0leh :
Disusun Dan Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjan Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan Dan
Kebidanan Universitas Megarezky.
0leh :
NIM : 183145105035
UNIVERSITA MEGAREZKY
MAKASSAR
2022
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Proposal Penelitian dengan judul:
HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA PADA WANITA
PREMENOPAUSE DENGAN TINGGKAT KECEMASAN DALAM
MENGHADAPI MASA MENOPAUSE DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS BANGKALA KOTA MAKASSAR
Disusun dan diajuakan oleh :
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Penguji
(Syaiful, S.Kep.,Ns.,M.Kep)
NIDN : 0911128602
Mengetahui,
Ketua Program Studi
SUDIRMAN EFENDI.S.Kep.,Ns.,M.Kep.
NIDN : 09 151186 03
iii
KATA PENGANTAR
Skripsi ini merupakan upaya dan kerja keras dari penulis untuk mendapatakan
sesuatu yang terbaik, meskipun penulis menyadari bahwa didalamnya masi
banyak terdapat kekeliruan dan kekurangan serta masih jauh dari apa yang
diharapakan.
v
Legayatri Tasyalwi Suat
DAFTAR ISI
HALAMAN PERSETUJUAN..............................................................................ii
KATA PENGANTAR...........................................................................................iii
BIODATA PENULIS............................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN
vi
G. Rencana Analisa Penelitian .....................................................................36
H. Etika Penelitian .......................................................................................37
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. KESIMPULAN .....................................................................................
B. SARAN ..................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Menopause merupakan proses perkembangan yang penting dan normal
dalam kehidupan seorang perempuan yang ditandai dengan penghentian
menstruasi secara permanen akibat hilangnya aktivitas folikel ovarium (Kim,
2014). Sebagian besar orang beranggapan menopause adalah sesuatu yang
menakutkan sehingga berdampak pada gangguan psikologis. Kondisi tersebut
dipengaruhi oleh perubahan gelombang hormon dan kebutuhan untuk beradaptasi
dengan cara-cara baru yang membuat masa menopause menjadi sangat sulit
(Jorge, 2016). Menopause adalah berakhirnya siklus menstruasi secara alami,
yang biasanya terjadi saat wanita memasuki usia 45 hingga 55 tahun. Perubahan
fisiologis akibat menopause kadangkadang mengganggu aktivitas dan
gairah seksual pada sejumlah wanita.Karena perubahan-perubahan tersebut
mengakibatkan kegiatan seksual menjadikurang menyenangkan (Hanifah et
al., 2021).
Pada dasarnya kaum wanita memiliki dua fase dalam kehidupannya yaitu
haid pertama (menarche) dan menstruasi terakhir (menopause). Dua fase ini
memiliki begitu banyak kesamaan proses yang bertahap dan akan dilalui kaum
wanita karena keduanya berkaitan dengan hormone estrogen, selain itu fase ini
juga merupakan suatu ada saat wanita telah memasuki tahapan menopause kadar
esterogen dan progeteron berangsur turun sehingga ikut mempengaruhi hormon
lainnya. Kondisi inilah yang sering mengakibatkan banyak wanita pengalami
sejumlah gejala klinis dan psikologis yang mengganggu aktifitas sehari-hari serta
menimbulkan dampak negatif terhadap kualitas hidup dan rasa percaya diri
(Lusiana, 2014).
20-30 tahun atau sepertiga lama hidupnya, perempuan dalam keadaan menopause.
Banyak dari ibu-ibu yang mengalami menopause menjadi seorang yang mudah
mengalami rasa cemas. Akibat seringnya kekhawatiran yang menghantui dalam
menghadapi situasi yang sebelumnya tidak pernah mereka khawatirkan, hal itu
juga dapat menimbulkan kecemasan. Dampak menopause yang sering terjadi di
masyarakat diantaranya kecemasan, takut, cepat marah, ingatannya menurun, sulit
konsentrasi, gugup, merasa tidak berguna, mudah tersinggung, stress bahkan
depresi (Kulsum, 2017).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang tersebut diatas adapun masalah pada
penelitian ini adalah “Apakah ada Hubungan dukungan keluarga pada wanita
premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota makassar ?.
C. Tujuan Penelitan
1) Tujuan Umum
Tujuan umum dari penelitian ini adalah diketahui hubungan dukungan keluarga
pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa menopause di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar
2) Tujuan Khusus
a. Diketahui dukungan keluarga pada wanita premenopause
b. Diketahui tingkat kecemasan pada wanita premenopause
c. Diketahui hubungan dukungan keluarga pada wanita premenopause
dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa menopause.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
Sebagai suatu wadah untuk menghubungkan ilmu yang dimiliki khususnya
bagi peneliti, untuk menambah wawasan atau pengalaman dan memperluas
cakrawala pengetahuan serta pengembangan diri khususnya dibidang
pendidikan.
2. Manfaat Teoritis
Sebagai informasi bagi peneliti selanjutnya khususnya dalam hubungan
dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan dalam menghadapi masa
menoapuse.
5
7. Manfaat Praktis
a. Bagi IPTEK
Dapat dijadikan dasar untuk mengurangi kemampuan suport sistem
ketidak nyamanan yang berkaitan dengan keluhan masa premenopause
pada wanita
b. Bagi Penelit
Menambah pemahaman dan pengalaman melalui penelitian sebagai sarana
menerapkan ilmu dan teori yang telah diperoleh, terutama tentang
premenopause.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dapat berguna sebagai bahan referensi untuk data dan
pengembangan penelitian selanjutnya terkait premenopuse yaitu
“gambaran dukungan keluarga pada wanita pre menopause dalam
menghadapi masa menopause.
d. Bagi masyarakat
6
pengamatan
pada saat
bersamaan
(sekali
waktu)
antara faktor
resiko
(Hidayat,
2010).
keluarganya.
TINJAUAN PUSTAKA
Fase premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012).
