Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Gigi
Pada Program Studi Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Palembang
Oleh :
Saskia Kurniariandasari
NIM. PO.71.25.0.14.023
i
HALAMAN PERSETUJUAN
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Ahli Madya Keperawatan Gigi Pada
Program Studi Diploma III Jurusan Keperawatan Gigi
Poltekkes Kemenkes Palembang
Pembimbing II Pembimbing I
Mengetahui
Ismalayani, SKM.,M.Kes
NIP. 196403261983032001
ii
HALAMAN PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah yang berjudul “Gambaran Karies Gigi Ditinjau dari pH Saliva dan
Sekresi Saliva Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang Tahun 2017” yang telah
di pertahankan oleh :
Penguji :
Mengetahui
Ismalayani, SKM.,M.Kes
NIP. 196403261983032001
iii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto:
Dengan mengucapkan puji dan syukur kepada Allah SWT, Karya Tulis Ilmiah ini saya persembahkan
untuk:
- Kedua orangtua yang sangat aku sayangi dan aku banggakan, Ibu (Farida Afriani, S.Pd, M.Si) dan
Ayah (Damiri, S.Pd, M.Si) serta Adikku, Sayyidkhoiri Fadri. Terimakasih telah memberikan dukungan
moril maupun materil serta doa yang tiada henti, dan selalu mendukung dan memberikanku nasihat
serta motivasi yang membangun untuk selalu bangkit dikala aku jatuh dan putus asa.
- Pembimbingku, Ibu Tri Syahniati, SKM., M.Kes dan Ibu drg. Vitri Nurilawaty, M.Kes, terimakasih banyak
- Teman-temanku Maharani, Nidia, Ghina, Taschiro, Putri, dan Diana trimakasih atas dukungan dan
Terimakasih banyak atas bantuan, kerjasama, dan perhatian kalian selama ini.
- Almamaterku yang telah memberiku banyak ilmu sehingga besar harapan nantinya akan diterapkan di
masyarakat.
iv
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur peneliti ucapkan ke-Hadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan
karunia-Nya peneliti dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan bantuan dari
semua pihak. Sholawat serta salam peneliti tujukan kepada junjungan kita Nabi
Muhammad SAW, keluarganya, sahabatnya dan orang-orang yang beriman sampai akhir
zaman.
Karya Tulis Ilmiah ini dibuat untuk memenuhi syarat menyelesaikan pendidikan
Diploma III di politeknik kesehatan jurusan keperawatan gigi Palembang. Adapun judul
karya tulis ilmiah ini adalah “GAMBARAN KARIES GIGI DITINJAU DARI pH
SALIVA DAN SEKRESI SALIVA PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 228
Pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini tidak terlepas dari bantuan dan bimbingan
semua pihak. Maka dari itu penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat
1. Ibu drg. Nur Adiba Hanum, M.Kes selaku Direktur Politeknik Kesehatan
Kemenkes Palembang
2. Ibu Ismalayani, SKM, M.Kes selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik
3. Bapak drg. Nandang Koswara, M,Kes selaku penguji I yang telah banyak
4. Ibu drg. Vitri Nurilawaty, M.Kes selaku penguji II sekaligus pembimbing II yang
5. Ibu Tri Syahniati, SKM., M.Kes selaku penguji III sekaligus pembimbing I yang
v
6. Para dosen dan staf karyawan Poltekkes Kemenkes Palembang Jurusan
7. Keluarga tercinta yang telah memberikan dukungan moral dan spiritual, serta
Sahabat-sahabat dan teman seperjuangan yang telah memberikan dorongan dan bantuan
Sehingga dapat terselesaikannya karya tulis Ilmiah ini. Peneliti menyadari dalam
penulisan karya tulis ilmiah ini masih banyak terdapat kekurangan oleh karena itu peneliti
sangat berharap kritik dan saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis
ilmiah di masa yang akan datang. Akhir kata peneliti mengucapkan terima kasih dan
semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Peneliti
vi
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Pendahuluan .................................................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ......................................................................................................... 3
C. Pertanyan penelitian ...................................................................................................... 3
D. Tujuan ........................................................................................................................... 3
E. Manfaat ......................................................................................................................... 4
A. Karies .............................................................................................................................5
1. Pengertian Karies ......................................................................................................5
2. Penyebab Terjadinya Karies .....................................................................................5
3. Proses Terjadinya Karies ..........................................................................................7
4. Macam-Macam Karies .............................................................................................9
5. Indeks DMF-T dan def-t .........................................................................................10
B. Saliva .......................................................................................................................... 12
1. Pengertian Saliva ................................................................................................... 12
2. Fungsi Saliva ......................................................................................................... 13
3. pH Saliva................................................................................................................ 14
4. Sekresi Saliva......................................................................................................... 16
5. Karies Gigi Dilihat dari pH Saliva dan sekresi Saliva ...........................................17
6. Faktor-Faktor Produksi Saliva ...............................................................................18
7. Penyebab Penurunan Produksi Saliva ................................................................... 18
8. Akibat Penurunan Produksi Saliva ........................................................................ 19
vii
BAB III KERANGKA TEORI DAN DEFINISI OPERASIONAL
A. Hasil ....................................................................................................................29
B. Pembahasan .........................................................................................................31
A. Kesimpulan ......................................................................................................36
B. Saran ................................................................................................................37
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................................ix
LAMPIRAN ......................................................................................................................xi
viii
DAFTAR GAMBAR
ix
DAFTAR TABEL
x
DAFTAR LAMPIRAN
xi
ABSTRAK
Karies merupakan masalah serius dalam kesehatan gigi dan mulut. Banyak faktor yang
mempengaruhi terjadinya karies, salah satunya adalah saliva baik pH saliva maupun
sekresi saliva. Semakin rendah sekresi saliva maka akumulasi plak akan bertambah dan
menyebabkan pH saliva turun sehingga terjadi karies. maka, dilakukan penelitian
mengenai “Gambaran Karies Gigi dilihat dari pH Saliva dan Sekresi Saliva pada Anak
Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang Tahun 2017” dengan tujuan untuk mengetahui nilai
DMF-T dan def-t ditinjau dari pH saliva dan Sekresi Saliva. Penelitian ini merupakan
penelitian deskriptif dengan pendekatan survey. Jumlah sampel 173 anak dengan teknik
pengambilan sampel purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Gambaran
karies berdasarkan pH Saliva yaitu anak dengan Kriteria Asam berjumlah 70 anak dengan
rata-rata DMF-T yaitu 0,7 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies,
rata-rata def-t yaitu 8,8 artinya setiap anak memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies maka
semakin asam pH Saliva angka kejadian karies akan semakin tinggi. Gambaran karies
berdasarkan Sekresi Saliva yaitu anak dengan Kriteria sangat rendah berjumlah 135 anak
rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak memiliki 1 gigi tetap yang karies, rata-rata
deft yaitu 8,6 artinya setiap anak memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies maka semakin
rendah sekresi Saliva angka kejadian karies akan semakin tinggi.
.
xii
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyakit yang hampir dialami seluruh masyarakat di dunia adalah karies
(Vesthi,dkk.2015). Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yaitu email,
dentin, dan sementum yang disebabkan oleh aktifitas suatu jasad renik terhadap suatu
karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras
gigi yang kemudian di ikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Walaupun demikian,
remineralisasi masih dapat terjadi dan dapat menghentikan karies (Kidd dan Sally Joyston,
2013).
Karies gigi berhubungan erat dengan gaya hidup seseorang, yang meliputi kebersihan
gigi dan mulut yang jelek, kebiasaan ngemil karbohidrat diantara waktu makan, seringnya
25,9% , di Sumatera Selatan meningkat dari 17% menjadi 19,5% . Indeks DMF-T di
Indonesia sebesar 4,6 sedangkan di Sumatera Selatan indeks DMF-T sebesar 5,3.
(Infodatin, 2014) menyatakan bahwa anak usia 12 tahun indeks DMF-T mengalami
peningkatan pada tahun 2007 dan 2013 sebesar 0,49. Riskesdas tahun 2013 menunjukkan
persentase penduduk Sumatera Selatan yang menyikat gigi sesudah makan pagi sebesar
3,5% dan sebelum tidur malam sebesar 18,8% dengan persentase menyikat gigi yang baik
WHO menetapkan usia 12 tahun sebagai umur pemantau global (global monitoring
age) untuk karies, karena usia 12 tahun gigi tetap telah tumbuh kecuali gigi bungsu.
