Anda di halaman 1dari 69

KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENANGANAN NYERI DENGAN TEKNIK


MOBILISASI DINI PADA “Ny.M”SECTIO CESARIA
DI RSU BAHAGIA MAKASSAR

PRIDA PIPI OKTAVIANI


17.02.021

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020
KARYA TULIS ILMIAH

GAMBARAN PENANGANAN NYERI DENGAN TEKNIK


MOBILISASI DINI PADA “Ny.M” SECTIO CESARIA
DI RSU BAHAGIA MAKASSAR

Karya tulis ilmiah ini disusun sebagai salah satu persyaratan


menyelesaikan Program Pendidikan D3 Keperawatan.

PRIDA PIPI OKTAVIANI


17.02.021

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PRODI D3 KEPERAWATAN
2020
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Prida Pipi Oktaviani

Nim : 17.02.021

Program Studi : D3 Keperawatan

Institusi : Stikes Panakkukang Makassar

Judul KTI :“Gambaran Penanganan Nyeri Dengan Teknik Mobilisasi

Dini Pada “Ny.M” Sectio Cesaria Di Rsu Bahagia Makassar

Dengan ini menyatakan bahwa Karya Tulis Ilmiah sebagaimana

disebutkan dengan judul diatas adalah benar merupakan karya tulis ilmiah saya

sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar

akademik.

Demikian pernyataan ini saya buat secara sadar dan tanpa paksaan dari

pihak manapun.

Makassar, Juni 2020

Yang Membuat Pernyataan,

Prida Pipi Oktaviani

17.02.021

iii
HALAMAN PERSETUJUAN

Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “GAMBARAN PENANGANAN NYERI

DENGAN TEKNIK MOBILISASI DINI PADA “Ny.M” SECTIO CESARIA

DI RSU BAHAGIA MAKASSAR”

Yang disusun dan diajukan oleh :

PRIDA PIPI OKTAVIANI

17.02.021

Karya Tulis Ilmiah ini telah diterima dan disetujui untuk diuji dan dipertahankan

di depan Tim penguji

Menyetujui

Pembimbing I Pembimbing II

(Sitti Syamsiah, S.Kp.,M.Kes.) (Ns.Weni Siatang,S.Kep., M.Kes.)


NIK:093.152.02.03.016 NIK: 093.152.02.03.042

Mengetahui :

Ketua Program Studi D3 Keperawatan

iv
HALAMAN PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah Penelitian ini Berjudul: “GAMBARAN PENANGANAN

NYERI DENGAN TEKNIK MOBILISASI DINI PADA “Ny.M” SECTIO

CESARIA DI RSU BAHAGIA MAKASSAR”

Yang disusun dan diajukan oleh :

PRIDA PIPI OKTAVIANI

17.02.021

Telah diuji dan dipertahankan di hadapan Tim Penguji di Stikes Panankkukang

Makassar.

Pada Hari, Selasa 15 September 2020

Dan telah dinyatakan memenuhi syarat

Tim Penguji

1. Sitti Syamsiah, S.Kp.,M.Kes ( )

2. Ns.Weni Siatang,S.Kep., M.Kes ( )

3. Ns.Evi Lusiana, S.Kep.,M.Kep ( )

Mengetahui,
Ketua Program Studi D3 Keperawatan

v
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkah dan

karunia-Nya serta tak lupa salam dan shalawat kepada junjungan kita Nabi

Muhammad SAW beserta keluarga dan para kerabatnya, Nabi yang diutus oleh

Allah SWT sebagai pembawa rahmat bagi umat islam.

Tidak lupa pula penulis mensyukuri segala rahmat dan karunia yang telah

dilimpahkan sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan

judul“Gambaran Penanganan Nyeri Dengan Teknik Mobilisasi Dini Pada

“Ny.M” Sectio Cesaria Di Rsu Bahagia Makassar”.

Karya Tulis Ilmiah ini disusun dalam rangka menyelesaikan Pendidikan

D3 Keperawatan pada Stikes Panakkukang Makassar, namun atas berkat

bimbingan dan bantuan dari berbagai pihak Karya Tulis Ilmiah ini dapat

diselesaikan tepat pada waktunya. Untuk itu perkenankanlah penulis untuk

mengucapkan terima kasih yang setinggi-tingginya kepada Ibunda tercinta ST.

Suriyati atas segala doa dan kasih sayang serta dukungan yang telah diberikan

selama ini, semoga Allah Swt., memberikan balasan yang setimpal atas

pengorbanannya terhadap anak-anaknya, amin yarabbal alamin. Dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat:

1. Bapak H.Sumardin Makka,SKM.,M.Kes. selaku Ketua Yayasan Perawat

Sulawesi Selatan.

vi
2. Dr.Ns.Makkasau, M.Kes. selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Panakkukang Makassar.

3. Direktur RSU.Bahagia Makassar Drg.Hj.Sukmawati Dahlan,MM. yang telah

memberikan kesempatan kepada penulis untuk melakukan praktek dan

sekaligus penelitian di RSU.Bahagia Makassar.

4. Ns.Nofianti,SKM.,S.Kep.,M.Kes. selaku ketua Program Studi D3

Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar.

5. Sitti Syamsiah,S.Kp.,M.Kes. selaku Pembimbing I dan Ns.Weni Siatang,

S.Kep.,M.Kes. selaku Pembimbing II, serta Ns.Evi Lusiana,S.Kep.,M.Kep.

selaku penguji KTI, terima kasih telah berkenan meluangkan waktunya untuk

membimbing, memberikan arahan,dan saran dalam penyusunan karya tulis

ilmiah.

6. Dosen pengajar Prodi D3 Keperawatan dan Staf Stikes Panakkukang

Makassar tanpa terkecuali yang telah memberikan restu serta dorongan baik

moral maupun material selama penulis mengikuti pendidikan.

7. Dan ucapan terima kasih yang tulus penulis tunjukkan kepada kakandaku

tercinta Hasmirah,S.Pd.I dan kepada kakandaku yang lain,yang rela berkorban

dengan tulus untuk membantu orang tua kami membiayai penulis dalam

pendidikan. Serta ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada seluruh

keluarga tercintaku yang senantiasa memberikan motivasi dan semangat bagi

penulis dalam kelancaran meraih cita-cita.

8. Secara khusus, penulis ucapkan terima kasih yang mendalam kepada Direktur

Akper PEMDA Bulukumba Ns.Arhan,S.Kep.,M.Kep. dan Pak Asrar

vii
As,S.Kep. serta seluruh Civitas Akper PEMDA Bulukumba atas doa,ilmu,

usaha, dan perjuangan Bapak dan seluruh Civitas, terima kasih atas suportnya

dan memindahkan kami ke Kampus Stikes Panakkukang Makassar. Ucapan

terima kasih penulis juga ucapkan kepada, teman Family Dekubitus Hasni

HN, Fatmawati, Nurul Hikmah, Syakidah, Astiti Nirmala, Suharni, Yulia Jaya

Pratiwi, A.Nurul Khaerunnisa. Serta ucapan terima kasih kepada seluruh

teman-teman SPO17, dan tak lupa juga penulis ucapkan terima kasih yang

mendalam kepada teman-teman Dinas, Kakak-kakak Ners khususnya Kak Ani

dari Stik Famika serta perawat RS atas pengalaman yang diberikan kepada

Penulis.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini

masih banyak terdapat kekurangan. Jadi setiap kritikan maupun saran dari

berbagai pihak yang bersifat membangun penulis menerima dengan senang hati.

Akhir kata semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat bermanfaat bagi

pembaca khususnya mahasiswa Stikes Panakkukang Makassar dalam

memberikan gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada

“Ny.M” Sectio Cesaria Di Rsu Bahagia Makassar.

Makassar,09 Juni 2020

Penulis

viii
ABSTRAK

Gambaran Penanganan Nyeri Dengan Teknik Mobilisasi Dini Pada “Ny.M” Sectio Cesaria
Di Rsu Bahagia Makassar

Prida Pipi Oktaviani (2020)


Program Studi D3 Keperawatan Stikes Panakkukang Makassar

Pembimbing 1: Sitti Syamsiah


Pembimbing 2: Weni Siatang

Latar belakang : Sectio cesaria merupakan tindakan pembedahan untuk melahirkan janin
dengan cara membuka dinding perut dan dinding rahim. Tindakan operasi SC dilakukan untuk
mencegah kematian janin maupun ibukarenabahaya ataudapat menyebabkan komplikasiapabila
ibu melahirkan secara pervagina. Salah satu tindakan pembedahan yang menyebabkan nyeri
adalah pembedahan SC. Nyeri bukan hanya mengganggu ibu, namun juga memberi efek pada
bayinya. Upaya penangan nyeri dilakukan dengan teknik farmakologi. Namun dibutuhkan juga
teknik non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihannya tidak
memanjang, salah satunya dengan melatih mobilisasi dini. Mobilisasi dini adalah kebutuhan dasar
manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-hari berupa pergerakkan
sendi, sikap dan gaya berjalan guna memenuhi kebutuhan dan aktivitas mempertahankan
kesehatannya. Tujuan:Untuk melakukan gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi
dini pada Ibu Sectio Cesaria di Rsu Bahagia Makassar. Metode: pengumpulan data yang
digunakan pada penelitian ini adalah teknik wawancara dan observasi (pengamatan). Hasil:
setelah dilakukan penelitian gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada Ny.M
SC di RSU Bahagia Makassar sesuai dengan hasil observasi ditemukan nyerinya sudah teratasi
dari skala 8 (berat) menjadi skala 4(sedang). Kesimpulan :Mobilisasi dini penting dalam
mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau
daerah operasi. Saran:Diharapkan klien kooperatif dalam menjalani perawatan dan
pengobatannya agar memudahkan dalam proses penyembuhannya, serta klien dapat melakukan
penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi pada ibu sectio cesaria.

