygiene Indeks Simplified (OHI-S) dari Green dan Vermilion penentuan
indeks dilakukan dengan terlebih dahulu mengukur indeks debris dan indeks
gigi dan mulut dalam 12 bulan terakhir, Provinsi Sulawesi Tengah termasuk
tiga Provinsi tertinggi yang mempunyai masalah gigi dan mulut, menunjukan
1
Masalah pada gigi dan mulut, hanya 18,0% yang menerima perawatan dan
pengobatan dari tenaga medis gigi sisanya 82,0% tidak dirawat untuk
untuk mengukur derajat asam atau basa dari cairan tubuh. Salivamemiliki pH
normal, maka perlu pemenuhan kebutuhan nutrisi dan makanan dalam rongga
kategori OHI-S baik, 4 basa dengan kategori OHI-S sedang, dan 9 orang
oleh kelenjar ludah. Karena Peranan saliva dalam memelihara kesehatan gigi
sangatlah sangat penting, sebagai contoh aliran saliva yang baik akan
2
cenderung membersihkan mulut termasuk melarutkan gula dan mengurangi
mineral terlarut yang penting dalam proses remineralisasi pada kerusakan gigi
yang masih dini. Jumlah saliva yang berkurang adalah pemicu timbulnya
dan OHI-S pada masyarakat daerah tambang nikel Desa Buleleng Kecamatan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Penelitian
tambang nikel .
nikel.
3
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat teoritis
a. Yaitu manfaat dari segi ilmu atau informasi apa yang dapat diperoleh
2. Manfaat praktis
masyarakat.
mengikuti perkuliahan.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Rujukan Penelitian
Resty Amalia dkk, (2016) Dari hasil penelitian yang berjudul “Tentang
penelitian ini di dapatkan beberpa kadar urea dalam saliva yang dibawah kadar
normal, hal ini di karenakan usia mereka masi mudah seiringnya bertambahnya
Nur Fitriani dkk, (2017) Dari hasil penelitian yang berjudul “Perilaku
bermakna antara pH saliva dengan kejadian karies gigi, perilaku waktu konsumsi
gigi karena adanya hubungan yang signifikan dengan pH saliva, kejadian karies
gigi juga di dukung oleh angka OHI-S karena didapatkan adanya hubungan yang
1. Pengertian pH saliva
pHmerupakan suatu jumlah ion hidrogen asam maupun basa dari cairan tubuh.
5
larutan.Sedangkan meningkatnya nilai pH berarti bertambahnya basa dalam
merupakan pH yang netral, sedangkan pH di atas 7,0 adalah basa dengan batas
dalam rongga mulut yang di hasilkan oleh kelenjar saliva. Saliva mempunyai
saliva. Salah satu komponen organik yang ada pada saliva yang dapat mengtur
pH adalah urea. Kapasitas buffer saliva juga bergantung pada konsentrasi urea
dan flow ratesaliva. flow rate saliva yang tinggi akan menyebabkan kapasitas
yang dapat menyebabkan karies pada gigi (Nifarea Anlila Vesthi dkk,2015).
Cairan ini berasal dari kelenjar saliva mayor dan minor. Diperlukan
dalam jumlah yang cukup di dalam mulut, apabila kekurangan saliva akan
membuat tingginya jumlah plak dalam mulut. Tingkat keasaman saliva juga
berpengaruh terhadap timbulnya lubang gigi atau karies gigi, semakin asam
2. Komposisi Saliva
a. 94,0-95,5% air
6
b. Musin (glikoprotein Saliva)
c. Putih telur
e. Epitel
f. Leukosit
g. Limposit
h. Bakteri
i. Enzim
3. Sekresi Saliva
siang hari. Aliran saliva distimulasi melalui refleks naural pathway yang
(Dr.drg. Kasuma,2015).
saliva melalui gustatory saliva refleks yaitu rasa asam, asin, manis, dan
7
pahit, rasa asam dan asin adalah merupakan stimulus kuat dalam memicu
(Dr.drg. Kasuma,2015).
Oral hygiene adalah suatu keadaan kebersihan gigi dan mulut yang
diukur dari skor debris dan kalkulus mengunakan oral hygiene simplified
mengunakan indeks yang dikenal dengan Oral Hygiene Indeks (OHI) dan
periodontal, akan tetapi dari data yang diperoleh kurang berarti dan
bermakna. Oleh karena itu indeks ini hanya digunakan untuk mengukur
8
Dalam pengukuran kebersihan gigi dan mulut merupakan upaya untuk
(Putridkk,2012).
gigi yang ada dalam rongga mulut, gigi yang di pilih sebagai gigi indeks
beserta permukaan gigi indeks yang mewakili tiap gigi segmen adalah
(Famela, 2019).
9
3. Gigi 26 pada permukaan bukal
dalam mulut, yaitu permukaan klinis bukan permukaan anatomis jika gigi
indeks pada suatu segmen tidak ada, lakukan pergantian gigi tersebut
a) Bila molar pertama tidak ada, penilaian dilakukan pada gigi molar
kedua, bila molar pertama kedua tidak ada, penilaian dilakukan pada
molar ketiga tetapi jika gigi pertama, kedua dan ketiga tidak ada maka
b) Bila insisivus pertama kanan atas tidak ada, diganti oleh gigi insisivus
pertama kiri atas dan bila gigi insisivus pertama kiri bawah tidak ada,
dapat diganti oleh insisivus pertama kanan bawah, akan tetapi jika gigi
pertama kiri atau kanan tidak ada, maka tidak ada penilaian untuk
segmen tersebut.
c) Gigi indeks dianggap tidak ada pada keadaan seperti: gigi hilang
karena dicabut, gigi yang merupakan sisa akar, gigi yang merupakan
mahkota jaket, baik yang terbuat dari akrilik maupun logam, mahkota
gigi sudah hilang atau rusak lebih dari setegah bagiannya pada
10
d) Penilaian dapat dilakukan jika minimal ada dua gigi indeks yang dapat
diperiksa. Bila terdapat kasus beberapa gigi diantara keenam gigi yang
dapat dihitung apabila terdapat paling sedikit dua gigi yang dapat
dan kalkulus dengan membagi permukaan gigi yang akan dinilai (Putri dkk,
2011).
Keterangan:
2=Lebih dari 1/3 permukan gigi bagian servikal tetapi kurang dari 2/3
permukaan gigi
3=Debris menutupi lebih dari 2/3 bagian tengah permukaan gigi atau
6. Debris indeks
Debris Indeks adalah nilai atau skor dari endapan lunak yang menempel
pada permukaan gigi penentu. Plak dan debris dapat dibersihkan dengan
11
menyikat gigi, tetapi hanya dalam waktu beberapa menit akan terbentuk selaput
tipis dari ludah kemudian kuman dalam ludah akan menempel bersama sisa
Untuk pemeriksaan debris indeks (DI–S) dipilih 6 gigi yang sesuai dengan
1/3 gigi yang kemudian bergerak kearah 1/3 gingival. Nilai skor DI–S
adalah :
sebagai berikut:
KRITERIA SKOR
3.Kalkulus Indeks
12
Kalkulus adalah deposit keras yang terjadi akibat pengendapan garam-
garam organik yang komposisi utamanya adalah karbohidrat dan kalsium fosfat
yang bercampur dengan debris, mikroorganisme, dan sel – sel epitel deskuamasi.
Sedangkan kalkulus indeks adalah suatu angka yang menunjukan keadaan klinis
dari kalkulus yang didapat pada saat dilakukan pemeriksaan ( Putri dkk, 2011).
supragingival
Skor 3 Jika terdapat kalkulus lebih dari 2/3 dari permukaan gigi
servikal
( Putri dkk, 2011).
sebagai berikut:
KRITERIA SKOR
4. KriteriaOHI-S
OHI-S terdiri atas komponen debris indeks dan kalkulus indeks, dengan
13
demikian OHI-S merupakan hasil penjumlahan indeks dari debris dan kalkulus
indeks, setiap indeks menggunakan skala nilai dari 0-3 pada penilaian ini gigi
indeks diperiksa dengan baik pada rahang atas maupun rahang bawah.
OHI-S = DI + CI
CI (Calculus index )
sebagai berikut:
KRITERIA SKOR
batasan -batasan umur anak juga suda di tentukan dalam undang-undang. adapun
penggolongan usia yaitu masa balita 0-5 tahun, masa kanak-kanak 5-11 tahun,
masa remaja awal 12-16 tahun, masa remaja akhir 17-25 tahun, masa dewasa awal
26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun, masa lansia awal 46-55 tahun, masa
lansia akhir 56-65 tahun, dan masa manula >65 tahun, kategori umur ini sangat
14
bermanfaat bagi Depkes untuk memantau perkembangan penduduk dari usia
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
15
Jenis penelitian yang di gunakan adalah observasional yaitu suatu
subjek penelitian hanya di observasi sekali saja, hal ini tidak berarti bahwa
semua subjek penelitian diamati pada waktu yang sama (Notoatmojo, 2010).