Indikator pencapaian derajat kesehatan gigi dan mulut dengan DMF-T sebesar 1 gigi setiap
11
anak. WHO tahun 2003 menetapkan acuan Global Goals for Oral Health 2020, dengan
target meminimalkan dampak dari penyakit mulut, lebih ditekankan pada upaya promotif
dan mengurangi dampak penyakit sistemik yang bermanifestasi di rongga mulut melalui
diagnose dini, pencegahan dan manajemen yang efektif untuk penyakit sistemik (Pintauli
dan Hamada,2010).
dalam rongga mulut. Saliva sebagian besar yaitu sekitar 90 persennya dihasilkan saat
makan yang merupakan reaksi atas rangsangan yang berupa pengecapan dan pengunyahan
makanan. Fungsinya tidak hanya dalam membantu pengunyahan, tetapi juga dalam
melindungi jaringan di dalam rongga mulut. Fungsi proteksi dari saliva ini akan menjaga
Air ludah atau saliva sangat berperan penting dalam terjadinya karies. Aliran saliva
yang meningkat menyebabkan resiko karies rendah, sebaliknya aliran saliva yang lambat
menyebabkan resiko karies tinggi karena menurunkan kapasitas buffer saliva yang dapat
menurunkan pH saliva sehingga menjadi salah satu faktor penyebab meningkatnya resiko
waktu peningkatan pH saliva berlangsung lebih lama. Semakin lama pH saliva dalam
kondisi rendah dapat meningkatkan terjadinya demineralisasi gigi sehingga menjadi karies
(Rizki,2013).
Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang terletak Tegal Binangun Plaju Darat Kecamatan
Plaju Kota Palembang. Menurut Kepala Sekolah Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang
umum. Namun, belum ada pemeriksaan secara khusus tentang kesehatan gigi. Sehingga
anak-anak tidak mengertahui cara menjaga kesehatan gigi dan mulut dengan baik. Usaha
2
Kesehatan Sekolah (UKS) sudah ada, dikelola oleh guru, difungsikan pada saat siswa tiba
– tiba sakit di sekolah. Berdasarkan latar belakang tersebut, penulis tertarik untuk Meneliti
sekresi saliva dan karies pada gigi anak sekolah dasar dengan judul Gambaran Karies Gigi
Ditinjau dari pH Saliva dan Sekresi Saliva Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 228
B. Rumusan Masalah
Diketahuinya gambaran karies gigi ditinjau dari pH saliva dan sekresi saliva pada anak
C. Pertanyaan Penelitian
1. Berapakah Rata-rata DMF-T dan def-t pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
2. Berapakah frekuensi pH saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun
2017 ?
3. Berapakah frekuensi sekresi saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang
tahun 2017 ?
4. Bagimana gambaran karies ditinjau dari pH saliva di Sekolah Dasar Negeri 228
5. Bagimana gambaran karies ditinjau dari sekresi saliva di Sekolah Dasar Negeri 228
D. Tujuan
1. Tujuan Umum
Diketahuinya gambaran karies gigi ditinjau dari pH saliva dan sekresi saliva pada anak
3
2. Tujuan Khusus
a. Diketahuinya Rata-rata DMF-T dan def-t pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
b. Diketahuinya frekuensi pH saliva saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
c. Diketahuinya frekuensi sekresi saliva saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
d. Diketahuinya gambaran karies ditinjau dari pH saliva pada anak Sekolah Dasar
e. Diketahuinya gambaran karies ditinjau dari sekresi saliva pada anak Sekolah Dasar
E. Manfaat
1. Bagi Peneliti
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan referesi atau dijadikan kajian
Memberikan informasi mengenai gambaran karies gigi dilihat dari pH saliva dan sekresi
saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies
1. Pengertian Karies
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin, dan
sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik terhadap suatu karbohidrat
yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi jaringan keras gigi yang
kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya. Akibatnya, terjadi invasi bakteri dan
stadium yang sangat dini penyakit ini dapat dihentikan (Kidd, 2013).
Telah banyak dilakukan penelitian oleh para ahli mengenai penyebab terjadinya
karies, akan tetapi sampai saat ini masih dipercai bahwa ada empat penyebab karies yaitu
a. Host
Ada beberapa faktor yang dihubungkan degan gigi sebagai tuan rumah terhadap karies
gigi salah satunya faktor morfologi gigi (ukuran dan bentuk gigi). Pit dan fissure pada gigi
5
5
sangat rentan terhadap karies terutama pit dan fissure yang dalam. Gigi yang berjejal dan
struktur permukaan gigi yang abnormal. Kepadatan email, semakin banyak email
mengandung mineral maka kristal email akan semakin padat dan email akan semakin
resisten. Gigi susu lebih mudah terserang karies dibanding gigi tetap (Pintauli dan Taiza
Hamada, 2010).
b. Mikroorganisme
mampu segera membuat asam dari karbohidrat yang dapat diragikan. Kuman-kuman
tersebut dapat tumbuh subur dalam suasana asam dan dapat menempel pada permukaan
gigi karena kemampuan membuat polisakarida ekstra seluler yang sangat lengket dari
kerbohidrat makanan. Akibatnya, bakteri-bakteri terbantu untuk melekat pada gigi serta
saling melekat satu sama lain sehingga plak makin tebal dan menghambat fungsi saliva
dalam menetralkan plak tersebut. Jumlah Sreptococus mutans lebih banyak terdapat pada
seseirang yang mengalami karies aktif (Kidd dan Sally Joyston, 2013).
c. Substrat
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak karena membantu
(Pintauli dan Taiza Hamada, 2010). Dibutuhkan waktu minimum tertentu bagi plak dan
karbohidrat yang menempel pada gigi untuk membentuk asam dan mampu mengakibatkan
demineralisasi email. Dengan demikian, makanan dan minuman yang mengadung gula
akan menurunkan pH plak dengan cepat dan dapat menyebabkan demineralisasi pada gigi.
d. Waktu
6
Adanya kemampuan saliva untuk mengembalikan mineral selama berlangsungnya
yang silih berganti. Oleh karena itu apabila ada saliva di dalam lingkungan gigi, maka
kerusakan tidak dapat terjadi secara cepat, melainkan dalam hitungan bulan atau tahun
Konsep proses terjadinya karies gigi telah mengalami perkembangan. Saat ini disadari
bahwa dalam keadaan normal terjadi pertukaran ion-ion antara permukaan gigi dan lapisan
minuman. Demineralisasi apatit dapat dikembalikan dengan cepat melalui simpanan ion-
ion kalsium dan fosfat yang ada dalam saliva. Meskipun demikian, proses demineralisasi
mineral baik pada email maupun pada dentin dan akhirnya terjadilah karies gigi.
7
Plak yang melekat pada permukaan gigi dan gingiva dan berpotensi cukup besar untuk
menimbulkan penyakit pada jaringan keras gigi. Keadaan ini disebabkan karna plak
mengandung berbagai macam bakteri dengan berbagai macam hasil metabolisme nya.
Bakteri stroptococus dan lactobacilus yang terdapat dalam plak yang melekat pada gigi
akan memetabolisme sisa makanan yang bersifat kariogenik terutama yang berasal dari
jenis karbohidrat yang dapat difermentasi, seperti sukrosa, glukosa, fruktosa dan maltosa.
Gula ini mempunyai molekul yang kecil dan berat sehingga mudah meresap dan di
metabolisme oleh bakteri. Asam yang terbentuk dari metabolisme ini dapat merusak gigi,
juga dipergunakan oleh bakteri untuk mendapat energi. Asam ini akan dipertahankan oleh
plak dipermukaan email dan mengakibatkan turunya pH didalam plak. Plak akan tetap
bersifat asam selama beberapa waktu dan untuk kembali ke pH normal dibutuhkan waktu
30 sampai 60 menit.
Oleh karena itu, jika seseorang sering dan terus menerus mengkonsumsi gula, pH nya
permukaan email yang rentan, yaitu terjadinya pelarutan dari kalsium yang menyebabkan
Resiko karies pada masing-masing individu berbeda beda dikarenakan setiap individu
memiliki keadaan rongga mulut yang berbeda. Penilaian dalam resiko karies juga tidak
hanya dapat dipastikan melalui salah satu faktor penilaian melainkan dapat dikombinasi
dengan pemeriksaan yang lain sehingga dapat memprediksi resiko karies yang akan datang
4. Macam-Macam Karies
8
a. Karies Superfisialis
b. Karies Media
c. Karies Profunda
Karies sudah lebih mengenai lebih dari setengah dentin atau sudah mengenai
1) Karies profunda stadium I. Karies telah melewati setengah dentin, biasanya belum
9
2) Karies profunda stadium II. Masih dijumpai lapisan tipis yang membatasi karies dengan
3) Karies profunda stadium III. Pulpa sudah terbuka dan dijumpai bermacam-macam
Sumber:Pratama, 2013
Indeks adalah ukuran yang dinyatakan dengan angka dari keadaan kelompok terhadap
suatu penyakit gigi untuk mengukur derajat keparahan penyakit mulai dari yang ringan
sampai berat (Pintauli dan Taizo Hamada, 2010). Indeks karies gigi adalah angka yang
menunjukan klinis penyakit karies gigi (Herijulianti, 2002). Indeks Karies atau indeks
DMF-T yang dikeluarkan oleh WHO bertujuan untuk menggambarkan pengalaman karies
seseorang atau dalam suatu populasi. Indeks ini dibedakan atas indeks DMF-T (decay
missing filling teeth) yang digunakan untuk gigi permanen pada orang dewasa dan def-t
(decay extracted filled tooth) yang digunakan untuk gigi susu pada anak-anak (Pintauli,
2010).
a. Indeks DMF-T
Indeks DMF-T adalah angka yang menunjukan kejadian karies pada gigi tetap atau
gigi permanen.
