Anda di halaman 1dari 8

RESUME KULIAH MODUL FILSAFAT

Program Materi Dasar Umum & Materi Dasar Khusus


Program Pendidikan Dokter Spesialis – Spesialis I

Materi : FILSAFAT ILMU KEDOKTERAN & APLIKASINYA DALAM


SPESIALISASI
Narasumber : Prof. Dr. dr. Agus P, DFM, S.H, M.Si, Sp.F(K)
Waktu : Senin, 8 Februari 2021, pkl 07.45 – 09.50 WIB

Nama : dr. Widya Astriyani


Program Studi : Patologi Klinik

………………………………………………(resume kuliah)……………………………………

1. Latar belakang : menjadi spesialis adalah sesuatu kebanggaan karena ilmu yg paling
tinggi adalah ilmu yang bermanfaat. Menjadi seorang dokter spesialis memiliki
kemampuan ilmu yang lebih “sempurna” daripada pendidikan sebelumnya secara
metodelogis. Hal ini searah dengan tantangan yang dihadapi sehari-hari dimana sebagai
dokter spesialis kita dihadapkan pada kondisi-kondisi yang memerlukan aspek holistik
untuk mengambil keputusan.

Dengan mempelajari ilmu filsafat yang merupakan wahana baru (karena saat S1 saya
tidak mendapat pelajaran ini-red) di bidang ilmu pendidikan kedokteran, kita belajar
untuk lebih mampu memandang individu lebih manusiawi sebagai objek yang tidak
hanya terdiri dari raga tapi juga jiwa sebagai satu kesatuan yang tidak dapat dihiraukan
dan perlu dikutsertakan dalam proses penyembuhan bagi pasien.

Dengan filsafat ilmu ini kita akan mendarat kepada filsafat manusia dan menjadi aspek
pengantar dikuliah berikutnya.

2. UU No.20 Tahun 2013 tentang Pendidikan Kedokteran


Masa depan negara terletak pada dokter karena diharapkan dokter pada masa depannya
memiliki kemampuan sebagai: penolong, pimpinan aparatur, investor iptekkes, pendidik
masyarakat, penelitiberbasis pelayanan(translasional), superspesialis dan supergeneralis.

Undang-undang pendidikan kedokteran No.20 Tahun 2013 menempatkan dokter spesialis


dan tenaga medis dalam posisi yang “superstrategis” dimana seperti yang tercantum
dalam Ketentuan Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 tahun 2013 tentang Pendidikan
Kedokteran berisi tentang ketentuan Tujuan Pendidikan Kedokteran, yaitu Pendidikan
Kedokteran bertujuan untuk:

“menghasilkan Dokter dan Dokter Gigi yang berbudi luhur, bermartabat, bermutu,
berkompeten, berbudaya menolong, beretika, berdedikasi tinggi, profesional,
berorientasi pada keselamatan pasien, bertanggung jawab, bermoral, humanistis, sesuai
dengan kebutuhan masyarakat, mampu beradaptasi dengan lingkungan sosial, dan
berjiwa sosial tinggi”
Diharapkan dokter memahami dari awal dan profesi yang mulia.

Berbagai rumpun dan disiplin ilmu kedokteran antara lain :


1. Biomedik
Hanya keilmuan eksak kedokteran saja, merupakan struktur utama ilmu kedokteran,
seringkali menganggap tubuh manusia sebagai objek tubuh. Berbeda dengan bioetika
humaniora yang memiliki paradigma manusia terdiri dari tubuh dan jiwa lalu
diselubungi ilmu pengetahuan, budaya dan etika. Merupakan bagian pokok dalam
Ilmu Kedokteran karena menjadi fondasi ilmu kedokteran klinik, kedokteran
komunitas/kesehatan masyarakat, dan bioetika/humaniora kedokteran. Ilmu biomedik
menjadi tolok ukur keilmuan dalam penyelenggaran pendidikan kedokteran.