Kata kunci :Sectio Cesaria, Nyeri, Mobilisasi Dini


literatur : 3 buku, 8 jurnal (Tahun 2013 s/d 2020)

ix
ABSTRACT

Picture of pain management with early mobilization techiques at“Ny.M” Sectio Cesaria at
Rsu Bahagia Makassar

Prida Pipi Oktaviani (2020)


D3 Study Program of Nursing Stikes Panakkukang Makassar

Mentor 1 : Sitti Syamsiah


Mentor 2 : Weni Siatang

Background:Sectio Cesaria is a surgical action to give birth to the fetus by opening the
abdominal wall and the uterine wall. The action of SC operations is done to prevent the death of
the fetus or mother due to danger or complications that will occur when the mother gives birth to
the vagina. One of the surgical actions that inflict pain is the SC surgery. Pain is not only
disturbing the mother, but also gives the baby its effect. Pain handlers efforts are carried out with
pharmacological techniques. But there is also a non-pharmacological technique so that the pain
sensation can be reduced as well as the recovery period is not elongated, one of them by training
early mobilization. Early mobilization is the basic human need needed by individuals to conduct
daily activities in the form of joint movement, attitudes and style to meet the needs and activities
of maintaining their health. Purpose: To perform a description of pain handling with the early
mobilization technique of Ibu Sactio Caesaria. Method: The collection of data used in this research
is an interview and observation technique (observation). Results: After research picture pain
management with early mobilization technique at Ny.M SC at Rsu Bahagia Makassar according to
the observation results found the pain has been resolved reduced from pain scale 8 (heavy) to pain
scale 4 (medium). Conclusion: Early mobilization is important in alleviating pain by eliminating
the concentration of patients at the location of pain or operating areas. Suggestion: It is hoped that
the client is cooperative to undergo treatment and its treatments in order to facilitate the healing
process, as well as the client can perform pain handling with the mobilization techniques on the
mother Sectio Cesaria.

Keywords :Sectio Cesaria, pain, earlymobilization.


Literature : 3 books, 8 journals ( 2013 to 2020 )
Source : http://www.bing.com/translator

x
DAFTAR ISI

SAMPUL DEPAN .............................................................................................i


SAMPUL DALAM ............................................................................................ii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ........................................................iii
HALAMAN PERSETUJUAN .........................................................................iv
HALAMAN PENGESAHAN ...........................................................................v
KATA PENGANTAR .......................................................................................vi
ABSTRAK .........................................................................................................ix
ABSTRACT .......................................................................................................x
DAFTAR ISI ......................................................................................................xi
DAFTAR LAMPIRAN .....................................................................................xiii
DAFTAR TABEL .............................................................................................xiv
DAFTAR GAMBAR .........................................................................................xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH .....................xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar belakang ..................................................................................1
B. Rumusan Masalah ............................................................................5
C. Tujuan Penelitian..............................................................................6
D. Manfaat Penelitian............................................................................6
1. Teoritis .........................................................................................6
2. Praktis ..........................................................................................6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Tentang Sectio Cesaria
1. Definisi Sectio Cesaria ................................................................8
2. Etiologi ........................................................................................8
3. Komplikasi ..................................................................................9
4. Keuntungan dan Kerugian Sectio Cesaria ...................................10
5. Indikasi dan Kontraindikasi .........................................................11
B. Tinjauan Tentang Nyeri
1. Definisi Nyeri ..............................................................................13
2. Etiologi Nyeri ..............................................................................13
3. Klasifikasi ....................................................................................14
4. Manifestasi Klinis ........................................................................17
C. Tinjauan Penanganan Nyeri Dengan Mobilisasi Dini
1. Definisi Mobilisasi Dini ..............................................................17
2. Tujuan Mobilisasi Dini ...............................................................18
3. Manfaat Mobilisasi Dini .............................................................19
4. Tahap-tahap Mobilisasi Dini .......................................................21
5. Penatalaksanaan Mobilisasi ........................................................23
6. Hambatan Melaksanakan Mobilisasi ..........................................24
7. Kerugian Ibu Nifas yang Tidak Melakukan Mobilisasi ..............24
8. Hal yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi ........................25
9. Faktor yang Mempengaruhi Mobilisasi ......................................25

xi
BAB III METODE PENELITIAN
A. Rancangan Penelitian .......................................................................27
B. Subyek Penelitian .............................................................................27
C. Fokus Studi.......................................................................................28
D. Definisi Operasional .........................................................................28
E. Tempat dan Waktu ...........................................................................28
F. Pengumpulan Data ...........................................................................29
G. Cara Pengolahan ...............................................................................30
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ................................................................................31
1. Gambaran Lokasi Penelitian .......................................................31
2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien) ...................................31
3. Gambaran umum subjek penelitian .............................................32
4. Gambaran penanganan nyeri
dengan teknik mobilisasi dini ......................................................34
5. Hasil penanganan nyeri yang diperoleh
dengan teknik mobilisasi dini .....................................................35
B. Pembahasan .....................................................................................36
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ......................................................................................41
B. Saran ................................................................................................41
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

xii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Format Pengajuan Judul Karya Tulis Ilmiah

Lampiran 2 Lembar Konsultasi Karya Tulis Ilmiah

xiii
DAFTAR TABEL

TABEL 4.1 Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas.................. ................34

xiv
DAFTAR GAMBAR

GAMBAR 2.1 Alat pengukuran skala nyeri pada anak .................................... 15

GAMBAR 2.2 Skala nyeri deskritif ................................................................. 15

GAMBAR 2.3 Skala nyeri numerik .................................................................. 15

GAMBAR 2.4 Skala nyeri visual ...................................................................... 16

xv
DAFTAR ARTI LAMBANG, SINGKATAN DAN ISTILAH

LAMBANG
C : Derajat Celcius
> : Lebih Besar
% : Persen
± : Kurang Lebih
x/i : Satuan Dalam Pernafasan Dan Denyut Nadi
+ : Positif
< : Lebih kecil
SINGKATAN
ADL : Activity Daily Living
ANC : Ante Natal Care
Amp : Ampul
ASI : Air Susu Ibu
BAB : Buang air besar
BAK : Buang air kecil
Cc : Cubik Centimeter
Cm : Centimeter
DO : Data Objektif
DS : Data Subjektif
DM : Diabetes Mellitus
HCU : High Care Unit
HIV : Human immunodeficiency virus
IMD : Inisiasi menyusui dini
KB : Keluarga Berencana
LOS : Long of stay
mmHg : Millimeter Hydrargyrum
NO RM : Nomor Rekam Medik
N : Nadi
NIC : Nursing Interventions Classification
NOC : Nursing Outcomes Classification
NICU : Neonatal Intensive Care Unit
P : Pernapasan
PNC : Posnatal Care
PICU : Pediatric intensive care unit

xvi
RL : Ringer Laktat
RSU : Rumah Sakit Umum
SC : Sectio Cesaria
S : Suhu
TD : Tekanan Darah
THT : Telinga, hidung tenggorokan
TT : Tetanus Toksoid
VIP : Very Important Person
WHO : World Health Organization

ISTILAH
A
Abdomen : Perut
Abnormal : Tidak normal
Abortus : Keguguran
Alvi : Buang air besar
Amoniak : Bau aroma tajam atau menyengat
Anatomy : Ilmu urai
Anemia : Kurang darah
Anoreksia : Kehilangan nafsu makan
Ansietas : Cemas
Arteri uterine :Cabang dari arteri iliaka internal
Asfiksia : gangguan pengangkutan O2 kejaringan tubuh
Atonia uteri :Uterus yang tidak berkontaksi setelah janin dan plasenta
lahir
Anemis : Pucat
Ambulasi : Pergerakan
C
Congenital : Kelainan bawaan
Colostrums : Asi pertama yang baik bagi tumbuh kembang bayi
Compasmentis : Kesadaran normal
Confidentiality : Kerahasiaan informasi
D
Dehidrasi : Gangguan keseimbangan cairan / air pada tubuh
Dislokasi : Cedera pada sendi yang terjadi ketika tulang bergeser
Dismenorhoe : Nyeri haid

xvii
Distosia : Persalinan yang macet
Disproporsi sefalopelvik: Suatu bentu ketidaksesuaian antara ukuran kepala janin
dengan panggul ibu
E
Ekskresi :Proses pembuangan sisa metabolisme dan benda tidak
berguna Lainnya
Eklampsia : Komplikasi parah dari preeklampsia
Epigastrium : Ulu hati
Embolisme : Penyumbatan pembuluh darah dibagian tubuh oleh embolus
F
Fisiologis : Secara normal
Fetal distress : Gawat janin
Forceps : Alat yang digunakan untuk membantu mengeluarkan
bayisaat persalinan
Fundus uteri : Titik tertinggi dari rahim
G
Gastrointestinal : Lambung, saluran cerna
H
Hipotensi Ortostatik : Kondisi tekanan darah rendah yang terjadi ketika seseorang
berdiri dari duduk atau berbaring.
Hipertiroid : Kelebihan kelenjar tiroid
Hipoksia : Kekurangan oksigen
Hemoroid : Wasir
Histerektomi : Prosedur medis dengan mengangkat rahim wanita
I
Inflamasi : Peradangan
Infeksi :Timbulnya penyakit karena masuknya mikroorganisme yang
patogen ke dalam tubuh
Infesi puerperal : Infeksi post partum
Informed Consent : Informasi untuk responden
Icterus : Kulit dan putih mata menjadi kuning
K
Konstipasi : Kondisi sulit buang air besar secara teratur
Konsepsi : Pembuahan
Kronis : Menahun
Konjungtiva : Lapisan tipis yang ada di mata

xviii
Kriteria Inklusi : Ciri-ciri yang harus dipenuhi setiap masing-masing anggota
populasi yang dijadikan sampel
Kriteria Ekslusi : Ciri-ciri populasi yang tidak bisa dijadikan sebagai sampel
penelitian
L
Laparatomi : Prosedur bedah dengan membuat sayatan di dinding perut
Lochia : Perdarahan pasca persalinan
M
Mal presentasi : Semua presentasi janin selain verteks
Mal posisi : Posisi janin selain oksipito-anterior
Metabolisme : Pertukaran zat pada organisme
Metabilik :Reaksi kimia yang dibutuhkan oleh tubuh untuk menjaga
kelangsungan hidup
Mukosa : Selaput lendir
N
Neulasma :Tumor (pertumbuhan yang tidak normal dari jaringan tubuh)
Neuropatik : Gejala gangguan atau penyakit pada saraf ditubuh
O
Observasi : Melihat/mengamati
Obstruksi : Penyumbatan
Ovarium : Indung telur
Oedema : Pembengkakan
P
Partus : Melahirkan
Piogenik :Sifat jasad renik yang menghasilkan nanah pada luka infeksi
Pelvis : Panggul
Peritonisis : Peradangan pada lapisan tipis dinding dalam perut
Perineum : Sebuah bagian perineal dan struktur sekitarnya
Plasenta plevia : Kondisi dimana plasenta bayi menempel disis bawah uterus
Preeklamsia : Peningkatan tekanan darah saat hamil
Primigravida : Wanita hamil untuk pertama kalinya
Primipara tua :Wanita hamil untuk pertama kalinya pada usia diatas 35
tahun
Prolapsus tali pusat :Tali pusar bayi keluar lebih dulu sebelum bayi lahir
Prolapsus plasenta :Terkadang plasenta turun kebawah dan dapat teraba pada
pemeriksaan dalam

