PENDAHULUAN
guru sebagai pemegang peran utama. Sebagai pengajar dan pendidik guru merupakan
salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Setiap adanya
manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan, selalu bermuara pada faktor guru.
Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya guru dalam dunia pendidikan.
agar terjadi interaksi antara siswa dengan komponen-komponen lainnya seperti: guru,
metode, sarana dan prasarana serta lingkungan sekitarnya secara optimal. Siswa
belajar melalui informasi yang diperoleh dapat dipikirkan dan segala informasi
tersebut dapat lama diingat serta dapat bertahan pada pikiran siswa. Upaya untuk
lebih meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dapat dilakukan melalui upaya
memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk
Mata pelajaran Seni budaya dan Ketrampilan di tingkat sekolah dasar masih
terbatas pada kajian seni musik. Penyampaian materi yang bersifat teoritis, monoton
pada bacaan dalam buku materi pelajaran menimbulkan komunikasi satu arah, anak
cenderung pasif dengan mendengarkan ceramah yang disampaikan guru tanpa ada
aktifitas yang dapat menimbulkan keaktifan siswa. Sehingga berdampak pada hasil
1
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 25 PALU pada
Karena menurut guru, metode ceramah merupakan metode yang paling mudah
dilaksanakan oleh setiap guru. Hal inilah yang menyebabkan banyak siswa
Dengan persepsi yang cenderung negatif terhadap mata pelajaran SBK ini,
maka dapat diduga hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU kebanyakan tidak
sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa kelas V SDN 25 PALU yang
bersangkutan. Indikator yang dapat disimak antara lain: nilai rerata yang berhasil
dicapai siswa kelas IV SDN 25 PALU hanya mencapai angka 40, 56, dan 68.
Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa pada mata
pelajaran SBK adalah 70. Namun tentu ada juga siswa kelas V SDN 25 PALU yang
mampu mencapai nilai baik atau sangat baik namun ketika diambil nilai reratanya
didik) dan subjek yang memberi pelajaran (yaitu pengajar atau guru). Mengajar dan
belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.
Pengertian ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses
aktif berfikir lebih banyak diberikan kepada siswa. Jadi pengajar itu bukan hanya
2
sekedar menyampaikan materi pelajaran melainkan suatu proses yang
membelajarkan siswa. Karena dalam proses pembelajaran ini, keaktifan siswa untuk
berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapi merupakan hal yang utama.
pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa
dan siswa pun tidak lagi pasif dan merasa bosan dalam mengikuti proses
Technology, handphone, atau alat teknologi yang dapat di perhatikan kepada murid
sebagai aplikasi dari materi yang di pelajari. Media yang berkaitan dengan materi di
pelajaran bukan hanya berupa bacaan atau penyampaian dari guru saja.
ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut
Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SBK Kelas V
SDN 25 PALU”.
3
1.2. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam
demonstrasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SBK kelas
V di SDN 25 PALU ?
tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh
penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran
1. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti
2. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran
menjalankan tugasnya.
4
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan yang
sekolah.
