OLEH:
ARDY WIRATAMA
NIM. P07220119060
SAMARINDA
2022
PROPOSAL
OLEH:
ARDY WIRATAMA
NIM. P07220119060
SAMARINDA
2022
i
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH INI TELAH DISETUJUI
UNTUK DIUJIKAN
TANGGAL………………………………
Oleh
Pembimbing
Pembimbing Pendamping
Mengetahui,
Ketua Program Studi D – III Keperawatan
Jurusan Keperawatan Poltekkes Kemenkes Kalimantan Timur
ii
PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA
PASIEN DENGAN PENYAKIT STROKE HEMORAGIK DI RSUD ABDUL
WAHAB SYAHRANIE SAMARINDA
Telah Diuji
Pada tanggal……………………………
PANITIA PENGUJI
Ketua Penguji
Penguji Anggota :
Mengetahui,
Hj. Umi Kalsum,. S. Pd,. M. Kes Ns. Andi Lis Arming Gandini,. M. Kep
NIP. 196508251985032001 NIP. 196803291994022001
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah Azza Wa Jalla karena dengan
segala rahmat dan karunia – Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis
Ilmiah yang berjudul “Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Penyakit Stroke
dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini dapat diselesaikan karena adanya dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak. Bersama ini saya mengucapkan terima kasih yang
memberikan motivasi dan masukan sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
2. Hj. Umi Kalsum, S. Pd,. M. Kes, selaku Ketua Jurusan Keperawatan Politeknik
3. Ns. Andi Lis Arming Gandini, M. Kep, selaku Ketua Program Studi D III
4. Ns. Indah Nur Imamah, SST,. M. Kes, selaku Pembimbing 2 yang telah
memberikan motivasi dan masukan sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini
iv
5. Para dosen dan seluruh staf pendidikan di Politeknik Kesehatan Kementerian
6. Kepada kedua orang tua saya yaitu, Ayahanda Suwardi Sugiwan, Ibunda saya
Indah Iswahyuni, kakak saya Angga Setya Pratama serta adik – adik saya
dirumah atas semua doa dan dukungan yang tiada henti diberikan kepada saya
mencari ilmu dan pengalaman selama masa – masa pendidikan sehingga penulis
8. Semua pihak yang telah menolong saya dalam pembuatan Karya Tulis Ilmiah ini
baik secara langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan
satu persatu.
Semoga motivasi dan dorongan serta doa yang diberikan kepada penulis dengan
tulus dan ikhlas mendapatkan rahmat dan karunia dari Allah Azza Wa Jalla, Amin Ya
Rabbal Alamin.
Penulis
v
DAFTAR ISI
Halaman Persetujuan................................................................................................ii
Halaman Pengesahan..............................................................................................iii
Kata Pengantar........................................................................................................iv
Daftar Isi..................................................................................................................vi
Daftar Tabel............................................................................................................ix
Daftar Bagan............................................................................................................x
Daftar Gambar.........................................................................................................xi
BAB 1 PENDAHULUAN
vi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi............................................................................................................9
2.1.3 Patofisiologis.................................................................................................14
2.1.7 Komplikasi....................................................................................................17
2.1.8 Penatalaksanaan............................................................................................18
2.2.1 Pengkajian.....................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................58
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
ix
DAFTAR BAGAN
Bagan Halaman
Bagan 2.1 ..................................................................................... 14
x
DAFTAR
Gambar Halaman
xi
BAB
PENDAHULUAN
neurologik fokal dan global, yang dapat memberat dan berlangsung lama
selama 24 jam atau lebih dan atau dapat menyebabkan kematian, tanpa adanya
penyebab lain yang jelas selain vaskuler. Stroke terjadi apabila pembuluh
adalah penyebab utama kematian secara global. Diperkirakan 17,9 juta orang
semua kematian global. Dari angka kematian tersebut, 85% disebabkan oleh
serangan jantung dan stroke. (WHO, 2021). Stroke merupakan salah satu
masalah utama kesehatan yang perlu mendapat perhatian lebih, tidak hanya di
Terdapat lebih dari 13,7 juta kasus stroke setiap tahun. Secara global, satu
dari
1
2
empat orang diatas usia 25 tahun akan mengalami stroke dalam hidup mereka.