xix
R
Rupture uteri : Robekan dinding rahim(uterus)
S
Simetris : Sama kedua belah bagiannya, sejajar
Skizofreniad :Gangguan mental yang terjadi dalam jangka panjang
Sepsis : Komplikasi berbahaya akibat infeksi
Stimulasi : Rangsangan yang dilkukan ketika bayi baru lahir
Stenosis serviks : Penyempitan leher rahim
T
Toksik : Racun
Tonus otot : Kontraksi otot yang dipertahankan oleh otot itu sendiri
Tumor : Benjolan akibat sel yang memperbanyak diri secara belebih
Trombosis vena emboli:Penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh
darah vena
Trigliserida : Jenis lemak yang banyak ditemukan di dalam darah
Thrombosis : Penyakit yang terjadi akibat terbentuknya gumpalan darah
di pembuluh darah
Tromboemboli : Bekuan darah yang bergerak
Trombus : Bekuan darah
U
Ulkus : Tukak
Urine : Air seni, air kencing
Uterus : Rahim
V
Vakum : Alat yang digunakan proses persalinan bila ibu masih kuat
mengejan, walau tidak dengan kekuatan penuh
Vaginal :Salah satu masalah kesehatan yang bisa menyerang bagian
kewanitaan
Varises : Pembengkakan atau pelebaran pembuluh darah vena

xx
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menurut Masjoer (2010), Sectio cesaria adalah suatu tindakan

pembedahan untuk melahirkan janin dengan cara membuka dinding perut dan

dinding rahim. Dan pengertian sectio cesaria menurut Manuaba (2012) adalah

suatu persalinan melalui sayatan pada dinding perut dan uterus yang masih

utuh dengan berat janin lebih dari 1000 gram atau umur kehamilan lebih 28

minggu. Kelahiran janin dapat dilakukan melalui insisi dinding abdomen

(laparatomi) dan dinding uterus (histerektomi). Tindakan operasi SC juga

dilakukan untuk mencegah kematian janin maupun ibukarena bahaya atau

komplikasi yang akan terjadi apabila ibu melahirkan secara pervagina

(Sukowati et al, 2010).

Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2013 rata-rata angka

kejadian sectio cesaria antara5-15% per 1000 kelahiran di dunia. Peningkatan

operasi SC diseluruh dunia terjadi sejak tahun 2007-2008 yaitu sekitar 110.000

per kelahirandunia, dirumah sakit pemerintah rata-rata 11% dan dirumah sakit

swasta lebih dari 30%.

Di Indonesia angka operasi SC terus meningkat baik di rumah sakit

pemerintah sendiri maupun swasta. Dari data survei demografi dan kesehatan

Indonesia terdapat peningkatan operasi cesar yaitusekitar 1,3-6,8% sejak tahun

1991-2007. Hasil Riskesdas tahun 2013 terjadi kenaikan 9,8 % dengan

1
provensi tertinggi DKI Jakarta 19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara

sekitar 3,3%. Kenaikan ini karena sebagian besar ibu yang ingin persalinan

cepat tanpa merasakan nyeri saat proses tindakan persalinan. Operasi SC

hendaknya dilakukan dengan indikasi kuat karena SC bisa menyebabkan

berbagai komplikasi dengan adanya rasa nyeri pasca pembedahan seperti

infeksi nifas, pendarahan sampai emboli paru-paru (Depkes, 2013). Sementara

data dari Departemen Kesehatan RI tahun 2013 jumlah ibu bersalin tahun 2013

sekitar 4.622.741 jiwa, dengan sectio cesaria sekitar 921.000 atau 19,92% dari

seluruh persalinan.

Pasien yang melakukan persalinan sectio cesaria biasanya merasa tidak

nyaman. Ketidaknyamanan seperti nyeri dari pembedahan yang tidak normal

dan efek samping dari anestesi. Nyeri setelah operasi merupakan hal fisiologis,

akan tetapi hal ini merupakan salah satu keluhan yang paling ditakuti oleh

pasien setelah operasi. Sensasi nyeri mulai dirasakan sebelum kesadaran pasien

kembali penuh, dan semakin meningkat bersamaan dengan berkurangnya

pengaruh anestesi (Perry dan Potter, 2006). Sehingga nyeri dapat menjadi

alasan yang paling umum bagi seseorang mencari perawatan kesehatan medis

(American Medical Association, 2013). Dan sekitar 60% pasien menderita

nyeri yang hebat, 25% nyeri sedang dan 15% nyeri ringan (Nugroho,2010).

Menurut Smeltzer & Bare (2012) tindakan medis yang menimbulkan

nyeri adalah pembedahan. Salah satu tindakan pembedahan yang menimbulkan

nyeri adalah pembedahan SC atau sectio cesaria. Nyeri bukan hanya

mengganggu ibu, namun juga dapat memberi efek pada bayinya. Menurut

2
Afifah (2009) dampak nyeri post SC apabila tidak segera ditangani dapat

menyebabkan mobilisasi terbatas, bonding attachment (ikatan kasih sayang)

tergnggu, Activity of Daily Living (ADL) terganggu, Inisiasi Menyusui Dini

(IMD) dapat terpenuhi karena adanya peningkatan intensitas nyeri apabila ibu

bergerak jadi respon ibu terhadap bayi kurang, sehingga ASI sebagai makanan

terbaik yang mempunyai banyak manfaat bagi bayi dan ibunya tidak dapat

diberikan secara optimal. Menurut Prasetyo (2010), upaya penangan nyeri

dapat dilakukan dengan teknik farmakologi. Namun dibutuhkan juga teknik

non farmakologi agar sensasi nyeri dapat berkurang serta masa pemulihannya

tidak memanjang, salah satunya dengan melatih mobilisasi dini.

Menurut Perry & Potter (2010) mobilisasi dini merupakan kebutuhan

dasar manusia yang diperlukan oleh individu untuk melakukan aktivitas sehari-

hari seperti menggerakkan sendi, sikap dan gaya berjalan untuk memenuhi

kebutuhan dan aktivitas dalam mempertahankan kesehatannya. Mobilisasi pada

pasien post SC dapat dilakukan secara bertahap yang dimulai diruangan pulih

sadar (recovery room) dengan miring kanan/ kiri terlebih dahulu dan kemudian

memberikan tindakan rentang gerak secara pasif. Mobilisasi dini post operasi

yang pertama dilakukan adalah dengan menggerakkan lengan, tangan,

menggerakkan ujung jari kaki dan memutar pergelangan kaki, mengangkat

tumit, menegangkan otot betis serta menekuk dan menggeser kaki.

Menurut Siregar (2009) setelah 6 jam, pasien diharuskan untuk miring

kekiri dan kekanan guna untuk mencegah trombosis dan tromboemboli. Setelah

12-24 jam dianjurkan untuk mulai belajar duduk, dan setelah ibu dapat duduk

3
dengan stabil ibu dianjurkan untuk belajar berjalan. Latihan mobilisasi dini ini

dapat meningkatkan sirkulasi darah yang dapat penurunan nyeri serta

menyembuhan luka secara cepat. Terapi mobilisasi dini adalah modalitas yang

tepat untuk memulihkan fungsi tubuh, bukan saja pada bagian tubuh yang

mengalami cedera tetapi juga pada seluruh anggota tubuh (Smeltzer et al,

2010).

Mobilisasi dini sangat penting sebagai suatu tindakan pengembalian

secara berangsur-angsur ketahap mobilisasi sebelumnya. Dampak mobilisasi

dini yang tidak dilakukan menyebabkan gangguan fungsi tubuh, aliran darah

tersumbat dan peningkatan intensitas nyeri. Mobilisasi dini penting dalam

mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada

lokasi atau daerah operasi, mengurangi aktivitas mediator kimia pada proses

peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi

saraf nyeri menuju pusat(Perry & Potter, 2010). Melalui mekanisme tersebut,

mobilisasi dini efektif dalam menurukan nyeri menuju saraf pusat.(Nugroho,

2010).

Berdasarkan data di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar tahun 2016

jumlah ibu bersalin sekitar 873 dengan operasi SC sekitar 407 orang (46,%),

pada tahun 2017 sekitar 469 ibu bersalin dengan operasi SC sekitar 269 orang

(53,6%), pada tahun 2018 sekitar 915 ibu bersalin dengan SC sekitar 416 orang

(45,4%) dan pada tahun 2019 periode Januari sampai April sekitar 337 ibu

bersalin dengan SC sekitar 158 orang (46,8%). (Data Sekunder RSU Bahagia

Makassar, 2019)

4
Berdasarkan studi pendahuluan di Rumah Sakit Umum Bahagia

Makassar di ruangan Nifas pada bulan Juli 2019 ada beberapa kasus sectio

cesaria karena berbagai komplikasi pervagina yang mengharuskan ibu

melakukan tindakan operasi cesar. Dengan keluhan utama yang

dirasakanpasien post SC adalah nyeri. Pasien mengatakan nyeri sangat

mengganggu kenyamanan dan aktifitas yang dilakukan. Dengan melihat

keterkaitan antara mobilisasi dini dengan penurunan skala nyeri, maka penulis

melakukan gambaran penanganan untuk menurunkan nyeri salah satunya

dengan mobilisasi dini. Dimana mobilisasi dini dapat menurunkan nyeri

dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah

operasi, mengurangi aktivitas mediator kimia pada proses peradangan dan

meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi saraf nyeri menuju

pusat.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis tertarik untuk

mengangkat kasus sectio cesaria sebagai bahan proposal sekaligus KTI

dengan judul “Gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini

pada “Ny.M” sectio cesaria di Rsu Bahagia Makassar.”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas dapat dirumuskan masalah

“Bagaimana gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada

“Ny.M” sectio cesaria di Rsu Bahagia Makassar” ?

5
C. Tujuan Penelitian

Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini adalah untuk

melakukan gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada

“Ny.M” sectio cesaria di Rsu Bahagia Makassar

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini,

yaitu :

1. Teoritis

a. Data yang diperoleh dapat dijadikan masukan awal untuk penelitian

selanjutnya.

b. Sebagai bahan referensi atau sumber data untuk penelitian.

2. Praktis

a. Manfaat Bagi Keperawatan

Dapat menambah wawasan pikiran dalam melaksanakan proses

keperawatan.

b. Manfaat Untuk Rumah Sakit

Dapat menjadi masukan pada RSU Bahagia Makassar sebagai

pengamatan langsung dalam hal penanganan nyeri dengan teknik

mobilisasi dini pada Ny.M sectio cesaria.

c. Manfaat Untuk Institusi

Hasil penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan masukan

bagi institusi pendidikan Stikes Panakkukang Makassar dalam rangka

6
meningkatkan mutu pendidikan keperawatan dan sebagai syarat dalam

menyelesaikan program Studi D3 Keperawatan.

d. Manfaat Untuk Klien

Meningkatkan pengetahuan klien mengenai penanganan nyeri

dengan teknik mobilisai dini

e. Manfaat Untuk peneliti

Bagi peneliti adalah untuk menambah wawasan dan pengalaman

dalam penerapan ilmu yang diperoleh mengenai penanganan nyeri

dengan teknik mobilisasi dini pada Ibu sectio cesaria.

