Anda di halaman 1dari 9

Jurnal Inspirasi Pendidikan

Universitas Kanjuruhan Malang

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR BANGUN RUANG SISI


DATAR DENGAN MENGGUNAKAN KOMBINASI PENDEKATAN
PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW
DAN MEDIA BENDA ASLI

Erna Lukitawati
Guru SMP NEGERI I Turen

Abstrak
Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam peningkatan
kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran matematika pada materi
bangun ruang sisi datar di Sekolah Menengah Pertama sebagai respons semakin melemahnya
kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi pelajaran tidak kontekstual, dan
kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya. Sebagian besar guru masih
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tradisional.Keadaan tersebut
potensial menimbulkan kejenuhan, Berdasarkan uraian permasalahan di atas, melalui penelitian
ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran. Peningkatan
kreativitas mengajar guru dan dukungan media pembelajaran mutlak perlu dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya
melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif. Pengembangan program
didasarkan data-data dan informasi dari siswa. Penelitian ini dilakukan SMP Negeri I Turen
dengan tiga siklus. Pada siklus pertama, sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan media benda asli, sehingga dilakukan
tindakan dengan memberi penjelasan kepada siswa tentang prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan hasil belajar bangun ruang sisi datar siswa menunjukkan
peningkatan dari rata-rata sebesar 53 pada siklus pertama menjadi 79 pada siklus kedua dan 80
pada siklus ketiga. Ketuntasan belajar siswa juga menunjukkan peningkatan dari 43% pada
siklus pertama menjadi 87% pada siklus kedua dan 90% pada siklus ketiga dari nilai kriteria
ketuntasan minimal 60. Dalam hal pelaksanaan penelitian tindakan kelas, siklus pertama, kedua,
dan ketiga dapat disimpulkan bahwa kombinasi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi datar dan
aktivitas siswa pada siswa SMP Negeri I Turen.

Kata Kunci: bangun ruang sisi datar, aktivitas, jigsaw, media benda asli.

PENDAHULUAN siswa. Sebagai pendidik guru harus selalu


Pembangunan nasional dibidang berusaha meningkatkan kemampuan dan
pendidikan adalah upaya demi mencerdas- keterampilan dalam memberikan materi dan
kan kehidupan bangsa, dan meningkatkan pengelolaan belajar mengajar. Sedang
kualitas manusia Indonesia dalam siswa berusaha memahami materi dengan
mewujudkan masyarakat yang maju, adil, baik sehingga dapat menyelesaikan tugas
dan makmur. Sebagai upaya mewujudkan dan dapat menerapkan dalam kehidupan
pembangunan dibidang pendidikan antara sehari-hari. Matematika menurut Depar-
lain diperlukan peningkatan sumber daya temen Pendidikan dan Kebudayaan
manusia yang terlibat dalam proses (2003:6) merupakan suatu bahan kajian
belajar mengajar, dalam hal ini guru dan yang memiliki objek abstrak dan

