3. Respon Verbal
Orientasi terhadap orang, tempat, waktu :
5
American Congress of Rehabilitation Medicine
mendefinisikan Cedera kepala ringan adalah
gangguan fungsi fisiologis otak akibat trauma yang
dimanifestasikan satu diantara berikut :
Hemoragi subarakhnoid
Akibat sekunder rupturnya aneurisma karena
laserasi pembuluh darah mikrosuperfisial pada
ruang subarakhnoid.
Hemoragi subarakhnoid dapat menyebabkan
hidrosefalus communikata jika darah menyumbat
villi arakhnoid atau menyebabkan hidrosefalus non
komunikata bila clot/gumpalan darah menyumbat
ventrikel ketiga atau keempat
Hematoma epidural
Hematom subdural
Hematoma intraserebral
• Coup & Countrecoup
• Edema Otak
Edema disebabkan oleh peningkatan transmiter
neurochemical dan peningkatan TIK
Kerusakan barier otak dan kelemahan autoregulasi
vasomotor menyebabkan dilatasi pembuluh darah otak.
• Hidrosefalus
Hidrosefalus komunikata lebih sering terjadi pada
cedera otak.
• Herniasi Otak
Herniasi supratentorial dapat mengiringi terjadinya
kompresi mekanik secara langsung dengan adanya
akumulasi massa atau peningkatan TIK
• Herniasi Cerebellar
Injuri ini ditandai dengan herniasi infratentorial
dimana tonsil cerebellum terdorong melalui foramen
magnum dan menekan medula yang menyebabkan
bradikardia dan gagal pernapasan
D. MANAJEMEN CEDERA KEPALA
Tujuan :
Pasien dapat mempertahankan kepatenan
jalan napas dengan kriteria :
- Tidak ada tanda dan gejala obstruksi jalan
napas al stridor, dyspnoea, suara serak
- Pernapasan; irama, kedalaman, pola napas
reguler
- Ekaspansi dada bilateral
- pasien mampu mengeluarkan sekret
Intervensi
- Buka jalan napas
- Pasang cervical colar
- Pasang oropharingeal tube atau nasopharingeal
tube
- Pasang Endotracheal Tube
- Suction
2. Resiko terjadinya aspirasi berhubungan dengan :
- Penurunan tingkat kesadaran
- Gang refleks menurun
- Adanya sekret dan debris pada jalan napas
Tujuan :
Tidak terjadi aspirasi pada pasien :
- Jalan napas paten
- Suara napas normal, bilateral
- Nilai Analisa Gas Darah
PaO2 80-100 mmHg
SaO2 >95%
PaCo2 35-45 mmHg
Ph darah 7,35-7,45
- Ro Foto bersih tanpa infiltrat
- Pasien mampu mengeluarkan skret
Intervensi ;
- Buka jalan napas
- Stabilisasi dengan cervical colar
- Pasang oropharingeal
tube/nasopharingeal tube
- Pasang Nasogastric tube
- Suction
- ambil darah untuk analisa gas darah arteri
3. Gangguan perfusi jaringan cerebral berhubungan
dengan :
- Edema cerebral, hematom
- hipoksia cerebral, hipotensi
- Hipovolemia
Tujuan :
Perfusi jaringan cerebral optimal dengan kriteria:
- GCS 14-15
- VS normal sesuai umur
- Ukuran pupil normal, refleks cahaya positif
- Tidak ada tanda dan gejala kenaikan tekanan
intrakranial al ; pusing, muntah, letargi,perubahan
orientasi atau kesadaran
- Analisa Gas darah Arteri dalam batas normal
- Urine ortput 1 ml/kgBB/hr
Intervensi :
- Tentukan faktor-faktor penyebab penurunan perfusi
jaringan otak dan potensial kenaikan TIK
- Monitor dan catan status neurologi
- Evaluasi respon pupil
- Kaji respon verbal
- Pantau tekanan darah, nadi, pernapasan, suhu
- Pantau Frekuensi jantung
- Pertahankan posisi kepala
4. Pola napas tidak efektif berhubungan dengan
- Kerusakan neurovaskuler
- Obstruksi trakheobronkial