Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH FILSAFAT ILMU

BUDAYA ILMIAH

Disusun oleh :
dr. Abigail Pheilia Yumeisien T (NIM 012018066312)
dr. Hendra Boy Situmorang (NIM 012018176306)
dr. Albert Simon (NIM 012018066305)
dr. Ilham Ikhtiar (NIM 012018036302)
dr. Dandy Hertriwibowo (NIM 012018136307)
dr. Krismanto (NIM 012018096305)
dr. Dewi Sartika Ari Wanda (NIM 012018146303)
dr. Yudi Agustinus Allositandi (NIM 012018156308)
dr. Putri Ayu Madedi Budiawan (NIM 012018166305)
dr. Eden (NIM 012018186304)

Dosen Pengajar:
Dr. Achmad Chunsu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL

PROGRAM PENDIDIKAN DOKTER SPESIALIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

1
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas rahmat-Nya
tim penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Bernalar Ilmiah”
dengan baik.
Tim penulis juga ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak-pihak yang membantu tim penulis menyelesaikan makalah ini:
1. Dr. Achmad Chunsu Romdhoni, dr., Sp.THT-KL selaku dosen
pembimbing
2. Rekan-rekan penulis yang telah membantu dalam penyelesaian
makalah
Tim penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam
makalah ini. Tim penulis mengharapkan saran dan kritik dari pembaca. Tim
penulis juga memohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Surabaya, 22 Januari 2021

Tim Penulis

2
DAFTAR ISI

Halaman Judul................................................................................................................1
Kata Pengantar................................................................................................................2
Daftar Isi.........................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN...............................................................................................4
1.1..............................................................................................................................Latar
Belakang.............................................................................................................4
1.2..............................................................................................................................Rumusa
n Masalah............................................................................................................5
1.3..............................................................................................................................Tujuan
Makalah...............................................................................................................5
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................6
2.1. Definisi Budaya Ilmiah.....................................................................................6
2.2. Ciri-ciri dan Perspektif Budaya Ilmiah.............................................................6
2.3. Aplikasi dan Implementasi Budaya Ilmiah.......................................................7
BAB III PENUTUP........................................................................................................10
DAFTAR PUSTAKA

3
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh
sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.1 Berdasarkan
pendapat Ajat Sudrajat, budaya merupakan jaringan yang kuat, yang meliputi
keyakinan nilai, norma, dan kebiasaan yang dipengaruhi setiap sudut kehidupan.
Disamping itu, sebuah budaya mengasumsikan kehidupan yang berjalan secara
natural, tidak lagi dirasakan sebagai beban.
Bicara tentang budaya terbersit dalam pikiran kita tentang suatu kebiasaan
yang turun temurun, bisa dikatakan budaya merupakan tradisi bertahun-tahun
yang diwariskan dari generasi sebelumnya, dan biasanya dipegang teguh oleh
suatu kelompok masyarakat yang menghargai para pendahulunya. Namun
bagaimana bila dihubungkan dengan istilah ilmiah, kata ilmiah biasanya merujuk
kepada sesuatu yang empiris atau sudah melaui proses pembuktian fakta dan teruji
kebenarannya.
Dalam sebuah kegiatan akademik, diperlukan adanya budaya ilmiah dimana
dalam kegiatan ini akan mencakup keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil
karya manusia dalam sebuah kegiatan ilmiah oleh seluruh civitas akademika.
Patut kita sadari bahwa, sebuah lembaga pendidikan seperti universitas tidak akan
menjadi unggul dan dihormati dari segi akademik jika orang-orang yang berada di
dalam universitas tersebut tidak memiliki budaya ilmiah.
Membangun dan menumbuh-kembangkan budaya ilmiah juga menjadi salah
satu solusi terbaik dalam mencegah terjadinya perilaku dan pergaulan remaja yang
memprihatinkan di era globalisasi ini. Budaya ilmiah sudah selayaknya kita
kembangkan dalam pendidikan seperti budaya keterbukaan, budaya kejujuran,
budaya berpikir dan berbicara secara relevan, budaya penghargaan, dan rasa ingin
tahu dan memiliki ilmu.
Oleh sebab itu penulis membuat makalah ini untuk memahami bahwa budaya
ilmiah sangat penting bagi kita, terutama di Indonesia.