1) Hasil belajar dapat diartikan sebagai salah satu tingkat keberhasilan siswa dalam
benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan yang model
5
BAB II
dalam upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada siswa kelas IV SDN No.1
bukti indah kec. Rio pakava kabupaten Donggala Ilmu Pengetahuan Alam
pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Salah satu metode yang
tepat untuk itu adalah metode demonstrasi dimana guru melakukan sesuatu
IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No.1 Bukit indah kec.Rio pakava Kabupaten
hasil belajar IPA. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil
belajar IPA siswa kelas VI SDN No.1 bukit indah,hal ini membuktikan
dengan adanya peningkatan siswa dimana rata-rata aktivitas siswa pada siklus
I adalah sebesar 72,95 % dan pada siklus II sebesar 76,13 % atau rata-rata
6
aktivitas siswa baik. Selainitu dilihat juga pada ketuntasan hasil belajar siswa
yang memenuhi kriteria KKM SDN No.1 Bukit indah yakni 65%. Dimana
utama pada permasalahan ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata
pelajaran IPA dikelas V SDN Inpres 12 baiya. Tujuan peneliti ini adalah
untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN inpres 12 baiya
baiya dengan subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Inpres 12
baiya. Dalam penelitian ini digunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif
yang diambil dengan teknik pengambilan data melalui lembar observasi tes
akhir tindakan dan lembar wawancara. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada
karna aktivitas guru dan siswa selama 2 siklus mengalami peningkatan dan
berada pada kategori baik . evaluasi hasil belajar siklus I menunjukan jumlah
jumlah siswa yang tuntas 33 siswa dari jumlah siswa seluruhnya adalah 39
7
penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas
yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh penelitian
lain. oleh karena itu penelitian yang berjudul “ pengaruh metode demonstrasi
terhadap hasil belajar siswa kelas V pada Mata Pelajaran SBK di SDN 25 PALU “
(dalam aswan, dkk 2006:74) “bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru harus
memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, sehingga
8
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu
pelajaran dengan situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar
tiruan. sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari penjelasan
secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya
dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa
jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses
komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang
lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Adapun langkah-langkah
berikut :
9
1) Tahap persiapan
1. Rumusan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi
menghindari kegagalan.
3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang
diperlukan.
2) Tahap pelaksana
1. Langkah pembukaan:
3. kemukakan tugas-tugas apa yang harus dicapai oleh siswa, misalnya siswa
pelaksanaan demonstrasi.
10
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan
demonstrasi.
menegangkan.
4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut
kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas
yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang
kata atau kalimat) akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
11
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan
1) Metode ini memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan
ini tidak dapat efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan
demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk
Dalam mengajar susut proses bahasan (materi) tertentu harus dipilih metode
pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karna itu dalam
materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas
yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.
Jadi hasil belajar siswa juga ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat
12
dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan suatu
pembelajaran akan dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yang sesuai dengan
rumusan pembelajaran.
Belajar Merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk
memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai
(Slameto, 2003:2).
proses yang ditandai dengan dengan perubahan tingkah laku pada seseorang. Belajar
merupakan usaha yang dilakukan seseorang secara sadar sehingga ada perubahan
Jadi, belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar
keterampilan, maupun perubahan sikap dan tingkah lakunya. Orang yang belajar
harus mengalami perubahan pada semua aspek, baik itu kebiasaan, pengetahuan,
keterampilan ataupun sikapnya. Tentunya dengan belajar inilah yang membuat siswa
mengalami perubahan, misalnya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi
tahu.
13
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki setelah menerima
informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan dari proses
kegiatan belajar.
Sudjana (2004:22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu : (1) keterampilan
dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-
masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.
Identifikasi wujud perubahan prilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat
beberapa aspek. Ranah kognitif terdiri dari aspek pengamatan (perseptual), hafalan
dari aspek keterampilan bergerak (bertindak), keterampilan ekspresi herbal dan non
1. Ranah kognitif
14
2. Indikator hafalan (ingatan) adalah dapat menyebutkan dan menunjukkan
tes.
menggeneralisasikan.
2. Ranah efektif
sebaliknya.
atau sebaliknya.
hari.
15
3. Ranah psikomotor
2) Indikator keterampilan verbal dan non verbal adalah gerak, mimik dan
ucapan.
Ketiga ranah di atas menjadikan objek penilaian hasil belajar. Dari ketiga
ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak di nilai oleh guru disekolah
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang sangat penting
karena melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam
pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Kemudian pendidikan seni dibagi menjadi
beberapa bidang seni. Istilah umum pendidikan seni terdiri dari mata pelajaran tari,
drama, musik, media, dan seni rupa. Pendidikan seni di sekolah dasar tercantum
dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dengan sebutan
16
Bambang Soehendro (2006:186) menyatakan bahwa mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan,
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan,
menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, menampilkan
peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek seni rupa, seni
musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan. Seni rupa mencakup pengetahuan,
keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,
menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni tari,
mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan
bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan
dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran. Keterampilan, mencakup segala
antara lain sebagai kegiatan meniru alam, kegiatan bermain-main dengan bentuk
seni. Seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan keinginan bawah sadar.
Sedangkan Pamadhi (2010:14) menyatakan pula bahwa seni adalah ekspresi jiwa
manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni. Karya seni merupakan
yang dinyatakan melalui media rupa”. Dapat dikatakan bahwa seni rupa adalah
bentuk ungkapan yang dicurahkan melalui media rupa (visual) menjadi karya
17
dwimatra dan trimatra. Kamaril (20017:10) menjabarkan “jenis karya seni rupa
antara lain, gambar/lukisan, seni grafis, seni patung, keramik, dan seni rupa terapan”.
merupakan proses perekaman objek ke dalam bidang dua dimensi. Sedangkan seni
teknik berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa. Seni rupa terapan dapat dibedakan
menjadi dua bagian, yakni seni kriya dan desain. Seni kriya biasanya dibuat dengan
dibuat dengan tujuan untuk melestarikan tradisi berkesenirupaan suatu daerah atau
Menurut Daryanto (2009:2) belajar ialah suatu prosess usaha yang dilakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
lingkungannya.
peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perubahan
perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar,baik berkaitan dengan
Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf
individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karna terjadi secara
mental dan tidak dapat diamati. oleh sebab itu proses belajar tidak hanya diamati jika
ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan
18
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai
tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan
tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pengajaran disekolah, ada beberapa faktor
lain yang ikut berperan dalam menentukan efektivitasnya metode mengajar, antara
lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).
visual dari proses dengan jelas. Tujuannya yaitu demonstrasi menunjukkan urutan
proses yang sulit dijelaskan dengan kata-kata atau demonstrasi menunjukkan kepada
peserta didik bagaimana melakukan suatu kegiatan tertentu secara benar dan tepat.
Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang sangat penting
karena melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam
19
Ho :Tidak ada Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil
20
BAB III
METODE PENELITIAN
yang melibatkan tindakan pengumpulan data untuk menentukan apakah ada pengaruh
antara dua variabel atau lebih. Adanya pengaruh dan tingkat variabel ini penting
karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu pengaruh
PALU.
X Y
Keterangan :
X : Metode Demonstrasi
21
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
variabel X, dengan indikator: (1) Pemahaman. (2) Sikap mental. (3) Perilaku.
akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini
adalah hasil belajar siswa seluruh mata pelajaran sebagai variabel Y yang
3.5.1 Populasi
22
Pengumpulan informasi atau data dalam penelitian pada dasarnya dilakukan
dengan meneliti seluruh objek, yang diharapkan dapat memberikan informasi dan
data yang dibutuhkan, semua data yang dibutuhkan nantinya dapat dijadikan sebagai
bahan untuk membahas persoalan utama mengenai objek yang sedang dikaji dan
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN 25PALU yang
berjumlah 112 siswa, terdiri atas 59 laki-laki dan 53 perempuan. Berikut ini
Laki-laki Perempuan
1 I 8 10 18
2 II 12 11 23
3 III 11 13 24
4 IV 12 6 18
5 V 13 7 20
6 VI 9 5 14
JUMLAH 59 53 112
3.5.2 Sampel
23
Mengingat banyaknya jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian
“Apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika jumlah subjeknya
besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% sampel dalam penelitan ini adalah
bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih
dahulu jumlah sampel yang hendak diambil. Kemudian pemilihan sampel dilakukan
sampel yang ditetapkan. Mengingat jumlah subjek yang sangat besar maka dalam
penelitian ini akan diambil sampel 17,02% yaitu kelas V yang berjumlah 20 siswa
SDN 25 PALU.
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data
sekunder. Data primer adalah data yang berupa jawaban langsung dari informan
berupa hasil pengisian angket. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari
sumber data yang terkait. Data sekunder dalam penelitian ini salah satunya berupa
dokumentasi hasil belajar yaitu nilai raport siswa dan data lainnya yang berkaitan
dengan penelitian.
24
3.6.2 Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini adalah SDN 25 PALU baik data dari peserta
1). Observasi
pengamatan terhadap objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang di
perlukan dalam penelitian, termasuk data siswa berupa daftar jumlah siswa.
