Anda di halaman 1dari 58

PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL

SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG ASUPAN


GIZI YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PEMBENTUKAN
GIGI DI POSYANDU KEL. KARANGASEM SELATAN
KEC. BATANG KAB. BATANG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi

Oleh :

Hanin Nabila
P1337425117040

PRODI DIII KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2020
PERBEDAAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL
SEBELUM DAN SESUDAH PENYULUHAN TENTANG ASUPAN
GIZI YANG DIBUTUHKAN DALAM PROSES PEMBENTUKAN
GIGI DI POSYANDU KEL. KARANGASEM SELATAN
KEC. BATANG KAB. BATANG

Karya Tulis Ilmiah

Diajukan Kepada
Jurusan Keperawatan Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan dalam Menyelesaikan
Program Studi Diploma III Keperawatan Gigi

Oleh :

Hanin Nabila
P1337425117040

PRODI DIII KEPERAWATAN GIGI


JURUSAN KEPERAWATAN GIGI
POLITEKNIK KESEHATAN SEMARANG
2020

i
LEMBAR PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Hanin Nabila NIM. P1337425117040. Dengan judul
“Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec. Batang, Kab.
Batang”, telah diperiksa dan disetujui untuk diuji.

Semarang, 2020
Pembimbing I

Erni Mardiati, SKM, M.Kes (Epid)


NIP. 196703281991032001

Pembimbing II

Sukini, S.S.T, M.H.Kes


NIP. 196707081988082001

ii
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah oleh Hanin Nabila NIM. P1337425117040. Dengan judul
“Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec. Batang, Kab.
Batang” telah dipertahankan di depan Tim Penguji.

Tim Penguji

Irmanita Wiradona, S.Si.T, M.Kes Ketua Penguji


197911152005012005

Erni Mardiati, SKM, M.Kes (Epid) Penguji I


NIP. 196703281991032001

Sukini, S.S.T, M.H.Kes Penguji II


NIP. 196707081988082001

Mengesahkan,
Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid)


NIP. 197001051991012001

iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : Hanin Nabila
NIM : P1337425117040
Program Studi : D-III Keperawatan Gigi
Institusi : Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang
Jurusan : Keperawatan Gigi

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa karya tulis ilmiah dengan judul


“Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec. Batang, Kab.
Batang” yang saya tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Bukan
merupakan pengambilan data tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai
hasil tulisan atau pikiran saya sendiri, kesuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini disebutkan dalam daftar rujukan. Apabila di kemudian hari terbukti atau
dapat dibuktikan karya tulis ilmiah ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima
sanksi atas perbuatan saya.

Semarang, 2020
Yang membuat pernyataan

Hanin Nabila

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan karya tulis ilmiah sebagai
tugas akhir yang berjudul “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum
dan Sesudah Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec. Batang, Kab.
Batang”. Selama persiapan dan penyusunan karya tulis ilmiah ini penulis banyak
mendapatkan bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :

1. Tri Wiyatini, SKM, M.Kes (Epid), selaku Ketua Jurusan Keperawatan Gigi
Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
2. Prasko, S.Si.T, M.H, selaku Ketua Program Studi Diploma III Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Kemenkes Semarang.
3. Erni Mardiati, SKM, M.Kes (Epid), selaku dosen pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga penulis
dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
4. Sukini, S.S.T, M.H.Kes, selaku dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan arahan dengan penuh kesabaran sehingga penulis dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Irmanita Wiradona, S.Si.T, M.Kes, selaku dosen evaluator yang telah
memberikan evaluasi dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
6. Kedua orang tua tercinta Bapak Slamet Rozikin dan Ibu Ani Susanti (Almh)
yang telah memberikan doa restu, kasih sayang, motivasi, dukungan dan
senantiasa memberikan yang terbaik bagi penulis.
7. Kakak-kakak tersayang Septiana Retnowardhani, Milatina Arini, dan Hanan
Nabila yang telah memberikan motivasi dan dukungan bagi penulis.
8. Teman-teman JKG angkatan 2017 yang telah saling membantu dan
memberikan dukungannya dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
9. Kelompok 4 (Pipit, Al, Rere, Hanifah, Azizah, Siska) yang telah menjadi
teman kelompok selama 3 tahun perkuliahan, banyak memberikan bantuan
dan kerjasamanya serta telah memberi semangat.

v
10. Untuk semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu, terima
kasih atas bantuannya.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan karya tulis
ilmiah ini oleh karena itu kritik dan saran sangat diharapkan. Besar harapan penulis
agar karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Aamiin.

Semarang, 2020

Penulis

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL …………………………………………………………… i


LEMBAR PERSETUJUAN …………………………………………………….. ii
LEMBAR PENGESAHAN …………………………………………………….. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN PENELITIAN …………………….. iv
KATA PENGANTAR ………………………………………………………….... v
DAFTAR ISI …………………………………………………………………… vii
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………... viii
DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………………. ix
INTISARI ………………………………………………………………….…….. x

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ……………………………………………………………. 1
B. Rumusan Masalah ……………………………………………………….... 4
C. Tujuan Penelitian …………………………………………………………. 4
D. Manfaat Penelitian ………………………………………………………... 4
E. Penjelasan Keaslian Penelitian ……………………………………………. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA


A. Telaah Pustaka ……………………………………………………………. 6
B. Kerangka Konsep ………………………………………………………... 24
C. Pertanyaan Penelitian ……………………………………………………. 24

BAB III METODE PENELITIAN


A. Jenis Penelitian ………………………………………………………...… 25
B. Sumber Data ………………………………………………………..……. 25
C. Identifikasi Variabel ………………………………………………..….… 25
D. Definisi Operasional Variabel …………………………………………… 26
E. Instrumen Penelitian ……………………………………………….……. 27
F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian ………………………………………… 27
G. Analisis Data …………………………………………………………..… 28
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian ………………………………………..… 29

BAB IV PEMBAHASAN
Pembahasan ……………………………………………………………….… 30

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN


A. Kesimpulan …………………………………………………………….... 35
B. Saran …………………………………………………………………..… 35

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

vii
DAFTAR TABEL

3.1 Definisi Operasional Variabel ……………………………………………… 26


3.2 Instrumen Penelitian ………………………………………………………… 27

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Lampiran 2 Ringkasan Jurnal

ix
INTISARI
Nabila, H., 2020. Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah
Penyuluhan tetang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec.
Batang, Kab. Batang. Karya Tulis Ilmiah, Jurusan Keperawatan
Gigi Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Semarang,
Pembimbing : (I) Erni Mardiati, SKM, M.Kes (Epid), (II) Sukini,
S.Si.T, M.H.Kes.
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun 2018 tentang
proporsi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil adalah sebesar 15,9%.
Proporsi tertinggi terdapat pada ibu hamil berusia 15-19 tahun sebesar 33,5%.
Sedangkan proporsi terendah terdapat pada ibu hamil berusia 40-44 tahun sebesar
6,5%. Proporsi masalah kesehatan gigi dan mulut di Indonesia sebesar 57,6%.
Karies merupakan salah satu masalah kesehatan gigi dan mulut terbesar di
Indonesia. Terjadinya karies disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi
baik pada masa pra-erupsi maupun pasca-erupsi. Pada masa pra-erupsi
pertumbuhan gigi dipengaruhi oleh asupan gizi ibu selama hamil. Tujuan penelitian
ini adalah untuk menyimpulkan perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum
dan sesudah penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi.
Jenis penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif. Jenis data
yang digunakan adalah data sekunder. Metode pengkajian adalah studi literatur.
Data yang diperoleh dianalisis dan disimpulkan sehingga mendapat kesimpulan
mengenai studi literatur. Sumber data penelitian ini berupa jurnal penelitian, buku
dalam bentuk manual maupun digital. Hasil penelitian menunjukkan adanya
pengaruh penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi terhadap peningkatan tingkat pengetahuan ibu hamil.
Kesimpulan penelitian ini yaitu penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuuhkan
dalam proses pembentukan gigi dibutuhkan dalam meningkatkan pengetahuan ibu
hamil. Dengan mengadakan penyuluhan diharapkan dapat menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari.
Kata Kunci : Asupan Gizi, Ibu Hamil, Karies Gigi

x
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Dalam Undang-Undang Kesehatan RI Nomor 36 Tahun 2009
disebutkan bahwa upaya kesehatan masyarakat diselenggarakan dalam
rangka untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang optimal.
Pada pasal (1) ayat 11 disebutkan upaya kesehatan adalah setiap kegiatan
dan/atau serangkaian kegiatan yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi
dan berkesinambungan untuk memelihara dan meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat dalam bentuk pencegahan penyakit, peningkatan
kesehatan, pengobatan penyakit, dan pemulihan kesehatan oleh
pemerintah dan/atau masyarakat.
Dalam Permenkes Nomor 89 Tahun 2015 disebutkan bahwa
pelayanan kesehatan gigi dan mulut ibu hamil merupakan pelayanan
kesehatan yang ditujukan kepada janin yang dikandung dan ibu hamil.
Pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang ditujukan kepada janin yang
dikandung diberikan dalam rangka mengoptimalkan tumbuh kembang
janin dan mencegah terjadinya kelainan kongenital tubuh khususnya
dento-orofacial (Kemenkes, 2015).
Proses pembentukan gigi dimulai sejak janin masih dalam
kandungan ibu. Pola makan ibu selama hamil dapat berpengaruh terhadap
pertumbuhan gigi dan perkembangan janin (Sirat, 2017). Salah satu faktor
penting bagi tumbuh kembang gigi yang akan mempengaruhi keadaan gigi
setelah erupsi adalah zat gizi. Maka dari itu keadaan gizi ibu hamil harus
diperhatikan untuk mendapatkan gigi yang berkualitas dan sehat (Shita
dan Sulistiyani, 2010).
Seorang ibu hamil sangat dianjurkan untuk mengkonsumsi
makanan yang bergizi secara seimbang sesuai dengan prinsip pedoman
gizi seimbang atau angka kecukupan gizi, supaya mempunyai daya tahan
tubuh yang baik serta dapat menjaga janinnya agar dapat tumbuh dan
berkembang dengan sehat dan sempurna (Kemenkes, 2012).

