Anda di halaman 1dari 3

1) .

Anak tuna netra memiliki keterkaitan dengan beberapa  indera karena kekurangannya
pada salah satu indera  penglihatan. Keterkaitan indera pendengaran dan perabaan
dengan anak tuna netra adalah karena kemampuan indera penglihatan tidak berfungsi
normal, maka untuk melakukan aktivitas sehari-hari anak tuna netra akan
menggunakan indera pendengaran dan indera peraba untuk memahami sekitarnya.
Kebiasaan memakai indera pendengar dan peraba ini akan membuat indera pendengan
lebih tajam dan indera peraba lebih peka dari pada orang normal lainnya. Hal ini
merupakan salah satu bentuk adaptasi manusia untuk bertahan hidup.
Pembahasan
Sistem indera pada manusia tersusun atas alat indera berupa:

 Mata, yang berfungsi untuk fotoreseptor yang terdapat pada retina mata berupa sel
batang dan sel kerucut
 Telinga, yang berfungsi untuk fonoreseptor yang terdapat di koklea berupa organ korti
 Hidung, yang berfungsi untuk kemoreseptor yang terdapat di rongga hidung bagian
atas berupa silia sel olfaktori
 Lidah, yang berfungsi untuk kemoreseptor yang terdapat di papilla lidah berupa
kuncup pengecap

 Kulit, yang berfungsi untuk mekanoreseptor yang terdapat pada lapisan dermis kulit
berupa ujung saraf meisner, ujung saraf pacini, ujung saraf rufini, ujung saraf Krause
dan saraf tanpa selaput

Alat indera satu dengan alat indera lain saling terkoneksi dengan system saraf dan system
hormone sehingga membentuk satu system koordinasi.

2) Mereka tidak mengalami masalah pada aspek intelektual, maka dapat diajarkan pada
kemampuan akademik dari tingkat rendah (SDLB), hingga tingkat tinggi ketika sudah
SMALB dan bisa juga dilatih keterampilan tertentu. Saat ini bila dilihat di internet
sudah banyak tunanetra yang sukses dan bahkan berprestasi.

Tunanetra mengalami hambatan penglihatan oleh karena itu pada prinsip pembelajarannya,
mereka sebaiknya dihindarkan pada media-media pembelajaran yang sifatnya ke visual atau
penglihatan. Lalu apa media pembelajaran tunanetra yang tepat? Berikut ini adalah contoh
media yang bisa diterapkan untuk mereka.

Tunanetra menggunakan huruf yang namanya braille sehingga dari kecil di sekolah mereka
sudah diarahkan untuk belajar huruf tersebut. Bila sudah menguasai mereka bisa diberikan
materi dengan buku-buku braille yang dapat dibaca secara mandiri. Media ini bisa diterapkan
biasanya ketika anak sudah menginjak SMPLB-SMALB.

3) Sistem pendidikan di Indonesia dibagi menjadi 3 yaitu sistem pendidikan Segregasi,


Inklusi dan Integrasi. Dari ketiga sistem tersebut masing-masing memiliki kelebihan
dan kekurangan. Namun, Sistem pendidikan yang paling tepat digunakan untuk anak
tuna rungu adalah Sistem Pendidikan Inklusi.
Hal ini disebabkan karena dalam Pendidikan Inklusi memiliki pendekatan lanjutan
dari Auditori Verbal Terapi yang diterapkan kepada anak sedari kecil. Pembelajaran dalam
sistem pendidikan Inklusi untuk anak tuna rungu memiliki pendekatan komunikasi dengan 3
cara yaitu non verbal, verbal, campuran dan pendekatan bahasa.
Pembahasan:
Sistem pendidikan inklusi adalah bentuk sistem pendidikan yang berfokuskan pada
pemerataan sehingga anak berkebutuhan khusus mendapatkan pendidikan yang setara di
dalam kelas bersama teman sebayanya. Proses pembelajaran anak tuna rungu diperlukan
metode secara khusus karena perkembangan serta pertumbuhan anak tuna rungu memiliki ciri
khas yang dapat dilihat dari segi intelegensi, emosi dan sosial

4)

 Chronological Age dapat diartikan sebagai usia kelahiran atau usia yang dihitung
sejak anak lahir hingga sekarang.
 Sedangkan Mental Age dapat diartikan sebagai perkembangan kecerdasan,
kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini adalah rata-rata penampilan anak pada usia
tertentu.

Pembahasan:
Menurut PP No. 72 Tahun 1991 Tuna Grahita adalah anak-anak dalam kelompok dibawah
normal dan/atau lebih lamban daripada anak normal, baik perkembangan sosial maupun
kecerdasannya. Tuna grahita dapat diartikan pula sebagai anak berkebutuhan khusus dengan
nilai IQ di bawah rata-rata, atau di bawah 70. Tuna grahita biasanya kurang dapat
memikirkan hal-hal kompleks dibanding dengan anak normal pada usianya.
Chronological Age dapat diartikan sebagai usia kelahiran atau usia yang dihitung sejak anak
lahir hingga sekarang. Sedangkan Mental Age dapat diartikan sebagai perkembangan
kecerdasan, kecerdasan yang dimaksud dalam hal ini adalah rata-rata penampilan anak pada
usia tertentu. Contoh seorang anak berusia (Chronological agenya) 12 tahun. Jika Mental
Age-nya 7 tahun artinya perkembangan kecerdasannya kurang lebih sama dengan anak rata-
rata (normal) yang berusia 7 tahun. Mental Age seorang anak dapat diketahui dengan
melakukan pengukuran psikologis, khususnya dengan tes intelegensi. Seseorang dapat
dikatakan normal jika memiliki Mental Age yang sama atau hampir sama dengan
Chronological Age-nya.

5. Tunagrahita adalah orang-orang dengan kemampuan intelektual dan kognitif yang berada
di bawah rata-rata
Penjelasan:
Skenario pembelajaran yang sederhana dari salah satu strategi tersebut yang  menurut
Saudara paling tepat diterapkan pada anak tunagrahita adalah
Para siswa bekerja dalam kelompok-kelompok kecil untuk membantu satu sama lainnya
dalam memahami materi pelajaran. Kelompok belajar yang mencapai hasil belajar yang
maksimal diberikan penghargaan. Melakukan penekanan pada

 a.       Saling ketergantungan yang positif


 b.      Interaksi berhadapan
 c.       Tanggung jawab individu
 d.      Keterampilan sosial
 e.       Terjadi proses dalam kelompok

Anda mungkin juga menyukai