Selain itu 5,5 juta kematian terjadi akibat penyakit stroke setiap tahunnya.
stroke di Indonesia terjadi pada usia 75 tahun ke atas, dimana angka tersebut
menempati angka tertinggi kasus stroke berdasarkan usia dan kasus stroke
RI, 2018).
di Kalimantan Timur itu sendiri, pada tahun 2013 prevalensi stroke di Kaltim
berada pada angka 12,7‰ dan meningkat menjadi 14,7‰ pada tahun 2018
Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil penelitian oleh LP2M Unmul
pada tahun 2019, di dapatkan jumlah pasien rawat inap di RSUD Abdul
Wahab Syahranie Samarinda dengan diagnosa stroke sebanyak 855 jiwa. Dari
data tersebut didapatkan stroke berada pada urutan ketiga dari 10 diagnosa
3
UNMUL, 2019).
multikausal. (Erawantini & Chairina, 2016). Faktor risiko stroke adalah faktor
dibagi menjadi faktor yang tidak dapat diubah seperti genetik, jenis kelamin,
dan usia. Sedangkan faktor yang dapat diubah adalah hipertensi, gaya hidup
makan atau berhenti merokok, tidak hanya mengurangi risiko stroke, tetapi
tentang faktor risiko dan genetika stroke tidak hanya mengidentifikasi mereka
2017).
Gejala klinis atau keluhan yang biasanya mucul terdiri dari defisit
muntah, sakit kepala, kejang dan tekanan darah yang sangat tinggi mungkin
4
yang paling sering dialami pasien seiring dengan perluasan hematom yang
menyebabkan peningkatan TIK dan efek desak ruang pada otak. Gejala lain
yang dapat muncul berupa kaku kuduk yang terjadi akibat perdarahan di
dimana latihan ini dapat dilakukan 3 - 4 kali sehari oleh perawat atau keluarga
pasien tanpa harus disediakan tempat khusus atau tambahan biaya bagi pasien.
Untuk mencegah terjadinya cacat permanen pada pasien stroke maka perlu
et al., 2019).
5
kemandirian klien dalam merawat dirinya (UU No. 38, 2014 ; Tentang
membantu avtivity daily living (ADL) pada pasien stroke. Selain itu seorang
melakukan asuhan keperawatan terkait ADL pada pasien stroke, maka hal ini
lain yang ditimbulkan ialah depresi pada pasien stroke karena tidak mampu
untuk melakukan apapun, hal ini pun dapat terjadi pada kerabat pasien karena
banyak kerusakan sel saraf yang terjadi, sehingga semakin banyak waktu
yang terbuang, semakin banyak sel saraf yang tidak bisa di selamatkan dan
semakin buruk kecacatan yang didapat (Yurida Olviani et al., 2017). Oleh
karena itu stroke jika lambat mendapatkan pertolongan medis maka akan
dengan kematian.
6
studi kasus dengan judul “Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan Penyakit
Kalimantan Timur itu sendiri, maka penulis ingin mendalami lebih lanjut
penyebab stroke. Oleh karena itu di susunlah proposal Karya Tulis Ilmiah ini
hemoragik
hemoragik
hemoragik
stroke hemoragik
Hemoragik.
8
Hemoragik.