Premenopause merupakan masa terjadinya penurunan estrogen yang
tajam, meningkatnya hormone gonadotropin, gangguan keseimbangan
hormone (menstruasi tidak teratur, menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi),
hanya terdapat rangsangan estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua,
takut tidak menarik, emosi labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan
kardivaskular seperti hot flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering
(Kusuma, 2011).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 –
51 tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
2. Proses premenopause
Menurunnya kadar hormonal estrogen dari ovarium. Masa ini bisa terjadi
selama 2-5 tahun, sebelum menopause (Proverawati, 2010). Fase
premenopause adalah fase antara usia 40 tahun dan dimulainya fase
klimakterik. Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, perdarahan
haid yang memanjang dan jumlah haid yang relatif banyak, kadang-kadang
disertai dengan nyeri haid (Price, 2012). Premenopause merupakan masa
terjadinya penurunan estrogen yang tajam, meningkatnya hormone
gonadotropin, gangguan keseimbangan hormone (menstruasi tidak teratur,
menstruasi anovulatoir (haid tanpa ovulasi), hanya terdapat rangsangan
estrogen, menimbulkan gejala psikologis (takut tua, takut tidak menarik, emosi
10
labil, cepat marah, sering sedih, sulit tidur) dan kardivaskular seperti hot
flushes, sering berdebar, dan kulit terasa kering (Kusuma, 2009).
Premenopause sendiri terjadi ketika perempuan mulai memasuki usia 39 – 51
tahun, namun umur terjadinya premenopause pada masing-masing individu
tidaklah sama (Lauren dkk, 2012).
3. Tanda tanda menopause
Menopause adalah istilah dari bahasa Yunani yang diambil dari kata
menos, yang berarti “bulan” dan pause yang berarti “berhenti”, secara
keseluruhan dapat diartikan sebagai berhentinya siklus datang bulan. Dalam
pengertian sehari-hari, kata menopause lebih merujuk pada proses dari pada
momen khusus dalam siklus menstruasi. Secara medis menopause mengacu pada
satu momen khusus yaitu tanggal menstruasi terakhir (Silalahi, 2016).
Pengertian menopause adalah kejadian biasa yang dihadapi wanita
ketika tahun-tahun kesuburannya menurun, sehingga bagi sebagian wanita
menimbulkan rasa cemas atau risau, namun sebaigan mendatangkan rasa
percaya diri. Menurut WHO menopause adalah berhentinya menstruasi secara
permanen, sebagai akibat hilangnya aktivitas ovarium. Menopause alami
dikenal, bila terjadi amenore selama 12 bulan berturut-turut, tanpa ditemukan
penyebab patofisiologi atau fisiologi. Menopause adalah suatu proses peralihan
dari masa produktif menuju ke masa non produktif secara perlahan, yang
disebabkan kurangnya hormone esterogen maupun progesterone (Suparmi &
Astutik, 2016).
Menopause adalah haid terakhir atau saat terjadinya haid terakhir.
Kebanyakan menita mengalami menopause pada usia 56 samapi 60 tahun
dengan rata-rata mengalami menopause diusia 51 tahun. Menopause bukanlah
peristiwa yang terjadi mendadak. Menopause merupakan proses yang
berlangsung lama. Artinya, meskipun seorang wanita mengalami henti haid
untuk selamanya pada usia 50 tahun, ia mungkin sudah merasa bahwa siklus
haidnya mulai berubah sejak usia 40 tahun. Menopause alami akan dilalui
seorang perempuan secara bertahap selama beberapa tahun. Umumnya
menopause alami terjadi pada usia diakhir 40 tahun atau diawal 50 tahun.
Menopause buatan adalah menopause yang terjadi akibat prosedur medis seperti
pembedahan atau penyinaran.Menopause akibat pembedahan terjadi akibat
histerektomi dan oforektomi bilateral. Pengangkatan ovarium dilakukan sebagai
tindakan preventif terhadap karsinoma ovarium (Kumolontang, Kundre, &
Hamel, 2019).
15
3. Penyebab menopause
2) Uterus (Rahim)
b. Perubahan hormone
sudah aktif, produksi estradiol menjadi meningkat dua belas kali lebih tinggi
dibandingkan ketika masa kanak-kanak. Setelah wanita mendekati masa
menopause produksi estradiol mulai menurun dan pada masa menopause
akan berhenti.
Selain itu, kadar hormon tiroid berpengaruh pada kadar hormone
estrogen dalam tubuh. Wanita yang memiliki kadar hormon tiroid terlalu
banyak maka metabolisme estrogen akan semakin cepat sehingga terjadinya
penurunan estrogen bebas dalam sirkulasi darah. Sebaliknya jika seorang
wanita memiliki kadar hormon tiroid yang rendah, kadar estrogen dalam
darah akan meningkat. Terlalu tinggi atau terlalu rendah kadar hormon
tiroid dapat berpengaruh pada penurunan tingkat ovulasi. Keluhan yang
dapat dialami ketika masa menopause dapat diakibatkan oleh abnormal
produksi hormon tiroid.
Perubahan hormon pada menopause tidak hanya hormon estrogen,
tetapi ada perubahan pada hormon progesteron namun hormon ini tidak
mempengaruhi langsung pada perubahan wanita. Produksi hormone
estrogen yang mengalami penurunan akan mengakibatkan terjadinya
perubahan pada menstruasi menjadi jarang, sedikit, bahkan siklusnya
menjadi terganggu. Produksi hormon estrogen yang menurun akan
mempengaruhi langsung pada kondisi fisik tubuh maupun organ reproduksi
wanita.
c. Perubahan fisik
5) Kerontokan Rambut
Kondisi ini tidak hanya dialami oleh laki-laki karena
pengaruh usia dan stress tetapi juga dapat terjadi pada perempuan
menopause.
6) Pusing
Kondisi ini bisa terjadi dari tekanan darah rendah, fluktuasi
kadar gula darah, dan hipoglikemia yang semuanya merupakan
gejala menopause.
7) Denyut Jantung Tidak Teratur
Kondisi ini terjadi sebelum atau selama masa menopause yang
disebabkan karena penurunan hormon sehingga mempengaruhi
sistem kardiovaskuler.
