Anda di halaman 1dari 9

Peningkatan Hasil Belajar Materi Operasi Hitung Penjumlahan dan Pengurangan

Matematika Menggunakan Metode Demonstrasi pada Siswa Kelas 1 SDN 20


Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep
Herawaty, Misbahul Munir
Program Studi Pendidikan PG-Paud/PG-SD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,
Universitas Terbuka.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan matematika dengan menggunakan metode demonstrasi di kelas 1 SD
Negeri 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep. Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan
Kelas. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas 1 SD Negeri 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep
yang berjumlah 29 siswa. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu tes hasil belajar siswa,
observasi siswa, dan observasi guru. Pembelajaran matematika akan bermakna bila siswa dituntun
untuk mampu berpikir cermat, kreatif, dan logis, sehingga hasil belajar siswa dapat meningkat.
Namun, hasil observasi dan identifikasi menunjukkan bahwa hasil belajar materi operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan matematika siswa kelas 1 SD Negeri 20 Bujung Tangaya Kabupaten
Pangkep belum mencapai hasil yang diharapkan karena siswa pasif dan tidak termotivasi dalam
pembelajaran. Oleh sebab itu, penting untuk melakukan penelitian yang bertujuan meningkatkan hasil
belajar materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika siswa kelas 1 SD Negeri 20
Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep melalui penggunaan model pembelajaran demonstrasi.
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas dengan analisis data secara deskriptif. Instrumen
dalam penelitian ini yaitu, soal tes awal dan tes akhir (penilaian kognitif siswa), lembar observasi
(penilaian afektif dan psikomotor siswa), serta lembar observasi peneliti yang dilakukan oleh guru
(penilaian performa peneliti). Kesimpulan hasil belajar siswa dilakukan dengan membandingkan hasil
penilaian dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang telah ditetapkan sekolah. Penelitian
berlangsung dalam dua siklus karena hasil tindakan pada siklus pertama menunjukkan bahwa nilai
rata-rata siswa belum mencapai KKM. Namun, pada siklus kedua rata-rata nilai siswa telah
melampaui KKM. Kesimpulannya yaitu penggunaan model pembelajaran demonstrasi dapat
meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika siswa
kelas 1 SD Negeri 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep.

Kata Kunci: Hasil belajar, operasi hitung, penjumlahan, pengurangan, matematika, metode
demonstrasi.

1
PENDAHULUAN

Mata pelajaran matematika merupakan satu mata pelajaran yang wajib dikuasai oleh
siswa, karena mata pelajaran matematika merupakan alat bantu dalam mempelajari
pengetahuan lain. Dari sejak perkembangannya sampai sekarang, matematika diakui sebagai
tolak ukur utama untuk mengukur tingkat kecerdasan seseorang. Hal ini sesuai dengan
karakteristik matematika sebagai ilmu yang bersifat deduktif, logis, aksiomatik, simbolik,
hierarkis-sistematis, dan abstrak. (Priatna & Yuliardi, 2018: 2)
Pembelajaran matematika seharusnya dapat melibatkan siswa, dengan menggunakan
aktivitas praktis, memberi kesempatan kepada siswa untuk berpikir sendiri, sehingga siswa
mampu mengembangkan ide-ide dan menyadari potensi pada dirinya. Oleh karena itu, dalam
proses pengajaran selalu ada hubungan timbale baik antara guru dan siswa, sebab dalam
proses tersebut tidak terlepas dari komponen-komponen (materi pelajaran, tujuan yang akan
dicapai, siswa yang belajar, guru yang mengajar) dan berbagai metode pengajaran yang saling
berhubungan dengan yang lainnya (Suarni, 2019: 64)
Matematika tentu saja sangat sulit untuk dapat dipahami terutama bagi siswa siswi
sekolah dasar yang belum mampu berpikir secara rasional. Hal ini tidak berarti bahwa
matematika tidak mungkin diajarkan di jenjang pendidikan dasar, bahkan pada hakekatnya
matematika lebih baik diajarkan pada usia dini. Pembelajaran matematika di jenjang
pendidikan dasar harus ditekankan pada penguasaan keterampilan dasar dari matematika itu
sendiri, seperti keterampilan terhadap penguasaan operasi-operasi hitung dasar penjumlahan,
pengurangan, perkalian, dan pembagian. Priatna & Yuliardi (2018: 32-38) mengatakan bahwa
“operasi penjumlahan (addition) dilambangkan dengan tanda “+” biasa disebut “tambah” atau
“plus”. Operasi pengurangan (substraction) dilambangkan dengan tanda “-“ yang dibaca
“kurang” atau “dikurangi” atau “minus”.
Berdasarkan hasil pengamatan di SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep
khususnya mata pelajaran matematika. Hal ini menggambarkan ada sebagian siswa yang
keluar masuk kelas pada saat pembelajaran berlangsung, ada juga sebagian siswa yang usil
kepada temannya pada proses pembelajaran berlangsung dan ada pula sebagian siswa yang
bercerita pada proses pembelajaran berlangsung. Kejadian di atas mempengaruhi hasil belajar
siswa, sehingga bila yang diperoleh di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). Dari data
nilai dari 29 orang siswa hanya 5 orang siswa yang memperoleh nilai Kriteria Ketuntasan
Minimal (KKM), yaitu nilai 70 atau 17,24%. Sedangkan siswa yang di bawah Kriteria

