Anda di halaman 1dari 98

SKRIPSI

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI


MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) PANAKKUKANG MAKASSAR

Disusun Oleh :

HIJRATUN
18.01.087

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
PRODI S1-KEPERAWATAN MAKASSAR
2020
HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
(STIKES) PANAKKUKANG MAKASSAR

SKRIPSI

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Kepercayaan (S.Kep)
Pada Program Studi S1 Keperawatan STIKES Panakkukang Makassar

Disusun Oleh :

HIJRATUN
18.01.087

YAYASAN PERAWAT SULAWESI SELATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
PRODI S1-KEPERAWATAN MAKASSAR
2020
LEMBAR PENGESAHAN
SKRIPSI

HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEPERCAYAAN


DIRI MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU
KESEHATAN (STIKES) PANAKKUKANG MAKASSAR

Disusun Oleh :
HIJRATUN
18.01.087
Telah dipertahankan di depan sidang Tim Penguji Akhir
Pada tanggal 18 Februari 2020
Dan dinyatakan LULUS
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II

(Ns. Muh. Yusuf Tahir., M.Kes., M.Kep) (Dr. H. Darwis., S.Pd., M.Kes)
NIK. 093.152.02.03.050 NIDN. 091.907.63.01

Penguji I Penguji II

(Dr. Ns. Makkasau Plasay., M.Kes., M.EDM) (Mikawati., S.Kp., M.Kes)


NIK. 093.152.02.03.021 NIK. 093.152.02.03.017

Mengesahkan,
Ketua STIKES Panakkukang Makassar Ketua Prodi S1 Keperawatan

(Dr. Ns. Makkasau Plasay., M.Kes., M.EDM) (Ns. Muh. Zukri Malik., S.Kep., M.Kep)
NIK. 093.152.02.03.021 NIK. 093.152.02.03.043
PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

NAMA : HIJRATUN

NIM : 18.01.087
PROGRAM STUDI : SI KEPERAWATAN

Dengan ini menyatakan bahwa skripsi ini hasil penelitian saya sendiri

melalui literature review jurnal dan tidak terdapat karya yang pernah diajukan

untuk memperoleh gelar sarjana disuatu perguruan tinggi manapun, serta tidak

terdapat pemikiran yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali

secara tertulis atau diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dibuktikan sebagian atau

keseluruhan skripsi ini merupakan hasil karya orang lain, maka saya bersedia

mempertanggung jawabkan sekaligus bersedia menerima sanksi berupa gelar

kesarjanaan yang telah diperoleh dapat ditinjau dan atau dicabut.

Demikian pernyataan ini saya buat dalam keadaan sadar dan tanpa ada

paksaan sama sekali.

Makassar,…………………………..2020

Yang membuat pernyataan

HIJRATUN
ABSTRAK
HIJRATUN : HUBUNGAN OBESITAS DENGAN KEPERCAYAAN DIRI
MAHASISWA SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
PANAKKUKANG MAKASSAR.

PEMBIMBING : Muh. Yusuf Tahir dan Darwis (i-iv+56 halaman)

PENDAHULUAN : Obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki


berat badan yang lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang
disebabkan terjadinya penumpukkan lemak ditubuhnya. Oleh karena itu,
memelihara berat badan agar tetap ideal dan sehat merupakan kepuasan
tehadap ukuran tubuh. Mengkaji persepsi individu terkait berat badan
idealnya membantu menentukan pandangan individu tersebut terhadap
kepercayaan diri.

Tujuan : Untuk mengetahui hubungan obesitas dengan kepercayaan diri


mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar.

Metode Penelitian : Peneitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan


cross-sectional study. Dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.
Hasil : Penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan obesitas
dengan kepercayaan diri mahasiswa, dengan hasil uji Chi-Square, terdapat 1
cells (25.0%) yang mempunyai Expected Count < 5 sehinga menggunakan uji
alternatif Fisher’s Exact Test didapatkan nilai Significancy nila ρ = 0.023 < ɑ
(0.05).

Kesimpulan dan saran : Ada hubungan obesitas dengan kepercayaan diri


mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar. Disarankan untuk peneliti lain dapat melakukan penelitian yang
memiliki masalah yang sama tapi dengan faktor yang lain yang bisa
menyebabkan terjadinya gangguan kepercayaan diri.

Kata kunci : obesitas, kepercayaan diri.

Referensi : 23 (2010-20
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum… Wr…Wb…

Puji syukur atas kehadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul

“Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar” ini dalam bentuk yang

sederhana dan sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan sebagai salah satu syarat

untuk mendapatkan gelar sarjana. Sholawat serta salam tak lupa pula tercurahkan

kepada baginda Nabiullah Muhammad SAW, Nabi akhir zaman yang telah

membawa kita dari zaman jahiliah menuju zaman islamiah seperti saat ini.

Dalam melakukan penyusunan Skripsi ini peneliti telah mendapatkan

banyak masukan, bantuan dan dukungan dari berbagai pihak yang sangat berguna

dan bermanfaat baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu

pada kesempatan ini dengan berbesar hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang setulus-tulusnya dan sebesar-besarnya terkhusus untuk kedua orang

tua, yaitu Ayahanda H. Muhammad dan Ibunda St. Aminah yang tercinta yang

tidak hentinya-hentinya memberikan kasih sayang, moril, semangat dan motivasi,

do’a serta restu kepada penulis dalam menyelesaikan Skripsi ini, semoga Allah

SWT membalasnya dengan Rahmat, Rahim, Keberkahan yang melimpah dan juga

kebahagiaan hidup dan dunia akhirat, dan ucapan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada :
1. Bapak H. Sumardin Makka, SKM., M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Perawat

Sulawesi Selatan yang telah memberikan banyak arahan selama penulis

berada dikampus STIKES Panakkukang Makassar.

2. Bapak Dr. Ns. Makkasau Plasay, S.Kep., M.Kes., M.EDM., Selaku Ketua

STIKES Panakkukang Makassar yang telah membimbing serta memberikan

arahan selama penulis melewati proses perkuliahan.

3. Bapak Ns. Zukri Malik, S.Kep., M.Kep. Selaku Ketua Program Studi S1

Keperawatan yang telah memberikan bimbingan dan petunjuknya selama

penulisan hingga selesainya skripsi ini.

4. Bapak Ns. Muh. Yusuf Tahir, S.Kep,. M.Kes,. M.Kep., Selaku Pembimbing I

yang telah banyak meluangkan waktu dan pikirannya, untuk memberikan

motivasi, bimbingan, masukkan serta arahan hingga selesainya penyusunan

skripsi ini.

5. Bapak DR. Darwis, S.Pd., M.Kes, Selaku Pembimbing II yang telah banyak

meluangkan waktu dan pikirannya, untuk memberikan motivasi, bimbingan,

masukkan serta arahan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

6. Dosen Prodi S1 keperawatan yang telah dengan sabar memberikan

pengarahan yang tiada henti-hentinya dan dorongan baik spiritual maupun

material sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

7. Segenap Civitas akademika STIKES Panakkukang Makassar.

8. Keluarga besar KONVERSI STIKES Panakkukang Makassar angkatan 2018

yang telah memberikan semangat, motivasi, saran dan masukan hingga

selesainya penyusunan skripsi ini.


9. Teman-teman seperjuangan SEQUAD, juga Isty, Dian, Rechan yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan semangat, motivasi, dukungan,

saran serta masukan hingga selesainya penyusunan skripsi ini.

10. Keluarga seperantauan Kak Nafisah, Abang Rifki, Sekar, Dika, terkhusus kak

Dian Pratiwi yang senantiasa menemani disaat suka maupaun duka dan telah

memberikan banyak kasih sayang, semangat, motivasi serta dukungan

sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini. Semoga Allah

SWT senantiasa membalas kebaikannya.

Tak ada gading yang tak retak, tak ada manusia yang luput dari kesalahan.

Tidak dapat dipungkiri bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu saran dan perbaikan dari pembaca dengan senang hati peneliti terima.

Akhir kata semoga segala bantuan dan kebaikan yang telah diberikan kepada

peneliti merupakan amal jariyah dihadapan ALLAH SWT dan semoga skripsi ini

dapat bermanfaat untuk meningkatkan ilmu pengetahuan dan keterampilan bagi

tenaga keperawatan. Aaminn…!!

Billahi Fii Sabilil Haq Fastabiqul Khairat

Wassalamualaikum Wr.. Wb..

Makassar, …………….2020

Penulis
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PERSETUJUAN ii

KATA PENGANTAR iii

DAFTAR ISI vi

DAFTAR TABEL ix

DAFTAR GAMBAR x

DAFTAR LAMPIRAN xi

DAFTAR SINGKATAN xii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang 1

B. Rumusan Masalah 6

C. Tujuan Penelitian 6

1. Tujuan umum 6

2. Tujuan khusus 6

D. Manfaat Penelitian 6

1. Manfaat Teoritis 6

2. Manfaat Praktis 7

a. Manfaat Institusi 7

b. Manfaat Peneliti 7

c. Manfaat Bagi Masyarakat 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas 8
1. Definisi Obesitas 8

2. Tipe Obesitas 9

3. Etiologi Obesitas 10

4. Dampak Obesitas 18

5. Pemeriksaan Obesitas 21

6. Penatalaksanaan Obesitas 22

B. Kepercayaan Diri 24

1. Definisi Kepercayaan Diri 24

2. Faktor-faktor Kepercayaan Diri 25

3. Ciri-ciri Kepercayaan Diri 26

C. Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri 27

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual 29

B. Hipotesis Penelitian 30

BAB IV METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian 31

B. Populasi, Sampel dan Sampling 31

1. Populasi 31

2. Sampel 31

3. Sampling 32

C. Variabel Penelitian 32

1. Variabel Independen 32

2. Variabel Dependen 33
D. Definisi Operasional 33

E. Tempat Penelitian 34

F. Waktu Penelitian 34

G. Instrumen Pengumpulan Data 34

1. Lembar Observasi Penelitian Obesitas 34

2. Kuisioner Kepercayaan Diri 34

H. Prosedur Pengumpulan Data 35

1. Jenis Sumber Data 35

a. Data Primer 35

b. Data Sekunder 35

2. Pengumpulan Data 35

a. Observasi 35

b. Kuisioner atau Angket 35

I. Teknik Analisa Data 36

1. Pengolahan Data 36

2. Analisa Data 37

a. Analisa Univatiat 37

b. Analisa Bivariat 37

J. Etika Penelitian 37

1. Lembar Persetujuan (Informed Consed) 38

2. Tanpa Nama (Anonimity) 38

3. Kerahasiaan (Confidentiality) 38

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Hasil Penelitian 39

1. Karakteristik Responden 39

2. Analisa Univariat 41

3. Analisa Bivariat 43

B. Pembahasan 44

1. Analisa Univariat 44

a. Obesitas 44

b. Kepercayaan Diri 45

2. Analisa Bivariat 46

Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri 46

3. Implikasi Keperawatan 52

4. Keterbatasan Penelitian 53

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan 54

B. Saran 54

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR RIWAYAT HIDUP


DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Klasifikasi Internasional Underweisght, Overweight dan Obesitas

menurut IMT 9

Tabel 4.1 Definisi Operasional 39

Tabel 5.1 Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Kampus Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar 41

Tabel 5.2 Distribusi frekuensi berdasarkan jurusan responden di Kampus Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar 41

Tabel 5.3 Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di Kampus

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar 42

Tabel 5.4 Distribusi frekuensi berdasarkan status IMT responden di Kampus

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar 42

Tabel 5.5 Distribusi frekuensi berdasarkan kepercayaan diri responden di Kampus

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Panakkukang Makassar 43

Tabel 5.6 Hubungan Obesitas Dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar 44


DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1 Penderita Obesitas………………………………………........7

2. Gambar 3.1 Skema variabel independent dan variabel dependen…………29


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Permohonan Izin Pengambilan Data Awal


Lampiran 2 Lembar Permohonan Izin Penelitian
Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
Lampiran 4 Komisi Etik Penelitian Kesehatan
Lampiran 5 Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 6 Lembar Persetujuan MEnjadi Responden
Lampiran 7 Lembar Observasi Penelitian Obesitas
Lampiran 8 Lembar Kuesioner Kepercayaan Diri
Lampiran 9 Surat Keterangan Selesai MEneliti
Lampiran 10 Master Tabel
Lampiran 11 Hasil Uji Statistik
Lampiran 12 Lembar Konsultasi Bimbingan Skripsi
Lampiran 13 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR SINGKATAN

1. WHO : World Health Organization

2. Riskesdas : Riset Kesehatan Dasar

3. STIKES : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

4. IMT : Indeks Massa Tubuh

5. TEF : Thermic Effect Food

6. Kg : Kilogram

7. m² : Meter Kuadrat

8. DEXA : Dual-Energy X-Ray Absorptiometry

9. Hₐ : Hipotesis Alternatif

10. SPSS : Statistical Package For Social Setence

11. X² : Chi Square


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Fase remaja hingga dewasa awal merupakan segmen perkembangan

individu yang sangat penting, yang diawali dengan matangnya organ-organ

fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi. Istilah ini menunjuk masa dari

awal pubertas sampai tercapainya kematangan. Ciri utama pada masa remaja

hingga dewasa awal, ditandai dengan adanya berbagai perubahan, seperti

perubahan fisik, perubahan intelektual, perubahan sosial, dan perubahan

emosi. Remaja yang kurang nyaman dengan pertumbuhannya yang pesat,

sedangkan di sisi lain mereka ingin berpenamilan seperti pada umumnya

teman sebayanya atau idolanya. Sebagian dari mereka mungkin sedang

menyiapkan diri mereka untuk melakukan aktivitas seperti sebagai model,

entertainer, dancer, gymnast, jockey, dan kegiatan olahraga lainnya, yang

mengharuskan mereka mengatur berat badan mereka.sehingga remaja sangat

rentan terhadap gangguan makan (Atikah Proverawati, 2010).

