DI SUSUN OLEH :
SITI AISYAH
NIM. 201051070
SITI AISYAH
NIM. 201051070
ii
BIODATA PENULIS
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD : SDN 16 Mempawah Hilir
SMP : MTS. Darussalam Sengkubang
SMA : MA. Darussalam Sengkubang
iii
PERNYATAAN KEASLIAN PENULIS
NIM : 201051070
Dengan ini saya menyatakan bahwa isi karya tulis ilmiah dengan judul :
Pontianak, 2023
Yang Menyatakan,
Siti Aisyah
NIM. 201051070
iv
ABSTRAK
Siti Aisyah, drg. Miftah Tri Abadi, M.Kes, Nike Haryani S.Si.T, MDSc
aisyahsengkubang@gmail.com
v
KATA PENGANTAR
vi
doa dan dukungan kepada saya dalam proses penyelesaian rencana Karya Tulis
Ilmiah ini.
8. Serta teman-teman seperjuangan khususnya Program Studi D3 Keperawatan
Gigi angkatan 2020 yang selalu memberikan semangat, dukungan, serta doa
kepada penulis dalam menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.
Penulis menyadari bahwa penulisan Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak
terdapat kekurangan, karena minimnya pengetahuan dan pengalaman. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan kepada semua pihak untuk memberikan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga penulis dapat memperbaiki dan
menyempurnakan bentuk maupun isi rencana penelitian ini. Akhir kata penulis
berharap agar rencana penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan memberikan
wawasan yang lebih luas serta menjadi sumber baca yang berguna dan bermanfaat
bagi kita semua khususnya mahasiswa.
Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Siti Aisyah
NIM 201051070
vii
DAFTAR ISI
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan merupakan bagian penting dalam kehidupan sehari-hari
untuk menghasilkan generasi bangsa yang kuat. Generasi yang sehat dapat
tercapai apabila pertumbuhan dan perkembangannya baik, yaitu dengan
terpeliharanya kesehatan anak sejak dalam masa kandungan ibu, masa bayi,
kanak-kanak sampai dewasa. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk
meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan untuk hidup sehat bagi
setiap orang agar terwujud (Sufiawati et al., 2002)
1
Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan
mulut masyarakat indonesia. Kebanyakan masyarakat umumnya
beranggapan bahwa gigi sulung tidak perlu dirawat karena gigi sulung akan
diganti dengan gigi tetap, mereka kurang memahami bahwa jika gigi sulung
tidak dipelihara dengan baik, makan akan terjadi karies atau lubang gigi.
Salah satu masalah kesehatan yang perlu ditangani adalah masalah
kesehatan bagi dan mulut. Masalah kesehatan gigi di Indonesia masih
merupakan hal yang menarik karena prevalensi karies dan penyakit
periodontal mencapai 80% dari frekuensi penduduk (Nugraheni et al.,
2019).
2
dan teknik menyikat gigi dan belum memliliki kesadaran yang besar untuk
menjaga kesehatan gigi dan mulut.
Berdasarkan hasil data awal yang dilakukan pada saat Praktik Kerja
Lapangan (PKL) dibulan November tahun 2022 pada mata kuliah Pelayanan
Asuhan Kesehata Gigi dan Mulut Masyarakat, maka diperoleh data pada
kelas III di SDN 09 Pontianak Utara yang berjumlah 97 siswa-siswi terdapat
73 orang yang memiliki kasus gigi berlubang atau karies, data ini diperoleh
peneliti dari pemeriksan gigi yang dilakukan pada saat kegiataan pkl,
peneliti juga memberikan beberapa pertanyaan mengenai pengetahuan dan
perilaku tentang menjaga kesehatan gigi dan mulut, dari 97 siswa terdapat
75 orang yang mengetahui penyebab terjadinya karies atau lubang gigi, 57
orang yang memiliki kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi, dan 53
orang yang memiliki kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam.
Berdasarkarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk melakukan
3
penelitian tentang pengaruh kebiasaan menggosok gigi setlah sarpan pagi
dan sebelum tidur malam terhadap terjadinya karies pada siswa-siswi kelas
III di SDN 09 Pontianak Utara.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka
rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam
terhadap kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas III di SDN 09
Pontianak Utara?
