Anda di halaman 1dari 3

RESUME KULIAH FILSAFAT

Pohon Ilmu Kedokteran

Nama/NPM/Prodi : Radian Savani / 2206143122 / Pulmonologi

Narasumber : Prof. Dr. dr. Erni Hernawati Purwaningsih, M.S.

Hari/Tanggal/Jam : Selasa/31 Januari 2023/Pkl 08.00-10.00

Dasar pengembangan Pendidikan secara umum dilakukan secara filosopis, sosiologis,


budaya dan substantif. Kurikulum Pendidikan pun disusun berdasarkan metodologi penelitian
dan aplikasi praktis. Pohon ilmu juga menggambarkan bagaimana kumpulan ilmu, konsep dan
kegiatan yang membentuk suatu bidang profesi, khususnya bidang Kesehatan.

Kontradiktif antara reduksionistik dan positivistic masih terjadi. Perlakuan kita terhadap
pasien terkadang masih sebagai objek sehingga menghilangkan nilai-nilai kemanusiaan. Unsur-
unsur lain juga termarginalkan. Semakin berkembang, kedokteran metafisika perlahan berubah
menjadi kedokteran berbasis ilmiah.

Pada positivistik, ilmu biomedik bersifat holistic, aspek-aspek ilmu Kesehatan


masyarakat, Kesehatan jiwa, etika-sosio-humaniora, filsafat serta antropologi budaya terintegrasi
secara menyeluruh. Kompetensi bio-psiko-sosio-kultural berbasis terhadap preventif dan
promotif. Pelayanan Kesehatan juga selalu menekankan aspek patient’s centered. Pasien harus
selalu dijadikan subjek bukan objek, sehingga kita bisa membantu pasien menangani masalahnya
secara holistik. Ilmu biocultural berfokus kepada pasien yang dinilai sebagai insan yang utuh.
Banyak faktor-faktor yang mempengaruhi pasien kita seperti sosio-budaya-kultural sehingga
pasien berhak menentukan apa yang dirasa terbaik bagi dirinya.

Pendidikan ilmu Kesehatan tradisional Indonesia dipengaruhi berbagai landasan filosopi,


sosiologi dan budaya asing seperti Tiongkok, India, Islam, dan Kristiani. Hal ini tergambar di
berbagai sejarah pengobatan tradisional di Indonesia. Berbagai budaya dan peninggalan sejarah
menggambarkan hal ini seperti candi, budaya leak dan lain-lain. Pengaruh dari agama juga
mempengaruhi seperti kedokteran muslim di daerah Sumatera Sebagian Kalimantan Selatan,
kedokteran kristiani di pulau Papua dan Nusa Tenggara, Kedokteran Hindu di Sebagian pulau
Jawa dan Bali. Serta kedokteran Graeco-Roman di pulau Sulawesi.
Landasan filosopis terdari dari berbagai pendekatan. yaitu pendekatan kosmologi yang
menggambarkan hubungan antara individu dengan alam, pendekatan holistik yang
menggambarkan penyakit ada dikarenakan ketidakseimbangan antara fisik, emosional, spiritual,
sosial, dan lingkungan, pendekatan kultural yang menggambarkan perilaku hidup kita
dipengaruhi oleh kepribadaian, nilai, kepercayaan dan kemampuan individu dan pendekatan
sibernatika hubungan sesama manusia seperti komunikasi, sebagai contoh teknologi 4G/5G.

Model kedokteran konvensional (mekanistik) vs vibrasional (vitalistik) dipengaruhi oleh


beberapa factor seperti dasar ilmu apakah menggunakan empiris atau fisika kuantum.
Memandang tubuh manusia sebagai biomesin atau suatu system energi dinamis. Memandang
otak sebagai biokomputer atau otak dan ruh sebagai spiritual. Menggambarkan pengaruh dari
emosi terhadap neurohormonal serta keseimbangan antara tubuh, pikiran dan ruh. Serta terapi
dengan obat dan bedah atau dengan frekuensi energi.

Kesehatan juga memiliki hubungan erat dengan sifat kepribadian. Misalnya kita menilai
sifat kepribadian pasien apakah tergolong kedalam kepribadian sanguine, melancholic, choleric
atau phlegmatic. Semua ini bis akita dapatkan melalui anamnesa dan observasi ketika melakukan
pelayanan Kesehatan terhadap pasien. Dengan mengetahui kepribadian pasien, kita bisa lebih
mudah mendiagnosa dan memberikan tatalaksana yang tepat kepada pasien kita.

Dalam pelayanan Kesehatan juga kita harus memperhatikan Wellness Dimensions yaitu
aspek fisik, intelektual, spiritual, Sosial, emosional, Occupational dan lingkungan. Melihat
apakah sudah cocok, sudah terinformasikan, terpenuhi, Bahagia, positif dan ditolerir.

Dalam ranah kewenangan klinis dokter dari berbagai bidang ilmu di Indonesia, semua
diatur di KKI. Hal ini didasarkan dari masukan kolegium masing-masing bidang ilmu. Sehingga
aturan ini sudah diayomi dengan harapan tidak ada persilisihan antara kompetensi seorang dokter
dengan dokter lainnya.

Penggabungan data empiris pengobatan lebih baik dikumpulkan dari berbagai negara,
khususnya negara dengan kondisi yang sama seperti ASEAN. Hal ini lebih dibanding dengan
kumpulan data Indonesia saja. Sehingga data yang dihasilkan dari gabungan negara ini
diharapkan memberikan gambaran yang lebih baik sehingga update keilmuan pun menjadi lebih
maksimal.

Anda mungkin juga menyukai