Anda di halaman 1dari 7

FILSAFAT ILMU

“KAJIAN FILSAFAT ILMU DALAM ASPEK ONTOLOGIS “


Tugas ini diajukan untuk memenuhi syarat mata kuliah Filsafat Ilmu
Dosen Pengampu: Dr. Runjati, M.Mid

DISUSUN OLEH :
KELOMPOK I- KEBIDANAN A
NOVITA SARI P133742472001
KIRANA AULIA PUTRI P133742472002
EVA ZULI OKTAVIA P133742472003
FITRI ANNISA N.M P133742472004
BILQIS AR-ROHMAN P133742472005
NON RACHMANI Y P133742472006
DIAN PURWOHADI P P133742472007
NUR HILDA OKTAVIANI P133742472008
ELISDA FITRIYANI P133742472009

PROGRAM STUDI MAGISTER TERAPAN KEBIDANAN


PROGRAM PASCASARJANA MAGISTER TERAPAN KESEHATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN
SEMARANG
2021
A. Ontologis Dalam Ilmu Kebidanan
Ilmu filsafat sangat penting terutama di bidang kesehatan yaitu terkait dengan ilmu
kebidanan. Di dalam ilmu filsafat kita akan mengetahui hakikat ilmu dasar yaitu landasan dari
ilmu Ontologis, Epistemologis dan Aksiologis. Dalam Ilmu kesehatan khususnya kebidanan
sangat penting menggunakan ilmu Ontologis karena unsur asasi ilmu filsafat secara ontologis
yaitu mencerdaskan, mensejahterakan dan memartabatkan. Ilmu filsafat secara ontologis yaitu
berfikir secara esensial artinya cara berfikir atau pendekatan masalah yang melihat pada unsur
atau pokok masalah yang penting yang disebut substansi (inti dari masalah). Ilmu Ontologis
juga berfungsi sebagai pijakan atau pegangan sehingga tidak mudah digoyahkan dengan
adanya ilmu tersebut.
Ilmu filsafat secara ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang keberadaan atau
merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat dari segala sesuatu yang ada baik itu
berupa realitas fisik maupun metafisik. Persoalan tentang ontologi menjadi pembahasan yang
utama dalam bidang filsafat, yang membahas tentang realitas. Realitas adalah kenyataan yang
selanjutnya menjurus pada sesuatu kebenaran.
Ontologis adalah ilmu yang mempelajari dan menetapkan suatu jenis ilmu pengetahuan
serta dasar pembentukannya dan menjelaskan tanggungjawab atas pertanyaan-pertanyaan
yang muncul akibat ilmu pengetahuan itu sendiri. Dimensi ontologi ilmu adalah ilmu yang
mempelajari wujud (being) dalam perspektif ilmu. Ontologi ilmu dapat dimaknai sebagai teori
tentang wujud dalam perspektif objek materil ke-ilmuan, konsep-konsep penting yang
diasumsikan oleh ilmu ditelaah secara kritis dalam ontologi ilmu.
Ontologi seringkali berkaitan dengan pertanyaan yang terkonsentrasi tentang apakah
entititas ada atau boleh dikatakan untuk ada dan bagaimana entitas demikian dapat
dikelompokkan, berkaitan dalam jenjang, dan dibagi menurut kesamaan dan perbedaan. Jadi,
ontologi merupakan ”science of being” secara khusus memiliki pemaknaan berbeda dalam
konteks berbeda.
Aspek ontologi yaitu :
a. Metodis; Menggunakan cara ilmiah
b. Sistematis; Saling berkaitan satu sama lain secara teratur dalam suatu keseluruhan
c. Koheren; Unsur-unsurnya tidak boleh mengandung uraian yang bertentangan
d. Rasional; Harus berdasar pada kaidah berfikir yang benar (logis)
e. Komprehensif; Melihat obyek tidak hanya dari satu sisi/sudut pandang, melainkan secara
multidimensional – atau secara keseluruhan (holistik)
f. Radikal; Diuraikan sampai akar persoalannya, atau esensinya
g. Universal; Muatan kebenarannya sampai tingkat umum yang berlaku di mana saja.
Aspek ontologis dalam ilmu kebidanan :
a. Ilmu-ilmu dasar dan penunjang (eksakta dan non eksakta)
b. Konsep Normal dalam Childbirth
c. Konsep perempuan dan interaksinya dengan lingkungan sekelilingnya
d. Seluruh aspek tentang profesi bidan (definisi, filosofi, model praktek, kode etik dll)
e. Area kompetensi (Komunikasi efektif, Aspek etik legal dan keselamatan pasien, Asuhan
kebidanan professional, Manajemen kewirausahaan dan Kepemimpinan, Promosi
kesehatan, Pengembangan diri dan profesionalisme, Peneliti)

B. Evidance Based Practice (EBP)


1. Definisi Evidance Based Practice (EBP)
Evidence based practice (EBP) adalah sebuah proses yang akan membantu tenaga
kesehatan agar mampu uptodate atau cara agar mampu memperoleh informasi terbaru
yang dapat menjadi bahan untuk membuat keputusan klinis yang efektif dan efisien
sehingga dapat memberikan perawatan terbaik kepada pasien (Macnee, 2011). Sedangkan
menurut (Bostwick, 2013) evidence based practice adalah starategi untuk memperolah
pengetahuan dan skill untuk bisa meningkatkan tingkah laku yang positif sehingga bisa
menerapakan EBP didalam praktik. Dari kedua pengertian EBP tersebut dapat dipahami
bahwa evidance based practice merupakan suatu strategi untuk mendapatkan knowledge
atau pengetahuan terbaru berdasarkan evidence atau bukti yang jelas dan relevan untuk
membuat keputusan klinis yang efektif dan meningkatkan skill dalam praktik klinis guna
meningkatkan kualitas kesehatan pasien.
2. Komponen EBP
a. Komponen Internal
Menurut (Melnyk & Fineout-Overholt, 2011) komponen internal EBP meliputi
penilaian klinis, hasil dari proyek peningkatan kualitas pelayanan klinis, hasil dari
pengkajian dan evaluasi pasien, alasan klinis, serta evaluasi dan penggunaan sumber
daya tenaga kesehatan yang diperlukan untuk melakukan penatalaksanaan yang dipilih
sehingga dapat mencapai hasil yang diharapkan.
b. Komponen Eksternal
Bukti eksternal meliputi hasil penelitian, teori-teori yang lahir dari penelitian,
pendapat dari ahli, serta hasil dari diskusi panel para ahli (Melnyk & Fineout-
Overholt, 2011).

3. Manfaat EBP
 Menjadi jembatan antara penelitian dan praktik
 Mengeliminasi penelitian dengan kualitas penelitian yang buruk
 Mencegah terjadinya informasi yang overload terkait hasil- hasil penelitian
 Mengeliminasi budaya “practice which is not evidence based”. (Trinder & Reynolds,
2006)

4. Kekuatan dan Kelemahan EBP


Kekuatan
 Memberikan pelayanan yang terbaik
 Menggunakan sumber daya yang terbaik dan terpercaya

Kelemahan
 Membatasi autonomi professional. (Trinder & Reynolds, 2006)
IDENTITAS JURNAL