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kebiasaan
menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam terhadap
kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas III di SDN 09 Pontianak
Utara.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mendeskripsikan pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah
sarapan pagi dan sebelum tidur malam terhadap kejadian karies gigi
pada siswa/siswi kelas III di SDN 09 Pontianak Utara.
b. Untuk mengetahui status karies gigi pada siswa/siswi kelas III di
SDN 09 Pontianak Utara.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat bagi penulis
Penulis dapat menambah wawasan, pengetahuan, dan pengalaman dalam
penelitian pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam terhadap kejadian karies gigi pada siswa/siswi kelas
III di SDN 09 Pontianak Utara.
2. Manfaat bagi institusi
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan informasi dan
untuk memperkaya ilmu di jurusan Keperawatan Gigi Poltekkes
Kemenkes Pontianak.
4
b. Sebagi informasi bagi sekolah SDN 09 Pontianak Utara mengenai
kebiasaan menyikat setelah sarapan pagi dan gigi sebelum tidur
malam terhadap status karies gigi.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
6
2. Upaya Memelihara Kesehatan Gigi
a. Menyikat Gigi
7
permukaan gigi. Sisa makanan apabila tidak dibersihkan akan
mengalami pembususkan oleh bakteri Streptococcus Mutan. Menyikat
gigi yang baik adalah membersihkan seluruh bagian gigi dengan
gerakan vertikal dan gerakan lembut (Fatimah & Putri, 2017)
Oleh karena itu, kebiasaan menyikat gigi merupakan salah satu
kebiasaan baik yang dilakukan dalam membersihkan gigi dan sisa-sisa
makanan secara terus menerus, yang dapat meliputi kebiasaan
pelaksanaan frekuensi dan waktu membersihkan gigi,.
8
dan mulut. Keadaan tersebut memudahkan gigi anak terkena resiko
penyakit gigi dan mulut.
Kebiasaan menyikat gigi sebelum tidur malam dapat membersihkan
sisa makanan yang menempel di gigi sehingga pembentukan plak
selama tidur dapat dihambat dan akumulasi plak menjadi berkurang.
Pada malam hari terjadi penurunan sekresi saliva. Laju aliran saliva
saliva selama tidur sekitar 0,03 ml/menit dengan total volume saliva
selama tidur dalam waktu 8 jam hanya sekitar 15 ml. Waktu yang paling
penting bagi seseorang untuk menyikat gigi adalah sebelum tidur
malam, sebab aliran saliva menurun selama tidur dan efek protektif
saliva menjadi hilang. Saliva berperan penting dalam proses
pencegahan karies, berkurangnya sekresi saliva dapat mengurangi
kemampuan membersihkan rongga mulut, dan meningkatkan
pembentukan plak (Triswari & Dian Pertiwi, 2017).
9
B. Karies Gigi
1. Definisi Karies Gigi
Menurut kamus kedokteran gigi karies merupakan gigi berlubang.
Karies merupakan infeksi kronis pada gigi yang disebabkan oleh bakteri
pada rongga mulut. Karies gigi merupakan penyakit jaringan gigi yang
di mulai dari permukaaan gigi yaitu pit dan fissure lalu meluas ke arah
pulpa. Hasil akhir produksi asam oleh bakteri dari bahan karbohidrat
yang dapat menjadi awal mula terjadinya karies. Lapisan enamel akan
kehilangan strukturnya, jika berkembang maka akan terjadi karies pada
enamel hingga mengenai dentin sampai pulpa (Siregar, 2019). Karies
gigi merupakan suatu penyakit mengenai jaringan keras gigi, yaitu
enamel, dentin dan sementum, proses ini terjadi karena aktivitas jasad
renik dalam karbohidrat. Proses ini ditandai dengan dimineralisasi
jaringan keras dan diikuti kerusakan zat organiknya, sehingga dapat
terjadi invasi bakteri lebih jauh ke bagian dalam gigi, yaitu lapisan
dentin serta dapat mencapai pulpa (Widayanti, 2014)
Karies menjadi salah satu bukti tidak terawatnya kondisi gigi dan
mulut masyarakat Indonesia. Penyebab karies gigi salah satunya karena
sisa makanan yang menempel pada permukaan gigi. Upaya yang dapat
dilakukan untuk membersihkan sisa makanan yang menempel pada
permukaan gigi yaitu dengan menggosok gigi dengan teknik yang benar
dan waktu yang tepat, tetapi menggosok gigi menggunakan teknik yang
benar dan waktu yang tepat seringkali diabaikan oleh masyarakat,
seringkali sisa makanan tidak terangkat dengan baik, bahkan
menggosok gigi dengan teknik yang salah dapat menyebabkan abrasi
pada gigi sehingga menimbulkan karies (Marthinu & Bidjuni, 2019)
Karies adalah penyakit atau kelainan yang terjadi pada jaringan
keras gigi akibat demineralisasi jaringan keras gigi yaitu email dan
dentin. Kondisi ini disebabkan oleh bakteri dalam plak. Tanda awalnya
berupa terjadinya perubahan warna (ada juga yang tampak seperti
berkapur) di permukaan gigi. Semakin lama daerah ini akan berubah
warna menjadi lebih gelap (kecokelatan atau kehitaman) lalu
10
terbentuklah lubang. Jika jaringan keras sudah rusak, struktur gigi tidak
bias lagi diregenerasi. Rasa nyeri akan muncul apabila karies sudah
mencapai saraf gigi maka penanggulangan dini karies gigi sangat
penting (Fatimah & Putri, 2017).
