Anda di halaman 1dari 58

Pemeriksaan Fisik Neurologi

Pembimbing :
dr.Rachmanda Haryo Wibisono, Sp.BS

Disusun oleh :
Ciptaning Tyas Pameka Putri 123800007
Enih Rahayu Wati 122810157
Lulu Nurfadila Hasna Cesaria 122810074
Nanda Dwi Pamungkas 123810120

K E PA N I T E R A A N K L I N I K S M F I L M U B E D A H
PROGRAM PROFESI DOKTER
R S U D WA L E D K A B U P A T E N C I R E B O N
J AWA B A R A T
2023
Definisi
Pemeriksaan neurologis merupakan alat penilaian untuk mengetahui fungsi neurologis pasien. Hal ini
bermanfaat dalam berbagai cara karena memungkinkan lokalisasi penyakit neurologis dan membantu
dalam menentukan atau mengesampingkan diagnosis banding. Penyakit neurologis dapat muncul dalam
berbagai cara, termasuk gejala kognitif/perilaku, visual, motorik, dan sensorik.
Klasifikasi
1. Kesadaran
2. Fungsi luhur
3. Rangsang meningeal
4. Saraf kranial
5. motoric
6. sensorik
7. reflek patologi
8. reflek fisiologi
1.KESADAR
AN
EYE
01 02
Tidak membuka mata
Membuka setelah diberi
sama sekali (tanpa stimulus nyeri/ tekanan
faktor halangan)

03 04
Membuka setelah diberi Membuka sebelum diberi
perintah suara stimulus / spontan
VERBAL
01 02
Tidak ada suara yang Mengerang
terdengar tanpa faktor
pengganggu

03 04 05
Kata-kata jelas Orientasi tidak baik, tapi Menyebutkan nama,
komunikasi jelas tempat, dan tanggal
(Orientasi baik)
MOVMENT
Kriteria Nilai Tingkatan

Tidak ada gerakan lengan/ 1 Tidak ada gerakan


tungkai (tanpa faktor
penghalang)
Ekstensi siku lengan / 2 Ekstensi
deserebrasi
Melipat siku, gerakan abnormal 3 Fleksi abnormal
dominan / dekortikasi
Melipat siku dengan cepat tetapi 4 Fleksi normal
gerakan abnormal tidak
dominan / adduksi
Mengangkat tangan ke atas 5 Melokalisasi
klavikula, kearah rangsangan
pada kepala dan leher /
menunjuk lokasi rangsangan
Mematuhi dua perintah yang 6 Menuruti perintah
berbeda
Interpretasi
Compos mentis : GCS 14-15
Apatis : GCS 12-13
Delirium : GCS 10-11
Somnolen : GCS 7-9
SoporoComa : GCS 4-6
Coma : GCS 3
2.Fungsi
Luhur
Pemeriksaan fungsi luhur yang meliputi status mental dapat digunakan instrument seperti : MMSE (Mini Mental State
Examination)
Orientasi Nilai Nilai
maksimal Skor kurang dari 25
1. Sebutkan tanggal, hari, bulan, tahun, dan musim sekarang? (satu poin 5
untuk setiap jawaban) menandakan adanya
1. Sebutkan ruangan, rumah sakit, kota, provinsi, dan negara anda 5 gangguan fungsi
sekarang? luhur
Registrasi
1. Sebutkan 3 kata benda dengan memberikan jeda pada setiap kata. 3
Kemudian mintalah pasien untuk mengulangi
Atensi dan berhitung
1. Meminta pasien untuk mengurangi angka 100 dengan 7, kemudian 5
hasilnya Kembali dikurangi 7. Hentikan setelah 5 jawaban. Alternatif
lain adalah mengeja ‘WAHYU’ dari belakang

Rekol
1. Tanyakan kembali 3 benda yang sudah disebutkan di no 3. 3
Bahasa
1. Pemeriksa menunjukan jam tangan dan pensil. Mintalah pasien untuk 2
menyebutkan nama benda tersebut.
1. Mintalah pada pasien untuk mengulang ‘namun, tanpa, bila’ 1
1. Mintalah pada pasien untuk mengikuti perintah ‘ambil kertas dengan 3
tangan kanan; kemudian dilipat menjadi dua; kemudian meletakkannya
dengan tangan kiri’
1. Mintalah pada pasien untuk membaca lantang dan mengikuti perintah 1
berikut: tutup mata anda.
1. Mintalah pada pasien untuk menuliskan satu kalimat sederhana 1

