FILSAFAT ILMU
Oleh : Kelompok 1
S2 ILMU KEBIDANAN
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ANDALAS
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, segala puji penulis panjatkan kepada Allah SWT, atas limpahan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “ Ontology
Ilmu Kebidanan- Midwifery”. Makalah ini disusun untuk memenuhi Tugas Kelompok
pada mata kuliah Filsafat Ilmu dan Logika yang diampu oleh Prof. dr. Nur Indrawati
Lipoeto, MSc. PhD. SpGK pada Program Pascasarjana Ilmu Kebidanan Fakultas
Kedokteran Universitas Andalas Padang.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu penulis menerima saran dan kritikan yang sifatnya
membangun. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua, khususnya bagi
Akhir kata hanya kepada Allah penulis memohon agar semua keikhlasan yang
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................i
DAFTAR ISI........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang....................................................................................1
1.2 Tujan....................................................................................................
1.3 Manfaat................................................................................................
3.2 Saran.........................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Filsafat adalah pengetahuan tentang cara berpikir tertentu yang disebut cara berpikir radikal dan universal
yaitu model berpikir mempertanyakan sesuatu sampai tuntas. Filsafat ilmu sebagai salah satu cabang filsafat
merupakan cara berfikir radikal manusia dalam mengembangkan dunia keilmuan yang bermanfaat bagi manusia.
Study ilmu pengetahuan bertujuan untuk memperoleh hakikat jawaban tertentu, menggali dan memperoleh jawaban
tentang apa adanya baik syariat maupun hakikat adanya sesuatu tentang keberadaan sesuatu baik konkret maupun
abstrak tentang apa itu bahasa dan sebagainya.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang diimplementasikan dengan bertanya
tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai kegiatan manusia
dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Berdasarkan komponen hakekat ilmu, setiap cabang pengetahuan
dibedakan dari jenis pengetahuan lainnya berdasarkan apa yang diketahui (ontologi),bagaimana pengetahuan
tersebut diperoleh dan disusun (efistemologi) serta nilai mana yang terkait dengan pengetahuan tersebut(aksiologi).
Oleh karena serta itu pengetahuan ilmiah mempunyai landasan ontologi, efistemologi dan aksiologi yang spesifik
bersifat ilmiah. Artinya suatu pengetahuan secara umum dikelompokkan sebagai pengetahuan ilmiah apabila dapat
memenuhi persyaratan ontologi, efistemologi dan aksiologi keilmuan.
Ontologi merepresentasikan pengetahuan dengan mendeskripsikan dengan tepat, formal, dan kaya, konsep-
konsep dalam sebuah bidang beserta relasi-relasinya. Tujuan dari memodelkan pengetahuan dalam bentuk ontologi
adalah untuk mendapatkan pengetahuan umum yang dapat dibagikan dan dimengerti oleh manusia dan mesin. Di
dalam dunia medis, kamus istilah-istilah khusus medis dibangun untuk menyimpan dan mengkomunikasikan
pengetahuan medis serta informasi pasien. Sistem informasi medis harus dapat mengkomunikasikan data medis
yang kompleks dan mendetail secara efisien. Oleh karena itu, ontologi hadir untuk merepresentasikan terminologi
dalam dunia medis. Makalah ini bertujuan untuk memberikan pembahasan akan gambaran pendekatan penerapan
ontologi dalam sistem layanan kesehatan yang berupa model informasi cerdas untuk manajemen pengetahuan
medis, dan ontologi sebagai basis pengetahuan dalam sistem pengayaan pengetahuan, rekomendasi, dan pendukung
keputusan. Hal ini diharapkan mampu mengakselerasi pertumbuhan sistem layanan kesehatan dengan kecerdasan
dan kepakaran serta meningkatkan kemandirian masyarakat dalam penjagaan kesehatan.
