Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MENGGUNAKAN

METODE PEMBELAJARAN DISCOVERY LEARNING BERBANTUAN MEDIA


PEMBELAJARAN DAKOTA PADA MATERI FPB DAN KPK KELAS VI SD
Novita Dewi1, Deni Effendi2,Muhammad Habib Ramadhani3
1,2,3
Pendidikan Guru SekolahDasar, FKIP, Universitas Terbuka
novidewi706@gmail.com

ABSTRAK

Pembelajaran yang berpusat pada guru adalah pembelajaran yang dialami siswa. Tidak ada
cukup guru untuk menangani kelas yang sibuk. sehingga memiliki efek pada bagaimana siswa
belajar. Melalui metode Discovery Learning dan materi pembelajaran Dakota (Dakon
Matematika), penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan konten
FPB dan KPK. Terdapat dua siklus, siklus I dan siklus II, dalam penelitian tindakan kelas ini.
Tahapan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi sama untuk siklus I dan siklus II.
Dengan jumlah siswa 26 orang, 14 orang laki-laki dan 12 orang perempuan, SD Negeri 3
Tanjung Ratu kelas VI dijadikan sebagai subjek penelitian tindakan kelas. Penelitian ini
bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa dengan konten KPK dan FPB. Tes dan
nontes digunakan untuk pengumpulan data. untuk metode analisis data, khususnya
membandingkan persentase hasil belajar siswa pada siklus I dan II. Ukuran pencapaian
prestasi harus terlihat dari peningkatan hasil belajar siswa dengan penggunaan strategi
pembelajaran Disclosure Picking up dan media pembelajaran Dakota. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penerapan media pembelajaran Dakota dan metode pembelajaran
Discovery Learning dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Data dikumpulkan dari
persentase ketuntasan belajar siswa yang melaksanakan siklus 1 meningkat sebesar 50% dari
persentase pra siklus sebelumnya sebesar 40%. meningkat menjadi 75% selama siklus 2.

Kata kunci :DiscoveryLearning, media dakota, hasil belajar

ABSTRACT

Teacher-centered learning is the learning that students experience. There aren't enough
teachers to handle busy classes. so that it has an effect on how students learn. Through the
Discovery Learning method and Dakota learning materials (Dakon Mathematics), the aim of
this study is to improve student learning outcomes with FPB and KPK content. There are two
cycles, cycle I and cycle II, to this classroom action research study. The stages of planning,
carrying out, observing, and reflecting are the same for cycle I and cycle II. With 26 students,
14 of whom were boys and 12 of whom were girls, SD Negeri 3 Tanjung Ratu class VI served
as the subject of the class action research. This study aims to improve student learning
outcomes with KPK and FPB content. Tests and nontes were used for data collection. for
methods of data analysis, specifically comparing the percentage of students' learning
outcomes in cycles I and II. The measures for gaining achievement should be visible from the
expansion in understudy learning results with the use of the Disclosure Picking up learning
strategy and Dakota learning media. The study demonstrates that the application of Dakota
learning media and the Discovery Learning learning method can enhance student learning
outcomes. The data were gathered from the percentage of students implementing cycle 1's
learning completion, which increased by 50% from the previous pre-cycle percentage of 40%.
increased to 75% during cycle 2.