8) Inkontinensia Urin
Masalah dalam mengontrol kandung kemih bisa terjadi selama
menopause. Kadar hormon estrogen yang rendah menyebabkan
penipisan jaringan kandung kemih dan saluran kemih yang berakibat
22
d. Perubahan emosi
1) Perubahan Mood
Perubahan mood atau yang disebut mood swing merupakan
suatu kondisi yang umum terjadi pada wanita menopause seperti
mudah marah, cemas, tidak sabaran, dan depresi.
2) Munculnya Kecemasan
Kondisi ini dapat terjadi pada wanita menopause.
Kecemasan merupakan respon alamiah terhadap suatu hal yang
akan atau sudah dihadapi seperti khawatir, detak jantung yang
cepat, berkeringat, tremor otot, mual, ketegangan, dan ketakutan
yang tidak beralasan
3) Kehilangan Kesenangan
23
Fase ini ditandai dengan siklus haid yang tidak teratur, dengan
perdarahan haid yang memanjang dan jumlah darah haid yang relatif
banyak serta kadang-kadang disertai nyeri haid.
b. Perimenopause
telur. Ketika akan mendekati masa menopause maka ovulasi akan semakin
jarag terjadi. Hal ini yang menyebabkan menstruasi menjadi tidak teratur dan
tidak menentu sampai pada akhirnya sama sekali berhenti. Sehingga untuk
mengimbanginya maka tubu akan lebih banyak untuk mensekresikan
hormone FSH dan LH agar mampu merangsang produksi ovum atau sel telur
(Guyton, 2011).
Hormon estrogen bertanggung jawab atau juga ikut terlibat dalam
mempertahankan suhu tubuh. Hal ini yang juga banyak menyebabkan banyak
wanita yang mengalami hot flush ketika kadar hormone estrogen dalam tubuh
menurun. Penurunan hormon progesteron selama masa menopause akan
menyebabkan timbulnya rasa gelisah, depresi, mudah tersinggung atau marah,
libido menjadi rendah, dan bertambahnya berat badan (Guyton, 2011).
10. Tanda dan gejala menopause
Gejala ini akan dirasakan dari dadi hingga ke wajah. Selain terasa
panas, biasanya juga disertai dengan ada warna kemerahan pada kulit.
b. Berkeringat di malam hari (night sweat)
Kondisi ini merupakan dari rasa panas pada malam hari, sehingga
seringkali menimbulkan berupa keringat yang banyak.
c. Kekeringan di vagina (dryness vagina)
e. Merokok
k. Stres
Menurut Mulyani (2013) dan Fox-Spencer & Brown (2007) banyak wanita
melewati menopause tanpa perlu nasihat atau pengobatan medis untuk
menghilangkan gejala-gejalanya. Akan tetapi, perubahan kadar hormon,
khususnya hormon estrogen dapat mengakibatkan sejumlah komplikasi di
kemudian hari. Komplikasi yang dapat terjadi pada wanita usia menopause
menurut diantaranya:
a. Osteoporosis
Asam urat merupakan hasil metabolisme tubuh oleh salah satu unsur
protein (zat purin), yang kestabilan kadar dan pembuangan sisanya melalui air
seni diatur oleh ginjal. Penyakit asam urat yang dikenal dengan penyakit gout
terjadi karena penimbunan kristal monosodium urat dalam tubu sehingga
menyebabkan nyeri sendi, benjolan-benjolan pada bagian tubuh tertentu, dan
gangguan pada saluran kemih.
f. kencing manis
Menurut Pinem (2009) secara garis besar, terdapat dua cara penanganan
dalam menghadapi menopause, yaitu terapi hormonal dan terapi non-hormonal.
a. Terapi Hormonal (Terapi Sulih Hormon/TSH)
1) Teknik Relaksasi
Relaksasi seperti meditasi dan yoga merupakan salah satu cara
yang dapat dilakukan untuk mengurangi stres, kekalutan emosi, dan
mengurangi berbagai gangguan fisiologi dalam tubuh. Melakukan
relaksasi sangat menguntungkan terutama bagi wanita yang mengalami
sindrom menopause karena dapat memberikan rasa tenang dan terhindar
dari rasa panik.
2) Menjaga pola makan
Pola makan yang dianjurkan untuk wanita yang mendekati usia
tengah baya diantaranya adalah menghindari makanan berlemak,
mengurangi asupan garam untuk mengurangi kemungkinan tekanan darah
33
e. Sikap
Bila keluarga mempunyai sikap yang positif terhadap wanita pre
menopause maka, akan dapat melakukan pendampingan dengan baik.
f. Umur
Umur merupakan salah satu salah satu hal yang mempengaruhi
pengetahuan. Semakin tinggi umur semakin bertambah pula ilmu atau
pengetahuan seseorang.
g. Pengetahuan
36
c. Bantuan instrumental
Bantuan bentuk ini bertujuan untuk mempermudah seseorang dalam
melakukan aktifitasnya, bekaitan dengan persoalan-persoalan yang hadapinya,
misal dengan menyediakan obat-obatan yang di butuhkan dan lain-lain.
d. Bantuan penilaian
Suatu bentuk penghargaan yang di berikan seseorang kepada pihak lain
berdasarkan kondisi sebenarnya dan penderita. Penilaian ini bisa dalam bentuk
37
positif dan negatif yang nama pengaruhnya sangat berarti bagi seseorang
(Luthfiyaningtyas, 2016).
