Anda di halaman 1dari 53

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN


AKTIFITAS MOBILISASI DINI DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHAGIA MAKASSAR

NURFITRIAH
17.02.007

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR
PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN


AKTIFITAS MOBILISASI DINI DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHAGIA MAKASSAR

Karya Tulis Ilmiah Ini Disusun sebagai salah satu persyaratan


Menyelesaikan Program Pendidikan D3 Keperawatan

NURFITRIAH
17.02.007

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKUKKANG MAKASSAR
PRODI D3 KEPERAWATAN
TAHUN 2020
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Nurfitriah

Nim : 17.02.007

Program Studi : D3 Keperawatan

Institusi : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakukkang Makassar

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya tulis

ini adalah benar-benar hasil karya tulis saya sendiri, bukan merupakan pengambil

alihan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran

saya sendiri.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan Karya Tulis Ilmiah

ini hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut

sesuai dengan ketemtuan akademik yang berlaku.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Makassar, 06 September 2020


Yang menyatakan

Nurfitriah
1702007

ii
HALAMAN PERSETUJUAN

Dengan Judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN


AKTIFITAS MOBILISASI DINI DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHAGIA MAKASSAR
Yang disusun dan diajukan oleh :

NURFITRIAH

17.02.007

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk dipertahankan di depan

Tim Penguji

Pembimbing I Pembimbing II

Sitti Syamsiah, S.Kp., M.Kes Ns. Weni Siatang, S.Kep., M.Kes


NIK : 093.152.02.03.016 NIK : 093.152.02.03.042

Mengetahui :

Ketua Program Studi D3 Keperawatan

iii
HALAMAN PENGESAHAN

Dengan Judul :

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU NIFAS DENGAN


AKTIFITAS MOBILISASI DINI DI RUMAH SAKIT
UMUM BAHAGIA MAKASSAR
Yang disusun dan diajukan oleh

NURFITRIAH

17.02.007

Yang telah dipertahankan pada Ujian Karya Tulis llmiah di depan Tim Penguji

Pada Hari/Tanggal : Rabu, 16 September 2020

Dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Tim Penguji

1. Sitti Syamsiah, S.Kp.,M.Kes

NIK : 093.152.02.03.016

2. Ns.Weni Siatang,S.Kep., M.Kes

NIK : 093.152.02.03.042

3. Lilik Meilany, S.St., M.Kes

NIK : 093.152.01.04.028

Mengetahui :

Ketua Program Studi D3 Keperawatan

IV
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur atas kehadirat Allah SWT, atas segala Rahmat

dan Taufik- Nya sehingga penyusunan karya tulis ilmiah dengan judul “

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas dengan Aktifitas Mobilisasi Dini Di Rumah

Sakit Umum Bahagia Makassar” dapat diselesaikan.

Dalam karya tulis ilmiah ini, banyak hal yang menjadi tantangan dan

hambatan penulis. Namun, berkat do‟a dan bimbingan serta bantuan dari berbagai

pihak sehingga penyusunan karya tulis ilmiah ini dapat diselesaikan dengan baik.

Untuk itu penulis mengucapakan terima kasih kepada orang tua atas segala doa

dan kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan selama ini, semoga Allah

Swt., memberikan balasan yang setimpal, amin yarabbal alamin.

Selanjutnya, dalam penyelesaian penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini tak

lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada yang terhormat :

1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes selaku Ketua Yayasan Perawat

Stikes Panakkukang Makassar

2. Bapak Dr. Makkasau., M.Kes selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Panakkukang Makassar.

3. Drg. Hj. Sukmawati Dahlan, MM selaku Direktur Rumah Sakit Umum

Bahagia Makassar.

4. Ibu Nofianti, SKM., S. Kep., Ns., M. Kes, CWCCA selaku Ketua Prodi D3

Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar yang selalu memberi dukungan.

v
5. Sitti Syamsiah, S.Kp.,M.Kes. selaku Pembimbing I dan Ns. Weni Siatang,

S.Kep.,M.Kes. selaku Pembimbing II yang telah meluangkan waktu dan

pemikirannya dengan penuh kesabaran dan tanggung jawab guna memberikan

bimbingan dan petunjuk.

6. Ibu Lilik Mailani, S.St., M.Kes selaku penguji yang telah memberikan

masukan dan saran.

7. Seluruh Dosen dan Staf Stikes Panakkukang Makassar yang telah membantu

penulis dalam menuntut ilmu pengetahuan selama masa pendidikan kurang

lebih 3 tahun.

8. Kakak Reskyanti, Amd. Kep., CBWC terima kasih untuk semua bantuan dalam

penyelesaian Karya Tulis Ilmih ini.

9. Rekan - rekan Mahasiswa D3 Keperawata angkatan 017 atau SPO17 atas

kebersamaan dan kekompakannya serta kepada semua pihak yang telah

membantu penulis selama praktek atau penelitian dan penyusunan karya tulis

ilmiah.

Penulis menyadari sepenuhnya dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini masih jauh dari kesempurnaan, karena itu penulis mengharapkan saran

dan kritikan yang membangun dari pembaca.

Akhir kata, semoga karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca khususnya mahasiswa Stikes Panakkukang Makassar dan apa yang

yang penulis kerjakan mendapatkan berkah ridho Allah SWT. Aamiin

Makassar ,10 Agustus 2020

Penulis

vi
ABSTRAK

Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Dengan Aktifitas


Mobilisasi Dini Di Rumah Sakit Umum Bahagia
Nurfitriah (2020)
Program Studi D3 Keperawatan Stikes Panakukkang Makassar
Pembimbing 1 : Sitti Syamsiah
Pembimbing 2 : Weni Siatang

Latar Belakang : Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang berperan penting


dalam mewujudkan pelaksanaan mobilisasi dini setelah melahirkan karena jika
tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap manfaat dan tujuan dari mobilisasi
maka hal itu akan sangat mempengaruhi pada tingkat pelaksanaannya, akan tetapi
banyak ibu yang tidak mengetahui pentingnya melakukan mobilisasi dini pada
masa nifas. Salah satu perawatan ibu nifas adalah mobilisasi dini yang merupakan
kebijaksanaan untuk selekas mungkin membimbing ibu keluar dari tempat
tidurnya dan membimbing selekas mungkin berjalan. Ibu nifas akan lebih sehat
dan kuat dengan mobilisasi dini, karena otot-otot panggul dan perut akan kembali
normal sehingga menjadi kuat dan mengurangi rasa sakit, fungsi usus dan
kandung kencing lebih baik dan mempercepat organ-organ tubuh kembali seperti
semua dan memperlancar sirkulasi darah menjadi normal atau lancar.
Tujuan : Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas
mobilisasi dini di rumah sakit umum bahagia makassar.
Metode : : Pengumpulan data yang digunakan pada penelitian ini adalah teknik
wawancara dan observasi (pengamatan).
Hasil : : Setelah dilakukan pengamatan gambaran pengetahuan ibu nifas dengan
aktifitas mobilisasi dini di rumah sakit umum bahagia makassar, tingkat
pengetahuan ibu terhadap aktifitas mobilisasi dini dapat dilakukan sesuai dengan
pengetahuan yang telah diberikan.
Kesimpulan : Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi ibu nifas
untuk selalu dipantau karena dengan pemantauan yang optimal melalui asuhan
masa nifas dapat mendeteksi dini adanya komplikasi, selain itu pelaksanaan yang
kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah, untuk
mencegah itu ibu nifas harus melakukan mobilisasi dini dan pengetahuan ibu nifas
dengan aktifitas mobilisasi dini selama 2 hari berturut-turut klien dapat
melakukan aktifitas mobilisi dini dengan mandiri dan sesuai dengan tahapannya.
Saran : Diharapkan bagi klien ibu nifas agar melakukan mobilisasi dini karena
mobilisasi dini sangat bermanfaat bagi kesehatan pada masa nifas jika dilakukan
dengan baik dan benar.