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 922


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

dibangun melalui proses penalaran deduk- didik. Menurut Suharta (2001:1) dalam
tif, yaitu kebenaran suatukonsep diperoleh pembelajaran matematika selama ini, dunia
sebagai akibat logis dari kebenaran nyata hanya dijadikan tempat meng-
sebelumnya sehingga keterkaitan antar aplikasikan konsep. Siswa mengalami
konsep dalam matematika bersifat sangat kesulitan belajar matematika di kelas.
kuat dan jelas. Dalam pembelajaran Akibatnya, siswa kurang menghayati atau
matematika agar mudah dimengerti oleh memahami konsep-konsep matematika, dan
siswa, proses penalaran induktif dapat siswa mengalami kesulitan mengaplikasi-
dilakukan pada awal pembelajaran dan kan matematika dalam kehidupan sehari-
kemudian dilanjutkan dengan proses hari. yang ditugaskan kepada mereka.
penalaran deduktif untuk menguatkan Sebab-sebab timbulnya masalah sebagai
pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. berikut:
Menurut Muhammad Sholeh (1998:34) a. Guru masih menggunakan metode
matematika sebagai ilmu pengetahuan pembelajaran yang konvensional dalam
dasar sangat dibutuhkan untuk mem- pembelajaran materi bangun ruang
persiapkan sumber daya manusia yang b. Guru belum menggunakan metode
handal dan mampu berkompetisi. pembelajaran yang tepat untuk
Menurut Montimer J. Alder dan Charles mengatasi rendahnya keterlibatan siswa
Van Doren (2006:316) pada kenyataannya dalam proses pembelajaran materi
kondisi umum yang ditemui adalah bangun ruang sisi datar.
minimnya persiapan siswa dalam c. Guru belum menggunakan metode
menghadapi materi baru, banyak siswa pembelajaran yang tepat untuk
yang datang kesekolah tanpa persiapan mengatasi rendahnya motivasi belajar
pengetahuan. Pada hasil ulangan harian siswa terhadap materi bangun ruang.
ke-2, semester 2, tahun pelajaran 2014/ d. Guru belum menggunakan media
2015 di SMP Negeri I T u r e n , yang pembelajaran yang tepat untuk
memuat materi bangun ruang sisi datar membantu siswa dalam memahami
terlihat bahwa, siswa yang mendapat- konsep-konsep yang abstrak dalam
kan nilai di bawah 60 sebanyak 20 materi bangun ruang sisi datar.
orang atau sebanyak 65%, belum Permasalahan mendasar dalam penelitian
tuntas, siswa yang mendapatkan nilai ini adalah sebagian besar siswa kelas
di atas atau sama dengan 60 sebanyak VIIIB SMP Negeri I Turen kurang
12 orang atau sebanyak 35% yang tuntas. memahami konsep bangun ruang sisi
Di kelas VIII-B, SMP Negeri I Turen, datar. Bertitik tolak dari uraian di atas,
Pembelajaran matematika memerlukan maka dirumuskan masalah dalam penelitian
media yang sesuai, karena menurut ini sebagai berikut: “Apakah penggunaan
Mulyasa (2005:47) suatu faktor yang kombinasi pendekatan pembelajaran
menyebabkan rendahnya kualitas pem- kooperatif tipe Jigsaw dan media benda
belajaran antara lain belum dimanfaat- asli dapat meningkatkan hasil belajar
kannya sumber belajar secara maksimal, bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII-
baik oleh guru maupun oleh peserta B SMPNI Turen?”

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 923


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

Tujuan Penelitian dengan tugas pokok dan fungsi guru,


Untuk mengetahui apakah penggunakan meningkatkan kualitas pembelajaran,
kombinasi pendekatan pembelajaran meningkatkan kualitas hasil belajar siswa,
kooperatif tipe Jigsaw dan media serta mencapai tujuan pembelajaran atau
benda asli dapat meningkatkan hasil pendidikan. Penelitian ini dilaksanakan
belajar bangun ruang sisi datar siswa kelas mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan
VIII-B SMP Negeri I Turen. kelas (classroom action research) yang
dikemukakan oleh Kemmis dan Mc
Manfaat Penelitian Taggart, dengan komponen tindakannya
a. Bagisiswa, penelitian ini yaitu peng- adalah perencanaan (planning), tindakan
gunaan kombinasi pendekatan (acting), pengamatan (observing), dan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw refleksi (reflecting).
dan media benda asli, bermanfaat
untuk meningkatkan keaktifan dalam Subyek Penelitian
proses pembelajaran, karena suasana Dalam penelitian ini yang menjadi subyek
pembelajaran menyenangkan, motivasi penelitian adalah siswa kelas VIII-B SMP
belajar siswa meningkat, sehingga pada Negeri I Turen, semester genap, tahun
akhirnya akan meningkatkan hasil tahun pelajaran 2014/ 2015. Jumlah siswa
belajar siswa, khususnya hasil belajar kelas VIII-B seluruhnya ada 32 siswa,
bangun ruang terdiri dari 20 siswa laki-laki dan 12 siswa
b. Bagi guru, hasil penelitian ini dapat perempuan.
jadikan sebagai masukan untuk
meningkatkan proses pembelajaran Prosedur Kerja Penelitian
pada materi bangun ruang sisi datar Tindakan yang digunakan adalah penerapan
siswa kelas VIII SMP Negeri I Turen, kombinasi pendekatan pembelajaran
dan menambah inovasi dan kreativitas kooperatif tipe Jigsaw dan media benda asli
dalam kegiatan belajar mengajar. Siklus I
c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini dapat
dijadikan acuan dalam membuat Rencana Tindakan (Planning)
kebijakan tentang peningkatan kualitas 1. Membuat Rencana Pelaksanaan
pembelajaran di sekolah, melalui pela- Pembelajaran
tihan bagi guru tentang metode 2. Menyiapkan Lembar Kerja Siswa
pengajaran dan media pembelajaran 3. Menyiapkan Instrumen Pengumpul
untuk meningkatkan kualitas pem- Data Sebelum penelitian tindakan
belajaran. kelas dilaksanakan peneliti menyiap-
kan (1) lembar pengamatan diskusi
METODE PENELITIAN dalam pembelajaran kooperatif tipe
Penelitian ini menggunakan penelitian Jigsaw; (2) lembar observasi untuk
tindakan kelas (classroom action siswa; (3) lembar pengamatan proses
research), karena penelitian tindakan kelas belajar mengajar responden guru; (4)
merupakan penelitian yang lebih sesuai pedoman wawancara responden siswa;

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 924


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

(5) pedoman wawancara responden limas persegi dan kelompok ahli limas
teman sejawat guru (6) lembar evaluasi persegi panjang.
kompetensi dasar 5.1 Dalam persiapan c. Masing-masing siswa dari kelompok
juga akan disusun (7) daftar nama ahli kembali ke kelompok asalnya
kelompok diskusi asal yang dibuat untuk menjelaskan kepada teman di
secara heterogen, dengan memper- kelompok asalnya tentang materi yang
pimbangkan anak yang berkemampuan didiskusikan ketika di kelompok ahli.
tinggi, sedang, dan rendah. Juga akan d. Salah satu dari kelompok asal
disusun (8) daftar nama kelompok ahli mempresentasikan hasil kerja dari
dalam materi kubus, balok, prisma, dan kelom-poknya, dan ditanggapi oleh
limas; (9) media benda asli bangun kelompok asal yang lain.
ruang sisi datar yang berupa kubus, e. Penguatan dan kesimpulan secara
balok, prisma, dan limas; (10) daftar bersama-sama.
perolehan hasil belajar bangun ruang Tahap penutup
sisi datar siswa kompetensi dasar. Siswa membuat rangkuman subbab yang
telah dipelajari, dan siswa diberikan
Prosedur Tindakan pekerjaan rumah.
Tahap pendahuluan
Tahap pendahuluan guru menyampaikan Pelaksanaan Tindakan (Action)
tujuan pembelajaran, dan memotivasi Pertemuan Pertama
peserta didik. Pendahuluan:
Tahap inti Menyampaikan tujuan pembelajaran.
a. Dari empat puluh siswa, membagi Memotivasi peserta didik
siswa dalam delapan kelompok asal Kegiatan Inti
yang tiap kelompoknya terdiri dari a. Peserta didik dibagi menjadi 5
lima siswa secaraheterogen, dengan kelompok ahli dalam bidang ku-bus,
mempertimbangkan siswa yang berke- balok, prisma, limas persegi, dan
mampuan tinggi, sedang, dan rendah. limas persegi panjang kemudian
Kelima siswa dari kelompok asal diberikan stimulus berupa pemberian
diberi tugas masing-masing satu materi materi, kemudian antara peserta didik
ahli, yaitu materi kubus, balok, prisma, dan guru mendis-kusikan materi
limas persegi, dan limas persegi tersebut. Setiap kelompok ahli diberikan
panjang. Kemudian masing-masing ahli media benda asli sesuai dengan bidang
membentuk lima kelompok ahli. keahliannya, untuk didiskusikan dalam
b. Kelima kelompok ahli masing-masing kelompoknya. Guru memberikan
diberikan materi diskusi tentang Lembar Kerja Siswa, untuk dikerjakan
bangun ruang sisi datar kubus, balok, dalam kelompok ahli. Peserta didik
prisma, limas persegi, dan limas kembali dalam kelompok asalnya dan
persegi panjang. Jadi ada kelompok saling bertukar pikiran, dan saling
ahli kubus, kelompok ahli balok, menjelaskan dari apa yang di peroleh
kelompok ahli prisma, kelompok ahli ketika berdiskusi di kelompok ahlinya.