D. Tinjauan Umum Tentang Kecemasan
1. Pengertian Kecemasan
Kecemasan adalah suatu keadaan aprehensi atau keadaan khawatir
yang mengeluhkan bahwa sesuatu yang buruk akan segera terjadi. Banyak hal
yang harus dicemaskan, misalnya kesehatan, relasi sosial, ujian, karir, kondisi
lingkungan dan sebagaianya. Adalah normal, bahkan adaptif, untuk sedikit
cemas mengenai aspek-aspek hidup tersebut. Kecemasan bermanfaat bila hal
tersebut mendorong untuk melakukan pemeriksaan medis secara reguler atau
memotivasi untuk belajar menjelang ujian. Kecemasan adalah respon yang
tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan bisa menjadi abnormal bila
tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman, atau sepertinya datang
tanpa ada penyebabnya – yaitu bila bukan merupakan respon terhadap
perubahan lingkungan. Pada dasarnya, kecemasan merupakan hal wajar yang
pernah dialami oleh setiap manusia. Kecemasan sudah dianggap sebagai
bagian dari kehidupan sehari-hari. Kecemasan adalah suatu perasaan yang
sifatnya umum, dimana seseorang merasa ketakutan atau kehilangan
kepercayaan diri yang tidak jelas asal maupun wujudnya (Sutardjo A.
Wiramihardja, 2017).
Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb (Fitri Fauziah & Julianti Widuri,
2007:73) kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang
mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai
perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah
dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Kecemasan
adalah reaksi yang dapat dialami siapapun. Namun cemas yang berlebihan,
apalagi yang sudah menjadi gangguan akan menghambat fungsi seseorang
dalam kehidupannya.
Salah satu gejala yang dialami oleh semua orang dalam hidup adalah
kecemasan. Kecemasan adalah ke khawatiran yang tidak jelas dan
menyebar, yang berkaitan dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya.
Keadaan emosi ini tidak memiliki objek yang spesifik kecemasa berbeda
dengan rasa takut, yang merupakan penilaian intelektual terhadap bahaya.
Kecemasan adalah respon emosional terhadap penilaian tersebut (Stuart.
2013).
Cemas adalah emosi dan merupakan pengalam subjektif individual
yang di komunikasikan secara interpersonal, mempunyai kekuatan tersendiri
dan sulit untuk di observasi secara langsung (Nursalam. 2017).
2. Aspek – aspek kecemasan
Aspek-aspek Kecemasan Menurut Nolen-Hoeksema (2004)
terdapat empat aspek kecemasan:
a. Somatic symptoms
Berhubungan dengan bagian tubuh, dengan indikator, yaitu
merinding, tekanan otot, detak jantung meningkat, pernafasan
meningkat, pernafasan mendalam, limpa kecil berkontraksi,
pembuluh darah membesar, liver mengeluarkan karbohidrat, paru-
paru melebar, pupil membesar, mengeluarkan banyak keringat,
adrenalin mengeluarkan cairan, zat kimia perut hanya sedikit, air
liur berkurang, dan kandung kemih berelaksasi.
b. Behavioral symptom
Menghindar dari segala situasi karena ketakutan, dengan
indikator, yaitu melarikan diri, menghindar, menyerang, kaku,
respon terhadap selera berkurang, dan respon antipati meningkat.
c. Emotional symptoms
39
3. Tanda-tanda cemas.
Menurut Stuart dan Stundeen (2003) dalam Priyoto (2015), efek
terhadap respons cemas dapat di ketahui dari hal-hal berikut :
a. Fisiologis
Muncul dalam keadaan mulut kering, tangan dan kaki dingin, diare,
sering kencing, nadi cepat, tensi meningkat, ketegangan otot, sukar
bernapas, berkeringat, pupil mata, anoreksia, kontipasi, sakit kepala,
penglihatan kabur, mual muntah, dan gangguan tidur.
b. Perilaku
Gelisah, tremor, mudah terkejut, bicara cepat, aktivitas gerakan
kurang terkoordinasi atau gerakan tidak menentu seperti gemetar , serta
perasaan tegang yang berlebihan.
c. Kognitif
Tidak mampu memusatkan perhatian atau konsentrasi, persepsi
menyempit atau kreativitas menurun, sering kali memikirkan tentang
malapetaka atau kejadian buruk yang akan terjadi.
4. Jenis-jenis kecemasan
Freund membagi kecemasan menjadi tiga, yaitu :
a. Kecemasan Realitas atau objektif (Reality or Objectiveanxiety)
Suatu kecemasan yang bersumber dari adanya ketakutan terhadap
bahaya yang mengancam didunia nyata. Kecemasan seperti ini misalnya
40
6. Gejala-gejala Kecemasan
Kecemasan juga memiliki karakteristik berupa munculnya perasaan
takut dan kehati-hatian atau kewaspadaan yang tidak jelas dan tidak
menyenangkan. Gejala-gejala kecemasan yang muncul dapat berbeda pada
masing-masing orang (Fitri Fauziah & Julianti Widury, 2007:74)
42
3. Dampak Kecemasan
8. Kerangka Teori
1. Premenopause
2. Menopause
3. Pascamenopause
Masalah
46
1. Kecemasan
ringan Perubahan psikologi yang terjadi
2. Kecemasan saat menopause
sedang 1. Kecemasan
3. Kecemasan 2. Stres yang berkepanjangan
berat/panik 3. Emosional
Faktor yang
mempengaruhi
kecemasan
1. Dukungan
emosional
2. Dukungan
instrumental
3. Dukungan
informatif
4. Dukungan
penilaian
5. Dukungan
Sumber: Mulyani2013
9. Kerangka konsep
Konsep adalah abstrak dari suatu realita agar dapat dikomunikasikan, dan
membentuk suatu teori yang keterkaitan antar variabel (baik variabel yang diteliti
maupun yang tidak diteliti) (Nursalam, 2017).
47
Tingkat
Dukungan keluarga
kecemasan
Keterangan :
: Variabel independen
: Variabel Dependen
46
10.Variabel Penelitian
1. Variabel Independen
2. Variabel Dependen
BAB III
METODE PENILITIAN
A. Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian analitik deskriptif
bertujuan untuk mengetahui dukungan keluarga, tingkat kecemasan dan
hubungan dukungan keluarga terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi
masa manopause di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09 Kota
Makassar. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Cross
Sectional dengan melakukan pengukuran pada saat yang bersamaan.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi merupakan seluruh objek dengan karakteristik tertentu
yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua perempuan
yang berusia 40-49 tahun di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala RW 09
Kota Makassar, yang berjumlah 78 jiwa.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan satuan unit yang kita ambil dari
populasi studi dimana pengambilan data atau pengukuran data (Sri, 2019).
Sampel yang akan diteliti dalam penelitian ini adalah wanita yang akan
memasuki masa menopause yang bertempat tinggal Wilayah kerja
Puskesmas Bangkala RW 09 Kota Makassar.
Penentuan jumlah sampel dapat dilakukan dengan cara
perhitungan statistik yaitu dengan menggunakan Rumus Slovin. Rumus
tersebut digunakan untuk menentukan ukuran sampel dari populasi yang
telah diketahui jumlahnya yaitu sebanyak 78 jiwa Menurut Sugiyono
(2017:81). Untuk tingkat presisi yang ditetapkan dalam penentuan sampel
adalah 5 %.
Rumus Slovin:
𝑛 = 𝑁 / (1+(𝑁 x d2) Dimana:
48
n = ukuran sampel
N = ukuran populasi
d = presisi 5%
Berdasarkan Rumus Slovin, maka besarnya penarikan jumlah
sampel penelitian adalah
N
n=
N . d 2+1
78
n=
78.5 % 2+1
78
=
78.0,0025+ 1
78
1) = =65 jiwa
1,195
3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah
purposive sampling merupakan teknik penentuan sampel berdasarkan
kriteria spsesifik yang telah ditetepkan oleh peneliti. Teknik purposive
sampling adalah salah satu teknik dalam mengambil sampel dengan
tidak berdasarkan random, daerah atau sastra melainkan berdasarkan
atas adanya pertimbangan yang berfokus pada tujuan tertentu
(Muafira,2018).
4. Kriteria Inklusi Dan Eklusif
a. Adapun kriteria inklusi adalah sebagai berikut:
a) Wanita yang berusia 40-49 tahun yang belum
mengalami menopause.
b) Bertempat tinggal di Kelurahan Bangkala
c) Bersedia menjadi responden
b. Adapun kriteria ekslusif Responden
a. Tidak bisa membaca dan menulis
b. Tidak mengikuti proses penelitian sampai selesai
49
C. Definisi Oprasional
Variabel Defenisi Alat Ukur Cara Hasil ukur Skala
Independen Operasional ukur ukur
Dukungan Dukungan Lembaran Kuesione Setiap pernyataan Ordinal
keluarga pada keluarga adalah pernayataa r diberikan penilain
wanita hubungan n ini pernyataan positif.
premenopause keberadaan, mengunak Selalu: 4
kesedihan, an skla Sering : 3
kesiapan keluarga likert Jarang :2
untuk memberi terdiri dari Tidak perna : 1
perhatian, 17 Kriteria pernyataan
menyayangi dan peryataan (negatif 3 dan 6
menolong. Sosial alternatif dukungan
dari House jawaban emosional,
(Smet,1994) 1. Selalu : dukungan
dengan aspek: 2. Sering : penghargaan,1
dukungan 3. Jarang : dukungan
informatif, 4. Tidak instrumental,3
dukungan Perna : dukungan
instrumental,duku informatif 3)
ngan emosional Selalu : 1
dan dukungan Sering : 2
penilain Jarang : 3
Tidak Perna: 4
Uji validitas ini dilakukan dengan analisa bukti yaitu skor yang ada pada
bukti dipandang sebagai nilai x dan skor total dipandang sebagai nilai y.
Selanjutnya dihitung dengan korelaksi produkt moment (Notoatmodjo,2005).
Hasil uji coba kuesioner dukungan keluarga pada wanita menopause sebanyak
30 orang, hasil dari 23 item pernyataan menghasilkan 17 item yang valid 6
52
2 xr xy keterangan :
r 11=
1+r xy
Hasil uji reliabilitas pada kuesioner dukungan keluarga pada wanita dalam
menghadapi menopause adalah sebesar 0,9453. Sedangka hasil uji reliabilitas pada
kuesioner tingkatat kecemasan wanita dalam menghadapi menopause adalah sebesar
0,8020. Hasil uji reliabilitas > 0,7 sehingan kuesioner dinyatakan reliabel.
E. Metode Pengumpulan Data
a. Data Primer
Data primer adalah data yang diperoleh dari responden berdasarkan
kuesioner yang diberikan kepada responden.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pihak lain
badan/intansi yang secara rutin mengumpulkan data. Data sekunder yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu: data jumlah penduduk wanita di
wilayah kerja Puskesmas Bangkala RW 09 dari Pusat Informasi Kantor
Kelurahan Bangkala Kota Makassar
53
Analisis data diartikan pengupayaan data yang ada dan diolah dalam
bentuk statistik untuk menjawab rumusan masalah yang ada dalam
penelitian (Sujarweni, 2014). Analisa data hasil penelitian dilakukan
dengan menggunakan SPSS versi 22.0 salah satu software yang dapat
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan, dan analisis data
secara statistik (Sujarweni, 2014). Sumber data pada penelitian terdiri dari 2
sumber yaitu:
1. Analisis Data
a) Analisa Univariat
b) Analisa Bivariat
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukan bahwa lebih dari separuh responden yang
mengalami sklus haid yang teratur yaitu sebanyak 36 responden (55,4%)
3. Status Responden
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Status Responden Wanita Premenopause Di Wilaya
Kerja Puskesmas Bangkala
STATUS RESPONDEN Frekuensi Prentase
(f) (%)
MENIKAH 62 95,4
JANDA 3 4,6
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
20 9 13,8
21 5 7,7
22 12 18,5
23 9 13,8
24 4 6,2
25 3 4,6
26 3 4,3
27 1 1,5
28 1 1,5
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
Tabel 4.6 Dstribusi Frekuensi Usia Terakhir Kali Melahirkan Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala
59
7. Pekerjaan
Tabel 4.8 Dstribusi Frekuensi Pekerjaan Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
PEKERJAN RESPONDEN Frekuensi Prentase
(f) (%)
BELUM/ TIDAK BEKERJA 2 3,1
IRT 38 58,5
WIRASUASTA 19 29,2
PEGAWAI NEGERI 6 9,2
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui pekerja responden sebagian besar yaitu
Ibu Rumah Tangga (58,5%).
8. Jumlah anak
Tabel 4.9 Dstribusi Frekuensi Jumlah Anak Responden Wanita Premenopause Di
Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
JUMLAH ANAKN Frekuensi Prentase
(f) (%)
1 -2 ANAK 29 44,6
>2 ANAK 36 55,4
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
Berdasarkan tabel 4.9 karakteristik responden menurut jumlah anak paling banyak
yaitu lebih dari 2 (55,4%).
9. Status Tempat Tinggal
Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Status Tempat Tinggal Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
STATUS TEMPAT Frekuensi Prentase
TINGGAL (f) (%)
Bersama Keluarga Inti 38 44,6
Bersama Keluarga besar 21 55,4
Bersama Mertua 6
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
2. Analisis Univariat
a. Dukungan keluarga
Tabel 4.11 Distribusi Frekuensi Dukungan Keluarga Responden Wanita
Premenopause Di Wilaya Kerja Puskesmas Bangkala.
DUKUNGAN Frekuensi Prentase
KELUARGA (f) (%)
CUKUP 54 83,1
KURANG 11 16,9
Total 65 100,0
Sumber : data primer 2022
1. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap 2 variabel, yang diduga
berhubungan, dalam hal ini variabel independen (dukungan keluarga)
dengan variabel dependen (tingkat kecemasan). Adapun hasil Analisi
bivariat dalam penelitian ini dilakukan menggunakan uji Chi Square
dengan tingkat kemknaan p = 0,05 dapat dilihat dalam uraian di bawa ini.
62
Chi-Square Tests Value Df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
Pearson Chi-Square ,054a 1 ,816
Continuity Correction b ,000 1 1,000
Likelihood Ratio ,054 1 ,817
Fisher's Exact Test 1,000 ,552
N of Valid Cases 65
Sumber Data primer,2022
Berdasarkan tabel 4.12. uji statistik dengan menggunakan uji chi – square
di peroleh nilia p-value = 0,000 lebih kecil dari nilai ά = 0,05. Hasil tersebut
memberikan makna bahwa hipotesis 0 di tolak yang berarti bahwa ada hubungan
dukungan keluarga pada wanita premenopause dengan tingkat kecemasan dalam
menghadapi masa menopause.
63
C. PEMBAHASAN
1. Karakteristik Responden.
Dari hasil karakteristik responden pada usia wanita premenopause yang
paling banyak adalah 40 – 45 tahun dengan responden sebanyak 38 atau (58,5%)
dan untuk responden yang berusiah 46 – 49 tahun sebanyak 27 responden atau
(41,5%). Sesuai Dari hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa wanita dengan usia
40-45 tidak berpengaruh terhadap tingkat kecemasan dalam menghadapi menopause. Hal
ini sependapat oleh Mulyani (2016), bahwa premenopause adalah Fase terjadi pada usia
40 tahun dan dimulainya fase klimakterium.
Data karakteristik responden wanita premenopause yang mengalami siklus haid
teratur sebanyak 36 responden (55,4%) dan wanita yang mengalami siklus haid tidak
terartur sebanyak 27 responden (41,5%) hal ini menujukan bahwa wanita yang berusia
40 -45 tidak semua wanita premenopause yang mengalami siklus haid yang tidak teratur
atau mengalami fase klimaterimum. sedangkan menurut Mulyani (2016), bahwa Fase
klimaterium ini timbul ditandai dengan siklus menstruasi menjadi tidak teratur,
perdarahan menstruasi memanjang, jumlah darah menstruasi menjadi lebih banyak, dan
adanya rasa nyeri saat menstruasi. Semakin bertambah usia akan semakin berkembang
pula daya tangkap dan pola pikirnya, sehingga pengetahuan yang diperolehnya semakin
membaik. Pada usia madya, individu akan lebih berperan aktif dalam masyarakat dan
kehidupan sosial serta lebih banyak melakukan persiapan demi suksesnya upaya
menyesuaikan diri menuju usia tua, selain itu orang usia madya akan lebih banyak
menggunakan banyak waktu untuk membaca.
Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Premenopause Menghadapi
Kecemasan Menopause Di wilaya kerja puskesama bangakal RW 09, Responden
terbanyak berdasarkan pekerjaan adalah responden yang bekerjaan sebagai ibu rumah
tangga yaitu sebanyak 38 responden (58,5%).
Hasil penelitian menunjukkan wanita bekerja atau tidak bekerja akan meghadapi
menopause, ibu rumah tangga memiliki kesibukan dengan urusan rumah tangga sehingga
dapat mengalihkan keluhan-keluhan yang dapat dirasakan menjelang menopause.
Menurut Darmojo (2018) menunjukkn bahwa wanita mempunyai aktivitas sosial di luar
rumah akan lebih banyak mendapatkan informasi baik misalnya melalui bersoasialisasi
dan berinteraksi dalam kegiatan berbelanja, posyandu, pengajian, selain dari media cetak
dan eltektronik yang dapat mengurangi kecemasan menghadapi menopause.
64
keluhan, tetapi antara perempuan satu dengan yang lainya. Kecemasan yang
belebihan ini dapat mempengaruhi perubahan pada masa premenopause,
sehinggan perempuan memerlukan dukungan yang baik terkait perubahan fisik
dan psikologi yang akan dihadapi. Dukungan keluarga juga berkaitan dengan
tingkat kecemasan seseorang dimana peran keluarga adalah sesuatu yang
diharapakan secara normaltife dari seseorang dalam situasi tertentu agar dapat
memenuhi harapan –harapan karena kecemasan dapat terjadi jika adanya konfilk
dalam keluarga
Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Arifin,
Kundre dan Rompas (2015) yang menyatakan terdapat hubungan yang signifikan
antara dukungan keluarga dan kecemasan pada ibu hamil di Puskesmas
Budilatama Kecamatan Gadung Kabupaten Buol Propinsi Sulawesi Tengah. Hasil
serupa juga ditemukan oleh Susanti pada tahun 2019, yang menyatakan bahwa
terdapat hubungan dukungan suami dengan kecemasan wanita dalam menghadapi
menopause.
Dukungan keluarga merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
tingkat kecemasan pada wanita premenopause. Salah satu kebutuhan pokok
manusia selain sandang, pangan dan papan adalah kebutuhan psikologis yaitu rasa
dicintai dan disayangi. Maka dibutuhkan dukungan suami berupa rasa kasih
sayang dan rasa diperhatikan sehingga perasaan buruk yang dirasakan akan sedikit
menghilang. Dukungan yang baik dari suami akan dapat menurunkan kecemasan
yang dialami wanita (Susanti, 2017).
Berdasarkan hasil analisis data penelitian, ditemukan nilai keofisien
determinasi (r2 ) sebesar 0.123 yang menunjukkan bahwa dukungan keluarga
memberi sumbangan sebesar 55.4% terhadap tingakat kecemasan pada wanita
premenopause. Smet (1994) menegaskan bahwa individu yang merasa didukung
oleh lingkungan akan merasa segala sesuatu lebih mudah pada waktu mengalami
kejadian-kejadian yang menegangkan. Dukungan sosial dapat mengatasi
psikologis pada masa sulit dan menekan, membantu individu agar tetap waras
serta membantu individu cepat pulih dari sakit.
Sarason dkk. (Aziz & Noviekayati, 2016) mengatakan bahwa pemberian
66
bantuan tingkah laku atau materi melalui hubungan sosial yang akrab atau hanya
disimpulkan dari keberadaan mereka yang membuat seseorang merasa
diperhatikan, bernilai dan dicintai. Dukungan penghargaan adalah salah satu bukti
keluarga atau orang lain menyayangi individu. Wanita menjelang masa
menopause membutuhkan dukungan penghargaan karena akan memasuki dunia
baru yang memiliki banyak tantangan.
Berdasarkan hal tersebut, ada sekitar 87.7% faktor-faktor lain yang
mempengaruhi kecemasan pada wanita premenopause. Menurut Supriani dan
Trisnawati (2019) faktor-faktor yang mempengaruhi kecemasan menghadapi masa
menopause tidak hanya dukungan suami melainkan pengetahuan wanita mengenai
menopause, sikap yang dilakukan atau cara pandang wanita mengenai menopause,
kondisi ekonomi dan gaya hidup wanita juga turut mempengaruhi kecemasan
menjelang masa menopause.
Pada hasil deskripsi data penelitian (tabel 11 dan 12) dapat dilihat bahwa
dukungan dukungan keluarga memiliki kecenderungan kategori pada posisi tinggi
yaitu sebesar 81,1%. Hasil deskripsi data penelitian tingakat kecemasan pada
wanita premenopause memperlihatkan kecenderungan berada pada kategori
rendah yaitu sebesar 33,8%. Hal ini sejalan dengan hipotesis penelitian bahwa
semakin tinggi dukungan keluarga yang dimiliki seorang wanita maka semakin
rendah pula kecemasan yang dirasakan menjelang masa menopause
Menurut Jannah (Putri, Asih & Hidayat, 2017) seorang wanita yang
memasuki masa menopause membutuhkan dukungan dari orang yang dicintai
seperti dukungan dari suami. Dukungan keluarga sangat penting karena
menentukan bahkan dapat menurunkan tingakt kecemasan pada wanita
premenopause. Suami yang tidak banyak menuntut kepada istri untuk tampil
dengan kesempurnaan fisik dan dapat meyakinkan baik dalam perkataan maupun
tindakan dapat membantu menghilangkan kecemasan ketika datang masa
menopause.
Berdasarkan hasil analisis korelasi antara aspek-aspek dukungan keluarga
dan kecemasan dan tingakat kecemasan dalam menghadapi masa menoapsuse,
diperoleh hasil bahwa aspek-aspek dukungan keluarga berupa dukungan
67
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, simpulan yang dapat
diperoleh dari penelitian ini adalah:
1. Hasil penelitian didapatkan dukungan keluarga terbanyak yaitu 54 responden
(83,1%) dengan kategori dukungan keluarga cukup.
2. Hasil penelitian didapatkan tingkat kecemasan terbanyak yaitu 43 responden
(66,2%) dengan kategori tingkat keluarga sedang.
3. Hasil penelitian didapatakan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
dalam mengadapi masa menopause di dapatkan hasil, responden dengan
dukungan keluarga yang cukup sebanyak 35 responden atau (55,4%) dan
responden dengan tingakat kecemasan sebanyak 20 responden atau(13,8%)
dari hasil Uji Chi- Square diperoleh nilai P – 0,000 < ά = 0,05. Dengan
demikian Ha diterima dan Ho ditolak, hal ini berarti ada hubungan antara
dukungan keluarga denga tingka kecemasan dalam menghadapi masa
menopause.
Hasil penelitian memberikan pula keterangan yang menjelaskan bahwa,
ada hubungan positif yang sangat signifikan antara jenis dukungan keluarga
dengan tingkat kecemasan menghadapi menopause berdasarkan hasil tersebut,
dapat dijelaskan bahwa hipotesis diterima.
2. Saran
1. Bagi subjek
Hendaknya subjek dapat mengelola kecemasannya dalam menghadapi
menopause. Melalui hasil penelitian ini, maka dapat disarankan bahwa salah
satu upaya dalam mengelola kecemasannya adalah dengan mencari dukungan
keluarga berupa dukungan emosional, atau jika sudah mendapat dukungan
sosial keluarga berupa dukungan emosional, maka subjek hendaknya dapat
memanfaatkan dukungan yang sudah ada dari keluarganya. Upaya dalam
mencari dukunga keluarga sepenuhnya, berkaitan dengan dukungan
70
DAFTAR PUSTAKA
Badan Pusat Statistik. (2018). Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) sebesar 5,34
Persen. https://www.bps.go.id/pressrelease/20%0A18/11/05/1485/agustus-
2017--%0Atingkatpengangguran-terbuka--tpt--%0Asebesar-5-34-
persen.html
Hanifah, I., Hidayati, T., & Yuliana, W. (2021). Pengaruh Penyuluhan Tentang
Menopause Terhadap Kecemasan Seks Masa Menopause Pada Komunitas
Muslimatan. Jurnal Ilmiah Kebidanan (Scientific Journal of Midwifery),
7(2), 91–96. https://doi.org/10.33023/jikeb.v7i2.824
Lampiran 1.