Bagi sebagian remaja hingga dewasa awal, gangguan makan

berkembang secara perlahan-lahan. Faktor yang berperan dalam gangguan

makan ini adalah factor individu dan keluarga, faktor biologis serta psikologis.

gangguan makan atau eating disorder merupakan masalah gizi yang sering

timbul pada masa remaja pada saat ini. Ciri-ciri seorang remaja yang
mengalami gangguan makan adalah, berat badan menurun drastis, menimbang

berat badan beberapa kali dalam sehari, olahraga berlebihan, banyak makan

atau mengurangi makan, perubahan kebiasaan makan seperti mengambil

potongan makanan yang terkecil atau menghindari makanan, menggunakan

obat-obatan laktasif atau diuretik, merokok untuk menurunkan selera makan,

dan menghindari makan atau menghendaki makan sendirian tanpa ditemani

oleh siapapun, hingga peningkatan berat badan melebihi batas normal (Atikah

Proverawati, 2010).

Obesitas adalah faktor penting untuk mulai menilai perilaku terkait

dengan perubahan berat badan. Oleh karena itu, memelihara berat badan agar

tetap ideal dan sehat merupakan kepuasan tehadap ukuran tubuh. Mengkaji

persepsi individu terkait berat badan idealnya membantu menentukan

pandangan individu tersebut terhadap kepercayaan diri. Hal ini didefinisikan

sebagai persepsi, pemikiran dan perasaan tentang tubuhnya.

Menurut World Health Organization (WHO) pada tahun 2016,

penderita Obesitas meningkat hmpir tiga kali lipat sejak tahun1975. Pada

tahun 2016 lebih dari 1,9 miliar orang dewasa yang berusia >18 tahun,

mengalami kelebihan berat badan. Dari jumlah tersebut lebih dari 650 juta

mengalami obesitas. Secara keseluruhan, sekitar 13% dari populasi dunia

dewasa (11% laki-laki dan 15% perempuan) yang mengalami obesitas pada

tahun 2016. Sebagian besar populasi di negara-negara di dunia menyebutkan

bahwa kelebihan berat badan dan obesitas membunuh lebih banyak orang

daripada kekurangan berat badan.


Masalah gizi di beberapa wilayah di Indonesia dinilai masih tinggi.

Menurut hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) dan Kementerian Kesehatan

Republik Indonesia Tahun 2018, menyatakan prevalensi obesitas atau

kegemukan pada orang dewasa di atas 18 tahun terus meningkat dari tahun

ketahun sejak 2007. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018 Badan Litbangkes

Kementerian Kesehatan menunjukkan prevalensi Obesitas meningkat sejak

tiga periode Riskesdas yaitu pada 2007 10.5%, 2013 14.8 persen dan 2018

21,8%. Dalam Riskesdas 2018 juga disebutkan provinsi dengan penduduk

paling banyak mengalami obesitas yaitu Sulawesi Utara, DKI Jakarta,

Kalimantan Timur dan Papua Barat. Sedangkan prevalensi penduduk dengan

obesitas paling rendah di Provinsi Nusa Tenggara Timur dengan 10,3%.

Menurut Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan, prevalensi

Obesitas dengan umur >18 tahun mengalami peningkatan yang begitu

signifikan dari tahun 2016 hingga 2018 yaitu sebesar 19,1%. Angka ini

bahkan sudah melebihi angka batas yang ditargetkan (18,6%) namun perlu

diwaspadai karena obesitas menyebabkan munculnya berbagai macam

penyakit bahkan gangguan pada citra diri, seperti kepercayaan diri dan

ketidakpuasan terhadap diri sendiri.

Pada kelompok remaja hingga dewasa awal, obesitas akan

menimbulkan dampak terhadap perkembangan biologis juga psikososial.

Keadaan obesitas dapat menyebabkan berbagai macam penyakit didalam

tubuh, seperti Diabetes Melitus, hipertensi, stroke, gangguan sistem

kardivaskuler, batu empedu, osteoastritis, kanker hingga masalah ortopedik.


Selain menimbulkan masalah biologis, keadaan obesitas juga dapat

memberikan dampak psikososial yang buruk bagi penderitanya, karena dapat

menghambat kegiatan jasmani, sosial, dan psikologis. Selain itu akibat bentuk

yang kurang menarik, hal ini sering menimbulkan problem dalam pergaulan

hingga seseorang dapat menjadi rendah diri (tidak percaya diri) dan yang

terburuk adalah keputusasaan. Percaya diri dapat mempengaruhi hidup baik

itu motivasi berprestasi, maupun motivasi hidup seorang. Apabila seseorang

tidak memiliki rasa percaya pada dirinya sendiri maka akan timbul masalah

psikologisnya, karena kepercayaan diri merupakan aspek keperibadian diri

seseorang yang berfungsi mengaktualisasikan potensi yang dimilikinya.

remaja (Silvianawati, 2013).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Badan Administrasi Akademik

dan Kemahasiswaan (BAAK) kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar, bahwa jumlah keseluruhan mahasiswa

yang masih aktif adalah sebanyak 1.127 orang mahasiswa. Mahasiswa dengan

Program Studi S1 Keperawatan (Reguler dan Konversi) berjumlah 280 orang

mahasiswa, namun yang mengalami obesitas dengan kepercayaan diri yang

kurang sejumlah 15 orang mahasiswa . Mahasiswa dengan Program Studi D3

Keperawatan berjumlah 101 orang mahasiswa, namun pada hasil penelitian

tidak didapatkan mahasiswa yang mengalami obesitas dengan kepercayaan

diri yang kurang pada jurusan ini. Sedangkan mahasiswa dengan Program

Studi D3 Rekam Medis Informasi Kesehatan berjumlah 746 orang

mahasiswa,, namun yang mengalami obesitas dengan kepercayaan diri yang


kurang sejumlah 23 orang mahasiswa. Dari data keseluruhan mahasiswa

diatas yang mengalami obesitas dengan kepercayaan diri kurang sejumlah 40

orang mahasiswa.

Sejauh ini semakin banyak penelitian yang membuktikan bahwa

obesitas mempengaruhi kepercayaan diri yang buruk, terutama dikalangan

dewasa. Hal ini cukup menjadi perhatian penting bagi saya sendiri sebagai

peneliti juga akan menjadi fokus utama bagi pihak akademik dalam hal

peningkatan kepercayaan diri mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukakng Makassar.

Lingkungan sosial mahasiswa di kampus merupakan faktor utama yang

meningkatkan perhatian menuju norma sosial yang terkait dengan daya pikat

yang dapat meningkatkan risiko mahasiswa memanfaatkan modalitas

perubahan tubuh yang sehat. Penanganan tepat yang dapat dilakukan peneliti

terhadap mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang

Makassar untuk tetap meningkatkan kepercayaan diri yang disebabkan oleh

obesitas adalah, memberikan motivasi agar dapat menjaga ideal tubuh dengan

melakukan beberapa hal penting seperti, memonitoring asupan gizi,

menyeimbangkan aktivitas fisik, dan mengubah pola hidup menjadi lebih

sehat.

Oleh karena itu penelitian ini dirancang untuk mengidentifikasi

Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas secara sederhana dapat

dirumuskan dari pokok bahasan utama penelitian ini, yaitu Apakah ada

hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Dikerahuinya Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang

Makassar.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya gambaran nilai Obesitas Mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar

b. Diketahuinya gambaran Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar

c. Diketahuinya hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang

Makassar.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis
Memberikan tambahan ilmu pengetahuan dalam ilmu keperawatan

dan ilmu psikologis secara umum, khususnya dengan masalah apakah ada

hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar, sehingga dapat

dijadikan sumber dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat Institusi

Untuk meningkatkan pengetahuan tentang Hubungan Obesitas

dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar.

b. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat digunakan sebagai penambah wawasan atau

pengetahuan bagi peneliti khususnya mengenai Hubungan Obesitas

dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.

c. Manfaat Bagi Masyarakat

Penelitian ini di sajikan untuk menambah wawasan,

pengetahuan, dan pemahaman bagi masyarakat mengenai Hubungan

Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Mahasiswa Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Obesitas

1. Definisi Obesitas

Obesitas atau yang biasa dikenal sebagai kegemukan, merupakan

suatu masalah yang cukup merisaukan di kalangan remaja hingga dewasa.

Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat badan menjadi gemuk (obese)

yang disebabkan penumpukan jaringan adiposa secara berlebihan. Jadi

obesitas adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang

lebih berat dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan terjadinya

penumpukkan lemak ditubuhnya (Atikah Proverawati, 2010).

Gambar 2.1 Penderita Obesitas


2. Tipe Obesitas

Wirakusuma Emma (2010) dalam bukunya menyebutkan bahwa

penyebaran lemak tubuh yang digunakan untuk melihat jenis-jenis

kegemukan. Secara umum dikenal beberapa tipekegemukan berdasarkan

karakteristik distribusi lemak, yaitu:

a. Tipe Gynoid (Bentuk Pir)

Tipe ini cenderung dimiliki kebanyakan wanita dimana lemak

disimpan disekitar pinggul dan bokong. Risiko terhadap penyakit pada

tipe Gynoid umumnya kecil, kecuali risiko terhadap penyakit arthritis

dan varises vena (varicose veins).

b. Tipe Android (Bentuk Apel)

Tipe ini biasanya terdapat pada pria, dimana lemak tertumpuk

disekitar perut. Risiko kesehatan pada tipe ini lebih tinggi

dibandingkan dengan tipe gynoid, karena sel-sel lemak disekitar perut

lebih siap melepaskan lemaknya kedalam pembuluh darah

dibandingkan dengan sel-sel lemak ditempat lain. Lemak yang masuk

kedalam pembuluh darah dapat menyebabkan penyempitan arteri

(hipertensi), diabetes, dan jenis kanker tertentu (seperti kanker

payudara dan endometrium).

c. Tipe Ovid (Bentuk Kotak Buah)

Ciri dari tipe ini adalah besar diseluruh bagian badan, tipe ovid

umumnya terdapat pada orang-orang yang gemuk secara genetika.