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 925


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

b. Peserta didik mengkomunikasikan (KD), hasil belajar bangun ruang sisi datar
secara lisan tiap kelompok mem- siswa mencapai lebih atau sama dengan
presentasikan. 85% dari seluruh siswa di kelas itu
Penutup mendapat nilai 60 atau lebih.. Guru dalam
a. Peserta didik membuat rangkuman melaksanakan penggunaan kombinasi
subbab yang telah dipelajari. metode pembelajaran dan media
b. Peserta didik diberikan PR pembelajaran sudah sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan.
Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini peneliti merekam berbagai HASIL DAN PEMBAHASAN
dampak yang muncul dalam proses Siklus I
pelaksanaan tindakan, yaitu penerapan Guru belum terbiasa menciptakan
kombinasi pendekatan pembelajaran suasana pembelajaran yang mengarah
kooperatif tipe Jigsaw dan media benda kepada pendekatan pembelajaran kooperatif
asli. Mengukur hasil tindakan (variabel tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil
masalah). Pada tahap ini peneliti observasi terhadap ketepatan prosedur
mengukur ketercapaian hasil tindakan pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru
yaitu hasil belajar bangun ruang sisi atau peneliti dalam proses belajar mengajar
datar, Aspek hasil belajar bangun ruang mencapai 63%.
sisi datar, kompetensi dasar. Meng- Sebagian siswa belum terbiasa
identifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dengan kondisi belajar dengan mengguna-
dan limas serta bagian-bagiannya, indikator- kan kombinasi pendekatan pembelajaran
nya apabila . kooperatif tipe Jigsaw dan media benda
asli. Mereka belum merasa senang dan
Refleksi (Reflecting) antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat
Penelitian tindakan kelas ini berhasil dari hasil observasi rata-rata prosentase data
apabila memenuhi eberapa syarat sebagai proses terhadap aspek ketepatan prosedur
berikut: (1) Siswa aktif berpartisipasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran yang merlihat atau peneliti, keaktifan, perhatian,
dari berani dan mampu menjawab partisipasi, dan presentasi siswa, dalam
pertanyaan dari guru. (2) Siswa aktif proses belajar mengajar mencapai 69%.
berpartisipasi dalam proses pembelajaran Hasil belajar bangun ruang sisi
yang terlihat dari berani menanggapi dan datar siswa pada siklus pertama masih
mengemukakan pendapat tentang jawaban kurang, baru mencapai rata-rata 53 dan
siswa yang lain kelompoknya. (3) Siswa siswa yang ketuntasan belajar mencapai
mengalami peningkatan hasil belajar 43%.
bangun ruang sisi datar, dengan kriteria Masih ada kelompok yang belum
ketuntasan minimal (KKM) perorangan bisa menyelesaikan tugas dengan waktu
sama dengan 60 untuk masing-masing yang ditentukan.
kompetensi dasar (KD) dan secara Masih ada kelompok yang kurang
klasikal untuk masing kompetensi dasar mampu dalam mempresentasikan hasil