2. Kedokteran klinik
 terdapat poin – poin berupa diagnosis, terapi dan prognosis, tetapi pendidikan
prognosis sering dilupakan oleh para klinisi saat sedang mengajar peserta didiknya.
Gunanya prognosis  untuk kepentingan pasien, “dahsyatnya” adalah pasien
dimanusiakan saat diperiksa di fasilitas kesehatan yang akhirnya memunculkan nilai
kepercayaan masyarakat/public trust.
Gunanya diagnosis  untuk kepentingan dokter

Kedokteran klinik  menurut William Osler, merupakan ilmu pengetahuan tentang


ketidakpastian dan seni tentang kemungkinan.
• Dalam kedokteran klinik, dokter berupaya mengurangi ketidakpastian medik
untuk mencapai kebutuhan pasien dimulai dari anamnesa  mencari tahu keluhan
utama dan riwayat penyakit saat ini beserta riwayat penyakit masa lalu, riwayat
penyakit keluarga dan riwayat penyakit masyarakat, hal ini merupakan penentu
kualitas hidup pasien selanjutnya dan disebut fitur kontekstual dan mengumpulkan
data; setelah anamnesa, dilanjutkan dengan pemeriksaan fisik dan laboratorium
(sebagai iptek kedokteran), selanjutnya menghasilkan diagnosis kerja dan diagnosis
banding serta bisa melihat prognosis yang ada (dari diagnosis kerja  diagnosis
banding + prognosis merupakan bagian dari ilmu pengetahuan tentang ketidakpastian
dan seni tentang kemungkinan), dan terakhir dilakukan pemenuhan kebutuhan pasien
dengan memberikan terapi dan rehabilitasi beserta prognosis dan paliatif yang tepat.
• Perlu diingat bahwa kita perlu mengesampingkan yang diinginkan pasien dan
utamakan kepentingan terbaik yang menjadi kebutuhan bagi pasien karena kualitas
hidup adalah kepentingan terbaik bagi pasien. Dan pendapat klinis adalah proses
membuat keputusan baik yang konsisten di tengah ketidakpastian terhadap
pasien/klien.

3. Kedokteran Komunitas
 merupakan asal muasal komunikasi kesehatan antara dokter dan masyarakat.
Dokter belajar kepada masyarakat.

4. Bioetika dan Humaniora


Merupakan letak kemanusian dari rumpun ilmu ketiganya.
Pasien merasa dimanusiakan saat sedang diperiksa dan masuk ke fasilitas kesehatan.
Sebagai penentu utama dalam kategori Prognosis. Metode pembelajaran secara dialog
karena pembelajaran antar sejawat.

Keempat rumpun ilmu tsb merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain.
Kedokteran klinis sebagai pemeran utama yang menentukan modalitas diagnosis, terapi
dan prognosis memerlukan peran ilmu biomedik yang mempelajari dasar ilmu penyakit
lebih dalam. Ilmu biomedik juga memiliki implementasi terhadap kedokteran komunitas
dan humaniora kedokteran.

Diagnosis tidak hanya terbatas pada individu sakit tapi juga terhadap komunitas keluarga
sehat atau beresiko. Ilmu kedokteran komunitas hadir sebagai pelengkap yang manangani
bahwa lingkungan mempengaruhi status kesehatan dan status kesehatan mempengaruhi
lingkungan.

Prognosis yang diberikan klinisi akan lebih apik bila menyertakan bioetika/humaniora
kedokteran. Sayang sekali belum semua klinisi dalam menjalankan praktik
memperhatikan aspek seperti ini.

Ilmu filsafat merupakan upaya manusia memahami segala perwujudan kenyataan/realitas


secara kritis

3. “Kue Filsafat”
Upaya memanusiakan manusia dengan melihat dan mengeksplore otak kita. Filsafat juga
merupakan upaya manusia untuk memahami segala perwujudan kenyataan/realitas secara
kritis, radikal(mendalam, berasal dari kata radiks), sistematis.
Filsafat diingat lagi sebagai pokok untuk mencari kebenaran (atheletia, kalliston theorian)
bukan mencari ketenaran (doxa). Logika dan penalaran disertai dengan perenungan yang
koheren.

Ada 3 hal, yaitu: dunia sekitar, dunia dalam diri dan perbuatan berpikir.

Filsafat dibagi menjadi beberapa cabang “Kue Filsafat” (Modifikasi Susan Langer”)

a. Kelompok Ontologi dan Metafisika :


i. Ontologi
Kata ontologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu ontos  dan logos. Ontos artinya ada dan logos artinya ilmu. Jadi
disimpulkan bahwa ontologi merupakan ilmu yang membahas tentang
keberadaan atau merupakan sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat
dari segala sesuatu yang ada baik itu berupa realitas fisik maupun metafisik.
Sifat ontology adalah khusus : “ada” dan tidak disangsikan lagi.

ii. Metafisika
Metafisika ini juga berasal dari bahasa yunani yaitu meta dan physika yang
memiliki arti di balik realitas atau di balik kenyataan. Sifat metafisika :
abstraksi sampai ke transedensi. Dengan kata lain metafisika adalah
kemampuan abstaksi kita menggambar konsep. Profesi disini lebih tinggi
daripada vokasi.

