Anda di halaman 1dari 3

RESUME 7 – Kuliah Filsafat

Prof.Dr.dr. Herkuntanto, Sp.F (K)


02 Maret 2020

Nama : Maelanti Norma

NRP : 1906450530

Prodi : Pulmonologi dan Ilmu Kedokteran Respirasi

Kedokteran adalah scient and art, ada probabilitas pada setiap diagnose penyakit. Sebagian malpraktek
karena cara berpikir yang keliru.Tujuan berpikir kirits agar bias mengestablish secara tepat, dan
membuat clinical judgment dengan tepat, sesuai cara dan alatnya.

Critical thingking diperlukan untuk situation setting. Clinical setting diperlukan menjawab clinical
problem.

Clinical argument ( hypothesis ). Conceptual framework digunakan untuk memproteksi clinical


argument.

6 TOPI BERPIKIR

Topi Putih

Cara berpikir putih, dalam situasi sedang melakukan investigasi dengan berpikir obyektif, ini fakta atau
bukan tanpa emosi tanpa critical thingking.

Topi Merah

Orang sedang dalam emosi, tidak dalam keadaan logis, apa yang orang rasa.

Topi HItam

The head of survival, orang sangat-sangat hati-hati mencari kelemahan, terjadi pada presentan, bila
tidak dipahami akan terbawa sampai tua menganggap merasa puas bisa menunjukkan kesalahan atau
kelemahan orang lain.

Topi Kuning

Sifatnya menimbulkan semangat, dilakukan pada pasien-pasien paliatif, missal menyampaikan kondisi
pasien kanker stadium akhir, disamping secara medis, tapi tetap memberikan semangat.

Topi Hijau

Mencari problem solving, memberikan kesempatan orang lain menyampaikan pendapat hingga selesai.

Topi Biru

Overview, seperti sedang menjadi moderator.


Topi mana yang paling bagus untuk profesi dokter, tergantung situasi (situation setting), Cara
menggunakan topi tidak harus 1 warna terus menerus, sebaiknya berganti-ganti (sequence setting)
sehingga tidak monoton dan membosankan.

Critical Thingking

Seorang critical thingkers akan berpikir pikiran saya selalu bisa diimprove, terbuka atas masukan
-masukan orang lain. Tidak merasa benar sendiri, harus mengenali bagaimana sociothingking.

Berpikir kritis suatu proses berpikir kritis, orang lain akan merasa lebih jelas dan akurat

Elemen-elemen Critical Thingking:

1. Jelas
Tidak meragukan
2. Akurat
Membahas hal dengan tepat
3. Relevan
jangan membahas hal yang berbeda tidak berkaitan, dan logis
4. Question of issue
Sesuaikan jawaban dan pertanyaan, supaya tidak ada yang dapat memelintir logika
5. Information
6. Assumption
7. Interpretation dan inference
Inferensi dimana suatu cara berpikir, dimana cara menilai sesuatu adalah benar. Inferensi dapat
akurat, dapat tidak akurat.
Asumsi adalah sesuatu yang dipercaya, tidak bertanya. Missal pintu terbuka karena ada kucing
masuk dengan mencakar pintu, tidak ada penelitian sebelumnya tapi adalah asumsi. Orang
dengan asumsi yang berbeda maka inferensinyapun akan berbeda. MIsal orang yang tergeletak
di got adalah orang jahat, jika asumsinya orang tersebut adalah orang jahat, maka inferensinya
akan menilai jahat orang tersebut. Tapi jika asumsinya menilai orang tergeletak digot tersebut
karena tergelincir, maka inferensinya juga akan menilai orang tersebut karena tergelincir.

Argumen dan Konstruksi Reasoning


Argumen suatu bentuk berpikir yang terdiri dari statement dan conclusion, mirip dengan
hipotesis.
Argument = Premises +Conclusion
Argumen untuk memutuskan, menjelaskan, memprediksi,

Konstruksi simple reasoning


Reasons ( sebab) dan Claim (akibat), sebab akibat tersebut dihubungkan dengan quantification

Argumen yang baik adalah yang mempunyai komponen :


Ada claim ada reason yang dihubungkan dengan warranty dan ditakar dengan quantification.
Claim :
Statement, pernyataan
Reason :
Alasan
Warranty :
Menjamin hubungan sebab akibat valid.
Rabit Rule
Untuk mengukur warranty bagus atau tidak. Sesuatu harus bisa diterangkan, tidak muncul
begitu saja.

Holding Hands Rule

Quantification
Memberikan Batasan sampai sejauh mana hubungan sebab akibat valid, sah dapat diterima.
Evidence, sesuatu yang masuk akal menurut kita belum tentu terjadi. apa yang akan diperiksa
sesuai dengan argument. Belum dapat dijadikan dasar untuk clinical judgment. Jangan mencari
evidence dulu sebelum ada argument.

Argument dalam Kedokteran


Evidence base berdasar penelitian, bukan asumsi, tapi masalahnya apakah bisa diterapkan pada
pasien, karena sesuatu yang masuk akal belum tentu dapat diterapkan.

Seorang dokter bisa berpikir induktif dan deduktif

Anda mungkin juga menyukai