Kata kunci : Pengetahuan, Nifas, Aktifitas mobilisasi dini


Literatur : 3 buku, jurnal 8 (2015-2109)

vii
ABSTRACT

The Knowledge Overview of Post-Partum Mother with Early Mobilization


Activity at Rumah Sakit Umum Bahagia
Nurfitriah (2020)
Diploma 3 of Nursing Study Program of Stikes Panakukkang Makassar
Guide 1 : Sitti Syamsiah
Guide 2 : Weni Siatang

Background: the knowledge level is a key factor in implementing the early


mobilization after delivering baby. If the post-partum mother has lack knowledge
related to the benefit and the objective of the mobilization, it will affect its
implementation. In fact, many post-partum mothers do not have knowledge about
the importance of having early mobilization after post-partum. One of the caring
after post-partum is the early mobilization, which is conducted by asking the
mother to walk out from her bed and help her to walk as soon as possible. The
post-partum mother will be heatheir by performing early mobilization. It
manipulates the iliopsoas muscle and the belly muscle to be normal and strong to
reduce the pain, the function of the intestines and the bladder will be restored and
it fasten the functions of the body organs as well as the blood circulation back to
normal.
Objective: to find out the knowledge overview of post-partum mother with the
early mobilization activity at Rumah Sakit Umum Bahagia of Makassar.
Method: the data of the research were obtained by doing interview and
observation.
Result: After observation the knowledge overview of the post-partum mother
relatd to the early mobilization activity at Rumah Sakit Umum Bahagia of
Makassar, the assessment of the overview could be conducted based on the
knowledge that has been thought to them.
Conclusion: post-partum stage is important time for mothers to be always
monitored optimally through post-partum caring to detect the presence of
complication early. For another reason, ineffective implementation can cause any
issue on the mothers, therefore early mobilization activity for 2 days in a row and
post-partum mothers‟ knowledge are the preventive steps to prevent the
complications
Suggestion: the post-partum mothers are expected to perform early mobilization
activity in order to gain more benefits for their health in post-partum stage if it is
conducted well.

Keywords : knowledge, post-partum, early mobilization activity


Literature : 3 books, 8 journals (2015-2109)

viii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL. ............................................................................................. i


PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ............................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
ABSTRAK ........................................................................................................... vii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix
DAFTAR SINGKATAN ....................................................................................... x
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian .................................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA........................................................................... 6
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 24
A. Jenis/Desain/Rancangan Penelitian ........................................................ 24
B. Subjek Penelitian .................................................................................... 24
C. Fokus Studi ............................................................................................. 25
D. Definisi Operasional ............................................................................... 25
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 27
A. Hasil Penelitian....................................................................................... 27
B. Pembahasan ............................................................................................ 30
C. Keterbatasan Penelitian .......................................................................... 31
BAB V PENUTUP ............................................................................................... 32
A. Kesimpulan ............................................................................................. 32
B. Saran ....................................................................................................... 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

ix
DAFTAR SINGKATAN

ADL : Activity Daily Living


AKI : Angka Kematian Ibu
ASEAN : Association Of South East Asian Nations
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang air besar
BAK : Buang air kecil
Cc : Cubik Centimeter
Cm : Centimeter
DO : Data Objektif
DS : Data Subjektif
Hb : Hemoglobin
KB : Keluarga Berencana
KH : Kelahiran Hidup
Kkal : Kilokalori
mmHg : Millimeter Hydrargyrum
NO RM : Nomor Rekam Medik
N : Nadi
NIC : Nursing Interventions Classification
NOC : Nursing Outcomes Classification
P : Pernapasan
PNC : Posnatal Care
RSU : Rumah Sakit Umum
ROM : Range Of Mation
S : Suhu
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
SOAP : Subjektif, Objektif, Assesment, dan Planning SOAP
TD : Tekanan Darah
TT : Tetanus Toksoid
WHO : World Health Organization

x
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I : Format Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran II : Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xi
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Bahiyatun (2009), Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang

berperan penting dalam mewujudkan pelaksanaan mobilisasi dini setelah

melahirkan karena jika tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap manfaat

dan tujuan dari mobilisasi maka hal itu akan sangat mempengaruhi pada

tingkat pelaksanaannya, akan tetapi banyak ibu yang tidak mengetahui

pentingnya melakukan mobilisasi dini pada masa nifas.

Menurut Maritalia 2012, Masa nifas (puerperium) adalah dimulai setelah

lahirnya plasenta dan berakhir ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadan

sebelum hamil. Berbagai komplikasi dapat dialami oleh ibu pada masa ini, dan

bila tidak tertangani dengan baik akan memberikan kontribusi yang cukup

besar terhadap tingginya Angka Kematian Ibu (AKI). Faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi masa nifas adalah faktor masa lalu, faktor lingkungan

pascasalin, faktor internal ibu, petugas kesehatan, dan pendidikan kesehatan.

Salah satu perawatan ibu Nifas adalah mobilisasi dini. Mobilisasi dini

adalah pelaksanaan yang dilakukan untuk membimbing ibu keluar dari tempat

tidurnya dan membimbing selekas mungkin untuk berjalan (Moctar, 2005).

Dampak imobilisasi dini yaitu kelainan bawaan pada perkembangan jaringan

(atelektasis), gangguan pernafasan (pneumonia), sulit buang air besar dan

buang air kecil, dan distensia lambung (Lailatulfitriyah, 2009).

Menurut Wulundari 2011, salah satu yang dilakukan untuk mencegah

ibu post partum harus melakukan mobilisasi dini. Mobilisasi dini dapat

1
mengurangi kejadian komplikasi kandung kemih, konstipasi, trombosis vena

puerperalis dan emboli pulmonalis, selain itu ibu nifas akan lebih sehat dan

kuat dengan mobilisasi dini, karena otot-otot panggul dan perut akan kembali

normal sehingga menjadi kuat dan mengurangi rasa sakit, fungsi usus dan

kandung kencing lebih baik dan mempercepat organ-organ tubuh kembali

seperti semua dan memperlancar sirkulasi darah menjadi normal atau lancar.

Menurut Bahiyatun (2009),

Menurut data WHO (World Health Organization), sebanyak 99%

kematian ibu akibat masalah persalinan atau kelahiran terjadi di negara-negara

berkembang yaitu negara yang masuk dalam ASEAN (Association of South

East Asian Nations) seperti negara Indonesia.

Berdasarkan hasil Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015,

penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai 2007, yaitu dari 390

menjadi 228 kematian ibu per 100.000 KH. Namun, Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu

menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI kembali menunjukkan

penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015

(Redowati, 2018).

Di Sulawesi Selatan seperti di Kota Makassar, AKI maternal mengalami

fluktuasi selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2015 sebanyak 5 kematian ibu

dari 25.181 kelahiran hidup (AKI : 19,86/100.000 KH). Jumlah kematian ibu tahun

2014 sama dengan tahun 2015 yaitu 5 kematian ibu tapi berbeda pada kelahiran

hidup yaitu 24.576 (AKI : 20,33/100.000 KH). Tahun 2013 terdapat 4 kematian ibu

dari 24.576 kelahiran hidup (AKI : 16,28/100.000 KH) (Azikin, 2016).

2
Berdasarkan data yang diperoleh di RSU Bahagia Makassar pada tahun 2016

jumlah ibu bersalin sebanyak 873 ibu bersalin, pada tahun 2017 sebanyak 469 ibu

bersalin, pada tahun 2018 sebanyak 915 ibu dan pada tahun 2019 periode Januari

sampai dengan April sebanyak 337 ibu bersalin (Data Sekunder RSU Bahagia

Makassar, 2019).

Maritalia 2012 mengatakan bahwa, petugas kesehatan sangat berperan

penting dalam mempengaruhi perilaku perawatan ibu pada masa nifas.

Pendidikan kesehatan ini akan mempengaruhi pengetahuan ibu dan keluarga

tentang perawatan diri pada masa nifas. Perawatan masa nifas adalah

perawatan diri yang dilakukan oleh tenaga kesehatan terhadap ibu nifas atau

perawatan yang dilakukan oleh ibu nifas itu sendiri untuk memelihara

kesehatan organ-organ reproduksi selama masa nifas. Dan Perawatan masa

nifas juga dapat diartikan suatu bentuk tindakan atau praktik yang dilakukan

oleh ibu nifas yang menggambarkan perilaku kesehatan ibu selama menjalani

masa nifas. Masa ini adalah masa yang cukup penting bagi ibu nifas untuk

selalu dipantau karena dengan pemantauan yang optimal melalui asuhan masa

nifas dapat mendeteksi dini adannya komplikasi, dan pelaksanaan yang

kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami berbagai masalah pada

masa nifas.

Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Bahagia

Makassar di ruangan Anggrek 2 Post Natal Care (PNC) pada bulan Juli 2019

didapatkan tanggapan bahwa ibu tidak melakukan mobilisasi dini setelah 2-6

jam post partum dikarenakan masih merasa sakit, pusing dan kurangnya

pengetahuan.

3
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka penulis

tertarik untuk mengangkat kasus dengan judul “Gambaran pengetahuan ibu

nifas dengan aktifitas mobilisasi dini di rumah sakit umum bahagia makassar”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan

masalah “Bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas dengan mobilisasi dini

di rumah sakit umum bahagia makassar” ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah

Untuk mengetahui gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas

mobilisasi dini di rumah sakit umum bahagia makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi Pendidikan

Sebagai bahan referensi bagi penelitian selanjutnya yang berkaitan

dengan pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini serta sebagai

bahan bacaan di perpustakaan.

2. Bagi Penulis

Menambah wawasan dan pengalaman penulis dalam melakukan

penelitian tentang pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini

3. Bagi Masyarakat

Sebagai informasi tambahan kepada masyarakat khususnya ibu yang

baru selesai persalinan atau ibu nifas sehingga dapat dijadikan masukan

4
untuk membantu meningkatkan motivasi ibu nifas untuk melakukan

mobilisasi dini.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Pengetahuan

1. Definisi Pengetahuan

a. Wahit, dkk., (2008), bahwa Pengetahuan merupakan hasil mengingat suatu

hal, termasuk mengingat kembali kejadian yang pernah dialami secara

sengaja maupun tidak sengaja dan ini terjadi setelah orang melakukan

kontak atau pengamatan terhadap suatu objek tertentu.

b. Menurut Notoatmodjo (2012), bahwa pengetahuan merupakan hasil tahu

dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu objek

tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera, penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa dan raba.

c. Menurut Taufik (2007), pengetahuan merupakan penginderaan manusia

atau hasil tahu seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya

misalnya melalui mata, hidung, telinga dan lain sebagainya.

2. Tingkat Pengetahuan

Menurut Notoatmodjo (2012), pengetahuan yang mencakup dalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu:

a. Tahu (Know)

Tahu dapat diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah

dipelajari sebelumnya. Pengetahuan tingkatan ini adalah mengingat

kembali (Recall) terhadap seluruh bahan yang dipelajari, tingkatan ini

merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah.

b. Memahami

6
Memahami adalah suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar

tentang objek yang diketahui dan dapat menginterprestasikan materi tersebut

secara benar, serta orang yang telah paham terhadap objek suatu materi

harus dapat menjelaskan, menyimpulkan, dan meramalkan terhadap objek

yang dipelajari.

c. Aplikasi

Aplikasi dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi sebenarnya. Selain itu, Aplikasi juga

diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum, rumus, metode

prinsip dan sebagainya dalam konteks atau situasi lain.

d. Analisis

Analisis adaalah kemampuan untuk melakukan penyelidikan terhadap suatu

peristiwa untuk mengetahui keadaan yang sebenarnya untuk menjabarkan

suatu materi dalam struktur organisasi.

e. Sintesis

Sintesis adalah menunjukkan kepada suatu kemampuan untuk meletakkan

atau menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. sintesis juga dapat diartikan suatu kemampuan untuk menyusun

formulasi yang ada.

f. Evaluasi

Evaluasi dapat berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian lain berdasarkan

suatu kriteria yang ditentukan sendiri atau menggunakan kriteria yang telah

ada.

7
3. Cara Memperoleh Pengetahuan

Menurut Notoadmojo (2012), ada beberapa cara untuk memperoleh

pengetahuan, yaitu:

a. Cara coba-salah

Cara coba ini dilakukan dengan menggunakan kemungkinan dalam

memecahkan masalah, apabila kemungkinan tersebut tidak berhasil, bisa

dicoba dengan kemungkinan yang lain. Apabila kemungkinan kedua ini

gagal, maka dicoba dengan kemungkinan ketiga, dan apabila kemungkinan

ketiga gagal, maka kemungkinan keempat dan seterusnya dicoba, sampai

masalah tersebut dapat dipecahkan. Itulah sebabnya maka cara ini disebut

metode trial (coba) dan error (gagal atau salah) atau metode coba-

salah/coba-coba.

b. Cara kekuasaan atau otoritas

Dalam kehidupan sehari-hari manusia, banyak kebiasaan-kebiasaan dan

tradisi-tradisi yang dilakukan oleh orang, tanpa melalui penalaran apa yang

dilakukan tersebut baik atau tidak. Kebiasaan-kebiasaan ini biasanya

diwariskan turun temurun dari generasi kegenerasi berikutnya. Dengan kata

lain, pengetahuan tersebut diperoleh berdasarkan pada otoritas atau

kekuasaan, baik tradisi, otoritas pemerintah, otoritas pemimpin agama,

maupun ahli-ahli ilmu pengetahuan. Prinsip ini adalah, orang lain menerima

pendapat yang dikemukakan oleh orang yang mempunyai otoritas, tanpa

terlebih dahulu menguji atau membuktikan kebenarannya, baik berdasarkan

fakta empiris, ataupun berdasarkan penalaran sendiri. Hal ini disebabkan

8
karena orang yang menerima pendapat tersebut menganggap bahwa yang

dikemukakannya adalah benar.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman adalah guru yang baik, dimana pepatah ini mengandung

maksud bahwa pengalaman itu merupakan sumber pengetahuan, atau

pengalaman itu merupakan suatu cara untuk memperoleh pengetahuan.

d. Melalui jalan pikiran

Sejalan dengan perkembangan umat manusia, cara berpikir manusia pun ikut

berkembang. Dari sini manusia telah mampu menggunakan penalarannya

dalam memperoleh pengetahuannya. Dengan kata lain, dalam memperoleh

kebenaran pengetahuan manusia telah menggunakan jalan pikirannya, baik

melalui induksi maupun deduksi.

e. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara baru dalam memperoleh pengetahuan pada dewasa ini lebih sistematis,

logis, dan ilmiah.

B. Tinjauan Tentang Masa Nifas

1. Definisi Masa Nifas

a. Menurut, Astuti, Sri, dkk,(2015) Masa nifas atau puerperium berasal dari

bahasa Latin yaitu kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti

melahirkan. Jadi masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu hamil kembali ke

kondisi sebelum hamil. Masa nifas ini dimulai setelah plasenta lahir, dan

penanda berakhirnya masa nifas adalah ketika alat – alat kandungan sudah

kembali kekeadaan sebelum hamil.

9
b. Menurut, Saleha (2009) Masa nifas yaitu masa setelah plasenta lahir dan

berakhir ketika organ reproduksi telah kembali seperti keadaan sebelum

hamil yang berlangsung selama kurang lebih enam minggu .

c. Manuaba (2008), Puerperium adalah mulai satu jam setelah plasenta lahir

sampai akhir minggu keenam atau berlangsung selama 42 hari .

d. Jannah (2011), Masa nifas adalah masa sesudah persalinan, pemulihan

perubahan, penyembuhan, dan pengembalian alat-alat yang lamanya 6

minggu atau 40 hari pasca persalinan.

e. Dewi dan Sunarsih (2012) , Masa Nifas (puerperium) adalah masa dimulai

setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat – alat kandungan kembali

seperti keadaan sebelum hamil yang dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya

plasenta sampai dengan 6 minggu (42 hari) setelah itu.

2. Tujuan Masa Nifas

Menurut Anggraini, Y (2010) ada beberapa tujuan masa nifas yaitu:

a. Memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan dini,

nutrisi, keluarga berencana (KB), menyusui, pemberian imunisasi pada

bayi dan cara perawatan bayi sehat.

b. Menjaga kesehatan ibu dan bayinya, baik fisik maupun psikologis.

c. Melaksanakan skrining yang komprehensif, mendeteksi masalah,

mengobati atau merujuk bila terjadi komplikasi pada ibu maupun

bayinya.