Keywords: discovery learning, media dakota, improve learning outcomes

PENDAHULUAN

Pada semua jenjang pendidikan, tujuannya adalah menjadikan siswa secara fisik dan
psikologis fungsional dan cukup matang secara struktural untuk menjadi dewasa. PP no.
Proses pembelajaran pada satuan pembelajaran digarisbawahi dalam bab IV pasal 19 UU
Sumber Daya Pendidikan Nasional Tahun 2015 bersifat interaktif, merangsang,
menyenangkan, dan menantang. Selain itu juga mendorong siswa untuk berpartisipasi aktif
dan memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan
bakat, minat, serta perkembangan fisik dan psikis siswa. Dengan cara ini, pendidik
mempengaruhi pengalaman mendidik dan berkembang di kelas. Terdapat berbagai strategi,
alat, dan alat lain yang dapat mendukung keberhasilan proses kegiatan pembelajaran di kelas.
Pemilihan model dan media pembelajaran yang tepat, yaitu yang dapat mewadahi dan
menanamkan karakter dan keterampilan sosial sekaligus berpijak pada materi pelajaran,
merupakan salah satu cara untuk menciptakan kondisi belajar yang positif. Landasan strategis
untuk mempelajari matematika pada tingkat yang lebih tinggi adalah Matematika Dasar. Agar
pengajaran matematika menjadi lebih menarik dan efektif, metode yang kami terapkan harus
sesuai dengan perkembangan kognitif anak. Menurut video yang dilihat di Forum GPO Minat
Belajar Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar, matematika merupakan mata pelajaran yang
sangat sedikit peminatnya dan menjadi sangat membosankan untuk dipelajari siswa. Selain
itu, berdasarkan observasi yang dilakukan terhadap hasil belajar siswa kelas VI SD Negeri 3
Tanjung Ratu, Kec dapat ditarik kesimpulan. Nilai rata-rata 50 yang seharusnya sesuai dengan
rekomendasi KKM sebesar 65 menunjukkan bahwa Pengubuan masih memiliki tingkat
kemampuan matematika yang rendah. Pendekatan pengajaran guru yang kurang relevan
menjadi penyebab rendahnya prestasi tersebut. Di kelas, siswa kurang berpartisipasi aktif
dalam kegiatan pembelajaran. Hal ini terlihat ketika pengajar memberikan kesempatan kepada
siswa untuk bertanya tentang materi yang tidak mampu mereka pahami, namun hanya sedikit
siswa yang berani melakukannya. Hanya beberapa siswa yang aktif menjawab dan berani
mengerjakan soal di depan kelas ketika guru mengajukan pertanyaan dan meminta siswa
mengerjakan soal. Masih banyak siswa yang takut untuk menjawab pertanyaan yang diajukan
oleh guru. Antusiasme siswa untuk mengikuti kegiatan pembelajaran juga ditemukan lebih
rendah. Mereka umumnya akan menggandakan pesan instruktur di papan tulis. Siswa kurang
mampu bertanya, memecahkan masalah, atau menarik kesimpulan dari materi yang dipelajari
ketika mereka kurang terlibat dalam kegiatan pembelajaran..
Metode discovery learning merupakan salah satu metode pembelajaran yang dapat
digunakan untuk menjawab permasalahan mengingat realita tersebut. Untuk menjawab
permasalahan tersebut diperlukan suatu alternatif pembelajaran yaitu metode pembelajaran.
Menurut Darmadi (2017:108), pembelajaran penemuan adalah model pembelajaran yang
bila diterapkan secara berulang-ulang dapat meningkatkan kapasitas penemuan diri
seseorang. Seperti yang ditunjukkan oleh Sean (2017:38), Model Pembelajaran Wahyu
adalah model pembelajaran yang membimbing siswa melalui pengalaman yang
berkembang dan pemikiran kritis berdasarkan masalah-masalah kehidupan sehari-hari.
Kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan berpikir kritis juga ditingkatkan
dengan model pembelajaran ini. Sementara itu, Daryanto dan Karim (2017:260)
menekankan bahwa discovery learning adalah model pembelajaran yang mengarahkan
pengajaran agar siswa memperoleh pengetahuan yang sebelumnya tidak diketahui dengan
cara menemukannya sendiri bukan melalui pemberitahuan. Dapat ditarik kesimpulan
bahwa Discovery Learning adalah model pembelajaran yang memungkinkan siswa
mengalami dan menemukan sendiri pengetahuannya sebagai bentuk murni dari proses
pendidikan yang memberikan pengalaman perubahan tingkah laku sehingga dapat
memaksimalkan potensi yang dimilikinya. Kesimpulan ini didasarkan pada penjelasan ahli
yang telah diberikan sebelumnya. Media Dakon Matematika merupakan salah satu media
yang dapat membantu kegiatan pembelajaran tersebut. Menurut Sudjarno dkk (dalam
Renita, 2017: 32), dakon atau congklak merupakan salah satu permainan konvensional
yang sering dimainkan anak-anak muda pada waktu tambahan. Aspriliana (2018:2),
sebaliknya mengungkapkan bahwa dakon adalah dudukan triplek dengan kantong
bernomor 100 yang terbuat dari gelas plastik yang disusun dengan pola 10 x 10 dengan
angka 1 sampai 100. Kantong tersebut akan diisi air dan tutup botol berwarna, menurut
Aspriliana. Dapat dimanfaatkan sebagai media pembelajaran materi FPB dan KPK.
Menurut definisi sebelumnya, media Dakota adalah alat permainan tradisional yang terbuat
dari bahan tertentu yang tahan lama dan menarik yang digunakan guru untuk melibatkan
siswa dalam proses pembelajaran yang aktif, kreatif, dan menyenangkan. Dakon
matematika yang digunakan dalam penelitian ini merupakan hasil modifikasi yang dikenal
dengan Dakota yang menggabungkan permainan dakon tradisional dengan pendidikan
matematika. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar matematika siswa
SD Kelas VI Negeri 3 Tanjung Ratu semester ganjil tahun ajaran 2022/23 melalui
penggunaan metode dan materi pembelajaran discovery dari Dakota Media pada FPB dan
KPK. Penelitian ini berjudul “Upaya Peningkatan Hasil Belajar Matematika Dengan
Menggunakan Metode Pembelajaran Discovery Learning Berbantuan Media Pembelajaran
Dakota Pada Materi FPB Dan KPK Pada Siswa Kelas VI SD Negeri 3 Tanjung Ratu
Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2022/2023” Berdasarkan Definisi masalah yang terjadi di
atas.

