Anda di halaman 1dari 7

TATALAKSANA TUMOR

PINEAL

Prinsip penanganan pada pasien ini adalah kontrol


hidrosefalus, baik secara prosedur shunting atau
endoscopic third ventriculostomy.
Dan walaupun pada tumor yang tidak dapat direseksi,
identifikasi histologi yang efisien dan aman perlu
dilakukan dengan cara biopsi endoskopi atau
stereotaktik. Inilah yang akan menjadi dasar untuk
dilakukannya radioterapi adjuvant dan kemoterapi.

Stereotactic procedures
Prosedur ini mudah dilakukan untuk diagnosis. Resiko
intervensi minimal.
Ada 2 jenis prosedur stereotaktik : frame biopsy, dan
frameless biopsy.
Caranya dengan memasukkan jarum halus ke dalam otak
untuk mengekstraksi jaringan dengan bantuan
miskroskop
Neuroendoscopy & Hidrosefalus
Saat ini banyak kasus tumor pada regio pineal dengan
hidrosefalus ditatalaksana dengan neuroendoscopic third

Pembedahan
Tujuan utama : untuk menghilangkan tumor secara komplit.
Untuk kasus tumor pineal jinak, pembedahan dapat menjadi tatalaksana kuratif.
Oleh karena letak pineal ini di dalam geometric center of intracranial cavity,
pendekatan pembedahan dari beberapa angle telah disetujui.
5 tempat yang paling sering dilakukan :
1. The posterior transcallosal approach pioneered by Dandy
2. The transventricular approach pioneered by Van Wagenen
3. The occipital transtentorial approach pioneered by Foerster and Poppen
4. The infratentorial-supracerebellar approach pioneered by Krause and
popularized by Stein
5. The three-quarter prone, operated side down, occipital transtentorial
approach described by Ausman

Modalitas terapeutik lainnya


Meskipun mayoritas kasus menggunakan tatalaksana surgical removal,
namun beberapa tumor (germinoma atau nongerminoma germ cell tumors)
membutuhkan terapi yang lebih lanjut.
1. Radioterapi
Paradigma terkini tatalaksana hidrosefalus akut yang dilanjutkan dengan
biopsi atau reseksi radial sudah meniadakan terapi radiasi empiric untuk
preoperative, namun telah dibuktikan secara klinis germinoma (seperti
seminoma), sangat sensitif terhadap radioterapi.
Namun untuk SSP yang sedang berkembang, seperti pada populasi pediatri,
radioterapi tidak menjadi terapi pilihan utama. Oleh karena konsekuensinya
termasuk defisiensi endokrin, vaskulitis, gangguan intelektual. Hal ini yang
menyebabkan perlunya membatasi dosis pada pediatri.

2. Kemoterapi
Kemoterapi telah dikenal sebagai tatalaksana yang baik untuk
malignant germ cell tumors.
Pada tahun 1977, de Tribolet dan Barrelet melaporkan kemoterapi
yang sukses pada pasien dengan tumor pineal yang besar.
Regimen kemoterapinya termasuk daunorubicin, vincristine, dan
bleomycin.
Selanjutnya, kombinasi cisplatin, bleomycin, dan vincristine
(terapi PVB) hanya sebagian yang sukses untuk menangani germ
cell tumors.
Pada tahun 1987, Takakura merekomendasikan penggunaan ACNU
(nimustine) dan vincristine berbarengan dengan radioterapi dalam
kasus teratoma imatur dan terapi PVB setelah menyelesaikan
seluruh rangkaian radioterapi untuk mencegah rekurensi. 1

Anda mungkin juga menyukai