Anda di halaman 1dari 4

KELOMPOK 11

Salsabil Nabila Wigayana Putri (6130017009)


Aulia Adila Akhmad (6130017021)
Widadiyah Sirojiyyah (6130017030)
Risnu Nur mohammad Septiana (6130017039)

FILSAFAT ILMU KEDOKTERAN


Ilmu kedokteran pada dasarnya adalah suatu ilmu karena mengikuti perinsip-perinsip
atau kaidah keilkmuan, baik dari aspek epistemiologi, ontologi dan aksiologi. Demikian juga
halnya penemuan-penemuan dibidang kedokteran modern telah mengikuti kaidah ilmu
pengetahuan. Namun yang paling penting dalam ilmu kedokteran objeknya adalah manusia
dengan berbagai latar belakang dan menderita suatu penyakit. Oleh karena itu sangat penting
terlebih dahulu dibicarakan tentang hakekat manusia baik dari aspek biologis dan metafisika.
Ilmu Kedokteran dari perspektif filsafat, berarti menelaah dari 3 komponen utama filsafat,
yaitu; ontologi, epistemologi dan aksiologi
A. Ontologi Ilmu Kedokteran
Ontologi adalah salah satu bagian penting dalam filsafat yang membahas atau
mempermasalahkan hakikat-hakikat semua yang ada baik abstrak maupun riil. Ontologi disini
membahas semua yang ada secara universal, berusaha mencari inti yang dimuat setiap
kenyataan meliputi semua realitas dalam segala bentuknya. Ontologi kerap disebut juga
metafisika atau filsafat pertama. Dengan kata lain, ontology adalah cabang filsafat yang
mengupas masalah keberadaan. Jika dua kata tersebut digabungkan, maka kata ontolgi
memiliki arti ilmu yang mempelajari hakekat atau wujud atau keberadaan. Suatu pemikiran
ontologi dapat ditemukan dari seorang filosof Yunani bernama Thales. Jadi, ontologi adalah
ilmu tentang yang ada. Studi tersebut mebahas keberadaan sesuatu yang bersifat konkret.
kedokteran adalah kumpulan pengetahuan yang secara sistematik, konsisten & rasional
dengan menggunakan Metode Ilmiah. Dengan demikian, ada 2 hal esensial dalam ontologi
ilmu kedokteran; a. jenis ilmu: eksakta (fenomena alam), non eksata (fenomena sosial), b.
ruang lingkup; manusia sehat & sakit (hakekat manusia), c. humaniora kedokteran, serta d.
upaya penyembuhan.
Kedokteran adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral dari
pelayanan kesehatan yang meliputi aspek bio-psiko-sosio-spiritual yang komprehensif,
ditujkan kepada individu, keluarga atu masyarakat,yang sehat atupun sakit yang menyangkut
siklus hidup manusia.(Lokal kary a kedokteran nasional 1983). Kedokteran dapat di pandang
sebagai suatu profesi karena mempunyai body of knowledge, pendidikan berbasis keahlian
pada jenjang pendidikan tinggi memberikan pelayanan kepada masyarakat melalui praktek
dalam profesi,memiliki perhimpunan, memberlakukan kode etik kedokteran ( aksiologi
kedokteran ), otonomi,dan motivasi bersifat altruistik (sikap tanpa pamrih).
B. Epistemologi Ilmu Kedokteran
Epistemologi adalah cabang filsafat yang membahas tentang pengetahuan, pertanyaan
mendasar dalam wacana filsafat adalah apakah pengetahuan itu? Bagaimana metode
mendapatkannya? Bagaimana membuktikan kebenaran suatu pengetahuan? Epistemologi
mengkaji tentang hakikat dan wilayah pengetahuan. Epistemologi membahas berbagai hal
tentang pengetahuan seperti batasan, sumber pengetahuan, metode memperoleh pengetahuan,
kebenaran suatu pengetahuan berdasarkan bukti ilmiah, serta perkembangan ilmu kedokteran
untuk kesejahteraan manusia.
Jadi, dapat di simpulkan ilmu kedokteran adalah ilmu yang ditujukan untuk merawat
orang sakit atupun sehat namun merawatnya bukan sekedar merawat secara biasa namun ada
ilmunya yang spesifik yang di dapat melalui jenjang pendidikan.
C. Aksiologi Ilmu Kedokteran
Aksiologi adalah cabang filfasat membahas tentang nilai atau teori tentang nilai,
meliputi nilai-nilai yang bersifat normatif dalam pemberian makna terhadap kebenaran dengan
kata lain, aksiologi membahas tentang; etika dan estetika.

