Anda di halaman 1dari 28

PEMERIKSAAN FUNGSI

EKSEKUTIF KORTIKAL
Oleh : Putri Ayu Madedi Budiawan
Pembimbing : Bayu Santoso, dr., Sp. KFR-K
FUNGSI EKSEKUTIF KORTIKAL

• Fungsi eksekutif (juga disebut kontrol eksekutif atau kontrol kognitif)


• Kemampuan kognitif yang kompleks  identifikasi tujuan, organisasi mental,
perilaku, dan tindakan perencanaan untuk mencapai tujuan tersebut. Selain itu,
fungsi eksekutif juga memengaruhi keterampilan afektif-emosional, motivasi,
dan sosial.
• Fungsi otak digunakan untuk mengatur perhatian (atensi), memori, emosi, dan
pencapaian suatu tujuan

Executive functions.Diamond A. Annu Rev Psychol. 2013; 64:135-68.


Kluwe-Schiavon B, Viola TW, Grassi-Oliveira R. Theoretical models about single or multiple processes of executive functions. Rev Neuropsicol Latinoam. 2012;4:29–34
FUNGSI EKSEKUTIF KORTIKAL
Lobus frontal memiliki peranan penting dalam fungsi
eksekutif kortikal

3 cor utama : inhibition [pengendalian hambatan, termasuk


pengendalian diri dan kontrol interferensi (atensi selektif dan
hambatan kognitif)], working memory (WM), dan cognitive
flexibility (fleksibilitas mental, dan terkait erat dengan
kreativitas)

• TERDIRI DARI DOMAIN :

-ATENSI -ORIENTASI

-MEMORI -BAHASA

-EMOSI -VISUOSPATIAL

Executive functions.Diamond A. Annu Rev Psychol. 2013; 64():135-68.


The unity and diversity of executive functions and their contributions to complex "Frontal Lobe" tasks: a latent variable analysis. Miyake A, Friedman NP, Emerson MJ, Witzki AH, Howerter A, Wager TD.
Cogn Psychol. 2000 Aug; 41(1):49-100
DEFINISI
KOGNISI adalah suatu proses mental untuk memperoleh
pemahaman atau pengertian terhadap sesuatu.

MEMORI adalah kemampuan seseorang untuk menyimpan


informasi dan mengemukakannya setiap saat.

BAHASA adalah ungkapan hasil pemikiran atau konsep atau opini melalui
bentuk lisan maupun tulisan.

EMOSI adalah perasaan menyenangkan atau tidak menyenangkan pada


seseorang.

VISUOSPATIAL adalah kemampuan untuk memproses dan


menginterpretasikan informasi visual tentang suatu objek.
memungkinkan kita untuk memperhatikan atau berfokus secara selektif,

ATTENTION dengan fokus pada apa yang kita pilih dan menekan perhatian pada
rangsangan lain

• PERHATIKAN perhatian dan kewaspadaan pasien.

Cara Memeriksa Perhatian


Kewaspadaan Pasien :
Pasien :

pemeriksa mengucapkan angka secara Pasien dengan kewaspadaan KURANG

acak kemudian pasien diminta untuk dapat memulai pekerjaan tetapi tidak dapat

mengulang kembali kurang lebih 7 nomer, mempertahankan kinerjanya hingga selesai.


Restlessness, agitation, and hyperactivity  mania or
kurang dari 5 menunjukkan defisit atensi drug ingestion
Jumpy and hyperalert (autonomic Hyperactivity)  in
yang signifikan. drug withdrawal
ORIENTATION
• Terdiri dari 4 bagian: Orang, Tempat, Waktu, dan Situasi.
Tempat Keberadaan
Nama Alamat
saat ini

• TANYAKAN: Hari Tanggal Tahun

Kehilangan orientasi ringan biasanya terjadi pada stres sementara


dan gangguan yang berat biasanya terjadi pada sindrom otak
organik.
MEMORY
• Pasien diminta untuk mengingat dan menyebutkan beberapa benda kemudian menyebutkan
kembali.

Memori baru •Tanyakan kejadian yang terjadi dalam 24 jam terakhir.

Memori Lama •Tanyakan tanggal lahir pasien


•Tanyakan benda-benda yang dilihat di ruangan pasien
Memori Penglihatan berada.
GENERAL FUNDAMENTALS OF KNOWLEDGE

• Sesuaikan dengan tingkat pendidikan pasien.

• Tanyakan riwayat kecerdasan pasien kepada keluarga untuk menilai penurunan kecerdasan
pasien.

CONTOH : Menanyakan nama presiden suatu negara, lagu


kebangsaan, nama ibukota, dsb.
ABSTRACT THINKING

Cara memeriksa : Tanyakan pepatah umum atau persamaan suatu benda.

Contoh : Menanyakan persamaan dari buah pisang dan jeruk.

Hasil Pemeriksaan :
1. Pada kondisi yang normal bisa menunjukkan respon abstrak tersebut.
2. Respon yang kurang terjadi pada seseorang dengan demensia, retardasi mental, atau pendidikan
yang rendah.
MOOD AND AFFECT
 Euforia, agitasi, gembira yang tdk sesuai, tertawa terkikih-kikih.
 Diam, menangis, marah.
 Kesesuaian mood dengan pembicaraan.
 Kondisi emosional umum : labil, histrionik, ekspansif, depresif.
COMMUNICATION
cepat, normal atau lambat, dapat mencapai sasaran percakapan atau
Alur Bicara Pasien
tidak.

Kemampuan diperiksa dengan cara pemeriksa memberikan perintah pada pasien


Mendengar Pasien (contoh: ambil gelas itu) dan pasien melakukannya.

Kemampuan
Membaca Meminta pasien membaca suatu kalimat perintah dan melakukannya.

Kemampuan Berbicara Meminta pasien menyebutkan benda-benda disekitarnya.

Kemampuan Menulis Meminta pasien menulis nama, alamat atau mengarang.


MINI MENTAL STATE EXAMINATION (MMSE)
Dikembangkan oleh Dr. Marshal F. Folstein tahun 1975 dan menjadi tools yang paling sering digunakan untuk pemeriksaan
gangguan kognitif
• Orientasi : dengan menanyakan waktu dan
tempat secara spesifik. Setiap jawaban yang
benar diberikan 1 poin
• Registrasi : meminta pasien untuk mengingat
tiga benda yang disebutkan dan
mengulangnya kembali. Setiap jawaban yang
benar diberikan 1 poin (minta pasien untuk
mengingat 3 kata benda tersebut)
• Atensi dan kalkulasi : meminta pasien
melakukan pengurangan dari 100 dikurangi 7
sampai 5 kali (1 poin untuk setiap jawaban
yang benar) atau mengeja satu kata yang
terdiri dari 5 huruf secara terbalik
• Recall : dengan meminta pasien menyebutkan
kembali 3 benda pada tahap registrasi
• Bahasa
1. Meminta pasien menyebutkan nama benda
yang ada disekitar (contoh : pensil, jam
tangan). Setiap jawaban yang benar diberikan
1 poin
2. Pengulangan : meminta pasien mengulang
kalimat yang disebutkan pemeriksa
3. Meminta pasien melakukan perintah kompleks
secara verbal
4. Perintah tertulis untuk menilai kemampuan
membaca. Siapkan terlebih dahulu kertas
bertuliskan kalimat perintah, contoh :
“Angkatlah tangan kanan anda!”
5. Menulis : meminta pasien menulis sebuah
kalimat di secari kertas. Untuk menilai
kemampuan menulis
6. Meniru gambar kompleks
INTERPRETASI MMSE

Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR: “Mini-mental state: A practical method for grading the cognitive state of patients for the clinician.” J Psychiatr Res 1975;12:189-198
MONTREAL COGNITIVE ASSESSMENT (MOCA)
Montreal Cognitive Assessment (MoCA) dibuat pada tahun 1996 oleh Ziad Nasreddine di Montreal, Quebec
• VISUOSPASIAL

1. Berikan satu poin jika subjek berhasil menarik


pola berikut: 1– A– 2 – B - 3 – C - 4 – D - 5 – E,
tanpa membuat garis yang memotong. Setiap
kesalahan yang tidak segera dikoreksi, akan
dinilai dari 0
2. Menyalin gambar kubus semirip mungkin, pada
bagian yang kosong di bawahnya. Poin 1
3. Menggambar sebuah jam yang menunjukkan
pukul 11.10 lengkap dengan angkanya. Berikan 1
poin masing2 untuk : jam berbentuk lingkaran,
penulisan angka yang benar, menggambar 2
jarum jam yang tepat.
• PENAMAAN (menyebutkan penamaan binatang
pada gambar)
• MEMORI  pemeriksa membaca daftar dari 5 kata
yang tersedia secara berurutan, dan meminta pasien
untuk mengulang kembali 2x, serta meminta pasien
untuk mengingat. Tidak ada poin pada kategori ini.
• ATENSI
1. Pemeriksa membaca urutan angka pertama dengan
intonasi datar dan jeda satu detik tiap angkanya,
kemudian meminta pasien mengulang. Beri 1 poin
jika px bisa menyebutkan setiap urutan yang benar.
Begitu pula dengan backward digit span.
2. Pemeriksa membaca daftar urutan huruf pada pada
kecepatan konstan, dan meminta px untuk
mengetukkan tangan bila terdapat huruf “A”
3. Pengurangan berurutan dengan angka 7, dimulai dari
100, dan kemudian terus dikurangi tujuh
• BAHASA
1. Pasien mengulang 2 kalimat (secara urut dan sesuai)
yang diucapkan pemeriksa
• DELAYED RECALL  mengulang 5 kata yang sempat diminta untuk
2. Meminta pasien menyebutkan sebanyak mungkin
diingat pada kategori memori. Berikan 1 poin pada masing-masing kata yang
(min 11) kata yang dimulai dengan huruf “F” dalam 1
bisa diingat tanpa diberi petunjuk (clue) dari pemeriksa
menit
• ORIENTASI  Berikan poin 1 pada setiap item yang dijawab dengan benar • ABSTRAKSI  menganalisa persamaan dari 2 benda
Tambahkan satu poin bagi subjek yang memiliki latar belakang pendidikan
formal kurang dari 12 tahun
INTERPRETASI MOCA