METODE PENELITIAN
Subyek penelitian ini dilakukan terhadap 26 siswa—14 laki-laki dan 12 perempuan—di
kelas VI UPTD SD Negeri Unit Pengajaran 3 Tanjung Ratu pada tahun ajaran ganjil 2022/23.
Bulan Juli hingga November penelitian dilaksanakan di kelas VI SD Negeri 3 Tanjung Ratu,
dengan kegiatan pra siklus, siklus 1, dan siklus 2. Ibu Siti Rogayah, S.Pd., Kepala SDN 3
Tanjung Ratu , tempat saya melakukan penelitian ini juga dibantu oleh Ibu Lilis Yulianingsih,
S.Pd., guru kelas VI yang bertugas sebagai pembimbing 2 dan melakukan observasi terkait
pelaksanaan Peningkatan Kapasitas Profesi (PKP). Siklus 1 dan siklus 2 penelitian PTK ini
diawali dengan perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi. sebuah. Program
perencanaan ini merupakan langkah awal dalam merencanakan peningkatan pembelajaran
dengan cara bertemu dengan guru kelas VI, mengidentifikasi masalah, menganalisis rumusan
masalah tersebut, dan merancang bagaimana pembelajaran akan dilaksanakan dengan
menggunakan metode Discovery Learning yang didukung alat peraga Dakota.
Pelaksanaan (Tindakan) Sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
yang disusun pada tahap perencanaan, pelaksanaan ini berlangsung selama kegiatan
belajar mengajar di kelas. Pengamatan (Observation) Selama siklus 1 dan 2, tahap
observasi pembelajaran dilanjutkan sampai akhir pembelajaran. Pembimbing 2, Ibu Lilis
Yulianingsih, S.Pd., membantu pada tahap ini. dengan mengamati kegiatan yang
dilakukan guru dan siswa saat mempelajari RPP. Refleksi Berdasarkan tahap refleksi,
data lembar observasi ditelaah dan dianalisis, dan hasil belajar dievaluasi pada Siklus I.
Dengan menggunakan media pembelajaran Dakota dan metode Discovery Learning,
proses pembelajaran matematika meningkat. menentukan kekuatan dan kelemahan proses
pembelajaran dengan menarik kesimpulan dari hasil belajar Siklus I. Siklus II
mencerminkan Siklus I guna meningkatkan hasil belajar siswa, demikian pula Siklus I.
Metode untuk Menganalisis Data. Hasil evaluasi siswa pra siklus I dan siklus II
dengan kriteria lengkap dan tidak lengkap merupakan sebagian besar data penelitian ini.
Aturan berikut diterapkan pada data yang telah diperoleh untuk memfasilitasi penelitian
perbaikan pembelajaran:
Jumlah nilai peserta didik
Rata−ratanilai=
Jumlah seluruh peserta didik
Setelah data-data diperolah, kemudiandianalisispersentasehasil belajar peserta didik
untukmembandingkanpersentasesiklus I dengan siklus II, acuannya sebagai berikut
Jumlahsiswatuntas
Persentasehasil belajar (%) = X 10
Jumlahseluruhsiswa

HASIL DAN PEMBAHASAN


Berikut hasil pembelajaran matematika pra siklus pada materi FPB dan KPK yang
dilaksanakan di kelas VI berbantuan media pembelajaran Dakota:
Tabel 1 Data Hasil Prasiklus

NO. Nilai Kriteria Jumlah Persentase


1 ≥65 Tuntas 9 40 %
Belum
2 ≤65 17 60%
Tuntas
Total Jumlah Peserta Didik 26 100%

Masih banyak siswa pra-siklus yang masuk kategori “rendah” pada KKM tersebut. Pada tahap
pra siklus, dari total 26 siswa, sembilan siswa memiliki persentase 40% yang memenuhi
kriteria KKM tuntas, sedangkan 17 siswa memiliki persentase 60% yang tidak memenuhi
kriteria KKM tuntas. Presentasi. Oleh karena itu, untuk meningkatkan hasil belajar dari siklus
sebelumnya peneliti mengikuti proses pembelajaran siklus 1. Dengan bantuan media Dakota,
peneliti melakukan proses peningkatan pembelajaran pada siklus satu. Hasil berikut diperoleh:

Tabel 2 Daftar Nilai Siklus 1

No Nilai Jumlah % Keterangan


. Siswa
1. > 60 14 53,84% Tuntas
2. < 60 12 46,15 Tidak tuntas
Nilai rata-rata 59, 61
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 50
Persentase Ketuntasan 53, 84%

14 siswa, atau 53,84%, mendapat nilai penuh setelah revisi pertama mata kuliah
Matematika, seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas. Sementara itu, 46,16% dari 12
mahasiswa tidak lulus mata kuliah. Selain itu, skor akhir adalah 53,84%, dengan skor
tertinggi 100 dan terendah 50. Rata-rata skor 59,61. Kemampuan guru dalam memberikan
informasi dengan menggunakan metode Discovery Learning dan media Dakota masih kurang
detail menurut pengamatan siklus I; Namun, penampilan gurunya bersih dan tepat, serta gaya
bahasanya mudah dipahami.

Pada siklus 2 melaksanakan pembelajaran berdasarkan refleksi siklus 1 diperoleh data


hasil belajar siklus 2 sebagai berikut:

Tabel 2 Daftar Nilai Siklus 1I

No Nilai Jumlah % Keterangan


. Siswa
1. > 60 25 96,15 Tuntas
2. < 60 1 3, 84 Tidak tuntas
Nilai rata-rata 73, 84
Nilai tertinggi 100
Nilai terendah 60
Persentase Ketuntasan 96,15 %
Setelah menyelesaikan pengembangan matematika siklus II, 25 siswa mencapai nilai
sempurna 96,15%, seperti yang ditunjukkan pada tabel di atas. Sementara itu, 3,84% siswa
belum lulus. Tingkat ketuntasan 96,15%, dengan skor tertinggi 100 dan terendah 60. Rata-
rata skor 73,84. Kemampuan guru dalam menyampaikan pemahaman terhadap metode
pembelajaran discovery learning, media Dakota, FPB, dan media KPK, serta tampilan dan
bahasa guru sudah matang dan detail sesuai pengamatan Siklus II. Langkah-langkah
berikut menghasilkan tabel nilai, yang mudah dipahami:

Tabel 4 Data Rekapitulasi


Jumlah Kelulusan tiap siklus
Nilai
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Tuntas 9 16 23
Tidak Tuntas 17 10 3
Rata-rata 70 71,25 74,13