Client Care Provider Interaction During Labour And Birth As


Judul Artikel Jurnal Experienced By Women: Respect, Communication, Confidentiality
And Autonomy
Jurnal, Volume &
Plos ONE 16(2): E0246697
Halaman
Tahun 2021
Marit S. G. van der PijlI, Marlies Kasperink , Martine H. Hollander ,
Author
Corine Verhoeven, Elselijn Kingma, Ank de Jonge
Tanggal 10 November 2021
DataBase Elektronik ProQuest
Indeks Akreditasi
Terindeks Schimago Jr Q1
Jurnal
DOI https://doi.org/10.1371/journal.pone.0246697
Pada jurnal penelitian ini didapatkan sebuah permasalahan mengenai adanya pengalaman
negatif pada saat proses kelahiran di negara Amsterdam, Belanda. Adanya kejadian Post
Traumatik disorder (PTSD) pada masa postpartum. Adanya perlakuan diskriminatif, mencakup
otonomi terhadap klien, martabat dan perasaan, pilihan perempuan terhadap metode saat
persalinan. Permasalahan lainnya adalah cara perempuan diberikan asuhan, adanya penganiayaan
atau diskriminatif rasa warna kulit, terhadap usia yang lebihn muda, dan tingkat pendidikan.
Pandangan etika professional dalam pemberian asuhan ini adalah dengan selalu
memperhatikan hak-hak asuhan bersalin. Baik dari segi aspek komunikasi yang baik, saling
percaya antara klien dan bidan sebagai pemberi asuhan, dan interaksi yang positif. Kesimpulan
dalam jurnal penelitian ini menunjukan bahwa setelah beberapa waktu , negara mereka
memperbaiki kualitas mengenai asuhan pada paska persalinan, terjadi peningkatan dari segi
otonomi dan semakin memperbaiki kualitas interaksi yang positif terhadap penyedia perawatan
klien.
Aspek ontologi dalam filsafat merupakan perwujudan terhadap mencari kebenaran sebab
akibat. Ontologi dalam filsafat ilmu adalah ilmu tentang yang ada, ultimate dari reality yang baik
yang mana dalam hal ini bersifat jasmani maupun rohani, sebagai landasan pengembangan ilmu
dan juga mempunyai ciri-ciri esensial, what (apa), bagaimana (how), dimana (where) dan kapan
(when) ilmu itu bisa ada, tercipta atau terjadi. Sesuai dengan pengertian dari ontologi dalam
filsafat ilmu, perihal apa disini yaitu apa menjadi permasalahan pada ibu pasca persalinan yaitu
adanya kejadian Post Traumatik disorder (PTSD) pada masa postpartum, perlakuan
diskriminatif, mencakup otonomi terhadap klien, martabat dan perasaan, pilihan perempuan
terhadap metode saat persalinan. Sedangkan untuk bagaimana yaitu bagaimana cara peneliti
dalam memberikan solusi atau alternatif dalam masalah ini agar teratasi dan tidak terjadi lagi
pada ibu-ibu postpartum lainnya yaitu dengan memperbaiki kualitas mengenai asuhan pada
paska persalinan, terjadi peningkatan dari segi otonomi dan semakin memperbaiki kualitas
interaksi yang positif terhadap penyedia perawatan klien. Untuk pernyataan dimana, disini
menjelaskan dimana penelitian dalam permasalahan ini terjadi yaitu Amsterdam, Belanda
sehingga para peneliti melakukan penelitian tentang apa yang menjadi dasar dalam permasalahan
ini dan menemukan solusi atau pemecahan masalahnya. Dan untuk pernyataan kapan yaitu saat
ibu-ibu postpartum atau pasca persalinan.
Objek ontologi dalam jurnal penelitian ini adalah adalah manusia yang mana disini ibu
pasca bersalin atau klien yang menerima asuhan kebidanan atau merupakan objek material.
Hakiki hubungan dengan pengetahuan yang sudah ada. Disini didapatkan cara berfikir yang
cermat, mengenai Orisinalitas berfikir: cara berfikir yang harus diubah dalam pemberian kualitas
pelayanan ini adalah salah satu upaya untuk memberikan pelayanan yang optimal terhadap klien.
Sehingga klien akan merasa nyaman dan sehat lebih optimal. Peluang perubahan scara realitas,
dalam jurnal tersebut peluang yang dapat dilakukan adalah dengan mengikuti rekomendasi pada
intrpartum mengenai memperluas fokus mengenai perawatan morbiditas dan mortalitas
mencakup otonomi, dll.
Sudut pandang filsafat dalam ilmu pengetahuan: Objek material dalam jurnal penelitian ini
klien yang diberikan layanan asuhan pada saat persalinan. Seperti klien yang baru melahirkan
dalam kasus ini maka harus diberikan auhan secara optimal baik dari segi aspek kerahasiaan,
rasa hormat, komunikasi, otonomi tidak diskriminatif dan interaksi yang positif. Hal tersebut jika
dihubungkan dengan pengetahuan yang sudah ada, bahwa dalam pemberian asuhan kebidanan
terhadap klien khususnya pada proses kelahiran , seharusnya bidan selaku pemberi asuhan
mampu memberikan asuhan dengan memperhatikan aspek otonomi, kerahasian, saling percaya,
tidak diskriminatif, rasa hormat, komunikasi yang baik dan positif.
Wujud hakiki dari objek penelitian pada jurnal penelitian ini adalah dengan metode
pengaturan studi system asuhan maternitas belanda yang terbagi menjadi asuhan yang dipimpin
bidan primer dan asuhan yang dipimpin oleh dokter kandungan sekunder, dengan desain studi
“Integrated Care System (INCAS)”. Hasil penelitian ini menujukkan bahwa rata-rata Wanita
mendapatkan skor tinggi pada interaksi penyedia layanan klien yang berpengalaman dalam rasa
hormat, kominukasi, kerahasiaan dan otonomi.

Anda mungkin juga menyukai