7
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Tentang Sectio Cesaria

1. Definisi Sectio Cesaria

Menurut Oxom & William (2010) Sectio cesaria adalah suatu

pembedahan untuk melahirkan anak dengan membuat insisi pada dinding

abdomen dan uterus.

Menurut Amru Sofian (2012) Sectio cesaria adalah suatu cara untuk

melahirkan janin dengan cara membuat sayatan pada dinding uterus melalui

dinding depan perut (Amin & Hardhi 2013)

Menurut Rasjidi (2009) Sectio cesaria diartikan sebagai suatu lahirnya

janin melalui tindakan insisi pada dinding abdomen (laparatomi) dan dinding

uterus (histerektomi)

Dari beberapa definisi sectio cesaria diatas dapat diambil kesimpulan

bahwa SC merupakan suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk

mengeluarkan janin melalui sayatan pada dinding abdomen dan dinding uterus.

2. Etiologi Sectio Cesaria

Etiologi sectio cesaria menurut Amin & Hardi (2013) ada dua yaitu

sebagai berikut :

a. Etiologi yang berasal dari Ibu

Etiologi yang berasal dari Ibu seperti primigravida dengan kelainan letak,

primipara tua disertai kelainan letak ada, dispoporsi sefalo pervik

(disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang

8
buruk, kesempitan panggul, plasenta plevia terutama pada primigravida,

solutsio plasenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan misalnya preeklamsi-

eklampsia, atas permintaan, kehamilan yang disertai penyakit (jantung,

DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma uteri dan

sebagainya)

b. Etiologi yang berasal dari janin

Sedangkan etiologi yang berasal dari janin seperti fetal distress/gawat

janin, mal presentasi dan mal posisi kedudukan janin,prolapsus tali pusat

dengan pembukaan kecil, kegagalan persalinan vakum atau forceps

ekstraksi.

3. Komplikasi

Menurut Maryunani A (2016) ada beberapa komplikasi pada sectio

cesaria yaitu saebagai berikut :

a. Perdarahan

1) Sectio cesaria merupakan operasi vaskuler dengan hilangnya darah

umumnya antara 500 dan 100 ml.

2) Jika perdarahan meningkat harus diwaspadai pada kasus plasenta

previa, kehamilan ganda dimana mungkin ada gangguan retraksi dari

plasenta

3) Pasien dengan cepat menjadi syok, untuk mengurangi perdarahan yang

banyak dapat dilakukan penjahitan sumber perdarahan

4) Namun, jika penjahitan ini gagal, perlu tindakan histerektomi

b. Dehidrasi dan eviserasi

9
1) Dehidrasi adalah terbukanya lapisan kulit subkutan dan fasia pada luka

jahitan operasi

2) Pada eviserasi, perineum ikut terbuka sehingga omentum dan juga

organ intra abdomen dalam dapat terlihat dari luar

3) Dehidrasi dapat menyebabkan infeksi, memperpanjang masa rawat

inap dan dapat menyebabkan hernia insisional

4) Dehidrasi dan eviserasi biasanya terjadi dalam 2 minggu pasca operasi

dengan rentang waktu dalam 24 jam pertama

5) Diagnosis dibuat berdasarkan gambaran klinis yang meliputi terjadinya

luka yang membuka, keluarnya cairan serosanguineous dalam jumlah

banyak dari luka jahitan operasi disertai dengan tanda-tanda radang

akut

c. Gastrointestinal (mual dan muntah pasca operasi)

1) Sakit gangguan pada fungsi gastrointestinal tidak berbahaya

2) Hal ini terjadi karena pengaruh anestesi, obat-obatan perioperatif, dan

operasi itu sendiri

3) Umumnya pasien akan merasa mual, yang kadang disertai muntah

selama 12 jam pasca operasi

4. Keuntungan dan Kerugian Sectio Cesaria

a. Keuntungan SC menurut Mochtar, 2011 yaitu :

1) Pengeluaran janin lebih cepat

2) Tidak menyebabkan komplikasi tertariknya kandung kemih

3) Sayatan dapat diperpanjang keproksimal maupun distal.

10
b. Kerugian SC Mochtar, 2011 yaitu :

1) Infeksi mudah menyebar secara intra abdominal karena tidak ada

reperitonealisasi yang baik

2) Pada persalinan berikutnya lebih muda terjadi rupture atau robekan

uteri spontan.

5. Indikasi dan kontra Indiksi

Indikasi dan kontra indikasi sectio cesaria menurut Rasjidi (2009)

sebagai berikut :

a. Indikasi Sectio Cesaria

1) Indikasi mutlak

Indikasi Ibu

a) Panggul sempit

b) Kegagalan melahirkan secara normal karena kurang adekuatnya

stimulasi

c) Tumor jalan lahir yang dapat menyebabkan obstruksi

d) Stenosis serviks atau vagina

e) Plasenta plevia

f) Disproporsi sefalopelvik/ukuran panggul ibu tidak sesuai dengan

kepala janin

g) Ruptur/robekan uteri membakat

Indikasi janin

a) Kelainan letak

b) Gawat jalan/fetal distres

11
c) Prolapsus plasenta

d) Perkembangan bayi yang terhambat

e) Mencegah hipoksia janin, misalnya karena preeklamsia.

2) Indikasi relatif

a) Riwayat sectio cesaria sebelumnya

b) Presentasi bokong

c) Distosia/ persalinan yang macet

d) Fetal distress/ gawat janin

e) Preelampsia berat, penyakit kardiovaskuler dan diabetes

f) Ibu dengan HIV positif sebelum impart/melahirkan

3) Indikasi sosial

a) Wanita yang takut melahirkan karena pengalaman buruk

sebelumnya

b) Wanita yang ingin sectio cesaria elektif karena takut bayinya

mengalami cedera dan atau asfiksia selama pesalinan atau

mengurangi resiko kerusakan dasar panggul

c) Wanita yang takut terjadi perubahan pada tubuhnya atau sexuality

image setelah melahirkan

b. Kontra Indikasi Sectio Cesaria

Kontra indikasi dari sectio cesaria adalah :

1) Janin mati

2) Syok

3) Anemia berat

12
4) Kelainan congenital berat

5) Infeksi piogenik pada dinding abdomen

6) Minimnya fasilitas operasi sectio cesaria

B. Tinjauan Tentang Nyeri

1. Definisi Nyeri

Menurut Smeltzer & Bare (2002) nyeri merupakan pengalaman

sensori atau emosional yang tidak menyenangkan karena kerusakaan jaringan

yang aktual atau potensial. Nyeri merupakan alasan utama seseorang untuk

mencari bantuan perawatan kesehatan.

Menurut The International Association For The Study Of Pain/ LASP

(1979) nyeri merupakan sesuatu yang tidak menyenangkan, yang bersifat

subjektif serta berhubungan dengan panca indra, dan juga merupakan suatu

pengalaman emosional yang berkaitan dengan kerusakan jaringan baik aktual

maupun potensial, atau dapat digambarkan sebagai suatu kerusakan/ cidera

(Potter & Perry, 2010).

2. Etiologi Nyeri

a. Agen cidera fisik misal karena adanya trauma fisik

b. Agen cidera biologi karena adanya kerusakan fungsi organ atau jaringan

tubuh

c. Agen cidera psikologi karena kelainan organik neurosis trukatik,

skizofriniad.

d. Agen cidera kimia karena bahan zat kimia yang tidak hanya satu stimulus

menghasilkan suatu yang spesifik nyeri, tetapi nyeri memiliki suatu

13
etiologi multimodal. Nyeri biasa dihubungkan dengan beberapa proses

patologis spesifik. Kelainan yang mengakibatkan rasa nyeri, seperti:

infeksi,trauma, kelainan degeneratif, keadaan toksik metabolic atau

neuplasma. Nyeri juga dapat timbul karena distorsi mekanis ujung-ujung

saraf misalnya karena meningkatnya tekanan dinding viskus/organ.

3. Klasifikasi

a. Berdasarkan durasi dan lamanya

1) Nyeri akut

Menurut Amin & Hardhi (2013) nyeri akut adalah pengalaman sensori

atau emosional yang tidak menyenangkan yang muncul karena

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang digambarkan

dengan kerusakan yang sedemikian rupa (International Association

For The Study Of Pain) : nyeri dirasakan secara tiba-tiba atau lambat

dari intensitas ringan hingga berat dengan akhir yang dapat diantisipasi

atau prediksi dan berlangsung < 6 bulan.

2) Nyeri kronis

Menurut Amin & Hardhi (2013) nyeri kronis adalah pengalaman

sensori atau emosional yang tidak menyenangkan yang muncul karena

kerusakan jaringan yang aktual atau potensial yang digambarkan

dengan kerusakan yang sedemikian rupa (International Association

For The Study Of Pain) : nyeri dirasakan secara tiba-tiba atau lambat

dari intensitas ringan hingga berat, terjadi secara konstan atau berulang

14
tanpa akhir yang dapat diantisipasi atau diprediksi dan berlangsung > 6

bulan.

b. Berdasarkan intersitasnya (alat pengukur nyeri)

Masing-masing diukur berdasarkan skala dan bersifat subjektif dan terdiri

dari nyeri berat, sedang, ringan.Macam-macam skala pengukuran

nyeriadalah :

1) Anak-anak

Gambar 2.1 alat pengukuran skala nyeri pada anak-anak

Sumber : Potter & Perry, (2010)

2) Dewasa

a) Skala intensitas nyeri deskritif

Gambar 2.2 Skala nyeri deskritif

Sumber : Smeltzer & Bare, (2002)

b) Skala intensitas nyeri numerik

Gambar 2.3 Skala nyeri numerik

Sumber : Smeltzer & Bare, (2002)

15
c) Skala analog visual

Gambar 2.4 Skala nyeri visual

Sumber : Smeltzer & Bare, (2002)

Keterangan :

0 : tidak nyeri

1-3 : nyeri ringan, secara objektif klien bisa berkomunikasi

dengan baik

4-6 : nyeri sedang secara objektif klien mendesis, dapat

menunjukkan lokasi nyeri, dapat mengekspresikannya,

serta dapat mengikuti perintah dengan baik.

