Metformin meningkatkan penggunaan glukosa di perifer, dengan cara meningkatkkan
ambilan (uptake), dan menurunkan glukoneogenesis ,untuk dapat bekerja, metforin memerlukan adanya insulin endogen, sehingga pasien harus mempunyai sel beta yang masih berfungsi. Metformin meningkatkan pemakaian glukosa oleh sel usus sehingga menurunkan glukosa darah dan juga menghambat absorpsi glukosa di usus sesudah makan. Metformin juga dapat menstimulus produksi glucagon like peptide ( GLP-1 ) dari gastrointestinal yang dapat menekan fungsi sel alfa pankreas sehingga menurunkan glukagon serum dan mengurangi hiperglikemia saat puasa.
a. Indikasi : obat yang digunakan untuk menurunkan kadar gula darah
b. Kontra indikasi : jangan diberikan pada pasien dengan gangguan hepatik atau ginjal ( karena resiko asidosis laktat ) atau gagal jantung c. Interaksi obat : digunakan bersamaan metformin dengan obat antiinflamasi non steroid dan hipertensi efeknya meningkatkan resiko asidosis. Diuretic kortikosteroid efeknya meningkatkan kadar gula darah dan menurunkan efektivitas metformin. d. Efek samping : mual, muntah, nyeri otot, anoreksia, sakit kepala, e. Hubungan obat dengan data klinik dan data lab pasien: Pada hasil data kilinik yaitu GDP meningkat maka pasien tersebut DM2 (diabetes melitus). Penelitian klinik memberikan hasil monoterapi yang bermakna dalam penurunan glukosa darah puasa ( 60-70 mg / dl ) dan HbA1c 1- 2 % dibandingkan dengan pasien yang tidak terkendali dengan diet. f. Hubungan obat dengan umur pasien: Pemberian metformin perlu pemantauan ketat pada usia lanjut dimana otot bebas lemaknya sudah berkurang. Faktor usia yaitu usia lanjut yang dikaitkan dengan penurunan pada fungsi ginjal karena karakteristik farmakokinetik dari metformin diantaranya sebesar 90 % diekresikan dalam bentuk tidak berubah melalui urin g. Aturan pakai dan Dosis: Diminum secara oral sebelum makan, Pemakaian kombinasi dengan Sulfonilurea sudah dapat dianjurkan sejak awal pengobatan diabetes. Pasien DM yang kemudian dapat dikendalikan dengan pengobatan tunggal metformin atau Sulfonilurea sampai dosis tunggal. h. Hubungan pengobatan dengan riwayat pasien:
Karna berdasar kasus setelah beberapa tahun perawatan, timbul komplikasi berupa ulkus diabetikum, Sehingga obat yang harus diminum pasien yaitu metformin, glibenklamid.
i. Lama penggunaan obat:
Metformin biasanya diberikan dua sampai tiga kali sehari kecuali dalam bentuk extended release. Setelah diberikan secara oral metformin akan mencapai kadar tertinggi dalam darah setelah 2 jam dan diekresikan dengan urin dalam waktu paruh 2-5 jam. j. ADME obat
Absorbsi Distribusi Metabolisme Ekskresi
Bioavailabilitas absolut metformin dengan Metformin tidak Ekskresi metformin 90% dari metformin protein plasma melalui efek terjadi di urin, dalam hidroklorida tablet 500 adalah minimal, dan lintas pertama di bentuk tidak berubah. mg, diberikan pada dapat diabaikan. hepar. Sekitar 90% dari dosis kondisi pasien berpuasa, Volume distribusi: obat yang diabsorpsi, adalah sekitar 50% ‒ 650 L, pada obat diekskresikan ke urin 60%. Makanan kerja reguler. dalam waktu 24 jam menurunkan kecepatan Metformin dapat pertama, setelah absorpsi terdistribusi masuk konsumsi metformin per metformin.Waktu puncak ke dalam eritrosit. oral. Waktu paruh plasma sediaan regular plasma sekitar 6,2 jam. adalah 2-3 jam, Waktu paruh dalam sedangkan sediaan darah adalah sekitar 17,6 extended release adalah jam. 4-8 jam. Konsentrasi plasma secara stabil dapat dicapai dalam waktu 24‒48 jam, umumnya <1 µg/mL.