Kontradiktif antara reduksionistik dan positivistic masih terjadi. Perlakuan kita terhadap
pasien terkadang masih sebagai objek sehingga menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan. Unsur-
unsur lain juga termarginalkan. Semakin berkembang, kedokteran metafisika perlahan berubah
menjadi kedokteran berbasis ilmiah.
Kesehatan juga memiliki hubungan erat dengan sifat kepribadian. Misalnya kita menilai
sifat kepribadian pasien apakah tergolong kedalam kepribadian sanguine, melancholic, choleric
atau phlegmatic. Semua ini bis akita dapatkan melalui anamnesa dan observasi ketika melakukan
pelayanan Kesehatan terhadap pasien. Dengan mengetahui kepribadian pasien, kita bisa lebih
mudah mendiagnosa dan memberikan tatalaksana yang tepat kepada pasien kita.
Dalam pelayanan Kesehatan juga kita harus memperhatikan Wellness Dimensions yaitu
aspek fisik, intelektual, spiritual, Sosial, emosional, Occupational dan lingkungan. Melihat
apakah sudah cocok, sudah terinformasikan, terpenuhi, Bahagia, positif dan ditolerir.
Dalam ranah kewenangan klinis dokter dari berbagai bidang ilmu di Indonesia, semua
diatur di KKI. Hal ini didasarkan dari masukan kolegium masing-masing bidang ilmu. Sehingga
aturan ini sudah diayomi dengan harapan tidak ada persilisihan antara kompetensi seorang dokter
dengan dokter lainnya.
Penggabungan data empiris pengobatan lebih baik dikumpulkan dari berbagai negara,
khususnya negara dengan kondisi yang sama seperti ASEAN. Hal ini lebih dibanding dengan
kumpulan data Indonesia saja. Sehingga data yang dihasilkan dari gabungan negara ini
diharapkan memberikan gambaran yang lebih baik sehingga update keilmuan pun menjadi lebih
maksimal.