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Definisi
9
1
2.1.2.1 Etiologi
1) Aneurisma berry
aterosklerosis
septis
usia, ras, jenis kelamin, dan genetik. (Lofissa et al., 2018). Faktor
Mehta, 2021) :
1) Usia
3) Hipertensi
2.1.3 Patofisiologi
hemoragik, yaitu :
Hemoragik serebral
Peningkatan TIK
Edema
Defisit Motorik Gangguan fungsi motorik Penglihatan ↓ Peraba ↓ Penglihatan↓ Pengecapan↓
Bersihan Jalan Napas Tidak EfektifAsam
(D. 0001)
laktat meningkat Gg. pusat
Pada Batang Otak bicara
Gerakan Pola Napas
Kelemahan anggota gerak
Tidak
Efektif
Oblongata tertekan Nyeri Akut (D.0077)
Tirah baring lama Disfasia,
Disartria
Gg. Persepsi Sensori (D. 0085)
Hemiplegi
Risiko Dekubitus Defisit Perawatan
Gg. Komunikasi
Diri (D.0109)
Verbal (D.0119)
Apatis - Koma
Gg. Mobilitas Fisik
Gg. Mobilitas
(D.0054)
Gg. Integritas Risiko Gg. Integritas Kulit (D.0139) Fisik
Kulit (D.0129)
terjadi pada stroke hemoragik dan stroke iskemik besar. Kejang lebih
2019).
dan sindrom stroke untuk lesi vaskular tertentu telah dijelaskan. Gejala
ekstremitas
2) Wajah terkulai
7) Afasia
1
1) Angiografi Cerebral
vaskular.
3) CT Scan
5) Electroensefalogram (EEG)
2.1.7 Komplikasi
(2020) yaitu :
1) Hipoksia serebral
di otak.
pembuluh darah
3) Embolisme serebral
Dapat terjadi setelah infark miokard atau fibrilasi atrium atau dapat
4) Disaritmia
2.1.8 Penatalaksanaan
hydralazine.
g/kg.
3) Terapi Antiepilepsi
antiepilepsi.
1
4) Pembedahan
5) Penatalaksanaan umum
objektif klien untuk mengatasi masalah yang dihadapi klien. (Purba, 2019).
2.2.1 Pengkajian
keluarga.
1) Kepala
2) Mata
troklearis).
2
3) Hidung
4) Mulut
5) Dada
ditemukan nyeri tidak ada, bunyi jantung lup dup, dan pada
6) Abdomen
terbagi atas:
dengan baik.
meronta – ronta.
masih baik.
nyeri.
kepada klien :
(2) Apatis : 13 – 12
(3) Delirium : 11 – 10
(7) Coma 3
2
Spontan 4
Terhadap suara, panggilan 3
Terhadap nyeri 2
Tidak ada respon 1
Respon Verbal Nilai
Terorientasi 5
Disorientasi atau percakapan yang membingungkan 4
Penggunaan kata yang tidak sesuai 3
Suara menggumam 2
Tidak ada respon 1
Respon Motorik Nilai
Mengikuti perintah 6
Menunjuk tempat ransangan 5
Menghindar dari stimulus 4
Fleksi abnormal (dekortikasi) 3
Ekstensi abnormal (deserebrasi) 2
Tidak ada respon 1
terhadap sinar.
tanpa menengok.
(Vagus)
9) Kekuatan Otot
normal : 5.
menggunakan skala 0 – 4.
- Babinski
traktus kortikospital.
- Kaku Kuduk
- Tanda Brudzunski I
- Tanda Brudzunksi II
- Tanda Kenig
- Tanda Lasegue
mischiadius.