4
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang terdapat dalam makalah ini adalah sebagai berikut:
1.2.1. Apakah yang dimaksud dengan budaya ilmiah?
1.2.2. Apa saja ciri-ciri dan perspektif budaya ilmiah?
1.2.3. Bagaimana aplikasi dan implementasi budaya ilmiah?

1.3 Tujuan
1.3.1 Mengetahui yang dimaksud dengan budaya ilmiah.
1.3.2 Mengetahui apa saja ciri-ciri dan perspektif budaya ilmiah.
1.3.3 Mengetahui bagaimana aplikasi dan implementasi budaya ilmiah.

5
BAB 2
PEMBAHASAN

2.1. Definisi Budaya Ilmiah


Budaya ilmiah dapat diartikan sebagai segala cara berpikir, cara
bersikap dan berperilaku serta cara bertindak manusia yang berkecimpung
dalam dunia ilmu, sesuai dengan kaidah-kaida! ilmuan dan etika ilmu.
Karena budaya ilmiah adalah budaya yang sesuai dengan kaidah-kaidah,
maka budaya ilmiah sangat erat kaitannya dengan filsafat ilmu dan etika
ilmiah. Dapat dikatakan bahwa budaya ilmiah, filsafat ilmu, dan etika ilmiah
adalah tiga hal yang tidak dapat dipisa tetapi dapat dibedakan. Filsafat ilmu
adalah kegiatan berpikir yang berupaya untuk memahami secara mendasar
mendalam tentang ilmu, termasuk di dalamnya kaidah-kaidah dan etika
ilmu.2
Budaya ilmiah sebenarnya tidak hanya karya ilmiah. Minimal diskusi
tema, atau sederhananya dalam obrolan sehari-hari. budaya ilmiah yang
mengakar pada obrolan ringan tersebut akan bertransformasi menjadi
komponen, dan akan mencari bagian lain hingga kemudian menjadi sistem.
Prosesnya, manusia sebagai pencipta budaya ilmiah akan mulai
membiasakan percakapan berbobot dengan proses awal dimana mulai ada
pembatasan mana yang opini, abduksi dan ijtihad.Dengan demikian maka
harus disadari juga bahwa ini perlu diimbangi dengan penghargaan bagi
hasil kesimpulan/ide orang lain.3
Jadi budaya ilmiah bisa diartikan suatu tradisi atau kebiasaan yang
dicirikan dengan adanya pembuktian – pembuktian rasionalitas manusia,
sebab akibat yang dibuktikan dengan sebuah data, analisa dan pengecekan
atau pemeriksaan terhadap benar dan tidaknya suatu fakta.2

2.2. Ciri-Ciri dan Perspektif Budaya Ilmiah


2.2.1. Ciri Budaya Ilmiah2
Budaya ilmiah dicirikan dengan adanya pembuktian-
pembuktian rasionalitas manusaia, sebab akibat yang dibuktikan dengan

6
sebuah data, Analisa dan pengecekan atau pemeriksaan terhadap benar
atau tidaknya suatu fakta. Contohnya:
1. Bermetoda saintifik
2. Penilaian dari rekan sejawat (peer-reviewed system)
3. Akumulasi dari pengetahuan yang dipublikasikan dalam peer-
reviewed journal dan disimpan untuk bahan rujukan.
4. Buku catatan laboratorium – (Catatan: Saya mengamati bahwa
kawan-kawan saya juga dosen, walaupun mereka lulusan dari
perguruan tinggi ternama, mereka tidak mempunyai buku ini,
walaupun ada – tetapi tidak ditulis dengan cara yang betul)
2.2.2 Perspektif Budaya Ilmiah2
Budaya ilmiah bukan hanya sekedar bagaimana kita
memandang sebuah kebenaran, tapi lebih pada bagaimana kita
menempatkan sebuah pemikiran yang orisinil yang membudayakan
kebenaran. Sehingga budaya itu mempunyai nilai yang luhur yang
merupakan hasil karya manusia. Budaya biasanya erat hubungannya
dengan dunia pendidikan.