2
Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 82,75%. Oleh karena itu, perlu adanya metode
pembelajaran yang dapat membantu guru untuk memperbaiki proses pembelajarannya.
Dari permasalahan di atas, perlu adanya upaya pemecahan masalah yang dihadapi.
Upaya peningkatan hasil belajar siswa salah satunya adalah dengan menggunakan metode
pembelajaran yang tepat. Pada kesempatan ini, peneliti memilih menggunakan motode
demostrasi sebagai upaya peningkatan hasil belajar siswa kelas 1 SD Negeri 20 Bujung
Tangaya Kabupaten Pangkep. Menurut Aneng, dkk. (2015: 5) mengemukakan bahwa
“metode demonstrasi adalah suatu penyajian yang dipersiapkan secara teliti untuk
mempertontonkan dan mempertunjukkan yaitu sebuah tindakan atau prosedur yang
digunakan”. Sedangkan menurut Budiyanto (2016: 106) mengatakan bahwa:
Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang,
kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi
yang sedang disajikan.

Alasan penggunaan metode demonstrasi menurut Helmiati (2012: 73) yaitu:

1. Tidak semua topik dapat dijelaskan secara konkrit dan gamblang melalui penjelasan atau
diskusi.
2. Karena tujuan dan sifat materi pelajaran yang menuntut dilakukan peragaan berupa
demonstrasi.
3. Tipe belajar siswa yang berbeda-beda, ada yang kuat visual, tetapi lemah pada auditory
dan motorik atau sebaliknya.
4. Memudahkan mengajarkan suatu proses atau cara kerja.
5. Sesuai dengan langkah perkembangan kognitif siswa yang masih dalam fase operasional
konkrit.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan metode demonstrasi menurut Darmansyah
(2012: 299) yaitu:
1. Kelebihan metode pembelajaran demonstrasi
a. Pelajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkrit sehingga tidak terjadi verbalisme.
b. Siswa akan lebih mudah memahami materi pelajaran yang didemonstrasikan itu.
c. Proses pembelajaran akan sangat menarik, sebab siswa tak hanya mendengar tetapi
juga melihat peristiwa yang terjadi.
d. Siswa akan lebih aktif mengamati dan tertarik untuk mencobanya sendiri.
2. Kelemahan metode pembelajaran demonstrasi
a. Tidak semua guru dapat melakukan demonstrasi dengan baik.
b. Terbatasnya sumber belajar, alat pelajaran, media pembelajaran, situasi yang sering
tidak mudah diatur dan terbatasnya waktu.
c. Demonstrasi memerlukan waktu yang lebih banyak dibanding dengan metode
ceramah dan tanya jawab.
d. Metode demonstrasi memerlukan persiapan dan perancangan yang matang.

Pada hakikatnya manusia adalah makhluk yang senantiasa berfikir, dalam artian selalu
ingin mengetahui sesuatu baik tentang dirinya sendiri maupun lingkungannya sesuai dengan

3
perkembangan usianya. Setiap orang akan menjadi dewasa karena belajar dari pengalaman
yang dialami sepanjang hidupnya. Belajar merupakan perubahan yang terjadi karena latihan
atau pengalaman, maupun perbaikan terhadap tingkah laku seseorang. Seseorang dianggap
belajar apabila dia dapat menunjukkan perubahan terhadap perilakunya.
Menurut Surya (2017: 43) yang mengatakan bahwa “hasil belajar merupakan
kemampuan yang berupa keterampilan dan perilaku baru sebagai akibat latihan atau
pengalaman”. Sedangkan menurut Nurrita (2018: 5) menyatakan bahwa “hasil belajar adalah
hasil yang diberikan kepada siswa berupa penilaian setelah mengikuti proses pembelajaran
dengan menilai pengetahuan, sikap, keterampilan, pada diri siswa dengan adanya perubahan
tingkah laku”.
Untuk meningkatkan hasil belajar ini sangat dibutuhkan guru yang memiliki kompetensi
yang tinggi, pembelajaran yang efektif dan peran dari orang tua. Dengan demikian seorang
guru harus memiliki empat kompetensi yakni kompetensi pedagogic, kompetensi kepribadian,
kompetensi professional dan kompetensi sosial (Dakhi, 2020: 468). Sejalan dengan pendapat
dari Chronika, dkk. (2020: 225) mengatakan bahwa:
Keterampilan guru pada saat menerapkan pembelajaran itu merupakan suatu bimbingan
yang harus dilakukan karena guru akan menjadi fasilitator untuk mereka. Pelajaran
matematika sangat terkenal didalam pembelajaran maupun kehidupan sehari-hari karena
matematika juga ialah ilmu dasar yang sangat penting untuk dimiliki seseorang agar
terciptanya ketertiban dalam aktivitas sehari-hari.

METODE

Penelitian ini adalah suatu class-room action research (penelitian tindakan kelas). Pada
prinsipnya dilakukan untuk mengatasi suatu permasalahan yang terdapat di dalam kelas. Hasil
kajian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk
mengatasi masalah tersebut. Setelah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan
evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas
apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan
untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. Dengan sample
penelitian sebanyak 29 siswa kelas 1 pada SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep.
Penelitian dilakukan pada semester Ganjil tahun pelajaran 2023/2024.
Dengan penelitian tindakan kelas, penelitian dilakukan terhadap siswa siswi dilihat dari
aspek interaksinya dalam proses pembelajaran. Subjek penelitian adalah siswa kelas 1 SDN
20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep dengan jumlah 29 orang siswa. Subjek ditentukan
dengan teknik purposive sampling, yaitu penentuan subjek secara sengaja oleh peneliti

4
berdasarkan hasil observasi dan identifikasi masalah. Tindakan dilakukan dalam bentuk siklus
di mana setiap siklus terdiri dari beberapa tahapan yaitu; tahap perencanaan, tahap tindakan,
tahap pengamatan, dan tahap refleksi.

Gambar 1. Alur Penelitian (Arikunto, 2012)

Penjelasan siklus di atas adalah:


1. Rancangan atau rencana awal, sebelum mengadakan penelitian peneliti menyusun
rumusan masalah, tujuan dan membuat rencana tindakan, termasuk di dalamnya
instrumen penelitian dan perangkat pembelajaran.
2. Kegiatan dan pengamatan, meliputi tindakan yang dilakukan oleh peneliti sebagai upaya
me siswa serta mengamati hasil atau dampak dari diterapkannya metode eksperimen.
3. Refleksi, peneliti mengkaji, melihat dan mempertimbangkan hasil atau dampak dari
tindakan yang dilakukan berdasarkan lembar pengamatan yang diisi oleh pengamat.
Rancangan/rencana yang direvisi, berdasarkan hasil refleksi dari pengamat membuat
rancangan yang direvisi untuk dilaksanakan pada siklus berikutnya.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada tahap perencanaan, peneliti mempersiapkan kebutuhan pembelajaran mata


pelajaran Matematika yang terdiri dari Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, materi
pembelajaran, lembar observasi guru dan siswa, soal tes evaluasi dan media yang dibutuhkan
5
dalam melaksanakan proses belajar mengajar. Setelah tahap perencanaan selanjutnya tahap
pelaksanaan. Pada tahap pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dilaksanakan selama kurang
lebih dua bulan pada bulan Oktober-November pada semester Ganjil tahun pelajaran
2023/2024 di kelas 1 SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep.

Adapun proses belajar mengajar mengacu pada Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.


Pada tanggal 10 Oktober dimana pada akhir proses belajar mengajar untuk pra siklus, maka
diadakan tes hasil belajar siswa. Dengan diadakan sebuah tes tersebut dapat kita ketahui
kemampuan siswa dalam menyelesaikan soal-soal yang diberikan. Hasil penelitian mata
pelajaran materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika pada siswa kelas 1
SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep menggunakan metode demonstrasi. Peneliti
melaksanakan proses pembelajaran sesuai tahapan rancangan pembelajaran dan metode yang
digunakan yakni metode demonstrasi. Hasil dari pelaksanaan pembelajaran pada siklus I
dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Siklus
No Nama Siswa
Pra Siklus Siklus 1 Siklus 2
1 ABRIZAM AL-FARIQ 30 50 70
2 AFIFAH FITRIAH 70 80 90
3 ANDI KEYZIARAMADHANI 60 70 80
4 ARSYLA ADREENA ASWAR 60 70 80
5 ARYANI NABILA AL ZAHRA 50 60 70
6 FARID AKBAR ASSYRAAF 50 60 70
7 HAFIZAH 60 70 80
8 IKSAN ARIF 50 60 70
9 IZZATULLAH 40 50 70
10 MARSYAH FEBYANDITA 50 60 70
11 MASYITA ALMAHYRA 70 80 90
12 MIFTAHUL FAHIR 40 50 70
13 MOHAMMAD RIDHAI 50 60 70
14 MUH RADITYA MUCHLIS 50 60 70
15 MUH.. ADLAM ABRIZAM 70 80 90
16 MUH. ASHRAF NASRUDDIN 50 60 70
17 MUH. AZRIL ALZAHFA 30 50 70
18 MUH. SYAHIR MASAID 30 40 60
19 MUH. SYAKIR MASAID 30 40 60
20 MUH. YUSUF 50 60 70
21 MUHAMMAD ERSAL 70 80 90
22 MUHAMMAD NUR FAJAR 50 60 70
23 MUHAMMAD NUR IKHSAN.S 60 70 80
24 NUR ASHILA SEPTIANA 30 40 60
25 NUR AZISYAH 60 70 80
26 NUR KHADIJHA UMAIRA 30 40 60
27 NUR NABILAH 70 80 90

6
28 SYAQIL SAPUTRA HARIS.R 50 60 70
29 ZULFIKAR 30 40 60
Jumlah Nilai 1440 1750 2130
Nilai Rata-Rata 49,65 60,34 73,44

Tabel 1. Nilai Hasil Belajar Matematika Persiklus

Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa nilai rata-rata hasil belajar siswa pada
tahap pra siklus adalah 49,65. Dari 29 siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 orang,
sedangkan yang tidak mencapai KKM sebanyak 24 orang. Hal ini masih jauh dibawah
presentase ketuntasan secara klasikal yaitu 80% dan perlu dilakukan adanya tindakan lebih
lanjut untuk meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat dicapai dengan maksimal. Pada
tindakan siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 60,34 masih belum mencapai hasil
yang diharapkan karena belum sesuai target yang ditetapkan yakni nilai rata rata adalah 70
dan presentase ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 80%. Salah satu alasan mengapa
nilai pada siklus 1 belum memenuhi target adalah peneliti belum menerapkan secara
maksimal metode demonstrasi khususnya pada kelengkapan alat demonstrasi yang masih
kurang. Berdasarkan siklus I hasil belajar yang diperoleh siswa belum mencapai presentase
ketuntasan belajar, untuk itu peneliti melanjutkan penelitian tindakan kelas ini pada siklus II.
Setelah dilaksanakan tes pada siklus II terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa
dapat dilihat dari nilai rata-rata siswa yang mencapai KKM atau dinyatakan tuntas yakni
sebanyak 24 siswa dari 29 siswa dengan memperoleh nilai rata-rata 73,44. Hal ini disebabkan
peneliti memperbaiki kesalahan yang terjadi selama pelaksanaan pra siklus dan siklus I.
Karena nilai di siklus kedua sudah memenuhi maka peneliti tidak melanjutkan ke siklus
ketiga. Penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran materi operasi hitung
penjumlahan dan pengurangan matematika pada siswa kelas 1 SDN 20 Bujung Tangaya
Kabupaten Pangkep menjadi lebih bermakna dan siswa bisa lebih aktif dalam proses belajar.
Aktivitas yang dilakukan siswa dalam pembelajaran dapat membuat pembelajaran lebih
bermakna dan menyenangkan, sehingga materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan
matematika dapat dipahami dengan baik oleh siswa. Bila ditinjau dari nilai hasil belajar siswa
dalam pembelajaran materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika pada
siswa kelas 1 SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep mengalami peningkatan setiap
siklusnya.