Objek material ontology adalah yang ada artinya segala-galanya, yang meliputi yang ada sebagai wujud
konkret maupun abstrak, indrawi maupun tidak indrawi. Objek formal ontology adalah memberikan dasar yang
paling umum tiap masalah yang menyangkut manusia, dunia dan Tuhan. Titik tolak dan dasar ontology adalah reflek
terhadap kenyataan yang paling dekat yaitu manusia sendiri dan dunianya. Dengan demikian ontology dapat
diartikan sebagai suatu usaha intelektual untuk mendeskripsikan sifat-sifat umum dari kenyataan, suatu usaha untuk
memperoleh penjelasan yang benar tentang kenyataan, study tentang sifat pokok kenyataan dalam aspeknya yang
paling umum sejauh hal itu dapat dicapai; teori tentang sifat pokok dan struktur dari kenyataan ( Ali Mudhofir,
1998). Dalam bidang Ontologi ini pantas dipelajari bagi orang yang ingin memahami secara menyeluruh
tentang dunia ini dan berguna bagi studi ilmu-ilmu empiris (misalnya antropologi, sosiologi, ilmu
kedokteran, ilmu budaya, fisika, ilmu Teknik dan sebagainya).
1.2. Rumusan Masalah
1. Apa pengertisn dari Filsafat ?
2. Apa pengertian dari Ontologi ?
3. Bagaimana pengkajian Ontologi dalam Kebidanan ?
1.3. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari Filsafat
2. Untuk mengetahui pengertian dari Ontologi
3. Untuk mengetahui bagaimana pengkajian ontologi dalam kebidanan
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Filsafat
Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal dari bahsa Yunani philopsophia;
philen artinya ‘mencari/mencintai’ dan sophia berarti ‘kebenaran’. Jadi philopsophia berarti
daya upaya pemikiran manusia untuk mencari kebenaran/kebijaksanaan, berfilsafat ialah orang yang
mencintai kebenaran, bukan memiliki kebenaran.
Adanya filsafat dimulai dari adanya rasa ingin tahu manusia, yang diimplementasikan dengan
bertanya tentang hal-hal yang berhubungan dengan keberadaan manusia. Filsafat dapat diartikan sebagai
kegiatan manusia dalam mencari jawaban atas pertanyaan. Aristoteles menyatakan bahwa “semua orang
menurut kodratnya ingin mengerti”. Secara Etimologis, filsafat berarti ‘cinta, kebijaksanaan, kearifan’.
(Rahayu. 2007:27)
Secara umum filsafat didefinisikan sebagai pengetahuan yang sitematis, metodis, dan koheren
menangani seluruh kenyataan dari segi yang paling mendalam, untuk mencari prinsip-prinsip terdalam
dalam realitas (Maran. 1999:77). Metodis itu berarti menggunakan penalaran tertentu; sitematis itu berarti
pengetahuan yang diperoleh merupakan suatu keseluruhan yang terpadu; koheren itu yang berarti setiap
bagian merupakan yang saling berkesesuaian.
Adapun beberapa pengertian pokok tentang filsafat menurut kalangan filosof adalah:
1. Upaya spekulatif untuk menyajikan suatu pandangan sistematik serta lengkap tentang seluruh realitas.
2. Upaya untuk melukiskan hakikat realitas akhir dan dasar secara nyata.
3. Upaya untuk menentukan batas-batas dan jangkauan pengetahuan sumber daya, hakikatnya, keabsahannya,
dan nilainya.
4. Penyelidikan kritis atas pengandaian-pengandaian dan pernyataan-pernyataan yang diajukan oleh berbagai
bidang pengetahuan.
5. Disiplin ilmu yang berupaya untuk membantu Anda melihat apa yang Anda katakan dan untuk menyatakan
apa yang Anda lihat.
2. Pengertian Ontologi
Istilah “Ontologi” berasal dari bahasa Yunani “Onta” atau “Onto” yang berarti sesuatu yang sungguh-
sungguh ada dan adanya itu benar, atau kenyataannya itu yang sesungguhnya. Kemudian “Logos” artinya
kata, ilmu, studi tentang teori. Jadi Ontologi diartikan :
Ilmu yang mempelajari tentang sesuatu yang benr-benar ada dan adanya itu benar
Teori yang membahas tentang kebenaran yang ada atau ciri hakiki (pokok) dari keberadaan
Cabang filsafat yang membahas tentang hakekat ada, yang ada keberadaan atau eksistensi (secara umum).
