Anda di halaman 1dari 45

EPIDURAL

HEMATOM
SITI ANSARI
FK UPN

DEFINISI CEDERA KEPALA


Menurut

Brain Injury Assosiation of America


cedera kepala suatu kerusakan pada kepala,
bukan bersifat kongenital ataupun degeneratif, tetapi
disebabkan oleh serangan/benturan fisik dari luar,
yang dapat mengurangi atau mengubah kesadaran
yang mana menimbulkan kerusakan kemampuan
kognitif dan fungsi fisik

KLASIFIKASI CEDERA KEPALA


A.Berdasarkan mekanismenya
Cedera kepala tumpul,
kecelakaan lalu lintas, jatuh atau pukulan benda tumpul.
terjadi akselerasi dan deselerasi yang cepat otak bergerak di
dalam rongga cranial dan melakukan kontak pada protuberans
tulang tengkorak.
Cedera tembus,
luka tembak ataupun tusukan.
B. Berdasarkan beratnya
1. GCS sama atau < 8 cedera kepala berat.
2. GCS 9-13 Cedera kepala sedang
3. GCS 14-15Cedera kepala ringan
(ILMU BEDAH SARAF.Dr. Syaiful Saanin, Neurosurgeon. Ka. SMF Bedah Saraf RSUP. Dr. M.
Djamil/FK-UNAND Padang. http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Klasifikasi.html )

C. Berdasarkan morfologi
1. Fraktur tengkorak;
dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak.
dapat berupa garis/linear, mutlipel dan menyebar dari
satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen
tulang (kominutif).
dapat berupa fraktur tertutup yang secara normal tidak
memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup
yang memerlukan perlakuan untuk memperbaiki tulang
tengkorak.
2. Lesi intrakranial;
lesi fokal (perdarahan epidural, perdarahan subdural,
kontusio, dan peradarahan intraserebral),
lesi difus dan
terjadi secara bersamaan.

DEFINISI
epidural (EDH)
kumpulan darah di antara dura mater
dan tabula interna karena trauma.
Pada penderita traumatik hematoma
epidural, 85-96% disertai fraktur pada
lokasi yang sama.
Perdarahan berasal dari pembuluh darah
-pembuluh darah di dekat lokasi fraktur
Hematoma

Berdasarkan kronologisnya hematom epidural


diklasifikasikan menjadi
1.

Akut : ditentukan diagnosisnya waktu 24


jam pertama setelah trauma

2.

Subakut : ditentukan diagnosisnya antara


24 jam 7 hari

3.

Kronis : ditentukan diagnosisnya hari ke 7

(http://fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=PENANGANAN+ANESTESI+UNTUK+PASIEN+
+DENGAN+CEDERA+OTAK+TRAUMATIKA+PERDARAHAN+INTRA+KRANIAL)

anatomi

Susunan Vaskular Selaput Otak


Otak disuplai oleh dua arteri carotis interna
dan dua arteri vertebralis
beranastomosis pada permukaan inferior
otak circulus Willisi.
Vena-vena otak tidak mempunyai jaringan
otot didalam dindingnya yang sangat tipis
dan tidak mempunyai katup.
Vena tersebut keluar dari otak dan
bermuara ke dalam sinus venosus cranialis.

ETIOLOGI
1. trauma kepala
merobek arteri meningea media dan kadang arteri meningea posterior
selain juga bisa disebabkan oleh perdarahan vena/sinus
2. komplikasi paska operasi kraniotomi.
perdarahan pasca operasi berasal dari ooziing vena pada ruang epidural
yang berhubungan dengan lokasi flap pembedahan.
3. hemofili dan trauma lahir.

