Anda di halaman 1dari 38

HALAMAN JUDUL

PENGARUH KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH SARAPAN


PAGI DAN SEBELUM TIDUR MALAM TERHADAP KEJADIAN
KARIES PADA SISWA/SISWI KELAS III DI SDN 09 PONTIANAK
UTARA

KARYA TULIS ILMIAH

DI SUSUN OLEH :

SITI AISYAH

NIM. 201051070

KEMENTRIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN PONTIANAK

JURUSAN KEPERAWATAN GIGI

PRODI DIPLOMA III

TAHUN AJARAN 2022/2023


HALAMAN PERSETUJUAN

PROPOSAL KARYA TULIS ILMIAH

PENGARUH KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH SARAPAN PAGI


DAN SEBELUM TIDUR MALAM TERHADAP KEJADIAN KARIES PADA
SISWA/SISWI KELAS III di SDN 09 PONTIANAK UTARA

Dipersiapkan dan disusun oleh :

SITI AISYAH

NIM. 201051070

Telah disetujui di Pontianak

Pada tanggal, 10 Februari 2023

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

drg. Miftah Tri Abadi, M. Kes Nike Haryani, S.Si.T., MDSc


NIP. 196704281999031001 NIP. 196704301987032002

Ketua Jurusan Keperawatan Gigi

Asmaul Husna, SKM, MDSc


NIP. 196606261987032002

ii
BIODATA PENULIS

Nama : Siti Aisyah


Tempat, Tanggal Lahir : Pimpinan, 29 April 2002
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Desa Sengkubang, Kec. Mempawah Hilir, Kab.
Mempawah
No. Hp : 082154679394

RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 16 Mempawah Hilir
SMP : MTS. Darussalam Sengkubang
SMA : MA. Darussalam Sengkubang

iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Siti Aisyah

NIM : 201051070

Program Studi : D3 Keperawatan Gigi

Tahun Akademik : 2022/2023

Dengan ini saya menyatakan bahwa isi karya tulis ilmiah dengan judul :

PENGARUH KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH SARAPAN PAGI


DAN SEBELUM TIDUR MALAM TERHADAP KEJADIAN KARIES PADA
SISWA/SISWI KELAS III DI SDN 09 PONTIANAK UTARA

1. Menyatakan dengan sebenar-benarnya bahwa karya tulis ilmiah ini adalah


benar ditulis oleh saya sendiri dengan referensi yang dinyatakan dalam
daftar pustaka.
2. Menyatakan bahwa tulisan tersebut bukan merupakan hasil plagiat dengan
cara apapun yang tidak dibenarkan.
3. Menyatakan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya
akan bersedia menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku.

Pontianak, 2023

Yang Menyatakan,

Siti Aisyah

NIM. 201051070

iv
ABSTRAK

PENGARUH KEBIASAAN MENYIKAT GIGI SETELAH SARAPAN


PAGI DAN SEBELUM TIDUR MALAM TERHADAP KEJADIAN
KARIES PADA SISWA/SISWI KELAS III DI SDN 09 PONTIANAK
UTARA

Siti Aisyah, drg. Miftah Tri Abadi, M.Kes, Nike Haryani S.Si.T, MDSc

(Politeknik Kesehatan Kemenkes Pontianak)

aisyahsengkubang@gmail.com

Kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat mencegah terjadinya karies


gigi, karena menggosok gigi dapat menghilangkan plak atau deposit bakteri lunak
yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi. Kebiasaan menggosok gigi
dianjurkan dua kali sehari yaitu pagi hari setelah sarapan dan malam hari sebelum
tidur. Kebiasaan menggosok gigi yang baik di malam hari yaitu pada saat sebelum
tidur malam, karena menyikat gigi sebelum tidur malam dapat membersihkan sisa
makanan yang menempel di gigi sehingga pembentukan plak selama tidur dapat
dihambat dan akumulasi plak menjadi berkurang Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan dan sebelum tidur
malam terhadap terjadinya karies pada siswa-siswi kelas III di SDN 09 Pontianak
Utara.

Penelitian ini termasuk ke dalam penelitian kuantitatif jenis deskriptif.


Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode survei dengan
melihat langsung status karies gigi pada responden dan memberikan kuesioner yang
berisi kebiasaan responden dalam menjaga kesehatan gigi dan mulut. Adapun
sampel dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III di SDN 09 Pontianak Utara
yang diambil menggunakan teknik total sampling dan intrumen yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu lembar pemeriksaan dan lembar kuesioner.

Kata kunci : Kebiasaan menyikat gigi, karies gigi

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatulahhi Wabrakatuh


Puji syukur peneliti ucapkan kehadirat Allah SWT, karena atas kehendak-
Nya peneliti dapat menyelesaikan rencana penelitian ini tepat waktu. Proposal
dengan judul “Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam
Terhadap Kejadian Karies Pada Siswa Siswi Kelas III di SDN 09 Pontianak Utara”
diajukan untuk diseminarkan sebagai syarat penyusunan KTI pada Program Studi
Diploma III Keperawatan Gigi, Politeknik Kesehatan Pontianak.
Peneliti mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan rencana penelitian ini. Pihak-pihak yang telah
berkontribusi adalah sebagai berikut.
1. Bapak Dr. Kelana Kusuma Dharma selaku Direktur Poltekkes Kemenkes
Pontianak yang telah memfasilitasi serta memperjuangkan kemajuan
pendidikan khususnya di bidang kesehatan
2. Bapak drg. Miftah TA, M. Kes selaku dosen pembimbing pertama yang telah
memberikan saran, masukan dan bimbingan dalam penyusunan Karya Tulis
Ilmiah ini.
3. Ibu Nike Haryani, S.Si.T., MDSc selaku dosen pembimbing kedua yang telah
memberikan saran, masukan dan bimbingan dalam penyususnan Karya Tulis
Ilmiah ini.
4. Ibu drg. Yeni Maryani, M.P.H. selaku dosen penguji yang telah membahas,
memberikan arahan dan masukan dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.
5. Dosen-dosen Poltekkes Kemenkes Pontianak khusunya dosen-dosen pada
Program Studi D3 Keperawatan Gigi yang telah memberikan banyak ilmu,
motivasi, serta arahan kepada peneliti pada saat perkuliahan berlangsung.
6. Seluruh pegawai dan staff perpustakaan Poltekkes Kemenkes Pontianak yang
bersedia meminjamkan buku dan refensi Karya Tulis Ilmiah demi kelancaran
penulisan Karya Tulis Ilmiah ini.
7. Orang tua dan seluruh keluarga, terutama kepada ibu saya ibu Lasmizah, ayah
saya bapak Adri alm, dan kakak saya Nuzulul Rahmah yang selalu memberikan