11
memerlukan cukup waktu untuk kejadiannya. Faktor etiologi karies
dapat dilihat pada gambar sebagai berikut :
12
dan kalium yang terdapat pada saliva. Aliran saliva pada anak-
anakmeningkat sampai anak tersebut berusia 10 tahun, namun
setelah dewasa hanya terjadi peningkatan sedikit. Individu yang
berkurang fungsi salivanya, maka aktivitas karies akan meningkat
secara signifikan (Ariyani, 2012)
c. Bakteri/ Mikroorganisme
Faktor bakteri atau agen yaitu adanya bakteri plak gigi. Plak gigi
memegang peranan peranan penting dalam menyebabkan terjadinya
karies. Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan
mikroorganisme yang berkembang biak di atas suatu matriks yang
terbentuk dan melekat erat pada permukaan gigi yang kotor dan
tidak dibersihkan (Siregar, 2019).
Hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam
plak berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, kokus gram positif
merupakan jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus
mutans, Streptococcus sanguis, Streptococcus mitis dan
Streptococcus salivarius serta Lactobaccilus pada plak gigi (Moore
et al., 2014). Dengan banyaknya bakteri terutama yang menyebakan
karies yaitu streptococous untuk bermetabolisme, dimana dari hasil
metabolismenya salah satunya menghasilkan asam. Adanya suasana
asam di rongga mulut akan menjadikan email gigi mengalami
demineralisasi, akibat dari proses demineralisasi ini maka email
akan mengalami proses karies gigi.
d. Substrat
Faktor substrat atau diet dapat mempengaruhi pembentukan plak
karena membantu perkembangbiakan dan kolonisasi
mikroorganisme yang ada pada permukaan enamel. Selain itu, dapat
mempengaruhi metabolisme bakteri dalam plak dengan
menyediakan bahan-bahan yang diperlukan untuk memproduksi
asam serta bahan lain yang aktif yang menyebabkan timbulnya
karies (Moore et al., 2014).
13
Bakteri memerlukan substrat sebagai sumber energi dan akhir
dari produk metabolisme bakteri yaitu asam (Widayanti, 2014).
Komponen karbohidrat yang dapat difermentasikan oleh bakteri
menjadi asam adalah asam laktat dan asetat. Makanan dan minuman
yang mengandung karbohidrat (sukrosa) akan dimetabolisme oleh
bakteri di dalam plak, yang menyebabkan pH plak asam sehingga
terjadi demineralisasi email. Proses pH kembali menjadi normal
memerlukan waktu sekitar 30-60 menit, jika konsumsi karbohidrat
secara berulang akan mempertahankan pH tetap dalam keadaan
asam (Kidd dan Bechal, 2013).
e. Waktu
Proses demineralisasi dan remineralisasi pada rongga mulut
terjadi secara terus menerus, oleh sebab itu maka dapat dikatakan
bahwa seseorang tidak pernah terbebas dari karies. Karies akan
terjadi jika terdapat gangguan keseimbangan antara proses
demineralisasi dan remineralisasi. Proses ini ditentukan oleh
komposisi dan jumlah plak yang terdapat pada rongga mulut,
konsumsi gula (frekuensi dan waktu), paparan fluoride, kualitas
enamel dan respon imun. Asam dapat menyebabkan hancurnya
kristal enamel sehingga dapat menyebabkan kerusakan pada
permukaan enamel. Hal ini dapat terjadi dalam kurun waktu bulan
hingga tahun tergantung pada intensitas dan frekuensi suasana asam
terjadi, keadaan asam yang terjadi berulang akan menyebabkan
hilangnya kristal enamel dan dilanjutkan rusaknya permukaan
enamel dengan memerlukan waktu berbulan-bulan bahkan bertahun-
tahun (Indrayadi & Wimardhani, 2009).