Konstruksi/ spasial
1. Mintalah pada pasien untuk meniru sebuah gambar segi lima 1
3.Rangsang
meningeal
KAKU KUDUK

a. posisi berbaring tanpa menggunakan bantal


b. Tangan kiri pemeriksa ditempatkan dibelakang kepala
pasien
c. Tempatkan tangan kanan pemeriksa pada sternum
pasien, untuk memfiksasi tubuh pasien
d. putar kepala pasien ke kanan atau kiri untuk
memastikan pasien sedang dalam keadaan rileks
e. fleksikan kepala pasien sehingga dagu pasien
menyentuh dada.

Kaku kuduk negatif (normal) : tidak terdapat tahanan untuk dagu mencapai dada Kaku
kuduk positif (abnormal) bila terdapat tahanan atau dagu tidak mencapai dada.
Brudzinski I

a. Pasien berbaring terlentang tanpa bantal kepala,


pemeriksa berada disebelah kanan pasien.
b. Letakan tangan kiri dibawah kepala, tangan
kanan diatas dada kemudian lakukan fleksi
kepala dengan dagu menyentuk dada.
Interpretasi: Brudzinski I negatif (normal) bila pada
saat fleksi kepala, tidak terjadi fleksi involunter kedua
tungkai pada sendi lutut. Brudzinski I positif
(abnormal) bila terjadi fleksi involunter kedua
tungkai sendi lutut
Brudzinski II

a. posisi berbaring tanpa menggunakan bantal dengan


kedua tungkai diekstensikan (lurus)
b. pemeriksa berada di sebelah kanan pasien
c. fleksikan satu tungkai pada sendi lutut, kemudian secara
pasif lakukan fleksi maksimal pada persendian panggul,
tungkai yang sebelahnya berada dalam keadaan ekstensi
(lurus)

Interpretasi: Brudzinski Il positif (abnormal) bila tungkai


yang dalam psosisi ekstensi.
laseque

a. posisi berbaring tanpa menggunakan bantal dan kedua


tungkai dieksteksikan (lurus)
b. Pemeriksan mengangkat tungkai sambil
mempertahankan lutut tepat ekstensi (lurus).

Interpretasi:
- Test Laseque Negatif (normal) tidak merasakan nyeri
dan terdapat tahanan hingga sudut 70 derajat.
- Test Laseque Positif (abnormal) Jika pasien meraskan
nyeri menjalar dari bokong hingga tungkai sebelum
mencapai 70 derajat dikatakan Laseque's test positif,
yang biasanya didapatkan pada penderita herniasi discus
L5, s1, atau s2.
Kernig
a. posisi berbaring tanpa menggunakan bantal dengan kedua tungkai
diekstensikan (lurus), pemeriksa berada disebelah kanan pasien.
b. Lenturkan salah satu sendi panggul hingga membentuk sudut 90 derajat.
c. Ekstensikan tungkai bawah sisi yang sama pada persendian lutut sampai
membuat sudut 135 derajat.
Interpretasi :
- Kernig's Sign Negatif (Normal), apabila ekstensi sendi lutut mencapai
minimal 135 derajat.
- Kernig Positif (Tidak normal) bila tidak mampu mencapai 135 derajat
atau ada rasa sakit.
4.Saraf cranial
Saraf Kranialis I- Olfaktorius

Periksalah sensasi penciuman dengan memberi pasien bau


non-iritatif yang umum.
a. pastikan bahwa masing-masing saluran hidung terbuka
dengan menekan satu sisi hidung dan meminta pasien
mengendus melalui lubang yang lain.
b. Pasien lalu diminta menutup kedua mata mereka. Tutup
satu lubang hidung dan periksa penciuman di lubang
hidung yang lain dengan bahan-bahan seperti cengkeh,
kopi, sabun, atau vanila.
c. Tanyakan pasien apakah mencium sesuatu dan,
jika ya, apa. Periksa sisi yang lain. Seorang normal
biasanya dapat mencium bau di masing-masing
sisi dan sering dapat menjelaskannya
Saraf opticus (N II)