(Al mochdar, saleh. Epidural hematoma. 2005. FKUI. Jakarta. Diunduh dari
:http://www.eprints.lib.ui.ac.id/id/document/829)

Pada cedera kepala, kerusakan otak dapat terjadi dalam


dua tahap yaitu cedera primer dan cedera sekunder.
1. Cedera primer
akibat langsung dari suatu ruda paksa,
dapat disebabkan benturan langsung kepala dengan suatu
benda keras maupun oleh proses akselarasideselarasi
gerakan kepala.
2. Cedera sekunder
- akibat berbagai proses patologis yang timbul sebagai tahap
lanjutan dari kerusakan otak primer, berupa perdarahan,
edema otak, kerusakan neuron berkelanjutan, iskemia,
peningkatan
tekanan
intrakranial
dan
perubahan
neurokimiawi

Mekanisme cedera kepalA


peristiwa coup dan contrecoup.
Cedera primer yang diakibatkan oleh adanya
benturan pada tulang tengkorak dan daerah
sekitarnya disebut lesi coup.
Pada
daerah yang berlawanan dengan
tempat benturan akan
terjadi lesi yang
disebut contrecoup.
Akselarasi-deselarasi terjadi karena kepala
bergerak dan berhenti secara mendadak dan
kasar saat terjadi trauma.
Perbedaan densitas antara tulang tengkorak
(substansi
solid)
dan
otak
(substansi
semisolid) tengkorak bergerak lebih cepat
dari muatan intrakranialnya. Bergeraknya isi
dalam tengkorak memaksa otak membentur
permukaan dalam tengkorak pada tempat
yang berlawanan dari benturan (contrecoup)

Kejadian coup dan contre coup dapat terjadi pada keadaan :


1. Rear end Impact
terjadi ketika pengereman mendadak pada mobil.
Otak pertama kali akan menghantam bagian depan dari tulang kepala
meskipun kepala pada awalnya bergerak ke belakang. Sehingga trauma terjadi
pada otak bagian depan.

Gerdes SL. Some Mechanism of Traumatic Brain Injury. 2007 [ September 2011]. Diunduh dari:
http://www.nebraskabraininjurylawyer.com/how.html .

2. Backward/forward motion of head


Gambar backward Motion of Head

Gambar Forward Motion of Head


Karena pergerakan ke belakang yang cepat dari kepala,
sehingga pergerakan otak terlambat dari tulang tengkorak,
dan bagian depan otak menabrak tulang tengkorak bagian
depan.
Pada keadaan ini, terdapat daerah yang secara mendadak
terjadi penurunan tekanan sehingga membuat ruang antara
otak dan tulang tengkorak bagian belakang dan terbentuk
gelembung udara.
Pada saat otak bergerak ke belakang maka ruangan yang
tadinya bertekanan rendah menjadi tekanan tinggi dan
menekan gelembung udara tersebut.
Terbentuknya dan kolapsnya gelembung yang mendadak
sangat berbahaya bagi pembuluh darah otak karena terjadi
penekanan, sehingga daerah yang memperoleh suplai
darah dari pembuluh tersebut dapat terjadi kematian sel-sel
otak. Begitu juga bila terjadi pergerakan kepala ke depan.

PATOFISIOLOGI

tidak terjadi
fraktur
tulang
tengkorak

Karena gaya
kompresi
yang timbul
akibat
osilasi
indentasi

pembuluh
darah di
bawah
tempat
benturan
dapat juga
pecah

Perdarahn
dan
kumpulan
darah
antara
tulang
tengkorak
dan
duramater

INSIDEN DAN LOKASI

1-3 % dari seluruh cedera kepala.


frekuensi terbanyak dialami oleh usia dekade keduaketiga,
lebih dari 40% terjadi pada usia dibawah 20 tahun.
Hal ini disebabkan pada usia lebih tua atau dengan
bertambahnya usia perlekatan duramater pada
tulang tengkorak semakin kuat sukar dipisahkan
sulit untuk memberikan tempat berkumpulnya
perdarahan epidural.
(Al mochdar, saleh. Epidural hematoma. 2005. FKUI. Jakarta. Diunduh dari
:http://www.eprints.lib.ui.ac.id/id/document/829)

epidural

hematoma sering terjadi di


daerah temporal atau temporo parietal
karena Perlekatan paling lemah di
daerah temporal dan paling kuat di
sepanjang sutura

Kurang

lebih
80-90%
perdarahan
epidural
disertai
fraktur
tulang
tengkorak dan 9-19% tanpa fraktur
tulang tengkorak

DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Pada prinsipnya gejala epidural hematom dapat dibagi dalam 5 tahap,
yaitu :
1.

Otak yang bergeser

2.

Tekanan lokal oleh hematom

3.

Herniasi unkus ke dalam incisura tentorii

4.

Gangguan pada batang otak

5.

Penekanan medulla oblongata

benturan

dan terjadinya proses akselerasi deselerasi


otak akan bergeser dari tempat asalnya Peregangan
batang otak menurut porosnya blokade reversibel
pada lintasan retikularis asendens difus otak tidak
mendapat input aferen kesadaran menurun
pingsan.

perdarahan

epidural yang masif


meningkat mendadak muntah,
kepala, dan papil edema.

TIK
nyeri

epidural ++ waktu +
+volume darah yang berada di ruang
epidural
memberi
gejala
sindroma
kompresipenurunan kesadaran yang terjadi
progresif. (Dengan demikian pasien yang
telah sadar dapat pingsan kembali terjadilah
lusid interval yang lama bervariasi dari
beberapa menit sampai beberapa jam)

perdarahan

Lusid

interval terjadi antara 12-44% dari


penderita perdarahan epidural

Perdarahan epidural

frontal atau subfrontal

fossa posterior

temporal

nyeri kepala,
gangguan mental
pupil yang anisokor
Lusid interval
biasanya lebih lama.

nyeri kepala,
meningismus,
dismetri,
ataksia dan
gangguan saraf
kranial di daerah
posterior.
herniasi tonsil
serebeli ke superior
depresi
pernafasan, tekanan
darah yang meninggi
dan bradikardi (trias
chusing)

dilatasi pupil
ipsilateral
dan hemiparese
kontralateral.
Penekanan pada
nervus okulomotorius
dilatasi pupil
sebelum parese total

Perdar
ahan
epidur
al

proses
desak
ruang di
rongga
tengkorak
yang
tertutup.

mula-mula
mendesak
secara
radial, tapi
kemudian
mendesak
ke bawah
secara
progresif

secara
rostrokaud
al batang
otak akan
mengalami
desakan

sindroma
lesi
transversal
setinggi
mesensefal
on, pons,
dan medula
oblongata

depresi
pernafasan
dan
gangguan
jantung

meninggal

GAMBARAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan schedel foto
skrening awal untuk
menentukan adanya
perdarahan epidural dengan
ditemukannya gambaran
garis fraktur terutama yang
menyilang perjalanan arteri
meningea media pada foto
lateral

CT-scan
metode yang paling akurat dan sensitif dalam mendiagnosa
perdarahan epidural akut
Ruang yang ditempati perdarahan epidural dibatasi oleh
perlekatan dura ke skema bagian dalam kranium, khususnya
pada garis sutura, memberi tampilan lentikular atau
bikonveks
Fase akut hiperdensitas (yaitu tanda terang pada CT-scan).
Hematom kemudian menjadi isodensitas dalam 2-4 minggu,
lalu menjadi hipodensitas (yaitu tanda gelap) setelahnya

The CT scans show a lens-shaped, biconvex high attenuation collection in


the posterior left parietal lobe exerting mass effect.

MRI
akut lesi isointense cara ini kurang tepat
untuk mendeteksi perdarahan pada trauma akut
hiperakut massa berbentuk lentiform yang mengikuti
sepanjang dura di bawah tabula interna
sub akut akhir dan awal epidural hematom kronis berupa
lesi hiper intens
perdarahan

MRI epidural hematoma - left proton density-hypersignal area in


temporal region right T2W- dura is seen as a hyposignal line.

DIAGNOSA BANDING
1. Subdural Hematoma

Perdarahan yang terjadi diantara duramater dan arachnoid,


akibat robeknya vena jembatan.

Pada CT scan otak didapati gambaran hiperdens (perdarahan)


diantara duramater dan arakhnoid, umumnya robekan dari
bridging vein dan tampak seperti bulan sabit.