Ontologi ini di temukan pada abad ke 17, ontologi merupakan aliran filsafat yang


paling kuno dan cabang dari metafisika, ontologi dan metafisika ini disamakan
karena keduanya sama-sama menyelidiki tentang hakikat

b. Kelompok ilmu etika dan estetika (Aksiologi) ,

Aksiologi berasal dari bahasa Yunani yaitu axio dan logos. Axio artinya pantas


atau layak sedangkan logos. Jadi, aksiologi merupakan suatu teori nilai yang
berhubungan dengan kegunaan dari pengetahuan yang telah diperoleh. Aksiologi
sendiri dapat diartikan sebagai sebuah ilmu yang membahas tentang hakikat
manfaat atau kegunaan dari pengetahuan yang sudah ada. meliputi:

i. Etika : merupakan bagian dari aksiologi yg bersifat deskriptif dan


preskriptif untuk hidup baik: disiplin ilmu dan justifikasi. Sifat etika :
Justifikasi memicu bioetika dimana hidup baik = teori bahagia.

ii. Estetika : bagian aksiologi untuk keindahan

c. Kelompok Epistemologi, logika, filsafat ilmu dan metodologi


i. Kata epistemologi berasal dari bahasa Yunani
yaitu episteme  dan logos. Episteme artinya pengetahuan dan logos artinya
teori atau ilmu. Jadi, epistemologi merupakan suatu ilmu yang mengkaji
tentang sumber pengetahuan atau asal mula metode, struktur, dan valid
tidaknya suatu pengetahuan. 

Epistemologi : merupakan asal muasal/sumber, struktur, keabsahan dan


ruang lingkup/batas pengetahuan; ciri dan cara metodologi mencari
kebenaran.

Arti kata Epistemologi adalah teori ilmu pengetahuan terutama


berdasarkan metode, validitas dan area tertentu. Epistemology merupakan
investigasi untuk membedakan antara keyakinan justifikasi dan opini. Ada
3 kondisi utama epistemology: kebenaran, keyakinan dan justifikasi.

Disini akan terkait dengan metodologi mencari kebenaran.


ii. Filsafat Ilmu :salah satu jenis keilmuan dan paradigma; sebuah perspektif
dan pendekatan; memiliki hubungan atau kaitan keilmuan dengan
Metodologi. Metodologi terbagi atas menjadi kualitatif dan kuantitatif.
iii. Logika : merupakan teknik dan kaidah penalaran tepat; ungkapan putusan;
logika muncul dari pertanyaan-pertanyaan penelitian. proposisi (berupa
afirmasi yang berlawanan dengan konteks negasi); secara premis adalah
inferensi. Ciri – cirinya dalam pola yang terstruktur seperti subyek –
predikat – kopula dan induktif – deduktif.

Filsafat ilmu kedokteran adalah semua “kue’ diatas ditambah dengan filsafat manusia.

Fungsi filsafat untuk mengecek seberapa jauh kita untuk berpikir dalam, kapan kita
berpikir generalis. Kapan kita mendiskusikan secara dialog atau menganalisa secara
mendalam.Sehingga dengan belajar filsafat ilmu kita lebih bijak, toleran terhadap
sejawat, lebih empati ke manusia.

4. Paradigma
Sesuatu hal yang bisa dimengerti dan dirasakan melalui indra sensitivitas, tetapi tidak
bisa dijelaskan secara ilmiah konkrit.
Merupakan cantolan(cara) berpikir/ berpendapat tentang kenyataan agar tidak terlalu
luas.Pemikiran dalam dan pemikiran luas akan dipersatukan melalui paradigma.
Medical goals  sudah fragmented dan dipersatukan oleh peraturan patient’s safety

Biomedik memandang paradigma hanya sebagai tubuh, sementara infomedik biocultural


memandang bahwa paradigma sebagai tubuh dan jiwa.