14
BAB III
KERANGKA KONSEP, DEFINISI OPERASINAL, HIPOTESIS
A. Kerangka Konsep
Variabel Independent Variabel Dependent
15
Karies Karies gigi Pemeriksan Pemeriksaan Terdapat Nominal
gigi merupakan karies gigi langsung karies:
penyakit dan lembar
jaringan gigi pemeriksa Tidak
yang di mulai n terdapat
dari karies: -
permukaaan
gigi (pit dan
fissure) dan
dapat meluas
ke bagian
dalam gigi
yaitu email
(KME), dentin
(KMD), dan
pulpa (KMP).
Penilaian
karies gigi
pada responden
anak kelas III
menggunakan
sonde dan kaca
mulut.
C. Hipotesis
16
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kuantitatif jenis deskriptif
dengan metode survei, dimana penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kebiasaan menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur
malam terhadap terjadinya karies pada siswa/I kelas III di SDN 09
Pontianak Utara. Penelitian ini diarahkan untuk menguraikan suatu keadaan
dalam lingkungan tertentu (Zellatifanny & Mudjiyanto, 2018).
17
sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah siswa-siswi kelas III
SDN 09 Pontianak Utara yang berjumlah berjumlah 97 orang.
D. Prosedur Penelitian
1. Tahap Awal
a. Menetapkan lokasi penelitian, yaitu di SDN 09 Pontianak Utara, Jl. 28
Oktober, Siantan Hulu, Kec. Pontianak Utara, Kota Pontianak,
Kalimantan Barat.
b. Meminta izin dari pihak sekolah.
c. Meminta izin dari Poltekkes Jurusan Keperawatan Gigi.
2. Tahap Pelaksaan
a. Pemeriksaan dilakukan di kelas III SDN 09 Pontianak Utara
b. Sebelum dilakukan pemeriksaan, peneliti bekerjasama dengan wali
kelas untuk menentukan waktu pemeriksaan.
c. Peneliti melakukan perkenalan diri kepada responden dan
menyampaikan sedikit materi tentang karies atau lubang gigi serta
sebab dan akibatnya.
d. Peneliti memberikan lembar kuesioner kepada responden untuk
mengetahui kebiasan responden dalam menjaga kesehatan giginya.
e. Peneliti memberikan arahan kepada responden untuk mengisi kuisioner
yang telah diberikan.
f. Peneliti mengambil kembali lembar kuesioner yang telah di isi oleh
responden.
g. Peneliti memberilan lembar informed consent dan memberikan arahan
kepada respon tentang cara pengisiannya.
h. Selanjutnya peneliti melakukan pemeriksaan karies pada responden
dengan cara memanggil nama responden menurut absensi yang telah di
berikan oleh wali kelas.
i. Selanjutnya peneliti langsung memeriksa karies pada responden dengan
bantuan beberpa orang teman peneliti.
j. Pemeriksaan dilakukan dengan mendudukkan responden di kursi
menghadap pemeriksa.
18
k. Pemeriksaan dilakukan di tempat yang terang dan menggunakan alat-
alat diagnostik yaitu sonde dan kaca mulut. dengan melihat gigi yang
mengalami karies serta mengisi data karies tersebut pada lembar
pemeriksaan yang telah dibuat peneliti.
E. Jenis Data
1. Data Primer
Data primer diperoleh peneliti dari kuesioner untuk mengetahui apakah
responden melakukan kebiasaan menjaga kesehatan gigi dan mulut yaitu
dengan rutin menyikat gigi setelah sarapan pagi dan sebelum tidur malam,
dan pemeriksaan karies gigi pada siswa-siswi kelas III di SDN 09 Pontianak
Utara.
2. Data Sekunder
Data sekunder diperoleh peneliti dari lembar kuisioner yang berisikan
tentang kebiasaan yang dilakukan oleh siswa-siswi kelas III dalam
pemeliharaan kesehatan gigi dan mulut, saat kegiataan Praktek Kerja
Lapangan (PKL) pada mata kuliah Pelayanan Asuhan Kesehatan Gigi dan
Mulut Masyarakat di SDN 09 Pontianak Utara untuk mendapatkan data
awal.