1
2

Menurut Moyers dalam Cahyawati (2014) zat gizi mempengaruhi


pertumbuhan dan perkembangan gigi dan mulut, baik secara sistemik
maupun secara lokal. Pada tahap awal pembentukan gigi, beberapa faktor
yang mempengaruhi yaitu Ca, P, Fe, dan vitamin dalam diet.
Menurut Roberson, dkk dalam Panigoro, dkk (2015) gigi
merupakan suatu organ yang penting dalam tubuh manusia. Gigi terusun
dari mahkota dan akar gigi. Bagi seorang anak gigi sangat berperan
penting dalam proses pertumbuhan dan perkembangan anak itu sendiri.
Pada masa kanak-kanak gigi berfungsi sebagai alat pengunyah, membantu
dalam berbicara, keseimbangan wajah, penunjang estetika wajah anak dan
khususnya gigi sulung berguna sebagai panduan pertumbuhan gigi
permanen (Worang, dkk 2014).
Menurut Tjahyadi dan Andini (2011) gigi yang berkualitas dan
sehat memiliki ciri-ciri, antara lain : gigi berwarna putih, warna gusi
merah muda, gusi melekat erat pada leher gigi, tidak terdapat plak dan
karang gigi, dan tidak ada karies atau lubang gigi.
Menurut Ashar dalam Nurhidayat, dkk (2012) untuk
meminimalisasi angka kesakitan yang ada dapat dilakukan dengan
preventif dengan cara promosi kesehatan. Salah satu upaya untuk
mencegah masalah kesehatan gigi dan mulut adalah dengan program
penyuluhan, melalui program penyuluhan diharapkan dapat meningkatkan
pengetahuan dan kesadaran masyarakat sehingga ikut berpartisipasi serta
aktif dalam meningkatkan derajat kesehatan.
Pengetahuan adalah hasil pengindraan manusia, atau hasil tahu
seseorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung,
telinga, dan sebagainya). Pada waktu pengindraan yang menghasilkan
pengetahuan tersebut dengan sendirinya dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang terhadap
objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-beda
(Notoatmodjo, 2010).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun
2018 tentang proporsi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil
3

adalah sebesar 15,9%. Proporsi tertinggi terdapat pada ibu hamil berusia
15-19 tahun sebesar 33,5%. Sedangkan proporsi terendah terdapat pada
ibu hamil berusia 40-44 tahun sebesar 6,5%. Hal ini menunjukkan adanya
penurunan dari tahun 2013 dengan proporsi kekurangan energi kronis
(KEK) pada ibu hamil sebesar 23,7% (Kemenkes, 2018).
Hasil Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) Provinsi Jawa Tengah
2018, proporsi kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil di Jawa
Tengah sebesar 20,0%. Di Kabupaten Batang sendiri proporsi kekurangan
energi kronis (KEK) pada ibu hamil sebesar 18%. (Dinkes Jawa Tengah,
2018).
Posyandu Kelurahan Karangasem Selatan sendiri berada di
wilayah kerja Puskesmas Batang II. Berdasarkan data dari Puskesmas
Batang II pada tahun 2018 terdapat sebanyak 136 ibu hamil yang
mengalami kekurangan energi kronis (KEK), sedangkan pada tahun 2019
hingga bulan September terdapat sebanyak 73 ibu hamil yang mengalami
kekurangan energi kronis (KEK).
Dalam jurnal penelitian yang dilakukan oleh Ni Made Sirat pada
tahun 2017 dijelaskan bahwa gizi yang baik merupakan hal penting bagi
kesehatan gigi dan mulut anak. Sedangkan gizi yang buruk bisa jadi
pangkal dari buruknya kesehatan, obesitas, karies gigi, dan penyakit
periodontal. Hasil penelitian menunjukan kekurangan gizi selama
kehamilan dapat menyebabkan hipoplasia email. Gigi yang mengalami
hipoplasia email akan mudah terkena karies.
Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian dengan memberikan penyuluhan kepada ibu hamil di Posyandu
Kel. Karangasem Selatan Kec. Batang Kab. Batang. Penelitian yang akan
dilakukan mengenai perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum
dan sesudah penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam
proses pembentukan gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan Kec.
Batang Kab. Batang.
4

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dapat dirumuskan sebuah masalah :
“Bagaimana perbedaan tingkat pengetahuan ibu hamil sebelum dan
sesudah penyuluhan tetang asupan gizi yang dibutuhkan dalam
pembentukan gigi?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan tingkat pengetahuan
ibu hamil sebelum dan sesudah penyuluhan tentang asupan gizi yang
dibutuhkan dalam pembentukan gigi di Posyandu Kel. Karangasem
Selatan, Kec. Batang, Kab. Batang.
2. Tujuan Khusus
a. Mereview litertur variabel penyuluhan tentang asupan gizi yang
dibutuhkan dalam proses pembentukan gigi.
b. Mereview literatur variabel tingkat pengetahuan ibu hamil.

D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Sasaran
Dapat meningkatkan pengetahuan dan informasi pada ibu hamil
khususnya dalam memenuhi asupan gizi yang dibutuhkan dalam
proses pembentukan gigi.
2. Bagi Akademik
Dapat menambah kepustakaan institusi pendidikan Politeknik
Kesehatan Kemenkes Semarang, tentang asupan gizi yang dibutuhkan
dalam proses pembentukan gigi.
3. Bagi Peneliti
Dapat memperoleh pengalaman dalam proses penerapan penelitian
berdasarkan pengetahuan yang diperoleh selama pendidikan dan
memberikan tambahan referensi bagi penelitian selanjutnya.
5

E. Penjelasan Keaslian Penelitian


Menurut sepengetahuan penulis, penelitian mengenai “Perbedaan
Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang
Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses Pembentukan Gigi di
Posyandu Kel. Karangasem Selatan Kec. Batang Kab. Batang” merupakan
penelitian awal namun sebelumnya pernah dilakukan penelitian yang
sejenis.
Perbedaan antara penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah pada variabel pengaruh dan variabel terpengaruh.
Variabel pengaruh pada penelitian terdahulu adalah pengetahuan ibu hamil
dan ibu hamil kurang gizi. Sedangkan variabel pengaruh pada penelitian
ini adalah penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi.
Kemudian perbedaan variabel terpengaruh pada penelitian
terdahulu adalah asupan gizi untuk kualitas gigi yang baik pada anak dan
karies gigi anak. Sedangkan pada penelitian ini variabel pengaruhnya
adalah tingkat pengetahuan ibu hamil.
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Telaah Pustaka
1. Pengetahuan
a. Pengertian Pengetahuan
Pengetahuan merupakan informasi yang ditangkap oleh
panca indra manusia yang kemudian dikembangkan melalui bahasa
dan kemampuan berpikirnya. Pengetahuan merupakan suatu hasil
dari proses tindakan manusia dengan melibatkan seluruh keyakinan
yang berupa kesadaran dalam menghadapi objek yang dikenal.
Kesadaran berhubungan dengan proses mengetahui adalah
mengolah atau memproses segala rangsangan yang muncul dari
objek yang ingin dikenal (Darmawan dan Fadjarajani, 2016).
Notoatmodjo (2010) berpendapat, pengetahuan adalah hasil
pengindraan manusia, atau hasil tahu seseorang terhadap objek
melalui indra yang dimilikinya (mata, hidung, telinga, dan
sebagainya). Pada waktu pengindraan yang menghasilkan
pengetahuan tersebut dengan sendirinya dipengaruhi oleh intensitas
perhatian dan persepsi terhadap objek. Pengetahuan seseorang
terhadap objek mempunyai intensitas atau tingkat yang berbeda-
beda.
b. Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010), terdapat 6 tingkatan
pengetahuan, yaitu:
1) Tahu (Know)
Tahu artinya hanya sebagai recall (memanggil) memori yang
sebelumnya sudah ada setelah mengamati sesuatu.
2) Memahami (Comprehension)
Memahami suatu objek tidak hanya sekedar meneyebutkan,
tetapi harus dapat mengintepretasikan secara benar tentang
objek yang diketahui tersebut.

6
7

3) Aplikasi (Aplication)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan menggunakan materi
yang telah dipelajari pada situasi atau kondisi sebenarnya.
4) Analisis (Analysis)
Analisis merupakan suatu kemampuan untuk menjabarkan
materi atau suatu objek ke dalam komponen-komponen, tetapi
masih dalam satu struktur organisasi dan masih berkaitan satu
sama lain.
5) Sintesis (Synthesis)
Menunjukkan suatu kemampuan untuk menghubungkan
bagian-bagian di dalam suatu bentuk atau keseluruhan yang
baru.
6) Evaluasi (Evaluation)
Berhubungan dengan kemampuan untuk melakukan penilaian
pada suatu objek.
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan
Menurut Notoatmodjo (2010) terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pengetahuan, yaitu :
1) Tingkat pendidikan, kemampuan belajar yang dimiliki
seseorang merupakan bekal pokok. Tingkat pendidikan dapat
menghasilkan suatu perubahan dalam pengetahuan;
2) Informasi, kurangnya akaan informasi tentang cara mencapai
hidup sehat, cara pemeliharaan kesehatan, cara menghindari
penyakit akan menurunkan tingkat pengetahuan seseorang
tentang hal tersebut;
3) Budaya, tingkat pengetahuan seseorang sangat dipengaruhi
oleh budaya, karena informasi baru akan disaring apakah sesuai
tidak dengan budaya yang ada dan agama yang dianut;
4) Pengalaman, dalam hal ini pengalaman berkaitan dengan umur
dan tingkat pendidikan seseorang, maksudnya pendidikan
dengan pengalaman yang tinggi akan lebih luas sedangkan
umur semakin bertambah.
8

d. Inteligensi
Menurut Binet dalam Thaib (2013) inteligensi adalah
kemampuan untuk menetapkan dan mempertahankan suatu tujuan,
untuk mengadakan suatu penyesuaian dalam rangka mencapai
tujuan tersebut untuk menilai keadaan diri secara kritis dan
objektif. Inteligensi merupakan kapasitas bawaan yang diterima
anak dari orang tuanya melalui gen yang nantinya akan
menentukan perkembangan mental anak (Izzaty, dkk 2017).
e. Pengukuran Pengetahuan
Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan
wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi yang
akan diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman
tingkat pengetahuan yang ingin kita ketahui dapat kita sesuaikan
dengan tingkat-tingkat tersebut di atas (Notoatmodjo, 2010).
2. Penyuluhan
a. Pengertian Penyuluhan
Menurut Azwar dalam Maulana (2009) peyuluhan
kesehatan merupakan kegiatan pendidikan kesehatan yang
dilakukan dengan menyebarkan pesan-pesan, menanamkan
keyakinan sehingga masyarakat tidak hanya sadar, tahu dan
mengerti, tetapi juga mau dan mampu melakukan anjuran-anjuran
yang berhubungan dengan kesehatan.
Penyuluhan kesehatan dalam promosi kesehatan dilakukan
dalam rangka upaya meningkatkan pengetahuan dan kesadaran
masyarakat, disamping sikap dan perbuatan. Maka dari itu,
diperlukan upaya penyediaan dan penyampaian informasi
kesehatan, yang merupakan bidang promosi kesehatan. Makna
sesungguhnya dari penyuluhan adalah pemberian penerangan dan
informasi (Maulana, 2009).
b. Tujuan Penyuluhan
Penyuluhan termasuk dalam bagian promosi kesehatan.
Promosi kesehatan sendiri bertujuan agar tersosialisasinya
9

program-program kesehatan dan terwujudnya masyarakat


Indonesia baru yang berbudaya hidup bersih dan sehat serta
berperan aktif dalam gerakan kesehatan (Machfoedz dan Suryani,
2009).
Penyuluhan kesehatan bertujuan mengubah perilaku kurang
sehat menjadi sehat. Perilaku baru yang terbentuk, biasanya hanya
terbatas pada pemahaman sasaran (aspek kognitif), sedangkan
perubahan sikap dan tingkah laku merupakan tujuan tidak langsung
(Maulana, 2009).
c. Metode Penyuluhan
Metode diartikan sebagai cara atau pendekatan tertentu. Di
dalam proses belajar, pendidik harus dapat memilih dan
menggunakan metode mengajar yang cocok atau relevan, sesuai
dengan kondisi setempat. Meskipun berlaku pedoman umum,
namun tidak ada satu pun metode belajar yang paling baik dan
tidak ada satu pun metode belajar yang berdiri sendiri. Oleh karena
itu, diperlukan pemahaman yang cukup tentang penerapan metode
yang sesuai dengan sasaran, tempat, dan waktu yang berbeda
(Maulana, 2009).
d. Media Penyuluhan
Media adalah alat yang digunakan oleh pendidik dalam
menyampaikan bahan pendidikan atau pengajaran. Media
pendidikan kesehatan disebut juga sebagai alat peraga karena
berfungsi membantu dan memeragakan sesuatu dalam proses
pendidikan atau pengajaran. Prinsip pembuatan alat peraga atau
media adalah bahwa yang ada pada setiap orang diterima atau
ditangkap melalui pancaindra (Maulana, 2009).
Berikut ini adalah pembagian media penyuluhan ditinjau
dari berbagai aspek, antara lain :
1) Pembagian media secara umum.
a) Alat bantu lihat (visual aids). Alat bantu ini digunakan
untuk membantu menstimulasi indra penglihatan pada saat
10

proses pendidikan. Terdapat dua bentuk alat bantu lihat.