10
D : decay yaitu kerusakan gigi permanen karena karies yang masih dapat ditambal,
tambalan yang memiliki kebocoran (tidak baik lagi) dan gigi yang telah ditambal
sementara.
M : missing yaitu gigi permanen yang hilang atau dicabut akibat karies atau gigi
maksudnya karies dihitung per gigi artinya gigi yang memiliki karies lebih dari satu (
misal, karies pada gigi molar 1 permanen terdapat karies di oklusal dan bukal maka karies
b. Indeks def-t
Indeks def-t adalah angka yang menunjukan kejadian karies gigi susu.
d : decay yaitu kerusakan gigi susu karena karies yang masih dapat ditambal, tambalan
yang memiliki kebocoran (tidak baik lagi) dan gigi yang telah ditambal sementara.
e : extoliasi yaitu gigi susu yang hilang atau dicabut akibat karies atau gigi susu dalam
Ekstoliasi, seharusnya dapat menunjukkan jumlah gigi yang dicabut karena karies. Pada
gigi susu kadang-kadang gigi yang tidak ada disebabkan lepas dengan sendirinya karena
11
Jumlah DMF-T
DMF-T Rata-rata :
Jumlah gigi yang diperiksa
Jumlah def-t
def-t Rata-rata :
Jumlah gigi yang diperiksa
(Herijulianti, 2002).
Kategori Nilai
Sangat Rendah 0,8 - 1,1
Rendah 1,2 - 2,6
Sedang 2,7 - 4,4
Tinggi >4.5
B. Saliva
1. Pengertian Saliva
Saliva atau air ludah merupakan suatu cairan oral yang kompleks yang terdiri atas
campuran sekresi dari kelenjar ludah besar dan kelenjar ludah kecil yang ada pada mukosa
oral. Saliva terdiri dari 99.5% air, dan 0.5% bahan organik dan anorganik (Kidd dan Sally
Joyston, 2013).
Kelenjar saliva mayor terdapat tiga pasang, yaitu kelenjar parotis, submandibular,
sublingual dan beberapa kelenjar saliva minor yang fungsi utamanya memproduksi saliva.
Tiga pasang kelenjar saliva mayor menghasilkan kurang lebih 55% dari total saliva
sedangkan 45% dihasilkan dari kelenjar saliva minor (Kidd dan Sally Joyston, 2013).
12
Gambar 6. kelenjar air ludah
Kelenjar Parotis
Kelenjar
Submandibularis Kelenjar
Sublingualis
Sumber : Kartika , 2013
2. Fungsi Saliva
Saliva mempunyai fungsi yang sangat penting untuk kesehatan rongga mulut. Adapun
a. Membentuk lapisan pelindung pada membran mukosa yang akan bertindak sebagai
b. Membantu membersihkan mulut dari makanan, debris, dan bakteri yang akhirnya akan
kapasitas buffernya. Selain itu, penurunan pH plak akibat asidogenik akan dihambat.
Saliva mengandung bahan organik yaitu kalsium dan fosfat. Saliva membantu
menyediakan mineral yang dibutuhkan oleh email untuk meghambat atau menghindari
pelarutan gigi saat demineralisasi terjadi (Kidd dan Sally Joyston, 2013).
13
Kelenjar saliva menghasilkan saliva atau air ludah yag mengandung enzim yang
mengandung emilase. Enzim ini berfungsi untuk memecah karbohidrat di dalam makanan
agar nantinya lebih mudah lagi dicerna di organ pencernaan yang lebih dalam. Selain itu,
saliva berfungsi untuk menjaga kelembapan gigi dan mulut, membersihkan sisa makanan
yang tertinggal setelah makan, menjaga tingkat keasaman didalam mulut agar tetap rendah,
timbul karena bertambahnya usia, hal ini terjadi sebagai suatu hasil kondisi medis atau
pengobatan. Kurangnya saliva meningkatkan risiko karies . Jika seorang pasien menderita
perawatan yang diakibatkan sedikitnya saliva, jika kemungkinan. Stimulan saliva seperti
permen karet, lilin paraffin, atau pengganti saliva seperti Sialogen atau Cervimenline juga
Tersedia tes saliva di pasaran untuk membantu para praktisi menilai jumlah produksi
dan kapasitas buffering saliva, serta menguji jumlah mikroorganisme yang ada . Hasil
pemeriksaan ini mempengaruhi cara pencegahan yang ditentukan bagi pasien dengan
3. pH Saliva
Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi yang disebabkan oleh aktivitas
jasad renik dalam karbohidrat yang dapat diragikan. Salah satu penyebab karies adalah pH
saliva. pH saliva merupakan derajat keasaman suatu saliva yang digunakan untuk
menggambarkan tingkat keasaman yang dimiliki oleh saliva. Bakteri dalam plak akan
akan turun dalam waktu 1-3 menit sampai pH 4,5-5,0. Kemudian pH akan kembali normal
14
pada pH sekitar 7 dalam 30-60 menit, dan jika penurunan pH ini terjadi secara terus
menerus maka akan menyebabkan demineralisasi pada permukaan gigi (Kidd dan Sally
Joyston, 2013).
Derajat keasaman saliva dalam keadaan normal antara 5,6–7,0 dengan rata-rata pH 6,7.
Beberapa faktor yang menyebabkan terjadinya perubahan pada pH saliva antara lain rata-
rata kecepatan aliran saliva, mikroorganisme rongga mulut, dan kapasitas buffer saliva
(Soesilo, 2015). Derajat keasaman (pH) saliva optimum untuk pertumbuhan bakteri 6,5–
7,5 dan apabila rongga mulut pH-nya rendah antara 4,5–5,5 akan memudahkan
Skala pH berkisar dari 0-14 dalam perbandingan terbalik, dimana jika pH semakin
rendah maka makin banyak asam dalam larutan. Sebaliknya jika makin tinggi pH berarti
Larutan penyangga, larutan dapar atau buffer adalah larutan yang digunakan untuk
mempertahankan nilai pH tertentu agar tidak banyak berubah selama reaksi kimia
berlangsung dan dapat terjadi penetralisasian pH di dalam mulut agar tetap sesuai dengan
kondisi yang dibutuhkan. Sebagai bukti bahwa pentingnya saliva sebagai buffer berasal
dari penelitian pH lesi karies dengan plak gigi. Makin rendah pH saliva, maka karies akan
Kriteria pH Saliva
Basa pH >7
Netral pH 7
Asam pH <7
15
Sumber : Amalia, 2013.
4. Sekresi Saliva
Menurut kamus biologi, sekresi atau secretion adalah proses untuk melepaskan
substansi dilakukan oleh sel tubuh dan kelenjar yang mempunyai fungsi tertentu sedangkan
saliva adalah cairan ludah yang dikeluarkan kelenjar ludah yang mengandung air dan
lendir, bahan orgaik dan anorganik. Jadi, sekresi saliva adalah keluarnya air ludah dari
kelenjar ludah yang mempunyai fungsi tertentu. Sekresi saliva berbeda-beda pada setiap
orang. Beberapa faktor yang dapat memepengaruhi sekresi saliva dengan merangsang
kelenjar saliva antara lain faktor mekanis yaitu dengan mengunyah makanan dan faktor
Pada individu yang sehat, gigi geligi secara terus menerus terendam dalam saliva
(resting saliva) sampai sebanyak 0,5 ml yang akan membantu melindungi gigi lidah,
membran mukosa, dan orofaring (Kidd dan Sally Joyston, 2012). Selama 24 jam air ludah
yang dikeluarkan sebanyak 0,5-1,5 liter, yang diproduksi oleh kelenjar parotis sebanyak
26%, kelenjar submandibularis 40%, kelenjar sublingualis 29% dan kelenjar-kelenjar kecil
Kecepatan sekresi saliva menunjukkan variasi harian dan musiman. Puncak kecepatan
sekresi umumnya terjadi pada tengah hari dan produksi saliva minimal terjadi waktu tidur.
Di negara dengan empat musim, sekresi pada musim semi lebih besar daripada musim
gugur. Pada keadaan normal umumnya kecepatan sekresi berkisar antara 0,3 ml/menit
Setelah dihitung maka diberikan skor menurut Bratthall, dkk dengan kriteria sebagai
berikut:
16
Tabel 3. Kriteria Sekresi Saliva
Secara umum, sekresi saliva dapat menurunkan akumulasi plak pada permukaan gigi,
sekresi saliva dapat menaikan tingkat pembersihan permukaan gigi dan karbohidrat dalam
rongga mulut sehingga plak tidak mudah terbentuk. Akan tetapi, saliva juga dapat
bertahan dalam waktu lama dan menghasilkan plak. Plak yang tidak dibersihkan akan
menjadi turun hingga pH kritis yaitu 5,5. Hal ini mengakibatkan proses demineraliasi
terjadi dan apabila terjadi secara terus menerus maka akan terjadi karies (Pintauli dan
Semakin sedikit jumlah saliva yang keluar maka akumulasi plak akan semakin banyak
turun. Karena sekresi saliva kurang maka peran saliva sebagai remineralisasi secara alami
akan menyebabkan gigi berlubang. Hal ini sejalan dengan Tarigan tahun 2012 yang
17
mengatakan bahwa pasien dengan sekresi air ludah sedikit atau tidak ada sama sekali
a. Stimulasi
Faktor yang berperan sangat penting dalam mempengaruhi sekresi saliva adalah
stimulasi yang diberikan. Tiga macam stimulasi yang dapat dapat diberikan untuk
merangsang pengeluaran saliva adalah stimulasi ekstra oral dengan cara mencium,
Jenis kelamin dapat mempengaruhi saliva dan telah dibuktikan oleh banyak peneliti
bahwa anak laki-laki memiliki produksi saliva lebih tinggi dibandingkan anak perempuan.