3. Tahapan Masa Nifas ( Post Partum/Puerperium)

Menurut Ambarwati (2008), tahapan masa nifas terdiri dari:

10
a. Immediate Puerperium, yaitu masa setelah persalinan sampai 24 jam

setelah persalinan.

b. Early Puerperium, yaitu masa 1–7 hari setelah melahirkan.

c. Late Puerperium, yaitu masa 1- 6 minggu setelah melahirkan.

Menurut Handayani dan Wulandari (2011), terdapat 3 tahapan

masa nifas yaitu:

a. Puerperium dini, yaitu masa kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan

untuk berdiri dan berjalan-jalan.

b. Puerperium intermedical, yaitu masa kepulihan menyeluruh organ-organ

genetalia yang kira-kira antara 6-8 minggu.

c. Yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna, terutama

ibu selama hamil atau persalinan mempunyai komplikasi.

11
4. Proses dalam Masa Nifas

Menurut Saleha (2009), secara garis besar terdapat tiga proses penting

di masa nifas yaitu :

a. Pengecilan rahim atau involusi

Rahim merupakan organ tubuh yang spesifik atau unik, karena

dapat mengecil serta membesar dengan menambah dan mengurangi

jumlah selnya. Bentuk otot rahim mirip jala berlapis tiga dengan serat-

seratnya yang melindungi kanan, kiri, dan transversal. Diantara otot-otot

itu ada pembuluh darah yang mengalirkan darah ke plasenta. Setelah

plasenta lepas, otot rahim akan berkontraksi atau mengerut hingga

pembuluh darah terjepit dan perdarahan berhenti.

Selama kehamilan, rahim semakin lama akan semakin membesar.

Sedangkan pada wanita yang tidak hamil, berat rahim sekitar 30 gram

dengan ukuran kurang lebih sebesar telur. Setelah bayi lahir, berat rahim

menjadi 1.000 gram dan dapat diraba kira-kira setinggi 2 jari di bawah

umbilicus. Setelah 1 minggu beratnya berkurang jadi sekitar 500 gram.

Kemudian sekitar 2 minggu beratnya kira-kira sekitar 300 gram dan tidak

dapat diraba lagi.

Rahim akan kembali mengecil perlahan-lahan ke bentuknya

semula. Setelah 6 minggu, beratnya sudah sekitar 40-60 gram. Pada saat

ini dianggap bahwa masa nifas sudah selesai. Sebenarnya rahim akan

kembali keposisinya yang normal dengan berat 30 gram dalam waktu 3

12
bulan setelah masa nifas. Selama masa pemulihan 3 bulan, bukan rahim

saja yang kembali normal, tetapi kondisi ibu juga secara keseluruhan

b. Kekentalan darah kembali normal

Selama hamil, darah ibu relatif encer, karena cairan darah ibu

banyak, sementara sel darahnya berkurang. Bila dilakukan pemeriksaan

kadar haemoglobinnya (Hb) akan tampak sedikit menurun dan angka

normalnya sebesar 11-12 gr%. Jika haemoglobinnya terlalu rendah, maka

bisa terjadi anemia atau kekurangan darah. Oleh karena itu, selama hamil

perlu diberikan obat-obatan penambah darah, sehingga sel-sel darahnya

bertambah dan konsentrasi darah atau hemoglobinnya normal atau tidak

terlalu rendah.

Setelah melahirkan, sistem sirkulasi darah ibu akan kembali

seperti semula. Darah akan kembali mengental, dimana kadar

perbandingan sel darah dan cairan darah kembali normal, hal ini terjadi

pada hari ke 3-15 pasca persalinan.

c. Proses laktasi atau menyusui

Proses laktasi ini timbul setelah plasenta lepas. Setelah plasenta

lepas, hormon plasenta itu tidak dihasilkan lagi, sehingga terjadi produksi

Air Susu Ibu (ASI). ASI akan keluar 2-3 hari setelah melahirkan.

Namun, sebelumnya di payudara sudah terbentuk kolostrum yang sangat

baik untuk bayi, karena mengandung zat yang kaya gizi dan antibodi

pembunuh kuman.

13
5. Perawatan Kebutuhan Dasar Pada Masa Nifas

Menurut Anggraini, Y (2010), Pada ibu yang melahirkan secara

normal, tidak ada pantangan untuk diet. Dua jam setelah melahirkan ibu

boleh minum dan makan seperti biasa bila ingin. Kebutuhan nutrisi pada

masa menyusui meningkat 25 % untuk produksi ASI dan memenuhi

kebutuhan cairan yang meningkat tiga kali dari biasanya. Kemudian

penambahan kalori pada ibu menyusui sebanyak 500 kilokalori (Kkal) tiap

hari. Makanan yang dikonsumsi ibu berguna untuk melakukan aktivitas,

metabolisme, cadangan dalam tubuh, proses produksi ASI serta sebagai ASI

itu sendiri yang akan dikonsumsi bayi untuk pertumbuhan dan

perkembangannya.

Pada masa nifas, sebaiknya melakukan ambulasi dini yaitu beberapa

jam setelah melahirkan, segera bangun dari tempat tidur dan bergerak, agar

lebih kuat dan lebih baik.

Saleha (2009), Setelah 6 jam post partum, ibu diminta untuk buang air

kecil (miksi). Jika dalam 8 jam post partum belum dapat berkemih atau

sekali berkemih belum melebihi 100 Cc (Cubik centimeter) maka akan

dilakukan kateterisasi. Akan tetapi, kalau ternyata kandung kemih penuh,

tidak perlu menunggau 8 jam untuk kateterisasi. Penyebab terjadinya

kesulitan berkemih pada ibu post partum karena berkurangnya tekanan

intraabdominal, otot-otot perut masih lemah, edema dan uretra, dinding

kandung kemih kurang sensitif.

14
Setelah hari kedua post partum, ibu diharapkan dapat buang air besar

(defekasi). Jika hari ketiga belum juga BAB maka perlu diberi obat

pencahar per oral atau per rektal, jika setelah pemberian obat pencahar

masih belum bisa BAB maka dilakukan klisma (huknah).

Menurut Anggrainni, Y (2010), pada masa postpartum seorang ibu

sangat rentan terhadap infeksi. Oleh karena itu, kebersihan diri sangat

penting, mulai dari kebersihan tubuh, pakaian, tempat tidur, dan lingkungan

kemudian mengajarkan ibu bagaimana membersihkan daerah kelamin

dengan sabun dan air, daerah sekitar vulva terlebih dahulu, dari depan ke

belakang kemudian membersihkan daerah sekitar anus dan disarankan ibu

membersihkan vulva setiap kali selesai buang air kecil atau besar, setelah itu

disarankan ibu mengganti pembalut setidaknya dua kali sehari dan ibu harus

mencuci tangan sebelum dan sesudah membersihkan daerah kelaminnya,

untuk tetap dijaga supaya tidak terjadi infeksi.

C. Tinjauan Tentang Mobilisasi Dini

1. Definisi Mobilisasi Dini

a. Menurut jannah (2011), mobilisasi dini adalah kebijaksanaan untuk

selekas mungkin membimbing ibu keluar dari tempat tidurnya dan

membimbingnya selekas mungkin untuk berjalan.

b. Anggraini (2010), Mobilisasi dini adalah beberapa jam setelah

melahirkan segera bangun dari tempat tidur dan bergerak agar lebih kuat

dan lebih baik. Pada persalinan normal, sebaiknya mobilisasi dini

15
dilakukan setelah 2 jam, ibu boleh miring kiri atau miring kanan untuk

mencegah adanya trombosit.

c. Mansjoer (2009) , mobilisasi dini adalah suatu aspek yang terpenting

pada fungsi fisiologis karena hal itu esensial untuk mempertahankan

kemandirian dan mobilisasi sangat penting dalam percepatan hari rawat

serta dapat mengurangi resiko-resiko tirah baring lama seperti terjadinya

decubitus, kekakuan/penegangan otot-otot diseluruh tubuh, sirkuasi darah

dan pernapasan terganggu.

d. Saleha (2009), ibu post partum tidak perlu lagi menahan untuk terlentang

di tempat tidurnya selama 7-14 hari setelah melahirkan. Dengan

persalinan normal jika gerakannya tidak terhalang oleh pemasangan infus

dan tanda-tanda vitalnya juga memuaskan, biasanya ibu diperbolehkan

untuk mandi dan pergi ke kamar mandi dengan dibantu satu atau dua jam

setelah melahirkan.

e. Hidayah (2009), mobilisasi dini dapat dilakukan sesuai dengan rentang

gerak dan tahap-tahapnya, mulai dari gerakan miring kanan dan miring

kiri, kemudian menggerakkan kaki, Lalu mencoba untuk duduk di tepi

tempat tidur, kemudian bisa turun dari tempat tidur serta berdiri dan bisa

pergi ke kamar mandi. Dengan demikian maka sirkulasi dalam tubuh

dapat berjalan dengan baik.

2. Manfaat Mobilisasi Dini

16
Menurut Manuaba (2008), manfaat mobilisasi dini adalah dapat

mempercepat proses pengeluaran lochea dan membantu proses

penyembuhan luka dan mengurangi resiko infeksi puerperium.

Sedangakan menurut Sinsin (2009), mobilisasi dini juga bermanfaat

untuk mempercepat involusi alat kandungan, melancarkan fungsi alat

gastrointestinal dan alat perkemihan, meningkatkan kelancaran peredaran

darah, sehingga mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa

metabolisme, dan juga faal usus dan kandung kencing lebih baik.

Selain itu, terdapat juga manfaat mobilisasi dini menurut (Nugroho et

al, 2014) yaitu :

a. Dapat memungkinkan tenaga medis/tenaga keperawatan/tenaga

kebidanan untuk membimbing serta mengajarkan ibu untuk merawat

bayinya.

b. Ibu akan merasa lebih kuat dan kembali sehat

c. Dapat mengembalikan fungsi usus, sirkulasi, paru-paru dan perkemihan

dengan baik

Sedangkan Menurut Jannah dan Dewi (2011), keuntungan mobilisasi

dini antara lain:

a. Ibu merasa lebih sehat dan lebih kuat

b. Faal tubuh dan kandung kemih menjadi lebih baik

c. Memungkinkan bidan untuk memberikan bimbingan kepada ibu

mengenai cara merawat atau memelihara bayinya.

d. Lebih sesuai dengan keadaan Indonesia (lebih ekonomis).

17
3. Rentang Gerak dan Tahapan Mobilisasi Dini

Menurut Lia (2009), dalam mobilisasi terdapat tiga rentang gerak, yaitu:

a. Rentang gerak pasif, yaitu untuk menjaga kelenturan otot-otot dan

persendian dalam menggerakkan otot orang lain secara pasif. Misalnya

perawat mengangkat dan menggerakan kaki pasien.

b. Rentang gerak aktif, yaitu untuk melatih kelenturan dan kekuatan otot

serta sendi dengan cara menggunakan otot-ototnya secara aktif misalnya

berbaring pasien menggerakkan kakinya.

c. Rentang gerak fungsional, yaitu untuk memperkuat otot-otot dan sendi

dengan melakukan aktivitas yang diperlukan.

Umumnya ibu sangat lelah setelah melahirkan, lebih-lebih bila

persalinan berlangsung lama, karena ibu harus cukup berisitirahat,

dimana ibu harus tidur terlentang selama 2 jam post partum untuk

mencegah perdarahan post partum. Kemudian ibu boleh miring ke kiri

dan ke kanan untuk mencegah terjadinya trombosis dan tromboemboli,

Lalu belajar untuk duduk, kemudian dapat jalan-jalan dan biasanya boleh

pulang. Mobilisasi ini tidak mutlak, bervariasi tergantung pada adanya

komplikasi persalinan, Sebaiknya ibu nifas dapat melakukan mobilisasi

dini setelah kondisi fisiknya mulai membaik.

Menurut Dewi (2011), mobilisasi dini dilakukan secara bertahap,

yakni miring kanan/ miring kiri setelah 2 jam post partum, duduk sendiri

setelah 6-8 jam post partum dan berjalan setelah 12 jam post partum.

18
4. Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Gerak

menurut Cuningham (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi Kemampuan

gerak yaitu:

a. Sendi adalah pertemuan antara dua atau lebih ujung tulang.

b. Tulang adalah jaringan hidup yang mempunyai banyak suplai darah dan

tulang dapat tumbuh memperbaiki dirinya. Fungsi tulang sebagai tuas

untuk menggerakkan otot-otot, menyimpan kalsium dan fosfat, serta

mengeluarkannya bila dibutuhkan.

c. Tendon adalah jaringan ikat yang kuat, berwarna putih dan tidak elastis

untuk melekatkan otot pada tulang.

d. Ligamen adalah pita jaringan fibrosa yang kuat yang berfungsi untuk

mengikat serta menyatukan tulang atau bagian lain untuk menyangga

suatu organ.

e. Otot tebagi 3 anatara lain, otot skeletal adalah otot yang ditemukan

pada tulang rawan atau kulit dan ikendalikan melalui sistem syaraf

pusat, serat-seratnya memperlihatkan garis-garis melintang, Otot polos

ditemukan pada dinding visera dan pembuluh darah dan ikendalikan

melalui sistem syaraf otonom, serat-seratnya tidak memperlihatkan

garis melintang, dan otot jantung yang hanya ditemukan di jantung.

f. Sistem syaraf dibentuk dari neuron yang sel-selnya terkadang

mengalami proses sangat panjang yang dikhususkan untuk penghantar

implus syaraf yang menyokong dan memberi makan neuron-neuron.

g. Neuron adalah unit dasar sistem persyarafan.

19
5. Beberapa Hal yang Bisa Terjadi Apabila Tidak Melakukan Mobilisasi

Dini

Ada beberapa hal yang bisa terjadi jika tidak melakukan mobilisasi

dini serta dapat membahayakan kondisi ibu diantaranya (Hidayah, 2009) :

a. Dapat terjadinya peningkatan suhu tubuh yang disebabkan oleh involusi

uterus yang tidak baik, sehingga darah-darah yang tersisa tidak dapat

dikeluarkan dan menyebabkan infeksi. Peningkatan suhu tubuh adalah

salah satu tanda dari infeksi

b. Dapat menyebabkan perdarahan yang abnormal. Dengan melakukan

mobilisasi dini maka kontraksi uterus akan baik, sehingga fundus uteri

akan keras jadi resiko perdarahan yang abnormal dapat dihindari.

c. Dapat menyebabkan involusi uteri yang tidak baik. Jika mobilisasi dini

tidak dilakukan maka dapat menghambat pengeluaran darah yang tersisa

setelah pengeluaran plasenta sehingga dapat menyebabkan kontraksi

uterus terganggu.

Menurut saleha (2009), berbagi masalah dapat terjadi bila tidak

melakukan mobilisasi dini yaitu:

a. Gangguan pernafasan adalah sekret akan terakumulasi pada saluran

pernafasan yang akan berakibat sulit batuk dan mengalami gangguan

bernafas.

b. Pada sistem kardiovaskuler terjadi hipotensi ortostatik yang disebabkan

oleh sistem syaraf otonom yang tidak dapat menjaga keseimbangan

suplai darah sewaktu berdiri dari berbagai waktu yang lama.

20
c. Pada saluran perkemihan yang mungkin terjadi adalah statis urine yang

disebabkan karena pada posisi berbaring tidak dapat mengosongkan

kandung kemih secara sempurna.

d. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia

disebabkan oleh adanya gangguan katabolisme yang mengakibatkan

ketidakseimbangan nitrogen karena adanya kelemahan otot serta

kemunduran refleks deteksi, maka dapat mengalami konstipasi .

6. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi Dini

Hidayah (2009), ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi ibu

melakukan mobilisasi dini yaitu:

a. Faktor Fisiologis

Yaitu jika terdapat perubahan mobilisasi, dapat menyebabkan

system tubuh berisiko untuk terjadi gangguan, tingkat dari keparahan

gangguan tersebut dipengaruhi oleh kondisi kesehatan secara

keseluruhan dan tingkat imobilisasi yang dialami.

b. Faktor Emosional

Yaitu faktor yang dapat mempengaruhi pelaksanaan mobilisasi

dini adalah kecemasan. Terdapa beberapa tingkat kecemasan yaitu,

kecemasan ringan yang merupakan kecemasan berhubungan dengan

kegiatan sehari-hari, kecemasan ini biasanya menyebabkan

meningkatnya kewaspadaan seseorang dan otomatis lapang persepsinya

terhadap suatu hal meningkat. Kemudian kecemasan sedang yang

21
memungkinan individu untuk berfokus pada satu hal penting dan

mengenyampingkan hal yang lainnya. Dan kecemasan berat merupakan

kecemasan yang sangat mengurangi lapang persepsi individu.