(Monteiro. 2015:16)
Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi tersebut
membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki pandangan yang bersifat
ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya, kebanyakan orang belum membedakan
antara penampakan dengan kenyataan. Thales terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan
bahwa air merupakan substansi terdalam yang merupakan asal mula segala sesuatu. Namun yang lebih penting
ialah pendiriannya bahwa mungkin sekali segala sesuatu itu berasal dari satu substansi belaka (sehingga sesuatu
itu tidak bisa dianggap ada berdiri sendiri).
Hakekat kenyataan atau realitas memang bisa didekati ontologi dengan dua macam sudut pandang :
1. Kuantitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan itu tunggal atau jamak.
2. Kualitatif, yaitu dengan mempertanyakan apakah kenyataan (realitas) tersebut memiliki kualitas tertentu,
seperti misalnya daun yang memiliki warna kehijauan, bunga mawar yang berbau harum.
Secara sederhana ontologi bisa dirumuskan sebagai ilmu yang mempelajari realitas atau kenyataan konkret
secara kritis. Beberapa aliran dalam bidang ontologi, yakni realisme, naturalisme, empirisme. Istilah-istilah
terpenting yang terkait dengan ontologi adalah:
1. yang-ada (being)
2. kenyataan/realitas (reality)
3. eksistensi (existence)
4. esensi (essence)
5. substansi (substance)
6. perubahan (change)
7. tunggal (one)
8. jamak (many)
Ontologi adalah teori dari cabang filsafat yang membahas tentang realitas. Realitas ialah kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada suatu kebenaran. Bedanya realitas dalam ontologi ini melahirkan pertanyaan-
pertanyaan : apakah sesungguhnya hakikat dari realitas yang ada ini; apakah realitas yang ada ini sesuatu
realita materi saja; adakah sesuatu di balik realita itu; apakah realita ini monoisme, dualisme, atau
pluralisme. Menurut Bramel, interprestasi tentang suatu realita itu dapat bervariasi.
Di dalam pendidikan, pandangan ontologi secara praktis, akan menjadi masalah yang utama.
Membimbing kita untuk memahami realita dunia dan membina kesadaran tentang kebenaran yang
berpangkal atas realita itu merupakan stimulus untuk menyelami kebenaran itu. Dengan sendirinya potensi
berpikir kritis kita untuk mengerti kebenaran itu telah dibina. Di sini kewajiban pendidik adalah untuk
membina daya pikir yang tinggi dan kritis.
Secara umum relevansi ontologis bagi ilmu adalah bahwa ontologi dapat dijadikan dasar merumuskan hipotesis-
hipotesis baru untuk memperbaharui asumsi- asumsi dasar yang pernah digunakan. Ontologis juga merupakan
sarana ilmiah menemukan jalan untuk menangani suatu masalah secara ilmiah. Asumsi –asumsi yang selama ini
tidak dipertayakan lagi oleh ilmu, teryata masih masih dipertayakan oleh ontologis sehingga bisa dipertanggung
jawab kebenarannya. Ontologis bersikap kritis dan spekulatif dalam membahas realitas. Ontologis juga relevan
dalam merefleksikan problem pembagunan, pembagunan selama ini terbukti belum mewujudkan masyarakat
adil dan makmur kegagalan ini tidak terlepas dari konsep ontologis yang melandasi konsep pembagunan di
Indonesia.
Dengan demikan dapat disimpulkan bahwa dimensi ontologis merupakan bagian dari ilmu pengetahuan
tentang eksitensi ilmu pengetahuan, dengan demikian dimensi ontologis memberikan dasar yang fundamental
terhadap konsisitensi pengembagan dan penerapan ilmu pengetahuan. landasan ontologis ini membawa
implikasi bagi landasan epistemologis dan aksiologis ilmu. Ketiga landasan ini senantiasa terkait dan saling
mempegaruhi.
4. Ontologi Kebidanan
Setiap pengetahuan mempunyai 3 komponen yang merupakan tiang penyangga tubuh pengetahuan yang
disusun. Komponen tersebut adalah: ontology, epistemology dan aksiologi. Ontology merupakan asas dalam
menetapkan ruang lingkup ujud yang menjadi objek penelaahan (objek ontology atau objek formal pengetahuan)
dan penafsiran tentang hakekatrealitas (metafisika) dari objek ontologis atau objek formal tersebut.
