KEPALA
Perceptor : Rachmanda Haryo W, Sp.BS
Disusun oleh :
1. Esa Giri Rahayu 123810064
2. Salman Nur Azmi 123810006
2
• Brain :
Proyeksi Regio Frontalis
dan Parietalis
4
Buku Ajar Patologi Robbins. 2016
Fisiologi ICP
Tekanan Intra Kranial :
N = 10-15 mmHg (136 mmH2O)
ICP dianggap normal bila kurang dari 10
mm Hg. Ketika ICP meningkat di atas 20
mm Hg, cedera saraf dapat terjadi.
Masalah patofisiologi utama yang
berhubungan dengan peningkatan ICP
adalah iskemia dan herniasi.
American College of Surgeon. Advance Trauma Life Support. United States; 2018.
Fisiologi ICP (Intracranial Pressure)
• ICP ditentukan oleh tiga komponen hubungan Monro-Kellie, yang menyatakan bahwa peningkatan volume satu
kompartemen intrakranial akan menyebabkan peningkatan ICP kecuali jika diimbangi dengan penurunan volume
kompartemen lain yang sama.
• Kompartemen ini adalah:
• Jaringan otak: rata-rata 1400ml
• Volume darah otak: 150ml
• Cairan serebrospinal: 150ml
Regulasi tekanan intrakranial normal
• Tekanan intrakranial biasanya ~ 10 mmHg pada posisi supine, ICP diatur dengan baik dalam rentang fisiologis
normal melalui mekanisme utama berikut:
• Perpindahan darah vena keluar dari SSP
• Perpindahan CSF keluar dari otak dan masuk ke sumsum tulang belakang
• Distensi meninges
• Ventilasi CSF ke dalam sirkulasi vena dengan meningkatkan reabsorpsi melalui granulasi arachnoid
6
Petersen, Lonnie Grove, et al. "Postural influence on intracranial and cerebral perfusion pressure in ambulatory neurosurgical patients." American Journal of
Physiology-Regulatory, Integrative and Comparative Physiology 310.1 (2016)
Peningkatan TIK
American College of Surgeon. Advance Trauma Life Support. United States; 2018.
Definisi Cedera Kepala
Cedera kepala merupakan kejadian nondegeneratif dan nonkongenital pada otak yang disebabkan oleh kekuatan
mekanik eksternal yang memungkinkan terjadinya kerusakan permanen atau sementara terhadap fungsi
kognitif, fisik, dan psikososial dengan kondisi perubahan atau penurunan kesadaran.Trauma merupakan
penyebab utama kematian pada orang yang berusia < 45 tahun dan lebih dari setengah kematian disebabkan
oleh cedera kepala. Cedera kepala menggambarkan beragam cedera pada kulit kepala, tengkorak, otak, jaringan
di bawahnya, dan pembuluh darah di kepala.
Cedera otak traumatis (TBI) dapat disebabkan oleh benturan, pukulan, atau guncangan yang
kuat pada kepala atau tubuh, atau akibat benda yang menembus tengkorak dan masuk ke otak
8
J. Ked. N. Med | VOL. 5 | NO. 4 | Desember 2022
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
9
BERDASARKAN
BERATNYA
CEDERA
10
KLASIFIKASI CEDERA KEPALA
Berdasarkan progresivitasnya, cedera kepala dibagi menjadi:
1. Cedera Primer
2. Cedera Sekunder 3. Secondary Brain Insult
Cedera primer merupakan cedera yang
Cedera sekunder adalah proses Peristiwa sistemik yang terjadi setelah trauma
diakibatkan oleh trauma mekanis berupa
kepala yang memiki potensi untuk menambah
benturan fisik pada kepala yang mengakibatkan kompleks yang terjadi dalam beberapa
kompresi dan cedera jaringan yang berdekatan kerusakan sel saraf, akson, dan pembuluh darah
jam dan beberapa hari setelah cedera otak.
baik dengan atau tanpa kehilangan kesadaran.
Sel otak disekelilingnya akan mengalami primer yang mencakup komplikasi -Hipoksia
gangguan fungsional, tetapi belum mati dan bila kranial dan sistemik. -hipotensi
keadaan menguntungkan sel akan sembuh -hiperpireksi
-Intracranial hematom
dalam beberapa menit, jam atau hari Terbagi -hiperglikemia
menjadi: (EDH, SDH, ICH, IVH)
-kejang
- Lesi lokal: -Edema cerebri
-ketidakseimbangan elektrolit
trauma scalp, fraktur tulang tengkorak
- Lesi difus:
cedera aksonal difus
cedera vaskular difus
11
Patofisiologi cedera kepala
12
13
14
Mekanisme Cedera Kepala
• Akselerasi
Gerakan yang cepat dan mendadak yang
terjadi jika benda yang sedang bergerak
membentur kepala yang diam
- Coup : Akselerasi tengkorak ke
arah dampak.
- Contrecoup : Akselerasi tengkorak
berlawanan dari arah dampak primer.
• Deselerasi
Penghentian akselerasi secara mendadak
yaitu jika kepala membentur benda yang
diam.
15
VIDEO SLIDE
16
TRAUMA SCALP
Abrasi (ekskoriasi)
Laserasi
Kontusio
Avulsi
18
Fraktur linier
• Fraktur dengan bentuk garis tunggal
• Melibatkan seluruh ketebalan dari
tengkorak
• Terjadi karena trauma tumpul pada area
permukaan tengkorak
• Tidak diperlukan intervensi bedah
19
Fraktur Diastasis
20
Fraktur depressed
21
Fraktur Comminuted
22
Fraktur basis cranii
23
Fraktur basis cranii
anterior
24
Fraktur basis cranii media
25
Faktur basis cranii
posterior
CEDERA PRIMER
OTAK CEDERA
OTAK Cedera sekunder terdiri dari perubahan yang terjadi
SEKUNDER setelah cedera awal. Hal ini dapat disebabkan oleh:
•Hipotensi sistemik
•Hipoksia
•Peningkatan ICP
27
Cedera Aksonal dan
Vaskular Difus
28
Diffuse Axonal Injury
DAI merupakan kerusakan akson menyeluruh yang menyebabkan kehilangan kesadaran mendadak dan koma
selama lebih dari 6 jam.
Penyebab DAI biasanya terkait dengan akselerasi dan deselerasi cepat dari otak. Kerusakan akson ini dapat
terjadi segera pada saat trauma (primer) atau beberapa menit sampai jam setelah kejadian (sekunder)
Bagian-bagian otak yang lebih rentan terhadap DAI adalah substansia alba di parasagital lobus frontal, lobus
parietal (termasuk deep white matter), corpus callosum anterior dan posterior, ganglia basalis (termasuk
kapsula interna), serebelum (termasuk middle cerebellar peduncle), dan pons (termasuk dorsolateral rostral
brainstem).
29
MRI Diffuse Axonal Injury
30
Concussion/Gegar Otak
Cedera gegar otak sering dianggap sebagai TBI ringan tanpa adanya kerusakan struktural berat. Biasanya terjadi
setelah pukulan langsung ke kepala yang diikuti dengan gaya akselerasi/deselerasi.
Etiologi
Gegar otak dapat disebabkan oleh beberapa hal termasuk benturan, pukulan, atau sentakan di kepala, cedera saat
berolahraga atau terjatuh, kecelakaan kendaraan bermotor, ledakan senjata, atau percepatan atau perlambatan otak
di dalam tengkorak yang cepat, seperti yang terjadi pada orang tersebut. telah terguncang dengan keras. Pasien
tersebut tiba-tiba kehilangan kesadaran atau tiba-tiba mengalami perubahan kondisi kesadaran atau kewaspadaan.
Gegar otak kedua yang terjadi setelah gegar otak pertama menyebabkan kerusakan lebih lanjut pada otak—yang
disebut fenomena “serangan kedua”—dan dalam beberapa kasus dapat menyebabkan kerusakan permanen atau
bahkan kematian. Sindrom pasca gegar otak melibatkan gejala yang berlangsung selama berminggu-minggu atau
lebih.
31
32
DERAJAT CONCUSSION
33
INDIKASI CT SCAN/MRI
34
35
PNEUMOCEPHALUS
Pneumocephalus atau intrakranial aerocele atau pneumatocele didefinisikan sebagai adanya gas intrakranial. Sangat penting
untuk membedakan ini dari tension pneumocephalus yang merupakan gas di bawah tekanan. Gas mungkin terletak di salah satu
kompartemen berikut: epidural, subdural, subarachnoid, intraparenchymal, intraventrikular.
Etiologi
Apa pun yang dapat menyebabkan kebocoran CSF
dapat menyebabkan pneumosefalus terkait
1. Skull defects
a) Postneurosurgicalprocedure
b) Posttraumatic
c) Congenital skull defects: including defect in
tegmen tympani24
d) Neoplasm
2. Infection
a) Withgas-producingorganisms
b) Mastoiditis
3. Post invasive procedure:
a) Lumbarpuncture
b) Ventriculostomy
c) Spinal anesthesia
4. Spinal trauma
5. Barotrauma
36
Epidural Hematome
Etiologi Manifestasi Pemeriksaan Indikasi Operasi
Penunjang
37
terdapat gambaran lesi berbentuk
lentikular dan hiperdens di regio frontal
kiri yang khas untuk hematoma epidural
(panah hitam).
38
SUBDURAL HEMATOME
Hematoma ini lebih sering dibandingkan hematoma epidural dan biasanya tidak
terkait dengan fraktur kranium.3 Hematoma subdural biasanya disebabkan oleh
kerusakan bridging veins yang menyebabkan perdarahan di ruang antara
duramater dan araknoid.
SDH dalam situasi trauma sering terjadi melalui akselerasi/deselerasi permukaan
otak terhadap permukaan bawah tengkorak, menyebabkan luka robek pada vena
penghubung.
SDH akut bisa sangat berbahaya bagi pasien dalam konteks trauma, karena
umumnya melibatkan tingkat cedera otak yang jauh lebih tinggi dibandingkan
dengan EDH. Edema serebral yang mendasari seringkali merupakan faktor yang
berkontribusi signifikan terhadap pergeseran struktur garis tengah dan
perkembangan sindrom herniasi jika tidak ditangani
Ada beberapa SDH yang luput dari perhatian pasien selama jangka waktu
tertentu. Ketika darah akut di ruang subdural mencair seiring waktu, SDH subakut
dan kronis dapat ditemukan. Pada hematoma subdural subakut dan kronis, 39
gambaran klinisnya tidak secepat dan progresif seperti pada fase akut.
Etiologi Manifestasi Pemeriksaan Indikasi Operasi
Penunjang
40
41
Subarachnoid Hemorrage
CT Scan kepala tanpa kontras CT Scan kepala non kontras CT Scan kepala tanpa kontras terdapat lesi
terdapat lesi hiperdens mengikuti terdapat lesi hiperdens di cisterna hiperdens di cisterna interpeduncular (panah
fisura sylvii dan fisura hemisfer sylvii, cisterna quadrigemini, putih) menunjukkan subarachnoid hemmorhage.
dan sulcus menunjukkan subdural cisterna interpendunculated, Venrikel lateralis cornu temporal berdilatasi akibat
hematom di fisura sylvii (panah menunjukkan subarachnoid hidrosefalus (panah merah) oleh karena
biru), di fisura hemisfer (panah hemoragic perdarahan subarakhnoid
merah)
43
Click icon to add picture
44
Intracerebral Hematome
(ICH)
Trauma pada point of impact (disebut coup injuries) dan trauma pada sisi berlawanan dari point of
impact (disebut contrecoup injuries) sering terjadi setelah trauma. Coup injuries sering disebabkan oleh
robekan pada pembuluh darah kecil intraserebral.
Contrecoup injuries terjadi akibat peristiwa aselerasi-deselerasi saat otak didorong ke arah berlawanan
dan membentur bagian dalam tulang tengkorak.Mekanisme ini dapat menyebabkan kontusio serebral.
45
Intracerebral Hematome
Gaya aselerasi • Nyeri kepala • Penurunan kondisi neurologis progresif akibat efek massa (sesuai CT-
deselerasi yang • CT-Scan:
• Mual Scan) atau,
menyebabkan hiperdens,
pecahnya • Muntah • Hiperdens intrakranial yang refrakter dengan obat-obatan, atau
terlokalisir
pembuluh darah • Penurunan • Volume >50 cc
kortikal dan
kesadaran • Pasien dengan GCS 6-8 :
subkortikal.
Perkembangan • Kejang • Kontusio frontal atau temporal volume >20 ml, dengan midline shift
dari kontusio >5 cm dan/atau
serebri • Kompresi pada sisterna basalis (CT-Scan)
46
CT SCAN ICH
47
ICH
49
EDEMA OTAK
• Edema vasogenik
Disebabkan oleh adanya peningkatan permeabilitas
C T Scan kepala tanpa kontras terdapat sulcus , cysterna dan sulcus
kapiler akibat sawar darah otak sehingga terjadi menyempit menunjukkan edema cerebri
penimbunan cairan plasma ekstra seluler. ( Gambaran
pada CT-scan tampak hipodens)
• Edema Sitotoksik
Merupakan penumpukan cairan intraseluler. Edema ini
diakibatkan karena adanya kegagalan metabolisme
energi seluler sehingga sel tersebut tidak dapat
mempertahankan keseimbangan cairannya. (pada CT-
Scan otak memperlihatkan masa putih dan masa kelabu
hipodens)
C T Scan kepala tanpa kontras terdapat sulcus dan 50
ventrikel menyempit menunjukkan edema cerebri
BRAIN HERNIATION
52
Perawatan Sebelum di Rumah Sakit
• Manajemen jalan napas
• Menghubungi ambulans
• Tenaga medis yang sudah terlatih
• Pencegahan cedera sekunder
Secondary Survey • Obati kejang: mula-mula berikan diazepam 10 mg iv perlahan-lahan dan dapat diulangi sampai 3 kali bila masih kejang. Bila tidak berhasil
dapat diberikan fenitoin 15 mg/KgBB iv perlahan-lahan dengan kecepatan tidak melebihi 50 mg/menit.
• Menilai tingkat keparahan cedera kepala
AMPLE Allergy?
Medication? (antikoagulan, antiplatelet, antihipertensi)
Post illness? (riw. penyakit pasien: HT, DM, stroke, dll)
Last meal?
Event? (lokasi kejadian, riw. trauma sebelumnya, riw. operasi)
-Status neurologis: GCS, diameter dan bentuk pupil, RCL RCTL, motorik, dan sensorik
60