Yaitu alat yang diproyeksikan (misalnya slide), dan alat
yang tidak diproyeksikan (misalnya, dua dimensi seperti
gambar, peta, dan bagan. Termasuk alat bantu cetak atau
tulis, misalnya leaflet, poster, lembar balik, dan buklet.
Termasuk tiga dimensi seperti bola dunia, dan boneka).
b) Alat bantu dengar (audio aids). Alat ini digunakan untuk
menstimulasi indra pendengaran (misalnya, piringan hitam,
radio, tape, dan CD).
c) Alat bantu dengar dan lihat (audio visual aids). Seperti TV,
film, dan video.
2) Pembagian media berdasarkan fungsinya.
a) Media cetak. Misalnya, buklet (pesan kesehatan dalam
bentuk buku baik berupa tulisan maupun gambar), leaflet
(pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat), flyer
(selebaran), flip chart (lembar balik), rubric (tulisan pada
surat kabar atau majalah), poster (pesan kesehatan yang
biasanya ditempel di dinding di tempat-tempat umum), dan
foto.
b) Media elektronik. Misalnya, televisi (dalam bentuk
sandiwara, sinetron, forum diskusi, ceramah, kuis cerdas
cermat), radio (berupa obrolan tanya jawab), video, dan
slide.
c) Media papan (billboard). Media papan yang dipasang di
tempat-tempat umum dapat diisi pesan-pesan atau
informasi kesehatan. Media ini juga mencakup pesan-pesan
yang ditulis pada lembaran seng dan ditempel di kendaraan
umum (bus dan taksi).
d) Media hiburan. Penyampaian informasi kesehatan dapat
dilakukan melalui media hiburan, baik di luar gedung
(panggung terbuka) maupun dalam gedung, biasananya
11

dalam bentuk dongeng, sosiodrama, kesenian tradisional,


dan pameran.
3. Kehamilan
a. Pengertian Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan didefinisikan
sebagai fertilisasi (pembuahan), yaitu penyatuan ovum dan
spermatozoa, dilanjutkan dengan nidasi kemudian implantasi.
Kehamilan terjadi selama 40 minggu anatra waktu menstruasi
terakhir dan kelahiran (38 minggu dari pembuahan).
Seorang wanita dapat dipastikan hamil jika pemeriksa telah
melihat tanda pasti hamil, yaitu : mendengar suara detak jantung
janin, dapat melihat (dengan ultrasonografi/USG), dan meraba
bentuk janin. Namun, pemeriksaan fisik harus pula memasukkan
tanda anggapan dan kemungkinan hamil. Penentuan kadar HCG
(Human Chorionic Gonadotropin) di dalam urine merupakan
petunjuk adanya kehamilan (Arisman, 2009).
b. Pembagian Kehamilan
Menurut Prawirohardjo (2009) kehamilan terbagi dalam 3
trimester, dimana trimester I berlangsung dalam 12 minggu,
trimester II berlangsung dalam 15 minggu (minggu ke 13 hingga
minggu ke 27), dan trimester III berlangsung dalam 13 minggu
(minggu ke 28 hingga minggu ke 40).
4. Pertumbuhan Benih Gigi
Masing-masing gigi berkembang dalam waktu yang berbeda.
Tanda-tanda awal perkembangan gigi pada embrio ditemukan di
daerah anterior mandibula pada usia 5 sampai 6 minggu, setelah terjadi
tanda-tanda perkembangan gigi di daerah anterior maksila kemudian
berlanjut ke arah posterior dari kedua rahang (Wangidjaja, 2014).
Biasanya bayi baru lahir tidak memerlukan gigi di dalam
mulutnya karena dietnya adalah makanan cair atau setengah cair. Gigi
geligi baru dibutuhkan jika makanannya sudah berbentuk agak padat,
meskipun demikian bayi sudah mempunyai banyak benih gigi yang
12

sedang dalam proses perkembangan. Baru pada usia 6 bulan gigi susu
pertama mulai erupsi, dan pada usia 2 tahun gigi susu sudah lengkap
(Wangidjaja, 2014).
Pada usia 6 tahun akan muncul gigi tetap yang pertama pada
rongga mulut, yaitu gigi geraham pertama. Gigi ini adalah gigi terbesar
di antara gigi susu dan gigi ini baru erupsi setelah pertumbuhan dan
perkembangan rahang sudah cukup memberi tempat untuknya
(Wangidjaja, 2014).
Menurut Wangidjaja (2014) tahap-tahap pertumbuhan gigi adalah
sebagai berikut :
a. Tahap Inisiasi
Tahap inisiasi adalah tahap awal pembentukan kuntum gigi
(bud stage) dari jaringan epitel mulut. Tahap inisiasi merupakan
tahap dimana terjadinya penebalan jaringan ektodermal dan
merupakan gambaran morfologi pertama dari perkembangan gigi,
namun hal ini didahului oleh suatu gejala dasar induktif.
b. Tahap Proliferasi
Tahap proliferasi adalah tahap pembiakan dari sel-sel yang
disertai perluasan dari organ email (cap stage). Proliferasi
merupakan gejala ketika proyeksi lamina gigi meluas sampai ke
dasar mesenkim pada tempat yang khusus dan membentuk
primordia dari gigi primer (organ email).
c. Tahap Histodiferensiasi
Tahap ini merupakan perubahan bentuk organ gigi dari
bentuk topi ke bentuk lonceng (bell stage). Hal ini terjadi karena
kegiatan init sel membelah diri (mitotik). Tahap histodiferensiasi
adalah spesialisasi dari sel-sel yang mengalami perubahan
histologis dalam susunannya (sel epitel bagian dalam dari organ
email menjadi ameloblas, sel perifer dari organ dentin pulpa
menjadi odontoblas).
13

d. Tahap Morfodiferensiasi
Tahap morfodiferensiasi adalah susunan dari sel-sel
pembentuk sepanjang pertemuan dentino-email dan dentino-
semental yang akan datang, yang memberi garis luar dari bentuk
dan ukuran korona dan akar yang akan datang. Pola morfologi atau
bentuk dasar dan ukuran relatif dari gigi yang akan datang dibentuk
pada tahap morfodiferensiasi. Tahap morfodiferensiasi tidak
mungkin terjadi tanpa tahap proliferasi.
5. Gigi
a. Pengertian Gigi
Gigi merupakan salah satu organ penting dalam tubuh kita.
Gigi tersusun atas mahkota dan akar gigi. Pada penampang
melintang, dapat diamati bahwa gigi terdiri dari email, dentin dan
rongga pulpa. Email dan dentin dibentuk oleh berbagai mineral,
keduanya merupakan jaringan keras yang berfungsi melindungi
pulpa (Panigoro, dkk 2015).
b. Kualitas Gigi
Dalam Roza, dkk (2018), Tomasowa berpendapat bahwa gigi
berkualitas baik dan sehat memiliki ciri-ciri yaitu tidak terasa sakit
radang gusi, tidak ada karies, saat mengunyah tidak terasa nyeri,
leher gigi tidak kelihatan, gigi tidak goyang, tidak terdapat plak,
warna gigi putih kekuningan, tidak terdapat karang gigi, dan
mahkota gigi utuh.
6. Gizi bagi Ibu Hamil
a. Pengertian Gizi
Gizi adalah suatu proses organisme menggunakan makanan
yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absorpsi,
transportasi, penyimpanan, metabolisme dan pengeluaran zat-zat
yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan,
pertumbuhan dan fungsi normal dari organ-organ serta
menghasilkan energi (Waryana, 2010).
14

Secara klasik kata gizi dihubungkan dengan kesehatan


tubuh, yaitu untuk menyediakan energi, membangun dan
memelihara jaringan tubuh, serta mengatur proses-proses
kehidupan dalam tubuh. Namun, sekarang kata gizi mempunyai
pengertian yang lebih luas, selain untuk kesehatan, gizi dikaitkan
dengan potensi ekonomi seseorang, karena gizi berkaitan dengan
perkembangan otak, kemampuan belajar, dan produktivitas kerja.
Maka dari itu, di Indonesia yang saat ini sedang membangun,
faktor gizi di samping faktor-faktor lain dianggap penting untuk
memacu pembangunan, khususnya yang berkaitan dengan
pengembangan sumber daya manusia berkualitas (Almatsier,
2009).
b. Tujuan Penataan Gizi pada Ibu Hamil
Ibu hamil merupakan kelompok yang cukup rawan gizi.
Kekurangan gizi pada ibu hamil mempunyai dampak yang cukup
besar terhadap proses pertumbuhan janin dan anak yang akan
dilahirkan. Bila ibu hamil mengalami kurang gizi maka akibat yang
akan ditimbulkan antara lain : keguguran, bayi lahir mati, kematian
neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi (Waryana, 2010).
Menurut Arisman (2009) tujuan penataan gizi pada ibu
hamil pada ibu hamil adalah menyiapkan :
1) Cukup kalori, protein yang bernilai biologi tinggi, vitamin,
mineral, dan cairan untuk memenuhi kebutuhan zat gizi ibu
hamil, janin, serta plasenta.
2) Makanan padat kalori dapat membentuk lebih banyak jaringan
tubuh bukan lemak.
3) Cukup kalori dan zat gizi untuk memenuhi pertambahan berat
badan selama hamil.
4) Perencanaan perawatan gizi yang memungkinkan ibu hamil
untuk memperoleh dan mempertahankan status gizi optimal
sehingga dapat menjalani kehamilan dengan aman dan berhasil,
melahirkan bayi dengan potensi fisik dan mental yang baik, dan
15

memperoleh cukup energi untuk menyusui serta merawat bayi


kelak.
5) Perawatan gizi yang dapat mengurangi atau menghilangkan
reaksi yang tidak diinginkan, seperti mual dan muntah.
6) Perawatan gizi yang dapat membantu pengobatan penyakit
yang terjadi selama kehamilan (diabetes kehamilan).
7) Mendorong ibu hamil sepanjang waktu untuk mengembangkan
kebiasaan makan yang baik yang dapat diajarkan kepada
anaknya selama hidup.
c. Zat Gizi yang Diperlukan Ibu Hamil saat Pembentukan Benih Gigi
1) Protein
Protein dibutuhkan untuk membangun sel-sel baru janin,
termasuk sel darah, kulit, rambut, kuku dan gigi. Protein juga
diperlukan plasenta untuk membawa makanan ke janin dan
juga pengaturan hormon ibu ke janin. Kebutuhan ibu hamil
akan protein meningkat sampai 68% dari sebelum hamil
(Fairus dan Prasetyowati, 2010).
Adapun fungsi protein bagi tubuh adalah sebagai bahan
pembangun tubuh. Sebagian besar tubuh manusia tersusun dari
protein. Protein juga berperan vital sebagai enzim, sedangkan
beberapa hormon mempunyai struktur protein. Protein dibagi
menjadi 2 macam berdasarkan sumbernya, yaitu protein hewani
dan protein nabati. Protein hewani berasal dari daging, telur,
susu, keju dan ikan. Sedangkan protein nabati terdpat pada biji-
bijian, kacang-kacangan, gandum dan sayuran (Irianto, 2007).
2) Mineral
Menurut Irianto (2007) unsur mineral dibagi menjadi 2
golongan, yaitu unsur makro (makroelemen) dan unsur mikro
(mikroelemen). Makroelemen adalah unsur mineral yang
dibutuhkan oleh tuduh dalam jumlah besar, di antaranya adalah
natrium, kalium, fosfor, magnesium, klor dan belerang.
Sedangkan mikroelemen merupakan unsur mineral yang
16

dibutuhkan tubuh dalam jumlah sedikit, misalnya unsur besi,


yodium, fluor dan tembaga. Berikut ini adalah unsur-unsur
mineral yang berpengaruh dalam proses pembentukan gigi,
antara lain :
a) Fosfor (P)
Fosfor berfungsi dalam proses perombakan dan
pembentukan zat, membentuk bagian-bagian penting dari
plasma sel, pembelahan inti sel dan memindahkan sifat-
sifat keturunan, bersama dengan kalsium berfungsi
membentuk tulang dan gigi, diperlukan dalam proses
pengerutan otot dan diperlukan dalam proses pertukaran zat
dalam perpindahan energi. Sumber fosfor, seperti susu,
tepung, sayuran hijau dan biji-bijian (Irianto, 2007).
b) Kalsium (Ca)
Kalsium berperan penting dalam pembentukan
tulang dan gigi. Pembentukan tersebut dipengaruhi oleh
vitamin D dan fosfor. Kalsium juga berperan untuk
membantu proses pembekuan darah dan mempengaruhi
penerimaan rangsang pada saraf dan otot.
Kebutuhan kalsium pada orang dewasa sebanyak
0,8 gram per hari. Sedangkan pada ibu hamil dan anak
dalam masa pertumbuhan kebutuhan kalsium akan
meningkat. Penggunaan kalsium di dalam tubuh diatur oleh
parathormon yang mengatur kadar kalsium dalam darah.
Sumber kalsium terdapat pada sayuran hijau, wortel, kol,
kacang-kacangan, daging, telur dan mentega (Irianto,
2007).
c) Fluor (F)
Fluor diperlukan tubuh dalam pembentukan lapisan
keras gigi (email). Maka dari itu, fluor sering ditambahkan
ke dalam pasta gigi dan air minum. Fluor berfungsi
menguatkan tulang dan gigi, meningkatkan daya tahan
17

terhadap kerusakan/pembusukan gigi, melindungi dari


kekurangan magnesium, osteoporosis dan penyakit
periodontal. Sumber fluor terdapat pada kismis, udang dan
kepiting (Irianto, 2007).
3) Vitamin
Menurut Irianto (2007) vitamin yang paling berpengaruh dalam
proses pertumbuhan gigi adalah vitamin A, vitamin C dan
vitamin D.
a) Vitamin A
Vitamin A berfungsi untuk pertumbuhan jaringan
epitel, regenerasi rodopsin di retina mata, kesehatan kulit,
selaput lendir serta tulang dan gigi. Vitamin A banyak
terdapat pada mentega, kuning telur, hati, minyak ikan,
susu, buah-buahan dan sayuran hijau.
b) Vitamin C
Vitamin C bermanfaat menjaga ketahanan tubuh
terhadap penyakit infeksi dan racun, serta menurunkan
kolestrol, proses pembentukan kolagen, membantu proses
penyerapan zat besi, menjaga gigi melekat pada gusi dan
penyembuhan luka. Vitamin C banyak ditemukan dalam
buah-buahan berwarna, seperti jeruk, tomat, pepaya dan
sayuran hijau.
c) Vitamin D
Vitamin D berperan dalam pembentukan tulang dan
gigi, mengatur kandungan kalsium dan fosfor dalam darah,
meningkatkan penyerapan di dalam usus, serta mengatur
pertukaran zat dalam darah dan tulang. Sumber dari vitamin
D antara lain, hati, ikan, kuning telur, mentega, daging,
minyak ikan, ragi dan kacang-kacangan.
18

d. Akibat Kekurangan Zat Gizi selama Kehamilan bagi Pertumbuhan


Gigi pada Anak
Seperti disebutkan Sediaoetama (2010), zat gizi
berpengaruh terhadap gigi geligi, terutama pada fase pembentukan.
Berikut ini merupakan akibat kekurangan zat gizi selama
kehamilan bagi pertumbuhan gigi pada anak.
1) Kekurangan protein pada masa pertumbuhan tulang rahang
memberikan hambatan pada struktur tulang tersebut, sehingga
tulang rahang yang terbentuk relatif lebih pendek. Hal ini
berakibat tidak cukupnya ruang untuk deretan gigi geligi yang
normal, sehingga gigi-geligi tumbuh secara berdesakan dan
berebut tempat di rahang yang sempit tersebut. Kejadian seperti
ini menjadikan deretan gigi-geligi yang tidak rapih dan disebut
malocclusion, misalnya seperti gigi gingsul, permukaan gigi
tidak mengahdap ke depan tetapi ada yang miring sehingga
menyebabkan deretan gigi-geligi kurang estetik.
2) Kekurangan fosfor akan berakibat pada jaringan-jaringan keras
gigi lebih mudah diserang karies dentis. Hal ini dikarenakan
perbandingan Ca : P lebih rendah, maka akan lebih banyak
terbentuk Ca carbonat disbanding Ca phospat.
3) Kekurangan kalsium akan menyebabkan terbentuknya bagian
keras dari struktur gigi yang lebih rendah kadar garam-garam
kalsiumnya. Gigi yang seperti ini akan berkualitas rendah
terhadap serangan karies dentis. Ibu yang telah hamil berkali-
kali, dan konsumsi kalsiumnya tidak mencukupi, maka kalsium
diambil dari tulang dan giginya untuk diberikan kepada janin
yang dikandung. Maka ibu hamil yang demikian akan
meningkat jumlah gigi yang mengalami karies dentis.
4) Kekurangan fluor akan berakibat pada menurunnya daya tahan
gigi terhadap karies dentis. Masyarakat yang hidup di daerah
yang air tanahnya kurang mengandung fluor, banyak yang
menderita karies dentis. Apabila garam fluor ditambahkan ke
19

dalam air minumnya, maka prevalensi karies dentis akan


menurun.
5) Kekurangan vitamin A pada fase pembentukan gigi akan
mengganggu fungsi sel-sel ameloblast. Sel-sel ini terhambat
dalam menginduksi sel-sel odontoblast untuk membentuk
deretan yang teratur. Gangguan terhadap odontoblast dapat
begitu parah pada kekurangan vitamin A yang lanjut, sehingga
suatu kelompok odontoblast dapat memisahkan diri dari
deretannya, dan membentuk gigi yang menyendiri pada tempat
yang tidak semestinya di dalam rongga mulut.
6) Kekurangan vitamin C yang cukup berat, akan terjadi
gangguan pada pembuluh darah di daerah pulpa gigi dan
jaringan sekitarnya, sehingga terjadi pendarahan dengan akibat
degenerasi bakal gigi yang mulai terbentuk. Pembentukan gigi
dapat terlambat dan melakukan erupsi ke rongga mulut dan
tertinggal dari jadwal erupsi yang normal. Dapat juga terbentuk
gigi yang tumbuh salah arah, keluar dari barisannya atau biasa
disebut dengan gingsul.
7) Kekurangan vitamin D akan menyebabkan terjadinya hambatan
kalsifikasi jaringan-jaringan keras, sehingga menjadi email,
dentin dan cementum yang kurang mengandung garam-garam
kalsium (osteoporotik). Keadaan demikian membuat jaringan-
jaringan keras gigi lebih mudah diserang karies dentis.
7. Karies pada Anak
a. Pengertian Karies
Karies gigi merupakan penyakit yang menyerang jaringan
gigi yang ditandai dengan adanya kerusakan jaringan, dimulai dari
permukaan gigi (ceruk, fisura, dan daerah interproksimal)
kemudian meluas ke arah pulpa. Karies gigi dapat timbul pada satu
permukaan gigi atau lebih, serta dapat meluas ke bagian yang lebih
dalam, seperti dari email ke dentin kemudian ke pulpa (Tarigan,
2013).
20

b. Penyebab Karies
Menurut Pratiwi (2009) penyebab karies adalah bakteri
Streptococcus mutans dan Lactobacilli. Bakteri ini yang mengubah
glukosa dan karbohidrat pada makanan menjadi asam melalui
proses fermentasi. Bakteri terus memproduksi asam dan akhirnya
merusak struktur gigi sedikit demi sedikit. Kemudian plak dan
bakteri mulai bekerja 20 menit setelah makan.
c. Gejala Karies
Pratiwi (2009) berpendapat bahwa berikut ini gejala awal karies,
antara lain :
1) Gigi terasa sakit dan menjadi sensitif dengan makanan atau
minuman manis, asam, panas dan dingin.
2) Terlihat adanya lubang pada gigi.
3) Bau mulut (halitosis).
d. Pencegahan Karies
Dalam Tarigan (2013) disebutkan tujuan dari pencegahan karies
adalah untuk mempertinggi taraf hidup dengan memperpanjang
kegunaan gigi dalam mulut. Pencegahan karies gigi dibagi dalam 2
bagian, sebagai berikut :
1) Tindakan Praerupsi
Tujuan dari tindakan ini adalah demi kesempurnaan
struktur gigi pada umumnya. Yang mempengaruhi
pembentukan dan perumbuhan gigi kecuali protein untuk
pembentukan matriks gigi, terutama vitamin dan zat mineral
yang mempengaruhi kekuatan dan kekerasan gigi.
Maka dari itu, sebelum terjadinya pengapuran pada gigi
bayinya, ibu hamil dapat diberi makanan yang mengandung
unsur-unsur yang dapat menguatkan email dan dentin.
Pemberian kalsium yang baik pada ibu hamil yang diminum
dalam bentuk tablet, asal tidak terlalu banyak. Pemberian air
minum mengandung fluor juga sangat penting untuk ibu hamil.
21

2) Tindakan Pascaerupsi
Terdapat beberapa metode untuk memecah siklus terjadinya
karies. Adapun metode yang dapat dilakukan adalah :
a) Pengaturan Diet
Merupakan faktor yang paling signifikan untuk
penyakit karies. Faktor penting dalam pembentukan karies
adalah konsumsi karbohidrat. Karbohidrat yang sering
dikonsumsi adalah monosakarida dan disakarida. Isi dari
diet adalah merekomendasikan diet pengganti bagi faktor
yang berperan kariogenik.
b) Kontrol Plak
Kontrol plak dapat dilakukan dengan menyikat gigi.
Jika perlu pengontrolan plak lebih jauh, dapat
menggunakan benang gigi (dental floss), untuk
membersihkan bagian interdental.
c) Penggunaan Fluor
Topikal aplikasi sangat berguna pada gigi yang baru
erupsi karena dapat meningkatkan konsentrasi ion fluor
pada permukaan gigi dan plak. Hal tersebut dapat
menghambat demineralisasi pada permukaan gigi sehingga
meningkatkan perbaikan dan proses remineralisasi melalui
penggantian ion kalsium dan fosfat yang terdapat pada
saliva.
d) Keadaan pH Mulut Rendah
Makanan atau minuman seperti karbohidrat dan jus
buah memiliki kandungan asam. Kondisi permukaan gigi
berperan pada proses demineralisasi. Jika setelah paparan
asam tersebut dilakukan penyikatan gigi, maka akan terjadi
erosi gigi yang mengalami demineralisasi.
e) Penutup Fisur
Penutup fisur merupakan tindakan protektif yang
terbukti baik untuk mencegah perkembangan lesi karies
22

fisur pada anak. Kini penutup fisur direkomendasikan untuk


semu kelompok usia dimana terdapat resiko karies yang
tinggi.
8. Posyandu
a. Pengertian Posyandu
Menurut Salikun, dkk (2018) posyandu merupakan salah
satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber daya Masyarakat
(UKBM) yang dikelola sekaligus diselenggarakan dari, oleh,
untuk, dan bersama masyarakat dalam penyelenggaraan
pembangunan kesehatan. Posyandu adalah suatu wadah
komunikasi alih teknologi dalam pelayanan kesehatan masyarakat
bersumber Keluarga Berencana (KB) dari masyarakat, oleh
masyarakat, dan untuk masyarakat. Tentunya dengan dukungan
pelayanan serta pembinaan teknis dari petugas kesehatan dan
Keluarga Berencana (KB).
b. Tujuan Posyandu
Berikut ini merupakan tujuan umum dan tujuan khusus posyandu
menurut Salikun, dkk (2018), yaitu :
1) Tujuan Umum
Secara umum, posyandu bertujuan untuk menunjang
percepatan penurunan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka
Kematian Bayi (AKB) di Indonesia melalui upaya
pemberdayaan masyarakat.
2) Tujuan Khusus
a) Meningkatnya peran masyarakat dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan dasar, terutama berkaitan dengan
penurunan AKI dan AKB.
b) Meningkatnya peran lintas sektor dalam penyelenggaraan
posyandu, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan
AKB.
c) Meningkatnya cakupan dan jangkauan pelayanan kesehatan
dasar, terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
23

c. Sasaran Posyandu
Menurut Salikun, dkk (2018) sasaran posyandu adalah seluruh
masyarakat, utamanya :
1) Bayi.
2) Anak balita.
3) Ibu hamil, ibu melahirkan, ibu nifas, dan ibu menyusui.
4) Pasangan Usia Subur (PUS).
d. Fungsi Posyandu
Salikun, dkk (2018) berpendapat bahwa fungsi posyandu adalah
sebagai berikut :
1) Sebagai wadah pemberdayaan masyarakat dalam alih informasi
sekaligus keterampilan dari petugas kepada masyarakat dalam
rangka mempercapat penurunan AKI dan AKB.
2) Sebagai wadah untuk mendekatkan pelayanan kesehatan dasar,
terutama berkaitan dengan penurunan AKI dan AKB.
24

B. Kerangka Konsep

Variabel Pengaruh Variabel Terpengaruh


Penyuluhan tentang asupan Tingkat pengetahuan ibu
gizi yang dibutuhkan dalam hamil
proses pembentukan gigi

Variabel Tak Terkendali


Variabel Terkendali
1. Inteligensi
1. Materi penyuluhan 2. Pendidikan
2. Media penyuluhan 3. Usia
4. Sosial Ekonomi

Keterangan :
: diteliti
: tidak diteliti

C. Pertanyaan Penelitian
Pertanyaan dalam penelitian ini adalah “apakah terdapat perbedaan tingkat
pengetahuan ibu hamil sebelum dan sesudah penyuluhan tentang asupan
gizi yang dibutuhkan dalam proses pembentukan gigi?”
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah studi kepustakaan. Maksud dari studi
kepustakaan yaitu mempelajari, mendalami dan mengutip teori-teori atau
konsep-konsep dari sejumlah literatur, baik buku-buku maupun jurnal
penelitian yang terdahulu (Lestari, 2015).

B. Sumber Data
Sumber data dalam penelitian studi kepustakaan ini berupa data
sekunder, yaitu data yang dihimpun dari sejumlah buku, jurnal penelitian
dan karya tulis ilmiah yang berkaitan dengan penelitian studi kepustakaan
ini.

C. Identifikasi Variabel
1. Variabel Pengaruh
Variabel pengaruh adalah variabel yang memberikan pengaruh
terhadap variabel lain. Pada penelitian ini variabel pengaruhnya adalah
penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi.
2. Variabel Terpengaruh
Variabel terpengaruh adalah variabel yang dapat dipengaruhi oleh
variabel pengaruh. Pada penelitian ini variabel terpengaruhnya adalah
tingkat pengetahuan ibu hamil.
3. Variabel Terkendali
Variabel terkendali adalah variabel yang dapat dikendalikan oleh
peneliti. Pada penelitian ini variabel terkendalinya adalah materi
penyuluhan dan media penyuluhan.

25
26

4. Variabel Tak Terkendali


Variabel tak terkendali adalah variabel yang tidak dikendalikan oleh
peneliti. Pada penelitian ini variabel tak terkendalinya adalah
inteligensi, pendidikan, usia, dan kondisi sosial ekonomi responden.

D. Definisi Operasional Variabel


Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel

Skala
Variabel Definisi Operasional
Pengukuran
Penyuluhan tentang Penyuluhan tentang asupan gizi Nominal
asupan gizi yang yang dibutuhkan dalam proses
dibutuhkan dalam pembentukan gigi bertujuan untuk
proses pembentukan menyampaikan pesan dan informasi
gigi kesehatan. Materi yang akan
disampaikan adalah waktu
pertumbuhan benih gigi, tahap-
tahap pembentukan benih gigi, zat
gizi yang diperlukan dalam proses
pembentukan gigi, akibat
kekurangan zat gizi selama
kehamilan bagi pembentukan gigi,
dan tujuan penataan gizi pada ibu
hamil. Perlakuan penyuluhan
menggunakan media slide power
point dengan durasi 20 menit.
Sebelum dilakukan penyuluhan
diberikan kuesioner (pre test).
Setelah penyuluhan, kembali
diberikan kuesioner (post test)
dengan selang waktu selama 7 hari
setelah penyuluhan. Skala nominal
karena tidak membedakan kategori
berdasarkan urutan atau tingkatan.
27

Tingkat pengetahuan Tingkat pengetahuan ibu hamil Ordinal


ibu hamil adalah suatu pemahaman ibu hamil
terhadap isi materi penyuluhan.
Untuk mengetahui tingkat
pengetahuan responden, akan
diberikan pertanyaan dalam
kuesioner sebanyak 20 pertanyaan.
Bila jawaban benar diberi skor 1
dan jawaban salah diberi skor 0.
Menurut Arikunto (2013)
penghitungan skor dilakukan
dengan cara :
Persentase
jumlah nilai benar
= x 100%
jumlah soal
Kategori yang digunakan :
a. Baik ≥ 76-100%
b. Cukup 56-75%
c. Kurang ≤ 56%

E. Instrument Penelitian
Instrument yang digunakan peneliti untuk mengumpulkan data adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Instrument Penelitian

Variabel Metode Instrument


Variabel Pengaruh : Studi Literatur Jurnal Penelitian
Penyuluhan tentang asupan gizi
yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi.
Variabel Terpengaruh : Studi Literatur Jurnal Penelitian
Tingkat pengetahuan ibu hamil.

F. Prosedur Pelaksanaan Penelitian


Teknik yang digunakan peneliti untuk pengumpulan data dalam penelitian
ini dengan cara studi kepustakaan yaitu dengan menelusuri bahan-bahan
tertulis atau pustaka yang terkait dengan masalah yang diteliti. Baik
berupa putusan atau dokumen-dokumen resmi yang telah dipublikasikan.
28

G. Analisis Data
1. Pengolahan Data
Menurut (Gunawan, 2016) berikut ini merupakan langkah-langkah
dalam melakukan analisis kualitatif, antara lain :
a. Reduksi Data
Merupakan kegiatan merangkum, memilih hal-hal pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, dan mencari tema serta
polanya. Data yang telah direduksi akan memberikan gambaran
lebih jelas dan mudah untuk melakukan pengumpulan dan
pencarian data bila diperlukan.
b. Display Data
Merupakan penyajian data sebagai sekumpulan informasi
yang memungkinkan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Peyajian data bertujuan untuk
meningkatkan pemahaman kasus. Selanjutnya data penelitian dapat
disajikan dalam bentuk uraian.
c. Penarikan Simpulan dan Verifikasi
Merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus
penelitian berdasarkan hasil analisis data. Simpulan disajikan
dalam bentuk deskriptif objek penelitian dengan beredoman pada
kajian penelitian. Verifikasi dapat dilakukan dengan
mengumpulkan data baru.
2. Analisis Data
Analisis data dalam penelitian studi kepustakaan ini
menggunakan analisis kualitatif yaitu mengolah data yang telah
dikumpulkan dari kepustakaan-kepustakaan sebelumnya dengan cara
mengkritisi dan menyimpulkan dari teori-teori yang ada.
29

H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian


Jadwal pelaksanaan penelitian “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil
Sebelum dan Sesudah Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan
dalam Proses Pembentuka Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan,
Kec. Batang, Kab. Batang Tahun 2020” terlampir.
BAB IV
PEMBAHASAN

Penelitian “Perbedaan Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil Sebelum


dan Sesudah Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam
Proses Pembentukan Gigi di Posyandu Kel. Karangasem Selatan, Kec.
Batang, Kab. Batang” dilakukan dengan mengumpulkan jurnal dan hasil
penelitian terdahulu. Adapun telaah literatur terdahulu adalah sebagai
berikut :
A. Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan dalam Proses
Pembentukan Gigi
Penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dalam memenuhi asupan gizi selama hamil agar proses
pembentukan gigi janin dapat berlangsung optimal. Menurut Rahmad
dan Almunadia (2017) penyuluhan sangat efektif dalam menunjang
perubahan pengetahuan, oleh karena itu untuk meningkatkan
pengetahuan seseorang dapat dilakukan dengan menerapkan
penyuluhan dengan media sebagai alat bantu. Hal ini sejalan dengan
hasil penelitian yang dilakukan oleh Merdhika, dkk (2014)
menunjukkan bahwa dengan diberikan intervensi berupa penyuluhan
ternyata dapat mempengaruhi peningkatan pengetahuan dan sikap
seseorang terhadap suatu hal.
Penyuluhan yang membahas tentang asupan gizi yang dibutuhkan
dalam proses pembentukan gigi diharapkan dapat menambah wawasan
ibu hamil dalam memenuhi asupan gizinya. Hal ini seperti dijelaskan
dalam jurnal oleh Andriany (2008) bahwa nutrisi merupakan hal pokok
yang dibutuhkan makhluk hidup. Terlebih nutrisi ibu hamil sangat
penting karena sangat mempengaruhi janin dalam proses pembentukan
dan perkembangan gigi susu sebelum erupsi walaupun setelah erupsi
dipengaruhi oleh jenis makanan.

30
31

Disebutkan dalam jurnal penelitian oleh Hartami, dkk (2019)


kualitas gigi anak dipengaruhi oleh zat gizi yang didapatkan pada saat
tumbuh kembang gigi geligi sejak dalam kandungan ibu. Gigi
merupakan organ fungsional dimana pembentukan benihnya dimulai
sejak janin masih berusia 6 minggu dalam kandungan ibu. Beberapa
penelitian menunjukkan bahwa nutrisi ibu mempengaruhi
pertumbuhan gigi susu. Hal tersebut sependapat dengan jurnal yang
disusun oleh Agung dan Nurlitasari (2017) disebutkan bahwa gigi
anak-anak yang dilahirkan dari ibu-ibu yang memiliki status gizi jelek
dalam masa kehamilannya ternyata memiliki ketahanan yang lebih
rendah terhadap terbentuknya karies di kemudian hari. Pada tahap ini,
status gizi ibu merupakan masalah penting.
Apabila gizi ibu selama hamil tidak terpenuhi, akan mengakibatkan
berbagai masalah penyakit gigi anak di kemudian hari. Kekurangan
protein selama hamil dapat menyebabkan terganggunya pertumbuhan
tulang rahang dan gigi berjejal, seperti yang disebutkan oleh Anbasari,
dkk dalam Agung dan Nurlitasari (2017). Kemudian setelah gigi
terbentuk sempurna, kekurangan vitamin C kronis akan menimbulkan
kerusakan gusi, yang akan menyebabkan tanggalnya gigi. Menurut
Andriany (2008) yang disebutkan dalam jurnal penelitiannya,
kekurangan vitamin A dapat menyebabkan hipoplasia email yang
dapat meningkatkan kerentanan gigi terkena karies. Asupan vitamin D
yang kurang dapat menyebabkan lambatnya erupsi gigi dan malposisi
gigi. Kekurangan mineral (kalsium, fosfor, fluor) dapat menyebabkan
gangguan pada saat pembentukan tulang dan gigi.
Sama halnya dengan yang dikemukakan oleh (Sirat, 2017) bahwa
kekurangan gizi selama kehamilan dapat menyebabkan hipoplasia
email. Gigi yang mengalami hipoplasia email mudah terserang karies.
Karies gigi berdampak pada penurunan berat badan, pertumbuhan, dan
kualitas hidup pada anak-anak pra sekolah, yang pada akhirnya
menurunkan kualitas sumber daya manusia. Pencegahan karies gigi
dilakukan pra-erupsi dan pasca-erupsi.
32

B. Tingkat Pengetahuan Ibu Hamil


Pengetahuan merupakan faktor penting yang mempengaruhi sikap
dan perilaku seseorang. Kurangnya pengetahuan dapat berpengaruh
pada tindakan yang dilakukan karena pengetahuan merupakan salah
satu faktor untuk terjadinya perilaku (Sungkar, dkk 2010). Kurangnya
pengetahuan akan berpengaruh terhadap sikap yang kurang. Faktor
yang mempengaruhi rendahnya perilaku antara lain karena sumber
informasi yang kurang sehingga penting dilaksanakan pendidikan
kesehatan gigi (Dewanti, 2012).
Secara teori pengetahuan akan menentukan perilaku seseorang.
Secara rasional seorang ibu yang memiliki pengetahuan tinggi tentu
akan berpikir lebih dalam bertindak, dia akan memperhatikan akibat
yang akan diterima bila dia bertindak sembarangan (Kristianto dan
Sulistyarini, 2013). Dalam menjaga kesehatan janinnya terutama
dalam pemenuhan asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi, seorang ibu dituntut memiliki pengetahuan yang
tinggi sehingga pemenuhan asupan gizi dapat maksimal kemudian
proses pembentukan gigi pun dapat berjalan optimal. Hal ini dilakukan
agar kelainan dalam proses pembentukan gigi dapat dicegah.
Seperti yang dikemukakan oleh Purwanti, dkk (2016) dalam
penelitiannya, pengetahuan ibu hamil tentang nutrisi dengan baik dapat
mempengaruhi perilaku ibu khususnya berkaitan dengan konsumsi
makanan. Dengan pengetahuan yang baik tentunya pola makan dan
perilaku ibu dalam mengkonsumsi makanan lebih memperhatikan
kualitas kandungan gizi dibandingkan kuantitas atau banyaknya
makanan yang dikonsumsi. Dengan mengkonsumsi makanan yang
banyak mengandung nutrisi tentunya dapat meningkatkan kesehatan
dan pertumbuhan ibu serta janin. Dengan demikian pengetahuan ibu
hamil tentang nutrisi sangatlah penting.
Pendidikan ibu hamil yang tinggi dapat mempengaruhi
pengetahuan ibu dalam pemenuhan asupan gizi yang dibutuhkan dalam
proses pembentukan gigi. Hal ini didukung dengan penelitian yang
33

dilakukan oleh Kodyat dalam Rakhmawati dan Panunggal (2013)


menunjukkan semakin tinggi pendidikan dapat mempermudah dalam
mencerna informasi baru sehingga mempengaruhi pengetahuan.
Namun menurut penelitian yang sama, dilakukan oleh Rakhmawati
dan Panunggal (2013), pendidikan yang rendah tidak menjamin
seorang ibu hamil tidak mempunyai cukup pengetahuan mengenai
asupan gizi. Adanya rasa ingin tahu yang tinggi dapat mempengaruhi
ibu hamil dalam mendapatkan informasi tentang asupan gizi yang
dibutuhkan selama hamil.

C. Pengaruh Penyuluhan tentang Asupan Gizi yang Dibutuhkan


dalam Proses Pembentukan Gigi terhadap Tingkat Pengetahuan
Ibu Hamil
Penyuluhan merupakan salah satu upaya pendekatan yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan sehingga menghasilkan
perubahan perilaku baik, dengan adanya penyuluhan diharapkan ibu
mengerti dan memahami serta mau dan mampu melaksanakan apa
ynng dinasehatkan. Penelitian yang dilakukan oleh Surtikasari (2016)
memperoleh hasil bahwa pengetahuan ibu hamil tentang asupan gizi
untuk kualitas gigi yang baik pada anak memiliki pengetahuan kurang
sebanyak 34 orang (89,5%) dari jumlah sampel 38 orang.
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Saragih (2010) menunjukkan
pengetahuan ibu sebelum penyuluhan adalah kategori cukup (57,4%),
setelah penyuluhan pengetahuan ibu menjadi baik (77,9%). Sejalan
dengan penelitian tersebut, penelitian yang dilakukan oleh Amalia, dkk
(2018) mendapatkan hasil tingkat pengetahuan responden sebelum
intervensi 31,6% meningkat menjadi 86,8% setelah intervensi. Dari
kedua penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh
penyuluhan terhadap peningkatan pengetahuan ibu dan perubahan
sikap ibu.
Penelitian yang dilakukan oleh Simbolon (2019) memperoleh hasil
bahwa ada pengaruh penyuluhan dengan perubahan asupan gizi. Sama
34

halnya dengan penelitian yang dilakukan oleh Purba (2016) bahwa ada
pengaruh penyuluhan gizi terhadap pengetahuan dan sikap ibu hamil
dalam pemenuhan gizi 1000 Hari Pertama Kehidupan yaitu terjadi
peningkatan pengetahuan dan perubahan sikap ibu hamil.
Dengan adanya perubahan tingkat pengetahuan ibu hamil setelah
dilakukan penyuluhan, diharapkan ibu hamil dapat menerapkan
pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Dengan penerapan
pengetahuan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi, maka proses pembentukan gigi janin di dalam
kandungan dapat berjalan dengan optimal. Sehingga dapat mencegah
kelainan-kelainan baik dalam proses pembentukan gigi maupun di
kemudian hari setelah gigi tumbuh dengan sempurna.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan tentang perbedaan tingkat pengetahuan ibu
hamil sebelum dan sesudah penyuluhan tentang asupan gizi yang
dibutuhkan dalam proses pembentukan gigi di Posyandu Kel. Karangasem
Selatan, Kec. Batang, Kab. Batang didapatkan kesimpulan sebagai berikut:
1. Penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi dibutuhkan dalam meningkatkan pengetahuan ibu
hamil dalam memenuhi asupan gizinya.
2. Pengetahuan ibu hamil dapat berpengaruh terhadap perilaku ibu hamil
dalam pemenuhan asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi.
3. Penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam proses
pembentukan gigi berpengaruh dalam meningkatkan pengetahuan ibu
hamil.

B. Saran
Adapun saran yang dapat diberikan yang berkaitan dengan penelitian
ini adalah sebagai berikut :
1. Bagi ibu hamil diharapkan dapat menerapkan pengetahuan yang
didapat dari penyuluhan tentang asupan gizi yang dibutuhkan dalam
proses pembentukan gigi dalam kehidupan sehari-hari.
2. Untuk melihat hasil dari penyuluhan yang diberikan kepada responden
dapat dilakukan penelitian lebih lanjut.