Jumlahkan semua sub scores yang tercantum di


sisi kanan. Tambahkan satu poin bagi subjek
yang memiliki latar belakang pendidikan formal
kurang dari 12 tahun. Skor maksimal yang
dihasilkan adalah 30, untuk skor total > 26
adalah normal (tidak ada gangguan)

Dalam sebuah studi, skor untuk orang tanpa gangguan kognitif


menghasilkan rata-rata skor 27.4, dan orang dengan gangguan kognitif
ringan (MCI) menghasilkan skor rata-rata 22, sedangkan orang dengan
penyakit Alzheimer menghasilkan skor rata-rata 16,2
GANGGUAN YANG DAPAT
TERJADI
Gangguan
Aphasia berbahasa

tidak bisa menghitung


aritmatika sederhana
Akalkulia Alexia Tidak bisa
membaca

Tidak bisa Agrafia Apraxia Tidak bisa melakukan


menulis garakan sesuai perintah
APHASIA
• Merupakan gangguan kemampuan berbahasa yang disebabkan oleh kerusakan
otak.

• Ditandai dengan kesulitan menemukan kata dan gangguan pemahaman, bisa juga
diikuti dengan gangguan membaca dan menulis.
TIPE APHASIA
Wernicke’s Aphasia Broca’s Aphasia
(Aphasia sensorik) (Aphasia motorik) Anomic Aphasia

•Bicara lancar (kecepatan normal) Bicara tidak lancar (telegraphic) •Bicara lancar

•Gangguan pemahaman Gangguan repetisi •Penurunan kata benda

•Kesulitan membaca dan menulis Pemahaman baik •Kesulitan menemukan kata

•Paraphasia dan neologisme Paraphasia dan gangguan artikulasi •Bisa terjadi alexia dan agraphia
TIPE APHASIA
Conduction Global Transkortikal
Transkortikal
Aphasia Aphasia Sensory
Motor Aphasia
Aphasia

Bicaranya lancar Pemahaman dan repetisi Penurunan bicara, bahasa Pemahaman yang jelek
jelek terbatas
Pemahaman baik Bicara lancar (neologisme)
Repetisi baik, namun kata-
Gangguan repetisi katanya tidak dapat Pengulangan baik
dimengerti
Diagnosis Sindrom Aphasia Berdasarkan TADIR
Executive dysfunction leads to significant limitations in the daily routines
(espesially elderly), such as in the performance of activities of daily living
(ADLs), which reduces autonomy and quality of life

Relationship between activities of daily living and cognitive ability in a sample of older adults with heterogeneous educational level. Mograbi DC,
et. al. Ann Indian Acad Neurol. 2014 Jan; 17(1):71-6.
REFERENCES:

• Campbell W. De Jong’s The Neurologic Examination. 8th ed. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins. 2020.
• David X Cifu. Braddom’s Rehabilitation Care A Clinical Handbook. 1st ed. Philadelphia PA: Elsevier. 2018.
• Executive functions.Diamond A. Annu Rev Psychol. 2013; 64:135-68.
• Folstein MF, Folstein SE, McHugh PR: “Mini-mental state: A practical method for grading the cognitive state of
patients for the clinician.” J Psychiatr Res 1975;12:189-198
• Kluwe-Schiavon B, Viola TW, Grassi-Oliveira R. Theoretical models about single or multiple processes of executive
functions. Rev Neuropsicol Latinoam. 2012;4:29–34
• Relationship between activities of daily living and cognitive ability in a sample of older adults with heterogeneous
educational level. Mograbi DC, et. al. Ann Indian Acad Neurol. 2014 Jan; 17(1):71-6.
• The unity and diversity of executive functions and their contributions to complex "Frontal Lobe" tasks: a latent
variable analysis.Miyake A, Friedman NP, Emerson MJ, Witzki AH, Howerter A, Wager TD. Cogn Psychol. 2000 Aug;
41(1):49-100
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai