Erna Lukitawati
Guru SMP NEGERI I Turen
Abstrak
Penelitian ini berangkat dari latar belakang perlunya dilakukan pembaharuan dalam peningkatan
kreativitas mengajar guru dalam pengelolaan proses pembelajaran matematika pada materi
bangun ruang sisi datar di Sekolah Menengah Pertama sebagai respons semakin melemahnya
kualitas belajar siswa. Dalam kegiatan pembelajaran, materi pelajaran tidak kontekstual, dan
kinerja siswa rendah, baik pada proses maupun produk belajarnya. Sebagian besar guru masih
melaksanakan pembelajaran dengan pendekatan pembelajaran tradisional.Keadaan tersebut
potensial menimbulkan kejenuhan, Berdasarkan uraian permasalahan di atas, melalui penelitian
ini diharapkan guru mampu memainkan peran sebagai inovator pembelajaran. Peningkatan
kreativitas mengajar guru dan dukungan media pembelajaran mutlak perlu dikembangkan.
Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif untuk mendapatkan data dan analisisnya
melalui kajian-kajian reflektif, partisipatif, dan kolaboratif. Pengembangan program
didasarkan data-data dan informasi dari siswa. Penelitian ini dilakukan SMP Negeri I Turen
dengan tiga siklus. Pada siklus pertama, sebagian siswa belum terbiasa dengan kondisi
pembelajaran kooperatif tipe jigsaw dengan menggunakan media benda asli, sehingga dilakukan
tindakan dengan memberi penjelasan kepada siswa tentang prinsip-prinsip pembelajaran
kooperatif tipe jigsaw. Sedangkan hasil belajar bangun ruang sisi datar siswa menunjukkan
peningkatan dari rata-rata sebesar 53 pada siklus pertama menjadi 79 pada siklus kedua dan 80
pada siklus ketiga. Ketuntasan belajar siswa juga menunjukkan peningkatan dari 43% pada
siklus pertama menjadi 87% pada siklus kedua dan 90% pada siklus ketiga dari nilai kriteria
ketuntasan minimal 60. Dalam hal pelaksanaan penelitian tindakan kelas, siklus pertama, kedua,
dan ketiga dapat disimpulkan bahwa kombinasi pendekatan pembelajaran kooperatif tipe
jigsaw dan media benda asli dapat meningkatkan hasil belajar bangun ruang sisi datar dan
aktivitas siswa pada siswa SMP Negeri I Turen.
Kata Kunci: bangun ruang sisi datar, aktivitas, jigsaw, media benda asli.
dibangun melalui proses penalaran deduk- didik. Menurut Suharta (2001:1) dalam
tif, yaitu kebenaran suatukonsep diperoleh pembelajaran matematika selama ini, dunia
sebagai akibat logis dari kebenaran nyata hanya dijadikan tempat meng-
sebelumnya sehingga keterkaitan antar aplikasikan konsep. Siswa mengalami
konsep dalam matematika bersifat sangat kesulitan belajar matematika di kelas.
kuat dan jelas. Dalam pembelajaran Akibatnya, siswa kurang menghayati atau
matematika agar mudah dimengerti oleh memahami konsep-konsep matematika, dan
siswa, proses penalaran induktif dapat siswa mengalami kesulitan mengaplikasi-
dilakukan pada awal pembelajaran dan kan matematika dalam kehidupan sehari-
kemudian dilanjutkan dengan proses hari. yang ditugaskan kepada mereka.
penalaran deduktif untuk menguatkan Sebab-sebab timbulnya masalah sebagai
pemahaman yang sudah dimiliki oleh siswa. berikut:
Menurut Muhammad Sholeh (1998:34) a. Guru masih menggunakan metode
matematika sebagai ilmu pengetahuan pembelajaran yang konvensional dalam
dasar sangat dibutuhkan untuk mem- pembelajaran materi bangun ruang
persiapkan sumber daya manusia yang b. Guru belum menggunakan metode
handal dan mampu berkompetisi. pembelajaran yang tepat untuk
Menurut Montimer J. Alder dan Charles mengatasi rendahnya keterlibatan siswa
Van Doren (2006:316) pada kenyataannya dalam proses pembelajaran materi
kondisi umum yang ditemui adalah bangun ruang sisi datar.