Baik 9 -12
Sedang 5-8
Buruk 0-4
19
Selanjutnya peneliti juga akan memeriksa gigi pasien untuk mengetahui
ada atau tidaknya karies pada responden, menggunakan alat diagnostik
yaitu sonde dan kaca mulut, kemudian peniliti akan mengisi lembar
pemeriksaan sesuai dengan hasil pemeriksaan karies pada responden, jika
terdapat karies pada gigi responden maka diberikan simbol () dan jika
tidak terdapat karies pada responden maka diberikan simbol (-) pada
lembar pemeriksaan, dalam melakukan pemeriksaan, peneliti
menggunakan alat dan bahan sebagai berikut :
1. Alat :
a. Kaca mulut
b. Sonde
c. Hand scoon / Sarung tangan
d. Masker
e. Handuk
f. Lembar pemeriksaan
2. Bahan
a. Kapas
b. Air
c. Gelas kumur
d. Tissue
e. Alkohol / Sabun desinfektan
20
b. Codding
Proses codding dilakukan dengan cara merubah jawaban-jawaban
responden dalam bentuk angka-angka sehingga memudahkan dalam
pengolahan data.
c. Tabulating
Memasukkan data penelitian kedalam tabel untuk mempermudah
analisis data dari pengolahan data serta pengambilan kesimpulan.
d. Cleaning
Membersihkan atau mengoreksi data-data yang telah diklasifikasikan
untuk memastikan bahwa data tersebut baik dan benar serta siap untuk
dianalisis.
2. Analis Data
Pada tahap ini, data yang diperoleh dari kuisioner dan lembar pemeriksan
diolah dan dianalisis menggunakan teknik tertentu. Adapun data kuantitatif
dapat dilakukan secara manual atau dengan komputerisasi. Pengolahan data
ini meliputi tabulasi data, perhitungan statistik, dan uji statistik. Adapun
analisis data dalam penelitian ini sebagai berikut :
a. Analisis Univariat
Analisis ini dilakukan terhadap tiap variabel dari hasil penelitian.
Umumnya analisis ini hanya menghasilkan distribusi dan persentase
masing-masing variabel. Adapun analisis univariat pada penelitian ini
meliputi distribusi umur, distribusi waktu menyikat gigi, distribusi karies
gigi pada siswa-siswi kelas III SDN 09 Pontianak Utara.
b. Analisis Bivariat
Analisis ini dilakukan jika variabel yang dianalisis terdiri dari dua
macam variabel yang berhubungan atau berkorelasi yaitu variabel
dependent dan variabel independent. Analisis bivariat dalam penelitian
ini meliputi pengaruh kebiasaan meyikat gigi setelah sarapan pagi dan
sebelum tidur malam terhadap kejadian karies pada siswa/i kelas III di
SDN 09 Pontianak Utara. Adapun uji statistik yang digunakan yaitu Uji-
T untuk mengetahui pengaruh masing-masing variabel independent
terhadap variabel dependent (Hendri & Setiawan, 2017).
21
DAFTAR PUSTAKA
Cruz, E. Da, Sulastri, S., & Purwati, D. E. (2014). Menyikat gigi teknik roll dan
scrub terhadap skor plak pasien pemakai alat ortodonti cekat di klinik gigi.
Gigi Dan Mulut, 1, 115–120.
Faihatul, M. (2018). Gambaran Kejadian Karies Gigi Pada Siswa Kelas 3 MI Al-
Mutmainnah (Vols. 155–156).
Fatimah, S., & Putri, D. A. K. (2017). Hubungan Kebiasaan Menyikat Gigi Dengan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sd Di Sdn Jatiwarna Iii Kota Bekasi. In
Journal of Chemical Information and Modeling (Vol. 53, Issue 9).
Indrayadi, G., & Wimardhani, Y. S. (2009). Oral Probiotik: Pendekatan Baru Terapi
Halitosis. Journal of Dentistry Indonesia, 16(1), 64–71.
Marthinu, L. T., & Bidjuni, M. (2019). Penyakit Karies Gigi Pada Personil
Detasemen Gegana Satuan Brimob Polda Sulaesi Utara Tahun 2019 JIGIM
(Jurnal Ilmiah Gigi dan Mulut ).