2. Subarakhnoid hematoma
Pada

CT scan otak didapati perdarahan (hiperdens) di ruang

subarakhnoid

penatalaksanaan

Penatalaksanaan cedera kepala meliputi survei primer dan


survei sekunder.
Survei primer :
A (airway),
B (breathing),
C (circulation),
D (disability), dan
E (exposure/environmental control) yang kemudian
dilanjutkan dengan resusitasi.

Perawatan umum terhadap cedera kepala


a)

menjaga agar jalan nafas


terutama bila penderita koma.

tetap

bebas/lancar,

Posisi penderita sebaiknya miring (termasuk badannya)


mencegah aspirasi dan penyumbatan laring oleh
lidah.
Tungkai yang di atas sebaiknya fleksi, dan posisi diubah
setiap 2 jam.
pertimbangkan
pemasangan
pipa
endotrakea/trakeostomi.
Bila ada fasilitas analisa gas darah, p02 arteri
dipertahankan diatas 80 mmHg dan pCO2 antara 25 30 mmHg.

b) TD < 90 mmHg + nadi kecil cari penyebabnya diluar


kepala, antara lain trauma abdomen , fraktur.
- Syok harus segera diatasi dan perdarahan dihentikan.
- Bila ada anemia harus segera diperbaiki
c) Cairan, Elektrolit, Nutrisi.
- Pada umumnya diadakan pembatasan cairan ringan untuk
mencegah adanyaoverhidrasi,terutama dalam 24 jam
pertama.
- Bila memungkinkan pemberian cairan intravena setelah 2
hari dapat dikombinasi/diganti dengan sonde hidung.

d) Miksi, defekasi, kulit, mata.


- Urin ditampung perhitungkan kebutuhan cairan dan
menjaga agar tempat tidur tetap kering.
Dipasang kateter.
Diusahakan tidak terdapat konstipasi yang terlalu lama
karena bahaya ileus.
cegah dekubitus, tempat tidur harus rata, kering dan lunak.
Mata dapat dibasahi dengan larutan asam borat 2%.

PENATALAKSANAAN EPIDURAL
HEMATOM
1. NON OPERATIF, bila:
perdarahan epidural < 30 ml,
< 15 mm tebalnya, dan
< 5 mm midline shift,
tanpa defisit neurologis fokal dan
GCS > 8

(Guidelines for the Surgical Management of Traumatic Brain Injury )

Pengobatan
golongan dexametason (dengan dosis awal 10
mg kemudian dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam),
mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari)
mengatasi edema cerebri yang terjadi

sedini mungkin (24 jam pertama)


mencegah
timbulnya
focus
epileptogenic
(profilaksis) & untuk jangka panjang dapat
dilanjutkan dengan karbamazepin.
Tri-hidroksimetil-amino-metana
(THAM)

mengurangi tekanan intracranial.


Barbiturat mengatasi tekanan inrakranial yang
meninggi
dan
mempunyai
efek
protektif
terhadap otak dari anoksia dan iskemik
fenitoin

TERAPI OPERATIF
Indikasi pembedahan:European Brain Injury consortium (EBIC)

Simptomatik hematom epidural

Ukuran:tebal >1 cm

Midline shift > 5 mm

Obliterasi cisterna basal/ ventrikel III

Pembesaran ventrikel lateral

INDIKASI menurut Guidelines for the


Management of Traumatic Brain Injury,
perdarahan

epidural dengan volume > 30


ml,tanpa mempertimbangkan GCS.
ketebalan 15 mm atau lebih, dan
pergeseran dari garis tengah diatas 5 mm.

Burr holes diagnostik suatu tindakan pembuatan


lubang pada tulang kepala yang ntuk mengetahui ada
tidaknya perdarahan ekstra aksial, sebelum tindakan
definitif craniotomy dilakukan.
Burr hole eksplorasi:
Sarana diagnostik Bila CT Scan sulit dilakukan
Kriteria klinis:
Dilatasi pupil ipsilateral
Hemiparese kontralateral
Lucid interval/penurunan GCS tiba-tiba

burrhole
positif kraniotomi evakuasi
hematoma dan hemostasis yang
cermat.