FILSAFAT KEDOKTERAN
Merupakan suatu kecintaan untuk mencapai kebenaran serta kebijaksanaan maksimal
dalam bidang kedokteran.
Makna Kesehatan Menurut Filsafat
Pembangunan kesehatan sebagai salah satu upaya pembangunan nasional diarahkan
guna tercapainya kesadaran, kemauan,dan kemampuan untuk hidup sehat bagi setiap penduduk
agar dapat mewujudkan derajat kesehatan yang optimal. Dan kesehatan yang demikian yang
menjadi dambaan setiap orang sepanjang hidupnya. Tetapi datangnya penyakit merupakan hal
yang tidak bisa ditolak meskipun kadang-kadang bisa dicegah atau dihindari. Pada masa lalu,
sebagian besar individu dan masyarakat memandang sehat dan sakit sebagai sesuatu Hitam
atau Putih. Dimana kesehatan merupakan kondisi kebalikan dari penyakit atau kondisi yang
terbebas dari penyakit. Anggapan atau sikap yang sederhana ini tentu dapat diterapkan dengan
mudah, akan tetapi mengabaikan adanya rentang sehat-sakit.
Sebenarnya, dalam filsafat-filsafat kuno, atau perenialisme modern, ruh, pikiran dan
raga tak pernah dilihat sebagai dua hal yang terpisah. Istilahnya, yang sekarang kembali lagi
populer, holistik (belakangan, sebagai alternatif terhadap kedokteran modern yang bersifat
mekanistik-ragawi, orang mulai memperkenalkan kembali istilah kedokteran, atau
penyembuhan (healing) holistik (holistic medicine).
Berdasarkan ilmu filsafat kedokteran, terdapat Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi
Keyakinan dan Tindakan Kesehatan

1. Faktor Internal
a. Tahap Perkembangan, artinya status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia
dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap rentang usia
(bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-
beda.
b. Pendidikan atau Tingkat Pengetahuan, keyakinan seseorang terhadap kesehatan
terbentuk oleh variabel intelektual yang terdiri dari pengetahuan tentang berbagai fungsi tubuh
dan penyakit , latar belakang pendidikan, dan pengalaman masa lalu. Kemampuan kognitif
akan membentuk cara berfikir seseorang termasuk kemampuan untuk memehami faktor-faktor
yang berhubungan dengan penyakit dan menggunakan pengetahuan tentang kesehatan untuk
menjaga kesehatan sendirinya.
c. Persepsi tentang fungsi, cara seseorang merasakan fungsi fisiknya akan berakibat
pada keyakinan terhadap kesehatan dan cara melaksanakannya. Contoh, seseorang dengan
kondisi jantung yang kronik merasa bahwa tingkat kesehatan mereka berbeda dengan orang
yang tidak pernah mempunyai masalah kesehatan yang berarti. Akibatnya, keyakinan terhadap
kesehatan dan cara melaksanakan kesehatan pada masing-masing orang cenderung berbeda-
beda. Selain itu, individu yang sudah berhasil sembuh dari penyakit akut yang parah mungkin
akan mengubah keyakinan mereka terhadap kesehatan dan cara mereka melaksanakannya.
d. Faktor Emosi, faktor emosional juga mempengaruhi keyakinan terhadap kesehatan
dan cara melaksanakannya. Seseorang yang mengalami respons stres dalam setiap perubahan
hidupnya cenderung berespons terhadap berbagai tanda sakit, mungkin dilakukan dengan cara
mengkhawatirkan bahwa penyakit tersebut dapat mengancam kehidupannya. Seseorang yang
secara umum terlihat sangat tenang mungkin mempunyai respons emosional yang kecil selama
ia sakit.
e. Spiritual, aspek spiritual dapat terlihat dari bagaimana seseorang menjalani
kehidupannya, mencakup nilai dan keyakinan yang dilaksanakan, hubungan dengan keluarga
atau teman, dan kemampuan mencari harapan dan arti dalam hidup. Spiritual bertindak sebagai
suatu tema yang terintegrasi dalam kehidupan seseorang. Spiritual seseorang akan
mempengaruhi cara pandangnya terhadap kesehatan dilihat dari perspektif yang luas.

2. Faktor Eksternal
a. Praktik di Keluarga, cara bagaimana keluarga menggunakan pelayanan kesehatan
biasanya mempengaruhi cara individu dalam melaksanakan kesehatannya
b. Faktor Sosio-ekonomi, faktor sosial dan psikososial dapat meningkatkan risiko
terjadinya penyakit dan mempengaruhi cara seseorang mendefinisikan dan bereaksi terhadap
penyakitnya.
c. Latar Belakang Budaya, latar belakang budaya mempengaruhi keyakinan, nilai dan
kebiasaan individu, termasuk sistem pelayanan kesehatan dan cara pelaksanaan kesehatan
pribadi.

DAFTAR PUSTAKA.
- Wardhana, Made. 2016. Filsafat Kedokteran. Jakarta: Vaikuntha International
Publication

Anda mungkin juga menyukai