5. Lingkup filosofi kedokteran


Fungsi filsafat adalah sebagai refleksi melalui perenungan dan akhirnya pada nilai untuk
menjadi lebih manusiawi.Khusus untuk kedokteran ada beberapa unsur:
o Provider
o Produk : misalnya penggunaan plasma konvalesen apakah suatu placebo atau
tidak kembali ke EBM.
o Consumer(Pasien) : batas sakit dan batas sehat bukan konsep yg mudah walau
sering ditemui sehari-hari.
o Lingkungan : istilah awam menganai penyakit(masuk angina, keputihan), dicari
adjustmentnya.
Keempatnya berpusat pada metodologi

Ilmu filsafat sejalan dengan pengertian profesi kemampuan berpikir abstrak teoritis dan
sistematik logis untuk kepentingan pelayanan kemanusiaan dan merajut peradaban.

6. Aplikasi Epistemologik
Dokter sebagai trendsetter diantara bidang ilmu lain karena kesempurnaan struktur
pendidikan dan menjadi poros untuk mengaplikasikan ke pasien.
Ilmu kedokteran mempunyai kebenaran-kebenaran, secara sosiologis perilaku akan
menjadi wise dalam membuat keputusan klinis

7. Kedokteran Klinik menurut William Osler


Kedokteran klinik adalah ilmu pengetahuan ttg ketidakpastian dan seni tentang
kemungkinan.Mulai dari anamnesis prognostik, mengkonstruksi menyangkut unuk
kepentingan terbaik pasien.

8. Filsafat ilmu dan lingkup metodologi penelitian


Penelitian menurut filsafat dibagi menjadi :
a. Penelitian prasyarat sebagai medicolegal bersifat justifikasi , objektifitas statis
Menggunakan metode kuantitatif (ilmu kempis) dengan value free-eksplanatorik.
b. Penelitian evaluative sebagai etikolegal bersifat discovery(pemahaman baru dan
evaluative). Gaya inventif, lebih banyak menggunakan metode kualitatif (ilmu
padat) dengan value laden-pemahaman

9. Pilar Ilmu Kedokteran


a. Pilar 1 Ilmu Kedokteran “BENCH”
Tujuannya mencari penemuan dan pemahaman baru untuk menaklukan fenomena
alam/ biomedik invitro
Strategi : explanasi cth: big data, genomik
b. Pilar 2 Ilmu Kedokteran “BEDSIDE”
Tujuan: menyatukan semua penelitian klinis(kedokteran, farmasi, keperawatan
dll) dan temukan keberadaan penyakit dgn mencari penyebab tanda/gejala, efikasi
dan pemanfaatan obat/substansi aktif/formula secara invivo..
Mencari penyembuhan dan kenyamanan. Konsep paliatif, psikosomatis(konsep
badan dan jiwa)
c. Pilar 3 Ilmu Kedokteran “PUBLIC HEALTH”
Tujuan : efikasi +efisiensi program kesmas(ubah perilaku ke sehatan = promotive,
mencegah penyakit dengan menghilangkan resiko(preventif) melalui intervensi
populasisehat sebelum timbul penyakit.
d. Pilar 4 Ilmu Kedokteran “BIOETIKA &HUMANIORA KESEHATAN”
Tujuan : kepentingan manusia untuk mengentaskan derita, menjunjung harkat dan
martabat melalui nilai hakiki insani/HAM. Dengan majunya teknologi tidak
membuat kemanusiaan beradab. Interkolaborasi menjadi suatu yang penting
contoh pada saat kini ilmu penunjang seharusnya sebagai penentu namun belum
terlaksana karena dimonopoli penyakit dalam, paru atau anak.

10. Etiko-Mediko-Legal
Dari sisi hukum, konsensus dan SOP, kevalidan dapat di evaluasi. Dengan linearitas
sempit tidak akan mampu menciptakan masa depan. Bila penelitian hanya berhenti maka
akan di buat oleh non dokter.

11. “Linearitas Tebal”


Kombinasi multi-metodologi internal ilmu / interkolaborasi (biomedik dan teknologi
kesehatan, klinik dan epidemiologi klimik, intervensif, humaniora dan pemberdayaan
masyarakat) yang memiliki potensi mencetak sebagai pemimpin.

Ilmu kedokteran masa depan :”4P” yakni : PRESISI, PREDIKTIF PREVENTIV


&PARTISIPATORIS.

12. “Kesombongan IPA” = positivisme tanpa kritik.


Pada penelitian-penelitian IPA seringkali dianggap hasil di lab pasti akan menentukan
kehidupan sosial, padahal dalam kehidupan social banyak kompleksitas lain yang perlu
dipertimbangkan. Evidence-based medicine seringkali dipandang sebagai yang tertinggi
sehingga tidak mempertimbangkan value based medicine, mengakibatkan ilmuwan
banyak menjadi corong produk-produk obat.

