Anda di halaman 1dari 22

REFERAT

POLINEUROPATI
Pembimbing :
dr. Djati Sulastono, Sp.S
Oleh :
Lalibah Antartika
2011730053

KEPANITRAAN KLINIK STASE NEUROLOGI


RSUD SAYANG CIANJUR
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN KESEHATAN
2017
Definisi
Polineuropati : suatu keadaan yang ditandai gangguan fungsi dan
atau struktur yang mengenai banyak saraf tepi, bersifat simetris dan
bilateral.
Lesi utama : neuron neuronopati.
Kelainan : sensorik, motorik, sensorimotor, otonom.
Distribusi : proksimal, distal, dan umum.
Epidemiologi
Prevalensi neuropati akibat DM berkisar antara 8-54% pada DM tipe I
dan 13-46% pada DM tipe II. Prevalensi neuropati diabetika (ND) pada
pasien diabetes sekitar 30% dari pasien DM yang dirawat di rumah
sakit dan 20% pada pasien komunitas umum. Insidensi neuropati
diabetika mencapai 50% pada pasien yang mengalami diabetes selama
lebih dari 25 tahun.
Klasifikasi
Onset : akut, subakut, kronis.
Gangguan fungsi : sensorik, motorik, otonom, campuran.
Proses patologis: aksonal, demyelinisasi.
Etiologi : herediter, trauma, inflamasi, metabolik, keganasan.
Gejala Klinis
Kesemutan, mati rasa, nyeri terbakar dan ketidakmampuan untuk
merasakan getaran atau posisi lengan, tungkai dan sendi merupakan
gejala utama dari polineuropati kronik.
Nyeri dan suhu (-), Baal, ketidakmampuan merasakan posisi sendi,
gangguan berdiri dan berjalan, kelemahan otot.
Otonom : gangguan sistem pencernaan, detak jantung, tekanan darah,
kandung kemih, kulit kering.
Diagnosis
Anamnesis.
Pemeriksaan fisik umum dan vital
Pemeriksaan neurologis, dapat ditemukan :
Sistem motorik: kelumpuhan bersifat simetris bilateral, flaksid,
atrofi
Sistem sensorik: bersifat simetris bilateral
Sistem otonom: hipertensi, hipotensi, hiperhidrosis, takikardi
Refleks fisiologis: hilang atau menurun
Pemeriksaan Penunjang :
Lab : kelainan metabolik.
Elektromyografi
Uji Konduksi Syaraf
Beberapa tipe Polineuropati. .
Guillain Bare Syndrom
Miastenia Gravis
Polineuropati diabetikum
Polineuropati karsinomatosa
Guiillain Bare Syndrome
Kelumpuhan otot ekstremitas yang akut biasanya
Definisi timbul sesudah suatu penyakit infeksi

Gangguan pada saraf tepi dan akar-akarnya.


Etiologi

Pria dewasa muda sekitar 20-50 tahun, akan tetapi


Insiden dapat juga terjadi pada wanita, anak, dan orang tua
si
Guiillain Bare Syndrome
Gambaran umum seperti influenza : demam, nyeri kepala dan seluruh tubuh, kadang
disertai mual muntah.
Kelumpuhan otot setelah beberapa hari : beraneka ragam, sifat flaccid, reflek tendon (-)
Gejala Gangguan sensibilitas sedikit atau tidak ada.

Lab : darah : leukositosis, LCS : protein tinggi.


EMG : kerusakan sel neuron, radiks, dan akson.
Penunjang

Didasarkan atas permulaan dan perjalanan penyakit yang akut, disusul oleh paresis flaksid
lengan dan tungkai, simetrik atau tidak, sedangkan sensibilitas tidak atau hanya sedikit
terganggu.
Diagnosis DD : polineuritis biasa, penyakit polimyelitis akut dan kadang-kadang penyakit mielitis
Guiillain Bare Syndrome
Ukur selalu tanda vital dan EKG.
Pemasangan NGT jika ada keluhan sulit menelan.
Ventilasi buatan jika ada gangguan pernapasan.
Heparin 5000 unit 2x1 untuk profilaksis DVT dan

Tata emboli paru.