1. Waktu
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan Maret sampai April tahun
2020.
2. Tempat
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang di teliti atau
berjumlah 52 jiwa.
1. Sampel
Sampel adalah objek yang di teliti dan di anggap mewakili populasi (Kiki
16
yaitu populasi penelitian juga sekaligus sebagai sampel, sehingga sampel
D. Kerangka konsep
p
H Saliva
Masyarakat
Daerah Tambang
OHI-S
Keterangan :
X X = Variabel Bebas
Y = Variabel Terikat
E. Prosedur penelitian
17
2. Bahan yang digunakan yaitu:
3. Subjek penelitian
Subjek pada penelitian ini adalah masyarakat Dusun IV daerah tambang nikel
F. Cara Kerja
1. Tahap persiapan
sampel
2. Tahap pelaksanaan
G. Sumber Data
1. Data Primer
18
2. Data Sekunder
1. Menyunting (Editing)
2. Pengkodean
tabulasi data.
bentuk angka-angka.
4. Tabulasi Data
5. Memasukan Data
6. Penyajian Data
19
Analisis data yang digunakan untuk mengetahui gambaran pH saliva
dan OHI-S analisis kualitatif yaitu dengan melakukan analisis secara lang
sung.
Saliva adalah suatu cairan oral yang kompleks terdiri atas campuran
sekresi dari kelenjar ludah besar dan kecil yang ada pada mukosa oral.
Asam :1-5
Netral :6-7
Basah : 8 -14
Baik : 0 - 1,2
Sedang : 1,3 – 3
BAB IV
A. Lokasi Penelitian
20
B. Hasil Penelitian
Penelitian ini telah dilaksanakan pada tanggal 6-7 Februari 2020 dengan judul
Sampel
Jenis Kelamin
(n) (%)
Laki – Laki 15 42,8
Perempuan 20 57,2
Total 35 100
Sumber Data: Data primer, 2020
paling dominan yaitu pada kelompok pada jenis kelamin perempuan sebanyak
sampel (42,8%).
Sampel
Usia (Tahun)
(n) (%)
19 15 45,5
20 8 24,2
22 4 12,1
21
25 6 18,2
Total 33 100
Sumber Data: Data Primer, 2020
tambang nikel morowali sulawesi tengah dengan usia terbanyak yaitu usia 19
usia 22 tahun sebanyak 4 orang (12,1%), dan yang berusia 25 tahun sebanyak
6 orang (18,2%).
Sampel
Kadar pH saliva
(n) (%)
Normal 2 3,8
Asam 7 13,5
Basa 43 82,7
Total 52 100
Sumber Data: Data Primer, 2020
22
2 orang (3,8%), yang kadar pH Asam sebanyak 7 orang (13,5%), dan kadar
Sampel
C
(n) (%)
Baik 2 3,8
Sedang 33 63,5
Buruk 17 32,7
Total 52 100
Sumber Data: Data Primer, 2020
C. Pembahasan
permukaan gigi dan gusi yang disebut sulkus gingivalis, cairan mulut ini
sering disebut sebagai saliva atau yang lebih dikenal dalam bahasa indonesia
sebagai air liur, sekresi saliva sangat komlek, gladula saliva mayor ( gladula
saliva sebesar 93%, sedangkan gladula saliva minor (bukal, labial, lingual,
23
Dari tabel 3 menunjukan kadar Ph saliva diperoleh data bahwa distribusi pH
membersihkan debris dan sisa makanan yang tertinggal dalam rongga mulu,
mulut.
