Anda di halaman 1dari 10

ONTOLOGI DALAM ILMU

KEBIDANAN
MIDWEFERI

MATA KULIAH : FILSAFAT ILMU


Dosen Mata Kuliah

Prof. dr. Nur Indrawati Lipoeto, MSc. PhD. SpGK

Rizkiah Novianti: 2320332001


Bintari Tri anggraeni: 2320332002
Rezi Liawati: 2320332003
Yuniarty : 2320332004
 Pengertian Filsafat :
 Kata filsafat berasal dari bahasa Arab falsafah; kata falsafah berasal dari bahsa Yunani
philopsophia; philen artinya ‘mencari/mencintai’ dan sophia berarti
‘kebenaran’. Jadi philopsophia berarti daya upaya pemikiran manusia untuk mencari
kebenaran/kebijaksanaan, berfilsafat ialah orang yang mencintai kebenaran, bukan memiliki
kebenaran.
 Pengertian Ontologi
 Ontologi merupakan salah satu kajian filsafat yang paling kuno dan berasal dari Yunani. Studi
tersebut membahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret. Tokoh Yunani yang memiliki
pandangan yang bersifat ontologis dikenal seperti Thales, Plato, dan Aristoteles . Pada masanya,
kebanyakan orang belum membedakan antara penampakan dengan kenyataan. Thales
terkenal sebagai filsuf yang pernah sampai pada kesimpulan bahwa air merupakan
 Ontologi Kebidanan
 tinjauan keilmuan dimana setiap pengetahuan mempunyai tiga komponen yang merupakan tiang
penyanggah tubuh pengetahuan yang disusun, komponen tersebut adalah salah satunya
pendkatan ontologis :
LANDASAN ONTOLOGI ILMU KEBIDANAN
1. Obyek material Ilmu Kebidanan
adalah substansi dari obyek penelaahan dalam lingkup tertentu. Objek materia dalam disiplin keilmuan
kebidanan adalah janin, bayi baru lahir, bayi dan anak dibawah lima tahuan (balita) dan wanita secara utuh
(holistih) dalam siklus kehidupannya ( kanak-kanak, pra remaja, remaja, dewasa muda dewasa
lansia dini dan lansia. Terutama dalam masa reproduksi pada masa pra konsepsi, masa
kehamilan, masa melahirkan, masa nifas/masa menyusui dan bayi baru lahir.

2. Obyek formal Ilmu Kebidanan

adalah cara pandang yang berfokus pada obyek penelaahan dalam batas atau ruang lingkup tertenu. Obyek
formal dari disiplin keilmuan kebidanan adalah mempertahankan status kesehatan reproduksi yaitu
kesejahteraan wanita sejak lahir sampai masa tuanya termasuk upaya keamanan dan kesejahteraan ibu dan
janinnya pada pra konsepsi masa kehamilan, masa persalinan, masa nifas/masa menyusui, sehingga
tercapai kondisi yang Sejahtera pada ibu dan janinnya dan selanjutnya ibu tersebut dapat memelihara
bayinya secara optimal.
Secara umum berdasarkan fikiran dasar obyek forma dan obyek materia dalam mengisi kerangka konseptual
ilmu kebidanan, maka ilmu kebidanan tubuh pengetahuan kebidanan (Body of midwifery knowledge) yang
dikelompokan menjadi empat yaitu :

1. Ilmu Dasar yang diantaranya anatomi, psikologi, Mikrobiologi, parasitologi, patofisiologi, fisika, biokimia

2. Ilmu sosial yang diantaranya, pancasila dan wawasan nusantara, Bahasa indonesia, bahasa inggris,
sosiologi, antropologi, psikologi, administrasi dan kepemimpinan, ilmu komunikasi, humaniora,
Pendidikan

3. Ilmu terapan yang diantaranya, kedokteran, farmakologi, epidemiologi, statistik, tenik kesehatan dasar
(TKD)/Keperawatan dasar, paradigma sehat, ilmu Gizi, hukum kesehatan, kesehatan masyarakat, metode
riset

4. Ilmu kebidanan
Empat belas konsep pelayanan kebidanan :
1) Mengakui bahwa kehamilan dan persalinan adalah proses fisiologis dan perkembangan yang normal serta mengadvokasi tiada intervensi pada kebidanan
taanpa komplikasi.

