HEMATOM
SITI ANSARI
FK UPN
C. Berdasarkan morfologi
1. Fraktur tengkorak;
dapat terjadi pada atap dan dasar tengkorak.
dapat berupa garis/linear, mutlipel dan menyebar dari
satu titik (stelata) dan membentuk fragmen-fragmen
tulang (kominutif).
dapat berupa fraktur tertutup yang secara normal tidak
memerlukan perlakuan spesifik dan fraktur tertutup
yang memerlukan perlakuan untuk memperbaiki tulang
tengkorak.
2. Lesi intrakranial;
lesi fokal (perdarahan epidural, perdarahan subdural,
kontusio, dan peradarahan intraserebral),
lesi difus dan
terjadi secara bersamaan.
DEFINISI
epidural (EDH)
kumpulan darah di antara dura mater
dan tabula interna karena trauma.
Pada penderita traumatik hematoma
epidural, 85-96% disertai fraktur pada
lokasi yang sama.
Perdarahan berasal dari pembuluh darah
-pembuluh darah di dekat lokasi fraktur
Hematoma
2.
3.
(http://fkumyecase.net/wiki/index.php?
page=PENANGANAN+ANESTESI+UNTUK+PASIEN+
+DENGAN+CEDERA+OTAK+TRAUMATIKA+PERDARAHAN+INTRA+KRANIAL)
anatomi
ETIOLOGI
1. trauma kepala
merobek arteri meningea media dan kadang arteri meningea posterior
selain juga bisa disebabkan oleh perdarahan vena/sinus
2. komplikasi paska operasi kraniotomi.
perdarahan pasca operasi berasal dari ooziing vena pada ruang epidural
yang berhubungan dengan lokasi flap pembedahan.
3. hemofili dan trauma lahir.
(Al mochdar, saleh. Epidural hematoma. 2005. FKUI. Jakarta. Diunduh dari
:http://www.eprints.lib.ui.ac.id/id/document/829)
Gerdes SL. Some Mechanism of Traumatic Brain Injury. 2007 [ September 2011]. Diunduh dari:
http://www.nebraskabraininjurylawyer.com/how.html .
PATOFISIOLOGI
tidak terjadi
fraktur
tulang
tengkorak
Karena gaya
kompresi
yang timbul
akibat
osilasi
indentasi
pembuluh
darah di
bawah
tempat
benturan
dapat juga
pecah
Perdarahn
dan
kumpulan
darah
antara
tulang
tengkorak
dan
duramater
epidural
Kurang
lebih
80-90%
perdarahan
epidural
disertai
fraktur
tulang
tengkorak dan 9-19% tanpa fraktur
tulang tengkorak
DIAGNOSIS
Gambaran klinis
Pada prinsipnya gejala epidural hematom dapat dibagi dalam 5 tahap,
yaitu :
1.
2.
3.
4.
5.
benturan
perdarahan
TIK
nyeri
epidural ++ waktu +
+volume darah yang berada di ruang
epidural
memberi
gejala
sindroma
kompresipenurunan kesadaran yang terjadi
progresif. (Dengan demikian pasien yang
telah sadar dapat pingsan kembali terjadilah
lusid interval yang lama bervariasi dari
beberapa menit sampai beberapa jam)
perdarahan
Lusid
Perdarahan epidural
fossa posterior
temporal
nyeri kepala,
gangguan mental
pupil yang anisokor
Lusid interval
biasanya lebih lama.
nyeri kepala,
meningismus,
dismetri,
ataksia dan
gangguan saraf
kranial di daerah
posterior.
herniasi tonsil
serebeli ke superior
depresi
pernafasan, tekanan
darah yang meninggi
dan bradikardi (trias
chusing)
dilatasi pupil
ipsilateral
dan hemiparese
kontralateral.