35
DAFTAR PUSTAKA

Agung, I. G. A. A., Nurlitasari, D. F. 2017. Asupan Gizi, Pola Makan Dan


Kesehatan Gigi Anak. e-journal.unmas.ac.id, (2), pp. 21–24.
diakses tanggal 30-4-2020.
Almetsier, S. 2009. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama.
Amalia, F., Nugraheni, S. A., Kartini, A. 2018. Pengaruh Edukasi Gizi
terhadap Pengetahuan dan Praktik Calon Ibu dalam Pencegahan
Kurang Energi Kronik Ibu Hamil (Studi pada Pengantin Baru
Wanita di Wilayah Kerja Puskesmas Duren, Bandungan,
Semarang). Jurnal Kesehatan Masyarakat (e-Journal), 6(5), pp.
370–377. diakses tanggal 7-5-2020.
Andriany, P. 2008. Nutrisi pada Pertumbuhan Gigi Pra-erupsi. Jurnal
Kedokteran Syiah Kuala, 8(1), pp. 57–60. diakses tanggal 4-5-
2020.
Arikunto, S. 2013. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta
: Rineka Cipta.
Arisman. 2009. Buku Ajar Ilmu Gizi : Gizi dalam Daur Kehidupan.
Jakarta : EGC.
Cahyawati, E. 2014. Pengaruh Status Gizi Bayi Usia 6 sampai 7 Bulan
terhadap Waktu Erupsi Gigi Incicivus Central Decidui Rahang
Bawah di Posyandu Kecamatan Bendosari Sukoharjo.
eprints.ums.ac.id diakses tanggal 24-11-2019.
Darmawan, D., Fadjarajani, S. 2016. Hubungan antara Pengetahuan dan
Sikap Pelestarian Lingkungan dengan Perilaku Wisatawan dalam
Menjaga Kebersihan Lingkungan. jurnal.unsil.ac.id diakses
tanggal 28-11-2019.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2009. Undang-Undang
Nomor 36 Pasal 1 ayat 11. Jakarta.
Dewanti. 2012. Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Kesehatan Gigi
Dengan Perilaku Perawatan Gigi Pada Anak Usia Sekolah Di Sdn
Pondok Cina 4 Depok. lib.ui.ac.id.diakses tanggal 2-5-2020.
Fairus, M., Prasetyowati. 2010. Buku Saku : Gizi & Kesehatan
Reproduksi. Jakarta : EGC.
Gunawan, I. 2016. Metode Penelitian Kualitatif, Pendidikan. p. 27.
um.ac.id diakses tanggal 26-4-2020.
Hartami, E. 2019. Perbedaan Kadar Kalsium dan Fosfor Gigi Sulung pada
Anak dengan def-t Rendah dan Tinggi. Journal of Dentistry. 3(2),
pp. 232–239. diakses tanggal 4-5-2020.
Irianto, K., Waluyo, K. 2007. Gizi dan Pola Hidup Sehat. Bandung :
YramaWidya.
Izzaty, R. E., Ayriza, Y., Setiawati, F. A. 2017. Prediktor Prestasi Belajar
Siswa Kelas 1 Sekolah Dasar. journal.ugm.ac.id diakses tanggal 1-
12-2019.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2012. Pedoman
Pemeliharaan Kesehatan Gigi dan Mulut Ibu Hamil dan Anak
Usia Balita bagi Tenaga Kesehatan di Fasilitas Pelayanan
Kesehatan. Jakarta.
__________________________________________. 2015. Peraturan
Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 89 Pasal 5 ayat 1
dan 2. Jakarta.
____________________________________. 2018. Laporan Hasil Riset
Kesehatan Dasar (RISKESDAS). Jakarta.
Kristianto, Y., Sulistyarini, T. 2013. Faktor yang Mempengaruhi Perilaku
Ibu dalam Pemberian Makanan Pendamping ASI pada Bayi Umur
6-36 Bulan. Jurnal Penelitian STIKES RS Baptis Kediri. 6(1), pp.
99–108. diakses tanggal 5-5-2020.
Lestari, S. P. 2015. Hubungan Komunikasi Pemasaran Dan Promosi
Dengan Keputusan Memilih Jasa Layanan Kesehatan (Studi Pada
Rumah Sakit Islam Lumajang). The Oxford Critical and Cultural
History of Modernist Magazines. 2(2), pp. 249–270. diakses
tanggal 16-4-2020.
Machfoedz, I., Suryani, E. 2009. Pendidikan Kesehatan Bagian dari
Promosi Kesehatan. Yogyakarta : Penerbit Fitramaya.
Maulana, H. D. J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC.
Merdhika, W. A. R., Mardji, Devi, M. 2014. Pengaruh Penyuluhan ASI
Eksklusif terhadap Pengetahuan Ibu tentang ASI Eksklusif dan
Sikap Ibu Menyusui di Kecamatan Kanigoro Kabupaten Blitar.
Teknologi Dan Kejuruan. 37(1), pp. 65–72. diakses tanggal 4-5-
2020.
Notoatmodjo, S. 2010. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nurhidayat, O., Eram T. P., Wahyono, B. 2012. Perbandingan Media
Power Point dengan Flipchart dalam Meningkatkan Pengetahuan
Kesehatan Gigi dan Mulut. Unnes Journal of Public Health.
diakses tanggal 22-11-2019.
Panigoro, S., Pangemanan, D. H. C., Juliatri. 2015. Kadar Kalsium Gigi
yang Terlarut pada Perendaman Minuman Isotonik.
ejournal.unsrat.ac.id diakses tanggal 23-11-2019.
Pratiwi, D. 2009. Gigi Sehat dan Cantik. Jakarta : Kompas.
Prawirohardjo, S. 2009. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Bina Pustaka.
Purba, T. H. 2016. Pengaruh Penyuluhan Gizi 1000 Hari Pertama
Kehidupan terhadap Pengetahuan dan Sikap Ibu Hamil di Wilayah
Kerja Puskesmas Saitnihuta Kecamatan Doloksanggul Kabupaten
Humbang Hasundutan Tahun 2015. Jurnal Kesehatan Masyarakat
(e-Journal). repository.usu.ac.id diakses tanggal 7-5-2020.
Purwanti, I., Mahfoedz, I., Wahyuningsih. 2016. Pengetahuan tentang
Nutrisi Berhubungan dengan Status Anemia pada Ibu Hamil di
Puskesmas Sewon II Bantul Yogyakarta tahun 2012. Jurnal Gizi
dan Dietetik Indonesia (Indonesian Journal of Nutrition and
Dietetics). 2(2), p. 62. diakses tanggal 5-5-2020.
Rahmad, A. H. A., Almunadia, A. 2017. Pemanfaatan Media Flipchart
dalam Meningkatkan Pengetahuan Ibu Tentang Konsumsi Sayur
dan Buah. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 17(3), pp. 140–146.
diakses tanggal 4-5-2020.
Rakhmawati, N. Z., Panunggal, B. 2013. Hubungan Pengetahuan dan
Sikap Ibu dengan Perilaku Ibu dalam Pemberian Makanan Anak
Usia 12-24 Bulan. Jurnal Gizi Indonesia. ejournal.undip.ac.id
219(1), pp. 233–237. diakses tanggal 7-5-2020.
Roza, A., Ervani, Fitri, A. 2018. Perilaku Siswa tentang Kesehatan Gigi di
SD Negeri 005 Gunung Malelo Koto Kampar Hulu Tahun 2017.
Photon: Jurnal Sain dan Kesehatan. 8(2), pp. 111–119. diakses
tanggal 8-12-2019.
Salikun, Nugraheni, H., Wiyatini, T. 2018. Promosi Kesehatan Gigi dan
Mulut. Yogyakarta : Penerbit ANDI.
Saragih, F. S. 2010. Pengaruh Penyuluhan terhadap Pengetahuan dan
Sikap Ibu tentang Makanan Sehat dan Bergizi Seimbang di Desa
Merek Raya Kecamatan Raya Kabupaten Simalungun Tahun 2010.
repository.usu.ac.id pp. 7–37. diakses tanggal 7-5-2020.
Sediaoetama, A. D. 2010. Ilmu Gizi untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid II.
Jakarta : Dian Rakyat.
Shita, A. D. P., Sulistiyani. 2010. Pengaruh Kalsium terhadap Tumbuh
Kembang Gigi Geligi Anak. jurnal.unej.ac.id diakses tanggal 23-
11-2019.
Simbolon, W. S. H. B. 2019. Pengaruh Penyuluhan Gizi terhadap
Pengetahuan Gizi dan Pola Konsumsi Ibu Hamil di Desa Bangun
Sari Kecamatan Tanjung Morawa. Jurnal Gizi. 6(1), pp. 5–10.
diakses tanggal 7-5-2020.
Sirat, N. M. 2017. Karies Gigi Anak Akibat Ibu Hamil Kurang Gizi.
Jurnal Kesehatan Gigi Vol. 5 No. 1 ejournal.poltekkes-
denpasar.ac.id diakses tanggal 24-11-2019.
Sungkar, S., Winita, R., Kurniawan, A. 2010. Pengaruh Penyuluhan
terhadap Tingkat Pengetahuan Masyarakat dan Kepadatan Aedes
aegypti di Kecamatan Bayah, Povinsi Banten. Kesehatan
Masyarakat. 14(2), pp. 81–85. diakses tanggal 30-4-2020.
Surtikasari, A., Herijulianti, E. 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Hamil
tentang Asupan Gizi untuk Kualitas Gigi yang Baik pada Anak di
Puskesmas Padasuka Kota Cimahi. repository.poltekkesbdg.info
diakses tanggal 23-11-2019.
Tarigan, R. 2013. Karies Gigi. Jakarta : EGC.
Thaib, E. N. 2013. Hubungan antara Prestasi Belajar dengan Kecerdasan
Emosional. Jurnal Ilmiah Didaktika. jurnal.ar-raniry.ac.id diakses
tanggal 1-12-2019.
Tjahyadi, T., Andini, A. D. 2011. Gigi Sehat Ibadah Dahsyat.
Yogyakarta : Pro-U Media.
Wangidjaja, I. 2014. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.
Waryana. 2010. Gizi Reproduksi. Yogyakarta : Pustaka Rihama.
Worang, T. Y., Pangemanan, D. H. C., Wicaksono, D. A. 2014. Hubungan
Tingkat Pengetahuan Orang Tua dengan Kebersihan Gigi dan
Mulut Anak di TK Tunas Bhakti Manado. ejournal.unsrat.ac.id
diakses tanggal 23-11-2019.
LAMPIRAN
Lampiran 1

JADWAL PELAKSANAAN PENELITIAN

Okt Nov Des Jan Feb Mar Apr Mei Jun


Kegiatan
‘19 ‘19 ‘19 ‘20 ‘20 ‘20 ‘20 ‘20 ‘20
Pengajuan
Judul
Pengesahan
Judul
Penyusunan
Proposal KTI
Seminar
Proposal KTI
Perbaikan
Proposal KTI
Pengambilan
Data dan
Penyusunan
KTI
Seminar KTI
Perbaikan KTI