minimnya persiapan siswa dalam c. Guru belum menggunakan metode
menghadapi materi baru, banyak siswa pembelajaran yang tepat untuk
yang datang kesekolah tanpa persiapan mengatasi rendahnya motivasi belajar
pengetahuan. Pada hasil ulangan harian siswa terhadap materi bangun ruang.
ke-2, semester 2, tahun pelajaran 2014/ d. Guru belum menggunakan media
2015 di SMP Negeri I T u r e n , yang pembelajaran yang tepat untuk
memuat materi bangun ruang sisi datar membantu siswa dalam memahami
terlihat bahwa, siswa yang mendapat- konsep-konsep yang abstrak dalam
kan nilai di bawah 60 sebanyak 20 materi bangun ruang sisi datar.
orang atau sebanyak 65%, belum Permasalahan mendasar dalam penelitian
tuntas, siswa yang mendapatkan nilai ini adalah sebagian besar siswa kelas
di atas atau sama dengan 60 sebanyak VIIIB SMP Negeri I Turen kurang
12 orang atau sebanyak 35% yang tuntas. memahami konsep bangun ruang sisi
Di kelas VIII-B, SMP Negeri I Turen, datar. Bertitik tolak dari uraian di atas,
Pembelajaran matematika memerlukan maka dirumuskan masalah dalam penelitian
media yang sesuai, karena menurut ini sebagai berikut: “Apakah penggunaan
Mulyasa (2005:47) suatu faktor yang kombinasi pendekatan pembelajaran
menyebabkan rendahnya kualitas pem- kooperatif tipe Jigsaw dan media benda
belajaran antara lain belum dimanfaat- asli dapat meningkatkan hasil belajar
kannya sumber belajar secara maksimal, bangun ruang sisi datar siswa kelas VIII-
baik oleh guru maupun oleh peserta B SMPNI Turen?”
(5) pedoman wawancara responden limas persegi dan kelompok ahli limas
teman sejawat guru (6) lembar evaluasi persegi panjang.
kompetensi dasar 5.1 Dalam persiapan c. Masing-masing siswa dari kelompok
juga akan disusun (7) daftar nama ahli kembali ke kelompok asalnya
kelompok diskusi asal yang dibuat untuk menjelaskan kepada teman di
secara heterogen, dengan memper- kelompok asalnya tentang materi yang
pimbangkan anak yang berkemampuan didiskusikan ketika di kelompok ahli.
tinggi, sedang, dan rendah. Juga akan d. Salah satu dari kelompok asal
disusun (8) daftar nama kelompok ahli mempresentasikan hasil kerja dari
dalam materi kubus, balok, prisma, dan kelom-poknya, dan ditanggapi oleh
limas; (9) media benda asli bangun kelompok asal yang lain.
ruang sisi datar yang berupa kubus, e. Penguatan dan kesimpulan secara
balok, prisma, dan limas; (10) daftar bersama-sama.
perolehan hasil belajar bangun ruang Tahap penutup
sisi datar siswa kompetensi dasar. Siswa membuat rangkuman subbab yang
telah dipelajari, dan siswa diberikan
Prosedur Tindakan pekerjaan rumah.
Tahap pendahuluan
Tahap pendahuluan guru menyampaikan Pelaksanaan Tindakan (Action)
tujuan pembelajaran, dan memotivasi Pertemuan Pertama
peserta didik. Pendahuluan:
Tahap inti Menyampaikan tujuan pembelajaran.
