Anda di halaman 1dari 8

PRE TEST

PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

SYAHDAN MILLENIA DANURWENDRA

201810330311051

KELOMPOK 11
STATUS MENTAL

 Jelaskan urutan pemeriksaan status mental dan mengapa harus berurutan ?


1. Pemeriksaan Tingkat Kesadaran
2. Atensi dan Konsentrasi
3. Orientasi
4. Pemeriksaan Fungsi Bahasa
5. Pemeriksaan Memori
6. Konstruksional Praxis (Fungsi Kognisi/Kortikal Tinggi)
7. Executive Function (Fungsi Kognisi/Kortikal Tinggi).
Harus berurutan karena untuk memeriksa fungsi bahasa, memori sebagai syarat
pasien harus sadar dan atensi serta orientasi harus baik.

ATENSI DAN KONSENTRASI


Atensi adalah Kemampuan untuk mengikuti suatu stimulus spesifik tanpa diganggu oleh
stimulus dari luar (lingkungan).
Konsentrasi adalah Kemampuan untuk mempertahankan atensi selama periode waktu
tertentu.
Cara pemeriksaan : Tes mengetukkan jari bila disebut angka atau huruf tertentu
- Pemeriksa menyuruh pasien untuk mengetukkan jarinya bila disebutkan angka 5 atau
huruf F,
- Kemudian pemeriksa menyebutkan dengan pelan dan jelas satu angka atau satu huruf
satu detik sederetan angka atau huruf yang didalam deretan tersebut ada angka 5 atau
huruf F.
Penilaian : Normal jika pasien dapat melakukan tanpa membuat kesalahan, bila pasien
mengalami kesalahan maka terdapat lesi pada lobus frontalis

Pemeriksaan orientasi
 Pemeriksaan orientasi dapat juga merupakan ukuran memori jangka pendek, dan
pemeriksaan orientasi meliputi : Tempat, Waktu, dan Orang

MEMORI

Sebutkan macam – macam memori : Memori segera (Immediate recall), Memori baru/Jangka
pendek (Rescent memory), Memori rimot/Jangka panjang, dan Amnesia
Bagaimana cara pemeriksaanya ?

a. Pemeriksaan Memori Segera (Immediate Recall)

- Pasien diberitahu untuk menyebutkan angka yang telah pemeriksa sebutkan,

- Mula-mula dengan menyebutkan 2 angka, 3 angka, dan seterusnya,

- Pemeriksa menyebutkan angka dengan jelas dengan kecepatan 1 angka 1 detik.

Penilaian : orang dalam intelegensi dapat mengulangi 5-7 angka tanpa kesulitan. Bila dapat
mengulangi kurang dari 5 angka maka terjadi gangguan memori segera.

b. Pemeriksaan Memori Baru (Rescent Memory)

1. Pemeriksaan memori verbal

Tes dengan empat kata tidak berurutan

- Beritahu pasien ”saya akan menyebutkan 4 patah kata yang anda harus sebutkan
makanya harus diingat baik-baik. Beberapa menit lagi saya akan menanyakan apa
yang telah saya katakan”,

- Memastikan pasien mengerti dan memahami dengan carah menyuruh pasien


mengulang apa yang telah kita katakan,

- Kemudian pasien diberi tugas lain agar tidak mengulang kata tersebut didalam hatinya.
Setelah berselang 5 menit, suruh pasien menyebutkan kata tadi.

Bila pasien tidak dapat menyebutkan suatu kata maka dapat kita bantu dengan beberapa
cara, yaitu :

a. Bantuan semantik, sehubungan dengan jenis obyek. Misalnya salah satu katanya
mengenai warna.

b. Bantuan fonem, kata yang belum anda sebut mengandung suku kata. Contoh Ju
(jurang).

2. Pemeriksaan memori visual

- Pemeriksaan menggunakan 5 obyek kecil yang dapat dengan mudah disembunyikan di


sekitar pasien,

- Obyek ini disimpan di sekitar pasien sewaktu disembunyikan pasien pun melihatnya,

- Kemudian perhatian pasien dialihkan dengan cara pasien diajak bicara dengan
diberikan pertanyaan,
- Setelah berselang 5 menit kita tanyakan kepada pasien dimana letak benda yang
disembunyikan tadi.

Skor memori visual

- Orang usia dibawah 60 th dapat menyebutkan 4-5 objek yang disembunyikan setelah 5
menit tanpa kesulitan.

- Orang usia 70-90 th kurang mampu melakukannya. Jika menyebutkan kurang dari 3
obyek maka mengalami gangguan memori.

c. Pemeriksaan Memori Rimot (Jangka Panjang)

Menanyakan mengenai informasi pribadi (memerlukan verifikasi dari orang lain yang
mengetahui), pengetahuan umum, dan sejarah.
AFASIA

 Didalam berbahasa tercakup enam modalitas bahasa sebutkan !

Bicara spontan, Pemahaman (komprehensi), Menamai (naming), Mengulang


(Repetition), Membaca, dan Menulis.

 Untuk lebih memahami dan mangerti tentang pemeriksaan berbahasa kita harus
menguasai terminologi yang penting dalam berbahasa :

 Disartria (pelo,cedal) adalah Merupakan gangguan artikulasi atau pengucapan kata yang
disebabkan karena kontrol neuro muskular pada proses artikulasi.

 Disfonia (serak,bindeng) adalah kesulitan mengeluarkan bunyi atau suara.

 Disprosodi adalah gangguan pada irama berbicara yaitu ritme, itonasi dan melodi suara
terganggu sehingga pasien berbicara datar.

 Apraksia oral/apraksia bukofasial adalah ketidak mampuan otot-otot wajah dan otot-otot
untuk berbicara melakukan gerakan yang terampil. Komprehensi, tenaga otot dan
koordinasi normal.

 Afasia adalah gangguan dalam berbahasa (produksi dan memahami bahasa).

 Disfasia adalah gangguan bahasa dalam perkembangan.

 Aleksia adalah kehilangan kemampuan dalam membaca yang sebelumnya pasien mampu
membaca.

 Agrafia adalah kehilangan kemampuan dalam menulis yang sebelumnya pasien mampu
menulis.

Untuk memeriksa fungsi bahasa kita harus memeriksa keenam modalitas dalam fungsi berbahasa
tersebut sehingga kita dapat menggolongkan gangguan berbahasa tersebut.

 Apa yang kita Perhatikan ketika kita memeriksa fungsi bahasa ?

Enam modalitas bahasa yang terdiri dari Bicara spontan, Pemahaman (komprehensi),
Menamai (naming), Mengulang (Repetition), Membaca, dan Menulis.
 Buatlah diagram klasifikasi Afasia !

 Gambaran Klinis Afasia Global adalah paling berat, beberapa patah kata yang stereotipi,
komprehensi menghilang atau terbatas, repetisi, baca, tulis terganggu berat, akibat lesi luas
pada semua daerah bahasa (oklusi arteri karotis interna atau arteri cerebri media pada
pangkal), disertai hemiplegi/plegi.

 Gambaran klinis Afasia broca /motorik adalah disebabkanlesi daerah broadmann 44 dan
sekitarnya (melibatkan operkulum frontal – area broadmann 45 dan 44, subtansia alba frontal
dalam), lesi di korteks peri-rolandik (terutama daerah broadmann 4), pemahaman baik tetapi
kelancaran (produksi kata) buruk, disertai perubahan emosional (frustasi dan depresi).

 Gambaran klinis Afasia Sensorik adalah Hemiparese +/-, tanpa hemiparese sering diduga
pasien psikosis, akibat lesi di daerah bahasa posterior girus temporal superior, bila
pemahaman kata tunggal terpelihara, tetapi katakompleks terganggu (lesi daerah lobus
parietal), dapat juga lesi subkortikal-ismus temporal yang memblokir signal aferen inferior ke
korteks temporal.
APRAKSIA

 Apraksia adalah gangguan didapat pada gerakan motorik yang dipelajari dan berurutan, yang
bukan disebabkan oleh gangguan elementer pada tenaga, koordinasi, sensorik atau kurangnya
pemahaman (konprehensi) atau atensi.

 Sebutkan macam Macam – macam Apraxia

Aprakxia ideomotor, aprakxia ideasional (lesi cerebral difus), cortical motor aprakxia dan
aprakxia agraphia (lesi writting center exner 89)

 Apraksia Ideomotor adalah tidak mampu melakukan gerakan motorik yang sebelumnya
pernah dipelajari dan dapat dilakukan dengan benar.

 Dan bagaimana cara pemeriksaanya.

Bukofasial : bagaimana meniup lilin, menjulurkan lidah, minum melalui semprit

Anggota gerak : memberi hormat, mengetok palu, menyisir rambut, menendang bola

Seluruh tubuh : melakukan smash pada bulu tangkis, sikap seorang petinju

 Apraksia Ideasional adalah gangguan perencanaan motorik yang kompleks (lebih tinggi dari
ideomotor).

 Dan bagaimana cara pemeriksaanya.

Pasien disuruh melaksanakan tugas yang mempunyai berbagai komponen yang berurutan.
Contohnya : menyalakan lilin dengan korek api (tahapannya : korek menyala-lilin
dinyalakan-korek ditiup untuk memadamkan api).

 AGNOSIA adalah gagal mengenal suatu objek kendati sensasi primernya (inderanya)
berfungsi baik.
 Sebutkan Macam Agnosia !

- Verbal agnosia,

- Visual Spatial agnosia,

- visual agnosia,

- agnosia taktil (astereognosia),

- visual-verbal agnosia,

- sindrom Gestmann.

Anda mungkin juga menyukai