Faktor risiko terjadinya kanker payudara dapat digolongkan menjadi 2


bagian yaitu faktor risiko tidak dapat diubah dan faktor risiko yang

dapat diubah. Faktor risiko yang tidak dapat diubah artinya merupakan

sifat bawaan yang dapat meningkatkan risiko terjadinya kanker

bawaan, sedangkan faktor risikodapat diubah yaitu faktor yang bukan

berasal dari kalangan keluarga risiko tinggi kanker payudara. Untuk 5-

10% kanker payudara terkait dengan keturunan tersebut, faktor genetik

memang peranan penting. Mutasi dua gen tertentu yang ternyata

mempunyai hubungan erat dengan risiko kanker payudara, kanker

indung telur atau keduanya. Artinya sebagian besar (50-85) wanita

akan terkena kanker payudara dikemudian hari (Saifuddin, 2010)

Tabel 2.1 Klasifikasi Internasional Underweight, Overweight dan


Obesitas menurut IMT

IMT (Kg/m²)
Klasifikasi
Titik batas utama Titik batas tambahan

Kekurusan parah <16.00 <16.00

Kekurusan sedang 16.00-16.99 16.00-16.99

Kekurusan ringan 17.00-18.49 17.00-18.49

Kekurangan berat badan <18.50 <18.50

Batas normal 18.50-24.99 18.50-22.99

Kelebihan berat badan >23.00-24.99 >23.00-24.99

Pre obesitas 25.00-26.99 25.00-26.99

Obesitas I 27.00-29.99 27.00-29.99


Obesitas II 30.00-34.99 30.00-34.99

Obesitas III 35.00>40.00 35.00>40.00

3. Etiologi Obesitas

Obesitas penyebabnya multifaktorial, dan berbagai penemuan

terbaru yang berkaitan dengan penyebab obesitas menyebabkan

patogenesis oebsitas terus berkembang. Terjadinya obesitas secara umum

berkaitan dengan keseimbangan energi didalam tubuh. Keseimbangan

energi ditentukan oleh asupan energi yang berasal dari zat gizi penghasil

energi yaitu karbohidrat, lemak dan protein serta kebutuhan energi yang

ditentukan oleh kebutuhan energi basal, aktivitas fisik dan thermic effect

food (TEF) yaitu energi yang diperlukan untuk mengolah zat gizi mejadi

energi (Rachmad Soegih & Kunkun K. Wiramihardja 2010).

Obesitas merupakan akibat dari ketidakseimbangan energi jangka

panjang, yaitu asupan energi melebihi pengeluaran energi. Hal ini

menyebabkan ketidakseimbangan energi positif dan peningkatan

cadangan lemak tubuh. Ketidakseimbangan energi kecil yang

dipertahankan dalam jangka waktu panjang dapat menyebabkan

peningkatan berat badan yang cukup besar (Susan A. Lanham, dkk,

2015).
Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan energi positif, yang

dapat diakibatkan dari hal-hal sebagai berikut (Susan A. Lanham, dkk,

2015):

a) Peningkatan asupan energi tanpa perubahan energi.

b) Penurunan pengeluaran energi tanpa perubahan asupan energi.

c) Peningkatan asupan energi dan penurunan pengeluaran energi.

Obesitas disebabkan oleh ketidakseimbangan antara konsumsi

kalori dan kebutuhan energi, dimana konsumsi terlalu berlebih

dibandingkan dengan kebutuhan atau pemakaian energi (energi

expenditure). Kelebihan energi didalam tubuh bentuk jaringan lemak.

Pada keadaan normal, jaringan lemak ditimbun di beberapa tempat

tertentu, diantaranya di dalam jaringan subkutan dan di dalam jaringan

tirai usus (omentum). Jaringan lemak subkutan di daerah dinding perut

bagian perut depan mudah terlihat menebal pada seseorang yang

menderita obesitas (Atikah Proverawati, 2010).

Faktor-faktor penyebab terjadinya Obesitas

1) Faktor Genetik

Banyak gen yang berkaitan dengan terjadinya obesitas, namun

sangat jarang yang berkaitan dengan gen tunggal. Sebagian besar

berkaitan dengan kelainan pada banyak gen. Setiap peptida atau

neurotransmitter yang merupakan sinyal neural dan humoral yang

mempengaruhi otak memiliki gen tersendiri yang mengkodenya.

Setiap mutasi pada gen-gen tersebut akan menyebabkan kelainan pada


produksi neuropeptida atau neurotransmitter yang mempengaruhi

otak, sehingga juga akan mempengaruhi respon otak baik akan

meningkatkan asupan makanan ataupun menghambat asupan

makanan. Setiap neuropeptida tersebut memiliki reseptor di otak, dan

setiap reseptor memiliki gen tersendiri pula. Setiap mutasi pada gen

tersebut akan menyebabakan kelainan reseptor yang akan

mempengaruhi pula respon otak terhadap asupan makanan (Rachmad

Soegih & Kunkun K. Wiramihardja 2010).

Demikian pula faktor transkripsi yang mempengaruhi

pembentukan sel lemak yaitu PPAR-γ memiliki gen yang

mengkodenya. Kelainan pada gen ini, akan pula menyebabkan

kelainan pada nasib zat gizi. Mutasi pada gen PPAR-γ menyebabkan

PPAR-γ tidak aktif (Rachmad Soegih & Kunkun K. Wiramihardja

2010).

Pada penyebab gen tunggal, diantaranya yang sudah diketahui

adalah adanya mutase pada gen leptin, reseptor leptin, reseptor

melanocortini-4, pro-opiomelanocortin dan pada gen PPAR-gamma.

Adanya mutasi pada multigen penyebab obesitas saat ini terus diteliti,

dan diketahui bahwa obesitas 2-8 kali lebib besar dibandingkan

dengan dari keluarga yang tidak obesitas. Sangat besar kemungkinan

bahwa penyebab obesitas tersebut bukan hanya pada suatu gen

tunggal tapi adanya mutasi pada beberapa gen (Rachmad Soegih &

Kunkun K. Wiramihardja 2010).


Dasar genetik keseimbangan energi diharapkan dapat

memperlihatkan pengaruhnya pada asupan energi, pengeluaran energi

atau keduanya. Pada tahun 1950-an, ditunjukkan bahwa penyimpanan

lemak tubuh diatur dan sinyal didalam tubuh memberikan umpan

balik ke bagian otak yang mengendalikan asupan makanan dan

pengeluaran energi. Sinyal ini akan dilepaskan sesuai dengan proporsi

cadangan jaringan adiposa tubuh. Dengan demikian, jika cadangan

lemak tubuh meningkat, mekanisme kompensasi akan dimulai yang

akan menyebabkan penurunan asupan energi. Penemuan leptin pada

tahun 1994 memberikan mekanisme untuk mendukung teori dahulu

mengenai pengaturan berat badan. Leptin adalah hormon yang

disekresikan oleh jaringan adiposa yang berperan dalam pengaturan

berat badan melalui serangkaian interaksi komlpeks dengan

neurohormon lain yang berdampak pada asupan energi dan

pengeluaran energi. Leptin berperan penting dalam siklus umpan

balik negatif untuk menjaga cadangan jaringan adiposa. Jika jaringan

adiposa berkurang, kadar leptin akan berkurang, menyebabkan

peningkatan asupan makanan dan pengurangan pengeluaran energi.

Peningkatan jaringan adiposa selanjutnya berhubungan dengan

peningkatan kadar leptin dan penurunan asupan makanan. Mekanisme

homeostatik ini menghasilkan pemeliharaan jaringan adiposa (Susan

A. Lanham, dkk, 2015)


2) Faktor Perilaku .

⮚ Makanan

Terjadinya obesitas merupakan dampak dari terjadinya

kelebihan asupan energi (energy intake) dibandingkan dengan

yang diperlukan (energy expenditure) oleh tubuh sehingga

kelebihan asupan energi tersebut disimpan dalam bentuk lemak.

Makanan merupakan sumber dari asupan energi. Di dalam

makanan yang akan diubah menjadi energi adalah zat gizi

penghasil energi yaitu karbohidrat, protein dan lemak. Apabila

asupan karbohidrat, protein dan lemak berlebih, makan

karbohidrat akan disimpan sebagai glikogen dalam jumlah

terbatas dan sisanya lemak, protein akan dibentuk sebagai protein

tubuh dan sisanya lemak, sedangkan lemak akan disimpan sebagai

lemak. Tubuh memiliki kemampuan menyimpan lemak yang tidak

terbatas (Rachmad Soegih & Kunkun K. Wiramihardja 2010).

⮚ Aktivitas Fisik

Energi yang dikeluarkan pada aktivitas fisik sangat

menentukan pengeluaran energi harian, namun hanya kurang dari

50% total pengeluaran energi pada sebagian besar orang.

Penurunan aktivitas fisik akan mengurangi pengeluaran energi.

Jika energi yang dikeluarkan pada aktivitas fisik berkurang tanpa

diiringi penurunan asupan energi, ketidakseimbangan energi

positif akan terjadi. Ketidakaktifan fisik adalah faktor risiko


independen yang penting untuk penyakit kronis dan obesitas

(Susan A. Lanham, dkk, 2015).

Faktor lingkungan menyebabkan penurunan aktivitas pada

individu di negara maju dan berkembang. Kemajuan teknologi

dalam bidang komputer, peralatan yang menghemat tenaga kerja

untuk produksi makanan atau barang-barang, dan belanja online

mengurangi waktu yang digunakan untuk aktivitas di rumah dan

di tempat kerja. Bepergian dengan mobil mengurangi lama waktu

berjalan meskipun untuk jarak dekat. Tinggal di daerah yang tidak

aman dapat menghalangi berjalan ked an dari sekolah atau kantor,

juga latihan dan bermain di luar. Semua perubahan ini berperan

pada pengurangan pengeluaran energi harian atau berpotensi pada

kenaikan berat badan (Susan A. Lanham, dkk, 2015).

⮚ Pola tidur

Bukti epidemiologis diakumulasi untuk menunjukkan

hubungan antara durasi tidur yang singkat dan peningkatan berat

badan. Studi potong-lintang pada anak-anak dan orang dewasa

menunjukkan hubungan antara durasi tidur dan obesitas. Studi

eksperimen dan observasi telah menunjukkan beberapa alur yang

menjelaskan hubungan antara durasi tidur yang singkat dan

kenaikan berat badan. Mekanisme yang sedang diinvestigasi

adalah yang memengaruhi pada rasa lapar dan nafsu makan,

perubahan pada hormon asupan energi yang utama seperti leptin


dan ghrelin diduga berperan dalam hubungan antara obesitas

dengan kualitas dan durasi tidur. Hubungan obesitas terhadap

penurunan durasi dan kualitas tidur, serta mekanisme yang

bertanggung jawab pada hubungan ini masih diteliti secara aktif

(Susan A. Lanham, dkk, 2015).

3) Faktor Lingkungan

Perubahan gaya hidup, termasuk makanan diluar rumah yang

semakin mudah diperoleh, ukuran porsi, serta ketersediaan makanan

tinggi-energi dan rendah-gizi yang semakin meningkat, dapat

menyebabkan peningkatan asupan energi. Ketersediaan makanan di

luar rumah juga menambah kelebihan asupan energi. Ukuran porsi di

restoran sering kali besar dan restoran cepat saji umumnya

menyediakan makanan berlemak tinggi, yang menyebabkan

peningkatan asupan energi (Susan A. Lanham, dkk, 2015).

Cara makanan dikemas dan dijual seringkali membuatnya

lebih murah jika membelinya dalam ukuran besar, meskipun porsi

yang lebih besar memberikan lebih banyak energi daripada yang

dibutuhkan perorangan. Sebagai contoh, minuman ringan sering kali

dibeli dalam botol berukuran 20 oz (560 ml), dan meskipun label gizi

yang tertulis untuk 2-2,5 sajian, konsumen bahkan tidak sadar akan

hal ini. Strategi pemasaran dan pengiklanan pada televisi dan papan

reklame mendorong konsumsi makanan tinggi-energi dan rendah-gizi

(Susan A. Lanham, dkk, 2015).


4) Faktor Psikososial

Apa yang ada dalam pikiran seseorang dapat mempengaruhi

kebiasaan makannya. Banyak orang yang memberikan reaksi terhadap

emosinya dengan makan. Salah satu bentuk gangguan emosi adalah

persepsi diri yang negatif. Gangguan emosi ini merupakan masalah

serius pada wanita muda penderita obesitas, dan dapat menimbulkan

kesadaran berlebih tentang kegemukannya serta rasa tidak nyaman

dalam pergaulan bersosial (Rachmad Soegih & Kunkun K.

Wiramihardja 2010).

5) Faktor Kesehatan

Ada beberapa penyakit yang dapat mengakibatkan terjadinya

obesitas, seperti hipotiroidisme, sindroma chusing, sindroma prader-

willi dan beberapa kelainan saraf yang dapat menyebabkan seseorang

menjadi banyak makan. Obat-obatan juga dapat mengakibatkan

terjadinya obesitas, yaitu obat-obatan tertentu seperti steroid dan

beberapa anti-depresant, dapat menyebabkan penambahan berat badan

(Rachmad Soegih & Kunkun K. Wiramihardja 2010).