2.3. Aplikasi Budaya Ilmiah


Beberapa contoh budaya ilmiah yang harus ditumbuhkembangkan oleh
remaja sehingga akan mencerminkan eksistensi dan kompetensi diri adalah
sebagai berikut4:
Budaya Membaca. Membaca adalah jantung pendidikan. Menurut
Francis Baron, Membaca menciptakan manusia yang lengkap. Membaca
adalah pintu menuju gerbang ilmu pengetahuan, dengan membaca setiap kita
akan mengetahui dan memahami berbagai informasi untuk memperkaya
khasanah keilmuan. Dengan membaca yang tidak diketahui menjadi tahu dan
yang tidak dimengerti menjadi dimengerti. Dalam berbagai kesempatan
remaja harus mulai membiasakan membaca, apapun sumber bacaannya
(positif). Menumbuhkan kepedulian membaca, akan semakin memperbanyak
pustaka ilmu pengetahuan pada diri remaja, dengan membaca, remaja akan
mengedepankan budaya ilmiah terutama dalam hal komentar dan ucapannya
sesuai sumber terpercaya yang dia baca.

7
Budaya Menulis. Frank tibolt dalam bukunya berjudul meraih yang
terbaik, membuktikan bahwa dengan menulis bermacam masalah dan
kerumitan akan terpecahkan dengan baik sehingga dia mengatakan menulis
adalah mitra dan solusi terpercaya. Menulis adalah bentuk ekspresi diri yang
didasari dengan ide, konsep dan gagasan seseorang untuk maksud dan tujuan
tertentu. Kegiatan menulis dalam bentuk apapun (buku, jurnal, karya ilmiah,
artikel, dan yang lainnya) akan menjadikan kita mempunyai kapasitas dan
kapabelitas keilmuan dimata orang lain. Remaja yang memaksakan untuk
mencoba menulis sesuatu hal yang dia ketahui akan mendorong mereka
menjadi terbiasa mencurahkan isi hatinya dalam bentuk tulisan. Dengan
terbiasa maka menulis akan tumbuh menjadi budaya yang melekat pada diri
remaja untuk mengekspresikan ide dan pemikirannya sebagai sumbangsih
remaja dalam mendorong terciptanya budaya ilmiah dikalangan remaja.4
Budaya Berdiskusi. Apa yang telah kita baca dan tulis belum pasti
kebenarannya meskipun jelas sumbernya. Untuk meyakinkan sejauh mana
kebenarannya sehingga diterima/tidaknya argumentasi kita maka sangat
perlu untuk didiskusikan. Diskusi dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia
terbitan Balai Pustaka memiliki arti “pertemuan ilmiah untuk bertukar
pikiran mengenai suatu masalah”. Biasanya dalam diskusi para peserta
mencari penyelesaian suatu masalah, minimal mereka mengajukan usul atau
ide yang mungkin bisa menyelesaikan masalah yang mereka diskusikan.
Diskusi adalah forum untuk menguji sejauhmana kemampuan ilmu
pengetahuan dan pengalaman yang kita miliki untuk dijadikan konsensus
atau untuk dikritisi sebagai sesuatu yang masih banyak kelemahan dan
kekurangannya dari berbagai aspek kajian. Oleh karenanya dengan diskusi
kita akan semakin memahami betul akan pentingnya masukan, kritikan dan
saran atas apa yang kita ketahui dan kita pahami selama ini. Dengan diskusi
pula akan semakin meningkatkan kualitas komunikasi kita (communication
skill) untuk dapat meyakinkan dan mempengaruhi orang lain.4
Aktif pada Forum/Organisasi Ilmiah. Forum/organisasi ilmiah
merupakan tempat dimana berkumpulnya masyarakat/komunitas intelektual
dan ilmiah, implementasi program kerja dari forum/organisasi ilmiah
biasanya difokuskan pada kajian mendalam dan kontinyu terhadap suatu
bidang keilmuan untuk mewujudkan generasi intelektual yang mampu
8
menghasilkan karya ilmiah yang dapat dipertanggungjawabkan dari berbagai
aspek. Remaja diharapkan berperan aktif didalam berbagai forum/organisasi
ilmiah untuk memperdalam ilmu pengetahuan dan turut serta
menyumbangkan ide dan pemikirannya. Melalui forum/organisasi ilmiah,
setiap remaja akan terlihat cerdas dan unggul baik wawasan maupun ilmu
pengetahun yang digelutinya.
Menjadi Student Center Learning. Student Center Learning adalah
proses pembelajaran yang berfokus pada peserta didik. SCL merupakan
aktivitas yang di dalamnya peserta didik bekerja secara individual maupun
kelompok untuk mengeksplorasi masalah, mencari pengetahuan secara aktif
dan bukannya penerima pengetahuan secara pasif (Harmon & Harumi,
1996). Peserta didik merupakan komponen utama di dalam kelas, peserta
didik merupakan fokus, dan pengajar berfungsi sebagai fasilitator bagi
pembelajar dalam diskusi kelompok kecil.4
Membiasakan berbudaya ilmiah itu harus dimulai sejak dini, sejak usia
TK/SD. Namun, masih rendahnya jumlah karya tulis ilmiah di Indonesia
mungkin disebabkan oleh budaya pendidikan di Indonesia, dimana budaya
pendidikannya berorientasi pada skor-tes sehingga tidak mampu mengasah
keterampilan berpikir dan kreativitas pelajar. Padahal menurut penuturan
William K. Lim dari Universiti Malaysia Sarawak, kedua kemampuan itulah
yang menjadi dasar untuk bisa menjadi ilmuwan yang berhasil.5
Implementasi budaya ilmiah dalam perguruan tinggi ditunjukkan dengan
berkembangnya kebiasaan ilmiah seperti: mengunjungi perpustakaan untuk
membaca buku maupun penambahan ilmu dan wawasan. Kebiasaan lainnya
seperti keaktifan menulis mahasiswa, gemar berdiskusi dan senang
mengikuti organisasi kemahasiswaan yang mendukung kemampuan diluar
akademik.2

9
10
BAB 3
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Budaya lmiah dan sikap ilmiah perlu dimiliki dan diimplementasikan
dalam kehidupan khususnya dalam penelitian dan pendidikan, di mana ketika
menghadapi persoalan-persoalan ilmiah dapat melakukan pembuktian-
pembuktian rasionalitas manusia, sebab akibat yang dibuktikan dengan sebuah
data, analisa dan pengecekan atau pemeriksaan terhadap benar atau tidaknya
suatu fakta.
Budaya ilmiah bukan hanya sekedar bagaimana kita memandang
sebuah kebenaran, tapi lebih pada bagaimana kita menempatkan sebuah
pemikiran yang orisinil yang membudayakan kebenaran. Sehingga budaya itu
mempunyai nilai yang luhur yang merupakan hasil karya manusia. Budaya
biasanya erat hubungannya dengan dunia pendidikan, oleh sebab itu sebagai
civitas akademika budaya ilmiah harus selalu diaplikasikan dalam kegiatan
belajar mengajar dan dikembangkan sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan.

3.2. Saran
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini masih banyak
kekurangan, baik di sisi pengetahuan dan literatur yang dipakai. Sehingga
kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca sebagai
bahan introspeksi diri kami dalam penyusunan makalah selanjutnya.

11
DAFTAR PUSTAKA

1. Anonim. Kamus Besar Bahasa Indonesia [online]


www.kbbi.kemendikbud.go.id/entri/ilmiah. Diakses tanggal 11 Januari 2020.
2. Suriasumantri,J. 2009. Filsafat Ilmu. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
3. Wahana, P. 2016. Filsafat Ilmu Pengetahuan. Yogyakarta : Pustaka Diamond.
4. Mifta Churohman. Budaya Ilmiah. 2018.
https://miftachurohman.web.ugm.ac.id/budaya-ilmiah/. Diakses tanggal 20
Januari 2021.
5. Zamroni. 2010. Paradigma Pendidikan Indonesia. Yogyakarta:Griya
Publishing.

12

Anda mungkin juga menyukai