Penekanan pada
nervus okulomotorius
dilatasi pupil
sebelum parese total
Perdar
ahan
epidur
al
proses
desak
ruang di
rongga
tengkorak
yang
tertutup.
mula-mula
mendesak
secara
radial, tapi
kemudian
mendesak
ke bawah
secara
progresif
secara
rostrokaud
al batang
otak akan
mengalami
desakan
sindroma
lesi
transversal
setinggi
mesensefal
on, pons,
dan medula
oblongata
depresi
pernafasan
dan
gangguan
jantung
meninggal
GAMBARAN RADIOLOGIS
Pemeriksaan schedel foto
skrening awal untuk
menentukan adanya
perdarahan epidural dengan
ditemukannya gambaran
garis fraktur terutama yang
menyilang perjalanan arteri
meningea media pada foto
lateral
CT-scan
metode yang paling akurat dan sensitif dalam mendiagnosa
perdarahan epidural akut
Ruang yang ditempati perdarahan epidural dibatasi oleh
perlekatan dura ke skema bagian dalam kranium, khususnya
pada garis sutura, memberi tampilan lentikular atau
bikonveks
Fase akut hiperdensitas (yaitu tanda terang pada CT-scan).
Hematom kemudian menjadi isodensitas dalam 2-4 minggu,
lalu menjadi hipodensitas (yaitu tanda gelap) setelahnya
MRI
akut lesi isointense cara ini kurang tepat
untuk mendeteksi perdarahan pada trauma akut
hiperakut massa berbentuk lentiform yang mengikuti
sepanjang dura di bawah tabula interna
sub akut akhir dan awal epidural hematom kronis berupa
lesi hiper intens
perdarahan
DIAGNOSA BANDING
1. Subdural Hematoma
2. Subarakhnoid hematoma
Pada
subarakhnoid
penatalaksanaan
tetap
bebas/lancar,
PENATALAKSANAAN EPIDURAL
HEMATOM
1. NON OPERATIF, bila:
perdarahan epidural < 30 ml,
< 15 mm tebalnya, dan
< 5 mm midline shift,
tanpa defisit neurologis fokal dan
GCS > 8
Pengobatan
golongan dexametason (dengan dosis awal 10
mg kemudian dilanjutkan 4 mg tiap 6 jam),
mannitol 20% (dosis 1-3 mg/kgBB/hari)
mengatasi edema cerebri yang terjadi
TERAPI OPERATIF
Indikasi pembedahan:European Brain Injury consortium (EBIC)
Ukuran:tebal >1 cm
burrhole
positif kraniotomi evakuasi
hematoma dan hemostasis yang
cermat.
Pembedahanexplorative
BURR HOLE
TEKNIK :
a. Incisi bentuk question mark atau tapal kuda
b. Burr hole I di daerah yang paling banyak
clothing biasanya di lobus temporal, bila perlu
dilanjutkan dulu kraniektomi kecil dan evakuasi
clothing untuk mengurangi tekanan, lalu
dilanjutkan kraniotomi untuk mengevakuasi
massa.
c. Bila duramater tegang kebiruan lakukan intip
dura dengan incisi kecil
d. Kemudian duramater dijahit clan dilakukan
gantung dura
KOMPLIKASI
Kebanyakan
PROGNOSIS
Prognosis tergantung pada :
Lokasinya ( infratentorial lebih jelek )
Besarnya
Kesadaran saat masuk kamar operasi.
Jika ditangani dengan cepat, prognosis hematoma epidural
biasanya baik, karena kerusakan otak secara menyeluruh dapat
dibatasi.
Angka kematian berkisar antara 7-15% dan kecacatan pada 510% kasus.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim.
Epidural hematom. 2011. Diunduh dari :
http://syuku5.wordpress.com/2011/06/15/epidural-hematom/
Markam S, Atmadja DS, Budijanto A. Cedera Kepala Tertutup. Jakarta:
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 1999; 4-112,
Brain Injury Association of America. Types of Brain Injury. [2
september 2011]. Diunduh
dari:http://www.biausa.org/pages/type_of_brain_injury_ .htm
Olson DA. Head Injury.[2 september 2011]; Topic 153: [11 screens].
Diunduh dari:http://www.emedicine.com/neuro/topic153.htm
Price DD, Wilson SR. Epidural hematoma. In: McNamara RM, Talavera
F. editors. Traumatic brain injury. 2 September 2011. Diunduh dari :
http://www.emedicine.com/EMERG/topic167.htm
Syaiful, saanin. Cedera kepala. 1 September 2011. Diunduh dari :
http://www.angelfire.com/nc/neurosurgery/Klasifikasi.html
Al mochdar, saleh. Epidural hematoma. 2005. FKUI. Jakarta. Diunduh
dari :http://www.eprints.lib.ui.ac.id/id/document/829