6) Faktor Perkembangan

Penambahan ukuran dana tau jumlah sel-sel menyebabkan

bertambahnya jumlah lemak yang disimpan dalam tubuh. Penderita

obesitas, terutama yang menjadi gemuk pada masa kanak-kanak,

dapat memiliki sel lemak sampai lima kali lebih banyak dibandingkan

dengan orang dengan berat badan normal. Jumlah sel-sel lemak tidak
dapat dikurangi, oleh karena itu penurunan berat badan hanya dapat

dilakukan dengan cara mengurangi jumlah lemak dalam setiap sel.

4. Dampak Obesitas

a) Pengaruh Fisiologis

Obesitas meningkatkan risiko berbagai penyakit kronis, meliputi:

1) Penyakit kardiovaskuler (mis: hipertensi, sroke, serangan jantung,

dan gagal jantung)

2) Diabetes Melitus tipe II

● Peningkatan berat badan sebanyak 5-8 kg akan meningkatkan

risiko untuk terjadinya Diabetes Mellitus tipe II, dua kali lebih

tinggi bila dibandingan individu yang tidak mengalami

peningkatan berat badan.

● 80% penderita Diabetes Mellitus juga mengalami overweight

atau obesitas.

3) Penyakit kandung empedu

4) Penyakit kandung kemih

5) Kanker (jenis kanker tertentu, misalnya kanker prostat dan kanker

usus besar).

● Obesitas berhubungan dengan meningkatnya risiko untuk

terjadinya beberapa jenis kanker: endometrium, colon, empedu,

prostat, ginjal, dan payudara (postmenopausal).


● Wanita yang mengalami peningkatan berat badan lebih dari 5

kg sejak umur 18 tahun akan memiliki risiko dua kali lipat

untuk mengalami kanker payudara (postmenopausal), bila

dibandingkan dengan wanita yang berat badannya stabil.

6) Gouth dan arthritis

● Setiap peningkatan 1 kg berat badan, risiko terjadinya arthritis

akan meningkat sebanyak 9-13%.

● Penurunan berat badan akan dapat mengurangi masalah akan

gejala-gejala dari arthritis.

7) Osteoastritis

8) Masalah pernapasan

● Sleep apnea (terhentinya pernapasan ketika sedang tidur) biasa

terjadi pada seseorang yang menderita obesitas.

● Obesitas berhubungan dengan terjadinya penyakit asma

9) Masalah reproduksi : penyulit pada kehamilan

● Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan meningkatnya

risiko kematian baik untuk ibu dan bayi, serta meningkatkan

risiko peningkatan tekanan darah ibu sebanyak 10 kali lipat.

● Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan terjadinya

diabetes yang dapat menimbulkan masalah ketika kelahiran.

● Bayi baru lahir, dari wanita yang mengalami obesitas pada

kehamilan,memiliki risiko menjadi bayi besar sehingga tingkat

operasi cesar akan makin tinggi, serta akan mengalami


rendahnya kadar glukosa darah (dapat berhubungan dengan

kerusakan otak dan kejang).

● Obesitas pada kehamilan berhubungan dengan meningkatnya

risiko birth defects, khususnya kelainan neural tube, seperti

spina bifida.

● Obesitas pada wanita premenopause berhubungan dengan

siklus menstruasi yang tidak teratur dan infertilitas.

b) Pengaruh Psikologis

Pengaruh psikologis obesitas pada orang dewasa berdampak

sangat besar. Orang obesitas biasanya dianggap malas atau tidak

memiliki keinginan untuk mengatur pola makan dan berolahraga.

Kesalahpahaman mengenai penyebab obesitas ini menimbulkan sikap

negatif terhadap orang yang obesitas. Remaja dan dewasa yang

obesitas sering kali mengalami diskriminasi dan ejekan dari teman-

teman di lingkungannya. Penelitian telah mendokumentasikan bahwa

orang obesitas didiskriminasi pada kesempatan untuk pekerjaan,

tempat tinggal, pendidikan, penghasilan dan menikah (Susan A.

Lanham, dkk, 2015).

Keadaan obesitas juga dapat memberikan dampak psikososial

yang buruk bagi penderitanya, karena dapat menghambat kegiatan

jasmani, sosial, dan psikologis. Selain itu akibat bentuk yang kurang

menarik, hal ini sering menimbulkan problem dalam pergaulan hingga


seseorang dapat menjadi rendah diri (tidak percaya diri) dan yang

terburuk adalah keputusasaan.

5. Pemeriksaan Obesitas

Obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh. Lemak

tubuh dapat diukur secara tepat dengan metode laboratorium, seperti

dual-energy X-ray absorptiometry (DEXA), total cairan tubuh, dan

hydrodensilometry. Metode-metode ini memberikan perkiraan total

tubuh, atau jaringan adiposa, di dalam tubuh. Karena orang dengan

ukuran yang berbeda memiliki jumlah lemak tubuh yang berbeda,

identifikasi obesitas tidak dapat dilakukan berdasarkan jumlah lemak

absolut (Susan A. Lanham, dkk, 2011).

Meskipun obesitas didefinisikan sebagai kelebihan lemak tubuh,

teknik laboratorium untuk penilaian lemak tubuh secara langsung tidak

tersedia untuk penggunaan klinis. Lagi pula, tidak ada nilai batas (cut-of

point) yang disetujui atau kriteria yang ditetapkan untuk

mengidentifikasikan obesitas dari pengukuran lemak tubuh. Studi yang

mengembangkan nilai batas sekarang ini sedang berlangsung dan

kemungkinan akan spesifik terhadap usia dan jenis kelamin. Jadi,

mengidentifikasi obesitas dalam praktik klinis belum seluruhnya

berdasarkan pada presentase lemak tubuh individu, tetapi pada ukuran

yang berhubungan dengan lemak tubuh. Metode yang paling umum

digunakan dalam penilaian secara klinis adalah Indeks Massa Tubuh


(IMT), ketebalan lipatan kulit dan impedans bioelektrik (Susan A.

Lanham, dkk, 2011).

6. Penatalaksanaan Obesitas

Asupan makanan dan aktivitas fisik memegang peran penting

terjadinya obesitas pada seseorang, kedua aspek ini mengalami banyak

perubahan pada masyarakat seiring dengan semakin meningkatnya gaya

hidup sedentary. Sehingga perbaikan kedua aspek ini merupakan pilar

penting manajemen obesitas.

Berikut adalah diet yang dapat dilakukan untuk menaangani obesitas:

a. Diet tinggi protein, tinggi lemak dan rendah karbohidrat (<20% dari

total kalori) atau disebut juga diet ketogenik.

b. Diet tinggi protein (40-45% dari total kalori) komposisi lemak sedang

(30-35% dari total kalori), dan rendah karbohidrat (20-25% dari total

kalori).

c. Diet tinggi karbohidrat, rendah protein (35 gram/hari) dan rendah

lemak (< 10% dari total kalori).

Tujuan utama dari pengaturan aktivitas fisik adalah mencegah

penurunan metabolisme basal, meningkatkan kebutuhan energi, dan

mempertahankan massa otot. Yang harus diperhatikan adalah pemilihan

jenis aktivitas fisik dengan intensitas ringan sampai sedang tetapi

dilakukan secara terus menerus. Efisiensi kapasitas aerobik dapat di ukur

dengan mengukur nadi memakai formula exercise diharapkan tercapai


antara 70 sampai 80% (220-usia). Untuk memperoleh penurunan berat

badan optimal maka dibutuhkan aktivitas fisik dengan frekuensi 5-

6x/minggu dengan durasi 20-60 menit. Olahraga dengan intesitas rendah

seperti berjalan kaki selama 30-60 menit secara rutin dapat meningkatkan

energi ekspenditur.

Asupan makanan maupun aktivitas fisik memerlukan

kesinambungan yang baik, salah satu metode yang dapat dipakai adalah

dengan menggunakan Diary diet atau catatan harian pasien mengenai

monitoring asupan makanan baik jumlah, jenis maupun waktu makan,

demikian juga dengan aktivtas fisik dapat diikuti jenis aktivitas fisik apa

saja yang dilakukan, frekuensi dan intensitasnya. Catatan hatian ini dapat

mengevaluasi faktor apa saja yang menjadi keberhasilan maupun

kegagalan program serta perencanaan penurunan berat badan lebih lanjut

atau mempertahankan berat badan.

B. Kepercayaan Diri

1. Definisi Kepercayaan Diri

Percaya diri berasal dari Bahasa inggris yaitu Self Confidence yang

berarti percaya pada kemampuan, kekuatan, dan penilaian diri sendiri

(KBBI Online, 2016). Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang

individu yang mampu akan dirinya untuk mengembangkan penilaian

positif, baik dengan diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang

dihadapinya. Hal ini bukan berarti bahwa individu tersebut mampu dan
kompeten melakukan segala sesuatu seorang diri, tetapi rasa percaya diri

hanya merujuk pada adanya perasaan yakin mampu, memiliki kompetensi,

dan percaya bahwa dia biasa karena didukung pengalaman, potensi aktual,

prestasi, serta harapan yang realistik dengan diri sendiri (Fatimah, 2010).

Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa percaya diri adalah

dimana diri memiliki perasaan yakin atau mampu pada kemampuan,

kekuatan, dan penilaian diri. Percaya diri membuat individu bersikap

positif pada diri sendiri, lingkungan, maupun situasi yang dihadapi, serta

mampu berperilaku sesuai dengan harapan dan keinginan diri sendiri tidak

bergantung pada orang lain.

2. Faktor-faktor Kepercayaan Diri

Faktor kepercayaan diri menurut Bandura (Silvianawati, 2013)

bahwa ada empat faktor yang menentukan kepercayaan diri seseorang

sebagai berikut:

a. Pengalaman pada masa kanak-kanak yang berhubungan dengan

lingkungan sekitarnya. Pengalaman yang terjadi dimasa kanak-kanak

mempengaruhi tingkat kepercayaan individu sebab jika, berhasil

memiliki suatu pengalaman yang berharga misalnya dengan prestasi

akademik yang bagus dan didukung oleh orangtua yang perhatian

maka kemungkinan individu dimasa depan memiliki rasa percaya diri

yang tinggi, begitu pula sebaliknya jika dimasa kanak-kanak memiliki

pengalaman yang gagal misalnya dengan orangtua yang bercerai dan

sering dimarahi maka kemungkinan kepercayaan dirinya rendah.


b. Pengalaman orang lain.

Pengalaman melihat keberhasilan orang lain baik secara langsung

maupun tidak dapat memacu kepercayaan diri agar mengikuti jejak

orang yang berhasil tersebut.

c. Keterlibatan langsung dengan orang lain.

Bertemu atau bertatap muka dengan orang lain dan diarahkan dapat

meningkatkan kepercayaan diri, sebab jika tidak ada keterlibatan

langsung dengan orang lain percaya diri yang dimiliki tidak muncul

dan biasa saja membuat individu menjadi pendiam dan suka

menyendiri.

d. Keadaan fisiologis seseorang.

Keadaan fisiologis seseorang dapat mempengaruhi kepercayaan diri

individu, misal dengan postur tubuh yang berlebih atau memiliki

kekurangan di tubuh.

3. Ciri-ciri Kepercayaan Diri

Berikut ini beberapa ciri atau karakteristik individu yang

mempunyai rasa percaya diri yang porsional menutut Fatimah (2010)

adalah:

a. Percaya akan kemampuan atau kompetensi diri, hingga tidak

membutuhkan pujian, pengakuan, penerimaan, ataupun hormat dari

orang lain.
b. Tidak terdorong untuk menunjukkan sikap konformis demi diterima

oleh orang lain atau kelompok.

c. Berani menerima dan menghadapi penolakan orang lain, berani

menjadi diri sendiri.

d. Punya pengendalian diri yang baik (tidak moody dan emosi stabil).

e. Memiliki internal locus of control (memandang keberhasilan atau

kegagalan, bergantung pada usaha sendiri dan tidak mudah menyerah

pada nasib atau keadaan serta tidak bergantung atau mengharapkan

bantuan orang lain.

f. Mempunyai cara pandang yang positif terhadap diri sendiri, orang lain

dan situasi di luar dirinya.

g. Memiliki harapan yang realistik terhadap diri sendiri, sehingga ketika

harapan itu terwujud, ia tetap mampu melihat sisi positif dirinya dan

situasi yang terjadi.

C. Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri.

