Oleh
NOOR HIDAYAH
837195737
Email: sitis0120@gmail.com
ABSTRAK
Kata Kunci : Keterampilan, Hasil Belajar,Siswa Kelas III, IPA, Picture and picture
Masalah-masalah yang timbul saat pembelajaran IPA pada materi Cuaca dan Pegaruhnya
Bagi Manusia diantaranya adalah siswa kurang termotivasi, siswa tidak berani
bertanya, tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, pemikiran siswa masih
rendah dan hasil akhir dari evaluasi belum mencapai angka KKM nya.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia kelas III di SDN
ANTASARI HILIR Melalui model pembelajaran Picture and Picture ini siswa dapat
melibatkan diri dalam penyelidikan pilihan sendiri untuk menjelaskan fenomena dunia
nyata dan membangun pemahamannya. Model picture and picture adalah suatu model
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam pelaksanaannya, picture and
picture tersebut dijelaskan secara logis.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis
dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada penelitian siklus 1 nilai rata-
rata ketuntasan individual hanya memperoleh 5,50 (lima koma lima puluh). Pencapaian
nilai ini sangat kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sesuai
yang ditetapkan oleh sekolah. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di SDN ANTASARI HILIR, subjek penelitiannya adalah siswa kelas III
semester 2 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa perempuan
dan 8 orang siswa laki- laki.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam 2 siklus meningkatkan keterampilan dan hasil
belajar siswa dengan perbandingan ketuntasan klasikal 66,7% pada siklus 1 dan 100%
pada siklus 2. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Picture and Picture
dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa pada materi cuaca dan
pengaruhnya bagimanusiakelasIIIdiSDNANATASRIHILIR
BAB 1
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Salah satu pelajaran dalam dunia pendidikan di SD adalah IPA. IPA sebenarnya
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Materi IPA diambil dari kehidupan
manusia sehari-hari. Oleh karena itu, IPA diajarkan di sekolah sejak jenjang pendidikan
dasar. IPA melibatkan siswa untuk dapat menghasilkan karya, dapat bekerja sama atau
kerja kelompok dalam membahas suatu permasalahan, praktek atau demonstrasi, dan
bersosialisasi.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses dan hasil. Proses
pembelajaran yang berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar siswa
menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan terlihat secara baik fisik maupun mental.
Hal ini berpengaruh juga dalam pemilihan metode pembelajaran di dalam kelas,
kegiatan pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan metode gambar siswa hanya
menjadi pendengar di dalam kelas, dan guru menjadi satu-satunya sumber informasi.
Akan tetapi guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan mengajar mereka dalam
memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang relative banyak
melibatkan keaktifan siswa itu sendiri.
Masalah-masalah yang timbul saat pembelajaran IPA pada materi cuaca dan
pengaruhnya bagi manusia di kelas III banyak sekali ditemui di dalam kelas. Adapun
masalah yang timbul diantaranya adalah siswa kurang termotivasi, siswa tidak berani
bertanya, diam ketika ditanya, tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,
pemikiran siswa masih rendah dan hasil akhir dari evaluasi pun belum mencapai angka
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nya.
Salah satu upaya untuk menghadapi kondisi yang berbeda-beda dan mengatasi
kualitas serta pemahaman dan hasil pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran IPA dalam materi cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia menuntut siswa untuk terbiasa melakukan tanya jawab di dunia nyata, salah
satu cara yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan memilih penerapan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran tersebut.
2
Adapun metode yang dipilih adalah pembelajran model picture. Model ini merupakan
salah satu pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif sehingga
suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan dengan menggunakan model picture
2. Analisis Masalah
Guru mengharapkan agar siswa dapat termotivasi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Namun pada kenyataannya, dalam kegiatan pembelajaran IPA
masih banyak yang kurang termotivasi atau berminat pada pembelajaran, siswa belum
bisa mendefinisikan serta mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah gambar gambar tersebut, kemampuan berpikir siswa masih rendah. Hal ini
dikarenakan guru kurang memotivasi siswanya, pembawaan yang kurang menarik,
siswa tidak diikut sertakan dalam penyelidikan. Jadi guru perlu mencari strategi dalam
kegiatan pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa belajar di kelas. Salah satunya
dengan mengajarkan kepada siswa melalui tanya jawab pada model pembelajaran
tentang picture untuk melibatkan siswa terlibat berperan aktif dalam menghasilkan
pemahaman baru pada gambar (picture).
Menurut Joni (1992/1993) strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk dapat merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang
efektif, guru harus memiliki khasanah metode / model pembelajaran yang kaya.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dirumuskan
masalah pada penelitian sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran tentang picture dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III tentang Cuaca dan pengaruhnya bagi manusi pada mata
pelajaran IPA ?
4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Pengertian IPA
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal
ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala
yang muncul di alam. Untuk itu secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional
dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya (Darmojo 1992 : 3 ) ; selain itu,
dalam bukunya “the natune of science” menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau
metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan juga bahwa cara IPA mengamati
dunia ini bervariasi, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan
fenomena lainya sehingga keseluruhannya membentuk suatu persfektif yang baru
tentang objek yang diamatinya. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang
bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah pengetahuan yang bersifat objektif
tentang alam sekitar beserta isinya.
Istilah ilmu pengetahuan alam atau IPA dikenal juga dengan istilah Sains. Kata
Sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa
Inggris, kata Sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science
berkembang menjadi social science yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam kamus yaitu natural science
didefinisikan sebagai systematic and formulated knowledge dealing with material
phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai : pengetahuan yang sistematis dan disusun
dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan
pada hasil pengamatan dan induksi).
5
Beberapa Hakekat IPA dikemukakan dengan beberapa istilah yaitu :
1. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
Contohnya : atom hydrogen mempunyai satu elektron.
2. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan
penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contohnya :
benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan.
3. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.
Contohnya : udara yang dipanaskan memuai, adalah menghubungkan konsep udara,
panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.
4. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai model, atau
gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contohnya : teori
meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut
dan awan terbentuk.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua yang terkait dengan objek alam
sekitar persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.
6
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan
masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta untuk memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP
Dari beberapa tujuan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPA di sekolah dasar adalah mengenalkan anak sejak usia dini tentang hal-hal yang
berkaitan dengan alam sekitarnya. Hal demikian agar rasa keingintahuan anak
berkembang, dapat mencintai lingkungan, dan sadar sejak dini cara menghargai dirinya
sendiri serta lingkungannya.
C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi
penegatahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik pemebelajran
formal maupun Nonformal. Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar
adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan
program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan
lingkungan belajar. “hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan
menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-
dimensi tertentu. Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh melalui pengalaman
pembelajaran yang bisa dilihat dari hasil penilaian tertulis maupun penilaian tidak
tertulis yang telah dilakukan
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokan menjadi tiga ranah yaitu: ranah
kognitif, psikomotorik, dan afektif.
7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara umum hasil belajar siswa
dipengarauhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan
faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada diluar diluar diri siswa.
2. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya
adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan
kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang
harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya merupakan
kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa
suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat inilah yang
harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa
dapat dikondisikan oleh guru. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang
berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan
belajar; yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokkan
kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses
pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu
dengan alat/media.
3. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling penting berpengaruh terhadap
proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam
kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki kompetensi dasar yang diisyaratkan dalam
profesi guru.
9
kelulusan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta disi,karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.
E. Model Pembelajaran Tentang Picture.
10
2. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran tentang picture adalah :
a. siswa akan lebih semangat serta atusias dalam belajarnya
b. siswa lebih cermat dalam belajarnya
c. siswa mengingat suatu materi pelajaran dengan menggunakan gambar
d. siswa terlihat aktif dan mampu memperoleh hasil yang maksimal
11
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
A. Subjek penelitian
1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN ANTASARI
HILIR tahun pelajaran 2021/2022 semester 2 yang berjumlah 20 orang terdiri dari 6
orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan dalam pembelajaran IPA tentang
cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
2. Tempat penelitian
Nama Sekolah : SDN ANTASARI HILIR
Kelas : III (tiga) / II (dua)
Mata Pelajaran : IPA (cuaca dan pengaruhnya bagi manusia)
Alamat : Desa Antasari Hilir Kec. Tapin Utara Kab.Tapin
3. Waktu penelitian
Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilakukan direncanakan sebanyak dua siklus
pada pembelajaran IPA di SD dengan materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
Dengan tabel jadwal sebagai berikut :
1. Siklus 1 : Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia
2. Siklus II : Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia
12
d. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran tentang picture
e. Meminta wali kelas menjadi pengamat dalam tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
f. Mempersiapkan bahan, sumber dan alat bantu yang diperlukan
g. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes akhir).
h. Pengembangan program Tindakan siklus 1
2. Tahap pelaksanaan
a. Melaksanakan langkah-langkah tindakan sesuai dengan yang sudah
direncanakan
b. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan
d. Menerapkan model pembelajaran tentang picture.
e. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai
rencana
f. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan
g. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat
melakukan tahap tindakan
3. Tahap pengamatn
1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran tentang
picture yang dilakukan.
2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model
pembelajaran tentang picture.
3) Melakukan diskusi dengan observer untuk membahas tentang kelamahan-
kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran
perbaikan untuk pembelajaran pada siklus berikutnya.
4. Tahap refleksi
13
a. Evaluasi yang dilakukan sebagai evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap
macam tindakan dan melakukan perbaikan pelaaksanaan hasil evaluasi untuk
menjadi acuan siklus berikutnya.
b. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran tentang picture.
Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada
indikator pembelajaran.
c. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa apa bila sudah sesuai dengan
indikator maka dinyatakan berhasil.
2. SIKLUS II
1. Tahap Perencanaan
a. Hasil refleksi dievaluasi,
b. didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada
pembelajaran berikutnya.
c. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
d. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.
2. Tahap pelaksannan
a. Melakukan analisis pemecahan masalah.
b. Menentukan kemampuan awal siswa
c. Menetapkan tujuan pembelajaran
d. Membahas materi pembelajaran
e. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model
picture dengan tanya jawab, pemberian tugas dan kerja kelompok.
3. Tahap pengamatan
a. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran tentang
picture dengan model gambar tanya jawab, pemberian tugas dan kerja
kelompok.
b. Mencatat perubahan yang terjadi. Apakah sudah berhasil menggunkan model
pembelajaran.
c. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan
memberikan perbaikam
4. Tahap Refleksi
14
a. Merefleksi proses pembelajaran tentang picture dengan pemberian tugas,
tanya jawab dan kerja kelompok.
b. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tentang
picture menggunakan media gambar dengan pemberian tugas, tanya jawab
dan kerja kelompok meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Antasari
Hilir terhadap materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia tahun ajaran
2021/2022
Dilaksanakan di kelas III SDN Antasari Hilir. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang
mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),
refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang
dalam bentuk siklus seperti yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto pada gambar
dibawah ini.
Perencanaan
SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Refleksi
Perencanaan
Pengamatan
Untuk dapat mengetahui hasil belajarnya siswa meningkat, khususnya dalam materi
cuaca dan pengaruhnya bagi manusia serta bagaimana penguasaan mereka terhadap
materi yang disampaikan, maka terlebih dahulu mereka diberi suatu bentuk tes awal
15
untuk menentukan dan mengetahui tindakan yang akan diberikan.
Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi dapatlah ditetapkan
tindakan yang dapat memperbaiki penguasaan anak terhadap materi, agar mereka dapat
menjawab soal-soal yang berkaitan dengan materi IPA dengan cepat dan benar.
Jumlah skor/nilai
Ketuntasan Individual = x 100
Jumlah skor/nilai maksimal
1. Ketuntasan individual
Jika siswa mencapai nilai ≥ 70
2. Ketuntasan klasikal
Jika ≥ 80 % dari seluruh siswa yang mencapai nilai belajar ≥ 70
16
3. Interprestasi angka presentasi data
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. PELAKSANAAN SIKLUS
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan waktu ( 2 x 35
menit ) dan dilaksanakan di kelas III SDN antasaria hilir Kecamatan tapin utara
Kabupaten Tapin dengan menggunakan model Pembelajaran picture pada mata
pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dan melalui empat tahapan
yang setiap tahapan tindakan sesuai desain penelitian yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Adapun kegiatan tersebut dengan
perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran:
19
diajarkan tadi. Kemudian guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas.
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan kepercayaan masing-masing dan guru mengucapkan salam.
20
19 Wawan Hermawan 100 Tuntas -
20 Lidya Paradilla 70 Tuntas -
Jumlah siswa yang tuntas 13 orang siswa
P resentasi Ketuntasan 66,7%
Klasikal
Pertemuan 1
No . Nilai
F %
1. 100 2 9,5 %
2. 90 3 14,3 %
3. 80 3 19 %
Berdasarkan
4. 70 5 23,8 %
tabel di atas hasil
5. 60 4 19 %
pembelajaran
6. 50 2 9,5 %
yang telah
7. 40 1 4,7 %
dilaksanakan
Jumlah (F) 20 100 %
pada siklus I
Ketuntasan Individual 14 orang
pertemuan 1
Ketuntasan Klasikal 66,7 %
belum berhasil
karena masih banyak siswa yang belum mencapai indikator ketuntasan individual
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nilai 70 yaitu ada 14 orang siswa yang
tuntas dengan persentase 66,7% dan yang tidak tuntas ada 7 orang siswa dengan
persentase 33,3%. Berdasarkan perolehan nilai tertinggi adalah 100 diperoleh 2 orang
siswa dengan frekuensi persentasinya (9,5%), dan untuk nilai yang paling rendah adalah
40 yang diperoleh oleh 1 orang siswa (4,7%), selanjutnya untuk nilai 50 diperoleh 2
orang siswa (9,5%), nilai 60 diperoleh 4 orang siswa (19%), nilai 70 diperoleh 5 orang
siswa (23,8%), nilai 80 diperoleh 3 orang siswa (19%), dan nilai 90 diperoleh 3 orang
siswa (14,3%). Berdasarkan indikator nilai ketuntasan hasil belajar yang ditentukan
pada pertemuan 1 ini maka dinyatakan belum berhasil dan perlu perbaikan pada
pertemuan selanjutnya. Perolehan nilai hasil belajar yang belum berhasil dikarena
21
beberapa faktor yaitu; siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran tentang picture
sehingga sedikit sulit memahami materi yang diajarkan, kurangnya ketelitian siswa
dalam menjawab soal, motivasi yang masih rendah, masalah lain kurangnya
pengetahuan dasar dari siswa itu sendiri.
Di bawah ini grafik persentasi ketuntasan hasil belajar siswa pada tindakan siklus
I sebagai berikut :
3) Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan 1 ini maka
dinyatakan belum berhasil dan perlu perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Perolehan
nilai hasil belajar yang belum berhasil. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu :
a. motivasi guru terhadap siswa,
b. guru mengembangkan pengetahuan dasar kepada siswa
c. menciptakan suasana belajar yang baik
22
tindakan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.
23
Guru menyajikan inforasi atau materi berdasarkan RPP yang telah disusun. Guru
menjelaskan poin-poin atau konsep materi mengenai cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia serta memperlihatkan beberapa gambar yang berhubungan dengan materi.
Selanjutnya guru menjelaskan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia,dan guru
melakukan demonsrasi contoh proses terjadinya hujan, maksudnya agar konsep yang
dipelajari lebih dipahami oleh siswa sehingga diperoleh kesiapan belajar. Setelah batas
waktu membaca/penjelasan materi telah ditentukan habis. Guru memberi pertanyaan
kepada siswa “apa yang terjadi jika musim kemarau? Dan apa pengaruhnya bagi
manusia”?. Dan guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya sebelum
dibagikan LKS. Kemudian guru memberikan petunjuk pengisian LKS yang telah
dibagikan. Masing-masing siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru,
kemudian siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Guru bertanya kepada siswa tentang
materi yang belum diketahui siswa. Guru menjawab pertanyaan dan meluruskan
pemahaman. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan, setelah itu
guru memberikan motivasi dan bimbingan belajar terhadap siswa yang belum berhasil.
c. Kegiatan akhir (15 menit)
Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi. Kemudian guru
membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas. Untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan
masing-masing dan guru mengucapkan salam.
Pertemuan 1
No . Nilai
F %
1. 100 6 28,5 %
2. 90 7 33,4 %
3. 80 5 23,8 %
Berdasarkan
4. 70 2 14,2%
tabel di atas hasil
5. 60 - - pembelajaran
yang 6. 50 - - telah
7. 40 - - dilaksanakan
Jumlah (F) 25 20 100 %
Ketuntasan Individual 20 orang
Ketuntasan Klasikal 100 %
pada siklus II pertemuan 2 ini kalau dibandingan dengan pertemuan sebelumnya
terdapat adanya peningkatan yang cukup dan berhasil mencapai indikator, dengan
rincian nilai 100 sebanyak 6 orang (28,5%), nilai 90 sebanyak 7 orang (33,4%), nilai 80
sebanyak 5 orang (23,8%) dan nilai 70 sebanyak 2 orang (14,2%)
Hasil nilai yang diperoleh pada tes evaluasi akhir siklus II mengalami
peningkatan yang cukup baik yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 84,76,
sedangkan untuk ketuntasan individual 20 orang siswa dinyatakan tuntas dan ketuntasan
klasikalnya adalah 100%. Berdasarkan indikator nilai ketuntasan hasil belajar yang
ditentukan pada penelitian ini maka dinyatakan bahwa pertemuan 2 sudah berhasil
mencapai indikator. Di bawah ini grafik persentasi ketuntasan hasil belajar siswa pada
tindakan siklus II sebagai berikut :
Tuntas
Tidak
100% Tuntas
2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus 2 terjadi perubahan hasil belajar, seluruh siswa kelas III dinyatakan
tuntas belajar dan mendapat persentasi ketuntasan klasikal 100%. Ketuntasan hasil
belajar inilah yang diinginkan oleh setiap guru kepada semua siswanya dalam proses
pembelajaran.
27
Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 66,7 % 100%
Tidak Tuntas 33,3 % 0%
Siklus I
33,3 % Tuntas
66,7 % Tidak Tuntas
Gambar 4. Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal siklus I
Siklus II
100 % Tuntas
Tidak Tuntas
Gambar 5. Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal siklus II.
29
30
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT
A. Simpulan
Penelitian dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang cuaca dan
pengaruhnya kepada manusia pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model
Pembelajaran tentang picture di SDN Antasari Hilir dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Penerapan model pembelajaran tentang picture dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III
2) Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR PUSTAKA
Joni. (1992/1993). Strategi Pembelajaran di SD. Dalam Anitah W.,Sri, dkk. (2009).
Strategi
Pembelajaran di SD ( hal1.24). Jakarta: Universitas Terbuka.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015
Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan
32