vi
doa dan dukungan kepada saya dalam proses penyelesaian rencana Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Serta teman-teman seperjuangan khususnya Program Studi D3 Keperawatan
Gigi angkatan 2020 yang selalu memberikan semangat, dukungan, serta doa
kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan, karena minimnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga penulis dapat memperbaiki dan
menyempurnakan bentuk maupun isi rencana penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap agar rencana penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
wawasan yang lebih luas serta menjadi sumber baca yang berguna dan bermanfaat
bagi kita semua khususnya mahasiswa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Pontianak, Januari 2023


Penulis,

Siti Aisyah
NIM 201051070

vii
DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii


BIODATA PENULIS ............................................................................................ iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS .............................................................. iv
ABSTRAK ...............................................................................................................v
KATA PENGANTAR ........................................................................................... vi
DAFTAR ISI ........................................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................... ix
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................................1
A. Latar Belakang ..............................................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................................4
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................................4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA..............................................................................6
A. Kesehatan Gigi dan Mulut ............................................................................6
B. Karies Gigi ..................................................................................................10
BAB III KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASINAL, HIPOTESIS ........15
A. Kerangka Konsep ........................................................................................15
B. Definisi Operasional....................................................................................15
C. Hipotesis......................................................................................................16
BAB IV METODE PENELITIAN ........................................................................17
A. Jenis Penelitian ............................................................................................17
B. Waktu dan Tempat Penelitian .....................................................................17
C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................17
D. Prosedur Penelitian......................................................................................18
E. Jenis Data ....................................................................................................19
F. Teknik dan Instrumen Penelitian ................................................................19
G. Pengolahan dan Analisis Data .....................................................................20
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................22
LAMPIRAN

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Kuisioner


Lampiran 2 Lembar Pemeriksaan
Lampiran 3 Lembar Informed Consent

ix
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Definisi Operasional ..............................................................................15


Tabel 4.2 Kriteria Penilaian Kuesioner ..................................................................19

x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari
untuk menghasilkan generasi bangsa yang kuat. Generasi yang sehat dapat
tercapai apabila pertumbuhan dan perkembangannya baik, yaitu dengan
terpeliharanya kesehatan anak sejak dalam masa kandungan ibu, masa bayi,
kanak-kanak sampai dewasa. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud (Sufiawati et al., 2002)

Kesehatan mulut sangat penting bagi kesehatan dan kesejahteraan


tubuh secara umum dan sangat mempengaruhi kualitas kehidupan, termasuk
fungsi bicara, pengunyahan, dan rasa percaya diri, gangguan kesehatan
mulut akan berdampak pada kinerja seseorang (Liasari, 2018). Lingkungan
keluarga dan lingkungan sekolah sangat berperan penting dalam menjaga
kesehatan gigi dan mulut anak pada masa pertumbuhan (Sufiawati et al.,
2002). Kesehatan gigi dan mulut berperan dalam menentukan status
Kesehatan gigi dan mulut berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang. Untuk menilai status kesehatan gigi dapat dilihat dari ada
tidaknya penyakit gigi, diantaranya karies gigi. ada tidaknya penyakit gigi,
diantaranya karies gigi (Marthinu & Bidjuni, 2019).

Kebiasaan menggosok gigi yang baik dapat mencegah terjadinya


karies gigi, karena menggosok gigi dapat menghilangkan plak atau deposit
bakteri lunak yang melekat pada gigi yang menyebabkan karies gigi.
Kebiasaan menggosok gigi dianjurkan dua kali sehari yaitu pagi hari setelah
sarapan dan malam hari sebelum tidur. Kebiasaan menggosok gigi yang baik
di malam hari yaitu pada saat sebelum tidur malam, karena menyikat gigi
sebelum tidur malam dapat membersihkan sisa makanan yang menempel di
gigi sehingga pembentukan plak selama tidur dapat dihambat dan akumulasi
plak menjadi berkurang (Fatimah & Putri, 2017). Kebiasaan anak
menggosok gigi malam hari merupakan perilaku yang dilakukan terus
menerus dalam membersihkan gigi sebelum tidur malam (Rahim, 2015)

1
Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan
mulut masyarakat indonesia. Kebanyakan masyarakat umumnya
beranggapan bahwa gigi sulung tidak perlu dirawat karena gigi sulung akan
diganti dengan gigi tetap, mereka kurang memahami bahwa jika gigi sulung
tidak dipelihara dengan baik, makan akan terjadi karies atau lubang gigi.
Salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani adalah masalah
kesehatan bagi dan mulut. Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih
merupakan hal yang menarik karena prevalensi karies dan penyakit
periodontal mencapai 80% dari frekuensi penduduk (Nugraheni et al.,
2019).

Menurut WHO diperkirakan bahwa 90% dari anak-anak usia


sekolah diseluruh dunia dan sebagian besar orang dewasa pernah menderita
karies. Menurut penelitian di negara-negara Eropa, Amerika dan Asia,
termasuk Indonesia, ternyata 80-95% dari anak-anak dibawah umur 18
tahun terserang karies gigi (Fatimah & Putri, 2017). Angka kerusakan gigi
di Indonesia berdasarkan survey kesehatan yang dilakukan Kemenkes RI
pada 2018 menemukan sekitar 45 % penduduk Indonesia yang mengalami
masalah gigi berlubang atau karies. Angka tersebut di lihat dari rentang usia
yaitu pada usia 3-4 tahun jumlah masalah gigi berlubang atau karies
sebanyak 36%, pada usia 5-9 tahun sebaxnyak 54 % , usia 10-14 tahun
sebanyak 41 %, usia 15-24 sebanyak 38, dan usia 25-34 sebanyak 45 %, usia
35-44 sebanyak 49 %, usia 45-54 sebanyak 51 %, usia 55-64 sebanyak 49
%, dan usia 65 ke atas sebanyak 39%, tingginya angka penderita karies
seperti yang telah disebutkan menunjukkkan bahwa penyakit karies atau
gigi berlubang masih menjadi masalah bagi penduduk Indonesia, khusunya
untuk usia anak-anak pada umur 5-9 tahun. Di Kalimantan Barat masalah
gigi berlubang atau karies juga lumayan cukup besar, menurut hasil
Kemenkes tahun 2018 sebanyak 49,6 % dari penduduk provinsi Kalimantan
Barat yang mengalami masalah kesehatan gigi dan mulut dengan 54,0 %
presentasi penduduk pada kelompok usia 5-9 tahun, karena pada usia 5-9
tahun sebagian besar masih memiliki kebiasaan yang keliru dalam waktu

2
dan teknik menyikat gigi dan belum memliliki kesadaran yang besar untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut.

Karies merupakan masalah kesehatan gigi dan mulut yang paling


sering dialami anak usia sekolah adalah karies gigi. Karies gigi merupakan
salah satu gangguan kesehatan gigi dan mulut. Karies gigi merupakan
kerusakan gigi yang terjadi karena adanya keruskan pada jaringan keras gigi
yang terdiri dari enamel, dentin, dan sementum. Menurut Potter & Perry
(2009) pada usia anak sekolah yaitu 6-12 tahun sering disebut sebagai masa-
masa laten yang rawan, karena pada masa itulah gigi susu mulai hilang satu
persatu dan gigi permanen pertama mulai tumbuh (Fatimah & Putri, 2017).
Pada usia 6-12 tahun gigi anak memerlukan perawatan yang lebih intensif
karena pada usiatersebut terjadi pergantian gigi, gigi susu mulai tanggal dan
gigi permanen pertama mulai tumbuh. Keadaan ini menunjukkan bahwa
gigi anak berada pada tahap gigi campuran. Pada tahap ini gigi permanen
akan mudah rusak, karena kondidi tersebut baru tumbuh dan masih rentan
akan terjadinya karies (Faihatul, 2018). Menurut Wong, dkk (2008) juga
mengungkapkan bahwa usia 4-8 tahun adalah usia paling rentan terjadi
karies gigi primer dan 12-18 tahun untuk gigi permanen. Dengan demikian,
karies gigi juga menjadi salah satu masalah kesehatan yang serius pada anak
usia sekolah.

Berdasarkan hasil data awal yang dilakukan pada saat Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dibulan November tahun 2022 pada mata kuliah Pelayanan
Asuhan Kesehata Gigi dan Mulut Masyarakat, maka diperoleh data pada
kelas III di SDN 09 Pontianak Utara yang berjumlah 97 siswa-siswi terdapat
73 orang yang memiliki kasus gigi berlubang atau karies, data ini diperoleh
peneliti dari pemeriksan gigi yang dilakukan pada saat kegiataan pkl,
peneliti juga memberikan beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan dan
perilaku tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut, dari 97 siswa terdapat
75 orang yang mengetahui penyebab terjadinya karies atau lubang gigi, 57
orang yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi, dan 53
orang yang memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam.
Berdasarkarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan

3
penelitian tentang pengaruh kebiasaan menggosok gigi setlah sarpan pagi
dan sebelum tidur malam terhadap terjadinya karies pada siswa-siswi kelas
III di SDN 09 Pontianak Utara.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
terhadap kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas III di SDN 09
Pontianak Utara?

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebiasaan
menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam terhadap
kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas III di SDN 09 Pontianak
Utara.

2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam terhadap kejadian karies gigi
pada siswa/siswi kelas III di SDN 09 Pontianak Utara.
b. Untuk mengetahui status karies gigi pada siswa/siswi kelas III di
SDN 09 Pontianak Utara.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
Penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam
penelitian pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam terhadap kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas
III di SDN 09 Pontianak Utara.
2. Manfaat bagi institusi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
untuk memperkaya ilmu di jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.

4
b. Sebagi informasi bagi sekolah SDN 09 Pontianak Utara mengenai
kebiasaan menyikat setelah sarapan pagi dan gigi sebelum tidur
malam terhadap status karies gigi.

5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Kesehatan Gigi dan Mulut


1. Pengertian Kesehatan Gigi dan Mulut
Kesehatan gigi dan mulut merupakan bagian dari kesehatan tubuh
yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya karena akan
mempengaruhi kesehatan tubuh keseluruhan. Sekitar 80% penduduk
Indonesia memiliki gigi rusak karena berbagai sebab, namun yang paling
banyak ditemui adalah karies atau gigi berlubang. Kesehatan gigi dan mulut
di Indonesia masih merupakan hal yang perlu mendapat perhatian serius,
karena tingginya prevalensi penyakit gigi dan mulut yang diderita oleh
masyarakat Indonesia termasuk anak-anak (Tambuwun et al., 2014)
Masyarakat perlu memperhatikan pentingnya menjaga dan
memelihara kesehatan gigi dan mulut, karena saat ini termasuk anak-anak
banyak yang mengeluhkan sakit pada gigi yang disebabkan karena
kurangnya menjaga kerbersihan gigi dan mulut dengan baik. Untuk
mencapai keberhasilan pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut salah
satunya dengan menggosok gigi secara baik dan benar disertai perilaku
yang meliputi pengetahuan, sikap dan praktek penggunaan alat, metode
penyikatan gigi serta frekuensi dan waktu menyikat gigi yang tepat. Perilaku
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut sejak dini merupakan masa yang
paling tepat untuk menanamkan nilai-nilai guna membentuk perilaku positif
di usia sekolah. Usia sekolah dasar merupakan usia yang ideal untuk melatih
kemampuan motorik seorang anak termasuk menanamkan kebiasaan
menggosok gigi (Siregar, 2019).