Telah tercatat bahwa ada peningkatan yang signifikan sebagai fokus

yang diberikan untuk penelitian mengenai hubungan antara obesitas dengan

kepercayaan diri. Beberapa peneliti telah melaporkan kesalahan dalam

memberikan persepsi terkait status berat badan dikalangan remaja hingga

dewasa awal. Mengkaji persepsi individu terkait berat badan idealnya

membantu menentukan pandangan individu tersebut terhadap kepercayaan


diri. Hal ini didefinisikan sebagai persepsi, pemikiran dan perasaan tentang

tubuhnya.

Obesitas adalah faktor penting untuk mulai menilai perilaku terkait

dengan perubahan berat badan. Oleh karena itu, memelihara berat badan agar

tetap ideal dan sehat merupakan kepuasan tehadap ukuran tubuh. Ukuran

tubuh yang biasanya terlalu rendah atau tinggi bisa terjadi karena berbagai

faktor sepeti unsur psikologis, pengaruh sosial budaya, teman, anggota

keluarga, umur dan jenis kelamin.

Semakin banyak penelitian yang membuktikan obesitas mempengaruhi

kepercayaan diri yang buruk. Terutama pada usia remaja hingga dewasa awal.

Heinberg et al menyarankan agar mereka yang tidak puas dengan bentuk

tubuhnya menurunkan berat badan atau meningkatkan kesejahteraan dengan

mengubah pola makan dan aktivitas fisik mereka. Sikap kepercayaan diri yang

buruk terhadap obesitas cenderung didapatkan di lingkungan kampus atau

universitas. Lingkungan sosial para mahasiswa di kampus meningkatkan

perhatian terhadap norma sosial yang terkait dengan penampilan daya pikat.

Hal ini dapat meningkatkan risiko mahasiswa memanfaatkan modalitas

perubahan tubuh yang tidak sehat. Kalangan mahasiswa merupakan kelompok

yang berisiko tinggi terhadap kepercayaan diri yang buruk mengenai berat

badan yang tidak normal. Lingkungan di kampus menyebabkan stress tinggi

dan meningkatkan kekhawatiran terhadap citra tubuh. Oleh karena itu

intervensi awal yang dilakukan untuk membantu mahasiswa dalam


meningkatkan persepsi mereka tentang berat badan dan kepercayaan diri

adalah dengan mencegah dan mengubah perilaku makan yang tidak sehat.
BAB III

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

A. Kerangka Konseptual

Kerangka konsep adalah abstraksi dari suatu realitas agar dapat

dikomunikasikan dan membentuk suatu teori yang menjelaskan keterkaitan

antarvariabel (baik vareiabel yang diteliti maupun yang tidak diteliti).

Kerangka konsep akan membantu peneliti menghubungkan hasil penemuan

dengan teori (Nursalam, 2017)

Variabel Independent Variabel Dependent

Kepercayaan
Obesitas Diri

Gambar 3.1 Skema variabel independent dan variabel dependen.

Keterangan:

: variabel Independen

: variabel Dependen

: hubungan antar variabel


B. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau

pertanyaan penelitian. Hipotesis adalah suatu pernyataan asumsi tentang

hubungan antara dua atau lebih variabel yang diharapkan bisa menjawab suatu

pertanyaan dalam penelitian (Nursalam, 2017).

Hipotesis alternatif (Hₐ) adalah hipotesis penelitian. Hipotesis ini

menyatakan adanya suatu hubungan, pengaruh, dan perbedaan antara dua atau

lebih variabel.

(Hₐ) : Ada hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Mahasiswa.

(H0) : Tidak ada hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Mahasiswa.
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Jenis penelitian yang bersifat survey analitik dengan pendekatan Cross

Sectional, yaitu jenis penelitian yang menekankan waktu

pengukuran/observasi data variabel independen dan variabel dependen hanya

satu kali pada satu saat (Nursalam, 2017). Pada penelitian ini variabel

independen adalah obesitas, sedangkan variabel dependen adalah kepercayaan

diri. Pada variabel penelitian dilakukan untuk menganalisis hubungan obesitas

dengan kepercayaan diri.

B. Populasi dan, Sampel dan Sampling Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan jumlah yang terdiri atas obyek atau

subyek yang mempunyai karakteristik dan kualitas tertentu yang

ditetapkan oleh peneliti untuk diteliti dan kemudian ditarik kesimpulannya

(Sujarweni, 2014). Pada penelitian ini populasi yang digunakan adalah

semua mahasiswa yang mengalami Obesitas yaitu sebanyak 40 orang.

2. Sampel

Sampel adalah terdiri atas bagian populasi yang terjangkau yang

dapat dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam,

2017).

Sampel dalam penelitian ini adalah mahasiswa yang mengalami

Obesitas sesuai dengan kriteria yaitu sebanyak 40 orang mahasiswa.


Namun tidak menutup kemungkinan jumlah sampel tersebut akan

berkurang atau bertambah sehubungan dengan kriteria sampel yang

diajukan oleh peneliti.

3. Sampling

Sampling adalah proses menyeleksi porsi dari populasi yang dapat

mewakili populasi yang ada. Teknik sampling merupakan cara-cara yang

ditempuh dalam pengambilan sampel, agar memperoleh sampel yang

benar-benar sesuai dengan keseluruhan penelitian (Nursalam, 2017).

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah

Nonprobability sampling dengan pendekatan Total Sampling. Total

Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dimana jumlah sampel sama

dengan jumlah populasi. Alasan mengambil total sampling karena jumlah

populasi yang kurang dari 100. Jadi jumlah sampel dalam penelitian ini

adalah 40 orang mahasiswa.

C. Variabel Penelitian

Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai

beda terhadap sesuatu. Jenis variabel diklasifikasikan menjadi:

1. Variabel Independen (bebas)

Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau

nilainya menentukan variabel yang lain (Nursalam, 2017). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Obesitas.

2. Variabel Dependen (terikat)


Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi nilainya

ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam

penelitian ini adalah Kepercayaan Diri Mahasiswa.

D. Definisi Operasional

Tabel 4.1 Definisi Operasional

Skala
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Hasil Ukur
Ukur

Variabel Obesitas merupakan Mahasiswa Alat ukur yang Ordinal Dikatakan


independen keadaan meningkatnya yang digunakan adalah: Obesitas I jika
(Obesitas) berat badan lebih dari mengalami Lembar observasi hasil ukur IMT
batas normal dimana
obesitas penelitian 27.00-29.99
jumlah IMT (Indeks
Massa Tubuh) diatas mengetahui obesitas. kg/m². Dikatakan
27.0 kg/m² yang apa-apa saja Timbangan untuk Obesitas II jika
disebabkan karena penyebab dan mengukur berat hasil ukur IMT
penumpukan lemak penyakit yang badan, meteran 30.00-34.99
dalam tubuh. akan muncul untuk mengukur kg/m². Dan
sebagai tinggi badan dan dikatakan
dampak dari kalkulator untuk Obesitas III jika
obesitas. menhitung jumlah hasil ukur IMT
IMT. 35.00-40.00 kg/
m².

Variabel Kepercayaan diri adalah Untuk Alat ukur yang Ordinal Dikatakan
Dependen: percaya atau yakin meningkatkan digunakan adalah percaya diri
(Kepercayaan benar akan kelebihan kepercayaan lembar kuesioner apabila skor <82.
Diri) atau kemampuan yang diri Dan dikatakan
dimilki pada diri. pada mahasiswa kurang percaya
mahasiswa yang dengan cara diri jika skor ≥
mengalami obesitas memberikan 82
akan merasa malu, edukasi
kurang percaya diri. hingga
motivasi
dalam
menjaga
keseimbangan
berat badan.

E. Tempat Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar.


F. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 12 sampai dengan 18 Januari

2020.

G. Instrumen Pengumpulan Data


1. Lembar Observasi Penelitian Obesitas

Lembar observasi penelitian obesitas ini digunakan untuk

menghitung jumlah IMT yang kemudian akan menentukan kategori

obesitas.

2. Kuesioner Kepercayaan Diri

Pada kepercayaan diri menggunakan Rating Scale yang terdiri dari

33 pernyataan, pernyataan yang terkait dengan kepercayaan diri yang

memiliki 4 domian yaitu: domain kesehatan fisik, domain psikologis,

domain hubungan sosial, dan domain lingkungan. Dikatakan kepercayaan

diri jika skor < 82 dan dikatakan kepercayaan diri buruk atau kurang bjika

skor ≥ 82 yang dapat dibuktikan dengan rumus:

(jumlah soal x skor tertinggi) + (jumlah soal x skor terendah)


2

(33 x 4) + (33 x 1)
2
132 + 33
2

165 = 82
2
H. Prosedur Pengumpulan Data

1. Jenis Sumber Data

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui

kuisioner, kelompok fokus, dan panel atau juuga data hasil wawancara

peneliti dengan narasumber (Sujarweni, 2014). Responden akan

diberikan lembar kuisioner kepercayaan diri. Setelah responden

mengisi dengan benar dan telah dikoreksi kelengkapannya oleh

peneliti, data akan dikumpulkan untuk diolah.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari catatan, buku,

majalah berupa laporan, dan buku sebagai teori (Sujarweni, 2014).

Data sekunder dalam penelitian ini adalah pengambilan data di kampus

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar.

2. Pengumpulan Data

a. Obeservasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.

b. Kuesioner atau Angket

Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan

dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis

kepada para responden untuk dijawab. Kuesioner merupakan

instrument pengumpulan data yang efisien bila peneliti tahu dengan


pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa diharapkan dari

para responden (Sujarweni, 2014).

I. Teknik Analisis Data


1. Pengolahan Data

Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan computer pada

program SPSS (Statistical Package For Social Setence) untuk memeriksa

jawaban pada kuisioner sudah lengkap, jelas dan relevan (Sujarweni,

2014).

Setelah semua data diperoleh kemudian diolah melalui tahap-tahap

sebagai berikut:

a. Tahap editing, yaitu memeriksa kejelasan dan kelengkapan pengisian

instrument pengumpulan data.

b. Tahap koding, yaitu proses identifikasi dan klasifikasi dari setiap

pertanyaan yang terdapat dalam instrument penelitian pengumpulan

data menurut variabel

c. Tahap tabulasi data, yaitu mencatat atau entri data ke dalam table

untuk penelitian.

d. Tahap pengujian kualitas data, yaitu menguji validitas dan realibitas

instrument pengumpulan data.

e. Tahap mendeskripsikan data, yaitu tabel frekuensi atau diagram serta

berbagai ukuran terdensi sentral, maupun ukuran disperse. Tujuannya

memahami karakteristik data sampel penelitian.

f. Tahap pengujian hipotesis, yaitu tahap pengujian terhadap proporsi

yang dibuat apakah proporsisi tersebut ditolak atau diterima.


2. Analisa data

a. Analisa Univariat

Pada analisa univariat ini dilakukan terhadap tiap variabel dari

hasil penelitian dengan menggunakan tabel distribusi frekuensi

sehingga menghasilkan distribusi dan presentase data setiap variabel

penelitian.

b. Analisa Bivariat

Analisa data ditunjukkan untuk menjawab tujuan penelitian dan

menguji hipotesis penelitian untuk mengetahui adanya hubungan

variabel dependen dengan menggunakan uji statistic Chi Square (X²)

dengan nilai kemaknaan (ɑ=0,05) (Hastono, 2016). Data dianalisa

dengan menggunakan uji statistic Chi Square (X²) jika memenuhi

syarat, jika tidak maka menggunakan uji statistic fisher’s exact test.

Analisa bivariat uji statistic Chi Square (X²) dengan syarat

alternative, uji hipotesa dengan taraf kesalahan (alpha) yang digunakan

yaitu 5% atau 0,05 maka penelitian hipotesa yaitu: apabila ρ ≤ ɑ=0,05,

maka Hɑ (Hipotesis penelitian) diterima yang berarti ada hubungan

antara variabel bebas dan variabel terikat. Sedangkan bila ρ ≥ ɑ=0,05,

maka Hɑ (Hipotesis penelitian) ditolak yang berarti tidak ada

hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

J. Etika Penelitian
Menurut (Hidayat, 2018) penelitian apapun khususnya yang

menggunakan manusia sebagai subjek tidak boleh bertentangan dengan etika.


Oleh karena itu, setiap peneliti menggunakan subjek untuk mendapatkan

persetujuan dari subjek yang diteliti.

Peneliti memperhatikan aspek etika responden dengan menekankan

masalah etika yang meneliti:

1. Lembar Persetujuan (Informed Consed)

Informed Consed merupakan lembar persetujuan antara peneliti

dan responden yang diberikan sebelum penelitian. Tujuan Informed

Consed yaitu responden yang dapat mengerti maksud dan tujuan

penelitian. Bila responden tidak bersedia maka peneliti hatrus

menghormati hak responden.

2. Tanpa Nama (Anonimity)

Anonimity adalah memberikan jaminan dalam penggunaan subjek

peneliti dengan cara tidak memberikan atau tidak mencantumkan nama

responden pada lembar alat ukur dan hanya menuliskan kode pada

lembaran pengumpulan data.

3. Kerahasiaan (Confidentiality)

Confidentiality adalah semua informasi yang dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu yang

dilaporkan pada hasil riset.


BAB V

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakukkang Makassar. Jenis penelitian yang digunakan adalah

survey analitik dengan pendekatan Cross sectional study. Jumlah populasi

penderita obesitas sebanyak 40 orang mahasiswa, pengambilan sampel pada

penelitian ini menggunakan teknik pendekatan Total Sampling, dengan jumlah

sebesar 40 orang mahasiswa. Instrument pengumpulan data dalam penelitian

ini menggunakan lembar observasi dan kuisioner. Pengumpulan data mulai

dilakukan pada tanggal 12 sampai dengan 18 Januari 2020. Setelah data

terkumpul selanjutnya di editing, coding, tabulasi dan dianalisis. Hasil

penelitian ini berupa hasil analisis univariat dari masing-masing variable yang

diteliti, analisis bivariat berupa korelasi antara masing-masing variable

dependent dan variable dependent.

1. Karakteristik Responden

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu

Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar maka diperoleh data terkait

karakteristik responden yaitu umur, jurusan, jenis kelamin, kategori

obesitas, dan kepercayaan diri sebagai berikut:


a. Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden

Tabel 5.1

Distribusi frekuensi berdasarkan umur responden di Kampus


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukan Makassar

Umur n %
17 – 25 38 95,0
26 – 35 1 2,5
36 – 45 1 2,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel 5.1 diatas diperoleh data dari responden

umur 17-25 tahun memiliki distribusi sebanyak 38 responden (95,0%),

umur 26-35 tahun memiliki distribusi sebanyak 1 responden (2,5%),

sedangkan umur 36-45 tahun memiliki distribusi sebanyak 1 responden

(2,5%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan jurusan responden

Tabel 5.2

Distribusi frekuensi berdasarkan jurusan responden di Kampus


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar

Jurusan n %
RMIK 23 57,5
S1 Keperawatan 17 42,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel 5.2 diatas diperoleh data dari responden

dengan jurusan RMIK memiliki distribusi sebanyak 23 responden


(57,5%), sedangkan responden dengan jurusan S1 Keperawatan

memiliki distribusi sebanyak 17 responden (42,5%).

c. Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden

Tabel 5.3

Distribusi frekuensi berdasarkan jenis kelamin responden di


Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar

Jenis Kelamin n %
Laki-Laki 8 20,0
Perempuan 32 80,0
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel 5.3 diatas diperoleh data dari responden

dengan jenis kelamin laki-laki memiliki distribusi sebanyak 8

responden (20,0%), sedangkan responden dengan jenis kelamin

perempuan memiliki distribusi sebanyak 32 responden (80,0%).

2. Analisa Univariat

Analisa univariat dilakukan untuk menjelaskan atau

mendiskripsikan karakteristik setiap variabel yang diteliti. Pada analisa

univariat ini data kategori dapat dijelaskan dengan angka atau nilai jumlah

data persentase setiap kelompok.


a. Distribusi frekuensi berdasarkan Kategori obesitas

Tabel 5.4

Distribusi frekuensi berdasarkan kategori obesitas responden di


Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar

Kategori Obesitas n %
Obesitas 1 17 42,5
Obesitas 2 23 57,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel 5.4 diatas diperoleh data dari responden

dengan 2 kategori obesitas. Pertama kategori obesitas 1 memiliki

distribusi sebanyak 17 responden (42,5%), sedangkan responden

dengan kategori obesitas 2 memiliki distribusi sebanyak 23 responden

(57,5%).

b. Distribusi frekuensi berdasarkan kepercayaan diri

Tabel 5.5

Distribusi frekuensi berdasarkan kepercayaan diri responden di


Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang
Makassar

Kepercayaan Diri n %
Percaya Diri 9 22,5
Kurang Percaya Diri 31 77,5
Total 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel 5.5 diatas diperoleh data dari responden

dengan percaya diri memiliki distribusi sebanyak 9 responden (22,5%),

sedangkan responden dengan kurang percaya diri memiliki distribusi

sebanyak 31 responden (77,5%).


3. Analisa Bivariat

Analisa bivaiat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara

variabel independent (Obesitas) dan variabel dependent (Kepercayaan

Diri) dengan uji statistik menggunakan uji Chi-Square dengan tingkat

kemaknaan ɑ = 0,05.

Hubungan obesitas dengan kepercayaan diri mahasiswa.

Tabel 5.6

Hubungan Obesitas Dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa


Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar

Kepercayaan Diri Total

Kategori Percaya Kurang n % ρ-value


Obesitas Diri Percaya
Diri
n % n %
Obesitas 1 7 17,5 10 25,0 17 42,5
Obesitas 2 2 5,0 21 52,5 23 57,5 0.023
Total 9 22,5 31 77,5 40 100
Sumber : Data Primer, Januari 2020

Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa dari 40 responden,

yang mengalami obesitas 1 dengan jumlah IMT 27,00-29,99 kg/m²

sebanyak 17 responden (42,5%), responden dengan percaya diri sebanyak

7 responden (17,5%), dan sebagian besar responden dengan kurang

percaya diri sebanyak 10 responden (25,0%). Sedangkan yang mengalami

obesitas 2 dengan jumlah IMT 30,00-34,99 kg/m² sebanyak 23 responden (

57,5%), responden dengan percaya diri sebanyak 2 responden (5,0%),


namun sebagian besar responden obesitas 2 dengan kurang percaya diri

sebanyak 21 responden (52,5%).

Berdasarkan hasil analisis uji statistik dengan menggunakan uji Chi

Square Fishers Exact Test dengan nilai ρ value = 0,023 jika dibandingkan

dengan ɑ = 0,05 maka ρ value < α 0,05. Hasil tersebut menunjukkan

bahwa Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam

penelitian ini terdapat hubungan antara obesitas dengan kepercayaan diri

mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang

Makassar.

B. Pembahasan

1. Analisa Univariat

a. Obesitas

Berdasarkan hasil penelitian obesitas menggunakan lembar

observasi menunjukkan bahwa dari 40 responden didapatkan 17

responden (42,5%) memiliki status IMT dengan kategori Obesitas 1

(27,00-29,99 kg/m²), sedangkan 23 reponden (57,5%) memiliki status

IMT dengan kategori Obesitas 2 (30,00-34,99 kg/m²).

Obesitas merupakan suatu kelainan kompleks pengaturan

nafsu makan dan metabolisme energi yang dikendalikan oleh beberapa

faktor biologik spesifik. Obesitas atau kegemukan terjadi pada saat

badan menjadi gemuk (obese) yang disebabkan penumpukan jaringan

adipose secara berlebihan sehingga dapat mengganggu kesehatan.

Obesitas menyebabkan munculnya berbagai macam penyakit bahkan


gangguan pada citra diri, seperti kepercayaan diri dan ketidakpuasan

terhadap diri sendiri. Kurangnya aktivitas fisik dapat mengurangi

pengeluaran energi. Jika energi yang dikeluarkan pada aktivitas fisik

berkurang tanpa diiringi penurunan asupan energi, ketidakseimbangan

energi positif akan terjadi.

b. Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil penelitian kepercayaan diri menggunakan

lembar kuesioner menunjukkan bahwa dari 40 responden didapatkan 9

responden (22,5%) dengan percaya diri. Hal ini dibuktikan dengan

beberapa karakteristik dari responden tersebut yaitu, responden

termasuk dalam rentan umur 17-25 tahun (dewasa). Kemudian 9

responden tersebut berasal dari 2 jurusan di kampus STIKES

Panakkukang Makassar yaitu, 3 responden (6,0%) berasal dari jurusan

S1 Keperawatan dan 6 responden lainnya berasal dari jurusan RMIK.

Responden dengan jenis kelamin perempuan berjumlah 7 responden

(17,5%), sedangkan responden dengan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 2 responden (5,0%). Dari 9 responden (22,5%) ini,

responden dengan kategori obesitas 1 berjumlah 7 responden (17,5%)

dan 2 responden (5,0%) lainnya dengan kategori obesitas 2. Adapun

alasan mengapa responden masih percaya diri dengan berat badan yang

mereka miliki, hal ini dikarenakan responden merasa nyaman dengan

berat badan yang mereka miliki, masih mampu melakukan banyak hal

dengan percaya diri, mampu beradaptasi dengan baik dilingkungannya,


bahkan mampu memberikan gambaran yang positif terhadap diri

mereka sendiri. Sedangkan 31 responden (77,5%) lainnya dengan

kurang percaya diri.

Kepercayaan diri adalah sikap positif seorang individu yang

mampu akan dirinya untuk mengembangkan penilaian positif, baik

dengan diri sendiri maupun lingkungan atau situasi yang dihadapinya.

Kepercayaan diri dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat berasal

dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor yang berasal dari

dalam meliputi konsep diri, harga diri, kepercayaan diri, dan kondisi

fisik. Sedangkan faktor yang berasal dari luar meliputi pendidikan,

pekerjaan, dan lingkungan.

2. Analisa Bivariat

Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kampus Sekolah

Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar, maka

pembahasan ini untuk mengetahui hubungan antara obesitas dengan

kepercayaan diri mahasiswa. Hasil uji yang ditemukan ada 1 cells (25%)

yang mempunyai Excepted Count <5 sehingga pembacaan hasil diambil

uji alternative yaitu uji Fisher’s Exact Test didapatkan nilai Significancy

nilai ρ value = 0,023 < ɑ (0.05). Hal ini dapat disimpulkan bahwa terdapat

hubungan antara Obesitas dengan Kepercayaan Diri pada mahasiswa.

Dari hasil penelitian yang didapatkan di Kampus Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar bahwa dari 40 sampel,


responden yang mengalami obesitas 1 sebanyak 17 responden (42,5%),

responden dengan percaya diri sebanyak 7 responden (17,5%), hal ini

dikarenakan responden merasa nyaman dengan berat badan yang mereka

memiliki, masih mampu melakukan banyak hal dengan percaya diri,

bahkan mampu memberikan gambaran yang positif terhadap diri mereka

sendiri. Hal ini juga dapat disebabkan karena kondisi fisik bukan satu-

satunya faktor yang dapat menentukan tingkat kepervayaan diri seseorang.

Tingkat kepercayaan diri seseorang ditentukan oleh berbagai faktor, baik

faktor internal yang meliputi kondisi fisik, konsep diri, harga diri,dan

pengalaman hidup maupun faktor eksternal seperti pendidikan, pekerjaan,

dan lingkungan. Menurut Santrock seseorang yang mendapatkan

dukungan sosial dari teman sebaya secara positif maka akan lebih percaya

diri dalam melakukan sesuatu, sehingga peneriaan sosial yang baik juga

dapat berpengaruh dalam menentukan kepercayaan diri seseorang. Dan 10

responden (25,0%) yang mengalami kurang percaya diri memiliki respon

yang berbeda terhadap kondisi berat badan mereka, karena mereka belum

mampu menerima keadaan mereka sendiri. Sedangkan 23 responden

(57,5%) yang mengalami obesitas 2, 2 responden (5,0%) dengan percaya

diri dan 21 responden (52,5%) dengan kurang percaya diri. Pada kategori

obesitas 2 responden dengan kurang percaya diri lebih banyak dari

responden yang percaya diri. Hal ini membuktikan bahwa berat badan

sangat mempengaruhi kepercayaan diri seseorang. Semakin tinggi berat


badan yang dimiliki seseorang maka semakin berkurang pula kepercayaan

dirinya.

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sri

Utami Lestari (2016), tentang hubungan obesitas dengan kepercayaan diri

pada remaja di SMA Negeri 1 Tidore Kepulauan. Penelitian ini

menggunakan metode observasional analitik dengan menggunakan

rancangan cross sectional study. Teknik sampling yaitu sampling jenuh

dengan jumlah sampel sebanyak 35 orang. Analisa data dilakukan dengan

menggunakan uji chi-square (X2), pada tingkat kemaknaan 95% (ɑ =

0,05). Hasil penelitian dari uji statistic yang didapatkan nilai ρ = 0,007 ɑ <

0,05. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu terdapat hubungan antara

obesitas dengan kepercayaan diri pada remaja di SMA Negeri 1 Tidore

Kepulauan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Sasmita Bobihu (2019), tentang hubungan obesitas dengan kepercayaan

diri pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas

Muhammadiyah Gorontalo. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif,

dengan desain penelitian cross sectional study. Populasi dalam penelitian

ini yakni mahasiswa yang mengalami obesitas dengan jumlah sebanyak 37

responden. Penentuan sampel menggunakna Total Sampling. Metode

pengumpulan data menggunakan kuisoner. Analisis data pada penelitian

ini menggunakan uji Chi-square. Hasil penelitian menunjukan terdapat

hubungan obesitas dengan kepercayaan diri (ρ value =.014). Kesimpulan :


ada pengaruh yang signifikan antara obesitas dengan kepercayaan diri

pada mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan di Universitas

Muhammadiyah Gorontalo.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Firman Wahyuni (2016), tentang hubungan obesitas dengan tingkat

kepercayaan diri pada siswa-siswi SMA Negeri 7 Manado. Penelitian ini

bertujuan untuk melihat hubungan tingkat kepercayaan diri pada siswa

yang mengalami obesitas di SMA Negeri 7 Manado. Jenis penelitian ini

korelasional dengan rancangan potong lintang. Jumlah responden

sebanyak 62 orang diperoleh dengan teknik purposive sampling. Alat ukur

yang dipakai ialah skala kepercayaan diri dengan reliabilitas (α) = 0,0736

berdasarkan ciri kepercayaan diri yaitu: percaya pada kemampuan diri

sendiri, bertindak mandiri dalam mengambil keputusan, dan memiliki rasa

positif terhadap diri sendiri. Hasil penelitian menunjukkan tingkat

kepercayaan diri pada remaja yang obesitas berada pada kategori tinggi

tidak ada, kategori sedang sebanyak 17 orang (27%), sedangkan kategori

rendah sebanyak 45 orang (73%) . Hasil uji korelasi Pearson diperoleh r =

-0,083 dan p = 0,0519. Simpulan: Terdapat hubungan antara obesitas

dengan kepercayaan diri namun tingkat korelasinya lemah dan tidak

signifikan.

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Priharyanti Wulandari (2016) hubungan obesitas dengan kepercayaan diri

pada remaja putri SMA Negeri 13 Semarang. Penelitian ini menggunakan


korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel dalam

penelitian ini adalah seluruh remaja putri yang obesitas di SMA Negeri 13

Semarang sebanyak 85 remaja putri, pengambilan sampel dengan

menggunakan teknik Stratified random sampling. Instrumen yang

digunakan adalah kuesioner menggunakan uji Spearman Rank. Hasil:

Sebagian besar remaja (54 orang) mengalami obesitas derajat I dan

mayoritas remaja tersebut memiliki harga diri positif (79.6%). Jumlah

remaja yang mengalami obesitas derajat II sebanyak 31 orang dan

sebagian besar dari remaja tersebut harga diri negatif (83.9%). Hasil uji

statistik menggunakan uji Rank Spearman diperoleh nilai ρ Value = 0.000

< α = 0,05 (5%). Penelitian ini membuktikan adanya hubungan obesitas

dengan kepercayaan diri pada remaja putri, diharapkan responden

menurunkan berat badan dengan memperbaiki asupan dan olahraga serta

meningkatkan harga diri dan memiliki pandangan yang positif terhadap

apa ypang dimiliki.

Menurut asumsi peneliti menyimpulkan bahwa ada hubungan

antara obesitas dengan kepercayaan diri. Obesitas atau peningkatan berat

badan sering dikaitkan dengan penampilan seseorang. Peningkatan berat

badan hingga pada kategori obesitas 2 dapat memberikan dampak yang

buruk, baik bagi kesehatan fisiologis maupun psikologis. Obesitas

merupakan beban bagi yang bersangkutan karena dapat menghambat

kegiatan jasmani, sosial dan psikologis. Perubahan fisik yang terjadi pada

seseorang khususnya yang mengalami obesitas sangat berpengaruh


terhadap perkembangan psikologis mereka, serta akan membawa dampak

sangat besar pada dirinya. Selain itu akibat bentuk tubuh yang kurang

menarik, sering menimbulkan problem dalam pergaulan dan seseorang

dapat menjadi kurang percaya diri dan yang terburuk adalah keputusasaan.

Kepercayaan diri dapat dipengaruhi oleh peningkatan berat badan.

Seseorang dengan berat badan berlebih atau obesitas rentan mengalami

kurang percaya diri, mereka memiliki gambaran diri negative terhadap diri

mereka sendiri atau dengan kata lain mempunyai kepercayaan diri yang

kurang baik.

Namun ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi

kepercayaan diri penderita dengan obesitas, yaitu faktor internal dan

eksternal. Dimana faktor internal terdiri dari keadaan fisik, konsep diri,

harga diri, dan pengalaman hidup. Kondisi fisik seseorang dapat

mempengaruhi kepercayaan dirinya, salah satunya dengan postur tubuh

yang berlebih atau obesitas. Konsep diri seseorang dapat dilihat dari

bagaimana seseorang tersebut menilai dirinya sendiri. Contohnya pada

keadaan fisiknya, dimana ketika orang tersebut menyadari bentuk

tubuhnya ideal dan merasa puas dengan bentuk tubuhnya maka konsep diri

yang terbentuk pun menjadi positif. Sebaliknya, jika seseorang melihat

bentuk tubuhnya tidak ideal seperti obesitas maka orang tersebut menjadi

sibuk memikirkan kondisi fisiknya, sehingga konsep diri yang terbentuk

menjadi negatif. Sama hal nya dengan harga diri, dimana jika sesorang

dengan obesitas memandang dirinya masih mampu melakukan sesuatu


tanpa hambatan dengan gambaran diri yang positif maka kepercayaan diri

seseorang tersebut baik. Sebaliknya jika seseorang dengan obesitas merasa

kurang mampu melakukan sesuatu dengan gambaran diri yang negatif,

maka kepercayaan diri tersebut kurang baik. Kemudian pengalaman hidup,

dimana pengalaman hidup yang dialami seseorang baik dari dirinya sendiri

maupun dari orang lain sangat mempengaruhi kepercayaan diri pada

individu dengan obesitas.

Sedangkan faktor ekternal terdiri dari pendidikan, pekerjaan, dan

lingkungan. Dimana pendidikan mampu mempengaruhi kepercayaan diri

pada seseorang dengan obesitas karena semakin tinggi tingkat pendidikan

seseorang maka semakin tinggi pula tingkat pengetahuan individu tersebut

tentang obsitas, sehingga individu dapat mengontrol hal-hal yang dapat

menyebabkan kurangnya kepercayaan diri pada individu tersebut seperti

halnya makanan dan aktivitas yang dapat meningkatkan berat badan.

Pekerjaan juga dapat mempengaruhi kepercayaan diri pada penderita

obesitas, dimana seseorang dengan obesitas yang masih merasa nyaman

melakukan pekerjaannya maka kepercayaan dirinya baik, sebaliknya jika

seseorang merasa tidak nyaman dan tidak mampu melakukan

pekerjaannya maka seseorang tersebut kurang percaya diri. Kemudian

faktor lingkungan juga sangat besar pengaruhnya terhadap kepercayaan

diri seseorang dengan obesitas, dimana seseorang dengan obesitas rentan

dibully oleh teman sebaya di lingkungannya, hal ini dapat menyebabkan

seseorang dengan obesitas mengalami kurang percaya diri. Sebaliknya jika


seseorang dengan obesitas didukung penuh oleh keluarga maupun teman

sebaya dilingkungannya, maka seseorang tersebut memiliki kepercayaan

yang baik.

3. Implikasi Keperawatan

Peneliti sebagai seorang perawat atau tenaga medis memiliki

peranan penting dalam menangani kurangnya kepercayaan diri pada

penderita obesitas. Penanganan tepat yang dapat dilakukan untuk tetap

meningkatkan kepercayaan diri yang disebabkan oleh obesitas adalah,

memberikan motivasi agar dapat menjaga ideal tubuh dengan melakukan

beberapa hal penting seperti, memonitoring asupan gizi, menyeimbangkan

aktivitas fisik, dan mengubah pola hidup menjadi lebih sehat.

4. Keterbatasan Penelitian

Penelitian ini telah dilaksanakan sesuai dengan prosedur ilmiah,

namun demikian masih memiliki keterbatasan. Pengumpulan data dalam

penelitian ini menggunakan lembar observasi dan kuesioner, namun data

yang dihasilkan kemungkinan belum dapat mengukur keadaan yang

sebenarnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Kampus Sekolah Tinggi

Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar ada beberapa

keterbatasan penelitian yg didapatkan oleh peneliti yaitu, Pada saat

penelitian terdapat responden yang menolak bahkan tidak ingin ditimbang

berat badannya didepan peneliti, hal ini dikarenakan responden merasa

malu ketika berat badannya diketahui oleh peneliti. Kemudian pada saat
penelitian terdapat responden yang kurang percaya diri ketika peneliti

menanyakan tentang berat dan tinggi badannya. Hal ini dibuktikan dengan

ekspresi malu yang diperlihatkan oleh responden tersebut. Namun pada

saat penelitian terdapat juga responden yang masih percaya diri dengan

berat dan tinggi badannya, dibuktikan dengan responden masih mampu

beradaptasi dengan baik terhadap peneliti maupun terhadap lingkungan

sekitar. Oleh karenanya diharapkan untuk peneliti selanjutnya sebaiknya

memilih ruangan atau tempat uang bisa membuat responden nyaman

sehingga diperoleh data yang lebih akurat bagaimana hubungan obesitas

dengan kepercayaan diri mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar.


BAB VI

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan tentang Hubungan

Obesitas dengan Kepercayaan Diri di Kampus Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar. Maka dapat ditarik kesimpulan sebsgai

berikut:

1. Dari hasil penelitian ini terdapat 2 kategosri obesitas, yaitu obesitas 1 dan

obesitas 2. Dimana mahasiswa yang mengalami obesitas 2 lebih banyak

dibandingkan dengan mahasiswa yang mengalami obesitas 1.

2. Untuk penilaian kepercayaan diri yang dinilai menggunakan kuisioner

didapatkan bahwa mahasiswa dengan obesitas lebih banyak yang

mengalami kurang percaya diri.

3. Terdapat hubungan antara obesitas dengan kepercayaan diri mahasiswa

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Panakkukang Makassar

B. Saran

1. Bagi Institusi

Diharapkan untuk melakukan penyuluhan tentang obesitas hingga

penanganannya pada mahasiswa. Sehingga hasil penelitian ini hendaknya

dapat digunakan sebagai bahan masukan ataupun eveluasi kepada

mahasiswa agar selalu memberikan arahan tentang peningkatan

kepercayaan diri.
2. Bagi Mahasiswa

Diharapkan kepada mahasiswa yang memiliki obesitas agar jangan

merasa malu dengan ukuran tubuh yang dimiliki, selalu menanamkan rasa

percaya diri pada diri sendiri, sehingga berupaya untuk tidak cenderung

merendahkan diri dihadapan orang lain.

3. Bagi Peneliti Lain

Diharapkan bagi peneliti lain dapat melakukan penelitian yang memiliki

masalah yang sama tapi dengan faktor yang lain yang bisa menyebabkan

terjadinya gangguan kepercayaan diri.


DAFTAR PUSTAKA

Proverawati Atikah. (2010). Obesitas dan Gangguan Makan pada Remaja.