napas berubah
waktu
3
hematoma
10) Risiko perfusi serebral tidak efektif d.d aneurisma serebral dan
hipertensi
Diagnosis
Tujuan dan Kriteria Hasil
No Keperawatan Intervensi Keperawatan (SIKI, 2018)
(SLKI, 2019)
(SDKI, 2017)
1 Bersihan jalan napas Bersihan Jalan Napas (L. Manajemen Jalan Napas (I. 01011)
tidak efektif b.d 01001) Observasi
disfungsi neuromuskuler Setelah dilakukan tindakan 1.1 Monitor pola napas
(D. 0001) keperawatan selama 3 x 24 jam 1.2 Monitor bunyi napas
maka pola napas meningkat 1.3 Monitor sputum
Gejala dan tanda dengan kriteria hasil : Terapeutik
mayor 1. Batuk efektif meningkat 1.4 Pertahankan jalan napas dengan
Subjektif : 2. Produksi sputum menurun head-tilt dan chin-lift (jaw-thrust
(tidak tersedia) 3. Mengi menurun jika curiga trauma servikal)
Objektif : 4. Wheezing menurun 1.5 Posisikan semo-fowler atau fowler
1. Batuk tidak efektif 5. Dispnea menurun 1.6 Berikan minum hangat
2. Tidak mampu batuk 6. Ortopnea menurun 1.7 Lakukan fisioterapi dada
3. Sputum berlebih 7. Sulit bicara menurun 1.8 Lakukan penghisapan lendir kurang
4. Mengi, wheezing 8. Sianosis menurun dari 15 detik
dan/ ronkhi kering 9. Gelisah menurun 1.9 Keluarkan sumbatan benda padat
Gejala dan tanda 10. Frekuensi napas membaik dengan forsep McGill
minor 11. Pola napas membaik 1.10 Berikan oksigen
Subjektif : Edukasi
1. Dispnea 1.11 Anjurkan asupan cairan 2000
2. Sulit bicara ml/hari, jika todak kontraindikasi
3. Ortopnea 1.12 Ajarkan teknik batuk efektif
Objektif : Kolaborasi
1. Gelisah 1.13 Kolaborasi pemberian bronkodilator,
2. Sianosis ekspektoran, mukolitik
3. Bunyi napas
menurun
4. Frekeuensi napas Stabilisasi Jalan Napas (I. 01025)
berubah Observasi
5. Pola napas berubah 1.1 Identifikasi ukuran dan tipe selang
orofaringeal atau nasofaringeal
1.2 Monitor suara napas setelah selang
jalan napas terpansang
1.3 Monitor komplikasi pemasangan
selang jalan napas
Terapeutik
1.4 Gunakan alat pelindung diri
1.5 Posisikan kepala pasien sesuai
dengan kebutuhan
1.6 Lakukan penghisapan mulut dan
orofaring
1.7 Insersikan selang oro/nasofaring
1.8 Pastikan selang oro/nasofaring
mencapai dasar lidah dan menahan
lidah tidak jatuh ke belakang
3
1. Afasia 13. Gagap menurun 7.9 Ajarkan pasien dan keluarga proses
2. Disfasia 14. Respon perilaku membaik kognitif, anatomis dan fisiolois yang
3. Apraksia 15. Pemahaman komunikasi berhubungan dengan kemampuan
4. Disleksia membaik bicara
5. Disartria Kolaborasi
6. Afonia 7.10 Rujuk ke ahli patologi bicara atau
7. Dislaila terapis
8. Pelo
9. Gagap Promosi Komunikasi : Defisit
10. Tidak ada kontak Pendengaran (I. 13493)
mata Observasi
11. Sulit memahami 7.1 Periksa kemampuan pendengaran
komunikasi 7.2 Identifikasi metode komunikasi
12. Sulit yang disukai pasien
mempertahankan Terapeutik
komunikasi 7.3 Gunakan bahasa sederhana
13. Sulit menggunakan 7.4 Gunakan bahasa isyarat, jika perlu
ekspresi wajah atau 7.5 Verifikasi apa yang dikatakan atau
tubuh ditulis pasien
7.6 Fasilitasi penggunaan alat bantu
dengar
7.7 Berhadapan dengan pasiensecara
langsung ketika sedang
berkomunikasi
7.8 Hindari merokok, mengunyah
makanan atau permen karet, dan
menutup mulut saat berbicara
7.9 Hindari berkomunikasi lebih dari 1
meter dari pasien
Edukasi
7.10 Anjurkan menyampaikan pesan
dengan isyarat
Kolaborasi
7.8 Rujuk pasien pada terapis
8 Gangguan integritas Integritas Kulit dan Jaringan Perawatan Luka (I. 14564)
kulit dan jaringan b.d (L. 14125) Observasi
penurunan mobilitas (D. Setelah dilakukan tindakan 8.1 Monitor karakteristik luka