Pembedahanexplorative

BURR HOLE

TEKNIK :
a. Incisi bentuk question mark atau tapal kuda
b. Burr hole I di daerah yang paling banyak
clothing biasanya di lobus temporal, bila perlu
dilanjutkan dulu kraniektomi kecil dan evakuasi
clothing untuk mengurangi tekanan, lalu
dilanjutkan kraniotomi untuk mengevakuasi
massa.
c. Bila duramater tegang kebiruan lakukan intip
dura dengan incisi kecil
d. Kemudian duramater dijahit clan dilakukan
gantung dura

KOMPLIKASI
Kebanyakan

muncul ketika tekanan


mengakibatkan pergeseran otak yang
berarti
herniasisubfalcine, arteri serebral anterior
dan posterior mungkin tersumbat
infark serebral.
Herniasi kebawah batang otak
perdarahan dalam batang otak, paling
sering di pons.
Herniasi transtentorial palsy nervus III
kranialis ipsilateral (ptosis, dilatasi pupil,
dan ketidakmampuan menggerakkan mata
ke arah medial, atas, dan bawah)

PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
Lokasinya ( infratentorial lebih jelek )
Besarnya
Kesadaran saat masuk kamar operasi.
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural
biasanya baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat
dibatasi.
Angka kematian berkisar antara 7-15% dan kecacatan pada 510% kasus.

DAFTAR PUSTAKA

Anonim.
Epidural hematom. 2011. Diunduh dari :
http://syuku5.wordpress.com/2011/06/15/epidural-hematom/
Markam S, Atmadja DS, Budijanto A. Cedera Kepala Tertutup. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999; 4-112,
Brain Injury Association of America. Types of Brain Injury. [2
september 2011]. Diunduh
dari:http://www.biausa.org/pages/type_of_brain_injury_ .htm
Olson DA. Head Injury.[2 september 2011]; Topic 153: [11 screens].
Diunduh dari:http://www.emedicine.com/neuro/topic153.htm
Price DD, Wilson SR. Epidural hematoma. In: McNamara RM, Talavera
F. editors. Traumatic brain injury. 2 September 2011. Diunduh dari :
http://www.emedicine.com/EMERG/topic167.htm
Syaiful, saanin. Cedera kepala. 1 September 2011. Diunduh dari :
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Klasifikasi.html
Al mochdar, saleh. Epidural hematoma. 2005. FKUI. Jakarta. Diunduh
dari :http://www.eprints.lib.ui.ac.id/id/document/829

Homeier BP. Head Injuries. Durani Y, reviewer. [1 september 2011]. Diunduh


dari:
http://www.kidshealth.org/parent/firstaid_safe/emergencies/ head_in
jury.htm
Gerdes SL. Some Mechanism of Traumatic Brain Injury. 2007 [ September
2011]. Diunduh dari:
http://www.nebraskabraininjurylawyer.com/how.html.
Miller JD, Piper IR, Jones PA. Pathophysiology of Head Injury. Dalam: Textbook
of Neurotrauma. Mc. Graw-Hill. 61-68. Diunduh dari
http://referensiartikelkedokteran.blogspot.com/2011/04/trauma-capitis.html
Wahyuni, Ningrum. Epidural Hemorrhage. 7 januari 2010. Diakses pada
tanggal 2 September 2011. Diunduh dari:
http://ningrumwahyuni.wordpress.com/2010/01/07/epidural-hemorrhage/
Anonim. Epidural hematoma. 12 Juli 2008. Diakses pada tanggal 2 September
2011. Diunduh darihttp://bayuaslilow.multiply.com/journal/item/4
Syaiful, saanin. Pengelolaan Cedera kepala. Diakses pada tanggal 1
September 2011. Diunduh dari:
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Kelola.html
Japardi, Iskandar. Tata laksana cedera kepala secara operatif.Diakses pada
tanggal 2 September 2011. Diunduh dari:
http://library.usu.ac.id/download/fk/bedah-iskandar%20japardi61.pdf
Anonim. Referat epidural hematoma. Diakses pada 1 September 2011.
Diunduh dari:http://idmgarut.wordpress.com/2009/02/02/referat-epiduralhematoma/

Anda mungkin juga menyukai