Tabel data di atas menunjukkan adanya peningkatan pada pra siklus, siklus 1, dan siklus
2. Penelitian ini dilaksanakan di kelas VI semester 1 tahun pelajaran 2022/23 di SDN 3
Tanjung Ratu. Dari temuan penelitian, ditemukan bahwa prestasi belajar siswa rendah. Dari 26
siswa yang lulus KKM hanya 9 yang memiliki persentase 40%, dan 17 siswa yang tidak lulus
KKM memiliki persentase 60%. Ini adalah nilai rata-rata pra siklus bagi guru yang tidak
menggunakan media atau metode yang berkaitan dengan materi pelajaran dalam perkuliahan.
Penjelasan guru menjadi perhatian semua siswa. sehingga siswa tidak dapat berkonsentrasi dan
memahami apa yang diajarkan guru. Tahapan metode Discovery Learning diterapkan pada
Siklus I, dimana guru memberikan presentasi di kelas, membagi kelas menjadi lima kelompok,
memberikan kuis, mengevaluasi hasil belajar, kemudian memuji. Keaktifan dan keterlibatan
siswa selama proses pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar siswa, dan kegiatan
magang menekankan bahwa siswa harus terlibat aktif dan mampu bekerja dalam tim.
Berdasarkan lembar observasi guru terhadap kegiatan pembelajaran pada siklus 1 diperoleh
hasil yang menunjukkan bahwa guru harus memperbaiki motivasi anggota dan acuan anggota
dalam kegiatan persiapan. dan Detensi Siswa belum mampu memahami bagaimana
menggunakan metode Dakota Discovery Learning atau apa yang akan digunakan karena masih
terdapat kekurangan dalam kegiatan pembelajaran pada Siklus 1, dimana instruktur masih
belum mampu memberikan penjelasan secara komprehensif tentang tata cara pemanfaatan
Dakota's Discovery Metode dan media pembelajaran. Pendidikan media harus dilakukan.
Penjelasan tentang cara penggunaan media dan pelaksanaan pembelajaran dengan metode
Discovery Learning yang masih kurang lengkap dan kurang detail menjadi hal yang perlu
diperbaiki untuk kegiatan inti. Oleh karena itu, instruktur kegiatan penutup cukup mahir dalam
memberikan umpan balik dan kesimpulan kepada siswa. Selain itu, guru diamati baik dalam
penampilan maupun ucapannya. Tiga siswa menanyakan tentang Dakota karena ada kekhasan
dari kegiatan pembelajaran yang sedang berlangsung di kegiatan inti. Dilihat dari hasil
penilaian pada siklus pembelajaran Peningkatan Matematika I diperoleh 14 siswa yang
mencapai nilai tertinggi dengan rata-rata 53,84%. sedangkan 46,16 persen dari 12 siswa gagal
menyelesaikan mata kuliah. Selain itu, nilai penuh 53,84%, nilai tengah 59,61, nilai tertinggi
100, dan nilai terendah 50. Berdasarkan persentase tersebut, siklus 1 terlihat peningkatan hasil
belajar, dengan persentase total 34,61 persen dari skor yang dicapai pada prasiklus sebelumnya.
Hal ini disebabkan guru prasiklus masih melakukan pembagian debu dengan cara yang sangat
monoton. materi dan tidak menggunakan bantuan peragaan, sehingga anak mengalami
kesulitan dalam memahami materi yang diperkenalkan. Hal ini dilakukan bersama rekan-rekan
di Siklus II untuk membicarakan keterbatasan pelaksanaan Siklus II. Pendekatan pembelajaran
penemuan digunakan di seluruh langkah pembelajaran. Materi pembelajaran dakota juga sangat
membantu siswa untuk belajar tentang KPK dan FPB, selain metode pembelajaran discovery,
karena siswa dapat bermain sambil belajar dan sangat antusias dalam menjawab pertanyaan.
Saat mengerjakan kuis individu dan publik, siswa sangat antusias. “Menggunakan media
Dakota dan belajar berkelompok sangat mudah dan lebih mengasyikkan,” ujar siswa serentak.
Menurut lembar observasi guru untuk kegiatan pembelajaran siklus II, guru cukup puas
dengan hasil kegiatan persiapan, inti, dan akhir untuk melakukan observasi dan penarikan
kesimpulan bersama siswa. Selain itu, guru diamati baik dalam penampilan maupun ucapannya.
Untuk hasil evaluasi latihan evaluasi kemajuan IPA siklus II tercatat 25 siswa mendapat nilai
penuh dengan nilai 96,15%. Sementara satu siswa yang tidak lulus dengan persentase 3,84
persen. Selain itu, tingkat ketuntasan 96,15%, dengan skor tertinggi 100 dan skor terendah 60.
Rata-rata skor 73,84. Berdasarkan pengamatan Siklus II, kemampuan guru dalam memberikan
informasi tentang metode Discovery Learning rata-rata materi Dakota, FPB, dan KPK
menyebabkan peningkatan persentase ketuntasan hasil belajar siswa. sangat matang. detail,
penampilan guru tampak rapi dan sesuai, serta bahasanya mudah dipahami.

SIMPULAN DAN SARAN

Dengan hasil penguasaan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran


Discovery Learning yang didukung dengan media pembelajaran Dakota (Dakon Matematika)
dapat meningkatkan hasil belajar siswa berdasarkan pembahasan hasil penelitian pada bab
sebelumnya. Pada siklus I nilai belajar meningkat menjadi 53,84 persen dengan kategori
“cukup” dari 40 persen pada pra siklus. Kemudian meningkat lagi menjadi 96,15% pada
siklus 2. Penerapan pendekatan Discovery Learning memiliki keunggulan mengaktifkan dan
menumbuhkan kerjasama antara siswa dengan materi pembelajaran Dakota. Hal ini
memungkinkan siswa untuk bermain sambil belajar sehingga meningkatkan rata-rata dan nilai
ketuntasan belajarnya. penghargaan siswa.
Berikut adalah beberapa rekomendasi yang dibuat berdasarkan temuan penelitian:
1. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, sebaiknya guru menggunakan metode
Discovery Learning. Namun, untuk menggunakan pendekatan Discovery Learning,
Anda harus dapat merencanakan kegiatan pembelajaran Anda dengan cermat agar
siswa selalu termotivasi dan dibimbing melalui setiap tahapan proses pembelajaran.
berpartisipasi dalam latihan belajar. Guru kemudian harus benar-benar memperhatikan
cara penggunaan media pembelajaran Media Dakota agar siswa mudah memahami
dan mengerjakan tugasnya dengan baik.
2. Metode discovery learning juga dapat digunakan pada mata pelajaran lain untuk
peneliti selanjutnya, asalkan peneliti benar-benar memikirkan karakteristik materi,
standar keterampilan yang ingin dicapai, serta karakter dan kemampuan mata
pelajaran yang dituju oleh siswa. sebelum menggunakan metode ini. harus tetap fokus.
Karena strategi pembelajaran wahyu membutuhkan pengembangan ekstra ketika
diterapkan pada anak-anak sehingga pembelajaran diselesaikan secara akurat dan
sesuai pengaturan kami.

DAFTAR PUSTAKA

Darmadi.(2017). Pengembangan Model dan Metode Pembelajaran dalam Dinamika Belajar


Siswa. Yogyakarta: Deepublish

Daryanto & Karim, S. (2017). Model dan Metode Pembelajaran. Daerah Istimewa
Yogyakarta: Gava Media.

Fendrik, M. 2019. Penggunaan Alat Praga Dakon Matematika (Dakota) Sebagai Upaya
Peningkatan Hasil Belajar Matematika Bagi Siswa Sekolah Dasar .
Hanfiah. (2012). Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: Refika Aditama.

Renita. 2017. “Keefektifan Media Dakon Modifikasi Terhadap Peningkatan Hasil Belajar
Matematika pada Siswa Tunanetra Kelas V Di SD Luar Biasa A Yaketunis”. Skripsi.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.

Sean. (2017). Model Pembelajaran Discovery Learning.

Sinambela, P. N. (2017). Kurikulum 2013 dan Implementasinya dalam


Pembelajaran.Generasi Kampus, 6 (2) Tampubolon, D. (2017).

Sudjana, Sutrisno. 2021. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Rosda
Karya.

Susanto, Saragih. 2021. Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Utami, D. W., Hamdani, H., & Uliyanti, E. (2018). Pengaruh Penggunaan Media Dakon
Bilangan terhadap Hasil Belajar Peserta Didik pada Pembelajaran Matematika. Jurnal
Pendidikan Dan Pembelajaran Khatulistiwa, 7(3).

Anda mungkin juga menyukai