Hal ini dapat terjadi karena pengaruh ukuran kelejar saliva wanita yang lebih kecil
dibandingkan laki-laki. Aliran saliva pada anak-anak meningkat sampai anak berusia 10
tahun, namun setelah dewasa hanya terjadi peningkatan yang sedikit (Pintauli, Taizo
Hamada, 2010).
c. Status Emosi
Seseorang yang mengalami stress akan menghasilkan saliva yang jauh lebih sedikit
dibandingkan seseorang yang dalam keadaan rileks. Sehingga bila ingin melakukan test
sebaiknya pasien harus dalam keadaan rileks paling sedikit minimal 5 menit sebelum
a. Obat-Obatan
Banyak sekali obat yang mempengaruhi kecepatan pengeluaran dan komposisi saliva.
Ada beberapa daftar kelompok obat-obatan yang bisa menurunkan produksi saliva. Jika
18
salah satu dari obat-obatan tersebut digunakan untuk lebih dari satu minggu, maka harus
b. Penyakit
Inflamasi kelenjar liur yang akut dan kronik, tumor ganas maupun jinak, dapat
gigi. Pada dasarnya yang dipengaruhi adalah kelenjar air mata dan kelenjar liur, kelenjar-
c. Umur
Banyak orang beranggapan bahwa penurunan produksi saliva merupakan akibat proses
menua yang tidak dapat dihindari. Akan tetapi penyelidikan terahir menunjukan bahwa
produksi kelenjar parotis tidak menurunkan cairan pada individu yang beranjak tua namun
sehat dan sedang tidak memium obat. Dengan demikian, menuanya seseorang tidak berarti
apa-apa dibandingkan dengan penurunan produksi saliva yang disebabkan oleh penyakit
Nilai kegunaan saliva biasanya baru dirasakan bila produksinya sudah berkurang.
Mukosa oral, tanpa daya proteksi akan mudah luka dan terkena infeksi. Jika produksi
saliva berkurang, makanan yang membutuhkan penguyahan banyak akan sukar dilakukan
walaupun mengunyah akan merangsang produksi saliva tetapi jumlah saliva yang keluar
tidak senormal biasanya. Kemampuan berbicara juga akan menurun, serta akumulasi plak
akan meningkat sehingga jumlah bakteri akan semakin banyak dan kurangnya saliva akan
menyebabkan remineralisasi sulit terjadi sehingga menyebabkan karies (Kidd dan Sally
Joyston, 2013).
19
BAB III
A. Kerangka Teori
Proteksi
Normal
Fungsi Barier
Akumulasi plak
Rendah Self bertambah
Sekresi Cleansing
Sangat
Saliva
Rendah Mencerna
Makanan
Xerostomia
Mempertah
ankan
Integritas
Gigi
pH Plak
jadi Kritis
Penghambat
Basa penurunan
Fungsi pH plak Tidak Berfungsi
Netral dengan baik
Menigkatkan
PH kecepatan
Asam
Saliva sekresi
saliva
Mengatur pH
Demineralisasi
rongga mulut
Buffer Remineralisasi
20
B. Definisi Operasional
Variabel Skala
No Definisi Operasional Alat Ukur Cara Ukur Hasil Ukur
Penelitian Ukur
Dependen
1 Karies Karies merupakan suatu DMF-T dan Observasi Ordinal Sangat rendah
penyakit jaringan keras def-t dan 0,0-0,1)
gigi yaitu email, dentin, pemeriksaan Rendah
dan sementum yang (1,2-2,6)
disebabkan oleh
aktifitas suatu jasad Sedang
renik terhadap suatu (2,7-4,4)
karbohidrat yang dapat
diragikan. Tandanya Tinggi (>4,4)
adalah adanya
demineralisasi jaringan WHO, 2013
keras gigi yang
kemudian di ikuti oleh
kerusakan bahan
organiknya.
Independe
n
2. Sekresi Banyaknya saliva yang Skor Observasi Ordinal Normal
Saliva dihasilkan dalam mulut Bratthal (>1,1 ml/menit)
seseorang (dengan Rendah
kriteria (0,9 – 1,1
sekresi ml/menit)
saliva) Sangat rendah
(0,5 - 0,8
ml/menit)
Xerostomia
(<0,5 ml/menit)
Bratthal,dkk.
2004
21
3. pH Saliva Derajat keasaman air Skor pH Observasi Ordinal Basa ( pH >7)
ludah yang digunakan saliva Netral (pH 7)
untuk menggambarkan menurut Asam (pH <7)
tingkat keasaman dan Amalia.
kebasaan yang dimiliki Amalia,2013.
sesorang
22
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode survey deskriptif yaitu suatu penelitian yang
bertujuan untuk melihat gambaran atau deskripsi yang terjadi pada populasi tertentu secara
1. Waktu Penelitian
2. Tempat
Penelitian akan dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang terletak tegal
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang diteliti (Sabri, 2014).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh anak-anak di Sekolah Dasar Negeri 228
2. Sampel
Sampel adalah mengambil sebagian dari populasi yang akan dinilai dan diukur (Azwar,
2014). Dalam penelitian ini adalah anak-anak kelas II sampai V dengan jumlah 173 orang.
23
23
D. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik yang digunakan untuk pengambilan sampel adalah teknik purposive sampling
yang didasarkan pada suatu pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri
berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya (Notoadmojo,
2012).
1. Alat
1) Lembaran pemeriksaan
3) Pot kecil
5) Ember Sputum
6) Gelas Kumur
4) pH reading chart
2) Senter
24
3) Masker
4) Handscoen
5) Nier bekken
2. Bahan
a. Alkohol 70%
b. Air putih
c. Catton Pelet
d. Tissue
F. Prosedur Kerja
1. Persiapan Penelitian :
G. Cara kerja
2) Setelah responden hadir dan duduk dikelasnya, peneliti mengisi indentitas responden
dan membagikan 1 buah tabung kecil yang sudah ditulis nama masing-masing
25
3) Peneliti menjelaskan prosedur yang harus dilakukan oleh responden. Kemudian
sesegera mungkin mengeluarkan sekret salivanya dan dimasukkan kedalam pot kecil
yang telah disiapkan selama 3 menit, bila perlu beri tissue didekat responden.
4) Setelah selesai, sekret saliva dikumpulkan dan sesegera mungkin diukur dengan
Setelah dihitung maka diberikan skor menurut Bratthall, dkk dengan kriteria sebagai
berikut :
26
5) Jika penelitian sudah dilakukan, kumpulkan saliva kedalam satu ember besar lalu
b. Pengukuran pH Saliva:
2) Masukkan pH paper stick kedalam tabung saliva dan diamkan sampai berubah warna.
27
Sumber : Setyawati, 2007
Kriteria pH Saliva
Basa pH >7
Netral pH 7
Asam pH <7
c. Pemeriksaan karies
akan dilakukan.
3) Peneliti mulai memeriksa responden dengan dimulai dari rahang bawah kiri ke kanan
G. Analisa Data
Analisa pada penelitian ini adalah analisa univariate dan bivariate yang dilakukan
terhadap variable dari hasil penelitian. Pada umumnya dalam analisa ini hanya
menghasilkan distribusi frekuensi dan persentase dari setiap variabel (Notoatmodjo, 2012)
28
BAB V
A. Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada anak Sekolah Dasar
Negeri 228 Palembang pada bulan Maret 2017 tentang gambaran karies gigi dilihat dari
sekresi saliva dan pH saliva dengan jumlah siswa sebanyak 173 orang yaitu sebagai
berikut:
Tabel 4. Distribusi Rata-rata DMF-T dan def-t pada anak Sekolah Dasar Negeri
228 Palembang tahun 2017
Dari tabel 6 menunjukkan bahwa Skor DMF-T pada anak Sekolah Dasar Negeri
228 Palembang Tahun 2017 dengan (0,8) kriteria sangat rendah dimana setiap siswa
memiliki karies gigi sebanyak 0 sampai 1 gigi. Sedangkan untuk skor def-t (8,4) dengan
kriteria tinggi dimana setiap siswa memiliki karies gigi sebanyak 8 sampai 9 gigi.
Tabel 5. Distribusi frekuensi pH saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
Palembang tahun 2017
Kriteria pH saliva
N
Basa % Netral % Asam %
173 42 24,3% 61 35,3% 70 40,5%
Sumber : data primer 2017
29
29
Tabel 5 menunjukkan bahwa pH saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228
Palembang tahun 2017 dengan kriteria Basa sebesar 24,3%, Netral sebesar 35,3%, Asam
sebesar 40,5%. Artinya, karies terjadi akibat pH saliva anak dominan asam.
Tabel 6. Distribusi frekuensi sekresi saliva saliva pada anak Sekolah Dasar
Negeri 228 Palembang tahun 2017
Tabel 6 menunjukkan bahwa anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017
memiliki kriteria sekresi saliva Normal sebesar 6,2%, Rendah sebesar 15,6%, Sangat
rendah sebesar 79,2%, Xerostomia sebesar 0,0%. Artinya, semakin rendah sekresi saliva
maka karies akan semakin tinggi. Hal ini disebabkan karena semakin sedikit jumlah saliva
Tabel 7. Distribusi gambaran karies ditinjau dari pH saliva pada anak Sekolah Dasar
Negeri 228 Palembang tahun 2017
Kriteria pH
N D M F DMF-T π d e f def-t π
Saliva
Basa 42 29 7 0 36 0,9 192 96 0 288 6,9
Netral 61 57 2 0 59 1,0 305 240 0 545 8,9
Asam 70 45 1 0 46 0,7 481 132 0 613 8,8
Table 7 menunjukan bahwa pada siswa di SD Negeri 228 Palembang tahun 2017
karies berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa memiliki rata-rata DMF-T 0,9 artinya
setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies, sedangkan rata-rata def-t yaitu 6,9
artinya setiap anak memiliki 6 atau 7 gigi susu yang karies. Berdasarkan kriteria netral
30
rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak memiliki 1 gigi tetap yang karies, sedangkan
rata-rata def-t yaitu 8,9 artinya setiap anak memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies. Untuk
kategori pH saliva Asam rata-rata DMF-T yaitu 0,7 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1
gigi tetap yang karies, sedangkan rata-rata deft yaitu 8,8 artinya setiap anak memiliki 8
Tabel 8. Distribusi gambaran karies ditinjau dari sekresi saliva pada anak Sekolah
Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017
Kriteria pH
N D M F DMF-T π d e f def-t π
Saliva
Normal 11 3 0 0 3 0,2 45 17 0 62 5,6
Rendah 27 13 0 0 13 0,5 164 54 0 218 8,0
Sangat Rendah 135 115 10 0 125 1,0 769 397 0 1166 8,6
Xerostomia 0 0 0 0 0 0,0 0 0 0 0 0,0
Table 8 menunjukan bahwa pada siswa di SD Negeri 228 Palembang tahun 2017
karies berdasarkan Sekresi Saliva dengan kriteria Normal memiliki rata-rata DMF-T 0,2
artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies, sedangkan rata-rata def-t yaitu
5,6 artinya setiap anak memiliki 5 atau 6 gigi susu yang karies. Kriteria Rendah rata-rata
DMF-T yaitu 0,5 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies, sedangkan
rata-rata def-t yaitu 8,0 artinya setiap anak memiliki 8 gigi susu yang karies. Kriteria
Sangat Rendah rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak memiliki 1 gigi susu yang
karies, sedangkan rata-rata def-t yaitu 8,6 artinya setiap anak memiliki 8 atau 9 gigi susu
yang karies. Kriteria Xerostomia memiliki rata-rata DMF-T dan def-t yang sama yaitu 0,0
B. Pembahasan
Hasil penelitian di Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017 didapatkan
hasil bahwa Rata – rata 0,8 termasuk kedalam kriteria sangat rendah. Dari hasil
31
penelitian ini dapat dilihat bahwa rata – rata karies gigi pada siswa yaitu sebanyak 0
sampai 1 gigi. Sedangkan untuk skor def-t yaitu sebanyak 1446 gigi dengan rata – rata
8,4 termasuk kedalam kriteria tinggi dimana setiap siswa memiliki karies gigi sebanyak
8 sampai 9 gigi.
Berdasarkan hasil survei yang telah kami lakukan dapat dilihat rendahnya DMF-T
hal ini disebabkan karena gigi tetap belum lama tumbuh didalam mulut sehingga belum
sering berkontak dengan makanan yang manis dan lengket sehingga belum rentan
terkena karies. Sedangkan def-t kriteria tinggi karena masa peralihan gigi susu ke gigi
tetap atau periode gigi bercampur, sehingga gigi susu lebih rentan terkena karies
dibandingkan gigi permanen serta faktor kebiasaan makan makanan yang manis dan
lengket masih tinggi yang dapat mengakibatkan terjadinya karies gigi, serta kurangnya
makan makanan yang berserat dan mengandung air dimana makanan tersebut dapat
menyehatkan gigi dan mulut (Pintaulli dan Hamada, 2010). Selain itu hal ini
disebabkan karena gigi susu memiliki lapisan email lebih tipis dan ruang pulpa lebih
besar sehingga lebih mudah berlubang. Saat dilakukan pemeriksaan, terdapat beberapa
anak mengalami karies pada seluruh gigi susunya sedangkan pada gigi tetap hanya
Pada gigi tetap memiliki nilai Decay (D) lebih besar dibandingkan dengan nilai
Missing (M) dan Filling (F), begitu juga dengan gigi susu memiliki nilai decay (d)
lebih besar dibandingkan dengan nilai extoliasi (e) dan filling (f), gigi yang rusak
pendidikan mengenai pentingnya cara menjaga kesehatan gigi dan mulut sedangkan
orang tua tidak memiliki kesadaran akan pentingnya fungsi gigi anak. Hal ini
didukung juga oleh RISKESDAS tahun 2007 yang bahwa Provinsi Sumatra Selatan
32
pH saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang dengan kriteria
Basa sebesar 24,3%, Netral 35,3%, Asam 40,5%. Hal ini disebabkan karena sebagian
pengambilan sample dilakukan selama 1-3 menit saat setelah sarapan, hal itulah yang
menyebabkan tidak terjadi perbedaan angka yang signifikan andara anak dengan
kategori pH saliva Asam dan dengan Kriteria Netral. Hal ini didukung oleh Soesilo
(sukrosa) dan menghasilkan asam, sehingga menyebabkan pH plak akan turun dalam
waktu 1-3 menit sampai pH 4,5-5,0. Kemudian pH plak akan kembali normal pada pH
7 dalam waktu 30-60 menit. Biasanya anak-anak sarapan 30-60 menit sebelum pergi
kesekolah sehingga pada saat pengambilan pH saliva (pukul 08.00 WIB) pH saliva
dalam keadaan normal. Serta didukung oleh Sambow (2014) Makin rendah pH saliva,
Sekresi Saliva Normal sebesar 6,2%, Rendah 15,6%, Sangat Rendah 79,2%,
Xerostomia 0,0%. Hal ini terjadi karena keadaan emosi anak seperti stress dan rasa
takut saat dilakukan pengambilan sampel karena baru pertama kali dilakukan
penelitian di Sekolah mereka sehingga mempegaruhi sekresi yang keluar. Hal ini
didukung oleh teori Hartono (2013) yang mengatakan bahwa Seseorang yang
mengalami stress akan menghasilkan saliva yang jauh lebih sedikit dibandingkan
seseorang yang dalam keadaan rileks. Selain itu sebanyak 86,5% anak mengalami
kekeringan mulut sehingga berpotensi lebih tinggi mengalami karies dibanding anak
yang mengalami sekresi saliva normal. Hal ini didukung juga oleh teori Tarigan
(2012) yang mengatakan bahwa sekresi air ludah sedikit atau tidak ada sama sekali
33
Gambaran karies berdasarkan pH Saliva dengan kriteria Basa memiliki rata-
rata DMF-T 0,9 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies,
sedangkan rata-rata def-t yaitu 6,9 artinya setiap anak memiliki 6 atau 7 gigi susu yang
karies. Berdasarkan kriteria netral rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak
memiliki 1 gigi tetap yang karies, sedangkan rata-rata def-t yaitu 8,9 artinya setiap
anak memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies. Untuk kategori pH saliva Asam rata-rata
DMF-T yaitu 0,7 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies,
sedangkan rata-rata def-t yaitu 8,8 artinya setiap anak memiliki 8 atau 9 gigi susu
yang karies. Data diatas menunjukkan bahwa semakin tinggi pH saliva maka angka
kejadian karies akan semakin tinggi, pada pH saliva basa maupun Normal karies gigi
tetap terjadi. Artinya, selain oleh pH saliva karies dapat dipengaruhi oleh faktor
lainnya. Data diatas tidak sejalan dengan Rizki (2013) yang mengatakan bahwa
lama. Semakin lama pH saliva dalam kondisi rendah dapat meningkatkan terjadinya
gigi dan mulut, pola makan, asupan fluor dan penyakit umum. Hal ini didukung oleh
Senawa, dkk (2015) yang mengatakan bahwa resiko karies pada masing-masing
individu berbeda beda dikarenakan setiap individu memiliki keadaan rongga mulut
yang berbeda. Penilaian karies juga tidak dapat dipastikan melalui salah satu faktor
penilaian melainkan dapat dikombinasi dengan pemeriksaan yang lain sehingga dapat
Gambaran ekresi Saliva dengan kriteria Normal memiliki rata-rata DMF-T 0,2
artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies, sedangkan rata-rata def-t
yaitu 5,6 artinya setiap anak memiliki 5 atau 6 gigi susu yang karies. Kriteria Rendah
34
rata-rata DMF-T yaitu 0,5 artinya setiap anak memiliki 0 atau 1 gigi tetap yang karies,
sedangkan rata-rata def-t yaitu 8,0 artinya setiap anak memiliki 8 gigi susu yang
karies. Kriteria Sangat Rendah rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak memiliki
1 gigi susu yang karies, sedangkan rata-rata def-t yaitu 8,6 artinya setiap anak
memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies. Kriteria Xerostomia memiliki rata-rata DMF-
Tdan def-t yang sama yaitu 0,0 artinya setiap anak memiliki 0 gigi yang karies. Jumlah
saliva yang semakin rendah menyebabkan kemampuan saliva untuk melindungi gigi
semakin berkurang, terutama pada gigi susu karena gigi susu memiliki lapisan email
yang tipis dan rongga pulpa yang besar ditambah dengan rendahnya sekresi saliva
yang mengakibatkan akumulasi plak akan bertambah karena tidak adanya peran saliva
Hal ini didukung oleh teori Pintauli dan Taizo Hamada (2010) yang
lama dan menghasilkan plak. Plak yang tidak dibersihkan akan berakumulasi dengan
bakteri asidogenik dalam mulut yang mengakibatkan pH saliva menjadi turun hingga
pH keritis yaitu 5,5. Hal ini mengakibatkan proses demineraliasi terjadi dan apabila
terjadi secara terus menerus maka akan terjadi karies. Sejalan dengan hasil penelitian
Senewa, dkk (2015) mengatakan bahwa aliran saliva yang meningkat menyebabkan
resiko karies rendah, sebaliknya aliran saliva lambat menyebabkan resiko karies tinggi
karena menurunkan kapasitas buffer saliva yang dapat menurunkan pH saliva sehingga
35
BAB VI
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan pada Bulan Maret mengenai
gambaran karies gigi ditinjau dari pH Saliva dan Sekresi Saliva pada anak Sekolah
Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017 maka didapat kesimpulan sebagai berikut :
1. Rata - rata DMF-T 0,8 (sangat rendah) dimana setiap siswa memiliki karies gigi
sebanyak 0 sampai 1 gigi. Sedangkan untuk skor def-t rata- rata 8,4 (tinggi)
2. Frekuensi pH saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017
3. Frekuensi sekresi saliva pada anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun
2017 dengan kriteria Normal sebesar 6,2%, Rendah 15,6%, Sedang 79,2%,
Xerostomia 0,0%.
berjumlah 70 anak dengan rata-rata DMF-T yaitu 0,7 artinya setiap anak memiliki
0 atau 1 gigi tetap yang karies, rata-rata def-t yaitu 8,8 artinya setiap anak
memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies maka semakin asam pH Saliva angka
5. Gambaran karies berdasarkan Sekresi Saliva yaitu anak dengan Kriteria sangat
rendah berjumlah 135 anak rata-rata DMF-T yaitu 1,0 artinya setiap anak
memiliki 1 gigi tetap yang karies, rata-rata deft yaitu 8,6 artinya setiap anak
memiliki 8 atau 9 gigi susu yang karies maka semakin rendah sekresi Saliva
36
angka kejadian karies akan semakin tinggi.
36
B. Saran
berikut:
keterampilan menjaga kesehatan gigi dan mulut pada anak Sekolah Dasar
Negeri 228 Palembang agar mereka mampu memelihara kesehatan gigi dan
mulutnya.
terutama tentang karies gigi kepada anak Sekolah Dasar Negeri 228
Palembang.
3. Orang tua diharapkan lebih aktif dan membantu anak menjaga kebersihan
37
DAFTAR PUSTAKA
Amalia, Resty. 2013. Gambaran status pH dan volume saliva pada pengguna kontrasepsi
hormonal di kecamatan mappakasunggu kabupaten takalar. Universitas Hasanuddin
Fakultas Kedokteran Gigi: Makassar
Azwar, Azrul dan Joedo Prihartono. 2014. Metodologi Penelitian Kedokteran dan
Kesehatan Masyarakat. Pamulung:Binapura Aksara Publisher.
Bratthal, D., dan Petersson, H.G., JR Stjernsward. 2004. Cariogram Manual Internet
Version 2004. Sweden.
Depkes RI, 2007, Riskesdas Laporan Nasional 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Depkes RI.
Hartono, Ronald. 2013. Jurnal Kesehatan Gigi Pengaruh Komposisi Pasta Gigi Detergen
dan Non Detergen Terhadap Penurunan Keluhan Pada lansia Penderita Xerostomia.
Vpl.1 No.3, Makasar
Kemenkes, 2007, Riset Kesehatan Dasar 2007, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kemenkes RI
Kemenkes, 2013, Riset Kesehatan Dasar 2013, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kemenkes RI.
Kidd, Edwina dan Joyston-Bechal, Sally. 2013. Dasar-Dasar Karies Penyakit dan
Penanggulangan. Jakarta : EGC.
Pintauli, S dan Hamada, T., 2010, Menuju Gigi dan Mulut Sehat (Pencegahan dan
Pemeliharaan), USU Press, Medan Indonesia.
Putri, Megananda Hiranya, dkk. 2013. Ilmu Pencegahan Penyakit jaringan Keras dan
Jaringan Pendukung Gigi. Jakarta: EGC
Rahmawati, Anis. 2013. Pengaruh Pemberian Permen Karet yang Mengandung Xylotol
Terhadap Penurunan Keluhan Xerestomia Pada Pasien Radioterapi Kepala dan
Leher : Fakultas Kedokteran Diponegoro, Semarang.
ix
Ramadhan, Gilang .Ardyan. 2010. Serba Serbi Kesehatan Gigi dan Mulut : Penerbit
Bukune, Jakarta, Indonesia.
Rizki, A., 2013, Pengaruh Pemberian Permen Karet yang Mengandung Xylitol Terhadap
Penurunan Keluhan pada Lansia Penderita Xerostomia, Universitas Dipenogoro,
Semarang.
Sabri, Luknis dan Sutanto Priyo Hastono. 2014. Statistik Kesehatan. Jakarta: Rajawali Pers
Senawa, dkk. 2015. Jurnal Penilaian Resiko Karies Melalui Pemeriksaan Aliran dan
Kekentalan Saliva pada Pengguna Kontrasepsi Suntik di Kel. Banjer. Diakses pada
tanggal 03 januari 2017.
Soesilo, dkk. 2012. Jurnal “Peranan Sarbitol dalam Mempertahankan Kestabilan pH Saliva
pada Proses Pencegahan Karies” diakses tanggal 05 januari 2017
Sundoro, E.H., 2005, Serba – Serbi Ilmu Konservasi Gigi, UI Press, Jakarta.
Vesthi Nifarea Anlila, dkk. 2015. Hubungan kadar urea saliva terhadap derajad keasaman
(pH) saliva pada anak usia 12-15 tahun. Program pendidikan dokter gigi Unissula
Malang.
x
xi
Lampiran 1
Riwayat Pendidikan
1. SD Negeri Sidorahayu Palakat Tinggi : 2002-2008
2. SMP Negeri 1 Sekayu : 2008-2011
3. SMA Negeri 2 Unggul Sekayu : 2011-2014
4. Politeknik Kesehatan Palembang : 2014-Sekarang
Jurusan Keperawatan Gigi
1
Lampiran 2
Perihal : Lembar Pengesahan Judul KTI
JUDUL
GAMBARAN KARIES GIGI DITINJAU DARI pH SALIVA DAN SEKRESI SALIVA
PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 228 PALEMBANG
TAHUN 2017
Sebagai Salah Satu Syarat dalam Menyelesaikan Perkuliahan pada Semester Ganjil 2016.
2
Lampiran 3
Dengan hormat,
Saya yang bertandatangan dibawah ini :
Nama : Saskia Kurniariandasari
NIM : PO.71.25.0.14.023
Semester : V (Lima)
Tahun Ajaran : 2016/2017
Dengan ini bermaksud mengajukan judul kepada pembimbing sebagai salah satu syarat
dalam menyelesaikan perkuliahan pada Semester Ganjil 2016.
Adapun judul yang saya ajukan adalah sebagai berikut :
“GAMBARAN KARIES GIGI DITINJAU DARI pH SALIVA DAN SEKRESI SALIVA
PADA ANAK SEKOLAH DASAR NEGERI 228 PALEMBANG TAHUN 2017”
Mengetahui
Koordinator akademik
3
Lampiran 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
Jalan Darmapala Taman Siguntang,
Palembang 30139 Telp.0711-440142
JADWAL KONSULTASI DAN BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
TANDA
NO TANGGAL TOPIK BIMBINGAN KTI SARAN PEMBIMBING
TANGAN
Mengetahui
Koordinator Akademik Pembimbing I
4
Lampiran 4
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
Jalan Darmapala Taman Siguntang,
Palembang 30139 Telp.0711-440142
JADWAL KONSULTASI DAN BIMBINGAN KARYA TULIS ILMIAH
MAHASISWA POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
SARAN TANDA
NO TANGGAL TOPIK BIMBINGAN KTI
PEMBIMBING TANGAN
Mengetahui
Koordinator Akademik Pembimbing II
5
Lampiran 5
KEMENTERIAN KESEHATAN RI
POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
Jalan Darmapala Taman Siguntang,
Palembang 30139 Telp.0711-440142
FORMULIR PERBAIKAN
KARYA TULIS ILMIAH
Peserta Ujian Karya Tulis Ilmiah kelas Reguler pada Jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Palembang Tahun Akademik 2016-2017.
Dinyatakan telah menyelesaikan perbaikan Karya Tulis Ilmiah yang disetujui oleh :
6
Lampiran 6
7
Lampiran 6
8
Lampiran 6
9
Lampiran 6
10
Lampiran 7
Nama :
Kelas :
Alamat :
Volume Saliva : ml/3menit
: ml/menit
11
Lampiran 7
Nama :
Kelas :
Alamat :
pH Saliva :
Kriteria pH Saliva
Basa pH >7
Netral pH 7
Asam pH <7
PH READING CHARD
12
Lampiran 7
LEMBAR PEMERIKSAAN DMF-T DAN def-t
Nama :
Kelas :
Alamat :
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
D
M
F
DMF-T Rata-rata : =
Jumlah def-t
def-t Rata-rata : = =
Jumlah gigi yang diperiksa
13
Lampiran 7
Tabulasi Data Resiko Karies Pada Anak Sekolah Dasar Negeri 228 Palembang tahun 2017
14
Lampiran 7
27 AURAH PUTRI √ IIB 4 0 0 4 1 7 0 8 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
28 BAGUS SYAHREZA √ IIB 1 0 0 1 2 1 0 3 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
29 BATRISYIA NAYLI √ IIB 2 0 0 2 8 2 0 10 6 Asam 0,7 Sangat Rendah
30 IQBAL FAKULLA SUBAGYO √ IIB 0 0 0 0 5 0 0 5 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
31 MUHAMMAD AL-SAFIN ESMIRHAN √ IIB 1 0 0 1 5 0 0 5 6 Asam 0,9 Rendah
32 M. MARWANSYA PUTRA √ IIB 4 0 0 4 2 0 0 2 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
33 MUHAMMAD FADLI √ IIB 1 0 0 1 5 1 0 6 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
34 MUNADIL HAQ √ IIB 2 0 0 2 9 0 0 9 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
35 PUTRI BASYLIA TILA √ IIB 0 0 0 0 2 3 0 5 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
36 RAJA BINTANG VALENSI √ IIB 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Netral 0,9 Rendah
37 RINDU IZZATUN NABILA √ IIB 3 0 0 3 2 1 0 3 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
38 SALSA AULIA √ IIB 3 0 0 3 12 0 0 12 7 Netral 0,9 Rendah
39 SHIREN AMANDA PRATIWI √ IIB 0 0 0 0 7 1 0 8 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
40 TRIKO ANDIKA SAPUTRA √ IIB 0 0 0 0 5 0 0 5 8 Basa 0,6 Sangat Rendah
41 WIWIK SYAFAQOH FITHRIYYAH √ IIB 0 0 0 0 3 0 0 3 8 Basa 0,9 Rendah
42 AHMAD MAULANA ATHARI √ IIB 0 0 0 0 3 1 0 4 7 Netral 1,1 Rendah
43 ARIEF SUGINOTO √ IIB 1 0 0 1 6 1 0 7 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
44 FATAN FADILAH √ IIB 0 0 0 0 2 0 0 2 8 Basa 0,8 Sangat Rendah
45 MAWAR PUTRI LESTARI √ IIB 0 0 0 0 1 1 0 2 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
46 ST. AGUSTINA ROMADHAN √ IIB 0 0 0 0 15 0 0 15 7 Netral 1,1 Rendah
47 SHAFITRI √ IIB 0 0 0 0 8 0 0 8 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
48 FAREL RAMADHAN √ IIIA 0 0 0 0 11 3 0 14 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
49 SAMMAN AL-FATIH √ IIIA 1 0 0 1 10 2 0 12 7 Netral 1,1 Rendah
50 UMI KALSUM √ IIIA 0 0 0 0 4 1 0 5 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
51 AKBAR MAULANA √ IIIA 0 0 0 0 9 0 0 9 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
52 NABILA APRILIA √ IIIA 1 0 0 1 12 0 0 12 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
53 FAJAR ARIFIN √ IIIA 0 0 0 0 10 0 0 10 6 Asam 0,7 Sangat Rendah
54 HAFIZ √ IIIA 2 0 0 2 7 1 0 8 6 Asam 1,7 Normal
55 MELANISA √ IIIA 0 0 0 0 8 0 0 8 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
56 SRI AYU √ IIIA 0 0 0 0 2 0 0 2 6 Asam 0,9 Rendah
15
Lampiran 7
57 SITI ANISA KHUMAIRAH √ IIIA 0 0 0 0 5 0 0 5 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
58 AISYAH SINTIA BAHRI √ IIIA 0 0 0 0 10 0 0 10 5 Asam 1,1 rendah
59 REZKI SEPTA PUTRA √ IIIA 0 0 0 0 6 0 0 6 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
60 M. RAFI √ IIIA 0 0 0 0 4 0 0 4 6 Asam 3,3 Normal
61 VELIA SALSABILA √ IIIA 1 0 0 1 5 2 0 7 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
62 JIHAN DELIYA SALSABILA √ IIIA 0 0 0 0 7 0 0 7 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
63 MUHAMMAD DENIS √ IIIA 0 0 0 0 9 0 0 9 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
64 M. RIDHO SURYANA √ IIIA 0 0 0 0 11 0 0 11 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
65 M. APRIADI WINATA √ IIIA 2 0 0 2 12 1 0 13 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
66 M. YUKI ARIANSYAH √ IIIA 0 0 0 0 6 1 0 7 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
67 DERRI DWI RAMADHAN √ IIIA 0 0 0 0 4 2 0 6 6 Asam 1,1 rendah
68 JESSYCA NAURA GIANI √ IIIA 0 0 0 0 6 2 0 8 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
69 TATA ALISTA AULIA √ IIIA 0 0 0 0 4 2 0 6 6 Asam 1,1 rendah
70 DESI RATNA SARI √ IIIB 0 0 0 0 5 0 0 5 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
71 GUSTI FERNANDO √ IIIB 0 0 0 0 11 0 0 11 6 Asam 0,5 sangat Rendah
72 M. RIO FEBRIAN √ IIIB 2 0 0 2 2 0 0 2 7 Netral 1,0 Rendah
73 PUTRI RAMADANI √ IIIB 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 1,0 Rendah
74 REPANDO SAPUTRA √ IIIB 2 0 0 2 10 0 0 10 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
75 DAMAR SAPUTRA √ IIIB 0 0 0 0 8 0 0 8 5 Asam 1,1 rendah
76 BELA KARUNIA KASIH √ IIIB 0 0 0 0 2 0 0 2 8 Basa 1,1 rendah
77 ZASKIA BUNGA CITRA √ IIIB 1 0 0 1 3 0 0 3 7 Netral 0,8 Sangat Rendah
78 SONIA √ IIIB 1 0 0 1 12 0 0 12 6 Asam 1,1 rendah
79 NURUL AISYAH √ IIIB 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Netral 1,1 rendah
80 M. IKLI ZAINAL √ IIIB 0 0 0 0 10 0 0 10 8 Basa 0,5 sangat Rendah
81 BAGUS PANGESTU √ IIIB 1 0 0 1 4 0 0 4 6 Asam 1,0 Rendah
82 SHAPUTRI CAHAYA A. √ IIIB 0 0 0 0 2 1 0 3 7 Netral 1,1 Rendah
83 NOPITA SARI √ IIIB 1 0 0 1 6 0 0 6 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
84 RANI √ IIIB 2 0 0 2 11 0 0 11 7 Netral 1,1 rendah
85 RANA √ IIIB 3 0 0 3 5 0 0 5 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
86 HANIFAH PUTRI MAHIRA √ IIIB 0 0 0 0 10 0 0 10 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
16
Lampiran 7
87 PERI WAHYUDI √ IIIB 0 0 0 0 7 0 0 7 6 Asam 0,9 Rendah