7-9 : nyeri berat, secara objektif klien terkadang tidak dapat

mengikuti perintah tapi masih tespon terhadap tindakan,

dapat menunjukkan lokasi nyeri, tidak dapat

mendeskripsikannya, serta tidak dapat diatasi dengan alih

posisi nafas panjang dan distraksi

10 : nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi.

d) Faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri

Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi nyeri menurut Smeltzer

& Bare, (2002) adalah sebagai berikut :

(1) Usia

(2) Jenis kelamin

16
(3) Kultur

(4) Ansietas

(5) Pengalaman masa lalu

(6) Pola koping

(7) Support keluarga dan social

4. Manifestasi klinis

Menurut Amin & Hardhi (2013) tanda dan gejala nyeri adalah :

a. Klien melaporkan nyeri secara verbal atau non verbal

b. Tingkah laku ekspresif seperti gelisah, merintih, menangis, waspada,

iritabel, nafas panjang,dan mengeluh

c. Menunjukan kerusakan pada bagian tubuhnya

d. Perubahan posisi untuk menghindari nyeri

e. Sikap tubuh melindungi area atau lokasi nyeri

f. Perubahan tekanan darah

g. Tingkah laku berhati-hati

h. Fokus pada diri sendiri dan penurunan interaksi dengan lingkungan

i. Perubahan dalam nafsu makan dan minum

j. Gangguan tidur

C. Tinjauan Penanganan Nyeri Teknik Mobilisasi Dini

1. Definisi Mobilisasi Dini

Mobilisasi dini merupakan suatu pergerakan posisi yang akan

melakukan aktifitas ataupun kegiatan. Mobilisasi adalah kemampuan seseorang

untuk bergerak dengan bebas serta merupakan faktor yang menonjol dalam

17
mempercepat proses pemulihan pasca bedah, mobilisasi dini adalah suatu aspek

yang terpenting pada fungsi fisiologis karena hal ini esensial untuk

kemandirian. Dengan demikian mobilisasi dini merupakan suatu upaya untuk

mempertahankan kemandirian sedini mungkin dengan cara membimbing

penderita untuk mempertahankan fungsi fisiologi. Mobilisasi dini merupakan

kebijakan untuk selekas mungkin membimbing penderita keluar dari tempat

tidurnya dan membimbing selekas mungkin untuk berjalan (Wirnata, 2010).

Menurut Wirnata (2010) mobilisasi dini post sectio cesaria merupakan

suatu pergerakan, posisi atau adanya kegiatan yang dilakukan Ibu setelah

beberapa jam melahirkan dengan persalinan cesaria. Untuk mencegah

komplikasi post operasi sectio cesaria ibu diharuskan untuk segera melakukan

mobilisasi sesuai dengan tahapnya. Oleh karena itu setelah mengalami operasi

sectio cesaria, seorang ibu disarankan tidak malas untuk bergerakibu harus

mobilisasi cepat. Semakin cepat ibu bergerak semakin baik,akan tetapi

mobilisasi dini harus tetap dilakukan secara hati-hati.

Menurut Kasdu (2003) mobilisasi dinisuatu usaha untuk mempercepat

penyembuhan agar terhindar dari komplikasi akibat dari operasi terutama

proses dalam penanganan nyeri. Pada pasien pasca Operasi sectio cesaria, 2-4

jam pertama dianjurkan untuk segera menggerakkan anggota tubuhnya seperti

menggerakkan lengan, tangan, kaki, dan jari kaki.

2. Tujuan Mobilisasi Dini

Adapun tujuan mobilisasi adalah untuk mempertahankan fungsi

tubuh, memperlancar peredaran darah, membantu pernapasan agar lebih baik,

18
mempertahankan tonus otot, memperlancar eliminasi buang air besar (BAB)

dan buang air kecil (BAK), mengembalikan aktivitas tertentu agar pasien dapat

memenuhi kebutuhan gerak harian secara normal, dan memberi kesempatan

perawat untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan pasien.

Menurut Samuel (2011) tujuan mobilisasi dini adalah untuk

menurunkan kejadian komplikasi thrombosis vena, emboli paru, pneumonia

dan retensi urin serta meningkatkan kepuasan pasien dan mengurangi long of

stay (LOS) lama hari rawat pasien.

3. Manfaat Mobilisasi Dini

Ada beberapa manfaat yang dapat diperoleh dari dilakukannya

mobilisasi dini pada klien menurut Potter & Perry (2006), yaitu :

a. Sistem respiratori

Meningkatkan frekuensi dan kedalaman pernapasan yang diikuti oleh

istirahat yang cukup agar lebih cepat kembali dan juga dapat

meningkatkan ventilasi alveolar (normal 5-6 L/mnt), menurunkan kerja

pernapasan, dan meningkatkan pengembangan diafragma jika mengubah

posisi pasien 2 jam sekali.

b. Sistem kardiovaskuler

Meningkatkan curah jantung, memperbaiki kontraksi miokardial,

menguatkan otot jantung dan menyuplei darah ke jantung serta otot yang

sebelumnya terjadi pengumpulan darah pada bagian ekstremitas,

menurunkan tekanan darah, serta memperbaiki aliran balik vena. Jumlah

19
darah yang dipompa oleh jantung (cardiac output) normalnya adalah 5

L/mnt, dengan melakukan mobiliasi meningkat sampai 30 L/mnt.

c. Sistem metabolik

Meningkatkan metabolisme basal dimana jika pasienmelakukan aktivitas

berat maka kecepatan metabolisme akan meningkat sampai 20 kali dari

kecepatan normal, meningkatkan penggunaan glukosa dan asam lemak,

meningkatkan pemecahan trigliserida, meningkatkan motilitas lambung,

serta meningkatkan produksi panas tubuh.

d. Menurunkan insiden komplikasi

Mencegah hipotensi/ tekanan darah rendah, otot mengecil, hilangnya

kekuatan otot, konstipasi, meningkatkan kesegaran tubuh, dan mengurangi

tekanan pada kulit menjadi merah atau bahkan lecet.

e. Sistem musculoskeletal

Memperbaiki tonus otot, meningkatkan mobilisasi sendi, memperbaiki

toleransi otot untuk latihan, mengurangi kehilangan tulang, meningkatkan

toletansi aktivitas dan mengurangi kelemahan pada pasien.

Dengan mobilisasi dini kontraksi uterus akan baik sehingga

fundus uterus akan keras, maka resiko perdarahan abnormal dapat

dihindarkan, karena kontraksi membentuk penyempitan pembuluh darah

yang terbuka. Mobilisasi dini tidak hanya mempercepat penanganan nyeri

dan kesembuhan luka post operasi akantetapi juga memulihkan kondisi

tubuh ibu jika dilakukan dengan benar dan tepat. Mobilisasi dini atau

20
gerakan sesegera mungkin bisa mencegah aliran darah terhambat.(Kasdu

2003, dalam Dewi 2011).

Mobilisasi dini dapat dilakukan secara teratur menyebabkan

sirkulasi darah lancar sehingga jaringan insisi yang mengalami cidera akan

mendapatkan zat-zat esensial untuk penyembuhan, seperti oksigen, asam

amino, vitamin dan mineral. Oleh karena itu disarankan oleh ibu untuk

sesegera mungkin melakukan mobilisasi dini.(Klik, 2009).

4. Tahap-tahap Mobilisasi Dini

Tahap Mobilisasi 4 jam post SC :

a. Dimulai 4 jam pertama, mengangkat salah satu kaki lurus, melenturkan

lutut dan kaki

b. Setelah 6-12 jam, dilakukan pengukuran tekanan darah, jika tidak

ditemukan hipotensi orthostatik maka latihan dapat dilanjutkan dengan

belajar duduk, tegak, dan kuatkan tubuh pada posisi stabil

c. Setelah 24 jam, latihan dilanjutkan dengan belajar berdiri dalam kondisi

stabil.

d. Kemudian lanjutkan dengan mencoba melangkah sedikit demi sedikit

sesuai dengan kemampuan pasien.

e. Hari ke-2 sudah mampu berjalan mandiri

Tahap Mobilisasi 8 jam post SC

Pelaksanaan mobilisasi dini terdiri dari tahap-tahap sebagai berikut

yang dimulai dengan tidur terlentang terlebih dahulu selama 8 jam, kemudian

miring kekanan atau kekiri, duduk, berdiri dan bejalan. Sebelum melakukan

21
mobilisasi terlebih dahulu melakukan nafas dalam dan latihan kaki sederhana.

Tahapan mobilisasi juga dapat membantu tubuh melakukan adaptasi dengan

baik sehingga tidak menimbulkan keluhan tidak di harapkan. Gerakan

mobilisasi ini diawali dengan gerakan ringan seperti :

a. Miring ke kiri-kanan

Miring kekiri dan kekanan adalah mobilisasi paling ringan dan yang paling

baik dilakukan pertama kali. Disamping dapat mempercepat proses

penyembuhan, gerakan ini juga dapat mempercepat proses kembalinya

fungsi usus dan kandung kemih secara normal.

b. Menggerakkan kaki

Setelah mengembalikan badan ke kanan dan ke kiri, kemudian mulai

gerakan kedua belah kaki. Mitos yang menyatakan bahwa ini tidak boleh

dilakukan karena dapat menyebabkan timbulnya varices yang merupakan

kesalahan total. Justru jika tidak digerakkan dan terlalu lama diatas tempat

tidur dapat menyebabkan terjadinya pembekuan pembuluh darah balik

yang dapat menyebabkan varices ataupun infeksi

c. Duduk

Setelah merasa lebih ringan cobalah untuk duduk di tempat tidur. Dan jika

merasa tidak nyaman jangan dipaksa lakukan perlahan-lahan sampai terasa

nyaman

d. Berdiri atau turun dari tempat tidur

22
Jika duduk tidak menyebabkan pusing, lanjutkan dengan mencoba turun

dari tempat tidur kemudian berdiri. Bila terasa sakit atau ada keluhan,

sebaiknya hentikan dan coba lagi setelah kondisi terasa lebih nyaman.

e. Ke kamar mandi

Setelah dipastikan keadaan ibu benar-benar baik dan tidak ada keluhan.Ini

berfungsi untuk melatih mental karena adanya rasa takut pasca persalinan.

5. Penatalaksanaan Mobilisasi

Penatalaksanaan mobilisasi dini pada ibu post partum sectio

cesariamenurut Aliahani (2010), terdiri dari :

a. Hari ke 1

1) Berbaring miring kekanan dan kekiri yang dimulai sejak 6-10 jam

setelah Ibu sadar

2) Latihan pernapasan dapat dilakukan ibu sambil tidur terlentang sendini

mungkin setelah sadar

b. Hari ke 2

1) Ibu dapat duduk 5 menit dan anjurkan untuk bernafas dalam lalu

hembuskan yang disetai batuk kecil yang bertujuan untuk melonggarkan

pernafasan sekaligus menumbuhkan rasa percaya diri ibu bahwa ia mulai

pulih

2) Kemudian posisi ibu terlentang diubah menjadi setengah duduk

3) Kemudian hari berikutnya ibu yang sudah melahirkan dianjurkan belajar

duduk selama sehari

c. Hari ke 3 sampai ke 5

23
1) Belajar berjalan dan kemudian berjalan sendiri pada hari setelah operasi

2) Mobilisasi secara teratur dan bertahap serta diikuti dengan istirahat dapat

membantu penyembuhan luka.

6. Hambatan Melaksanakan Mobilisasi

Ada beberapa hambatan dalam melaksanakan mobilisasi,menurut

Zanni & Needhan (2010), diantaranya :

a. Gejala fisik yang dialami biasanya merasakan lemah, dan kelelahan

b. Kurangnya tenaga kesehatan untuk membantu serta membimbing pasien

ketika melakukan mobilisasi dini

c. Kurangnya pengetahuan dan kesadaran pasien terkait bagaimana pentingnya

melakukan mobilisasi post pembedahan sectio cesaria

7. Kerugian Ibu Nifas Yang Tidak Melakukan Mobilisasi

Beberapa kerugian ibu nifas yang tidak melakukan mobilisasi :

a. Komplikasi pada kandung kemih

b. Konstipasi

c. Thrombosis vena masa nifas

d. Dapat menyebabkan peningkatan suhu tubuh karena adanya infeksi

e. Gangguan pernapasan karena secret akan terakumulasi pada saluran

pernapasan sehingga berakibat klien sulit batuk dan mengalami gangguan

bernafas

f. Pada sistem kardiovaskuler dapat terjadi hipotensi ortostatik karena sistem

saraf otonom tidak dapat menjaga keseimbangan suplei darah sewaktu

berdiri dari berbagai waktu yang lama

24
g. Pada gastrointestinal terjadi anoreksia diare atau konstipasi. Anoreksia

disebabkan karena adanya gangguan metabolisme yang mengakibatkan

ketidakseimbangan nitrogen karena adanya kelemahan otot serta

kemunduran reflek deteksi, maka pasien dapat mengalami konstipasi

8. Hal Yang Harus Diperhatikan Dalam Mobilisasi

a. Janganlah terlalu cepat untuk melakukan mobilisasi dini karena bisa

menyebabkan ibu terjatuh terutama bila kondisi ibu masih lemah atau

memiliki penyakit jantung. Apabila mobilisasinya terlambat juga dapat

menyeabkan terganggunya fungsi organ tubuh, aliran darah, serta

terganggunya fungsi otot

b. Ibu post partum harus melakukan mobilisasi secara bertahap

c. Kondisi ibu post partum akan segera pulih dengan cepat apabila melakukan

mobilisasi dengan benar dan tepat, sehingga mengurangi nyeri, dimana

sistem sirkulasi dalam tubuh bisa berfungsi normal.

9. Faktor Yang Mempengaruhi Mobilisasi

Menurut (Potter & Parry, 2006; Negron.,et.all,2013) mobilisasi yang

dilakukan secara dini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain :

a. Faktor fisiologis seperti peningkatan suhu tubuh, dan perdarahan

b. Faktor emosional seperti kecemasan, motivasi, dan social support

c. Faktor perkembangan seperti usia dan status paritas.

Hasil penelitian yang dilakukan Azahramaharani (2011), yang berkaitan

dengan tindakan mobilisasi dipengaruhi oleh faktor fisiologis seperti kenaikan

suhu tubuh (hipertermi), perdarahan yang berlebihan, tingkat nyeri, faktor

25
emosional seperti terjadinya kecemasan dan faktor perkembangan yaitu usia

dan status paritas. Nyeri muncul pada pasien post SC karena adanya

rangsangan yang disebabkan adanya insisi di jaringan (Dieterich et al.,2012)

Menurut Hessol et al (2012) faktor lain yang mempengaruhi ibu pasca

sectio cesaria dalam melakukan mobilisasi dini adalah dukungan petugas

kesehatan dalam hal memberikan pendidikan kesehatan dan pemahaman terkait

tindakan mobilisasi pasca sectio cesaria agar dapat dipahami dengan baik dan

dilakukan oleh ibu.

26
BAB III

METODE PENELITIAN

A. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis desain penelitian studi kasus (Case

Study) untuk menangani atau mengeksplorasi masalah penanganan nyeri

dengan teknik mobilisasi dini pada Ibu sectio cesaria.

Menurut Asep Achmad M (2013) salah satu jenis penelitian deskriptif

adalah penelitian dengan metode studi kasus (Case Study). Studi kasus

termasuk dalam penelitian ini adalah analysis descriptif, yaitu penelitian yang

dilakukan fokus pada suatu kasus tertentu untuk diamati dan dianalisis secara

cermat sampai tuntas. Kasus yang dimaksudbisa berupa tunggal atau jamak,

misalnya berupa individu atau kelompok. Disini perlu dilakukan analisis secara

tajam terhadap berbagai faktor sesuai kasus sehinggaakan diperoleh

kesimpulan yang akurat.

B. Subyek Penelitian

Menurut Rahmayani (2013) subyek penelitian adalah individu, benda,

atau organisme yang dapat dijadikan sumber informasi yang dibutuhkan dalam

pengumpulan data penelitian.

Subjek penelitian yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah klien

yang mengalami nyeri setelah sectio cesaria dengan subjek satu orang.

27
C. Fokus Studi

Menurut Ahmad Ari Suhud (2016) fokus penelitian adalah fokus

permasalahan yang dipilih untuk diteliti, kemampuan menetukan fokus

penelitian dengan baik akan berpengaruh positif terhadap hasil penelitian.

Dengan fokus yang jelas sehingga seorang peneliti dapat memilih data yang

benar-benar fungsional.

Dalam penelitian ini yang menjadi fokus studi adalah bagaimana

gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada Ny.M sectio

cesaria di RSU Bahagia Makassar.

D. Definisi Operasional

1. Sectio cesaria adalah tindakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan

membuat sayatan pada dinding perut dan rahim

2. Nyeri adalah kerusakan jaringan yang dirasakan tiba-tiba atau lambat

dengan integritas ringan hingga berat

3. Mobilisasi dini post sectio cesaria adalah suatu pergerakan, posisi atau

adanya kegiatan yang dilakukan Ibu setelah beberapa jam melahirkan

dengan persalinan cesaria.

E. Tempat Dan Waktu


1. Tempat

Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi di ruangan Nifas(PNC)

kamar 05 lantai 3 RSU Bahagia Makassar.

2. Waktu penelitian

Penelitian ini diselenggarakan pada tanggal 20-23 Juli 2019

28
F. Pengumpulan Data

Pada sub bab ini dijelaskan terkait pengumpulan data yang

digunakan :

1. Wawancara (Interview)

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dapat yang dilakukan

dengan tatap muka dan tanya jawab langsung antara peneliti dengan klien

atau keluarganya. Dalam wawancara, peneliti akan menggunakan instrumen

penelitian yaitu format pengkajian karena daftar pertanyaannya telah dibuat

secara sistematis sehingga wawancara dapat terstruktur. Format pengkajian

berisi tentang informasi atau data klien terkait masalah yang akan diteliti,

seperti identitas klien, keluhan utama, riwayat kesehatan, hasil-hasil

pemeriksaan dan keadaan khusus lainnya terkait dengan kondisi / masalah

klien pada saat dilakukan penelitian.

2. Observasi

Observasi merupakan metode pengumpulan data yang melibatkan

berbagai faktor didalam pelaksanaannya. Observasi yang dilakukan dalam

penelitian ini adalah memonitor tanda-tanda vital (vital sign), memonitor

nyeri,atau observasi tingkat nyeri, memonitor dan mengobservasi aktivitas

klien, mengobservasi hasil pemeriksaan (Laboratorium).

3. Pemeriksaan Fisik (Head To Toe)

Pemeriksaan fisik merupakan pemeriksaan tubuh klien secara

keseluruhan atau hanya bagian tertentu yang dianggap perlu untuk

memperoleh data yang sistematis, menentukan masalah dan merencanakan

tindakan keperawatan yang tepat bagi klien. Dalam penelitian ini,

29
pemeriksaan fisik yang dilakukan berkaitan dengan masalah yang akan

diteliti yaitu sectio cesaria dengan masalah penanganan nyeri dengan teknik

mobilisasi dini.

G. Cara Pengolahan

Cara pengolahan data dalam penelitian ini yaitu dengan Menarasikan

jawabandari peneliti yang diperoleh dari hasil wawancara yang dilakukan

untuk menjawab rumusan masalah penelitian.Pengelolaan data dengan cara

observasi oleh peneliti dan studi dokumentasi yang menghasilkan data untuk

selanjutnya diinterpretasikan oleh peneliti dibandingkan dengan teori yang ada

sebagai bahan untuk memberikan rekomendasi dalam intervensi tersebut.

Urutan dalam analisis adalah:

1. Pengumpulan Data

Data dikumpulkan dari hasil wawancara kemudian ditulis dalam bentuk

catatan lapangan, kemudian disalin dalam bentuk transkrip.

2. Penyajian data

Penyajian data dapat dilakukan dengan tabel, gambar, bagan atau teks

naratif. Kerahasiaan dari responden dijamin dengan jalan mengaburkan

identitas dari responden.

3. Kesimpulan

Data disajikan, kemudian data dibahas dan dibandingkan denganhasil

penelitian terdahulu dan secara teoritis dengan perilaku kesehatan.

Penarikan kesimpulan dilakukan dengan metode induksi.

30
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Lokasi Penelitian

Lokasi dilakukannya penelitian ini yaitu Rumah Sakit Umum

(RSU) Bahagia Makassar. RSU Bahagia merupakan rumah sakit umum Ibu

dan anak tipe C milik swasta yang terletak di wilayah Makassar Sulawesi

Selatan, tepatnya di BTN.Minasa Upa Blok H7 No. 9 Makassar Sulawesi

Selatan Indonesia.dengan nomor telepon (0411)861212

Di RSU Bahagia terdapat ruangan PICU/HCU, ruang perawatan

bayi, ruangan operasi, ruang perawatan kelas super, ruang perawatan kelas

VIP, ruang perawatan kelas I, ruang perawatan kelas II, dan ruang

perawatan kelas III, ada kamar bersalin, poli obgyen, poli anak, poli interna,

poli syaraf, poli THT, klinik gigi. Dimana penelitian yang penulis tempati

adalah ruang perawatan VIP kamar 05 lantai 3.

2. Karakteristik Partisipan (Identitas Klien)

Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada klien Ny.”M”post

Sectio Cesaria (SC) dengan keluhan nyeri di ruang perawatan PNC (Nifas)

di RSU Bahagia Makassar Pada bulan Juli 2019. Diketahui bahwa klien

melakukan operasi sectio cesaria pada anak ketiganya karena letak bayi

yang dikandung sungsang. Sebelumnya klien melahirkan anak pertama dan

keduanya normal. Klien tidak pernah mengalami abortus. Klien berusia 33

31
tahun yang merupakan anak ke delapan dari Sembilan bersaudara. Klien

sebagai ibu rumah tangga dan suami klien bekerja sebagai Pelaut.

3. Gambaran umum subjek penelitian

a. Biodata/Identitas Klien

Nama klien : Ny “M”

Usia : 33 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Suku/bangsa : Makassar

Pendidikan Terakhir : D2

Status pernikahan : Kawin

Lamanya : 11 tahun

Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga

Alamat : Perumahan Graha Cipta Hertasing Blok

A8 No.2

NO.RM : 03.35.55

Tanggal/waktu pengkajian : 20 Juli 2019 Jam : 17:58

Diagnosa medis : Post Partum Sectio Cesaria (SC)

b. Data Biologis/Fisiologis

1) Keluhan Utama : Nyeri

2) Riwayat keluhan utama : Saat dilakukan pengkajian tanggal 20 Juli

2019 jam 17.58 WIB. Klien mengatakan nyeri pada daerah luka bekas

operasi. Nyeri bekas operasi SC yang dirasakan klien hilang timbul

32
dengan skala nyeri 8(berat) yang berlangsung kurang lebih 15 menit.

Klien post operasi sectio cesaria pada tanggal 20 Juli 2019 jam 15.00

WIB.

c. Riwayat Persalinan Sekarang

1) Tanggal Persalinan : 20 Juli 2019

2) Jenis Persalinan : Sectio Cesaria (SC)

3) Lamanya Persalinan : Kala 1 :-

Kala 2 :-

Kala 3 :-

Kala 4 :-

4) Jumlah pendarahan selama persalinan : 400 cc

5) Pengobatan yang telah diberikan : Keterolac 1 amp/8 jam

6) Penyelit persalinan : Tidak ada

7) Jenis Kelamin Bayi : laki-laki

8) Berat Badan Bayi : 2860 gram

9) Panjang Badan Bayi : 48 cm

10) APGAR Score : 8/10

d. Riwayat kehamilan yang terakhir

1) G :3 P :3 A :0

2) Haid terakhir : 20 Oktober 2018

3) Tafsiran persalinan : 27 Juli 2019

4) Berapa kali PNC : 3 kali

5) Imunisasi TT : 2 kali

33
e. Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas

Umur Persalinan Nifas Kete


Kehamilan rang
Tahun Tempat Penolong Jenis L/P Meneteki Lamanya an
2008 Rs.Kirana Bidan Normal P Formula 2 tahun
Sungguminasa
2012 Rs.Kirana Bidan Normal P Asi 2 tahun
Sungguminasa
2019 RSU.Bahagia Bidan/ SC L Asi Sampai
Dokter sekarang
Tabel 4.1 Riwayat kehamilan dan persalinan serta nifas

f. Pemeriksaan Fisik (Head to toe)

1) Keadaan umum/kesadaran : Compasmentis

2) Tanda vital : TD : 110/70 mmHg

N : 72 x/i

S : 36,5˚C

P : 22x/i

4. Gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini

Sub bab ini akan membahas mengenai penanganan nyeri dengan

teknik mobilisasi pada ibu sectio cesaria yang sedang dirawat diruangan

Nifas (PNC) kamar 05 lantai 3 RSU Bahagia Makassar pada bulan Juli 2019

lalu. Proses pengumpulan data yang dilakukan peneliti yaitu dimulai dari

pencarian data klien yang terdiagnosis sectio cesaria. Kemudian menemui

klien memperkenalkan diri, menjelaskan maksud dan tujuan serta manfaat

penelitian.

Dimana mobilisasi dini ini bertujuan untuk menangani dan mengurangi

nyeri serta mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki sirkulasi,

mencegah statis vena, menunjang fungsi pernafasan optimal, meningkatkan

34
fungsi pencernaan, mengurangi komplikasi pasca bedah mengembalikan

fungsi pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan

konsep diri pasien dan mempersiapkan pasien pulang.

5. Hasil penanganan nyeri yang diperoleh dengan teknik mobilisasi dini

Hasil penelitian yang diperoleh dari penerapan kasus penanganan

nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada Ibu sectio cesaria adalah terpenuhi.

Dimana Ny.“M” mampu melakukan mobilisasi dini sesuai dengan tahapnya,

yang dibuktikan dengan adanya peningkatan dalam melakukan mobilisasi

dengan bantuan minimal dari keluarga hingga klien mampu melakukannya

dengan mandiri. Dibuktikan pada 4 jam post SC Ny.“M” mampu

menggerakkan dan mengangkat salah satu kaki, kemudian setelah 24 jam

pertama Ny.“M” mampu duduk dan latihan berdiri, pada hari kedua Ny.“M”

mampu berjalan mandiri dan berikutnya Ny.“M” mampu kekamar mandi

sendiri.

Dalam penelitian ini diperoleh hasil, pada 4 jam pertama post

sectio cesaria “Ny.M” mampu mengangkat salah satu kaki, menggerakan

tangan, kaki, dan jari-jari kaki, setelah 7 jam pertama dilakukan pengukuran

tekanan darah pada klien dengan hasil TD : 110/70 mmHg, N : 72 x/i, S :

36,5˚C, P : 22 x/i, sehingga latihan klien dapat dilanjutkan dengan belajar

duduk, setelah 24 jam klien dianjurkan untuk latihan berdiri dalam kondisi

stabil dan memcoba untuk melangkah sedikit demi sedikit sesuai dengan

kemampuan klien, pada hari ke-2 klien mampu berjalan sendiri, dan pada

35
hari berikutnya klien mampu ke kamar mandi tanpa bantuan orang lain yang

sesuai dengan gambaran, aturan dan anjuran dari peneliti.

Ny.“M” ini juga mengeluhkan nyeri berat skala (8), hilang timbul

dan berlangsung ± 15 menit dibuktikan dengan klien tampak meringis.

Namun dengan keyakinannya yang kuat Ny. “M” sudah bisa menyusui

anaknya di samping kiri bad pasien pada 8 jam pertama post SC. Pada 24

jam pertama post SC Ny. “M” sudah mampu duduk dipinggiran bed dengan

dibantu oleh keluarganya dan juga sudah bisa memangku bayinya sambil

menyusui. Pada hari kedua setelah penulis datang Ny. “M” sudah mampu

berjalan sendiri dan mampu berjalan kekamar mandi dengan didampingi

keluarga dengan posisi sedikit membungkuk.

B. Pembahasan

Menurut Yuliatun (2008) nyeri dibagi menjadi dua yaitu nyeri akut

dan nyeri kronis. Nyeri akut dirasakan secara tiba-tiba yang berkaitan dengan

cedera fisik. Sedangkan nyeri kronis adalah konstant atau intermitten yang

menetap sepanjang suatu periode. Nyeri dapat ditangani dengan tindakan

secara farmakologi yang dilakukan dengan pemberian analgesik, yaitu untuk

mengurangi atau menghilangkan rasa nyeri. Sedangkan secara non

farmakologi dapat dilakukan dengan relaksasi, teknik pernafasan, masase,

akupuntur, terapi panas atau dingin, hypnobirthing, musik dan pergerakan

atau mobilisasi. Nyeri pada pasien dapat terjadi karena proses perjalanan

penyakit maupun tindakan medis.

36
Menurut Jitiwiyono dalam Tri Septi Pujirahayu (2016) penanganan

nyeri yang dilakukan pada pasien sectio cesaria adalah dengan melakukan

mobilisasi dini yang bertujuan untuk menangani nyeri dan mengurangi nyeri

serta mempercepat penyembuhan luka, memperbaiki sirkulasi, mencegah

statis vena, menunjang fungsi pernafasan optimal, meningkatkan fungsi

pencernaan, mengurangi komplikasi pasca bedah mengembalikan fungsi

pasien semaksimal mungkin seperti sebelum operasi, mempertahankan konsep

diri pasien dan mempersiapkan pasien pulang.

Menurut studi pustaka mobilisasi dini adalah kebijakan untuk

membimbing penderita untuk segera mungkin keluar dari tirah baringnya dan

secepat mungkin untuk berjalan (Sutanto & Fitriana, 2015). Mobilisasi dini

post Sectio cesaria adalah merubah posisi atau adanya kegiatan yang

dilakukan ibu setelah beberapa jam persalinan sectio cesaria. Hasil penelitian

Reny dan Ardeny (2016) menyatakan bahwa komplikasi pada post operasi

Sectio cesaria dapat dicegah dengan ibu segera melakukan mobilisasi sesuai

dengan tahapan-tahapannya.

Menurut Perry dalam Sri Septi Pujirahayu (2016) jika mobilisasi tidak

dilakukan pada pasien pasca sectio cesaria maka akan menyebabkan bahaya

fisiologis dan psikologis. Bahaya fisiologis mempengaruhi fungsi

metabolisme normal, menurunkan laju metabolisme, mengganggu

metabolisme karbohidrat, lemak dan protein menyebabkan ketidakseimbangan

cairan elektrolit dan kalsium dan dapat menyebabkan gangguan

37
gastrointestinal seperti nafsu makan dan penurunan peristaltik dengan

kontisipasi dan impaksi.

Menurut Hartati dalam Lina (2017) dengan melakukan mobilisasi ibu

merasa lebih sehat, kuat dan dapat mengurangi rasa sakit dengan demikian ibu

memperoleh kekuatan, mempercepat kesembuhan fungsi usus dan kandung

kemih lebih baik, merangsang peristaltik usus kembali normal dan mobilisasi

juga membantu mempercepat organ-organ tubuh bekerja seperti semula.