Epistemology merupakan asas mengenai cara bagaimana materi pengetahuan diperoleh dan disusun menjadi
suatu tubuh pengetahuan. Aksiologi merupakan asas dalam menggunakan pengetahuan yang diperoleh
dandisusun dalam tubuh pengetahuan tersebut.Ilmu /science adalah suatu studi / pengetahuan yang sistematik
untuk menerangkan suatu fenomena dengan acuan materi dan fisiknya melaluimetode ilmia (Hutchinson,1994).
Seperti telah dijelaskan tentang arti filsafat sendiri, maka beberapa hal akan dijelaskan tentang filsafat ilmu
kebidanan antara lain: tinjauan keilmuan dimana setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang
merupakan tiang penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun, komponen tersebut adalah salah satunya
pendekatan ontologis
5. Pendekatan Ontologis
Secara ontologi ilmu membatasi lingkup penelaahan keilmuannya hanya berada pada daerah-daerah dalam
jangkauan pengalaman manusia. Objek penelaahan yang berada dalam batas pra pengalaman ( Pencipta
manusia) dan pasca pengalaman (surga dan neraka) diserahkan ilmunya pada pengatahuan lain. Ilmu
merupakan salah satu pengetahuan dari sekian banyak pengetahuan yang mencoba menelaah kehidupan dalam
batas batas ontology tertentu. Penetapan lingkup batas penelaahan keilmuan yang bersifat empiris ini secara
konsisten dengan asas epistemologis keilmuan yang mensyaratkan adanya verifikasi dalam proses penemuan
dan penyusunan pernyataan yang bersifat benar secara ilmiah.
Pendekatan ontologis adalah penafsiran hakekat realitas (metafisika) dari objek ontologis keilmuan.
Penafsiran metafisika keilmuan harus didasarkan kepada karakteristik objek ontologis sebagaimana adanya
dengan deduksi deduksi yang dapat di verifikasikan secara fisik. Ini berarti bahwa secara metafisik ilmu
terbebas dari nilai nilai yang bersifat dogmatig. Suatu pernyataan dapat diterima sebagai premis dalam
argumentasi ilmiah setelah melalui pengkajian / penelitian berdasarkan epistemologiskeilmuan. Metafisika
keilmuan berdasarkan sebagaimana adanya menyebabkan ilmu menolak premis moral yang bersifat seharusnya.
Ilmu atau science adalah suatu studi atau pengetahuan yang sistematik untuk menerangkan suatu fenomena
dengan acuan materi dan fisiknya melalui metoda ilmiah. Ilmu justru merupakan pengetahuan yang dapat
dijadikan alat untuk mewujudkan tujuan – tujuan yang mencerminkan das solen dengan jalan mempelajari das
sein agar dapat menjelaskan, meramalkan serta mengawasi gejala alam.
Secara ontologis dalam pemilihan wujud yang akan dijadikan objek penelaahannya (objek ontologis / objek
formal) ilmu dibimbing oleh kaidah moral yang berazaskan tidak mengubah kodrat manusia, tidak merendahkan
martabat manusia, dan tidak mencampuri masalah kehidupan. (Nurrobikha. 2015:10)
Dari segi keilmuan, kebidanan sebagai profesi yang mandiri memerlukan pengetahuan teoritis yang jelas dan
dirumuskan dengan berpedoman kepada filsafat ilmu, sehingga dapat memenuhi ciri atau karakteristik dan
spesifikasi pengetahuan yang berdimensi dan bersifat ilmiah. Ilmu kebidanan mempunyai beberapa pokok
karakteristik dan spesifikasi baik obyek formal maupun obyek material yang meliputi hal-hal sebagai berikut
:
1. Obyek material Ilmu Kebidanan. Obyek material ilmu kebidanan adalah substansi dari obyek penelaahan
dalam lingkup tertentu. Objek material dalam disiplin keilmuan kebidanan adalah janin, bayi baru lahir, bayi
dan anak dibawah lima tahuan (balita) dan wanita secara utuh (holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-
kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda, dewasa lansia dini dan lansia. Terutama dalam masa reproduksi
pada masa pra konsepsi, masa kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa menyusui dan bayi baru lahir.