88 MUH. RAFI RAMADHAN √ IIIB 0 0 0 0 2 1 0 3 9 Basa 0,5 Sangat Rendah
89 AHMAD AWALUDDIN ANDRIANSYAH √ IIIB 1 0 0 1 13 0 0 13 5 Asam 0,5 sangat Rendah
90 M. FIKRI √ IIIB 0 0 0 0 3 4 0 7 6 Asam 1,0 Rendah
91 KARLA RIZKY R. √ IIIB 0 0 0 0 9 0 0 9 6 Asam 0,7 Sangat Rendah
92 BURHANNUDIN √ IV 1 0 0 1 5 3 0 8 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
93 MARIADI √ IV 0 0 0 0 6 10 0 16 6 Asam 1,1 rendah
94 AHMAD HANIFAN √ IV 0 0 0 0 4 6 0 10 7 Netral 1,1 rendah
95 CHIKA SHABILA √ IV 0 0 0 0 4 6 0 10 6 Asam 0,5 sangat Rendah
96 KESYA LARAS TRIANI √ IV 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 0,5 sangat Rendah
97 AHMAD MUZAKI √ IV 0 0 0 0 5 4 0 9 8 basa 0,6 Sangat Rendah
98 BAYU ANGGARA √ IV 0 0 0 0 4 6 0 10 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
99 AR. HASIF PUTRA √ IV 0 0 0 0 6 4 0 10 7 Netral 0,8 Sangat Rendah
100 M. REYNALDI P. √ IV 0 0 0 0 4 7 0 11 6 Asam 1,1 rendah
101 M. AZAM ELSARAZI √ IV 0 0 0 0 6 6 0 12 7 Netral 1,0 Rendah
102 JESSICA RAHMADANI √ IV 0 1 0 1 9 1 0 10 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
103 FADLI AHMAD SURYANA √ IV 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,8 Sangat Rendah
104 ALIKA ASYISIFA √ IV 0 0 0 0 5 8 0 13 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
105 RASYA ISLAMI AL PASHA √ IV 0 0 0 0 6 4 0 10 8 basa 1,0 Rendah
106 KHAIRUNNISAH √ IV 0 0 0 0 6 6 0 12 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
107 GAFARULLAH ALRASYA √ IV 0 0 0 0 8 6 0 14 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
108 KGS. OKTARA GALAKSI √ IV 0 0 0 0 4 7 0 11 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
109 PUTRI √ IV 1 0 0 1 5 4 0 9 8 basa 0,5 Sangat Rendah
110 WULAN RAHMADANI √ IV 0 0 0 0 5 4 0 9 8 basa 0,5 Sangat Rendah
111 EFFENDI RAMADHAN √ IV 0 0 0 0 3 7 0 10 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
112 ABELIA MELANSARI √ IV 0 0 0 0 8 3 0 11 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
113 CHIKA SHAFIRA √ IV 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
114 DIMASYAH √ IV 1 0 0 1 4 7 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
115 M. RAJAB NEGARA √ IV 0 0 0 0 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
116 DWI PANGESTU W. √ IV 0 0 0 0 5 8 0 13 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
17
Lampiran 7
117 M. RAFLI IRWANSYAH √ IV 0 0 0 0 6 4 0 10 8 basa 0,6 Sangat Rendah
118 RIFA AYU PERTIWI √ IV 2 0 0 2 6 6 0 12 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
119 SELA OKTAPIANA √ IV 0 0 0 0 8 6 0 14 7 Netral 1,7 Normal
120 ILHAM LINTANG W. √ IV 0 0 0 0 4 7 0 11 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
121 SYARIF HIDAYATULLAH √ IV 2 0 0 2 5 4 0 9 8 basa 0,8 Sangat Rendah
122 M. RAMDHANI √ IV 0 2 0 2 5 4 0 9 8 basa 0,7 Sangat Rendah
123 M. ANDHIKA H. P √ IV 0 0 0 0 3 7 0 10 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
124 NURHALISA √ IV 1 0 0 1 8 3 0 11 6 asam 0,5 Sangat Rendah
125 M. ARIFIN ILHAM √ IV 0 0 0 0 4 2 0 6 8 basa 0,6 Sangat Rendah
126 NADHINE KHAIRUNNISA √ IV 2 0 0 2 4 7 0 11 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
127 M. ANDREA AGUSTIN SAPUTRA √ IV 2 1 0 3 6 4 0 10 7 Netral 0,8 Sangat Rendah
128 MUTIARA MAHARANI √ IV 0 0 0 0 4 7 0 11 6 Asam 0,7 Sangat Rendah
129 ADITIA PRATAMA √ IV 1 1 0 2 6 6 0 12 8 basa 0,5 Sangat Rendah
130 NILAM SAGITA CAHAYA √ IV 2 0 0 2 9 1 0 10 8 basa 0,6 Sangat Rendah
131 LINDA MUTIARA √ IV 0 0 0 0 4 2 0 6 7 netral 0,5 Sangat Rendah
132 DONI APRIADI √ VA 0 0 0 0 6 6 0 12 7 Netral 0,7 Sangat Rendah
133 EDI SUGIARTO √ VA 0 0 0 0 8 6 0 14 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
134 SITI MARDIANA √ VA 3 0 0 3 4 7 0 11 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
135 AHMAD KURNIA DAHLAN √ VA 1 0 0 1 5 4 0 9 8 basa 0,7 Sangat Rendah
136 PUTRI ANJANI √ VA 2 0 0 2 5 4 0 9 8 basa 0,6 Sangat Rendah
137 ADJI MASROUF √ VA 1 1 0 2 3 7 0 10 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
138 ISMAIL AGUSTIAN √ VA 0 0 0 0 8 3 0 11 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
139 PUTRI ANANDA √ VA 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
140 RIZKI DIMAS SANJAYA √ VA 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
141 RIDHO JAYA ABADI √ VA 3 1 0 4 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
142 CINDI CLAUDIA √ VA 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
143 MEUTIA √ VA 2 1 0 3 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
144 ZAHRA APRIANTI √ VA 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
145 BUCE LAWALATA √ VA 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
146 ANGELINA DWI FATIMAH √ VA 2 2 0 4 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
18
Lampiran 7
147 IMAN HAEROMAN √ VA 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
148 ANISA NUR RAMADHANI √ VA 3 0 0 3 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
149 MUHAMMAD ESYA RAGIL DAIPULAH √ VA 0 0 0 0 8 3 0 11 6 Asam 1,7 Normal
150 RIYADI √ VA 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
151 ROMI √ VA 0 0 0 0 4 7 0 11 7 Netral 1,7 Normal
152 RIO SAPUTRA √ VA 4 0 0 4 4 2 0 6 8 basa 0,7 Sangat Rendah
153 ADIT DIMAS PRATAMA √ VB 0 0 0 0 5 0 0 5 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
154 MUHAMMAD AGUNG PRAYAGA √ VB 0 0 0 0 11 0 0 11 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
155 AHMAD DARMAWAN √ VB 2 0 0 2 2 0 0 2 7 Netral 0,8 Sangat Rendah
156 AIS DEFIA FIRA √ VB 0 0 0 0 4 2 0 6 8 Basa 0,7 Sangat Rendah
157 AIS SAFITRI √ VB 2 0 0 2 10 0 0 10 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
158 ANGGIA DESWITA √ VB 0 0 0 0 8 0 0 8 5 Asam 0,6 Sangat Rendah
159 DAVIS PRAYOGA √ VB 0 0 0 0 2 0 0 2 8 Basa 0,5 Sangat Rendah
160 DEANDRA RENATA √ VB 1 0 0 1 3 0 0 3 7 Netral 0,8 Sangat Rendah
161 DWI FEBRIYANTI √ VB 1 0 0 1 12 0 0 12 6 Asam 0,6 Sangat Rendah
162 DWI MAULIANTI √ VB 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
163 FADLI MARYANTO √ VB 0 0 0 0 10 0 0 10 8 Basa 1,7 Normal
164 KHRISNA KARANSA √ VB 1 0 0 1 4 0 0 4 6 Asam 1,2 Normal
165 LESTARI AGUSTIN √ VB 0 0 0 0 0 0 0 0 7 Netral 1,1 Rendah
166 MAYA TRI LESTARI √ VB 1 0 0 1 6 0 0 6 7 Netral 0,5 Sangat Rendah
167 MONALISA ANGGRAINI √ VB 2 0 0 2 11 0 0 11 7 Netral 0,6 Sangat Rendah
168 M. RICHARD AL FAREL √ VB 3 0 0 3 5 0 0 5 6 Asam 0,5 Sangat Rendah
169 M. RIYADI SYAPUTRA √ VB 0 0 0 0 10 0 0 10 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
170 M. SATRIO √ VB 0 0 0 0 7 0 0 7 6 Asam 0,7 Sangat Rendah
171 OKTA HARIANI √ VB 0 0 0 0 3 1 0 4 9 Basa 0,5 Sangat Rendah
172 RAGIL JULIANSYAH √ VB 1 0 0 1 13 0 0 13 5 Asam 0,5 Sangat Rendah
173 REYHAN TRI ATMAJA √ VB 0 0 0 0 3 4 0 7 6 Asam 0,8 Sangat Rendah
TOTAL 96 77 131 10 0 141 978 468 0 1446 1180 129,22
RATA-RATA 1 1 0,8 0,1 0,0 0,8 5,7 2,7 0,0 8,4 6,8 Netral 0,7 Sangat Rendah
19
Lampiran 8
Dokumentasi Penelitan
1
Lampiran 8
2
Lampiran 8