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 926


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

diskusi kelompoknya. Untuk memperbaiki mengikuti kegiatan belajar mengajar


kelemahan dan mempertahankan keber- tergolong cukup, tetapi mendekati baik
hasilan yang telah dicapai pada siklus artinya siswa sudah mulai menyenangi
pertama, maka pelaksanaan pada siklus kombinasi pendekatan pembelajaran
kedua dapat dibuat perencanaan sebagai: (1) kooperatif tipe jigsaw dan media benda
Memberikan motivasi kepada kelompok asli, meskipun ada penurunan 1% jika
agar lebih aktif lagi dalam pembelajaran; (2) dibandingkan dengan siklus pertama yaitu
Lebih intensif membimbing kelompok 76%.
mengalami kesulitan; (3) Meningkatkan Hasil Evaluasi Siklus Kedua,
tindakan proses belajar mengajar yaitu: (a) Penguasaan Siswa terhadap Materi
aspek ketepatan prosedur pelaksanaan Pembelajaran Selain aspek ketepatan
tindakan yang dilakukan guru atau prosedur pelaksanaan tindakan yang
peneliti, (b) aspek keaktifan siswa dengan dilakukan guru atau peneliti dalam proses
cara membangun pengetahuan anak melalui belajar mengajar, penguasaan siswa
pembelajaran kontekstual dengan meng- terhadap materi pembelajaran meningkat
gunakan media benda asli, (c) aspek 26%. Dari skor ideal 100 skor perolehan
perhatian siswa dengan cara menghadirkan rata-rata pada siklus kedua mencapai 79
power poin untuk menunjang pembelajaran, atau 79% dan siswa yang mencapai
(d) aspek presentasi siswa dengan cara ketuntasan belajar meningkat 44%, dari
memberikan kesempatan kepada masing- 43% pada siklus pertama menjadi 87%
masing kelompok untuk maju di depan pada siklus kedua.
kelas dan mengungkapkan hasil diskusi Keberhasil pada siklus Ii adalah
kelompoknya gaya dan bahasa dari anak; sebagai berikut: Aktivitas siswa dalam
(4) Memberi pengakuan atau ( reward). proses belajar mengajar sudah mengarah
Siklus Kedua pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw.
Perolehan prosentase rata-rata data Siswa mampu membangun kerja sama
proses pada siklus kedua adalah 73%, berarti dalam kelompok untuk memahami tugas
ada peningkatan 4% bila dibandingkan yang diberikan guru. Siswa mulai mampu
dengan siklus pertama yang hanya berpartisipasi dalam kegiatan dan tepat
mencapai 69%, hal ini berarti keberhasilan waktu dalam melaksanakannya. Siswa
proses dalam siklus kedua masih tergolong mulai mampu mempresentasikan hasil
cukup. Perolehan prosentase rata-rata data kerja dengan baik. Hal ini dapat dilihat
proses pada siklus kedua 73%, sudah dari data proses hasil observasi terhadap
mencapai target minimal yang ditetapkan aspek ketepatan prosedur pelaksanaan
pada indikator keberhasilan proses sebesar tindakan yang dilakukan guru atau
65%. peneliti, keaktifan, perhatian, dan
Hasil observasi pada siklus kedua presentasi siswa meningkat 8 poin atau 8%
perolehan skor rata-rata kelompok aspek dari 61% pada siklus pertama menjadi 69%
minat dan kepuasan siswa dalam mengikuti pada siklus kedua.
kegiatan belajar mengajar adalah 75%. Hal Meningkatnya aktivitas siswa dalam
ini aspek minat dan kepuasan siswa dalam proses belajar mengajar didukung oleh

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 927


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

meningkatnya aktivitas guru dalam dibandingkan dengan siklus pertama.