Menurut Mubarak (2015) mobilisasi dini penting dalam mengurangi

rasa nyeri dengan cara menghilangkan konsentrasi pasien pada lokasi nyeri

atau daerah operasi, mengurangi aktivitas mediator kimia pada proses

peradangan yang meningkatkan respon nyeri serta meminimalkan transmisi

saraf nyeri menuju pusat. Melalui mekanisme tersebut, mobilisasi dini efektif

dalam menurukan nyeri menuju saraf pusat. Adapun manfaat mobilisasi dini

adalah sebagai beikut:

1. Meningkatkan kecepatan dan kedalaman pernafasan

a. Mencegah atelektase dan pnemoni hipostatis

b. Meningkatkan kesadaran mental dampak dari peningkatan oksigen ke

otak

2. Meningkatkan sirkulasi peredaran darah

a. Nutrisi untuk penyembuhan mudah didapat pada daerah luka

b. Dapat mencegah thrombophlebitis

c. Meningkatkan kelancaran fungsi ginjal

d. Mengurangi rasa nyeri

38
3. Meningkatkan berkemih untuk mencegah retensi urin

4. Meningkatkan metabolisme

a. Mencegah berkurangnya tonus otot

b. Mengembalikan keseimbangan nitrogen

5. Meningkatkan peristaltik

a. Memudahkan terjadinya flatus

b. Mencegah distensi abdominal dan nyeri akibat gas

c. Mencegah konstipasi

d. Mencegah ileus paralitik

Selama penelitian ini, peneliti melakukan tindakan sesuai dengan

standar operasional prosedur (SOP) yang telah disusun, melakukan analisis

gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada Ny.M sectio

cesaria di RSU Bahagia. Mobilisasi dini pada 4 jam pertama dengan

mengangkat salah satu kaki, menggerakan tangan, kaki, dan jari-jari kaki,

setelah 7 jam pertama dilakukan pengukuran tekanan darah dengan hasil TD :

110/70 mmHg, N : 72 x/i, S : 36,5˚C, P : 22 x/i, sehingga latihan dapat

dilanjutkan dengan belajar duduk karena TTV dalam batas nomal serta tidak

terjadi hipotensi ortostatik, kemudian setelah 24 jam dianjurkan untuk latihan

berdiri dalam kondisi stabil dan memcoba untuk melangkah sedikit demi

sedikit sesuai dengan kemampuan klien, pada hari ke-2 dianjurkan berjalan

sendiri, dan pada hari berikutnya dianjurkan berjalan kekamar mandi tanpa

bantuan orang lain yang sesuai dengan gambaran, aturan dan anjuran dari

peneliti yang sesuai dengan SOP.

39
Menurut Potter & Perry (2006) Nyeri merupakan suatu kondisi

perasaan yang tidak nyaman yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri

bersifat subjektif, sehingga respon setiap orang tidak sama saat merasakan

nyerinya. Nyeri tidak dapat dinilai obyektif, misalnya dengan menggunakan

pemeriksaan darah. Orang yang merasakan nyeri maka hanya orang itu yang

dapat mengukur tingkat nyeri yang dirasakan.

Sehingga dapat disimpulkan bahwa setelah klien melakukan mobilisasi

sesuai dengan tahapnya, klien mengatakan nyeri yang dirasakannya sudah

berkurang dari skala nyeri 8 (berat) menjadi sedang dengan skala nyeri 4.

Klien ini juga mengatakan mampu menjalankan mobillisasi dini dengan hati-

hati dan patuh sesuai aturan dan tahap-tahap mobilisasi sehingga nyeri yang

dirasakannya pun sudah berkurang dari intensitas berat menjadi sedang.

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Hasil penelitian yang diperoleh dari penerapan kasus penanganan

nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada Ny.M sectio cesaria adalah terpenuhi.

Dimana Ny.“M” mampu melakukan mobilisasi dini sesuai dengan tahapnya,

dibuktikan dengan adanya peningkatan dalam melakukan mobilisasi yang

awalnya dibantu keluarga hingga klien mampu melakukannya dengan mandiri.

Dibuktikan pada 4 jam post SC Ny.“M” mampu menggerakkan dan

mengangkat salah satu kaki, kemudian setelah 24 jam pertama Ny.“M”

mampu duduk dan latihan berdiri, pada hari kedua Ny.“M” mampu berjalan

mandiri dan berikutnya Ny.“M” mampu kekamar mandi sendiri. Mobilisasi

dini penting dalam mengurangi rasa nyeri dengan cara menghilangkan

konsentrasi pasien pada lokasi nyeri atau daerah operasi,

B. Saran

Setelah penulis melakukan gambaran penaanganan nyeri teknik

mobilisasi dini pada Ny.M sectio cesaria di RSU Bahagia Makassar, maka

penulis memberikan sarankepada:

1. Tenaga keperawatan

Untuk melihat kesenjangan antara teori dan kasus, perawat

hendaknya jeli untuk membandingkan masalah yang ada pada teori dan

yang ada pada kasus kemudian mencari penyebab dari kesenjangan tersebut.

41
2. Pihak Rumah Sakit

Diharapkan untuk dapat memberikan pelayanan kepada pasien

seoptimal mungkin, meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit, dan

meningkatkan kualitas dalam penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi

pada ibu sectio cesaria di RSU Bahagia Makassar

3. Bagi InstitusiPendidikan / Akademi

Memberikan kemudahan dalam pemakaian sarana dan prasarana

yang merupakan fasilitas bagi mahasiswa untuk mengembangkan ilmu

pengetahuan dan keterampilannya dalam praktek klinik dan pembuatan

laporan/KTI. Dijadikan sebagai bahan pembelajaran khususnya di bidang

keperawatan dalam upaya penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi pada

ibu sectio cesaria

4. Pihak Klien / Keluarga

Diharapkan klien kooperatif dalam menjalani perawatan dan

pengobatannya agar memudahkan dalam proses penyembuhannya, serta

klien dapat melakukan penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi pada ibu

sectio cesaria.

5. Penulis / Pembaca

. Penulis menyadari sepenuhnya sebagai manusia biasa, tidak lepas

dari kekurangan, begitu juga dengan Karya Tulis Ilmiah ini yang masih

jauh dari kata sempurna. Maka diharapkan dapat memberikan saran dan

kritik yang membangun dalam penyusunan Karya Tulis Ilmiah selanjutnya.

42
DAFTAR PUSTAKA

Apriani, L. F. (2019). Bab II Tinjauan Pustaka Penerapan Mobilisasi Dini.


Fakultas Ilmu Kesehatan Ump , 9-20.diakses Juni 06, 2020.

Dahlia. (2014). Bab II Tinjauan Pustaka Asuhan Keperawatan Pada... Fakultas


Ilmu Kesehatan Ump , 1-5. diakses Juni 06, 2020

Dirgahayu, I. (2019). Pengaruh Mobilisasi Dini terhadap Tingkat Nyeri pada


Pasien Post Sectio Cesarea. Jurnal Ilmu Kesehatan, 13 (2), 96-97. diakses
Juni 06, 2020

Gloria M.Bulechek, H. K. (2016). Nursing Internations Classification(NIC) (Edisi


Keenam ed.). Yogyakarta: Elsevier.

Mawarni, P. A. (2018). Penerapan Mobilisasi Dini Pada Ibu Post Sectio Caesarea
Dengan Pemenuhan Kebutuhan Aktivitas Di Bangsal Nusa Indah 2 Rsud
Sleman . Poltekkes Kemenkes Yogyakarta. , 77-78. diakses Juli 09, 2020.

Muhlisian, A. A. (2013). Bab III Metode Penelitian. perpustakaan upi.edu ,


31.diakses Juni 06, 2020.

Noviyani Hartuti, I. A. (2019). Hubungan Paritas dan Umur Ibu Terhadap


Persalinan Sectio Caesarea di Rumah Sakit Umum Bahagia Makassar
Tahun 2019. Jurnal Kesehatan Delima Pelamonia, 3 (2), 130-131.
diakses Juli 17, 2020.

Nurfadillah, M. (2018). Analisis Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan.


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong , 1-4. diakses
Juni 05, 2020.

Sri, I. (2019). Bab II Tinjauan Pistaka Saction Caesaria. Fakultas Ilmu


Kesehatan.UMP , 18-19.diakses Juni, 15, 2020.

Sue Moorhead, M. J. (2016). Nursing Outcomes Classification (NOC) (Edisi


Kelima ed.). Yogyakarta: Elsevier.

Suriyati. (2018). Asuhan keperawatan pada klien yang mengalami hiperemesis


gravidarum dengan masalah Keperawatan ketidakseimbangan Nutrisi
kurang dari kebutuhan Tubuh di rumah sakit khusus Daerah ibu dan
anak Pertiwi. Akademi keperawatan mappa oudang.

T.Heather Herman, P., & S. K. (2017). NANDA-I Diagnosis Keperawatan


Definisi dan Klasifikasi 2018 (Edisi 11 ed.). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PENULIS

Nama : Prida Pipi Oktaviani


Tempat/Tgl lahir : Bantaeng, 17 Februari 1999
Suku/Bangsa : Makassar/Indonesia
Jenis kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Pernikahan : Belum Menikah
Alamat : Jl.Hertasning Barat IV No.38
Email : pridapipi02@gmail.com

B. RIWAYAT PENDIDIKAN

1. Pada Tahun 2004-2005 TK Asyiah Batulabbu

2. Pada Tahun 2005-2011 SDN.45 Tombolo

3. Pada Tahun 2011-2014 SMP Negeri 1 Gantarang Keke

4. Pada Tahun 2014-2017 SMA Negeri 4 Bantaeng

5. Pada Tahun 2017-2018 Akademi Keperawatan PEMDA Bulukumba

6. Pada Tahun 2018-2020 Stikes Panakkukang Makassar


STIKES PANAKKUKANG MAKASSAR
PROGRAM STUDI D3 KEPERAWATAN
TAHUN AKADEMIK 2019/2020

FORMAT PENGAJUAN USULAN JUDUL KARYA TULIS ILMIAH


Kepada Yth.
Ketua Unit Penelitian dan Pengabdian Masyarakat Stikes Panakkukang Makassar
Di - Tempat
Dengan Hormat,
Bersama ini saya sampaikan usulan judul Karya Tulis Ilmiah sebagai tugas akhir
dalam penyelesaian masa studi pada Program Studi D3 keperawatan Stikes Panakkukang
Makassar Tahun Akademik 2019/2020.
Bidang Keilmuan : Keperawatan Maternitas
Adapun usulan judul tersebut yaitu sebagai berikut :
Gambaran penanganan nyeri dengan teknik mobilisasi dini pada “Ny.M” Sectio
Cesaria di RSU Bahagia Makassar.
Makassar, 20 Juli 2020
Yang mengajukan

Prida Pipi Oktaviani


Menyetujui
Pembimbing I Pembimbing II

(Sitti Syamsiah, S.Kp., M.Kes) (Ns.Weni Siatang, S.Kep., M.Kes)


NIK : 093.152.02.03.017 NIK : 093.152.02.03.045

Menyetujui Mengetahui
Ketua UPPM Ketua Prodi D3 Keperawatan

(Dr.H.Muh.Thabran Talib,SKM,S.Kep,Ns,MARS) (Nofianti.SKM.S.Kep.,M.Kes)


NIK:093.152.02.03.018 NIK : 093.152.02.03.014

Anda mungkin juga menyukai