1. Visual aquity Menilai tajam


penglihatan, dan menentukan
apakah ada kelainan refraksi atau
tidak, dan menentukan diagnosis
kelainan refraks
Periksalah ketajaman penglihatan, Inspeksi fundus optikus dengan oftalmoskop
Anda dengan memberi perhatian khusus pada diskus optikus. Periksa lapang
pandang dengan konfrontrasi. Kadang, pada pasien stroke misalnya, pasien
mengeluh gangguan penglihatan parsial, dan pemeriksaan kedua mata
memperlihatkan defek lapang pandang, atau kelainan pada penglihatan perifer,
misalnya hemianopsia homonim. Pemeriksaan satu mata tidak akan
mengonfirmasi temuan ini.
Saraf Kranialis II dan III-Optikus dan Okulomotorius

Inspeksi ukuran dan bentuk pupil, dan bandingkan satu sisi


dengan sisi lainnya. Anisokoria, atau perbedaan garis tengah
>0,4 mm satu pupil dibandingkan pupil lainnya, dijumpai
pada hampir 38% orang sehat.
Saraf Kranialis III, IV, dan VI-Okulomotorius, Troklearis, dan
Abdusens

Identifikasi adanya nistagmus, suatu gerakan kedutan


involunter mata dengan komponen cepat dan lambat.
Perhatikan arah lirikan ketika nistagmus tersebut muncul,
bidang nystagmus (horizontal, vertikal, berputar, atau
campuran), dan arah komponen cepat dan lambat. Nistagmus
dinamai berdasarkan arah komponen cepatnya. Minta pasien
untuk memfiksasi penglihatannya pada sebuah benda jauh
dan amati apakah nistagmusnya meningkat atau menurun.
Perhatikan ada tidaknya ptosis (turunnya kelopak mata atas).
Perbedaan ringan dalam lebar fisura palpebralis mungkin
merupakan variasi normal pada sekitar sepertiga orang.
Saraf Kranialis V-Trigeminus
Cara pemeriksaan komponen motorik : - Otot maseter
dan temporalis : pasien diminta menutup atau
mengatupkan mulut kuat-kuat dan dipalpasi ototnya.

- Refleks kornea ( N.V dan N.VII) Pasien diminta untuk


melirik ke arah kontra lateral dan atas → sentuhlah
daerah limbus pada sisi lateral menutupnya kedua
kelopak mata. Prosedur Pemerikasaan Refleks Kornea

- Pemeriksaan Lakrimasi : • Dinilai dengan


pemeriksaan Zimmer • Lakmus merah →
didekatkan/disentuhkan ke canthus medialis dekat
saccus lakrimalis selama 5 menit → menjadi biru. •
Normalnya 15-20 mm tiap menit. Refleks masseter
Letakan jari telunjuk di atas dagu pasien secara
horizontal, mulut pasien sedikit terbuka lalu telunjuk
diketok dengan palu. Normal timbul elevasi rahang
Saraf Kranialis VII-Fasialis

Inspeksi wajah, baik saat istirahat maupun selama percakapan dengan


pasien. Perhatikan adanya asimetri (misal lipatan nasolabial), serta amati
adanya tics atau gerakan abnormal lainnya.
Minta pasien untuk:
1 Mengangkat kedua alis
2. Mengernyitkan dahi
3. Menutup kedua mata kuat-kuat sehingga Anda tidak dapat membuka-
nya. Periksa kekuatan otot dengan mencoba membukanya, seperti dalam
gambar
4. Menunjukkan baik gigi atas maupun bawah
5. Tersenyum
6. Meniup kedua pipi
Saraf Kranialis VIII-Akustikus

Nilai pendengaran dengan tes suara bisikan. Jika terdapat gangguan pendengaran, tentukan apakah gangguan
tersebut bersifat konduktif, akibat gangguan transmisi "udara melalui telinga", atau sensorineural, akibat
kerusakan cabang koklearis SK VIII. Periksa hantaran udara dan tulang, dengan menggunakan tes Rinne, dan
lateralisasi, dengan menggunakan tes Weber. Tes-tes spesifik untuk fungsi vestibular SK VIII jarang disertakan
dalam pemeriksaan neurologik biasa. Pelajarilah buku-buku teks neurologi atau otolaringologi jika diperlukan.
Saraf Kranialis IX dan X-Glosofaringeus dan Vagus. Dengarkah suara pasien.
Apakah serak, atau apakah sengau?
Saraf Kranialis IX -Glossopharyngeus (N.IX)
Langkah Kerja pemeriksaan N. Glosopharyngeus
a. Pasien diminta membuka mulutnya
b. dengan menekan lidah menggunakan tunge spatel, pasien diminta
untuk
mengucapkan “a-a-a”
c. maka akan tampak bahwa langit-langit bergerat ketas. lengkung
langit-langit
disisi yang sakit tidak akan bergerak ke atas.
d. adanya gangguan pada m. stylopharyngeus, maka uvula tidak
simetris tetapi
tampak miring tertarik ke sisi yang sehat.
Pemeriksaan Nervus Vagus (N. X)
nervus vagus terdiri dari 5 komponen dengan fungsi yang berbeda. Kelima komponen
tersebut adalah:
a. Branchial motor (eferen viseral khusus) yang bertanggung jawab terhadap
kordinasi otot0otot volunter faring, sebagian besar laring, dan salah satu otot
ekstrinsik lidah.

b. Viseral motor (eferen viseral umum) yang bertanggung jawab terhadap


inervasi parasimpatik otot-otot dan kelenjar faring,laring, dan viseral thoraks
dan absdomen
c. viseral sensori (eferen viseral umum) yang memberikan informasi sensorik
umum dari kulit belakang daun telinga, meatus acustikus eksterna,
permukaan luar membranan tympani dan faring.
d. sensori khusus, merupakan cabang minor dari nervus vagus yang
bertanggungjawab menimbulkan sesasi rasa dari daerah epiglotis.
Cara pemeriksaan:
- pada saat buka mulut pasien, bila terdapat kelumpuhan makan akan terlihat uvula
tidak ditengah tetapi tampak miring ke sisi yang sehat.
- untuk memeriksa plica vocalis diperlukan laryngoscope. bila terdapatt kelumpuhan
satu sisi pita suara, maka pita suara tidak bergerak sewaktu fonasi atau inspirasi dan
pita suara akan menjadi atonis dan lama-kelmaan menjadi atopi, maka suara
penderita menjadi parau
- Bila kedua sisi pita suara mengalami kelumpuhan, maka pita suara itu akan merada
di garis tengah dan tidak bergerak sama sekali sehingga akan timbul afoni dan stridor
inspiratorik,
Saraf Kranialis XI-Aksesorius Spinalis

Dari belakang, perhatikan ada tidaknya atrofi atau


fasikulasi otot trapezius, dan bandingkan sisi yang satu
dengan sisi lainnya. Fasikulasi adalah gerakan ireguler halus
di sekelompok kecil serat otot. Minta pasien untuk
mengangkat kedua bahu ke depan melawan tangan Anda.
Perhatikan kekuatan dan kontraksi trapezius.
Saraf Kranialis XII-Hipoglosus.

Dengarkan artikulasi kata-kata pasien. Hal ini bergantung


pada SK V, VII, dan X, serta XII. Inspeksi lidah pasien
sewaktu berada di dasar mulut. Perhatikan ada tidaknya
atrofi atau fasikulasi. Pada lidah normal sering ditemukan
gerakan kasar "gelisah". Lalu, dengan lidah pasien menjulur,
perhatikan ada tidaknya asimetri, atrofi, atau penyimpangan
dari garis tengah
5.
MOTORIK
MASA OTOT

