Pembimbing :
Dr. Said Sofwan, sp.An, FIPP
Pendahuluan
• Traumatic Brain Injury (TBI) adalah cedera otak akut
akibat energi mekanik terhadap kepala dari kekuatan
eksternal. Trauma dapat mengenai bagian tulang
tengkorak, atau jaringan otak, atau bahkan keduanya
sekaligus.
B. Klasifikasi Patologis:
1. Cedera Kepala Primer
2. Cedera Kepala Sekunder
Klasifikasi
Cedera Kepala Primer
• Cedera yg terjadi pd fase akut segera setelah benturan
A. Hematoma Epidural
B. Hematoma Subdural
C. Hematoma Subaraknoid
D. Hematoma Intraserebri
E. Hematoma Intraventrikel
F. Higroma
Kerusakan Primer
Komosio
Cerebri
tidak ada jaringan otak yang rusak
tp hanya kehilangan fungsi otak
sesaat (pingsan < 10 mnt) atau
amnesia pasca cedera kepala.
Kerusakan Primer
Kontusio
Cerebri
Diartikan sebagai kerusakan jaringan
otak tanpa disertai robeknya
meningen. Kerusakan tersebut berupa
gabungan antara daerah perdarahan
( kerusakan pembuluh darah kecil
seperti kapiler, vena, arteri), nekkrosis
otak, dan infark.
Lesi dibawah tempat benturan disebut
kontusio ‘coup’ sedangkan yang jauh
dari tempat benturan disebut kontusio
‘konta-coup’.
Kerusakan Primer
Kontusio Intermediet
Coup
Terletak diantara lesi coup dan contra-
coup
Berkembang seiring dengan berjalannya
waktu disebabkan oleh perdarahan yang
terus berlangsung, iskemik – nekrosis
dan diikuti dengan edema vasogenic.
Lesi akan mengalami reabsorbsi
terhadap eritrosit (48-72 jam). Infiltrasi
makrofag, kemudian gliolisis.
Kerusakan Primer
Laserasi
Perdarahan Intraserebral
(ICH)
Hematom terjadi pada jaringan otak
Sering terjadi pada lobus frontal dan
temporal
Gejala klinis berupa penurunan
kesadaran, naiknya tekanan darah, deficit
neurologis sesuai daerah perdarahan.
Kerusakan Primer
Fraktur Basis
Kranii
Biasanya merupakan hasil dari fraktur linear
fosa di daerah basal tengkorak; bisa di anterior,
medial, atau posterior.
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis
yaitu adanya cairan likour yang keluar dari
hidung (rinorea) atau telinga (otorea) disertai
hematoma kacamata (raccoon eye, brill
hematoma, hematoma bilateral periorbital)
atau Battle sign yaitu hematoma retroaurikular.
Kontusio & Laserasi
Serebri
• Kontusio merupakan bentuk cedera kepala yg plg sering
terjadi bersamaan dg hematoma subaraknoid
• Disini jaringan piamater masih dlm keadaan intak
• Dpt berupa “kontusio koup” atau “kontra koup”
• Sering mengalami “amnesia pasca trauma (anterograde
amnesia) atau (retrograde amnesia)”
• Bila tdk berat biasanya menghilang dlm 48 jam
• Laserasi adalah kontusio serebral berat, biasanya terkait
dg SDH, SAH dan ICH
• CT Scan dan punksi lumbal → alat diagnostik
Kerusakan Otak Difus
• Gejala2nya sbb:
- Sakit kepala
- Vertigo
- Mual
- Muntah
- Hilang ingatan
- Ggn konsentrasi
- Ggn tidur
• Mencapai puncaknya pd 4-6 minggu
• Menghilang stlh 2-4 bln
• Kembali normal dlm kurun waktu 1 thn
Komplikasi & Cedera Otak
Sekunder
A. Hipoksia dan Hipotensi
B. Edema Serebral
C. Peningkatan Tekanan Intra Kranial (TIK)
D. Herniasi Jaringan Otak
E. Infeksi
Hipoksia dan Hipotensi
POTENSIAL TERJADINYA
SECONDARY BRAIN DAMAGE
Tata Laksana – C’td
SECONDARY SURVEY :
ANAMNESIS
PEMERIKSAAN FISIK
PENUNJANG
Secondary Survey
Anamnesa :
kejadian, lucid interval, mabuk, penyakit lain
Pemeriksaan fisik
Inspeksi visual dan palpasi kepala : tanda-tanda trauma,
jejas, hematom, vulnus pada kepala atau regio maksilofasial
Inspeksi tanda fraktur basis kranii
Racoon’s eyes : periorbital ecchymoses
Battle’s sign : postauricular ecchymoses
CSF rhinorrhea/otorrhea
Hemotympanum atau laserasi kanalis auditorius
eksternus
Pengelolaan
Peningkatan TIK
• Tindakan umum
– Elevasi kepala 30°
• Meningkatkan venous return CBV menurun TIK turun
– Hiperventilasi ringan
• Menyebabkan PCO2 vasokonstriksi CBV TIK
– Pertahankan tekanan perfusi otak
• (CPP) > 70 mmHg
• (CPP=MAP-ICP)
– Pertahankan normovolemia
• Tidak perlu dilakukan dehidrasi, karena menyebabkan CPP
hipoperfusi iskemia
– Pertahankan normothermia
• Suhu dipertahankan 36-37°C
• Terapi hipothermia (ruangan ber AC)
• Setiap kenaikan suhu tubuh 1°C meningkatkan kebutuhan cairan ±
10%
– Pencegahan kejang
• Diphenil hidantoin loading dose 13-18mg/kg BB
diikuti dosis pemeliharaan 6-8mg/kg BB/hari
– Diuretika
• Menurunkan produksi CSS
– Kortikosteroid
• Tidak dianjurkan untuk cedera otak
Drainase CSS
Dengan ventrikulostomi
100-200 cc/hari
Penatalaksanaan di RS
Neurotropik
Anti kejang : Phenytoin, Diazepam
TERIMA KASIH