0129) keperawatan selama 3 x 24 jam 8.2 Monitor tanda – tanda infeksi
maka integritas kulit dan jaringan Terapeutik
Gejala dan tanda meningkat dengan kriteria hasil : 8.3 Lepaskan balutan dan plester seca ra
mayor 1. Elastisitas meningkat perlahan
Subjektif : 2. Hidrasi meningkat 8.4 Bersihkan dengan cairan Na Cl atau
(tidak tersedia) 3. Perfusi jaringan meningkat pembersih nontoksik
Objektif : 4. Kerusakan jaringan 8.5 Bersihkan jaringan nekrotik
1. Kerusakan jaringan menurun 8.6 Berikan salep yang sesuai ke kulit
dan/ atau lapisan 5. Kerusakan lapisan kulit atau lesi
kulit menurun 8.7 Pasang balutan sesuai jenis luka
Gejala dan tanda 6. Nyeri menurun 8.8 Pertahankan teknik steril saat
minor 7. Perdarahan menurun melakukan perawatan luka
Subjektif : 8. Kemerahan menurun 8.9 Ganti balutakn sesuai jumlah
(tidak tersedia) 9. Hematoma menurun eksudat dan drainase
Objektif : 10. Pigmentasi abnormal 8.10 Jadwalkan perubahan posisi setia p 2
1. Nyeri menurun jam atau sesuai kondisi pasien
2. Perdarahan 11. Jaringan parut menurun Edukasi
3. Kemerahan 12. Nekrosis menurun 8.11 Jelaskan tanda dan gejala infeksi
4. Hematoma 13. Abrasi kornea menurun 8.12Ajarkan prosedur perawatan luka
14. Suhu kulit membaik secara mandiri
15. Sensasi membaik Kolaborasi
16. Tekstur membaik 8.13 Kolaborasi prosedur debridement
17. Pertumbuhan rambut 8.14 Kolaborasi pemberian antibiotik
membaik
Latihan Rentang Gerak (1. 05177)
Observasi
8.1 Identifikasi indikasi dilakukan
latihan
8.2 Identifikasi keterbatasan pergerakan
sendi
8.3 Monitor lokasi ketidaknyamanan
atau nyeri pada saat bergera k
Terapeutik
8.4 Gunakan pakaian yang longgar
8.5 Cegah terjadinya cedera selama
latihan rentang gerak dilakukan
8.6 Fasilitasi mengoptimalkan posisi
tubuh untuk pergerakan sendi yang
aktif dan pasif
8.7 Lakukan gerakan pasif dengan
bantuan sesuai dengan indikasi
8.8 Berikan dukungan positif pada saat
melaukan latihan gerak sendi
Edukasi
8.9 Jelaskan tujuan dan prosedur Latihan
8.10Anjurkan melakukan rentang gerak
4
10 Risiko perfusi serebral Perfusi Serebral (L. 02014) Manajemen Peningkatan Tekanan
tidak efektif d.d Setelah dilakukan tindakan Intrakranial (I. 06194)
aneurisma serebral dan keperawatan selama 3 x 24 jam Observasi
hipertensi (D. 0017) maka perfusi serebral meningkat 10.1 Identifikasi penyebab peningkatan
dengan kriteria hasil : TIK
Faktor Risiko : 1. Tingkat kesadaran 10.2 Monitor tanda dan gejala
1. Aneurisma serebral meningkat peningkatan TIK
2. Hipertensi 2. Kognitif meningkat 10.3 Monitor MAP (Mean Arterial
3. Tekanan intra kranial Pressure)
menurun 10.4 Monitor CVP (Central Venous
4. Sakit kepala menurun Pressure)
5. Gelisah menurun 10.5 Monitor ICP (Intra Cranial
6. Kecemasan menurun Pressure)
7. Agitasi menurun 10.6 Monitor status pernapasan
8. Demam menurun 10.7 Monitor penurunan tingkat
9. Nilai rata – rata tekanan kesadaran
darah membaik 10.8 Monitor intake output cairan
10. Kesadaran membaik Terapeutik
11. Tekanan darah sistolik 10.9 Minimalkan stimulus dengan
membaik menyediakan lingkungan yang
12. Tekanan darah diastolik tenang
membaik 10.10 Berikan posisi semi fowler
13. Refleks saraf membaik 10.11 Hindari manuver valsava
10.12 Cegah terjadinya kejang
10.13 Pertahankan suhu tubuh normal
Kolaborasi
10.14 Kolaborasi pemberian sedasi dan
antikonvulsan
10.15 Kolaborasi pemberian diuretic
osmosis
10.16 Kolaborasi pemberian pelunak
tinja, jika perlu
2017)
1) Independent Implementations
lain-lain.