Pengumpulan
KTI
Lampiran 2

Ringkasan Jurnal Tingkat Pengetahuan terhadap Asupan Gizi yang Dibutuhkan


dalam Proses Pembentukan Gigi

Persamaan dan
Variabel
No Penulis Tahun Hasil Perbedaan
Penelitian
dengan Peneliti
1. Agus 2017 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Agus
Hendra Al Pengaruh : penelitian dapat Hendra Al
Rahmad Pemanfaatan diketahui bahwa Rahmad dan
dan Media pelatihan Almunadia
Almunadia Flipchart . menggunakan (2017) memiliki
Variabel flipchart (p= 0,000) hubungan dengan
Terpengaruh : dan ceramah (p= penelitian penulis
Pengetahuan 0,020) berpengaruh karena membahas
Ibu tentang signifikan (p-value < mengenai
Konsumsi 0,05) dalam pengaruh
Sayur dan meningkatkan penyuluhan
Buah. pengetahuan ibu terhadap
tentang konsumsi pengetahuan ibu.
sayur dan buah.
2. Widha Ayu 2014 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Widha
Merdhika, Pengaruh : penelitian dapat Ayu Merdhika,
Mardji, dan Pengaruh diketahui bahwa Mardji, dan
Mazarina Penyuluhan terdapat pengaruh Mazarina Devi
Devi ASI Ekslusif. penyuluhan terhadap (2014) memiliki
Variabel tingkat pengetahuan hubungan dengan
Terpengaruh : dan sikap ibu penelitian penulis
Pengetahuan menyusui dalam karena membahas
Ibu tentang pemberian ASI pengaruh
ASI Ekslusif ekslusif. Dapat penyuluhan
dan Sikap Ibu disimpulkan bahwa terhadap
Menyusui pengetahuan dan pengetahuan ibu.
sikap ibu menyusui di
Kecamatan Kanigoro
Kabupaten Blitar
meningkat setelah
diberikan penyuluhan
tentang ASI ekslusif.
3. Poppy 2008 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Poppy
Andriany Pengaruh : penelitian dapat Andriany (2008)
Nutrisi. diketahui nutrisi ibu memiliki
Variabel hamil sangat penting hubungan dengan
Terpengaruh : karena sangat penelitian penulis
Pertumbuhan mempengaruhi janin karena membahas
Gigi Pra- dalam proses mengenai nutrisi
Erupsi pembentukan dan pada
perkembangan gigi pertumbuhaan
susu sebelum erupsi. gigi pra-erupsi.
4. Ajeng 2016 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Ajeng
Sutikasari Pengaruh : penelitian dapat Surtikasari (2016)
Pengetahuan diketahui bahwa memiliki
Ibu Hamil. pengetahuan ibu hubungan dengan
Variabel hamil tentang asupan penelitian penulis
Terpengaruh : gizi untuk kualitas karena membahas
Asupan Gizi gigi yang baik pada pengetahuan ibu
untuk anak di Puskesmas hamil terhadap
Kualitas Gigi Padasuka Kota asupan gizi untuk
yang Baik Cimahi memiliki kualitas gigi yang
pada Anak. pengetahuan yang baik pada anak.5.
kurang sebanyak 34
orang (89,5%) dari
jumlah sampel 38
orang.
5. Ni Made 2017 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Ni
Sirat Pengaruh : penelitian dapat Made Sirat
Ibu Hamil diketahui bahwa (2017) memiliki
Kurang Gizi. kekurangan gizi hubungan dengan
Variabel selama kehamilan penelitian penulis
Terpengaruh : dapat menyebabkan karena membahas
Karies Gigi hipoplasia email. karies gigi anak
Anak. Dapat disimpulkan disebabkan oleh
bahwa gigi anak yang ibu hamil kurang
dikandung dengan gizi.
kekurangan gizi dapat
mudah terserang
karies, karena
hipoplasia email.
6. Edina 2019 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Edina
Hartami, Pengaruh : penelitian dapat Hartami,
Irmawati, Kadar diketahui bahwa Irmawati, dan
dan Kalsium dan rerata kalsium (def-t Herawati (2019)
Herawati Fosfor Gigi rendah 0,369; def-t memiliki
Sulung pada tinggi 0,355) dan hubungan dengan
Anak. rerata mineral fosfor penelitian penulis
Variabel (def-t rendah 0,162; karena membahas
Terpengaruh : def-t tinggi 0,152). kualitas gigi (def-
def-t Rendah Dapat disimpulkan t) yang
dan Tinggi terdapat perbedaan dipengruhi oleh
mineral kalsium dan zat gizi yang
fosfor yang didapatkan pada
signifikan. saat dalam
kandungan ibu.
7. I Gusti 2017 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian I Gusti
Ayu Ari Pengaruh : penelitian dapat Ayu Ari Agung
Agung dan Asupan Gizi diketahui bahwa dan Dewi Farida
Dewi dan Pola defisiensi energy Nurlitasari (2017)
Farida Makan. protein, vitamin A, C, memiliki
Nurlitasari Variabel D, asam folat, mineral hubungan dengan
Terpengaruh : Fe, Zn, Ca, P, F penelitian penulis
Kesehatan menyebabkan karena membahas
Gigi Anak. kelainan pada gigi asupan gizi dan
anak. pola makan yang
dapat mencegah
kelainan pada
gigi anak.
8. Saleha 2010 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Saleha
Sungkar, Pengaruh : penelitian dapat Sungkar, Rawina
Rawina Pengaruh diketahui bahwa Winita, dan
Winita, dan Penyuluhan. penyuluhan yang Agnes Kurniawan
Agnes Variabel dilakukan (2010) memiliki
Kurniawan Terpengaruh : berpengaruh dalam hubungan dengan
Tingkat meningkatkan tingkat penelitian penulis
Pengetahuan pengetahuan warga di karena membahas
Masyarakat Kecamatan Bayah pengaruh
dan Provinsi Banten. penyuluhan
Kepadatan dalam
Aedes aegypti. meningkatkan
pengetahuan.
9. Dewanti 2010 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian
Pengaruh : penelitian dapat Dewanti (2010)
Tingkat diketahui bahwa memiliki
Pengetahuan adanya hubungan hubungan dengan
tentang tingkat pengetahuan penelitian penulis
Kesehatan tentang kesehatan gigi karena membahas
Gigi. Variabel dengan perilaku tingkat
Terpengaruh : perawatan gigi pada pengetahuan
Perilaku anak. tentang kesehatan
Perawatan gigi.
Gigi pada
Anak.
10. Yonatan 2013 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian
Kristianto Pengaruh : penelitian dapat Yonatan
dan Tri Faktor yang diketahui bahwa Kristianto dan Tri
Sulistyarini Mempengaruh faktor pengetahuan Sulisyarini (2013)
i. Variabel ibu menunjukkan memiliki
Terpengaruh : p=0,020 (p<α) artinya hubungan dengan
Perilaku Ibu pengetahuan penelitian penulis
dalam mempengaruhi karena membahas
Pemberian perilaku ibu di pengetahuan ibu.
makanan Posyandu Mawar I
Pendamping Desa Karangrejo.
ASI. Dapat disimpulkan
bahwa faktor
pekerjaan dan sosial
ekonomi tidak
mempengaruhi
perilaku ibu.
11. Ita 2014 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Ita
Purwanti, Pengaruh : penelitian dapat Purwanti, Ircham
Ircham Pengetahuan diketahui bahwa Macfoedz, dan
Macfoedz, tentang tingkat pengetahuan Wahyuningsih
dan Nutrisi. ibu hamil tentang (2014) memiliki
Wahyuning Variabel nutrisi sebagian besar hubungan dengan
sih Terpengaruh : termasuk kategori penelitian penulis
Status baik sebanyak 22 karena membahas
Anemia pada orang (44%). Status tingkat
Ibu Hamil. anemia ibu hamil pengetahuan ibu
sebagian besar tidak hamil terhadap
menderita anemia nutrisi.
sebanya 33 orang
(66%). Dapat
disimpulkan terdapat
hubungan antara
tingkat pengetahuan
ibu hamil tentang
nutrisi dengan status
anemia ibu hamil.
12. Nuris 2013 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Nuris
Zuraida Pengaruh : penelitian dapat Zuraida
Rakhmawa Pengetahuan diketahui bahwa Rakhmawati dan
ti dan Binar dan Sikap Ibu. 86,15% ibu Binar Panunggal
Panunggal Variabel mempunyai (2013) memiliki
Terpengaruh : pengetahuan baik, hubungan dengan
Perilaku 76,92% ibu penelitian penulis
Pemberian mempunyai sikap karena membahas
Makanan kurang dan 73,95% tingkat
Anak. mempunyai perilaku pengetahuan ibu.
kurang. Dapat
disimpulkan bahwa
adanya hubungan
antara pengetahuan
terhadap perilaku ibu
dalam pemberian
makanan anak.
13. Fifiantyas 2018 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian
Amalia, Pengaruh : penelitian dapat Fifiantyas
S.A. Pengaruh diketahui bahwa Amalia, S.A.
Nugraheni, Edukasi Gizi. terdapat perbedaan Nugraheni, dan
dan Apoina Variabel berupa peningkatan Apoina Kartini
Kartini Terpengaruh : antara pengetahuan (2018) memiliki
Pengetahuan sebelum dan sesudah hubungan dengan
dan Praktik intervensi dengan p- penelitian penulis
Calon Ibu value sebesar 0,001. karena membahas
dalam Terdapat perbedaan pengetahuan
Pencegahan berupa penurunan calon ibu dalam
Kurang antara praktik pencegahan
Energi Kronik sebelum dan sesudah kurang energi
Ibu Hamil. intervensi dengan p- kronik yang dapat
value sebesar 0,003. menyebabkan
pembentuka gigi
tidak optimal.
14. Winda Sry 2019 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Winda
Harsita BR Pengaruh : penelitian dapat Sry Harsita BR
Simbolon Pengaruh diketahui bahwa ada Simbolon (2019)
penyuluhan perubahan yang memiliki
Gizi. Variabel signifikan sebelum hubungan dengan
Terpegaruh : dan setelah intervensi penelitian penulis
Pengetahuan pada pengetahuan karena membahas
Gizi dan Pola (p=0,000), asupan pengaruh
Konsumsi Ibu energi (p=0,043), penyuluhan gizi
Hamil. asupan protein terhadap
(p=0,014), asupan pengetahuan ibu
lemak (p=0,068), hamil.
asupan karbohidrat
(p=0,012).
15. Freddy 2010 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Freddy
Suyanto Pengaruh : penelitian dapat Suyanto Saragih
Saragih Pengaruh diketahui bahwa (2010) memiliki
Penyuluhan. pengetahuan ibu hubungan dengan
Variabel sebelum penyuluhan penelitian penulis
Terpengaruh : adalah kategori cukup karena membahas
Pengetahuan (57,4%), setelah tingkat
dan Sikap Ibu penyuluhan pengetahuan ibu
tentang pengetahuan ibu sebelum dan
Makanan menjadi baik (77,9). sesudah
Sehat dan Sikap ibu sebelum penyuluhan gizi.
Gizi penyuluhan gizi
Seimbang. adalah kategori cukup
(76,5%), sesudah
penyuluhan gizi sikap
ibu menjadi baik
(85,3%). Dapat
disimpulkan terdapat
pengaruh penyuluhan
terhadap pengetahuan
dan sikap ibu di Desa
Merek Raya
Kecamatan Raya
Kabupaten
Simalungun.
16. Hertati 2016 Variabel Berdasarkan hasil Penelitian Hertati
Tuty Purba Pengaruh : penelitian dapat Tuty Purba
Pengaruh diketahui bahwa (2016) memiliki
Penyuluhan sebelum penyuluhan hubungan dengan
Gizi 1000 74% ibu hamil penelitian penulis
Hari Pertama memiliki pengetahuan karena membahas
Kehidupan. kurang baik, sesudah pengaruh
Variabel penyuluhan penyuluhan gizi
Terpengaruh : meningkat menjadi terhadap
Pengetahuan berpengetahuan baik pengetahuan dan
dan Sikap Ibu 81%. Sikap ibu hamil sikap ibu hamil.
Hamil. sebelum penyuluhan
adalah cukup baik
sebesar 65%, sesudah
penyuluhan
meningkat menjadi
bersikap baik 68%.

Anda mungkin juga menyukai