Fisioterapi untuk mencegah kekakuan sendi dan
kontraktur.
Laksana
Miastenia Gravis
Definisi

Keadaan miasthenia juga terdapat pada


beberapa penyakit dan keadaan lain
seperti misalnya pada penyakit
polimiositis dan dermatomiositis,
penyakit lupus sistemik dan pada
keadaan karsinoma yang lanjut. Yang
Suatu penyakit menahun dengan penting ialah bahwa pada semua
kelelahan otot yang luar biasa cepatnya keadaan ini dengan reaksi miastenik,
bila bekerja, yang pulih kembali bila response terhadap obat
istirahat dan memberi response baik antikholinesterase tidak atau kurang
atas obat antikholinesterase. memuaskan, berbeda dengan penyakit
miastenia gravis
Miastenia Gravis
Epidemiologi

Penyakit miastenia gravis terdapat


pada semua bangsa, baik pada kaum
pria maupun pada kaum wanita Penyakit ini jarang, insidensi per
dengan perbandingan pria : wanita = tahun kira kira 0,4/100.000, tetapi
1 : 2. Frekwensi terbesar ialah pada karena banyak pasien yang
usia dewasa muda 20-30 tahun, mengalami penyakit ini dalam waktu
namun orang tua dan bayi juga dapat lama maka prevalensi mencapai
diserang 1/10.000.
Miastenia Gravis
Gambaran Klinis Pemeriksaan Penunjang

Ptosis
Diplopia
Kelemahan wajah
Disfagia
Disartria Analisis antibodi reseptor asetil kolin.
Keterlibatan otot pernapasan Tes asetilkolinesterase : (+)
Kelemahan otot leher dan wajah dan menunjukkan perbaikan klinis.
ekstermitas gerak terutama pada sore Tes fungsi tiroid : tirotoksikosis.
dan malam hari.
CT scan mediastinum anterior : timoma.
Miastenia Gravis
Terapi

Antikolinesterase : meredakan gejala, ES : gangguan saluran


pencernaan.
Kortikosteroid selang satu hari, dianjurkan di rawat inap pada
dosis awal untuk penyakit yang sedang hingga berat.
Imunosupresi pada keadaan berat.
Timektomi jika terdapat pembesaran timus.
Polineuropati Diabetik. .
Neuropati yang disebabkan DM dengan kadar glukosa yang tidak
terkontrol, terutama DM tipe I.
Mekanisme kerusakan saraf terjadi karena gangguan metabolisme dimana
akumulasi sorbitol dan fruktosa di akson dan sel Schwann atau terjadi
oklusi pembuluh darah yang menyediakan nutrisi pada saraf tersebut
terhambat.
Polineuropati Diabetik. .
Prevalensi dari neuropati pada diabetes melitus bervariasi antara 30-70%,
umumnya berbentuk polineuropati atau mononeuropati multipleks, tapi
juga dapat berupa campuran dari polineuropati dan mononeuropati.
Polineuropati simetris distal merupakan bentuk neuropati diabetika yang
paling sering dijumpai, awitannya biasanya tidak jelas.
Polineuropati Diabetik. .
Gejala Klinis yang terdapat pada neuropati diabetikum adalah :
Motoris : Penurunan daerah distal
Sensoris : Penurunan daerah distal
Neuropati serabut saraf besar mengakibatkan atraksia, sedangkan
serabut saraf kecil menyebabkan allodynia.
Otonom : Abnormalitas pupil, pengeluaran keringat terganggu,
hipotensi orthostatik, takikardi saat istirahat, gastroparese dan diare,
kandung kemih yang berdilatasi, dan impotensi.
Polineuropati Diabetik. .
Diagnosa ditegakkan dari gejala klinik dan pemeriksaan elektromiografi,
serta menyingkirkan neuropati kronis oleh penyebab lain. Pasien
diabetes melitus juga dapat mengalami neuropati karena defisiensi atau
kompresi.
Polineuropati Diabetik. .
Penatalaksanaannya dapat berupa :
Kontrol penyakit diabetes
Pengendalian nyeri dengan penggunaan Carbamazepin, gabapentin,
antidepresi.
Penggunaan obat yang mengurangi enzim aldose reductase dan menghambat
pengumpulan sorbitol dan fruktosa di saraf masih dalam tahap penelitian
Manajemen neuropati otonom
Tata Laksana Polineuropati. .
Tergantung etiologi.
Diabetes : pengendalian kadar gula darah bisa menghentikan perkembangan
penyakit dan menghilangkan gejala, tetapi penyembuhannya lambat.
Pembedahan dilakukan pada penderita yang mengalami cedera atau penekanan
saraf.
Terapi fisik kadang bisa mengurangi beratnya kejang otot atau kelemahan otot.
Prognosa. .
Akut: 75% penyembuhan spontan, 10-17% penyembuhan dengan
intervensi, 8% berulang, 5% meninggal, Kronis: tergantung etiologi.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai