Anda di halaman 1dari 32

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS III

SEMESTER II SDN ANTASARI HILIR MATA PELAJARAN


IPA MATERI CUACA DAN PENGARUHNYA BAGI
MANUSIA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN
PICTURE AND PICTURE

Oleh
NOOR HIDAYAH
837195737
Email: sitis0120@gmail.com

ABSTRAK

Kata Kunci : Keterampilan, Hasil Belajar,Siswa Kelas III, IPA, Picture and picture

Masalah-masalah yang timbul saat pembelajaran IPA pada materi Cuaca dan Pegaruhnya
Bagi Manusia diantaranya adalah siswa kurang termotivasi, siswa tidak berani
bertanya, tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran, pemikiran siswa masih
rendah dan hasil akhir dari evaluasi belum mencapai angka KKM nya.
Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran IPA pada materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia kelas III di SDN
ANTASARI HILIR Melalui model pembelajaran Picture and Picture ini siswa dapat
melibatkan diri dalam penyelidikan pilihan sendiri untuk menjelaskan fenomena dunia
nyata dan membangun pemahamannya. Model picture and picture adalah suatu model
pembelajaran dengan menggunakan media gambar. Dalam pelaksanaannya, picture and
picture tersebut dijelaskan secara logis.
Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan
menggunakan sistem siklus yang terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, analisis
dan refleksi. Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Pada penelitian siklus 1 nilai rata-
rata ketuntasan individual hanya memperoleh 5,50 (lima koma lima puluh). Pencapaian
nilai ini sangat kurang dari standar Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 sesuai
yang ditetapkan oleh sekolah. Pelaksanaan penelitian perbaikan pembelajaran
dilaksanakan di SDN ANTASARI HILIR, subjek penelitiannya adalah siswa kelas III
semester 2 dengan jumlah siswa 20 orang, yang terdiri dari 12 orang siswa perempuan
dan 8 orang siswa laki- laki.
Hasil penelitian yang diperoleh dalam 2 siklus meningkatkan keterampilan dan hasil
belajar siswa dengan perbandingan ketuntasan klasikal 66,7% pada siklus 1 dan 100%
pada siklus 2. Dengan demikian penggunaan model pembelajaran Picture and Picture
dapat meningkatkan keterampilan dan hasil belajar siswa pada materi cuaca dan
pengaruhnya bagimanusiakelasIIIdiSDNANATASRIHILIR
BAB 1
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

1. Identifikasi Masalah
Salah satu pelajaran dalam dunia pendidikan di SD adalah IPA. IPA sebenarnya
tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari. Materi IPA diambil dari kehidupan
manusia sehari-hari. Oleh karena itu, IPA diajarkan di sekolah sejak jenjang pendidikan
dasar. IPA melibatkan siswa untuk dapat menghasilkan karya, dapat bekerja sama atau
kerja kelompok dalam membahas suatu permasalahan, praktek atau demonstrasi, dan
bersosialisasi.
Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari aspek proses dan hasil. Proses
pembelajaran yang berhasil apabila selama kegiatan belajar mengajar siswa
menunjukkan aktivitas belajar yang tinggi dan terlihat secara baik fisik maupun mental.
Hal ini berpengaruh juga dalam pemilihan metode pembelajaran di dalam kelas,
kegiatan pembelajaran guru di kelas dengan menggunakan metode gambar siswa hanya
menjadi pendengar di dalam kelas, dan guru menjadi satu-satunya sumber informasi.
Akan tetapi guru dituntut untuk mengembangkan kemampuan mengajar mereka dalam
memilih dan menggunakan metode pembelajaran yang tepat yang relative banyak
melibatkan keaktifan siswa itu sendiri.
Masalah-masalah yang timbul saat pembelajaran IPA pada materi cuaca dan
pengaruhnya bagi manusia di kelas III banyak sekali ditemui di dalam kelas. Adapun
masalah yang timbul diantaranya adalah siswa kurang termotivasi, siswa tidak berani
bertanya, diam ketika ditanya, tidak semua siswa terlibat aktif dalam pembelajaran,
pemikiran siswa masih rendah dan hasil akhir dari evaluasi pun belum mencapai angka
Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nya.
Salah satu upaya untuk menghadapi kondisi yang berbeda-beda dan mengatasi
kualitas serta pemahaman dan hasil pembelajaran tersebut perlu dilaksanakan perbaikan
pembelajaran. Perbaikan pembelajaran IPA dalam materi cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia menuntut siswa untuk terbiasa melakukan tanya jawab di dunia nyata, salah
satu cara yang mungkin dapat dilakukan adalah dengan memilih penerapan metode
pembelajaran yang melibatkan siswa secara langsung dalam pembelajaran tersebut.
2
Adapun metode yang dipilih adalah pembelajran model picture. Model ini merupakan
salah satu pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif sehingga
suasana kelas lebih hidup dan menyenangkan dengan menggunakan model picture

2. Analisis Masalah
Guru mengharapkan agar siswa dapat termotivasi dan aktif dalam kegiatan
pembelajaran di kelas. Namun pada kenyataannya, dalam kegiatan pembelajaran IPA
masih banyak yang kurang termotivasi atau berminat pada pembelajaran, siswa belum
bisa mendefinisikan serta mengorganisasikan tugas belajar yang berhubungan dengan
masalah gambar gambar tersebut, kemampuan berpikir siswa masih rendah. Hal ini
dikarenakan guru kurang memotivasi siswanya, pembawaan yang kurang menarik,
siswa tidak diikut sertakan dalam penyelidikan. Jadi guru perlu mencari strategi dalam
kegiatan pembelajaran yang tepat untuk membantu siswa belajar di kelas. Salah satunya
dengan mengajarkan kepada siswa melalui tanya jawab pada model pembelajaran
tentang picture untuk melibatkan siswa terlibat berperan aktif dalam menghasilkan
pemahaman baru pada gambar (picture).
Menurut Joni (1992/1993) strategi adalah ilmu atau kiat di dalam memanfaatkan segala
sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Untuk dapat merancang dan melaksanakan strategi pembelajaran yang
efektif, guru harus memiliki khasanah metode / model pembelajaran yang kaya.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah


Masalah yang dihadapi guru dalam upaya mengaktifkan siswa belajar pada
aktivitas memecahkan masalah, baik secara individu maupun kelompok guna
meningkatkan pemahaman terhadap konsep materi serta peningkatan hasil belajar siswa,
maka guru dapat menciptakan pembelajaran yang melibatkan siswa dalam penyelidikan
pilihan sendiri yang memungkinkan siswa dapat menjelaskan fenomena dunia nyata dan
membangun pemahamannya tentang fenomena tersebut melalui tanya jawab pada
model pembelajaran tentang picture.
Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan
Pemantapan Kemampuan Profesional (PKP) untuk meningkatkan hasil belajar siswa
3
kelas III tentang cuaca dan pengaruhnya bagi manusia pada mata pelajaran IPA
menggunakan model pembelajaran tentang picture.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka dirumuskan
masalah pada penelitian sebagai berikut :
1. Apakah dengan menggunakan model pembelajaran tentang picture dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas III tentang Cuaca dan pengaruhnya bagi manusi pada mata
pelajaran IPA ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran


Sesuai dengan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
perbaikan ini adalah sebagai berikut:
1. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang cuaca dan pengaruhnya bagi manusia
pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran tentang picture.
D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Manfaat dari perbaikan pembelajaran ini adalah sebagai berikut:
1) Bagi siswa
a. Meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia dengan model pembelajaran picture and picture pada mata pelajaran
IPA kelas III di SDN ANTASARI HILIRKecamatan tapin utara Kabuapten
Tapin.
b. Meningkatkan semangat siswa dalam kinerja belajar dan kompetensi peserta
didik
2) Bagi Guru
a. Meningkatkan pengetahuan guru untuk mengambangkan pembelajaran kepada
siswa

4
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian IPA
IPA adalah suatu ilmu yang mempelajari tentang alam sekitar beserta isinya. Hal
ini berarti IPA mempelajari semua benda yang ada di alam, peristiwa, dan gejala-gejala
yang muncul di alam. Untuk itu secara singkat IPA adalah pengetahuan yang rasional
dan objektif tentang alam semesta dan segala isinya (Darmojo 1992 : 3 ) ; selain itu,
dalam bukunya “the natune of science” menyatakan bahwa IPA adalah suatu cara atau
metode untuk mengamati alam. Nash juga menjelaskan juga bahwa cara IPA mengamati
dunia ini bervariasi, cermat serta menghubungkan antara satu fenomena dengan
fenomena lainya sehingga keseluruhannya membentuk suatu persfektif yang baru
tentang objek yang diamatinya. Ilmu dapat diartikan sebagai suatu pengetahuan yang
bersifat objektif. Jadi dari sisi istilah IPA adalah pengetahuan yang bersifat objektif
tentang alam sekitar beserta isinya.
Istilah ilmu pengetahuan alam atau IPA dikenal juga dengan istilah Sains. Kata
Sains ini berasal dari bahasa latin yaitu scienta yang berarti “saya tahu”. Dalam bahasa
Inggris, kata Sains berasal dari kata science yang berarti “pengetahuan”. Science
berkembang menjadi social science yang dalam bahasa Indonesia dikenal dengan ilmu
pengetahuan sosial (IPS) dan natural science yang dalam kamus yaitu natural science
didefinisikan sebagai systematic and formulated knowledge dealing with material
phenomena and based mainly on observation and induction (yang diartikan bahwa ilmu
pengetahuan alam didefinisikan sebagai : pengetahuan yang sistematis dan disusun
dengan menghubungkan gejala-gejala alam yang bersifat kebendaan dan didasarkan
pada hasil pengamatan dan induksi).
5
Beberapa Hakekat IPA dikemukakan dengan beberapa istilah yaitu :
1. Fakta dalam IPA adalah pernyataan-pernyataan tentang benda-benda yang benar-benar
ada, atau peristiwa yang betul-betul terjadi dan sudah dikonfirmasi secara objektif.
Contohnya : atom hydrogen mempunyai satu elektron.
2. Konsep IPA adalah suatu ide yang mempersatukan fakta-fakta. Konsep merupakan
penggabungan antara fakta-fakta yang ada hubungannya satu sama lain. Contohnya :
benda-benda hidup dipengaruhi oleh lingkungan.
3. Prinsip IPA adalah generalisasi tentang hubungan antara konsep-konsep IPA.
Contohnya : udara yang dipanaskan memuai, adalah menghubungkan konsep udara,
panas, pemuaian. Artinya udara akan memuai jika udara tersebut dipanaskan.
4. Teori ilmiah merupakan kerangka yang lebih luas dari fakta-fakta, konsep-konsep, dan
prinsip-prinsip yang saling berhubungan. Teori bisa juga dikatakan sebagai model, atau
gambar yang dibuat oleh ilmuan untuk menjelaskan gejala alam. Contohnya : teori
meteorologi membantu para ilmuan untuk memahami mengapa dan bagaimana kabut
dan awan terbentuk.
Dalam pembelajaran IPA mencakup semua yang terkait dengan objek alam
sekitar persoalannya. Ruang lingkup IPA yaitu makhluk hidup, energi dan
perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya.

B. Tujuan Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar


Konsep IPA di sekolah dasar merupakan konsep yang masih terpadu, karena
belum terpisahkan secara tersendiri, seperti mata pelajaran kimia,biologi, dan fisika.
Adapun tujuan pembelajaran sains di sekolah dasar dalam Badan Nasional Standar
Pendidikan (BSNP, 2006), dimaksudkan untuk :
1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan
keberadaan, kindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya.
2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konse IPA yang bermanfaat
dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
3. Mengembangkan rasa ingin tahu,sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan
yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.

6
4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,memecahkan
masalah, dan membuat keputusan.
5. Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta untuk memelihara, menjaga dan
melestarikan lingkungan alam.
6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai
salah satu ciptaan Tuhan.
7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk
melanjutkan pendidikan ke SMP
Dari beberapa tujuan diatas, peneliti menyimpulkan bahwa tujuan pembelajaran
IPA di sekolah dasar adalah mengenalkan anak sejak usia dini tentang hal-hal yang
berkaitan dengan alam sekitarnya. Hal demikian agar rasa keingintahuan anak
berkembang, dapat mencintai lingkungan, dan sadar sejak dini cara menghargai dirinya
sendiri serta lingkungannya.

C. Hasil Belajar
Hasil belajar merupakan perubahan tingkah laku seseorang baik dari segi
penegatahuan ataupun sikap setelah melakukan proses pembelajaran baik pemebelajran
formal maupun Nonformal. Menurut Rusmono (2017) menyatakan bahwa Hasil belajar
adalah perubahan perilaku individu yang meliputi ranah kognitif, afektif, dan
pisikomotorik. Perubahan perilaku tersebut diperoleh setelah siswa menyelesaikan
program pembelajarannya melalui interaksi dengan berbagai sumber belajar dan
lingkungan belajar. “hasil belajar merupakan perilaku yang dapat diamati dan
menunjukan kemampuan yang dimiliki seseorang. Kemampuan siswa yang merupakan
perubahan perilaku sebagai hasil belajar itu dapat diklasifikasikan dalam dimensi-
dimensi tertentu. Jadi dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa hasil
belajar merupakan ketercapaian tujuan belajar yang diperoleh melalui pengalaman
pembelajaran yang bisa dilihat dari hasil penilaian tertulis maupun penilaian tidak
tertulis yang telah dilakukan
Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokan menjadi tiga ranah yaitu: ranah
kognitif, psikomotorik, dan afektif.
7
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Secara umum hasil belajar siswa
dipengarauhi oleh faktor internal, yaitu faktor-faktor yang ada dalam diri siswa dan
faktor eksternal, yaitu faktor-faktor yang berada diluar diluar diri siswa.
2. Faktor dari dalam diri siswa yang berpengaruh terhadap hasil belajar diantaranya
adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan dan
kesehatan, serta kebiasaan siswa. Salah satu hal penting dalam kegiatan belajar yang
harus ditanamkan dalam diri siswa bahwa belajar yang dilakukannya merupakan
kebutuhan dirinya. Minat belajar berkaitan dengan seberapa besar individu merasa
suka atau tidak suka terhadap suatu materi yang dipelajari siswa. Minat inilah yang
harus dimunculkan lebih awal dalam diri siswa. Minat, motivasi, dan perhatian siswa
dapat dikondisikan oleh guru. Setiap individu memiliki kecakapan (ability) yang
berbeda-beda. Kecakapan tersebut dapat dikelompokkan berdasarkan kecepatan
belajar; yakni sangat cepat, sedang, dan lambat. Demikian pula pengelompokkan
kemampuan siswa berdasarkan kemampuan penerimaan, misalnya proses
pemahamannya harus dengan cara perantara visual, verbal, dan atau harus dibantu
dengan alat/media.
3. Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar diantaranya adalah
lingkungan fisik dan nonfisik (termasuk suasana kelas dalam belajar, seperti riang
gembira, menyenangkan), lingkungan sosial budaya, lingkungan keluarga, program
sekolah (termasuk dukungan komite sekolah), guru, pelaksanaan pembelajaran, dan
teman sekolah. Guru merupakan faktor yang paling penting berpengaruh terhadap
proses maupun hasil belajar, sebab guru merupakan manajer atau sutradara dalam
kelas. Dalam hal ini guru harus memiliki kompetensi dasar yang diisyaratkan dalam
profesi guru.

D. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan


Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia nomor 53
tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah, menimbang :
1. Bahwa peraturan mengenai penilaian hasil belajar oleh pendidik untuk pelaksanaan
kurikulum 2013 sebagaimana diatur dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik pada
8
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah sudah tidak sesuai dengan perkembangan
dan kebutuhan hasil belajar peserta didik;
2. Bahwa belum ada Peraturan Menteri yang mengatur tentang penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan untuk pelaksanaan kurikulum 2013;
3. Bahwa belum ada Peraturan Menteri yang mengatur tentang penilaian hasil belajar oleh
pendidik dan satuan pendidikan untuk pelaksanaan kurikulum 2006;
4. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, huruf b, dan
huruf c, perlu menetapkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang
penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan tentang penilaian hasil belajar
oleh pendidik dan satun pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah,
menetapkan :
1. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan,dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang dilakukan
untuk memantau proses,kemajuan belajar dan perbaikan hasil belajar melalui penugasan
dan evaluasi hasil belajar.
2. Penilaian Hasil Belajar oleh Satuan Pendidikan adalah proses pengumpulan
informasi/data tentang capaian pembelajaran peserta didikdalam aspek pengetahuan dan
aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis dalam bentuk
penilaian akhir/ ujian sekoah / madrasah.
3. Satuan pendidikan adalah sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah,/sekolah dasar luar biasa
(SD,MI/SDLB).
4. Penialian akhir kegiatan yang dilakukan untuk mengukur kecapaian kompetensi peserta
didik pada akir semesterdan/akhir tahun.
5. Ujian sekolah/madrasah adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik sebagai pengakuan prestasi belajar dan/ atau penyelesaian dari
suatu Satuan Pendidikan.
6. Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya disebut KKM adalah kriteria ketuntasan
belajar yang ditentukan oleh Satuan Pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi

9
kelulusan dengan mempertimbangkan karakteristik peserta disi,karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi Satuan Pendidikan.
E. Model Pembelajaran Tentang Picture.

Model pembelajaran tentang picture adalah suatu pembelajaran yang


menggunakan gambar dipasangkan/diurutkan menjadi urutan logis ( Hamdani ,2011:89).
Pembelajaran ini memiliki ciri aktif, inovatif, kreatif, dan menyenangkan.pembelajaran ini
mengandalkan gambar sebagaimedia dalamproses pembelajaran.

1. Langkah-langkah Model Picture adalah sebagai berikut :


a. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai sehingga siswa dapat
mengukur sampai sejauh mana materi yang harus dikuasai. Selain itu guru harus
menyampaikan indikator-indikator ketercapaian KD, sehingga KKM yang telah
ditetapkan dapat dicapai oleh peserta didik.
b. Menyajikan materi sebagai pengantar. Guru dapat memberikan motivasi yang
menarik perhatian siswa yang selama ini belum siap. Dengan motivasi dan teknik
yang baik dalam pemberian materi akan menarik minat siswa untuk belajar lebih
jauh tentang materi yang dipelajari.
c. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar yang berkaitan dengan materi
yang akan dipelajari. Guru harus bisa mengajak siswa untuk ikut terlibat secara
aktif dlm proses pembelajaran dengan mengamati setiap gambar yang ditunjukkan
oleh guru atau temannya. Dengan gambar kita akan lebih menghemat energi, dan
siswa akan lebih tertarik dengan pembelajaran sehingga siswa akan lebih mudah
memahami materi yang diajarkan.
d. Guru menunjuk/memanggil siswa secara begantian untuk memasangkan gambar-
gambar menjadi urutan yang logis. Guru harus melakukan inovasi dalam menunjuk
siswa dengan menggunakan undian.
e. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran dari urutan gambar tersebut
f. Dari urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
g. Kesimpulan/rangkuman. Di akhir pembelajaran guru bersama sisa mengambil
kesimpulan dari materi yang telah dipelajari.

10
2. Tujuan dari penggunaan model pembelajaran tentang picture adalah :
a. siswa akan lebih semangat serta atusias dalam belajarnya
b. siswa lebih cermat dalam belajarnya
c. siswa mengingat suatu materi pelajaran dengan menggunakan gambar
d. siswa terlihat aktif dan mampu memperoleh hasil yang maksimal

11
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek penelitian

1. Subjek Penelitian
Subjek Penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas III SDN ANTASARI
HILIR tahun pelajaran 2021/2022 semester 2 yang berjumlah 20 orang terdiri dari 6
orang siswa laki-laki dan 14 orang siswa perempuan dalam pembelajaran IPA tentang
cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
2. Tempat penelitian
Nama Sekolah : SDN ANTASARI HILIR
Kelas : III (tiga) / II (dua)
Mata Pelajaran : IPA (cuaca dan pengaruhnya bagi manusia)
Alamat : Desa Antasari Hilir Kec. Tapin Utara Kab.Tapin
3. Waktu penelitian
Penelitian Perbaikan Pembelajaran dilakukan direncanakan sebanyak dua siklus
pada pembelajaran IPA di SD dengan materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia.
Dengan tabel jadwal sebagai berikut :
1. Siklus 1 : Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia
2. Siklus II : Cuaca dan pengaruhnya bagi manusia

B. Diskripsi per Siklus


Dilaksanakan di kelas III SDN ANTASARI HILIR Penelitian Tindakan Kelas ini
terdiri atas 2 siklus kegiatan, dan satu siklus kegiatan terdiri dari 1 kali pertemuan 2 JP
sebagai berikut :
1. SIKLUS 1
1. Tahap Perencanaan
a. Tahap melakukan perencanaan dengan Mengidentifikasi masalah.
b. Menganalisis dan merumuskan masalah pada perencanaan
c. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) berdasarkan silabus
dengan model pembelajaran tentang picture.

12
d. Mendiskusikan penerapan model pembelajaran tentang picture
e. Meminta wali kelas menjadi pengamat dalam tindakan pembelajaran yang akan
dilaksanakan.
f. Mempersiapkan bahan, sumber dan alat bantu yang diperlukan
g. Menyiapkan instrumen (pedoman observasi, tes akhir).
h. Pengembangan program Tindakan siklus 1
2. Tahap pelaksanaan
a. Melaksanakan langkah-langkah tindakan sesuai dengan yang sudah
direncanakan
b. Siswa membaca materi yang terdapat pada buku sumber
c. Siswa mendengarkan penjelasan guru tentang materi yang diajarkan
d. Menerapkan model pembelajaran tentang picture.
e. Melakukan pengamatan terhadap setiap langkah-langkah kegiatan sesuai
rencana
f. Memperhatikan alokasi waktu yang ada dengan banyaknya kegiatan yang
dilaksanakan
g. Mengantisipasi dengan melakukan solusi apabila menemui kendala saat
melakukan tahap tindakan
3. Tahap pengamatn
1) Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran tentang
picture yang dilakukan.
2) Mencatat setiap kegiatan dan perubahan yang terjadi saat penerapan model
pembelajaran tentang picture.
3) Melakukan diskusi dengan observer untuk membahas tentang kelamahan-
kelemahan atau kekurangan yang dilakukan guru serta memberikan saran
perbaikan untuk pembelajaran pada siklus berikutnya.

4. Tahap refleksi

13
a. Evaluasi yang dilakukan sebagai evaluasi mutu, jumlah dan waktu dari setiap
macam tindakan dan melakukan perbaikan pelaaksanaan hasil evaluasi untuk
menjadi acuan siklus berikutnya.
b. Melakukan refleksi terhadap penerapan model pembelajaran tentang picture.
Melakukan refleksi terhadap kreativitas siswa dalam pembelajaran IPA pada
indikator pembelajaran.
c. Melakukan refleksi terhadap hasil belajar siswa apa bila sudah sesuai dengan
indikator maka dinyatakan berhasil.

2. SIKLUS II
1. Tahap Perencanaan
a. Hasil refleksi dievaluasi,
b. didiskusikan, dan mencari upaya perbaikan untuk diterapkan pada
pembelajaran berikutnya.
c. Mendata masalah dan kendala yang dihadapi saat pembelajaran.
d. Merancang perbaikan II berdasarkan refleksi siklus I.
2. Tahap pelaksannan
a. Melakukan analisis pemecahan masalah.
b. Menentukan kemampuan awal siswa
c. Menetapkan tujuan pembelajaran
d. Membahas materi pembelajaran
e. Melaksanakan tindakan perbaikan II dengan memaksimalkan penerapan model
picture dengan tanya jawab, pemberian tugas dan kerja kelompok.
3. Tahap pengamatan
a. Melakukan pengamatan terhadap penerapan model pembelajaran tentang
picture dengan model gambar tanya jawab, pemberian tugas dan kerja
kelompok.
b. Mencatat perubahan yang terjadi. Apakah sudah berhasil menggunkan model
pembelajaran.
c. Melakukan diskusi membahas masalah yang dihadapi saat pembelajaran dan
memberikan perbaikam
4. Tahap Refleksi
14
a. Merefleksi proses pembelajaran tentang picture dengan pemberian tugas,
tanya jawab dan kerja kelompok.
b. Merefleksi hasil belajar siswa dengan penerapan model pembelajaran tentang
picture menggunakan media gambar dengan pemberian tugas, tanya jawab
dan kerja kelompok meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Antasari
Hilir terhadap materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia tahun ajaran
2021/2022

C. DesainProsuder Perbaikan Pembelajaran

Dilaksanakan di kelas III SDN Antasari Hilir. Penelitian ini merupakan Penelitian
Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang dilaksanakan dengan mengikuti
prosedur penelitian berdasarkan pada prinsip Kemmis S, MC Taggar R (1988) yang
mencakup kegiatan perencanaan (planning), tindakan (action), observasi (observation),
refleksi (reflection) atau evaluasi. Keempat kegiatan ini berlangsung secara berulang
dalam bentuk siklus seperti yang dikembangkan oleh Suharsimi Arikunto pada gambar
dibawah ini.

Perencanaan

SIKLUS I Pelaksanaan

Pengamatan
Refleksi
Perencanaan

Refleksi SIKLUS II Pelaksanaan

Pengamatan

Untuk dapat mengetahui hasil belajarnya siswa meningkat, khususnya dalam materi
cuaca dan pengaruhnya bagi manusia serta bagaimana penguasaan mereka terhadap
materi yang disampaikan, maka terlebih dahulu mereka diberi suatu bentuk tes awal
15
untuk menentukan dan mengetahui tindakan yang akan diberikan.

Dari evaluasi dan observasi awal maka dalam refleksi dapatlah ditetapkan
tindakan yang dapat memperbaiki penguasaan anak terhadap materi, agar mereka dapat
menjawab soal-soal yang berkaitan dengan materi IPA dengan cepat dan benar.

D. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan suatu hal yang sangat penting untuk mengolah dan
penyusunan data. Data yang sudah terkumpul dapat menghasilkan kesimpulan dan dapat
dipertanggung jawabkan. Data yang telah diperoleh merupakan gambaran dari hasil
observasi dan hasil tes siswa.
Dalam proses pembelajaran ada dua data yang diperoleh yaitu data kuantitatif dan
data kualitatif. Untuk data kuantitatif berupa hasil observasi siswa maupun guru
dianalisa secara naratif. Data kualitatif yang berupa post tes dianalisa teknik persentasi.
1. Daya Serap Individu
Untuk menilai ketuntasan hasil belajar seorang siswa dapat dinyatakan dengan rumusan
sebagai berikut :

Jumlah skor/nilai
Ketuntasan Individual = x 100
Jumlah skor/nilai maksimal

2. Daya Serap Klasikal


Untuk menilai ketuntasan suatu kelas (ketuntasan klasikal) dapat dinyatakan dengan
rumusan sebagai berikut :

Jumlah siswa yang tuntas belajar


Ketuntasan Klasikal = x 100%
Jumlah siswa keseluruhan

1. Ketuntasan individual
Jika siswa mencapai nilai ≥ 70
2. Ketuntasan klasikal
Jika ≥ 80 % dari seluruh siswa yang mencapai nilai belajar ≥ 70

16
3. Interprestasi angka presentasi data

Tabel 1. Katagori rentang angka penilaian


Angka Persentase Keterangan
90,00 % - 100,00 % Sangat baik
70,00 % - 80,00 % Baik
50,00 % - 60,00 % Cukup
30,00 % - 40,00 % Kurang

17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. PELAKSANAAN SIKLUS
Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan waktu ( 2 x 35
menit ) dan dilaksanakan di kelas III SDN antasaria hilir Kecamatan tapin utara
Kabupaten Tapin dengan menggunakan model Pembelajaran picture pada mata
pelajaran IPA materi cuaca dan pengaruhnya bagi manusia dan melalui empat tahapan
yang setiap tahapan tindakan sesuai desain penelitian yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi dan evaluasi serta refleksi. Adapun kegiatan tersebut dengan
perencanaan terlebih dahulu sebelum melaksanakan pembelajaran:

1. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pertemuan 1 (2 x 35 menit)


a. Hasil Penelitian Siklus I
1) Perencanaan
Pada pertemuan pertama tindakan kelas siklus I ini dipersiapkan perangkat
pembelajaran sebagai berikut :
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan pokok
bahasan “cuaca dan pengaruhnya bagi manusia” menerapkan model pembelajaran
picture. Pada tahap awal guru seperti biasa mengondisikan siswa pada pembelajaran
yang kondusif dengna cara berdoa, mengabsen, memeriksa kerapian berpakian
dan menyuruh siswa untuk mempersiapkan alat tulis. Dilanjutkan dengan apersepsi
bernyanyi kemudian menjelaskan materi pembelajaran sehingga perhatian siswa
lebih terfokus kepada kegiatan pembelajaran memotivasi siswa dengan
mengadakan tanya jawab supaya kegiatan pembelajaran menjadi hidup siswa aktif dan
ikut berpartisifasi dalam kegiatan pembelajaran, siswa secara berkelompok
mengerjakan soal latihan pada lembar kerja siswa (LKS), guru bersama siswa
membahas hasil pekerjaan seluruh kelompok, menyimpulkan materi
secarabersama-sama, mengadakan evaluasi/latihan per individu, sebagai tindak
lanjut guru untuk mengukur kemampuan siswa dalam menguasai materi pelajaran
tentang cuaca dan pengaruhnya bagi manusia. memberikan pesan moral kepada
siswa sebagai pemahaman supaya siswa rajin belajar di rumah
18
2) Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran (pertemuan 1)

Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III yang dilaksanakan dengan indikator


pembelajaran yaitu : mengidentifikasi kondisi cuaca, menyebutkan macam-macam
cuaca, meramalkan keadaan cuaca yang akan terjadi berdasarkan keadaan langit, dengan
model pembelajaran picture pada siklus 1 ini telah dilaksanakan hari Rabu tanggal 21
April 2022 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
a. Kegiatan awal (15 menit)
Guru memasuki kelas dengan mengucapkan salam kepada siswa, dan meminta
ketua kelas untuk memimpin do’a,membaca Pancasila dan menyanyikan lagu Indonesia
Raya. Selanjutnya guru menanyakan keadaan siswa, mengabsen siswa dan memberikan
motivasi siswa untuk belajar lebih rajin dan aktif, serta melakukan apersepsi menyanyi
bersama. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (40 menit)


Guru menyajikan inforasi atau materi berdasarkan RPP yang telah disusun. Guru
menjelaskan poin-poin atau konsep materi mengenai cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia serta memperlihatkan beberapa gambar yang berhubungan dengan materi.
Selanjutnya guru menjelaskan pengertian cuaca, macam-macam cuaca agar konsep yang
dipelajari lebih dipahami oleh siswa sehingga diperoleh kesiapan belajar. Setelah itu
guru memberikan tugas pertama pada siswa untuk bahan ajar sebelum materi dibahas
lebih lanjut. Selesai dibaca,guru memberi waktu kepada siswa untuk bertanya sebelum
dibagikan LKS. Kemudian guru memberikan petunjuk pengisian LKS yang telah
dibagikan. Masing-masing siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru,
kemudian siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Guru bertanya jawab tentang hal-hal
yang belum diketahui siswa. Guru memberikan umpan balik positif dan penguatan.
Guru memberikan kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan, setelah itu guru
memberikan motivasi dan bimbingan belajar terhadap siswa yang belum berhasil.
c. Kegiatan akhir (15 menit)
Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi berupa tes evaluasi kepada
siswa untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa tentang materi yang sudah

19
diajarkan tadi. Kemudian guru membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas.
Selanjutnya guru menyampaikan rencana pembelajaran untuk pertemuan berikutnya.
Untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut
agama dan kepercayaan masing-masing dan guru mengucapkan salam.

d. Hasil Evaluasi Siklus 1 Pertemuan 1


1. Hasil Belajar Siswa Siklus 1
Berdasarkan hasil pelaksanaan tes evaluasi pembelajaran pada tindakan siklus 1
dapat dilihat pada table berikut :

Tabel 3. Nilai Hasil Evaluasi Siswa siklus 1


NO NAMA SISWA NILAI KETERANGA
SIKLUS 1 N
Tuntas Tidak Tuntas
1 Muhammad Arif 60 - Tidak Tuntas
2 Ahmad Sofian 50 - Tidak Tuntas
3 Ahmad Zidani 60 - Tidak Tuntas
4 Helma aliya 100 Tuntas -
5 Hayati 80 Tuntas -
6 Muhammad Ridwan 80 Tuntas -
7 Muhammad Taufik 70 Tuntas -
8 Muhammad Insani 90 tuntas -
9 Nor Safitri 50 - Tidak Tuntas
10 Nur Hidayah 60 - Tidak Tuntas
11 Putri Anisa 70 Tuntas -
13 Riska Aulia 80 Tuntas -
14 Risky Amilie 40 - Tidak Tuntas
15 Siti Raudah 80 Tuntas -
16 Siti Rahmawati 70 Tuntas -
17 Siti Noor Zahra 70 tuntas -
18 Tuti Lisdawati 60 - Tidak Tuntas

20
19 Wawan Hermawan 100 Tuntas -
20 Lidya Paradilla 70 Tuntas -
Jumlah siswa yang tuntas 13 orang siswa
P resentasi Ketuntasan 66,7%
Klasikal

Tabel 3. Persentasi Hasil Belajar Evaluasi Siswa siklus 1


Tabel 4.2. Persentasi Hasil Belajar Evaluasi Siswa siklus 1

Pertemuan 1
No . Nilai
F %
1. 100 2 9,5 %
2. 90 3 14,3 %
3. 80 3 19 %
Berdasarkan
4. 70 5 23,8 %
tabel di atas hasil
5. 60 4 19 %
pembelajaran
6. 50 2 9,5 %
yang telah
7. 40 1 4,7 %
dilaksanakan
Jumlah (F) 20 100 %
pada siklus I
Ketuntasan Individual 14 orang
pertemuan 1
Ketuntasan Klasikal 66,7 %
belum berhasil
karena masih banyak siswa yang belum mencapai indikator ketuntasan individual
dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) nilai 70 yaitu ada 14 orang siswa yang
tuntas dengan persentase 66,7% dan yang tidak tuntas ada 7 orang siswa dengan
persentase 33,3%. Berdasarkan perolehan nilai tertinggi adalah 100 diperoleh 2 orang
siswa dengan frekuensi persentasinya (9,5%), dan untuk nilai yang paling rendah adalah
40 yang diperoleh oleh 1 orang siswa (4,7%), selanjutnya untuk nilai 50 diperoleh 2
orang siswa (9,5%), nilai 60 diperoleh 4 orang siswa (19%), nilai 70 diperoleh 5 orang
siswa (23,8%), nilai 80 diperoleh 3 orang siswa (19%), dan nilai 90 diperoleh 3 orang
siswa (14,3%). Berdasarkan indikator nilai ketuntasan hasil belajar yang ditentukan
pada pertemuan 1 ini maka dinyatakan belum berhasil dan perlu perbaikan pada
pertemuan selanjutnya. Perolehan nilai hasil belajar yang belum berhasil dikarena
21
beberapa faktor yaitu; siswa masih belum terbiasa dengan pembelajaran tentang picture
sehingga sedikit sulit memahami materi yang diajarkan, kurangnya ketelitian siswa
dalam menjawab soal, motivasi yang masih rendah, masalah lain kurangnya
pengetahuan dasar dari siswa itu sendiri.
Di bawah ini grafik persentasi ketuntasan hasil belajar siswa pada tindakan siklus
I sebagai berikut :

Grafik persentase ketuntasan


Tuntas
Tidak Tun-
33,3% tas
66,7%

Gambar 2. Grafik persentasi ketuntasan hasil belajar siklus 1

3) Pengamatan
Berdasarkan hasil pengamatan yang dilakukan pada pertemuan 1 ini maka
dinyatakan belum berhasil dan perlu perbaikan pada pertemuan selanjutnya. Perolehan
nilai hasil belajar yang belum berhasil. Adapun hal-hal yang perlu diperbaiki yaitu :
a. motivasi guru terhadap siswa,
b. guru mengembangkan pengetahuan dasar kepada siswa
c. menciptakan suasana belajar yang baik

4) Refleksi Tindakan Kelas pada siklus 1


Berdasarkan indikator nilai ketuntasan hasil belajar yang ditentukan pada
penelitian ini maka dinyatakan bahwa pertemuan 1 sudah sebagian berhasil mencapai
indikator, tapi belum mencapai ketuntasan 80% secara klasikal. Berdasarkan data dapat
dijelaskan bahwa hasil perolehan nilai hasil belajar individual pada pelaksanaan
tindakan yang dilakukan pada siklus 1 diketahui nilai hasil belajar siswa dari 20 siswa
kelas III hanya 14 orang siswa yang dinyatakan tuntas dan 6 orang siswa belum
dinyatakan tuntas.
Selama pengamatan berlangsung masih ditemukan masalah – masalah yaitu
adanya peserta didik yang belum bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi
kelas, siswa masih ragu dalam memilih jawaban dan kurang memahami materi.
Selanjutnya untuk memperoleh hasil yang lebih maksimal dan lebih valid maka

22
tindakan pembelajaran dilanjutkan pada siklus II.

2. Hasil Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pertemuan 2 (2 x 35 menit)


a. Hasil Penelitian Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Sebelum melaksanakan tindakan, terlebih dahulu peneliti menyusun skenario
pembelajaran dengan model tentang pictur. Kegiatan belajar mengajar dalam penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan pada siklus II sebanyak 1 kali pertemuan di
kelas III SDN Antasari Hilir dengan perencanaan sebagai berikut :
Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Ilmu Pengetahuan Alam dengan
pokok bahasan “cuaca dan pengaruhnya bagi manusia” menerapkan model
pembelajaran tentang pictur. Menyusun alat/media untuk pembelajaran lalu
Mempersiapkan Lembar Kerja Siswa sebagai panduan bagi siswa untuk melakukan
pengamatan. Menyusun lembar soal evaluasi (untuk tes akhir)

b. Pelaksanaan Tindakan Pembelajaran


Kegiatan pembelajaran IPA di kelas III yang dilaksanakan dengan indikator
pembelajaran yaitu : mengidentifikasi kehidupan manusia yang sesuai dengan keadaan
cuaca tertentu, mendeskripsikan hubungan antara pakaian yang dikenakan dengan
keadaan, dengan model picture pada siklus II ini telah dilaksanakan hari kamis tanggal
11 mei 2022 dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran (2 x 35 menit).
a. Kegiatan awal (15 menit)
Guru memasuki kelas, kemudian membuka pelajaran dengan mengucapkan salam
dan berdo’a bersama, serta menyanyikan lagu Indonesia Raya. Sebagai langkah awal
guru mengabsen siswa dan mempersiapkan materi serta beberapa bahan atau media
pembelajaran. Selanjutnya guru mengkondisikan kelas agar siswa siap belajar, serta
memotivasi siswa untuk belajar lebih rajin dan aktif dalam melaksanakan apersepsi
yang berhubungan dengan materi pelajaran yang akan di bahas yaitu materi cuaca dan
pengaruhnya bagi manusia. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran.

b. Kegiatan Inti (40 menit)

23
Guru menyajikan inforasi atau materi berdasarkan RPP yang telah disusun. Guru
menjelaskan poin-poin atau konsep materi mengenai cuaca dan pengaruhnya bagi
manusia serta memperlihatkan beberapa gambar yang berhubungan dengan materi.
Selanjutnya guru menjelaskan pengaruh cuaca terhadap kegiatan manusia,dan guru
melakukan demonsrasi contoh proses terjadinya hujan, maksudnya agar konsep yang
dipelajari lebih dipahami oleh siswa sehingga diperoleh kesiapan belajar. Setelah batas
waktu membaca/penjelasan materi telah ditentukan habis. Guru memberi pertanyaan
kepada siswa “apa yang terjadi jika musim kemarau? Dan apa pengaruhnya bagi
manusia”?. Dan guru memberikan waktu kepada siswa untuk bertanya sebelum
dibagikan LKS. Kemudian guru memberikan petunjuk pengisian LKS yang telah
dibagikan. Masing-masing siswa mengerjakan tugas yang telah diberikan oleh guru,
kemudian siswa mengumpulkan hasil kerjanya. Guru bertanya kepada siswa tentang
materi yang belum diketahui siswa. Guru menjawab pertanyaan dan meluruskan
pemahaman. Guru memberikan kesimpulan dari materi yang sudah diajarkan, setelah itu
guru memberikan motivasi dan bimbingan belajar terhadap siswa yang belum berhasil.
c. Kegiatan akhir (15 menit)
Pada akhir pembelajaran guru memberikan evaluasi kepada siswa. Guru
memberikan penghargaan kepada siswa yang mendapat nilai tertinggi. Kemudian guru
membuat kesimpulan tentang materi yang telah dibahas. Untuk mengakhiri kegiatan
pembelajaran guru mengajak semua siswa berdo’a menurut agama dan kepercayaan
masing-masing dan guru mengucapkan salam.

d. Hasil Pengamatan Belajar Siswa Siklus II

Berdasarkan hasil pelaksanaan tes evaluasi pembelajaran pada tindakan siklus II


dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4. Nilai Hasil Evaluasi Siswa siklus II
NO NAMA SISWA NILAI KETERANGA
SIKLUS 1 N
Tuntas -
1 Muhammad Arif 100 tuntas -
2 Ahmad Sofian 90 tuntas -
3 Ahmad Zidani 70 tuntas -
24
4 Helma Aliya 100 Tuntas -
5 Hayati 90 Tuntas -
6 Muhammad Ridwan 100 Tuntas -
7 Muhammad Taufik 70 Tuntas -
8 Muhammad Insani 90 tuntas -
9 Nor Safitri 80 tuntas -
10 Nur Hidayah 80 tuntas -
11 Putri Anisa 100 Tuntas -
12 Rabiyatul Saida 90 Tuntas -
13 Riska Aulia 80 Tuntas -
14 Risky Amilie 90 Tuntas -
15 Siti Raudah 90 Tuntas -
16 Siti Rahmawati 80 Tuntas -
17 Siti Noor Zahra 70 tuntas -
18 Tuti Lisdawati 100 Tuntas -
19 Wawan Hermawan 100 Tuntas -
20 Lidya Paradilla 80 Tuntas -
Jumlah siswa yang tuntas 20 orang siswa
Presentasi Ketuntasan Klasikal 100%

Table 6. Persentasi Hasil Belajar Evaluasi Siswa Siklus II

Pertemuan 1
No . Nilai
F %
1. 100 6 28,5 %
2. 90 7 33,4 %
3. 80 5 23,8 %
Berdasarkan
4. 70 2 14,2%
tabel di atas hasil
5. 60 - - pembelajaran
yang 6. 50 - - telah
7. 40 - - dilaksanakan
Jumlah (F) 25 20 100 %
Ketuntasan Individual 20 orang
Ketuntasan Klasikal 100 %
pada siklus II pertemuan 2 ini kalau dibandingan dengan pertemuan sebelumnya
terdapat adanya peningkatan yang cukup dan berhasil mencapai indikator, dengan
rincian nilai 100 sebanyak 6 orang (28,5%), nilai 90 sebanyak 7 orang (33,4%), nilai 80
sebanyak 5 orang (23,8%) dan nilai 70 sebanyak 2 orang (14,2%)
Hasil nilai yang diperoleh pada tes evaluasi akhir siklus II mengalami
peningkatan yang cukup baik yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 84,76,
sedangkan untuk ketuntasan individual 20 orang siswa dinyatakan tuntas dan ketuntasan
klasikalnya adalah 100%. Berdasarkan indikator nilai ketuntasan hasil belajar yang
ditentukan pada penelitian ini maka dinyatakan bahwa pertemuan 2 sudah berhasil
mencapai indikator. Di bawah ini grafik persentasi ketuntasan hasil belajar siswa pada
tindakan siklus II sebagai berikut :

Grafik persentase ketuntasan

Tuntas
Tidak
100% Tuntas

Gambar 3. Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siklus II


Hasil evaluasi yang dilaksanakan melalui post tes sebanyak 2 kali dan setelah
proses pembelajaran selesai dan tes di akhir siklus II. Nilai yang diperoleh merupakan
tolak ukur kemampuan siswa Kelas III SDN Antasari Hilir dalam mengusai materi IPA
perlu dipertahan dan dilanjutkan serta diaplikasikan dalam pembelajaran sekolah
nantinya..

2. Refleksi Tindakan Kelas pada siklus II


Hasil nilai yang diperoleh pada tes evaluasi akhir siklus II mengalami peningkatan
yang cukup baik yaitu nilai rata-rata hasil belajar siswa mencapai 84,76,
sedangkan untuk ketuntasan individual 20 orang siswa dinyatakan tuntas dan
ketuntasan klasikalnya adalah 100%.
26
B. PEMBAHASAN SETIAP SIKLUS
1. Pembahasan Siklus I
Kondisi belajar mengajar yang efektif adalah adanya minat dan perhatian siswa
dalam belajar. Dari minat dan perhatian inilah muncul sebagai motif bagi siswa dalam
menentukan proses belajar mengajar. Motivasi dapat timbul dari dalam diri siswa dan
dapat pula akibat dari interaksi siswa dengan siswa lainnya dan interaksi dengan
lingkungannya.Tindakan yang telah diberikan menjadi sebab terjadinya peningkatan
dalam setiap siklus.
Adapun hasil belajar siswa pada siklus 1 mendapat nilai persentasi ketuntasan
klasikal 66,7 % dengan jumlah siswa yang tuntas ada 13orang dari 20 orang jumlah
keseluruhannya dalam satu kelas. Pada simulasi pembelajaran siklus I ini hasil belajar
siswa belum tuntas sehingga perlu perbaikan Siklus II. Adapun kelebihan dan
kekurangan pada pembelajaran Siklus I sebagai berikut :
a) Kelebihan
1. Menggunakan Metode Pembelajaran untuk meningkatkan hasil belajar siswa
2. Merancang RPP untuk meningkatkan hasil belajar siswa
b) Kekurangan
1. Belum bisa menyesuaikan diri dengan situasi dan kondisi kelas
2. Tidak melakukan umpan balik kepada siswa

2. Pembahasan Siklus II
Pada siklus 2 terjadi perubahan hasil belajar, seluruh siswa kelas III dinyatakan
tuntas belajar dan mendapat persentasi ketuntasan klasikal 100%. Ketuntasan hasil
belajar inilah yang diinginkan oleh setiap guru kepada semua siswanya dalam proses
pembelajaran.

3. Hasil Penelitian Siklus I dan Siklus II


Perbandingan hasil belajar siswa pada siklus 1 dan siklus 2 dalam pembelajaran
materi peristiwa alam beserta dampaknya dengan menggunakan model Pembelajaran
picture di SDN Antasari hilir dapat dilihat pada tabel dan grafik di bawah ini :

27
Tabel 6. Perbandingan Hasil Belajar siswa Siklus 1 dan Siklus 2
Ketuntasan Hasil Belajar Siklus 1 Siklus 2
Tuntas 66,7 % 100%
Tidak Tuntas 33,3 % 0%

Di bawah ini gambar grafik perbandingan belajar ketuntasan klasikal.

Siklus I
33,3 % Tuntas
66,7 % Tidak Tuntas

Gambar 4. Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal siklus I

Siklus II
100 % Tuntas
Tidak Tuntas

Gambar 5. Grafik persentase ketuntasan hasil belajar siswa secara klasikal siklus II.

Peningkatan hasil belajar ini dikarenakan adanya model pembelajaran tentang


pictur yang digunakan dalam pelaksanaan pembelajaran, pemberian yang diberikan oleh
guru dilakukan secara bertahap dari dengan tingkatan yang disesuaikan dengan
kemampuan siswa dari yang mudah ke yang lebih sulit. Sehingga siswa lebih mudah
memahami pelajaran.
Berdasarkan hasil belajar yang telah dicapai tersebut maka dapat dinyatakan
bahwa tindakan yang dilaksanakan telah berhasil memenuhi indikator, yaitu 100% dari
jumlah siswa kelas III SDN Ansasari Hilir Kecamatan Tapin Utara Kabupaten Tapin
28
telah memperoleh nilai di atas KKM. Ini sesuai dengan tujuan penelitian dan penelitian
ini dianggap berhasil.

29
30
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Penelitian dalam meningkatkan hasil belajar siswa kelas III tentang cuaca dan
pengaruhnya kepada manusia pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan model
Pembelajaran tentang picture di SDN Antasari Hilir dapat disimpulkan sebagai
berikut :
1) Penerapan model pembelajaran tentang picture dapat meningkatkan hasil belajar
siswa kelas III
2) Penggunaan alat peraga dapat meningkatkan minat belajar siswa kelas III.

B. Saran Tindak Lanjut


1) Kepada siswa disarankan agar selalau membiasakan diri atau memberanikan diri
untuk bertanya sesuatu mengenai pelajaran yang kurang di mengerti atau kurang
kejelasannya dari penjelasan guru, atau bertanya dengan siswa atau teman yang
mengerti akan materi pelajaran, sehingga tidak ada siswa yang ketinggalan dalam
pembelajaran.
2) Guru hendaknya dapat memperbaiki pembelajaran dengan cara melaksanakan
proses pembelajaran dengan baik dan terencana dan menggunakan metode agar
membangkitkan semangat siswa dalam belajar

31
32

DAFTAR PUSTAKA

DAFTAR PUSTAKA

Joni. (1992/1993). Strategi Pembelajaran di SD. Dalam Anitah W.,Sri, dkk. (2009).
Strategi
Pembelajaran di SD ( hal1.24). Jakarta: Universitas Terbuka.

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015
Tentang Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik Dan Satuan Pendidikan

Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Rusmono. (2017) .Hasil belajar .diunduh 25 mei 2022 . dari


http://digilib.iainkendari.ac.id/2827/3/BAB%202.pdf

Darmojo . (1992 : 3 ) .Pengertian IPA .diunduh 25 mei 2022. Dari


.http://nialovita.wordpress.com/2011/09/18/pengertian-ipa/

( Hamdani ,2011:89). Model picture picture. Diunduh 25 mei 2022. Dari .


https://repository.uksw.edu/bitstream/123456789/15945/2/T1_292011018_BAB%20II

Kemmis S, MC Taggar R. (1988) . prosedur penelitian tindakan kelas. Diunduh 25


mei 2022 dari . https://goeroendeso.wordpress.com/2018/03/18/mengenal-siklus-dalam-
penelitian-tindakan-kelas/

TIM-FKIP UT. (2013). Pemantapan Kemampuan Profesional. Tangerang Selatan: Universitas


Terbuka.

32

Anda mungkin juga menyukai