mempertahankan dan meningkatkan suasana Hasil evaluasi siklus ketiga
pembelajaran yang mengarah pada penguasan siswa terhadap materi
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw. Guru pembelajaran memiliki rerata 80 atau 80%
intensif membimbing siswa saat siswa dari skor ideal 100. Hal ini menunjukkan
mengalami kesulitan dalam proses belajar penguasaan siswa terhadap materi
mengajar dapat dilihat dari hasil observasi pembelajaran tergolong baik. Pada siklus
aktivitas guru dalam proses belajar ketiga penguasaan siswa terhadap materi
mengajar meningkat 15 poin atau 15% pembelajaran menunjukkan adanya
dari 63% pada siklus pertama menjadi peningkatan sebesar 1 poin atau 1% bila
78% pada siklus kedua. dibandingkan dengan siklus kedua, dan
Meningkatnya aktivitas siswa dalam menunjukkan adanya peningkatan sebesar
proses belajar mengajar didukung oleh 27 poin atau 27% bila dibandingkan dengan
meningkatnya ketepatan prosedur pelak- siklus pertama. Demikian pula siswa yang
sanaan tindakan yang dilakukan guru atau mencapai ketuntasan belajar dengan
peneliti dalam mempertahankan dan perolehan 87% pada siklus ke-2 meningkat
meningkatkan suasana pembelajaran yang 3 poin atau 3% menjadi 90% pada siklus
mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe ke-3, dan menunjukkan adanya pening-
Jigsaw ditambah dengan penggunaan media katan sebesar 47 poin atau 47% bila
benda asli dalam pembelajaran ternyata dibandingkan dengan siklus pertama.Hal ini
membuahkan hasil meningkatnya berarti menunjukkan adanya peningkatan
kemampuan siswa menguasai materi yang sangat signifikan.
pembelajaran. Hal ini berdasarkan hasil Adapun keberhasilan yang diperoleh
belajar siswa dengan perolehan rata-rata selama siklus ketiga ini adalah sebagai
53 atau 53% pada siklus pertama berikut: Aktivitas siswa dalam proses
meningkat menjadi 79 atau 79% pada belajar mengajar sudah mengarah pada
siklus kedua. Jadi ada kenaikan sebesar 26 pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw secara
poin atau 26% dari siklus pertama ke siklus lebih baik. Siswa mampu membangun
kedua. Demikian pula siswa yang mencapai kerjasama dalam kelompok untuk
ketuntasan belajar dengan perolehan 43% memahami tugas yang diberikan guru.
pada siklus ke-1 meningkat 44 poin atau Siswa mulai mampu berpartisipasi dalam
44% menjadi 87% pada siklus ke-2. kegiatan dan tepat waktu dalam
Siklus Ketiga melaksanakannya. Siswa mulai mampu
Hasil observasi siklus ketiga mempresentasikan hasil kerja. Hal ini
aktivitas guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari data hasil observasi
mendapat rerata nilai perolehan 53 dari terhadap aktivitas siswa pada aspek minat,
skor ideal 60 atau 88%. Hal ini berarti perhatian, partisipasi, dan presentasi
menunjukkan adanya peningkatan sebesar meningkat 4 poin atau 4% dari 68% pada
10 poin atau 10% bila dibandingkan dengan siklus kedua menjadi 72% pada siklus
siklus kedua, dan menunjukkan adanya ketiga.
peningkatan sebesar 25 poin atau 25% bila Meningkatnya aktivitas siswa dalam