Makassar 2022
Penelitian
(LegayatriTasyalwi Suat)
INFORMED CONSENT
Nama :
Alamat :
Dengan demikian secara sukarela dan tidak ada unsur paksaan dari
siapapun, saya siap berpartisipasi dalam penelitian ini.
Makassar, 2022
Responden
( )
Lampran: 3
KARAKTERISTIK RESPONDEN
1. Nama : ……………………………………………..
2. Usia : …………………………………………….tahun.
3. Usia menarche : ……………………………………. tahun.
4. Status : ( ) Menikah, ( ) Belum Menikah, ( ) Janda
5. Usia ketika menikah : ……………………………… tahun.
6. Usia pertama kali melahirkan : …………………….. tahun.
7. Usia tekahir kali melahirkan : ……………………… tahun.
8. Isi jika ibu menggunakan/pernah menggunakan alat kontrasepsi :
………………………………………… (tuliskan jenis alat kontrasepsinya)
9. Ibu menderita penyakit : ( ) Diabetes, ( ) Hipertensi, ( ) Osteoporosis
10. Pendidikan Terakhir : ( ) SD, ( ) SMP, ( ) SMA, ( ) Akademi/PT
76
a. Dukungan Emosional
b. Dukungan penghargaan
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
perna
1. Dengan perubahan tubuh saya, keluarga kurang
menghargai saya
2. Keluarga menganjurkan saya membaca artikel
melalui media sosial mengenai menopause
3. Keluarga meluangkan waktu untuk berbagai
pendapat mengenai menopause bersama saya
4. Keluarga saya mau menerima keadaan saya apa
adanya
c. Dukungan instrumental
No. Pernyataan Selalu Sering Jarang Tidak
perna
1. Keluarga saya memberikan vitamin untuk menjaga
kesehatan tubuh menjelang menopause
2. Ketika saya kelelahan dalam mengerjakan pekerjaan
maka keluarga membantu menyelesaikan
3. Keluarga saya tidak memberikan saran yang terbaik
78
No Pernyataan Ya Tidak
1 Saya merasakan banyak keringat berlebih walaupun tidak
beraktivitas
2 Rasa panas pada wajah saya akhir-akhir ini berpengaruh banyak
pada penampilan saya
3 Saya sering mudah kelelahan belakangan ini
4 Saya sering terganggu oleh rasa pusing
79
Ny.N 45 6 18 9 teratur 1
Ny.M 47 8 16 7 teratur 1
Ny.A 40 1 16 7 teratur 1
Ny.S 45 6 17 8 teratur 1
Ny.R 48 9 17 8 teratur 1
Ny.B 40 1 18 9 teratur 1
Ny.F 47 8 17 8 teratur 1
Ny.Y 46 7 16 7 teratur 1
Usia Usia
Status kode status K.M Usia P.K.M T.K.M Kontrasepsi
janda 3 19 20 31 Tidak pernah
menikah 1 23 25 38 Tidak pernah
menikah 1 22 23 36 Suntikan
menikah 1 24 32 32 Tidak pernah
menikah 1 21 22 36 Suntikan
Menikah 1 28 30 31 Spiral
Janda 3 25 27 39 Tidak pernah
Menikah 1 24 25 34 Pil KB
INSIAL RESPODEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid A 3 4,6 4,6 4,6
C 1 1,5 1,5 6,2
D 5 7,7 7,7 13,8
E 2 3,1 3,1 16,9
F 3 4,6 4,6 21,5
G 1 1,5 1,5 23,1
H 2 3,1 3,1 26,2
HM 1 1,5 1,5 27,7
HS 1 1,5 1,5 29,2
H SS 1 1,5 1,5 30,8
I 2 3,1 3,1 33,8
J 2 3,1 3,1 36,9
L 1 1,5 1,5 38,5
M 4 6,2 6,2 44,6
N 6 9,2 9,2 53,8
NI 1 1,5 1,5 55,4
86
USIA RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
40-45 38 58,5 58,5 58,5
Valid 46-49 27 41,5 41,5 100,0
Total 65 100,0 100,0
SIKLUS HAID
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
TERATUR 36 55,4 55,4 55,4
Valid TIDAK TERATUR 29 44,6 44,6 100,0
Total 65 100,0 100,0
STATUS RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
MENIKAH 62 95,4 95,4 95,4
Valid JANDA 3 4,6 4,6 100,0
Total 65 100,0 100,0
PENDIDIKAN TERAKHIR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
SD 17 26,2 26,2 26,2
SMP 13 20,0 20,0 46,2
Valid SMA 23 35,4 35,4 81,5
AKADEMI/PT 12 18,5 18,5 100,0
Total 65 100,0 100,0
65 100,0 100,0
Total
PEKERJAAN RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
BELUM/TIDAK BEKERJA 2 3,1 3,1 3,1
IRT 38 58,5 58,5 61,5
Valid WIRASUASTA 19 29,2 29,2 90,8
PEGAWAI NEGERI 6 9,2 9,2 100,0
Total 65 100,0 100,0
JUMLAH ANAK
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
1 - 2 ANAK 29 44,6 44,6 44,6
Valid >2 ANAK 36 55,4 55,4 100,0
Total 65 100,0 100,0
keluarga
TINGKAT KECEMASAN
CUKUP 20 35 55
DUKUNGAN KELUARGA
KURANG 2 8 10
Total 22 43 65
Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2- Exact Sig. (2- Exact Sig. (1-
sided) sided) sided)
a. 1 cells (25,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,71.
b. Computed only for a 2x2 table