2. Obyek formal Ilmu Kebidanan. Obyek formal ilmu kebidanan adalah cara pandang yang berfokus pada
obyek penelaahan dalam batas atau ruang lingkup tertenu. Obyek formal dari disiplin keilmuan kebidanan
adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi yaitu kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa
tuanya termasuk upaya keamanan dan kesejahteraan ibu dan janinnya pada pra konsepsi masa kehamilan,
masa persalinan, masa nifas/masa menyusui, sehingga tercapai kondisi yang Sejahtera pada ibu dan janinnya
dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara bayinya secara optimal.
Dengan demikian kajian ilmu kebidanan dapat dikembangkan berdasarkan konsep dasar tersebut diatas
yaitu tubuh pengetahuan teoritis yang khas, berdimensi dan bersifat ilmiah. Secara umum berdasarkan
fikiran dasar obyek formal dan obyek material dalam mengisi kerangka konseptual ilmu kebidanan, maka
ilmu kebidanan memiliki tubuh pengetahuan kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang dikelompokan
menjadi empat yaitu :
1) Ilmu Dasar yang diantaranya anatomi, psikologi, Mikrobiologi, parasitologi, patofisiologi, fisika,
biokimia
2) Ilmu sosial yang diantaranya, pancasila dan wawasan nusantara, Bahasa indonesia, bahasa inggris,
sosiologi, antropologi, psikologi, administrasi dan kepemimpinan, ilmu komunikasi, humaniora,
Pendidikan
3) Ilmu terapan yang diantaranya, kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, tenik kesehatan
dasar (TKD)/Keperawatan dasar, paradigma sehat, ilmu Gizi, hukum kesehatan, kesehatan
masyarakat, metode riset
4) Ilmu kebidanan. Kebidanan adalah satu bidang ilmu yang mempelajari keilmuan dan seni yang
mempersiapkan kehamilan, menolong persalinan, nifas dan menyusui, masa interval dan pengaturan
kesuburan, klimakterium dan menopause, bayi baru lahir dan balita, fungsi–fungsi reproduksi
manusia serta memberikan bantuan atau dukungan pada perempuan, keluarga dan komunitasnya.
Ilmu kebidanan meliputi :
Dasar-dasar kebidanan (Perkembangan kebidanan, registrasi dan organisasi profesi dan peran
serta fungsi bidan)
Teori dan model konseptual kebidanan
Siklus Kehidupan Wanita
Etika dan Etiket Kebidanan
Pengantar Kebidanan Profesional (Konsep kebidanan, Definisi dan lingkup kebidanan, dan
manajemen kebidanan)
Teknik dan Prosedur Kebidanan
Asuhan Kebidanan dalam kaitan kesehatan reproduksi (berdasarkan siklus kehidupan
manusia dan wanita )
Tingkat dan jenis pelayanan kebidanan
Legislasi Kebidanan
Praktek Klinik Kebidanan
1) Mengakui bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologis dan perkembangan yang
normal serta mengadvokasi tiada intervensi pada kebidanan taanpa komplikasi.
2) Mengakui bahwa menstruasi dan monopause sebagai proses perkembangan
fisiologis
3) Mempromosikan asuhan yang berpusat pada keluarga, memberdayakanwanita sebagai
mitra dalam asuhan kebidanan
4) Memfasilitasi keluarga dan hubungan interpersonal yang sehat
5) Advokasi untuk pilihan pelayanan dnegan penjelasan (informed consent dan informent choise).
Partisipasi dalam membuat keputusan dan hak untuk menentukan sendiri
6) Mempromosikan kesehatan dan pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit
7) Komunikasi, bimbingan konseling yang terampil
8) Mengakui nilai terapeutuk dan kehadiran orang lain
9) Mempromosikan asuhan yang berkesinambungan
10) Pengetahuan mengenai kompetensi dan kemampuan budaya
11) Mengenal nilai dan menghargai jalur yang berbeda kearah pengetahuan dan perkembangan
12) Meningkatkan komunikasi yng efektif dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya
13) Meningkatkan perspektif asuhan kesehatan Masyarakat
14) Memberikan asuhan kepada kelompok rawan
Menurut pendapat para ilmu yang difokuskan pada penjelasan yang nyata (Chin adalah ungkapan
seseorang kepercayaan meskipun pada ahli Filosofi adalah disiplin pencarian dasar-dasar dan
Kramer, 1997). Filosofi tentang nilai, sikap dan waktu yang lain ungkapan tersebut merupakan
kepercayaan kelompok yang lebih sering disebut ideologi (Moya Davis, 1993).
