Istilah somatosensori umumnya mengacu pada sensasi tubuh dari sentuhan, nyeri, suhu, getaran, dan
propriosepsi (perasaan posisi tungkai atau sendi).
Dimana jalur somatosensori secara garis besar terbagi atas 2 sistem atau 2 jalur, yaitu jalur posterior
column medial lemniscal (menyampaikan proprioception, indra getaran, dan sentuhan yang halus) dan
jalur anterolateral (menyampaikan rasa sakit, sensasi suhu, dan sentuhan kasar)
Untuk hari ini kita akan membahas bagaimana mekanisme spinal secara khusus terhadap nyeri, yaitu
pada jalur anterolateral
SLIDE 2
Menurut Sherington, nyeri adalah kondisi psikologis sebagai refleks protektif, yang bertujuan untuk
menarik atau menghindari jaringan yang terkena dari potensi stimulus yang menyakitkan atau
berbahaya
SLIDE 3
Seperti yang sudah dibahas sebelumnya mekanisme perifer sebagai first order dalam membawa signal
nyeri
dalam hal ini --> second order pathway berperan sebagai Mekanisme spinal penyampaian signal nyeri
yang berasal dari rexed lamina di medula spinalis ke thalamus di otak. Jadi, dari First order neuron akan
mengantarkan nyeri ke cornu posterior (rexed lamina), menyebrang ke lateral dan ventral/anterior
diteruskan ke thalamus oleh second order neurons. Third order neuron --> thalamus ke korteks serebri,
ke korteks sensori
SLIDE 4
Pada level spinal juga terdapat hubungan polisinaptik yang menghubungkan primary afferent dengan
motor neuron yang berfungsi untuk memicu terjadinya withdrawal refleks Hal ini berfungsi saat inhibisi
dari otak terhambat karena ada injury spinal cord maka polisinaps masih berfungsi untuk media
protektif (withdrawl reflex) terhadap stimulus noxius.
Jadi ini adalah rangsangan somatosensory nya, kemudian dari rexed lamina akan dihantar kontralateral
ke anterior dan lateral spinotalamic tract ini yang nanti akan kita bahas lebih lanjut.
SLIDE 5
Sedikit mengenai mekanisme perifer. Reseptor nosiseptik tersebar di kulit otot jaringan ikat, pembuluh
darah dan organ visera.
Mekanisme perifer tidak hanya menantarkan sinyal aksi potensial melalui dorsal horn tetapi juga
melepaskan peptide yang yang merespon terhadap trauma.
SLIDE 6
Ada 2 kategori reseptor cutaneus yng berperan dalam stimulasi noxius baik termal, kimia dan mekanis
yaitu
1. Fiber C : unmyelinated slow conducting : dull, poorly lokalised and burning type pain
2. Fiber Adelta : myelinated fast conducting : short lasting and pricking type pain
Jadi 2 fiber ini yang berperan dalam serabut pain/nyeri
SLIDE 7
Berdasarkan kriteria rexed gray matter dibagi menjadi 10 lamina
Di bagian dorsal rexed I-VI
Dibagian Ventral VII-IX
Dibagian central rexed lamina X
SLIDE 8
Ini rexed lamina, ini kalau area gray matter di zoom in, seperti ini.. ada lamina 1,2,3, dst... Nah serabut
nyeri yang tadi, Fiber C unmyelinated: berakhir di lamina II Substansia Gelatinosa (yang kemarin sudah
sepat dibahas juga oleh dr. Bayu), A delta reseptor berakhir pada lamina I dan lamina V
SLIDE 9
Fiber Adelta dan fiber C (membawa noxiis stimuli), A delta terutama diproyeksikan ke lamina 1 dan 2..
Bbrp Adelta fiber mempunyai proyeksi yg lebih jauh ke lamina 5.