6
2. Upaya Memelihara Kesehatan Gigi
a. Menyikat Gigi

Menyikat gigi adalah cara mekanis utama untuk menghilangkan


plak gigi. Akumulasi plak yang terjadi terus menerus, dapat
meningkatkan kolonisasi bakteri, dimana peningkatan kuantitas bakteri
akan memperburuk kesehatan gigi dan mulut diikuti dengan perubahan
pada pH saliva. Kebiasaan merupakan tindakan yang dilakukan secara
konsisten dan secara terus menerus hingga terbentuk suatu pola di level
pikiran bawah sadar. Kebiasaan menyikat gigi yang dianjurkan adalah
minimal dua kali sehari, pagi hari setelah makan dan malam hari
sebelum tidur.(Triswari & Pertiwi, 2017)

Kebiasaan menggosok gigi merupakan tingkah laku untuk


membersihkan gigi yang dilakukan seseorang secara terus menerus.
Katono (1996) dan Sunaryo (2002) mengungkapkan bahwa kebiasaan
adalah bentuk tingkah laku yang tetap dari usaha menyesuaikan diri
terhadap lingkungan yang mengandung unsur afektif perasaan. Kandali
(2010) juga mengungkapkan bahwa kebiasaan adalah tindakan
konsisten yang dilakukan secara terus menerus hingga membentuk
suatu pola di level pikiran bawah sadar.
Menyikat gigi adalah tindakan membersihkan dari sisa-sisa
makanan, bakteri dan plak. Dalam membersihkan gigi, harus
memperhatikan pelaksanaan waktu yang tepat dalam membersihkan
gigi, penggunanan alat yang tepat untuk membersihkan gigi, dan cara
yang tepat untuk membersihkan gigi (Fatimah & Putri, 2017)
Menurut Potter dan Perry (2009) mengatakan bahwa pada umur 6-
12 tahun sering disebut sebagai masa-masa laten yang rawan, karena
pada masa itulah gigi susu mulai tanggal satu persatu dan gigi permanen
pertama mulai tumbuh. Dengan adanya variasi gigi susu dan gigi
permanen bersama-sama di dalam mulut, menandai masa gigi
campuran pada anak. Gigi yang baru tumbuh belum masih matang
sehingga rentan terhadap kerusakan. Fungsi menyikat gigi yaitu untuk
menghilangkan sisa-sisa makanan yang ada di sela-sela dan di

7
permukaan gigi. Sisa makanan apabila tidak dibersihkan akan
mengalami pembususkan oleh bakteri Streptococcus Mutan. Menyikat
gigi yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan
gerakan vertikal dan gerakan lembut (Fatimah & Putri, 2017)
Oleh karena itu, kebiasaan menyikat gigi merupakan salah satu
kebiasaan baik yang dilakukan dalam membersihkan gigi dan sisa-sisa
makanan secara terus menerus, yang dapat meliputi kebiasaan
pelaksanaan frekuensi dan waktu membersihkan gigi,.

b. Waktu Menyikat Gigi


Gigi sebaiknya disikat pada waktu pagi hari setelah sarapan dan
malam hari sebelum tidur, karena pada waktu kita tidur air ludah akan
berkurang dan asam yang dihasilkan oleh plak akan lebih pekat
sehingga kemampuan untuk merusak gigi menjadi lebih besar.
Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) menyatakan bahwa waktu
menyikat dan membersihkan gigi dalam sehari yaitu minimal 2 kali.
Petugas penyuluh kesehatan gigi menyarankan untuk selalu menyikat
gigi sebelum tidur malam dan gigi juga harus dibersihkan pada waktu
pagi hari sesudah sarapan sebelum beraktivitas sehingga kondisi mulut
tetap bersih (Siregar, 2019). Menyikat gigi di pagi hari dapat dilakukan
setelah sarapan agar kebersihan gigi dan mulut tetap terjaga dan
mencegah menumpuknya lapisan plak sehingga dapat meminimalisir
terbentuknya karies, terutama apabila pada saat sarapan mengkonsumsi
makanan yang asam atau mengandung karbohidrat, hal ini dikarenakan
pada saat makan pH air liur menurun sehingga keasaman dalam rongga
mulut meningkat (Femala, 2019)
Sondang (2008), dalam bukunya menyatakan bahwa dalam sehari
frekuensi minimal menggosok gigi adalah dua kali yaitu setelah sarapan
pagi dan sebelum tidur malam. Hal ini tentu mempengaruhi kebersihan
gigi dan dapat meminimalkan kejadian karies gigi. Frekuensi
menggosok gigi yang tidak optimal dapat disebabkan karena anak tidak
dibiasakan dan tidak tahu manfaat gosok gigi. Sehingga anak tidak
mempunyai kesadaran dan motivasi untuk memelihara kesehatan gigi

8
dan mulut. Keadaan tersebut memudahkan gigi anak terkena resiko
penyakit gigi dan mulut.
Kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam dapat membersihkan
sisa makanan yang menempel di gigi sehingga pembentukan plak
selama tidur dapat dihambat dan akumulasi plak menjadi berkurang.
Pada malam hari terjadi penurunan sekresi saliva. Laju aliran saliva
saliva selama tidur sekitar 0,03 ml/menit dengan total volume saliva
selama tidur dalam waktu 8 jam hanya sekitar 15 ml. Waktu yang paling
penting bagi seseorang untuk menyikat gigi adalah sebelum tidur
malam, sebab aliran saliva menurun selama tidur dan efek protektif
saliva menjadi hilang. Saliva berperan penting dalam proses
pencegahan karies, berkurangnya sekresi saliva dapat mengurangi
kemampuan membersihkan rongga mulut, dan meningkatkan
pembentukan plak (Triswari & Dian Pertiwi, 2017).

c. Teknik Menyikat Gigi

Menyikat gigi secara umum digunakan untuk membersikan sisa-


sisa makanan yang menempel di gigi. Banyak teknik atau metode
mengosok gigi yang bisa digunakan, akan tetapi untuk mendapatkan
hasil yang baik maka diperlukan teknik menyikat gigi. Teknik menyikat
gigi tidak hanya satu teknik saja melainkan harus dukombinasikan
sesuai dengan urutan gigi agar saat mennyikay gigi semua permukaan
gigi dapat dibersikan dan tidak merusak lapisan gigi (Tanu et al., 2019)

Teknik menyikat gigi adalah cara umum yang dianjurkan untuk


membersihkan deposit lunak pada permukaan gigi dan gusi dan
merupakan salah satu tindakan preventif dalam menunjukkan
keberhasilan dan kesehatan rongga mulut yang optimal. Oleh karena
itu, teknik menyikat gigi harus dimengerti dan dilaksanakan secara aktif
sesuai aturan (Cruz et al., 2014).

9
B. Karies Gigi
1. Definisi Karies Gigi
Menurut kamus kedokteran gigi karies merupakan gigi berlubang.
Karies merupakan infeksi kronis pada gigi yang disebabkan oleh bakteri
pada rongga mulut. Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang
di mulai dari permukaaan gigi yaitu pit dan fissure lalu meluas ke arah
pulpa. Hasil akhir produksi asam oleh bakteri dari bahan karbohidrat
yang dapat menjadi awal mula terjadinya karies. Lapisan enamel akan
kehilangan strukturnya, jika berkembang maka akan terjadi karies pada
enamel hingga mengenai dentin sampai pulpa (Siregar, 2019). Karies
gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi, yaitu
enamel, dentin dan sementum, proses ini terjadi karena aktivitas jasad
renik dalam karbohidrat. Proses ini ditandai dengan dimineralisasi
jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya, sehingga dapat
terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu lapisan
dentin serta dapat mencapai pulpa (Widayanti, 2014)
Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan
mulut masyarakat Indonesia. Penyebab karies gigi salah satunya karena
sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi. Upaya yang dapat
dilakukan untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada
permukaan gigi yaitu dengan menggosok gigi dengan teknik yang benar
dan waktu yang tepat, tetapi menggosok gigi menggunakan teknik yang
benar dan waktu yang tepat seringkali diabaikan oleh masyarakat,
seringkali sisa makanan tidak terangkat dengan baik, bahkan
menggosok gigi dengan teknik yang salah dapat menyebabkan abrasi
pada gigi sehingga menimbulkan karies (Marthinu & Bidjuni, 2019)
Karies adalah penyakit atau kelainan yang terjadi pada jaringan
keras gigi akibat demineralisasi jaringan keras gigi yaitu email dan
dentin. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri dalam plak. Tanda awalnya
berupa terjadinya perubahan warna (ada juga yang tampak seperti
berkapur) di permukaan gigi. Semakin lama daerah ini akan berubah
warna menjadi lebih gelap (kecokelatan atau kehitaman) lalu

10
terbentuklah lubang. Jika jaringan keras sudah rusak, struktur gigi tidak
bias lagi diregenerasi. Rasa nyeri akan muncul apabila karies sudah
mencapai saraf gigi maka penanggulangan dini karies gigi sangat
penting (Fatimah & Putri, 2017).

2. Proses Terjadinya Karies


Karies gigi adalah suatu penyakit yang merupakan hasil dari
serangkaian reaksi kimia dan mikroorganisme yang kompleks. Proses
ini terjadi pada permukaan gigi dan .bersifat patologis, terlokalisasi dan
terjadi pada gigi yang telah erupsi. Kejadian ini bersifat progresif
karena terus berjalan ke bagian yang lebih dalam dari gigi, sehingga
membentuk suatu kavitas (Sufiawati et al., 2002)
Karies gigi terjadi ketika biofilm mikroba (plak) yang terbentuk
pada permukaan gigi mengubah gula bebas yang terkandung dalam
makanan dan minuman menjadi asam, yang dapat melarutkan enamel
gigi dan dentin dari waktu ke waktu. Dengan asupan gula yang terus
menerus tinggi, paparan fluoride yang tidak memadai tanpa biofilm
mikroba dapat dilepas secara teratur sehingga struktur dapat
dihancurkan. Hal ini dapat mengakibatkan perkembangan gigi
berlubang atau karies (Marthinu & Bidjuni, 2019)
Gula atau sucrose merupakan penyebab karies yang paling utama.
Gula menyebabkan plak menebal dan streptococcus mutans merubah
sucrose menjadi asam. Patogenitas plak atau streptococcus mutans
dengan cepat merubah gula menjadi asam. Terjadi pembuatan
polisakarida ekstraseluler yang menyebabkan asam melekat pada
permukaan gigi dan streptococcus mutans mengurangi permiabilitas
plak sehingga plak tidak mudah dinetralisir kembali (Ryan et al., 2013).
Putri, Herijulianti, dan Nurjannah (2010) mengungkapkan bahawa
karies adalah hasil interaksi dari bakteri di permukaan gigi, plak atau
biofilm, dan diet khususnya komponen karbohidrat yang dapat
difermentasikan oleh bakteri plak menjadi asam, terutama asam laktat
dan asetat, sehingga terjadi demineralisasi jaringan keras gigi dan

11
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya. Faktor etiologi karies
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :

Gambar 2.1 Proses Terjadinya Karies (Putri, Herijulianti, dan Nurjannah,2010).

3. Faktor yang Mepengaruhi Terjadinya Karies Gigi


Karies gigi merupakan penyakit multifaktorial dengan empat
faktor utama yang saling mempengaruhi yaitu host (saliva dan gigi),
mikroorganisme (bakteri), subtrat atau diet, sebagai faktor
tambahan yaitu waktu. Keempat faktor tersebut digambarkan sebagai
lingkaran, apabila keempat faktor tersebut saling tumpag tindih maka
akan terjadi karies gigi (Fatimah & Putri, 2017).
a. Host (Gigi)
Faktor host atau tuan rumah dihubungkan dengan gigi sebagai
tuan rumah. Faktor ini meliputi morfologi gigi (ukuran dan bentuk
gigi), struktur enamel, faktor kimia dan kristalografis. Pit dan fisure
pada gigi posterior sangat rentan terhadap karies karena sisa-sisa
makanan mudah menumpuk di daerah tersebut terutama pit dan fisur
yang dalam. Selain itu, permukaan gigi yang kasar juga dapat
menyebabkan plak mudah melekat dan membantu perkembangan
karies gigi. Enamel gigi memiliki susunan kimia kompleks yang
mengandung 97% mineral, 1% air, dan 2% bahan organik (Moore et
al., 2014)
b. Saliva
Saliva berfungsi sebagai buffer dan membersihkan sisa-sisa
makanan di dalam mulut Selain itu, saliva juga memiliki peran
dalam pembersihan bakteri, antimikroba, dan proses remineralisasi.
Remineralisasi gigi terjadi akibat kandungan ion-ion kalsium, fosfat,

12
dan kalium yang terdapat pada saliva. Aliran saliva pada anak-
anakmeningkat sampai anak tersebut berusia 10 tahun, namun
setelah dewasa hanya terjadi peningkatan sedikit. Individu yang
berkurang fungsi salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat
secara signifikan (Ariyani, 2012)
c. Bakteri/ Mikroorganisme
Faktor bakteri atau agen yaitu adanya bakteri plak gigi. Plak gigi
memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang kotor dan
tidak dibersihkan (Siregar, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam
plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif
merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus
mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis dan
Streptococcus salivarius serta Lactobaccilus pada plak gigi (Moore
et al., 2014). Dengan banyaknya bakteri terutama yang menyebakan
karies yaitu streptococous untuk bermetabolisme, dimana dari hasil
metabolismenya salah satunya menghasilkan asam. Adanya suasana
asam di rongga mulut akan menjadikan email gigi mengalami
demineralisasi, akibat dari proses demineralisasi ini maka email
akan mengalami proses karies gigi.
d. Substrat
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat
mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya
karies (Moore et al., 2014).

13
Bakteri memerlukan substrat sebagai sumber energi dan akhir
dari produk metabolisme bakteri yaitu asam (Widayanti, 2014).
Komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
menjadi asam adalah asam laktat dan asetat. Makanan dan minuman
yang mengandung karbohidrat (sukrosa) akan dimetabolisme oleh
bakteri di dalam plak, yang menyebabkan pH plak asam sehingga
terjadi demineralisasi email. Proses pH kembali menjadi normal
memerlukan waktu sekitar 30-60 menit, jika konsumsi karbohidrat
secara berulang akan mempertahankan pH tetap dalam keadaan
asam (Kidd dan Bechal, 2013).
e. Waktu
Proses demineralisasi dan remineralisasi pada rongga mulut
terjadi secara terus menerus, oleh sebab itu maka dapat dikatakan
bahwa seseorang tidak pernah terbebas dari karies. Karies akan
terjadi jika terdapat gangguan keseimbangan antara proses
demineralisasi dan remineralisasi. Proses ini ditentukan oleh
komposisi dan jumlah plak yang terdapat pada rongga mulut,
konsumsi gula (frekuensi dan waktu), paparan fluoride, kualitas
enamel dan respon imun. Asam dapat menyebabkan hancurnya
kristal enamel sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
permukaan enamel. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu bulan
hingga tahun tergantung pada intensitas dan frekuensi suasana asam
terjadi, keadaan asam yang terjadi berulang akan menyebabkan
hilangnya kristal enamel dan dilanjutkan rusaknya permukaan
enamel dengan memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun (Indrayadi & Wimardhani, 2009).

14
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASINAL, HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent

Kebiasaan menyikat gigi


Karies Gigi
setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam
malam
B. Definisi Operasional
Definisi operasional dalam penelotian ini dapat dilihat pada table
3.1 sebagai berikut :

Tabel 3.1 Definisi Operasional


Tabel 1
Variabel Definisi Alat ukur Cara ukur Hasil Skala
operasional ukur ukur

Kebiasaan Kebiasaan Kuesioner Mengisi Jawaban Ordinal


menyikat responden kuesioner “ya”
gigi menyikat gigi Terdapat 12 skonya 1
setelah sebelum tidur pertanyaan jawaban
sarapan malam yang dengan “tidak”
pagi dan dapat pilihan “ya” skornya
sebelum membersihkan atau “tidak” 0.
tidur sisa makanan
malam yang
menempel di
gigi sehingga
pembentukan
plak selam
tidur dapat
dihambat.

15
Karies Karies gigi Pemeriksan Pemeriksaan Terdapat Nominal
gigi merupakan karies gigi langsung karies:
penyakit dan lembar 
jaringan gigi pemeriksa Tidak
yang di mulai n terdapat
dari karies: -
permukaaan
gigi (pit dan
fissure) dan
dapat meluas
ke bagian
dalam gigi
yaitu email
(KME), dentin
(KMD), dan
pulpa (KMP).
Penilaian
karies gigi
pada responden
anak kelas III
menggunakan
sonde dan kaca
mulut.

C. Hipotesis

Ada pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan


sebelum tidur malam terhadap kejadian karies pada siswa/siswi kelas III
di SDN 09 Pontianak Utara.

16
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif
dengan metode survei, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam terhadap terjadinya karies pada siswa/I kelas III di SDN 09
Pontianak Utara. Penelitian ini diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan
dalam lingkungan tertentu (Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018).

B. Waktu dan Tempat Penelitian


1. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret tahun 2023.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN 09 Pontianak Utara, Jl. 28 Oktober,
Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara, Kota Pontianak, Kalimantan
Barat.

C. Populasi dan Sampel Penelitian


1. Populasi
Polpulasi adalah keseluruhan elemen atau subjek, dalam arti lain
populasi dapat diartikan sebagai segala sesuatu yang memiliki nilai yang
semua ingin diteliti. Menurut Notoatmodjo (2010), populasi adalah
keseluruhan dari objek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini
adalah siswa-siswi kelas III SDN 09 Pontianak Utara yang berjumlah 97
orang.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari subyek dalam populasi yang diteliti,
yang sudah tentu mampu secara representatif dapat mewakili
populasinya (Prabandari, 2017). Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini dilakukan dengan metode total sampling atau biasa
dikenal dengan teknik sampling jenuh yaitu teknik prngambilan sampel
dengan menjadikan semua populasi menjadi sampel penelitian. Dan

17
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III
SDN 09 Pontianak Utara yang berjumlah berjumlah 97 orang.