Metodologi kesehatan saat ini masih didominasi biomedik dan linearitas sempit,
contohnya pada komite etik, S3 di FK dan FKG wajib mengusung biomedik, sedangkan
subspesialis kedokterankomunitas tidak laku. Akhirnya banyak aduan atau gugatan
malpraktik.

13. Ekses epistemologik dominan


PARADIGMA  IDEOLOGIS  ALERGI KRITIK  DOMINASI  ABUSE OF
POWER &PRODUK  KEDAULATAN PROFESI  DEPROFESIONALISME
/KEJAHATAN PROFESI

14. Kekuatan kedokteran menurut Paul Riceour (2007)


adalah ketika ada penderitaan, ada penolong yang altruis dan dapat dipercaya (tahap
prudensial), menolong dari kewajiban individual diuniversalkan sebagai perintah
kewajiban (tahap deontologik), hikmah bahwa tiap pasien adalah unik, utuh, jati dirinya
harus dihargai karena memiliki martabat (tahap reflektif)

Pasien harus diperlakukan sebagai manusia, bukan objek, sehingga patient-centered care
sangat diperlukan, sebagai dokter juga harus menghargai dan menerima setiap preferensi
pasien,kebutuhan, dan nilai-nilai yang dianut oleh pasien dalam menentukan keputusan
klinis.

15. Phenomenology of Medicine:


Persepsi pasien: Doctor’s details of life-world:
Finitude dying Empati
Immagination Keunikan
Human Personhood Interpretasi  hermeneutics
Hope Emotive structure of abstract
Embodiement knowledge
Illness Freely profess ability to heal
Emotive structure of abstract
knowledge
16. Ontologi = trustworthiness, kepercayaan dokter dan pasien sangat penting dan
merupakan fondasidari prima facie kaidah dasar bioetika

17. Skema tubuh dan citra tubuh pasien merupakan subyektif yang dirasakan pasien,
misalnya pada pasien post amputasi yang merasa gatal ketika ada nyamuk di prostesisnya
(phantom limb), atau pada pasien dengan angina pektoris yang baru merasa memiliki
jantung, karena pada saat sehat pasien merasa organ-organ tubuhnya tersembunyi
(ecstatic body), atau perempuan yang terperkosa (himennya ruptur) merasa citra diri
keseluruhannya luluh sehingga dapat mengambil tindakan hingga bunuh diri

18. Persepsi dokter dan pasien perlu disamakan. Dokter mempersepsikan IPTEK, sakit, dan
etik berdasarkan paradigma ilmu sedangkan pasien mempersepsikan kebertubuhannya
(skema dan citra tubuh), penyakitnya sesuai dengan kontruksi sosial dan emic sesuai
dengan biocultural dan kearifan lokal yang dianutnya.

Persepsi pasien perlu interpretasi dari dokter, yang melakukan diagnosis melalui
anamnesis
terarah prognosis, terapi klinis dengan memperhatikan sublimasi serta respon
estetis,
mempertimbangkan prognosis klinis dan 4 mu: mudah, murah, mujarab, mutu
Oleh karena berorientasi pada pasien, maka ilmu kedokteran merupakan ilmu yang
tergolong ke dalam ilmu pengetahuan campuran.

19. Humaniora kesehatan merupakan wadah dan cerobong ilmu dari sekumpulan ilmu
kemanusiaan,termasuk di dalamnya sosiologi, antropologi, Bahasa, susastra, seni,
sejarah, ekonomi, hukum, filsafat khususnya etika untuk tujuan/aplikasi di bidang
kesehatan. Pentingnya humaniora kesehatan dalam Pendidikan kedokteran tertuang
dalam UU Pendidikan Kedokteran No. 20 tahun 2013.

20. Berdasarkan Madhu Singh, UNESCO 2002, syarat menjadi pembelajar sepanjang hayat :
a. komunikasi,
b. dapat hidup bersama,
c. berpikir kritis,
d. dapat berubah dan beradaptasi, dan
e. kreativitas.

Setelah menjadi spesialis dan bahkan subspesialis, dokter tidak boleh berhenti belajar.
Harus menjadi bijak, memahami filsafat

21. Bila dokter spesialis memahami 4 pilar ilmu kedokteran dan mempraktikkan
penyeimbangannya
secara arif, diharapkan akan menjadi pemimpin di masa depan.

Anda mungkin juga menyukai