Yogyakarta: Nuha Medika.
Soegih, R. & Wiramihardja, K. K. (2010). Obesitas, Permasalahan dan Terapi
Praktis. Jakarta: CV Sagung Seto.
Lahnam-New, S. A., Macdonald, I. A., & Roche, H. M. (2015). Metabolisme Zat
Gizi. Jakarta: EGC..
Par’I, H. M. (2016). Penilaian Status Gizi. Jakarta. ECG
Emma. W. (2010). Tipe dan Klasifikasi Obesitas. Jakarta: Nuha Medika
Fatimah. (2010). Konsep Kepercayaan Diri. Jakarta: Rineka Cipta
Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI, Online). (2016).
https://kbbi.web.id/kepercayaan-diri
Silvianawati. (2013). Faktor-faktor Kepercayaan Diri. Jakarta. Buku Psikologi
ECG
Nursalam. (2017). Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Dahlan M.S. (2019). Statistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan. Jakarta:
Epidemiologi Indonesia.
Sujarweni. (2014). Metodologi Penelitian Keperawatan. Yogyakarta. Gava
Medika
Alvani, R. S, et, all. (2016). Relationsip between Body weight and Self-Esteem: A
Study of Young Men and Women in Iran. Journal of Obesity and
Overweight. Vol. 2. Issue 2.
file:///C:/Users/kuda%20nil/Downloads/2202-Relationship-between-Body-
Weight-and-Self-Esteem.pdf
Habib, F, et, all. (2015). Relationship Between Mass Index, Self-esteem and
Quality of Life among Adolesent Saudi Female. Journal of Biology,
Agriculture and Healthcare. Vol.5, No.10.
file:///C:/Users/kuda%20nil/Downloads/f4507a510458866a6be8109a32ff6
33aa705.pdf
Radwan, H, et, all. (2019). Body Mass Index Perception, Body Image
Dissatisfaction and Their Relations With Weight-Related Behaviors
among University Students. International Journal of Environmental
Research and Public Health. Vol. 16.
file:///C:/Users/kuda%20nil/Downloads/ijerph-16-01541.pdf
Badan Litbangkes. (2019). Survey Rencana Aksi Progtam Penelitian dan
Pengembangan Kesehatan tahun 2015-2019. Jakarta.
https://www.depkes.go.id/resources/download/RAP%20Unit%20Utama%
202015-2019/7.%20Badan%20Litbangkes.pdf
Kemenkes RI. (2018). Data dan Informasi Profil KEsehatan Indonesia tahun
2018. Jakarta.
Riskesdas. (2018). Proporsi Berat Badan Lebih dan Obese pada Dewasa >18
tahun, 2007-2018). Jakarta.
Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Selatan. (2018). Profil Kesehatan Provinsi
Sulawesi Selatan. Makassar.
World Health Organization (WHO). (2016). Prevalence of Obesity Among, ages
18+, tahun 2016. Global Health Observatory.
(http://www.who.int/gho/en/).
Lestari S.U. (2016). Hubungan Obesitas Dengan Kepercayaan Diri Pada Remaja
di SMA Negeri 1 Tidore Kepulauan. ejournal Keperawatan (e-Kp) Volume
4 Nomor 1, Februari 2016.
(http://media.neliti.com>media.pdf)
Bobihu S.(2019). Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Muhamadiyah Gorontalo.
(https://osf.io.download.pdf)
Wahyuni F. (2016). Hubungan Obesitas Dengan Tingkat Kepercayaan Diri Pada
Siswi-siswi SMA Negeri 7 Manado. Jurnal e-Biomedik (eBm), Volume 4,
Nomor 1, Januari-Juni 2016.
(http://media.neliti.com>media.pdf)
Wulandari P. (2016). Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri Remaja Putri
SMA Negeri 13 Semarang. Jurnal Keperawatan Soedirman (The
Soedirman Journal of Nursing), Volume 11, No. 2, Juli 2016.
(http://jks.fikes.unsoed.ac.id.article.pdf )
L
A
M
P
I
R
A
N
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,

Calon Responden

Dengan Hormat,

Saya yang bertanda tangan dibawah ini adalah mahasiswa Program Studi

Ilmu Keperawatan Stikes Panakkukang Makssar, dengan :

Nama : Hijratun

Nim : 1801087

Hendak melaksanakan penelitian dengan judul “Hubungan Obesitas

dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar.

Bahwa penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang merugikan bagi

responden. Kerahasian semua informasi yang diberikan akan dijaga dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian. Jika saudara tidak bersedia menjadi

responden tidak ada ancaman maupun sanksi bagi saudara.

Jika saudara telah menjadi responden dan terjadi hal yang merugikan,

maka saudara boleh mengundurkan diri dan tidak berpartisipasi dalam penelitian.

Saya sebagai peneliti mengucapkan banyak terima kasih atas ketersediaan

saudara menjadi responden dalam penelitian.

Peneliti
SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama :

Alamat :

Dengan ini menyatakan kesediaan saya menjadi responden dalam

penelitian yang dilakukan oleh Hijratun dengan judul “Hubungan Obesitas

dengan Kepercayaan Diri Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

(STIKES) Panakkukang Makassar”. Saya memahami bahwa penelitian ini

tidak akan berakibat negatif terhadap saya, oleh karena itu saya bersedia menjadi

responden dan berperan serta dalam penelitian dengan mengisi kuesioner yang

dibutuhkan oleh peneliti dengan sukarela tanpa ada paksaan pihak manapun.

Demikian surat persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran dan

penuh tanggung jawab.

Makassar, Januari 2020

Responden,

(................................................)
LEMBAR OBSERVASI PENELITIAN

OBESITAS

Berat Badan Tinggi Badan


NO Nama Umur IMT Kategori
(BB) kg (TB) m²
LEMBAR KUISIONER

Judul Penelitian: “Hubungan Obesitas dengan Kepercayaan Diri

Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu (STIKES) Panakkukang

Makassar”.

1. Nama :

2. Umur :

3. Jurusan/semester :

4. Jenis Kelamin :

Dibawah ini disajikan sejumlah pernyataan tentang berbagai hal.


Pernyataan-pernyataan berikut dikumpulkan dari macam-macam pandangan.
Pernyataan-pernyataan ini tidak ada yang betul maupun salah, karena ada orang
yang sifatnya sesuai dengan pernyataan itu dan ada juga yang tidak sesuai. Anda
diharapkan untuk memberikan pendapat atau jawaban yang jujur terhadap semua
pernyataan, usahakan jangan ada yang dilewati. Tunjukkan pendapat anda
terhadap pernyataan-pernyataan itu dengan cara melihat kesesuaian dengan diri
anda sebagai berikut :

Berilah tanda centang (√) SS bila Sangat setuju

Berilah tanda centang (√) S bila Setuju

Berilah tanda centang (√) TS bila Tidak Setuju

Berilah tanda centang (√) STS bila Sangat tidak setuju


Jangan ragu-ragu dalam berpendapat, sesuai dengan keadaan anda yang

sebenarnya. Yang ingin kami ketahui bukan apakah pernyataan tersebut sesuai

dengan keinginan anda, tetapi apakah pernyataan itu sesuai dengan keadaan anda

yang sebenarnya.

NO. Pernyataan SS S TS STS


1 Saya akan khawatir jika berat badan saya
terus bertambah
2 Saya tidak menyukai bentuk perut saya
3 Saya senang dengan bentuk tubuh yang
saya miliki saat ini
4 Memiliki tubuh yang gemuk menurut saya
tidak masalah
5 Dalam waktu sebulan kedepan saya sudah
harus memiliki tubuh yang ideal
6 Saya tidak melakukan diet agar memiliki
badan bagus
7 Teman-teman saya terkadang meledek
saya dengan mengatakan bahwa saya
terlalu gendut
8 Saya tidak akan merubah bentuk tubuh
saya karena saya merasa puas dengan
bentuk tubuh saya
9 Saya merasa malu jika bentuk tubuh saya
lebih gemuk dari teman-teman saya
10 Saya selalu bolak-balik cermin untuk
melihat penampilan saya apakah sudah
bagus atau masih ada yang kurang
11 Saya ingin merubah bentuk tubuh saya
12 Saya selalu berpikir bagaimana cara agar
memiliki bentuk tubuh yang ideal
13 Saya tidak percaya diri dengan badan
gemuk
14 Saya sangat peduli dengan porsi makan
saya
15 Saya khawatir jika makan banyak badan
saya menjadi gemuk
16 Saya memiliki berat badan yang saya
harapkan
17 Saya selalu ingin menimbang berat badan
saya.
18 Bentuk badan saya tidak menarik jika
dibandingkan dengan teman-teman
19 Saya terobsesi ingin mengubah berat
badan seperti yang saya inginkan
20 Tidak mudah bagi saya melakukan
aktivitas olahraga fisik
22 Saya merasa tidak nyaman dengan bentuk
tubuh saya saat ini jika tampil di depan
umum
23 Saya selalu berusaha mengembangkan
gaya hidup sehat dalam keseharian saya
24 Saya selalu berusaha untuk memperbaiki
penampilan saya
25 Saya tidak puas dengan bentuk tangan dan
kaki saya saat ini
26 Saya yakin mampu menyesuaikan diri
dengan lingkungan sosial yang baru
27 Saya merasa memiliki kemampuan untuk
ikut serta dalam setiap kegiatan sosial
yang diadakan di lingkungan tempat
tinggal maupun di kampus saya
28 Saya merasa kesulitan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan
sosial yang baru
29 Saya merasa yakin setiap keputusan yang
saya ambil yang terbaik bagi saya
30 Saya merasa yakin dan percaya diri
dengan penampilan saya sekarang
31 Saya merasa bahwa penampilan adalah
satu-satunya cara untuk mendapatkan
perhatian dari orang lain sehingga saya
ingin merubah penampilan fisik saya
32 Saya merasa mampu bekerja keras untuk
mendapatkan apa yang saya inginkan
33 Saya merasa bahwa saya orang yang tidak
menyenangkan
FREQUENCIES VARIABLES=UMUR JURUSAN JK IMT KD
/ORDER=ANALYSIS.

Frequencies
[DataSet0]

Statistics
UMUR JURUSAN JENIS STATUS IMT KEPERCAY
KELAMIN AAN DIRI
Valid 40 40 40 40 40
N
Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

UMUR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
17-25 TAHUN 38 95.0 95.0 95.0
26-35 TAHUN 1 2.5 2.5 97.5
Valid 36-45 TAHUN 1 2.5 2.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

JURUSAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
RMIK 23 57.5 57.5 57.5
Valid S1 KEP 17 42.5 42.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

JENIS KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
LAKI-LAKI 8 20.0 20.0 20.0
Valid PEREMPUAN 32 80.0 80.0 100.0
Total 40 100.0 100.0

STATUS IMT
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
OBESITAS 1 17 42.5 42.5 42.5
Valid OBESITAS 2 23 57.5 57.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

KEPERCAYAAN DIRI
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
PERCAYA DIRI 9 22.5 22.5 22.5
Valid KURANG PERCAYA DIRI 31 77.5 77.5 100.0
Total 40 100.0 100.0

CROSSTABS
/TABLES=IMT BY KD
/FORMAT=AVALUE TABLES
/STATISTICS=CHISQ
/CELLS=COUNT EXPECTED ROW COLUMN TOTAL
/COUNT ROUND CELL.

Crosstabs
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
STATUS IMT * KEPERCAYAAN 40 100.0% 0 0.0% 40 100.0%
DIRI

STATUS IMT * KEPERCAYAAN DIRI Crosstabulation


KEPERCAYAAN DIRI Total
PERCAYA DIRI KURANG PERCAYA
DIRI
Count 7 10 17
Expected 3.8 13.2 17.0
Count
% within 41.2% 58.8% 100.0%
OBESITAS
STATUS IMT
1
% within 77.8% 32.3% 42.5%
KEPERCAYA
AN DIRI
% of Total 17.5% 25.0% 42.5%
STATUS IMT Count 2 21 23
Expected 5.2 17.8 23.0
Count
% within 8.7% 91.3% 100.0%
OBESITAS STATUS IMT
2 % within 22.2% 67.7% 57.5%
KEPERCAYA
AN DIRI

% of Total 5.0% 52.5% 57.5%


Count 9 31 40
Expected 9.0 31.0 40.0
Count
% within 22.5% 77.5% 100.0%
Total STATUS IMT
% within 100.0% 100.0% 100.0%
KEPERCAYA
AN DIRI
% of Total 22.5% 77.5% 100.0%

Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig.
sided) sided) (1-sided)
a
Pearson Chi-Square 5.914 1 .015
b 4.198 1 .040
Continuity Correction
Likelihood Ratio 6.028 1 .014
Fisher's Exact Test .023 .020
Linear-by-Linear 5.766 1 .016
Association
N of Valid Cases 40
a. 1 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 3.83.
b. Computed only for a 2x2 table

Anda mungkin juga menyukai