D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Awal
a. Menetapkan lokasi penelitian, yaitu di SDN 09 Pontianak Utara, Jl. 28
Oktober, Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat.
b. Meminta izin dari pihak sekolah.
c. Meminta izin dari Poltekkes Jurusan Keperawatan Gigi.
2. Tahap Pelaksaan
a. Pemeriksaan dilakukan di kelas III SDN 09 Pontianak Utara
b. Sebelum dilakukan pemeriksaan, peneliti bekerjasama dengan wali
kelas untuk menentukan waktu pemeriksaan.
c. Peneliti melakukan perkenalan diri kepada responden dan
menyampaikan sedikit materi tentang karies atau lubang gigi serta
sebab dan akibatnya.
d. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada responden untuk
mengetahui kebiasan responden dalam menjaga kesehatan giginya.
e. Peneliti memberikan arahan kepada responden untuk mengisi kuisioner
yang telah diberikan.
f. Peneliti mengambil kembali lembar kuesioner yang telah di isi oleh
responden.
g. Peneliti memberilan lembar informed consent dan memberikan arahan
kepada respon tentang cara pengisiannya.
h. Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan karies pada responden
dengan cara memanggil nama responden menurut absensi yang telah di
berikan oleh wali kelas.
i. Selanjutnya peneliti langsung memeriksa karies pada responden dengan
bantuan beberpa orang teman peneliti.
j. Pemeriksaan dilakukan dengan mendudukkan responden di kursi
menghadap pemeriksa.

18
k. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang dan menggunakan alat-
alat diagnostik yaitu sonde dan kaca mulut. dengan melihat gigi yang
mengalami karies serta mengisi data karies tersebut pada lembar
pemeriksaan yang telah dibuat peneliti.

E. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh peneliti dari kuesioner untuk mengetahui apakah
responden melakukan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu
dengan rutin menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam,
dan pemeriksaan karies gigi pada siswa-siswi kelas III di SDN 09 Pontianak
Utara.

2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh peneliti dari lembar kuisioner yang berisikan
tentang kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas III dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, saat kegiataan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) pada mata kuliah Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan
Mulut Masyarakat di SDN 09 Pontianak Utara untuk mendapatkan data
awal.

F. Teknik dan Instrumen Penelitian


Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
teknik survei dengan memeriksa langsung status karies gigi pada
siswa/siswi kelas III di SDN 09 Pontianak Utara. Adapun instrument yang
digunakan pada penelitian ini adalah lembar kuesioner dan lembar
pemeriksaan, pada lembar kuisioner terdapat 12 pertanyaan dengan pilihan
jawaban “ya” dan “tidak”, setiap responden yang menjawab soal “ya” maka
akan mendapat skor 1 dan jika menjawab “tidak” maka akan memperoleh
skor 0. Untuk mempermudah peneliti dalam proses pengolahan data, maka
dipaparkan kriteria penilaian kuesioner dalam bentuk tabel sebagai berikut:

Tabel 4.2 Kriteria Kuesioner

Baik 9 -12
Sedang 5-8
Buruk 0-4

19
Selanjutnya peneliti juga akan memeriksa gigi pasien untuk mengetahui
ada atau tidaknya karies pada responden, menggunakan alat diagnostik
yaitu sonde dan kaca mulut, kemudian peniliti akan mengisi lembar
pemeriksaan sesuai dengan hasil pemeriksaan karies pada responden, jika
terdapat karies pada gigi responden maka diberikan simbol () dan jika
tidak terdapat karies pada responden maka diberikan simbol (-) pada
lembar pemeriksaan, dalam melakukan pemeriksaan, peneliti
menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :

1. Alat :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Hand scoon / Sarung tangan
d. Masker
e. Handuk
f. Lembar pemeriksaan
2. Bahan
a. Kapas
b. Air
c. Gelas kumur
d. Tissue
e. Alkohol / Sabun desinfektan

G. Pengolahan dan Analisis Data


1. Pengolahan Data
Setelah pengumpulan data, peneliti melakuakan pengolahan data
dengan teknik analisis data. Secara garis besar pengolahan data melalui
empat tahap yaitu:
a. Editing
Proses editing dilakukan dengan memeriksa kuesioner yang telah diisi
oleh pasien untuk dilakukan pengolahan selanjutnya.

20
b. Codding
Proses codding dilakukan dengan cara merubah jawaban-jawaban
responden dalam bentuk angka-angka sehingga memudahkan dalam
pengolahan data.
c. Tabulating
Memasukkan data penelitian kedalam tabel untuk mempermudah
analisis data dari pengolahan data serta pengambilan kesimpulan.
d. Cleaning
Membersihkan atau mengoreksi data-data yang telah diklasifikasikan
untuk memastikan bahwa data tersebut baik dan benar serta siap untuk
dianalisis.
2. Analis Data
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari kuisioner dan lembar pemeriksan
diolah dan dianalisis menggunakan teknik tertentu. Adapun data kuantitatif
dapat dilakukan secara manual atau dengan komputerisasi. Pengolahan data
ini meliputi tabulasi data, perhitungan statistik, dan uji statistik. Adapun
analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase
masing-masing variabel. Adapun analisis univariat pada penelitian ini
meliputi distribusi umur, distribusi waktu menyikat gigi, distribusi karies
gigi pada siswa-siswi kelas III SDN 09 Pontianak Utara.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan jika variabel yang dianalisis terdiri dari dua
macam variabel yang berhubungan atau berkorelasi yaitu variabel
dependent dan variabel independent. Analisis bivariat dalam penelitian
ini meliputi pengaruh kebiasaan meyikat gigi setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam terhadap kejadian karies pada siswa/i kelas III di
SDN 09 Pontianak Utara. Adapun uji statistik yang digunakan yaitu Uji-
T untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent
terhadap variabel dependent (Hendri & Setiawan, 2017).

21
DAFTAR PUSTAKA

Ariyani, N. . (2012). Hubungan Pengetahuan tentang Kesehatan Gigi dan Mulut


dengan Oral Hygiene Index Siswa Kelas V Sekolah Dasar Negeri Bulukantil
Kecamatan Jebres. Jurnal Fakultas Kedokteran UNS, 1–94.