a. Dari empat puluh siswa, membagi Memotivasi peserta didik
siswa dalam delapan kelompok asal Kegiatan Inti
yang tiap kelompoknya terdiri dari a. Peserta didik dibagi menjadi 5
lima siswa secaraheterogen, dengan kelompok ahli dalam bidang ku-bus,
mempertimbangkan siswa yang berke- balok, prisma, limas persegi, dan
mampuan tinggi, sedang, dan rendah. limas persegi panjang kemudian
Kelima siswa dari kelompok asal diberikan stimulus berupa pemberian
diberi tugas masing-masing satu materi materi, kemudian antara peserta didik
ahli, yaitu materi kubus, balok, prisma, dan guru mendis-kusikan materi
limas persegi, dan limas persegi tersebut. Setiap kelompok ahli diberikan
panjang. Kemudian masing-masing ahli media benda asli sesuai dengan bidang
membentuk lima kelompok ahli. keahliannya, untuk didiskusikan dalam
b. Kelima kelompok ahli masing-masing kelompoknya. Guru memberikan
diberikan materi diskusi tentang Lembar Kerja Siswa, untuk dikerjakan
bangun ruang sisi datar kubus, balok, dalam kelompok ahli. Peserta didik
prisma, limas persegi, dan limas kembali dalam kelompok asalnya dan
persegi panjang. Jadi ada kelompok saling bertukar pikiran, dan saling
ahli kubus, kelompok ahli balok, menjelaskan dari apa yang di peroleh
kelompok ahli prisma, kelompok ahli ketika berdiskusi di kelompok ahlinya.
b. Peserta didik mengkomunikasikan (KD), hasil belajar bangun ruang sisi datar
secara lisan tiap kelompok mem- siswa mencapai lebih atau sama dengan
presentasikan. 85% dari seluruh siswa di kelas itu
Penutup mendapat nilai 60 atau lebih.. Guru dalam
a. Peserta didik membuat rangkuman melaksanakan penggunaan kombinasi
subbab yang telah dipelajari. metode pembelajaran dan media
b. Peserta didik diberikan PR pembelajaran sudah sesuai dengan
prosedur yang telah direncanakan.
Pengamatan (Observation)
Pada tahap ini peneliti merekam berbagai HASIL DAN PEMBAHASAN
dampak yang muncul dalam proses Siklus I
pelaksanaan tindakan, yaitu penerapan Guru belum terbiasa menciptakan
kombinasi pendekatan pembelajaran suasana pembelajaran yang mengarah
kooperatif tipe Jigsaw dan media benda kepada pendekatan pembelajaran kooperatif
asli. Mengukur hasil tindakan (variabel tipe Jigsaw. Hal ini diperoleh dari hasil
masalah). Pada tahap ini peneliti observasi terhadap ketepatan prosedur
mengukur ketercapaian hasil tindakan pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru
yaitu hasil belajar bangun ruang sisi atau peneliti dalam proses belajar mengajar
datar, Aspek hasil belajar bangun ruang mencapai 63%.
sisi datar, kompetensi dasar. Meng- Sebagian siswa belum terbiasa
identifikasi sifat-sifat kubus, balok, prisma dengan kondisi belajar dengan mengguna-
dan limas serta bagian-bagiannya, indikator- kan kombinasi pendekatan pembelajaran
nya apabila . kooperatif tipe Jigsaw dan media benda
asli. Mereka belum merasa senang dan
Refleksi (Reflecting) antusias dalam belajar. Hal ini bisa dilihat
Penelitian tindakan kelas ini berhasil dari hasil observasi rata-rata prosentase data
apabila memenuhi eberapa syarat sebagai proses terhadap aspek ketepatan prosedur
berikut: (1) Siswa aktif berpartisipasi pelaksanaan tindakan yang dilakukan guru
dalam proses pembelajaran yang merlihat atau peneliti, keaktifan, perhatian,
dari berani dan mampu menjawab partisipasi, dan presentasi siswa, dalam
pertanyaan dari guru. (2) Siswa aktif proses belajar mengajar mencapai 69%.
berpartisipasi dalam proses pembelajaran Hasil belajar bangun ruang sisi
yang terlihat dari berani menanggapi dan datar siswa pada siklus pertama masih
mengemukakan pendapat tentang jawaban kurang, baru mencapai rata-rata 53 dan
siswa yang lain kelompoknya. (3) Siswa siswa yang ketuntasan belajar mencapai
mengalami peningkatan hasil belajar 43%.
bangun ruang sisi datar, dengan kriteria Masih ada kelompok yang belum
ketuntasan minimal (KKM) perorangan bisa menyelesaikan tugas dengan waktu
sama dengan 60 untuk masing-masing yang ditentukan.
kompetensi dasar (KD) dan secara Masih ada kelompok yang kurang
klasikal untuk masing kompetensi dasar mampu dalam mempresentasikan hasil
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi. 2005. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan.jakarta: Bumi
Aksara. Arsyad, Azhar. 2008.Media
pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.