7
KESIMPULAN

Pada tahap pra siklus dengan menerapkan metode demonstrasi diperoleh nilai rata-rata
yang dicapai yaitu 49,65. Dari 29 siswa yang mencapai KKM sebanyak 5 orang, sedangkan
yang tidak mencapai KKM sebanyak 24 orang. Hal ini masih jauh dibawah presentase
ketuntasan secara klasikal yaitu 80% dan perlu dilakukan adanya tindakan lebih lanjut untuk
meningkatkan hasil belajar siswa sehingga dapat dicapai dengan maksimal. Pada tindakan
siklus I nilai rata-rata hasil belajar siswa yaitu 60,34 masih belum mencapai hasil yang
diharapkan karena belum sesuai target yang ditetapkan yakni nilai rata rata adalah 70 dan
presentasi ketuntasan klasikal yang ditetapkan adalah 80%. Pada siklus II dengan menerapkan
metode demonstrasi terjadi peningkatan pada hasil belajar siswa dapat dilihat dari nilai rata-
rata siswa yang mencapai KKM atau dinyatakan tuntas yakni sebanyak 24 siswa dari 29 siswa
dengan memperoleh nilai rata-rata 73,44. Hasil tersebut telah mencapai nilai kriteria
keberhasilan penelitian yaitu 80%. Sehingga bisa disimpulkan metode demonstrasi mampu
meningkatkan hasil belajar materi operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika
pada siswa kelas 1 SDN 20 Bujung Tangaya Kabupaten Pangkep. Dari hasil penelitian ini,
diharapkan kepada guru dapat menggunakan metode demonstrasi saat menerapkan materi
operasi hitung penjumlahan dan pengurangan matematika pada siswa kelas 1 SDN 20 Bujung
Tangaya Kabupaten Pangkep dan bagi mahasiswa dapat menjadikan penelitian ini sebagai
referensi untuk melakukan penelitian yang lebih dalam.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2012). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta.

Budiyanto, M. A. K. (2016). SINTAKS 45 Metode Pembelajaran Dalam Student Centered


Learning (SCL). Malang: UMM Press.

Chronika, A., Manalu, S., Septiahani, A., Permaganti, B., & Jumiati, Y. (2020). Analisis
Kemampuan Koneksi Matematis Siswa Di Kelas XI SMK Kartini Bhakti Mandiri Pada
Materi Fungsi. Jurnal Cendekia: Jurnal Pendidikan Matematika, 04(01), 254-260.

Dakhi, A. S. (2020). Peningkatan Hasil Belajar Siswa. Jurnal Education And Development,
8(2), 468-470.

Darmansyah. (2012). Strategi Pembelajaran. Padang: Dr. Darmansyah, ST,. M.Pd.

8
Helmiati. (2012). Model Pembelajaran. Yogyakarta: Aswaja Pressindo.

Nurrita, T. (2018). Pengembangan Media Pembelajaran untuk Meningkatkan Hasil Belajar


Siswa. 03, 1–17.

Priatna, N., & Yuliardi, R. (2018). Pembelajaran Matematika untuk Guru SD dan Calon
Guru SD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Suarni, E. (2019). Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas III Dengan
Menggunakan Pendekatan Inkuiri Terbimbing di SDN 05 Kota Mukomuko. Indonesian
Journal Of Science Education (IJIS Edu, 1(1), 63-70.

Surya, Y. F. (2017). Penerapan Model Pembelajaran Problem Based Learning untuk


Meningkatkan Hasil Belajar Matematika Siswa Kelas IV SDN 016 Langgini Kabupaten
Kampar. Jurnal Pendidikan Matematika, 1(1), 38–53.

Zainuddin, H., Sabri, T., & Aneng. (2015). Peningkatan Hasil Belajar Siswa Menggunakan
Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran Matematika Di Kelas VI Sekolah Dasar, 1-11.

Anda mungkin juga menyukai