Cruz, E. Da, Sulastri, S., & Purwati, D. E. (2014). Menyikat gigi teknik roll dan
scrub terhadap skor plak pasien pemakai alat ortodonti cekat di klinik gigi.
Gigi Dan Mulut, 1, 115–120.

Faihatul, M. (2018). Gambaran Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Kelas 3 MI Al-
Mutmainnah (Vols. 155–156).

Fatimah, S., & Putri, D. A. K. (2017). Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sd Di Sdn Jatiwarna Iii Kota Bekasi. In
Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).

Femala, D. (2019). Dental Therapist Journal. 1(1), 44–51.

Hendri, & Setiawan, R. (2017). Pengaruh Motivasi dan Kompensasi Terhadap


Kinerja Karyawan di PT. Samudra Bahari Utama. Agora, 5(1), 1–8.

Indrayadi, G., & Wimardhani, Y. S. (2009). Oral Probiotik: Pendekatan Baru Terapi
Halitosis. Journal of Dentistry Indonesia, 16(1), 64–71.

Liasari, I. (2018). Hubungan Frekuensi Menyikat Gigi Dengan Tingkat Kebersihan


Gigi dan Mulut Pada Siswa SD Inpres BTN IKIP I Kota Makassar Vol. 7, No.
2, Tahun 2018. Jurnal Teknologi Pertanian, 7(2), 45–50.

Marthinu, L. T., & Bidjuni, M. (2019). Penyakit Karies Gigi Pada Personil
Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sulaesi Utara Tahun 2019 JIGIM
(Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut ).

Moore, C. M., Swain, D. P., Ringleb, S. I., & Morrison, S. (2014). The effects of
acute hypoxia and exercise on marksmanship. In Medicine and Science in
Sports and Exercise (Vol. 46, Issue 4).

Nugraheni et al. (2019). Determinan Perilaku Pencegahan Karies Gigi Siswa


Sekolah Dasar di Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Gigi, 6, 26–34.

22
Rahim, R. (2015). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Malam Hari Dan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 07
Tangerang. Kesehatan Gigi, 12, 69–76.

Ryan, Cooper, & Tauer. (2013) Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 12–26.

Siregar, S. M. H. (2019). Karya tulis ilmiah gambaran kebiasaan menyikat gigi


malam hari terhadap status karies gigi pada siswa/i. 114.

Sufiawati, I., Setiani Dewi, T., & Aripin Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Sekeloa
Selatan, D. (2002). Prevalensi Karies dan Indeks def pada Murid-murid Kelas
I, II, dan III yang Berada di Sekitar Klini kKerja Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Unpad ( Irna Sufiawati dkk.) Prevalensi Karies Dan Indeks
d e f Pada Murid-murid Kelas I, II, DAN III Sekolah Dasa.

Tambuwun, S., Harapan, I. K., & Amuntu, S. (2014). Hubungan Pengetahuan Cara
Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi pada Siswa Kelas
I SMP Muhammadiyah Pone Kecamatan Limboto Barat Kabupaten
Gorontalo. JUIPERDO (Jurnal Ilmiah Perawat Manado), 3(September), 51–
58.

Tanu, N. P., Manu, A. A., & Ngadilah, C. (2019). Hubungan Frekuensi Menyikat
Gigi dengan Tingkat Kejadian Karies. Dental Therapist Journal, 1(1), 39–43.

Triswari, D., & Dian Pertiwi, A. (2017). Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi
Sebelum Tidur Malam Terhadap Skor Indeks Plak dan pH Saliva. Insisiva
Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 6(2), 1–8.

Widayanti, N. (2014). Faktor yang berhubungan dengan karies gigi anak pada usia
4-6 tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(2), 196–205.

Zellatifanny, C. M., & Mudjiyanto, B. (2018). Tipe Penelitian Deskripsi Dalam


Ilmu Komunikasi. Diakom : Jurnal Media Dan Komunikasi, 1(2), 83–90.

23
LAMPIRAN

24
Lampiran 1 Lembar Kuisioner

LEMBAR KUESIONER
Nama Responden :

Jenis Kelamin :

Umur :

JAWABAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK SKOR
1. Apakah responden meyikat gigi 2 kali sehari?
2. Apakah responden meyikat gigi setelah
sarapan pagi?
3. Apakah responden langsung menyikat gigi
pada saat bangun tidur?
4. Apakah responden selalu meggosok gigi pada
malam hari sebelum tidur?
5. Apakah responden sering menyikat gigi pada
saat mandi di sore hari?
6. Apakah responden sering makan atau ngemil
di malam hari?
7. Apakah responden sering mengkonsumsi
makanan dan minuman manis yang dapat
menyebabkan gigi berlubang?
8. Apakah responden sering mengkonsumsi
makanan yang berserat seperti buah dan sayur?
9. Apakah responden berkumur-kumur dengan
air setelah makan atau ngemil dimalam hari?
10. Apakah responden menyikat seluruh bagian
gigi pada saat menggosok gigi?
11. Apakah responden rutin mengganti sikat gigi
setiap 3 bulan sekali/jika bulu sikat sudah
mekar?

25
12. Apakah responden rutin memeriksakan gigi ke
klinik gigig setiap 6 bulan sekali ?

26
Lampiran 2 Lembar Pemeriksaan

LEMBAR PEMERIKSAAN

A. Identitas
No. Responden :
Nama :
Umur :

B. Status Keadaan Gigi

55 54 53 52 51 61 62 63 64 65

18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28

48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38

85 84 83 82 81 71 72 73 74 75

Hasil Pemeriksaan :

Terdapat karies = 

Tidak terdapat karies = -

27
Lampiran 3 Informed Consent

LEMBAR INFORMED CONSENT

Saya yang bertanda tangan dibawah ini

Nama :

Umur :

Alamat :

Jenis Kelamin :

Setelah mendapat penjelasan yang sejelas-jelasnya mengenai penelitian yang


berjudul “Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi Sebelum Tidur Malam Terhadap
Kejadian Karies Pada Siswa/siswi Kelas III di SDN 09 Pontianak Utara”.
Menyatakan bahwa saya bersedia menjadi responden penelitian tersebut.

Pontianak, 2023

Yang Menyatakan Peneliti

(………………………………….) ( Siti Aisyah )

28

Anda mungkin juga menyukai