4
2) Interpenden/Collaborative Implementations
3) Dependent Implementations
keperawatan
dengan tujuan dan kriteria hasil yang Anda buat pada tahap
(Budiono, 2016).
5
yang telah dilakukan tercapai atau perlu pendekatan lain. (Dinarti &
Mulyanti, 2017).
keluarga.
pasien.
tidak.
keperawatan.
53
5
kemandirian klien dalam merawat dirinya (UU No. 38, 2014 ; Tentang
Keperawatan).
yang pecah dan berdarah ke otak sekitarnya. Darah menumpuk dan menekan
dan perawat.
intervensi, implementasi.
informasi yang diperoleh dalam studi kasus sehingga menghasilkan data yang
yang sedang dialami oleh pasien. Contohnya yaitu data yang diperoleh
dengan teori yang ada dan selanjutnya dituangkan dalam opini pembahasan.
digunakan dengan cara observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang
5
Boehme, A. K., Esenwa, C., & Elkind, M. S. V. (2017). Stroke Risk Factors,
Genetics, and Prevention. In Circulation Research.
https://doi.org/10.1161/CIRCRESAHA.116.308398
58
5
Latifah, L. N., Firmawati, E., & Chayati, N. (2018). Implementasi Perawat dalam
Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Sehari-hari Pasien Stroke di RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta dan RS PKU Muhammadiyah Gamping. Jurnal
Penelitian Dan Pengembangan Pelayanan Kesehatan.
https://doi.org/10.22435/jpppk.v2i2.493
Lindsay, M. P., Norrving, B., Sacco, R. L., Brainin, M., Hacke, W., Martins, S.,
Pandian, J., & Feigin, V. (2019). World Stroke Organization (WSO): Global
Stroke Fact Sheet 2019. International Journal of Stroke.
https://doi.org/10.1177/1747493019881353
Lofissa, S. P., Ong, P. A., & Atik, N. (2018). Demographic and Risk Factors of
Intracerebral Hemorrhage Stroke Patients in Dr. Hasan Sadikin General Hospital
Bandung in 2007–2016. Althea Medical Journal.
https://doi.org/10.15850/amj.v5n1.1333
LP2M UNMUL. (2019). Setahun Penanganan Covid – 19 di RSUD AWS Apa Yang
Terjadi? Diambil 4 Januari 2022, dari lp2m.unmul.ac.id website:
http://lp2m.unmul.ac.id?webadmin/public/upload/files/48aad368a1f832570673f
cbde1a8521c.pdf
PPNI. (2018). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1. Jakarta: DPP PPNI.
Sacco, R. L., et al. (2013). An Updated Definition of Stroke for the 21st Century.
Stroke. https://doi.org/10.1161/str.0b013e318296aeca
Syahrim, W. E. P., Azhar, M. U., & Risnah. (2019). Efektifitas Latihan ROM
Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Pada pasien Stroke : Study Systematic
Review. MPPKI (Media Publikasi Promosi Kesehatan Indonesia): The
Indonesian Journal of Health Promotion.
WHO. (2020). WHO reveals leading causes of death and disability worldwide: 2000-
2019. World Health Organization (WHO).