Inspeksi ukuran dan kontur otot. Apakah otot-otot tampak


datar atau cekung, yang mengisyaratkan atrofi? Jika
demikian, apakah prosesnya unilateral atau bilateral?
Apakah proksimal atau distal? Dalam memeriksa atrofi, beri
perhatian khusus pada tangan, bahu, dan paha.
TONUS OTOT
Jika suatu otot normal dengan persarafan utuh melemas secara sengaja, maka otot
tersebut tetap memilki ketegangan residual ringan yang dinamai tonus otot. Hal ini dapat
dinilai dengan merasakan resistensi otot terhadap peregangan pasif. Minta pasien rileks.
Ambil satu tangan dengan tangan Anda dan, sembari menopang siku, fleksi dan
ekstensikan jari-jari tangan, pergelangan tangan, dan siku pasien, serta gerak-gerakkan
bahu dengan rentang gerak sedang. Dengan latihan, tindakan-tindakan ini dapat
dikombinasikan ke dalam satu gerakan yang lancar. Di masing-masing sisi, perhatikan
tonus otot resistensi yang menahan gerakan Anda.
KEKUATAN OTOT

Fleksi siku

Fleksi disendi panggul Ekstensi siku


KOORDINASI
Koordinasi gerakan otot mensyaratkan bahwa empat bidang sistem saraf
berfungsi secara terpadu :
● Sistem motorik, untuk kekuatan otot
● Sistem serebelum (juga bagian dari sistem motorik), untuk gerakan ritmik dan postur mantap
● Sistem vestibularis, untuk keseimbangan dan untuk memadukan gerakan
mata, kepala, dan tubuh
● Sistem sensoik, untuk sensasi posisi
Gerakan Bergantian Cepat

- Lengan
Perlihatkan kepada pasien bagaimana menepukkkan satu
tangan ke paha, mengangkat tangan, memutarnya, lalu
menepukkan punggung tangan ke tempat yang sama. Minta
pasien untuk mengulang-ulang gerakan bergantian ini
secepat mungkin.

- Tungkai.
Minta pasien untuk menepuk-nepuk tangan Anda dengan
bagian depanmasing-masing telapak kaki secara bergantian
secepat mungkin. Perhatikan adanya perlambatan atau
kecanggungan. Kaki biasanya berespons lebih rendah
daripada tangan.
Romberg test

Ini terutama adalah suatu tes untuk sensasi posisi. Pasien


mula-mula harus berdiri dengan kaki rapat dan mata terbuka
lalu menutup kedua mata selama 30 sampai 60 detik tanpa
berpegangan. Perhatikan kemampuan pasien
mempertahankan postur tegak. Dalam keadaan normal,
tubuh hanya bergoyang sedikit.
Tes Pronator Drift.

Pasien harus berdiri selama 20 sampai 30 detik dengan


kedua lengan lurus ke depan, telapak menghadap ke atas,
dan mata tertutup. Orang yang tidak dapat berdiri dapat
diperiksa untuk pronator drift dalam posisi duduk. Pada
keduanya, orang yang normal dapat menahan posisi lengan
ini dengan cukup baik. Sekarang, instruksikan pasien untuk
tetap mengangkat lengan dan menutup mata
6.Sensorik
Pemriksaan sensasi Nyeri

Gunakan penjepit kertas, potongan lidi kapas


atau alat lain yang sesuai. Sesekali ganti ujung
tajam dengan ujung tumpul. Lalu tanyakan pada
pasien “apakah terasa tajam atau tumpul?”
lakukan dari arah distal ke proximal dan
bandingkan di kedua sisi tubuh.
Pemeriksaan sensasi suhu

Alat yang digunakan pada pemeriksaan ini


adalah dua tabung yang berisi air dingin dan air
panas. Pada pemeriksaan ini minta pasien untuk
menyebutkan “panas” apabila tabung panas di
sentuhkan dan menyebutkan kata “dingin”
apabila tabung dingin di sentuhkan.
Getaran

Pemeriksaan ini bertujuan untuk mengenal atau


merasakan adanya rasa getar. Alat yang di gunakan
adalah garpu tala 128 Hz. Beri tahu kepada pasien
bahwa akan menggetarkan garpu tala dan
meletakkannya pada sternum atau pada tonjolan
tulang. Minta pasien untuk menutup matanya dan
getarkan garpu tala pada tonjolan tulang, mulai dari
ekstremitas bawah yaitu pada sendi metatarsal
falangeal, lalu malleolus, tuberositas tibialis. Lalu
naik ke ekstremitas atas mulai dari sendi metacarpal
falangeal , pergelangan siku dan tangan.
Propisepsi (Posisi)