Filosofi Kebidanan
Adalah keyakinan atau pandangan hidup bidan yang digunakan sebagai kerangka pikir dalam
memberikan asuhan kebidanan. Dalam filosofi asuhan kebidanan dijelaskan beberapa keyakinan
yang mewarnai asuhan kebidanan yaitu;
g. Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi
perilaku yang menarik.
h. Menginvestasikan sumber danan dan waktu dalam kerangka yang cukup panjang
3. Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna Pendidikan oleh teman sebaya
dapat merupakan pendekatan efektif untuk melibatkan para remaja. Para pendidik/edukator
remaja yang dilatih untuk membantu teman sebaya mereka dalam hal informasi dan pelayanan
kesehatan reproduksi menerima pelatihan khusus dalam pengambilan keputusan, melakukan
perujukan klien dan memberikan komoditas atau pelayanan. Program-program yang
menggunakan pendidik/edukator teman sebaya didasarkan pada bukti bahwa para remaja
memiliki hubungan baik dengan orang lain yang berusia hampir sama, dengan ketertarikan dan
latarbelakang serupa.
Pelayanan kesehatan reproduksi yang youth friendly (ramah untuk remaja) merupakan salah satu
yang dikembangkan serta dibentuk dengan cara yang akan mengenali bahwa tantangan,
kesulitan dan hambatan yang dihadapi remaja sangat berbeda dengan orang dewasa. Pendekatan
ini mencakup memiliki petugas pelayanan kesehatan yang dilatih dengan baik, termasuk bidan
dan dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhan khusus remaja secara biologis, psikologis dan
kebutuhan kesehatan remaja, memiliki rasa hormat terhadap privasi remaja dan kerahasiaan
remaja sebagai klien, fasilitas yang dapat diakses dan lokasi yang nyaman, pelayanan dengan
harga yang masuk akal dan lingkungan yang aman dan nyaman bagi populasi remaja, termasuk
kelompok remaja pria dan wanita yang sudah menikah. Untuk membuat pelayanan menjadi
ramah dan nyaman, bidan harus mempertimbangkan masukan-masukan para remaja terhadap
komponen-komponen klinik seperti famplet informasi dan gaya ruang tunggu. Pelayanan harus
diberikan di tempat-tempat remaja biasa berkumpul untuk belajar, bersosialisasi dan bekerja dan
kerahasiaan harus dipastikan
5. Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja Remaja memerlukan informasi
yang sesuai dengan usianya mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial
dari kegiatan seksual yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses
pelayanan kesehatan dan kesempatan-kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi. Bidan
sebagai penyedia layanan dapat melakukan hubungan interaktif dengan klien remaja dengan
melakukan komunikasi interpersonal. Media massa hiburan (radio, televisi, musik, video, fil,
buku komik) dapat menjadi cara yang efektif dari segi biaya untuk mengomun ikasikan pesan-
pesan yang dpat mempengaruhi pengetahuan, sikap dan perilaku.
6. Kontrasepsi bagi remaja. Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan
akurat mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan bagaimana
menjangkau petugas pelayanan kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka. Bidan
mempunyai peranan yang sangat besar dalam memberikan informasi tersebut serta konseling
yang sesuai sangat penting untuk membantu remaja menangani atau menyisihkan potensi efek
samping. Konseling harus mengungkapkan aspek pencegahan kehamilan sekaligus perlindungan
terhadap PMS (penyakit menular seksual).
7. HIV dan PMS di kalangan Remaja Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh
dunia setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di
bawah 25 tahun. Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan wanita
yang berusia di bawah 25 tahun, dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa
sampai 60% dari semua infeksi HIV baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun.
Infeksi di kalangan perempuan melebihi infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1. Salah satu
penelitian di Tanzania memperlihatkan bahwa perempuan muda memiliki kemungkinan untuk
terinfeksi HIV lebih dari empat kali dibandingkan pria muda, meskipun para perempuan lebih
tidak berpengalama seksual dan memiliki pasangan seksual yang lebih sedikit dibanding pria
sebayanya
8. Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan Banyak remaja aktif secara seksual
( meskipun bukan pilihan mereka sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak.