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 928


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

proses belajar mengajar didukung oleh aspek minat, perhatian, partisipasi


meningkatnya aktivitas guru dalam dan presentasi yang pada siklus ke-1
mempertahankan dan meningkatkan suasana hanya rata-rata 61% menjadi 68%
pembelajaran yang mengarah pada pada siklus ke-2 dan 72% pada siklus
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan ke-3
penggunaan media benda asli. Guru 4. Penguasaan siswa terhadap materi
intensif membimbing siswa, terutama saat pembelajaran dalam hal ini bangun
siswa mengalami kesulitan dalam proses ruang sisi datar menunjukkan
belajar mengajar dapat dilihat dari hasil peningkatan. Hal ini dapat ditunjuk-
observasi aktivitas guru dalam proses kan dengan rata- rata hasil belajar
belajar mengajar meningkat sebesar 10 poin pada siklus ke-1 rata-ratanya 53 atau
atau 10% dari 78% pada siklus kedua 53% menjadi 79 atau 79% pada siklus
menjadi 88% pada siklus ketiga. ke-2 dan 80 atau 80% pada siklus ke-3.
Meningkatnya kemampuan siswa 5. Kombinasi pendekatan pembelajaran
menguasai materi pembelajaran yang kooperatif tipe Jigsaw dan media
ditandai dengan meningkatnya hasil belajar benda asli relevan dengan pembelajaran
bangun ruang sisi datar siswa sebesar 1 poin kontekstual.
atau 1% dari hasil rerata 79 atau 79% pada 6. Melalui kombinasi pendekatan
siklus kedua menjadi 80 atau 80% pada pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw
siklus ketiga dan siswa yang mencapai dan media benda asli, siswa mem-
ketuntasan belajar dengan perolehan 87% bangun sendiri pengetahuan,
pada siklus ke-2 meningkat 3 poin atau menemukan langkah-langkah dalam
3% menjadi 90% pada siklus ke-3. mencari penyelesaian dari suatu
materi yang harus dikuasai oleh siswa,
KESIMPULAN DAN SARAN baik secara individu.
Berdasarkan hasil penelitian tinda- Telah terbuktinya kombinasi pendekatan
kan kelas dapat disimpulkan sebagai pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw dan
berikut: media benda asli dapat meningkatkan
1. Penerapan kombinasi pendekatan keaktifan maupun aktivitas siswa dan
pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw hasil belajar siswa dalam pembelajaran
dan media benda asli dapat bangun ruang sisi datar, maka kami
meningkatkan aktivitas proses belajar sarankan hal-hal sebagai berikut:
mengajar. 1. Dalam kegiatan belajar mengajar
2. Dari hasil observasi memperlihatkan guru diharapkan menjadikan kombi-
bahwa terjadi peningkatan keaktifan nasi pendekatan pembelajaran koope-
siswa yang pada siklus ke-1 hanya rata- ratif tipe Jigsaw dan media benda
rata 58%menjadi 61% pada siklus ke- asli sebagai suatu alternatif untuk
2 dan 68% pada siklus ke-3. meningkatkan keaktifan maupun
3. Dari hasil observasi memperlihatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa
bahwa terjadi peningkatan aktivitas dalam pembelajaran bangun ruang sisi
siswa dalam hal ini rata-rata untuk datar.

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 929


Jurnal Inspirasi Pendidikan
Universitas Kanjuruhan Malang

2. Karena kegiatan ini sangat bermanfaat


khususnya bagi guru dan siswa, maka
diharapkan kegiatan ini dapat di-
lakukan secara berkesinambungan
dalam pelajaran matematika maupun
pelajaran lain.

DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan.jakarta: Bumi
Aksara. Arsyad, Azhar. 2008.Media
pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.

Pudijastuti, Widowati. 2001. Strategi


Pembelajaran Dalam Pelatihan.
Surabaya:Universitas Negeri Surabaya

Departemen Pendidikan Nasional. 2003.


Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Matematika SMP & MTs Jakarta:
Pusat Kurikulum, Balitbang Depdik-
nas. Departemen Pendidikan Nasional.
2004. Kalender Pendidikan Nasional.

Dick, W & Carey, L. 1985. The Sistematic


Design of Instruction. Illionis, CH:
Scott, Foreman & Company.

Dinas Pendidikan Kab.Sidoarjo. 2006.


Materi Pengembangan Profesi Guru
Tahun 2006. Sidoarjo: Dinas Pendidi-
kan Kabupaten Sidoarjo

Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Guru dan


Anak Didik dalam Interaksi Edukatif
Jakarta. Bumi Aksara.

Volume 6 Nomo2 Agustus 2016 930

Anda mungkin juga menyukai