Pegang jempol kaki pasien di kedua


sisinya dengan telunjuk. Lalu gerakkan
kaki pasien dengan gerakan naik dan
turun. Lalu minta pasien untuk menutup
matanya, minta pasien menyebut “naik”
atau “turun”.
Sensasi diskriminatif

Jelaskan kepada pasien prosedur yang


akan dilakukan. Minta pasien untuk
menutup matanya, lakukan tes dengan
menyentuhkan dua titik jangka pada asien,
mulai dengan jarak dua titik yang relative
besar lalu kurangi sedikit demi sedikit
jarak antara dua titik jangka panjang
Sentuhan ringan

Pemeriksaan dapat dilakukan dengan ujung


kapas lembut, sentuhlah kulit tanpa
menimbulkan tekanan. Minta pasien untuk
merespon jika ia merasakan adanya sentuhan,
serta bandingkan dengan daerag lain
7.Reflek Patologi
Reflex Hoffman

Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara


memetik kuku pada jari tengah. Hasil
positif apabila timbul gerakan fleksi pada
ibu jari, jari telunjuk dan jari-jari lainnya.
Hoffman negative bila tidak muncul
gerakan fleksi
Reflex tromner

Pemeriksaan ini dilakukan dengan


cara ekstensi jari tengah pasien lalu
sentil jari tengah. Hasi positif abaia
timbul gerajan fleksi pada ibu jari, jari
telunjuk dan jari-jari lainnya.
Reflex Babinski

Pemeriksan memegang pergelangan kaki


untuk memfiksasi pasien. Gunakan ujung
tajam palu reflex untuk menggores tumit
menuju keatas dengan menyusuri bagian
lateral telapaj kaki hingga pada pangkal
kelingking, belokkan goresan ke medial
sampai pangkal jempol kaki. Hasil positif
apabila terjadi dorsofleksi ibu jari disertai
pemekaran jari lain.
Refleks chaddock

Pemeriksa memegang pergelangan


kaki untuk memfiksasi pasien. Gunakan
ujung taham palu reflex untuk
menggores kulit dibawah malleolus
lateralis dari atas kebawah (proximal ke
distal). Hasil positif apabila terjadi
dorsoflekso ibu jari disertai pemekaran
jari-jari lain.
Pemeriksaan Oppenheim

Dengan menggunakan jari ke II dan III pemeriksa, tulang tibia


pasien diurut dari arah proksimal ke distal. Hasil positif apabila
terjadi dorsofleksi ibu jari disertai pemekaran jari-jari lain
Pemeriksaan reflex Gordon

Pemeriksaan dilakukan dengan mencubit


otot gastrocnemius. Hasil positif apabila
terjadi dorsofleksi ibu jari disertai
pemekaran jari-jari lain.
8.Reflek
Fisiologi
Pemeriksaan reflex biceps

Pemeriksaan ini menguji saraf pada radiks C5-C6. Pemeriksaan dilakukan dengan cara
pasien duduk dengan santai. Pastikan lengan pasien yang akan diperiksa dalam keadaan
lemas dan siku dalam keadaan posisi sedikit fleksi dan pronasi posisikan telunjuk
pemeriksa pada tendon biceps pasien, lalu ayunkan palu reflex pada ibu jari dan
perhatikan apakah ada kontraksi otot biceps. Reflex yang muncul ditandai dengan
adanya fleksi lengan bawah.
Pemeriksaan reflex triceps

Pemeriksaan dilakukan dengan cata


mengayunkan palu reflex pada tendo
otot triceps di atas fossa olecranon.
Reflex yang muncul ditandai dengan
adanya gerakan ekstensi lengan
bawah
Pemeriksaan reflex brachioradialis

Ayunkan palu reflex pada tendon


brachioradialis di radius bagian
distal. Interpretasi : reflex fleksi
lengan bawah
Pemeriksaan reflex patella

Raba dan cari tendo patella, satu tangan


memegang paha bagian distal dan tangan yang
lain mengayunkan palu reflex untuk memukul
tendo patella. Reflex yang muncul ditandai
dengan gerakan ekstensi tungkai bawah
THANKS!
CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo
, and includes icons by Flaticon, and infographics & images by
Freepik

Anda mungkin juga menyukai