2) Mengakui bahwa menstruasi dan monopause sebagai proses perkembangan fisiologis

3) Mempromosikan asuhan yang berpusat pada keluarga, memberdayakanwanita sebagai mitra dalam asuhan kebidanan

4) Memfasilitasi keluarga dan hubungan interpersonal yang sehat

5) Advokasi untuk pilihan pelayanan dnegan penjelasan (informed consent dan informent choise). Partisipasi dalam membuat keputusan dan hak untuk
menentukan sendiri

6) Mempromosikan kesehatan dan pendidikan kesehatan dan pencegahan penyakit

7) Komunikasi, bimbingan konseling yang terampil

8) Mengakui nilai terapeutuk dan kehadiran orang lain

9) Mempromosikan asuhan yang berkesinambungan

10) Pengetahuan mengenai kompetensi dan kemampuan budaya

11) Mengenal nilai dan menghargai jalur yang berbeda kearah pengetahuan dan perkembangan

12) Meningkatkan komunikasi yng efektif dan kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lainnya

13) Meningkatkan perspektif asuhan kesehatan Masyarakat


Fungsi Etika Dan Moralitas Dalam Pelayanan Kebidanan
1) Menjaga otonomi dari setiap individu khususnya Bidan dan Klien

2) Menjaga kita untuk melakukan tindakan kebaikan dan mencegah Tindakan yg merugikan/membahayakan orang lain

3) Menjaga privacy setiap individu

4) Mengatur manusia untuk berbuat adil dan bijaksana sesuai dengan porsinya

5) Dengan etik kita mengatahui apakah suatu tindakan itu dapat diterima dan apa alasannya

6) Mengarahkan pola pikir seseorangdalam bertindak atau dalam menganalisis suatu masalah

7) Menghasilkan tindakan yg benar

8) Mendapatkan informasi tenfang hal yg sebenarnya

9) Memberikan petunjuk terhadap tingkah laku/perilaku manusia antara baik, buruk, benar atau salah sesuai dengan moral yg berlaku pada umumnya

10) Berhubungan dengans pengaturan hal-hal yg bersifat abstrak

11) Memfasilitasi proses pemecahan masalah etik

12) Mengatur hal-hal yang bersifat praktik

13) Mengatur tata cara pergaulan baik di dalam tata tertib masyarakat maupun tata cara di dalam organisasi profesi

14) Mengatur sikap, tindak tanduk orang dalam menjalankan tugas profesinya yg biasa disebut kode etik profesi.
Masalah-Masalah dalam Kesehatan Remaja dan peran bidan

1. Melakukan advokasi untuk memperoleh dukungan masyarakat terhadap kesehatan reproduksi remaja.
2. Komponen-komponen program yang berhasil Program- program kesehatan reproduksi untuk remaja cenderung akan
mencapai keberhasilan maksimal jika program-program tersebut:

a. Secara akurat mengidentifikasi dan memahami kelompok yang akan dilayani.

b. Melibatkan remaja dalam perancangna programnya.

c. Bekerja sama dengan para pemuka masyarakat dan orang tua.

d. Melepaskan hambatan-hambatan kebijakan dan mengubah pra anggapan para pemberi


layanan (provider)

e. Membantu remaja melatih keterampilan interpersonal yang diperlukan untuk menghindari risiko.

f. Menghubungkan informasi dan saran dengan pelayanan

g. Memberikan tokoh panutan (role model) yang membuat perilaku lebih aman menjadi perilaku yang menarik.
Lanjutan…
3. Melibatkan kaum remaja dalam aktivitas yang bermakna Pendidikan oleh teman sebaya dapat
merupakan pendekatan efektif untuk melibatkan para remaja.
4. Pelayanan klinik yang ramah bagi remaja
5. Memberikan informasi dan pelayanan untuk para remaja Remaja memerlukan informasi yang sesuai
dengan usianya mengenai perkembangan fisik dan emosional, risiko-risiko potensial dari kegiatan seksual
yang tidak terlindung, kekerasan substansial, bagaimana mengakses pelayanan kesehatan dan kesempatan-
kesempatan pendidikan, kerja dan rekreasi.
6. Kontrasepsi bagi remaja. Para remaja memiliki hak untuk memperoleh informasi yang jelas dan akurat
mengenai kontrasepsi termasuk pemakain yang benar, efek samping, dan bagaimana menjangkau petugas
pelayanan kesehatan untuk menjawab kekhawatiran mereka.
7. HIV dan PMS di kalangan Remaja Menurut WHO, 333 juta kasus baru PMS terjadi di seluruh dunia
setiap tahun dan setidaknya 111 juta dari kasus ini terjadi pada mereka yang berusia di bawah 25 tahun.
Hampir setengah dari infeksi HIV secara keseluruhan terjadi pada pria dan wanita yang berusia di bawah
25 tahun, dan di banyak negara berkembang data menunjukkan bahwa sampai 60% dari semua infeksi HIV
baru terjadi pada kelompok usia antara 15 samapi 24 tahun. Infeksi di kalangan perempuan melebihi
infeksi di kalangan pria, rasio 2 berbanding 1.
Lanjutan….
8. Kehamilan dini dan kehamilan yang tidak diinginkan Banyak remaja aktif secara seksual
( meskipun bukan pilihan mereka sendiri. Setiap tahun sekitar 15 juta remaja melahirkan anak.
9. Pendidikan seks berbasis sekolah.
10. Masalah Gender Spesifik.
Title Lorem
Ipsum
Sit Dolor Amet

Anda mungkin juga menyukai