Untuk C fiber diproyeksikan terutama ke lamina 2, tp aferen visceral dan muscular unmyelinated
diproyeksikan ke lamina 2 dan juga lamina yg lebih dalam (interneuron ke lamina 5)
Serabut A betha (non noxius stimuli) lamina 3,4 dan 5
Aferen visceral didistribusikan ke area yg lebih lebar dari medulla,tp sejumlah terminal fiber lebih
rendah pd visceral drpd cutaneous.sebaliknya,non nosiseptif primer aferen dgn Abeta fiber
diproyeksikan ke lamina 3 dan 4. The Rexed laminae comprise a system of ten layers of grey matter (I-
X), identified in the early 1950s by Bror Rexed to label portions of the grey columns of the spinal cord.[1]
[2]
Nah akhir dari primary afferent nosiseptor yang berakhir di dorsal horn ini lah kemudian disebut
secondary order neuron dan terdiri dari dua: yaitu
1. Nosiseptik Spesifik/ High Treshold terletak pada lamina superfisial terutama respon terhadap
stimulus nxius dari fiber C dan Adelta
2. Wide Dynamic Range / Convergent terletak pada laminae yang lebih dalam (IV-VI) dan 20 %
lamina I-II. WDR menerima tidak hanya stimulus non noksius tetapi juga noksius stimuli.
Sehingga jika ada gangguan di WDR dapat menimbulkan alodinia (impuls yang tidak nyeri
dipersepsikan sebagai impuls nyeri)
SLIDE 10
Disinilah peran second order neuron, dimana primary afferent menerima stimulus baik itu dari kulit,
otot, sendi, dan organ visceral kemudian dihantarkan ke cornu posterior yaitu pada dorsal horn di rexed
lamina tadi dan diteruskan ke superior ke thalamus. Terdapat 4 traktus utama yang berperan di spinal
cord, yaitu : Spinothalamic, Spinoreticulothalamic, Spinomesencephalic, dan Spinohypothalamic
SLIDE 11
Ini adalah proses transfer impuls nyeri dari serabut nyeri (dalam gambar ini adalah C fiber) ke dorsal
horn (secondary order). C fiber mengalami depolarisasi, Na masuk, Glutamat dan Substansi P keluar
sebagai neurotransmiter, menempel di reseptor NMDA dan AMPA, kemudia proses depolarisasi dorsal
horn, masuk impuls nyeri
Cfiber didepolarisasi oleh noxius stimuli termal,mekanik,atau kimia. membran terminal ini isinya protein
dan ion voltage gated,yg mengubah energi termal,mekanik,kimia menjadi AP.
Terminal nosiseptif disebarkan lwt kulit.terminal nosiseptif memiliki ambang aktivasi yg tinggi.ini
membutuhkan stimuli yg intense utk menggerakkan AP.
Cedera pd neuron dan jrgn sekitar mempengaruhi nosiseptor sekitar utk mengiritasi substansi spt
NT,ATP,prostanoid,bradikinin,serotonin,histamin,ion H.
substansi ini menurunkan aktivasi nosiseptor shg mengakibatan kondisi hiperalgesi dan allodinia.
di sisi lain,hiperalgesia menghasilkan hiperstimuli yg memanjang yg dpt menyebabkan perubahan
struktural dan fungsional neuron perifer dan sentral sensitisasi sentral yg berkembang mjd neuropati
pain
SLIDE 12
Yang untuk gambar ini adalah mekanisme proses transfer nyeri untuk chronic pain (nyeri kronis).
RVM juga mengirimkan input yang diperantarai oleh substansi P ke lokus seruleus yang selanjutnya
mengirimkan proyeksi noradrenergik (NE) untuk memodulasi nyeri di kornu dorsalis medula spinalis.
SLIDE summary
Untuk merangkum 3 traktus ini, jika kita menginjak paku payung di kaki kiri kita, traktus spinotalamikus
yang berperan dan memungkinkan kita untuk menyadari "ada sesuatu yang tajam menusuk telapak kaki
kiri saya"; proyeksi intralaminar spinotalamikus dan traktus spinoreticular Anda menyebabkan Anda
merasa "aduh, itu sakit" dimana spinoreticular tadi masuk ke formatio reticular sebagai pusat kesadaran,
sehingga membuat kita sadar bahwa itu adalah stimulus nyeri; dan kemudian traktus
spinomesencephalic kita berperan menyebabkan adanya modulasi rasa sakit, sehingga memungkinkan
kita akhirnya untuk berpikir "aah, udah gak terlalu nyeri lagi"
Fiber besar masuknya ke lamina 2 substansia gelatinosa, lamina 1 utk fiber yg kecil, de Rexed