Multisensori terdiri dari dua kata yaitu multi dan sensori. Menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata “multi” artinya banyak atau lebih dari satu atau dua,
sedangkan “sensori” artinya panca indera. Maka gabungan kedua kata ini berarti
lebih dari satu panca indera.
Disabilitas fisik adalah kelainan yang terjadi pada fisik yang terjadi akibat trauma
atau akibat bawaan.Disabilitas fisik dibagi menjadi empat yaitu tunadaksa,
tunanetra, tunarungu, tunawicara.
Cedera Otak Traumatik / traumatic brain injury adalah gangguan fungsi otak yang
disebabkan oleh faktor eksternal seperti, benturan, pukulan, atau luka tebus
kepala. Hal ini dapat menyebabkan masalah jangka pendek atau jangka panjang
yang dapat mempengaruhi setiap bagian hidupnya. Jika penderita COT ringan
maka dapat sembuh dengan sendirinya dan apabila kasus COT berat maka dokter
akan melakukan penanganan khusus seperti terapi hingga pembedahan. Anak
penderita COT harus diidentifikasi dan diobat tepat waktu, agar dapat membatasi
cedera otak sekunder dan meningkatkan hasil pengobatan.
1. Gejala
Berikut ini ada gejala perilaku penderita COT :
1. Kecemasan/stres
2. Keseimbangan/Koordinasi
3. Komunikasi
4. Depresi
5. Kurang Empati emosional
6. Disregulasi emosional
7. Pengakuan Emosional
8. Fungsi eksekutif terganggu
9. Hubungan Keluarga
10. Sakit Kepala
11. Keterlambatan Bahasa
12. Kejang
13. Perilaku Pengaturan diri terganggu
14. Kesepian sosial dan isolasi
15. Interaksi sosial/keterampilan
2. Anamnesis
Informasi yang diperlukan :
- Identitas pasien ; Nama, Umur, Sex, Suku, Agama, Pekerjaan, Alamat
- Keluhan Utama
- Mekanisme Trauma
- Waktu dan perjalanan Trauma
- Pernah pingsan atau sadar setelah trauma
- Amnesia retrograde atau antegrace
- Keluhan nyeri kepala seberapa berat, vertigo, penurunan kesadaran,
kejang
- Riwayat mabuk,alkohol, narkotika , pasca operasi kepala
- Penyakit menyerta seperti ; epilepsi, jantung, asma, riwayat operasi
kepala, hipertensi dan diabetes melitus, serta gangguan faal
pembekuan darah.
- Pemeriksaan kepala
Mencari Tanda
a. Jejas dikepala meliputi : hematoma sub kutan, sub galeal, luka
terbuka, luka tembus dan benda asing
b. Tanda patah dasar tengkorak, meliputi, ekimosis periorbita (brill
hematoma), ekimosis post auricular (battle sign), rhinorhoe, dan
otorhoe serta pendarahan di membran timpani atau leserasi kanalis
auditorius
c. Tanda patah tulang wajah meliputi ; fraktur maxilla (lefort), fraktur
rima, orbita dan fraktur mandibula
d. Auskultasi pasca arteri karotis untuk menentukan adanya bruit
yang berhubungan dengan diseksi karotis
e. Pemeriksaan pada leher dan tulang belakang
Mencari tanda adanya cedera pada tulang servikal dan tulang
belakang dan cedera pada medula spinalis. Pemeriksaan meliputi
jejas, ceromitas, status motorik, sensorik, dan automik.
- Pemeriksaan Neurologis
a. Tingkat Kesadaran : berdasarkan skala Glasgow Coma Scale
(GCS)
- GCS 14 – 15 : Cedera Otak Ringan (COR)
- GCS 9 – 13 : Cedera Otak Sedang (COS)
- GCS 3 – 8 : Cedera Otak Berat (COB)
b. Saraf Kranial :
Pemeriksaan Saraf II – III yaitu pemeriksaan pupil : besar &
bentuk, reflek cahaya
Reflek konsensuil bandingkan kanan-kiri
Tanda lesi saraf IV perifer
c. Fundoskopi dicari tanda tanda edema pupil, pendaharahan pre
retina, retinal detachment.
d. Motoris dan sensoris : bandingkan kanan, kiri, atas, dan bawah
mencari tanda literalisasi
e. Automis bulbocavernous reflek, cremaster reflek, spingter reflek,
reflek tendon, reflek patologis, dan tonus spinter ani
Gangguan Kesehatan
Gangguan kesehatan pada anak dengan kebutuhan khusus merujuk pada kondisi
medis atau perkembangan yang memerlukan perhatian dan intervensi khusus
karena mempengaruhi kesejahteraan, perkembangan, atau fungsi anak secara
signifikan.
Autisme :
Autis berasal dari kata autos yang artinya segala sesuatu yang mengarah
pada diri sendiri. Dalam Kamus Lengkap Psikologi, autisme didefinisikan
sebagai: (1) cara berpikir yang dikendalikan oleh kebutuhan personal atau
oleh diri sendiri, (2) menanggapi dunia berdasarkan penglihatan, harapan
sendiri, dan menolak realitas (3) keasyikan ekstrim dengan pikiran dan
fantasi sendiri (Chaplin, 2005). Gejala anak dengan ASD ditunjukkan
sejak bayi, adapun ciri-ciri terkait interaksi sosial yang biasanya muncul,
yaitu:
- Bayi atau balita autis tidak berespon normal ketika diangkat atau
dipeluk.
- Bayi autis ketika disusui ibu tidak mau menatap mata ibu dan tidak
mau menjalin interaksi nonverbal dengan ibu.
- Anak-anak autis tidak menunjukkan perbedaan respon ketika
berhadapan dengan orang tua, saudara kandung atau guru, dengan
orang asing. Enggan berinteraksi secara aktif dengan orang lain.
- Ia tidak berminat pada orang, melainkan asyik sendiri dengan benda-
benda dan lebih senang menyendiri.
- Tidak tersenyum pada situasi sosial, tetapi tersenyum atau tertawa
ketika tidak ada sesuatu yang lucu menurutnya.
- Tatapan mata berbeda, terkadang menghindari kontak mata atau
melihat sesuatu dari sudut matanya.
- Tidak bermain seperti selayaknya anak normal.
ADHD
Menurut Baihaqi dan Sugiarmin (2006), ADHD adalah attention deficit
hyperactivity disorder(Attention= perhatian, Deficit=berkurang,
Hiperactivity= hiperaktif, dan Disorder= gangguan) jika diartikan dalam
Bahasa Indonesia berarti gangguan pemusatan perhatian disertai
hiperaktif.
Tuna Laras
Cedera otak Traumatik. (2017, 9 10). Dipetik 4 22, 2024, dari Schoolar Unand:
http://scholar.unand.ac.id/29769/2/pdf%202%20bab%201.pdf