Moore, C. M., Swain, D. P., Ringleb, S. I., & Morrison, S. (2014). The effects of
acute hypoxia and exercise on marksmanship. In Medicine and Science in
Sports and Exercise (Vol. 46, Issue 4).
22
Rahim, R. (2015). Hubungan Kebiasaan Menggosok Gigi Malam Hari Dan
Kejadian Karies Gigi Pada Anak Sekolah Dasar Negeri Karang Tengah 07
Tangerang. Kesehatan Gigi, 12, 69–76.
Ryan, Cooper, & Tauer. (2013) Paper Knowledge . Toward a Media History of
Documents, 12–26.
Sufiawati, I., Setiani Dewi, T., & Aripin Fakultas Kedokteran Gigi Unpad Sekeloa
Selatan, D. (2002). Prevalensi Karies dan Indeks def pada Murid-murid Kelas
I, II, dan III yang Berada di Sekitar Klini kKerja Mahasiswa Fakultas
Kedokteran Gigi Unpad ( Irna Sufiawati dkk.) Prevalensi Karies Dan Indeks
d e f Pada Murid-murid Kelas I, II, DAN III Sekolah Dasa.
Tambuwun, S., Harapan, I. K., & Amuntu, S. (2014). Hubungan Pengetahuan Cara
Memelihara Kesehatan Gigi dan Mulut dengan Karies Gigi pada Siswa Kelas
I SMP Muhammadiyah Pone Kecamatan Limboto Barat Kabupaten
Gorontalo. JUIPERDO (Jurnal Ilmiah Perawat Manado), 3(September), 51–
58.
Tanu, N. P., Manu, A. A., & Ngadilah, C. (2019). Hubungan Frekuensi Menyikat
Gigi dengan Tingkat Kejadian Karies. Dental Therapist Journal, 1(1), 39–43.
Triswari, D., & Dian Pertiwi, A. (2017). Pengaruh Kebiasaan Menyikat Gigi
Sebelum Tidur Malam Terhadap Skor Indeks Plak dan pH Saliva. Insisiva
Dental Journal: Majalah Kedokteran Gigi Insisiva, 6(2), 1–8.
Widayanti, N. (2014). Faktor yang berhubungan dengan karies gigi anak pada usia
4-6 tahun. Jurnal Berkala Epidemiologi, 2(2), 196–205.
23
LAMPIRAN
24
Lampiran 1 Lembar Kuisioner
LEMBAR KUESIONER
Nama Responden :
Jenis Kelamin :
Umur :
JAWABAN
NO PERTANYAAN YA TIDAK SKOR
1. Apakah responden meyikat gigi 2 kali sehari?
2. Apakah responden meyikat gigi setelah
sarapan pagi?
3. Apakah responden langsung menyikat gigi
pada saat bangun tidur?
4. Apakah responden selalu meggosok gigi pada
malam hari sebelum tidur?
5. Apakah responden sering menyikat gigi pada
saat mandi di sore hari?
6. Apakah responden sering makan atau ngemil
di malam hari?
7. Apakah responden sering mengkonsumsi
makanan dan minuman manis yang dapat
menyebabkan gigi berlubang?
8. Apakah responden sering mengkonsumsi
makanan yang berserat seperti buah dan sayur?
9. Apakah responden berkumur-kumur dengan
air setelah makan atau ngemil dimalam hari?
10. Apakah responden menyikat seluruh bagian
gigi pada saat menggosok gigi?
11. Apakah responden rutin mengganti sikat gigi
setiap 3 bulan sekali/jika bulu sikat sudah
mekar?
25
12. Apakah responden rutin memeriksakan gigi ke
klinik gigig setiap 6 bulan sekali ?
26
Lampiran 2 Lembar Pemeriksaan
LEMBAR PEMERIKSAAN
A. Identitas
No. Responden :
Nama :
Umur :
55 54 53 52 51 61 62 63 64 65
18 17 16 15 14 13 12 11 21 22 23 24 25 26 27 28
48 47 46 45 44 43 42 41 31 32 33 34 35 36 37 38
85 84 83 82 81 71 72 73 74 75
Hasil Pemeriksaan :
Terdapat karies =
27
Lampiran 3 Informed Consent
Nama :
Umur :
Alamat :
Jenis Kelamin :
Pontianak, 2023
28