Selanjutnya yaitu tingkat panik yang merupakan tingkat dari kecemasan

yang berhubungan dengan terpengaruh, ketakutan dan teror.

c. Faktor Umur dan Paritas

Paritas adalah jumlah kelahiran hidup yang dimiliki seorang

wanita, sedangkan umur adalah lamanya hidup seseorang yang dihitung

dalam tahun, dihitung mulai sejak lahir.

d. Faktor psikososial

Orang yang cenderung depresi atau suasana hati yang tidak

menentu dapat beresiko tinggi mengalami efek psikososial selama tirah

baring atau imobilisasi. Imobilisasi dapat menyebabkan respon

emosional, intelekstual sensori dan sosiokultural.

7. Indikasi dan Kontra Indikasi Pelaksanaan Mobilisasi Dini

Menurut Bahiyatun (2009), pelaksanaan mobilisasi dini perlu

dilakukan apabila ditemukan adanya tanda dan gejala seperti penurunan

waktu reaksi, keterbatasan melakukan ROM (Range Of Mation), kesulitan

merubah posisi, perubahan gerakan (penurunan untuk berjalan, kecepatan,

kesulitan, memulai langkah pendek), gerakan disertai nafas pendek atau

tremor, ketidakstabilan posisi selama melakukan ADL (Acitvity Daily

Living), gerakan lambat dan tidak terkoordinasi. Meskipun mobilisasi dini

memiliki banyak keuntungan, tetapi kegiatan ini tidak dibiarkan bagi ibu

22
yang mengalami partus terlalu lama dan mengeluarkan banyak

darah.Indikasi melakukan mobilisasi dini pada persalinan normal dan

keadaan ibu nifas normal tanpa komplikasi.

Manuaba (2008), mobilisasi dini tidak hanya mempercepat

kesembuhan luka perineum tetapi juga memulihkan kondisi tubuh ibu jika

dilakukan dengan benar dan tepat. Mobilisasi dini atau gerakan sesegera

mungkin bisa mencegah aliran darah terhambat, hambatan aliran darah bisa

menyebabkan terjadinya thrombosis vena dalam (deep veintrombosis) dan

menyebabkan infeksi. Serta mobilisasi dini merupakan faktoreksternal lain

selain perawatan luka, eedangkan faktor internal merupakan budaya makan

atau pola konsumsi memengaruhi kecepatan kesembuhan luka perineum.

Menurut Saleha (2009), kontra indikasi melakukan mobilisasi dini

yaitu tidak dibenarkan pada ibu nifas yang mengalami penyulit, misalnya

anemia, penyakit jantung, penyakit paru-paru, demam dan sebagainya.

23
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis/Desain/Rancangan Penelitian

Menurut setiadi (2013) jenis penelitian yang digunakan dalam

penelitian ini adalah pendekatan deskriptif dengan tipe penelitian studi kasus

(case studies) penelitian ini memusatkan diri secara intensif pada satu obyek

tertentu yang mempelajarainya sebagai suatu kasus. Metode penelitian

terhadap deskriptif adalah suatu metode penelitian yang dilakukan dengan

tujuan utama untuk membuat suatu gambaran tentang keadaan secara

objektif.

Sedangkan menurut Notoatmodjo (2010) penelitian survey deskriptif

dilakukan untuk melihat gambaran atau mendeskripsikan suatu fenomena

yang terjadi di dalam masyarakat berupa sekelompok penduduk yang tinggal

di dalam komunitas. Sehingga rancangan ini dipilih oleh peneliti bertujuan

untuk melihat gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi

dini.

B. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti

dan yang menjadi pusat perhatian. Subjek yang diteliti sesuai dengan kriteria

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah pasien ibu nifas yang berada di

Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar di Ruang Anggrek 2 (PNC).

24
C. Fokus Studi

Fokus studi adalah kajian utama dari masalah yang dijadikan titik acuan

studi kasus. Fokus studi dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui

bagaimana gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini.

D. Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjelasan semua variable dan istilah

yang digunakan dalam penelitian secara operasional sehingga akhirnya

mempermudah pembaca dalam mengartikan makna penelitian (Setiadi,

2013).

Astuti, Sri, dkk, (2015) masa nifas atau puerperium berasal dari bahasa

Latin yaitu kata “puer” yang artinya bayi dan “parous” yang berarti

melahirkan. Jadi masa nifas adalah masa dimana tubuh ibu hamil kembali ke

kondisi sebelum hamil. Masa ini dimulai setelah plasenta lahir, dan sebagai

penanda berakhirnya masa nifas adalah ketika alat – alat kandungan sudah

kembali seperti keadaan sebelum hamil.

Menurut Hidayah (2009) mobilisasi dini dilakukan sesuai dengan

rentang gerak dan tahap-tahapnya. Mulai dari gerakan miring kanan dan

miring kiri, kemudian menggerakkan kaki, lalu mencoba untuk duduk di tepi

tempat tidur, kemudian bisa turun dari tempat tidur serta berdiri dan bisapergi

ke kamar mandi. Dengan demikian maka sirkulasi dalam tubuh dapat berjalan

dengan baik.

E. Tempat & Waktu

1. Tempat

25
Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di ruangan Anggrek 2 (PNC)

Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diselenggarakan pada bulan Juli 2019

F. Pengumpulan Data

Pengumpulan data diperoleh melalui hasil observasi secara langsung

terhadap subjek penelitian. Observasi yang akan dilakukan adalah observasi

terhadap subjek, observasi terhadap tindakan yang akan dilakukan, perilaku

subjek menerima tindakan serta interaksi subjek terhadap peneliti atau hal hal

relevan lain yang dapat memberikan data tambahan terhadap gambaran yang

diharapkan dalam penelitian.

G. Cara Pengolahan

Pengelolaan data atau analisis data diambil dari hasil observasi.

Metode observasi sering digunakan karena hasil yang diperoleh lebih

berkembang dan lebih luas. Proses penyampaiannya bersifat deskriptif dan

informatif, Karena bersifat deskriptif, peneliti harus memasukkan data yang

diobservasi dengan lengkap. Jika perlu, menuangkan data, Sehingga pembaca

juga mendapat nutrisi pengetahuan Jenita Doli Tine Donsu (2016).

Sedangkan penyajian data yang digunakan adalah berupa studi kasus.

Jenis penelitian ini digunakan apabila peneliti ingin memperoleh gambaran

suatu kasus yang diteliti secara mendalam.

26
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang riwayat pasien dan hasil

penelitian yang telah didapat selama penelitian tentang gambaran

pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini di rumah sakit umum

bahagia makassar tepatnya di ruangan anggrek 2 (PNC) . Penelitian

berlangsung selama 2 hari dari tanggal 16-17 Juli 2019 dengan menggunakan

metode observasi. Adapun hasil penelitian yang didapatkan adalah sebagai

berikut :

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di RSU Bahagia Makassar diruang

Anggrek 2 (PNC) yang berlokasi di jalan poros Hertasning Baru Minasa

Upa Raya Blok H7 No. 9, Kelurahan Gunung Sari, Kecamatan

Rappocini, Kota Makassar dan jumlah ruangan perawatan nifas ada 3

ruangan dimana salah satunya ada raungan anggrek 2 dan didalamnya

terdapat 3 bed pasien. Dimana jumlah pasien yang dirawat diruangan ini

sebanyak 3 pasien ibu nifas. Pasien dengan diagnosa yang sama ada 2

orang, tetapi yang menjadi bahan penelitian hanya berfokus pada 1

orang. Jumlah petugas diruangan Anggrek ada ±10 orang yang terdiri

dari kepala ruangan, wakil kepala ruangan, bidan dan perawat pelaksana.

2. Gambaran umum subjek penelitian

Dari hasil pengkajian yang diperoleh dari ibu klien yaitu :

27
Nama Ny „A‟ agama islam, umur 17 tahun, jenis kelamin

perempuan, alamat Jl. Tamangapa Raya, dirawat di Ruangan Anggrek 2

(PNC) dengan diagnosa Post Partum Persalinan Normal, Identitas

penanggung jawab Tn. A berusia 20 tahun, Pendidikan SD, Pekerjaan

Buruh Harian, Alamat Jl. Tamangapa Raya, Hubungan dengan Ny „A‟

adalah Suami.

Ny„A‟ dirawat di Ruang Anggrek 2 (PNC) saat dilakukan

pengkajian tanggal 16 Juli 2019 jam 14.47 WIB. Klien mengatakan nyeri

dibagian jahitan perineumnya dan klien mengatakan nyeri saat bergerak

atau beraktivtas. Nyeri yang dirasakan klien hilang timbul dengan skala

nyeri 4 (sedang) yang berlangsung ± 10 menit. Klien tampak meringis

dan tampak luka episiotomi pada area perineum. Didapatkan tanda-tanda

vital yaitu TD : 110/70 mmHg, N : 87 x/i, S : 36,50 C, P : 20 x/i dan

Klien tampak lemas.

Diagnosa yang muncul yaitu Intoleransi aktivitas berhubungan

dengan imobilitas ditandai dengan kelemahan umum, intervensi yang

dilakukan yaitu memberikan aktivitas untuk mengurangi terjadinya

kejang otot seperti Mobilisasi dini, menciptakan lingkungan yang aman

untuk melakukan pergerakan dan klien mampu menciptakan lingkungan

yang aman dengan menjaga kebersihan, menginstrusikan pasien dan

keluarga untuk melakukan aktivitas yang diinginkan misalnya dengan

aktivitas miring kanan dan kiri.

3. Hasil Penelitian

28
Berdasarkan tujuan penelitian ini, peneliti akan memaparkan hasil

yang didapatkan yaitu, sebagai berikut :

a. Gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini

▪ Dalam pelaksanaan pemberian aktifitas mobilisasi dini selama 2

hari berturut-turut klien diberikan edukasi terkait pemberian

mobilisasi dini

▪ Perawat memberikan edukasi terkait aktiftas mobilisasi dini

sesuai dengan tahapan seperti gerakan miring kanan dan miring

kiri, menggerakkan kaki, mencoba untuk duduk di tepi tempat

tidur, kemudian bisa turun dari tempat tidur serta berdiri dan

bisa pergi ke kamar mandi.

b. Hasil pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini

▪ Pada hari pertama perawatan, Ny “A” tidak melakuan mobilisasi

dini sesuai dengan tahapannya karena tingkat pengetahuannya

masih kurang dan kurangnya tenaga kesehatan untuk

memberikan edukasi terkait mobilisasi dini pada klien

▪ Pada hari kedua perawatan, Ny “A” sudah bisa melakukan

mobilisasi dini dengan mandiri dan sesuai dengan tahapan yang

telah diajarkan, mulai dari gerakan miring kanan dan miring

kiri, kemudian menggerakkan kaki, lalu mencoba untuk duduk

di tepi tempat tidur, kemudian bisa turun dari tempat tidur serta

berdiri dan bisa pergi ke kamar mandi.

29
B. Pembahasan

Berdasarkan hasil observasi pada Ny “A” didapatkan data bahwa klien

tidak melakukan aktifitas mobilisasi dini sesuai dengan tahapannya karena

tingkat pengetahuannya masih kurang terkait dengan mobilisasi dini.

Mobilisasi dini adalah pergerakan yang dilakukan sedini mungkin di tempat

tidur dengan melatih bagian–bagian tubuh untuk melakukan peregangan atau

belajar berjalan. Mobilisasi segera tahap demi tahap sangat berguna untuk

membantu jalannya penyembuhan penderita..

Menurut Novaria (2010), salah satu kondisi yang menyebabkan

rendahnya mobilisasi dini ibu bersalin adalah masih kurangnya pengetahuan

masyarakat di bidang kesehatan. Tingkat pengetahuan merupakan faktor yang

berperan penting dalam mewujudkan pelaksanaan mobilisasi dini setelah

melahirkan.

Bahiyatun (2009) Jika tingkat pengetahuan seseorang rendah terhadap

manfaat dan tujuan dari mobilisasi maka hal itu akan sangat mempengaruhi

pada tingkat pelaksanaannya. Pengetahuan menyebabkan orang berperilaku

sesuai dengan pengetahuan yang dimiliki, maka sudah seharusnya jika

seseorang memiliki pengetahuan yang baik tentang mobilisasi dini juga akan

melakukan tindakan mobilisasi dini yang sesuai dengan pengetahuan yang

dimilikinya. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa semakin tinggi tingkat

pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini, maka semakin terampil ibu nifas

tersebut dalam melakukan mobilisasi dini, tetapi banyak ibu yang tidak

mengetahui pentingnya melakukan mobilisasi dini pada masa nifas.

30
Menurut Hidayah (2009) mobilisasi dini dilakukan sesuai dengan

rentang gerak dan tahap-tahapnya. Mulai dari gerakan miring kanan dan miring

kiri, menggerakkan kaki, lalu mencoba untuk duduk di tepi tempat tidur,

kemudian bisa turun dari tempat tidur serta berdiri dan bisa pergi ke kamar

mandi. Dengan demikian maka sirkulasi dalam tubuh dapat berjalan dengan

baik.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, bahwa tingkat

pengetahuan mobilisasi dini yang ada pada ibu nifas disebabkan tidak tahunya

tentang mobilisasi dini dan manfaat mobilisasi dini secara jelas dan benar

sesuai dengan tahapannya, mulai dari gerakan miring kanan dan miring kiri,

menggerakkan kaki, mencoba untuk duduk di tepi tempat tidur, kemudian bisa

turun dari tempat tidur serta berdiri dan bisapergi ke kamar mandi. Hal ini

terjadi karena kurangnya informasi yang didapat dari tenaga kesehatan tentang

pentingnya melakukan mobilisasi dini.

C. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur yang telah

ditetapkan. Adapun kendala yang dihadapi selama penelitian yaitu waktu

yang terbatas dan sampel atau objek penelitian yang tidak kooperatif serta

dikarenakan penulis yang kurang berpengalaman dalam melakukan

penelitian.

31
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka didapatkan

kesimpulan sebagai berikut :

1. Masa nifas merupakan masa yang cukup penting bagi ibu nifas untuk

selalu dipantau karena dengan pemantauan yang optimal melalui asuhan

masa nifas dapat mendeteksi dini adanya komplikasi, selain itu

pelaksanaan yang kurang maksimal dapat menyebabkan ibu mengalami

berbagai masalah, untuk mencegah itu ibu nifas harus melakukan

mobilisasi dini

2. Pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini selama 2 hari

berturut-turut klien dapat melakukan aktifitas mobilisi dini dengan

mandiri dan sesuai dengan tahapannya.

3. Tahapan mobilisasi dini dimulai dari gerakan miring kanan dan miring

kiri, menggerakkan kaki, mencoba untuk duduk di tepi tempat tidur,

kemudian bisa turun dari tempat tidur serta berdiri dan bisapergi ke

kamar mandi..

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan maka peneliti

menyarankan kepada :

1. Bagi Pendidikan

32
Diharapkan mampu memberikan kemudahan dalam memberikan

gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini, mengingat

hal tersebut sangat bermanfaat dalam membina tenaga kesehatan khususnya

perawat dan tenaga kesehatan lainnya yang berpotensi dan profesional

2. Bagi penulis

Diharapkan dapat memahami terkait dengan hal pengetahuan ibu nifas

terhadap mobilisasi dini ini. Penulis menyadari bahwa Karya Tulis Ilmiah

ini masih jauh dari kata sempurna sehingga diharapkan dapat memebrikan

saran dan kritik yang membangun dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah

selanjutnya

3. Bagi Masyarakat

Diharapkan perlunya dukungan keluarga untuk memberikan motivasi,

menemani ibu nifas selama melakukan mobilasasi dini sehingga

kekhawatiran atau kecemasan selama mobilasasi dini dapat ditekan, sebagai

motivator agar penyembuhan luka lebih cepat dan tidak terjadi infeksi.

33
DAFTAR PUSTAKA

Aisa, S. (2016). Studi pengetahuan ibu nifas tentang mobilisasi dini di rsud kota
kendari provinsi sulawesi tenggara tahun 2016 (Doctoral dissertation, Poltekkes
Kemenkes Kendari).

Buhari, I. S., Hutagaol, E., & Kundre, R. (2015). Hubungan tingkat pengetahuan
dengan mobilisasi dini pada ibu nifas Di Puskesmas Likupang Timur Kecamatan
Likupang Timur. Jurnal Keperawatan, 3(1).

Gloria M.Bulechek, H. K. (2016). Nursing Internations Classification.


Yogyakarta: Elsevier.

Hartuti, N., Wulandari, I. A., & Erna, E. (2019). Hubungan Paritas dan Umur Ibu
Terhadap Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar
Tahun 2019. Jurnal kesehatan delima pelamonia, 3(2), 130-135.

Irwan, H., Agusalim, A., & Yusuf, H. (2019). Hubungan Antara Pekerjaan dan
Usia Kehamilan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum
Bahagia Makassar 2019. Jurnal kesehatan delima pelamonia, 3(2), 118-123.

Liawati, N., & Novani, S. S. (2018). Hubungan pengetahuan ibu postpartum


sectio caesarea tentang mobilisasi dini dengan pelaksanaan mobilisasi dini pada
pasien post operasi sectio caesarea di ruang raden dewi sartika rsud sekarwangi
kabupaten sukabumi. Lentera: Jurnal Ilmiah Kesehatan dan Keperawatan, 3(1),
119-133.

Mutiarasari, F. D., & Sawitri, M. (2016). Asuhan kebidanan ibu nifas fisiologis 2
jam post partum di bpm ny. Yuni widaryanti, amd. Keb. Desa sumber mulyo
kecamatan jogoroto kabupaten jombang: Midwifery Care Postpartum Mother
Postpartum Physiological 2 Hours In Bpm Ny. Yuni Widaryanti, Amd. Keb.
Village Sub Source Mulyo Jogoroto District Jombang. Jurnal Ilmiah Kebidanan
(Scientific Journal of Midwifery), 2(1), 50-56.

Ningsih, G. A. P. D. S. (2019). Gambaran Asuhan Keperawatan Ibu Post Partum


Primipara Dengan Defisit Pengetahuan Tentang Mobilisasi Dini Di RSUD
Wangaya Tahun 2019 (Doctoral dissertation, Polteknik Kesehatan Kemenkes
Denpasar Jurusan Keperawatan).

Sue Moorhead, M. J. (2016). Nursing Outcomes Classification (Noc) (Edisi


Kelima Ed.). Yogyakarta: Elsevier.

Susilowati, D. (2015). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Ibu Nifas Dalam


Pelaksanaan Mobilisasi Dini. Jurnal infokes Universitas Duta Bangsa Surakarta,
5(2).
T.Heather Herman, P., & S. K. (2017). Nanda-I Diagnosis Keperawatan Definisi
Dan Klasifikasi 2018 (Edisi 11 Ed.). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Egc.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. Identitas
Nama : Nurfitriah

Tempat/TanggalLahir : Allaka, 08 september 1999

Suku/Bangsa : Bugis - Makassar/Indonesia

JenisKelamin : Perempuan

Status Pernikahan : Belum Menikah

Agama : Islam

Alamat : Allaka Desa Kampili Kec Pallangga Kab Gowa

Email : fnur61206@gmail.com

B. Pendidikan
1. SDN Taipale‟leng Tahun 2005 - 2011

2. SMP Negeri 5 Pallangga Tahun 2011 – 2014

3. SMA Negeri 2 Pallangga Tahun 2014- 2017

4. Program Studi D3 Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar Tahun 2017 -

2020
STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR

PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN

TAHUN AKADEMIK 2019/2020

FORMAT PENGAJUAN USULAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH


Kepada Yth.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panakkukang Makassar
Di - Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini saya sampaikan usulan judul Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas akhir
dalam penyelesaian masa studi pada Program Studi D3 keperawatan Stikes Panakkukang
Makassar Tahun Akademik 2019/2020.
Bidang Keilmuan : Keperawatan Maternitas
Adapun usulan judul tersebut yaitu sebagai berikut :
Gambaran pengetahuan ibu nifas dengan aktifitas mobilisasi dini di
Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar.
Makassar, 20 Juli 2020
Yang mengajukan

Nurfitriah
Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

(Sitti Syamsiah, S.Kp., M.Kes) (Ns.Weni Siatang, S.Kep., M.Kes)


NIK : 093.152.02.03.017 NIK : 093.152.02.03.045

Menyetujui Mengetahui
Ketua UPPM Ketua Prodi D3 Keperawatan

(Dr.H.Muh.Thabran Talib,SKM,S.Kep,Ns,MARS) (Nofianti.SKM.S.Kep.,M.Kes)


NIK:093.152.02.03.018 NIK : 093.152.02.03.014
YAYASAN PERAWAT SULAWEISI SELATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES)
PANAKKUKANG MAKASSAR
JL. Adhyaksa No. 5 Telp. (0411) 444133 – 449574 – 5058660 Fax. (0411) 4662561 – 430614
Makassar 90231
E-mail: stikespnk_mks@yahoo.co.id. Website : www.stikespanakkukang.ac.id

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Nurfitriah
Nim : 17.02.007
Pembimbing 1 : Sitti Syamsiah,S.Kp., M.Kes.
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas dengan Aktifitas Mobilisasi dini
di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar
No. Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf

1. Selasa Konsultasi judul


2 juni 2020

2. Jum’at - Konsultasi judul


5 juni 2020 - ACC judul

3. Jum’at Bab 1 - Latar belakang di buat


12 juni 2020 secara sistematis
- Tambahkan Referensi
- Setiap paragraf saling
berkaitan
- Perbaiki tujuan umum
dan khusus
- Baca panduan dalam
penulisan
- Perhatikan penomoran

4. Rabu Bab II - Susun secara sistematis


24 juni 2020 - Perhatikan penulisan dan
penomoran

5. Kamis Bab III - Baca panduan dan ikuti


16 juli 2020 susunan panduan

- Perbaiki tempat dan


waktu penelitian

6. Kamis
6 agustus Bab IV - Perbaiki hasil penelitian
2020 - Pembahasan
ditambahkan dan saling
berkaitan
7. Sabtu
8 agustus Bab V - Kesimpulan mengacu
2020 pada tujuan dan saran
mengacu ke manfaat
penelitian

- Lengkapi daftar pustaka


dan lampiran
8. Senin
7 september Acc silahkan melapor
2020 kepanitia untuk diujikan
YAYASAN PERAWAT SULAWEISI SELATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES)
PANAKKUKANG MAKASSAR
JL. Adhyaksa No. 5 Telp. (0411) 444133 – 449574 – 5058660 Fax. (0411) 4662561 – 430614
Makassar 90231
E-mail: stikespnk_mks@yahoo.co.id. Website : www.stikespanakkukang.ac.id

LEMBAR KONSULTASI KARYA TULIS ILMIAH

Nama : Nurfitriah
Nim : 17.02.007
Pembimbing II : Ns.Weni Siatang,S.Kep., M.Kes.
Judul : Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas dengan Aktifitas Mobilisasi dini
di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar
No. Tanggal Materi Konsultasi Saran Paraf
1. Selasa Bab 1 - Perbaiki sampul
- Perbaiki tujuan
16 juni 2020 - Perbaiki penulisan
- Tambahkan referensi

Rabu
- Edit penulisan
2.
17 juni 2020 Bab II - Tambahkan referensi

Senin Bab III - Sesuaikan dengan tempat


3.
prakteknya
22 juni 2020

Kamis Bab IV
4. - Perbaiki pembahasan
02 juli 2020 - Tambahkan referensi

5. Selasa Bab V - Tambahkan kesimpulan

07 juli 2020

Kamis Bab I/V - Lengkapi lampiran dan


6. daftar pustaka
09 juli 2020

Selasa ACC
- Siap ujian
7.
14 juli 2020

Anda mungkin juga menyukai