masuknya zat asing ke dalam tubuh ke dalam tubuh, peran ini dimainkan oleh
saliva. Saliva adalah cairan yang disekresikan oleh kelenjar eksokrin kelenjar
selain mucin, saliva memiliki derajat keasamaan (pH) yang juga berperan
24
index yang di kenal OHI-S, indeks ini hanya digunakan untuk mengukur
tingkat kebersihan gigi dan mulut dan menilai efektifitas dari penyikatan gigi
dan mulut dan menilai menilai efektivitas dari penyikatan gigi, karena pada
awalnya indeks ini digunakan untuk menilai penyakit peradangan gusi dan
Hal ini sejalan dengan peneliti terdahulu (Ni putu.,dkk.2016) kebersihan gigi
dan mulut adalah suatu keadaan yang menunjukan bahwa di dalam mulut
seseorang bebas dari kotoran seperti debris, plak, dan kalkulus. Meningkatkan
kesehatan gigi dan mulut merupakan salah satu upaya yang dilakukan dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sejak usia dini tingkat kebersihan gigi
dan mulut dapat diukur dengan suatu indeks yaitu Oral Hygiene Index
kebersihan serta kesehatan gigi dan mulut dengan menggosok gigi, perilaku
bahwa terdapat gambaran pH saliva dan OHI-S yaitu dengan kadar pH Basa
dan OHI-S Sedang, dengan kata lain pH saliva Basa dapat menjaga kestabilan
dalam rongga mulut dalam upaya mencegah terjadihnya karies gigi akibat
25
penurunan kadar pH saliva menjadi Asam sehingga kategori ohis yaitu
Sedang, karna kadar pH saliva yaitu banyak mengandung Basa. Hal tersebut
dibuktikan dari hasil penelitian langsung pada kadar pH saliva dan OHI-S
pH dengan kategori OHI-S sedang, yang dapat memicu produksi saliva yang
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
2. Dengan penelitian ini saya dapat diketahui bahwa didaerah tambang nikel
26
B. Saran
selalu menjaga kebersihan gigi dan mulut, pola makan dan banyak
mengosumsi air minum yang sehat, agar tidak terjadinya karies dalam
rongga mulut.
saliva.
27
DAFTAR PUSTAKA
28
Megananda,H.P.,Eliza.H.,& Neneng, N. 2011. Ilmu Pencegahan Penyakit
Jaringan Keras dan Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta
Made, L. F. E., Sari, K. & Komang, A. K.S.2018. Gambaran Perilaku
Berdasarkan Sosiodemografi, Pengetahuan, Persepsi Terkait Oral
Hygiene pada Mahasiswa Kesehatan dan Non Kesehatan Universitas
Udaya, Odonto Dental Journal, Vol. 5 No. 1
Mega, R. E. P. 2014. Pengaruh Pemakaian Kontrasepsi Oral Kombinasi Terhadap
pH dan Volume Saliva Serta Angka Leukosit Cairan Sulkus Gingiva
Marzuki, A. J. D., Grahita, A., & Eko, H. 2017. Pengaruh Larutan Ekstrak Daun
Sirih (Piper betle L.) 50 % Terhadap Pelepasan Ion Metal (Ni, Cr dan Fe)
Pada Breket Ortodontik, Odonto Dental Journal, Vol. 4 No. 1
Mega, N. H. P. (2011). Ilmu Pencegahan Penyakit.Jakarta
Nifarea, A. V.,Grahita, A., & Rizki, A. 2015. Hubungan Kadar Urea Saliva
Terhadap Derajat Keasaman (Ph) Saliva pada Anak Usia 12-15 Tahun,
Odonto Dental Journal, Vol.2 No. 2
Nur, F., Elly, T., & Andri, D. H. 2017. Perilaku Konsumsi Minuman Ringan
(Softdrink) Dan Ph Saliva Dengan Kejadian Karies Gigi, Unnes Journal
of Public Health, Vol. 6 No. 2
Notoadmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta
Terhadap pH saliva
Ni, P. V. P. & Ni. M. S. 2016. Gambaran OHI-S dan perilaku menyikat gigi pada
Jembrana
29
Yohanes, I. G. K. K.,Karel. P., & Ni Wayan, M. 2013. Hubungan Pengetahuan
dan Kebersihan Gigi dan Mulut dengan Status Kebersihan Gigi dan
Mulut pada Siswa SMA Negeri 9 Manado, Jurnal e-Gigi, Vol. 1 No.1
Yeni, T. U., 2018. Pengaruh Karakterristik Pasien Terhadap Kualitas Pelayanan
Rawat Jalan Di UPTD Puskesmas Penumping, Jurnal Ilmiah Rekam
Medis dan Informatika Kesehatan, Infokes Vol. 8 No.1
Yulia, w. A. 2019. Gambaran Kebiasaan Menyikat Gigi Dan Indeks Ohi-s Pada
Siswa Sekolah Dasar
30