Proses persalinan selalu memiliki potensi risiko-risiko kesehtan, tapi risiko persalinan lebih besar
pada perempuan berusia di bawah 17 tahun. Remaja dengan usia ini lebih mudah mengalami
komplikasi dalam persalinan. Perempuan muda seringkali memiliki pengetahuan terbatas atau
kurang percaya diri untuk mengakses pelayanan kesehatan sehingga mengakibatkan pelayanan
prenatal yang terbatas berperan penting terhadap terjadinya komplikasi. Peran bidan dalam asuhan
prenatal sangat dibutuhkan, sehingga menimbulkan kepercayaan diri remaja. Aborsi yang tidak
aman menempati proporsi tinggi dalam kematian ibu di antara para remaja.
9. Pendidikan seks berbasis sekolah. Evaluasi yang dilakukan di antara para kawula muda di negara-
negara berkembang dan negara-negara maju telah memperlihatkan bahwa pendidikan seks
berbasis sekolah dapat membantu menunda hubungan seksual pertama para remaja yang belum
aktif secara seksual. Untuk para remaja yang aktif secara seksual, pendidikan seksual dapat
mendorong pemakaian kontrasepsi dan perlindungan PMS yang benar dan konsisten.
10. Masalah Gender Spesifik. Generasi muda, terutama anak perempuan rentan terhadap kekerasan
seksual, hubungan seksual yang dipaksakan dan hubungan dengan kekuatan yang tidak seimbang.
Beberapa budaya, perilaku pria berisiko ditoleransi dan kadang-kadang didukung. Karena sikap-
sikap gender ini telah terbukti tidak dapat dipisahkan dari dalam banyak upaya kesehatan
reproduksi remaja, program harus secara langsung mengkonfrontasi masalah hubungan gender
yang tidak setara. Program yang meminta para perempuan muda untuk mengambil keputusan dan
tindakan yang merupakan kontradiksi dari peran perempuan yang diterima seperti menolak
melakukan hubungan seksual atau berkeras akan pemakaian kondom. Bidan harus membantu para
perempuan muda tersebut membangun keterampilan dan rasa percaya diri yang diperlukan untuk
membantu mereka membuat keputusan-keputusan.
Lingkup praktik kebidanan asuhan kebidanan meliputi :
h. Peranan legislasi
c) Kurangnya komunikasi
d) Salah prosedur
f) Kurangnya informasi
Selain hal-hal yang dapat menyebabkan ketidakpuasan pasien, adapula kriteria
agar bidan dikatakan professional, yaitu:
a) Mandiri
b) Peningkatan kompetensi
kamar bedah obsgyn, ruang rawat obsgyn dan perinatal. Adapun wujud yang hakiki
dari obyek ilmu kebidanan adalah sebagai berikut :
a. Wanita
b. Reproduksi
Reproduksi adalah suatu fungsi pada manusia yang sangat penting untuk
mempertahankan diri dari kepunahan. Proses reproduksi mulai dari saat
pembuahan, melalui masa kehamilan dan akhirnya mencapai titik kulminasi
berupa persalinan, maka lahirlah insan yang akan menjadi penerus.
c. Keluarga
Keluarga adalah suami, istri disertai anak dari suami istri tersebut dan juga
individu yang mempunyai hubungan kekeluargaan yang tinggal dibawah satu
atap.Keluarga-keluarga yang berada di suatu wilayah atau daerah
membentuk masyarakat.Kumpulan dari masyarakat Indonesia terhimpun
didalam satu kesatuan bangsa Indonesia.Masyarakat terbentuk karena adanya
interaksi antar manusia dan budaya dalam lingkungan yang bersifat dinamis
mempunyai tujuan dan nilai-nilai
yang terorganisasi.
d. Persalinan
Persalinan adalah suatu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila
tidak dikelola dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal. setiap individu
berhak untuk dilahirkan secara sehat, unik itu maka setiap wanita usia subur,
ibu hamil, melahirkan dan bayinya berhak mendapatkan pelayanan yang
berkualitas.
Suhartono Taat Putra. Filsafat Ilmu Kedokteran .2010, Airlangga University Press.