2). Angket
Angket adalah suatu cara pengumpulan data melalui daftar pernyataan tertulis
yang diajukan kepada responden dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif
jawaban yang disediakan pada tiap-tiap pernyataan. Jenis angket yang digunakan
dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert, skala likert adalah skala yang
digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok
penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa SDN
25 PALU.
3). Dokumentasi
25
Teknik ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang bersifat dokumentasi yang
erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun jenis dokumentasi yaitu nilai
raport siswa.
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket yang
pilihan jawaban yaitu sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju(TS), sangat tidak
setuju(STS). Pilihan jawaban (SS) mendapat skor 4, (S) mendapat skor 3, (TS)
mendapat skor 2, (STS) mendapat skor 1. Maka nilai tertinggi dalam angket ini 20 x
menjadi data kuantitatif yakni dengan cara memberikan bobot pada setiap jawaban
a. Sangat Setuju :4
b. Setuju :3
c. Tidak Setuju :2
26
3.9.2 Analisi Data
1. Analisis Deskriptif
80 – 50 = Tinggi
50 – 20 = Rendah
f
P= x 100%
n
(Anas Sudijono:1997:40)
Keterangan : P = presentase
F= jumlah frekuensi
N= jumlah sampel
1. Analisis inferensial
Untuk mengetahui ada pengaruh antara motivasi dengan hasil belajar siswa, maka
data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunkan analisis statistik yaitu
Mx−My
t= (Sutrisno Hadi, 2004:77)
SDbm
27
Keterangan :
Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh
motivasi terhadap hasil belajar siswa SDN 25 PALU. Untuk menentukan hipotesis
(Ho) tersebut diterima atau ditolak maka t hitungdikonsultasikan dengan harga kritik
pada ttabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan sampel 20 jika t hitung > t tabelmaka
28
BAB IV
Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas yang terdiri dari 1 ruangan kelas I, 1
ruangan kelas II, 1 ruangan kelas III, 1 ruangan kelas IV, 1 ruangan kelas V dan 1
ruangan kelas 6. Dilengkapi dengan fasilitas sekolah yaitu kantor, ruang kepala
sekolah, ruang dewan guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, Wc dan lapangan
olah raga yaitu lapangan Bulutangkis dan volly. Semuanya dapat menunjang siswa
29
menyampaikan pelajaran contohnya guru hanya menggunakan metode ceramah
sehingga membuat siswa cenderung bosan dan pembelajaran menjadi kurang efektif.
siswa kelas V pada pembelajaran SBK adapun instrument yang digunakan adalah
sebagai berikut tes yaitu tes awal pre-test dan tes akhir post test dan dokumentasi.
Pre-tes dan post test dilaksanakan 4 kali pertemuan dikelas. Untuk pre-test
dilaksanakan pada tanggal 23 februari 2017 tujuan peneliti melakukan tes awal (pre-
test) untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi “seni musik” dengan
maret 2017 tujuan peneliti melakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui
Penelitian ini menyajikan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh
peneliti tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa. Penelitian
penngunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar SBK siswa kelas V SDN 25
PALU.
siswa. Data penelitian ini diperoleh dari data hasil pre-test dan post-test. Pre-test
merupakan data awal yang diperoleh sebelum siswa diberi perlakuan dengan
30
Pre-test dan Post-test dilaksanakan dengan 4 kali pertemuan di kelas. Tujuan
peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi
pada tes awal ini menggunakan metode ceramah dengan materi seni musik
khususnya lagu daerah dan nasional ini berbentuk pilihan isian yang terdiri dari 5
Post-test dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 1 maret 2016 dan Rabu,
SDN 25 PALU dengan materi lagu daerah, pada proses belajar mengajar diterapkan
terkait dengan pembelajaran yang telah diajarkan dengan memberikan soal isian yang
Deskriptif data tes awal hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU tercantum
31
6 I Made Bayu Pramana 10 10 20 10 0 50 50 √
7 I Wayan Eka Raditya 20 20 20 10 0 70 70 √
8 Rio Artayasa 10 10 10 10 10 50 50 √
9 Rena Raditya 20 20 20 20 20 100 100 √
10 Ryan Arya Adiguna 10 10 20 10 10 60 60 √
11 I Kadek Setiawan 10 10 10 10 0 40 40 √
12 Trisna Mega Putra 20 10 10 10 10 60 60 √
13 Kadek Wipradana 10 10 20 10 10 60 60 √
14 Daivi Savitri 20 20 20 10 20 90 90 √
15 Helda Yanti 20 20 20 20 20 100 100 √
16 Intan Puspa Dewi 10 10 0 10 0 30 30 √
17 Ica Herlina Sari 10 20 20 20 20 90 90 √
18 Mellby Wihilda 20 10 20 10 20 80 80 √
19 Ninda Tirta Sari 20 20 20 10 10 80 80 √
20 Rica Astuti 0 20 20 10 0 50 50 √
Jumlah 1.160 1.160
Skor rata-rata 58
Presentase ketuntasan belajar 40
Presentase ketidak tuntasan 60
Berdasarkan tabel 4.1 tes awal (pre-tes), data hasil belajar siswa kelas V SDN
Kurikulum KTSP di kelas V SDN 25 PALU adalah 70. Siswa yang tuntas dalam tes
awal (pre-tes) sebanyak 8 orang siswa, dan sebanyak 12 orang siswa yang tidak
tuntas, banyaknya siswa yang tidak tuntas di karenakan adanya kelemahan dari
media yang digunakan pada proses pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik
dalam mengikuti pelajaran. Hal ini berdampak pada banyaknya siswa yang tidak
tuntas. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh oleh, Igung Adnyana Putra, Rena
Raditya dan Helda Yanti kemudian untuk nilai terendah adalah 0 yang diperoleh oleh
I wayan Rai Purnawan. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 58 dengan persentase
32
Deskriptif data tes akhir hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU
Berdasarkan tabel 4.2 tes akhir (post-test),data hasil belajar siswa kelas V
SDN 25 PALU setelah menggunakan Power point yaitu, dari 20 orang siswa dengan
33
kriteria ketuntasan minimal Kurikulum KTSP di Kelas V SDN 25 PALU adalah 70.
Siswa yang tuntas dalam tes akhir (post-test) sebanyak 16 orang siswa dan sebanyak
4 orang siswa yang tidak tuntas, dari hasil analisis menunjukan adanya peningkatan
hasil belajar siswa dari tes sebelumnya (pre-test) hal ini dikarenakan kesesuaian
metode demonstrasi yang digunakan dengan materi yang dibawakan sehingga belajar
siswa. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh oleh Igung Adnyana Putra, Rena
Raditya, Helda Yanti dan Intan Puspa Dewi kemudian nilai terendah adalah 15
diperoleh oleh I Wayan Rai Purnawan. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,5
dengan persentase ketuntasan adalah 80%. Selanjutnya data hasil belajar siswa
34
18 80 75 -5 -23,25 540,5625
19 80 80 0 -18,25 333,0625
20 50 75 25 6,75 45,5625
∑ 1160 1525 365 0 9113,75
∑D
MD = N
365
MD =
20
MD = 18,25
MD
√ ∑d
2
t= N ( N−1 )
18 ,25
√
9113 , 75
t = 20(20−1)
18 ,25
√
9113 , 75
t = 20(19 )
35
18 ,25
t= √ 9113 , 75
380
18,25
t = √23,98
18.25
t = 4,8
signifikan 5% dari d.b = (N-1) = 20-1 = 19, diperoleh nilai ttabel sebesar 2,093. Hal ini
berarti bahwa nilai thitung lebih besar daripada ttabel atau 3,802 > 2,093.
hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) penelitian. Untuk penelitian ini,
hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut :
sebagai berikut :
36
3) Dengan derajat kebebasan d.b = N-1 pada taraf signifikan 5% (α = 0,05)
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran
SBK kelas V SDN 25 PALU “diterima”, dengan demikian ada pengaruh penggunaan
4.2 Pembahasan
metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU dengan
jumblah sampel sebanyak 20 orang siswa dimana 13 orang siswa laki-laki dan 7
tes hasil belajar (THB) hal ini sesuai dengan pendapat Goodneough dalam Sudijo
(2009:66) adalah “suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada
kecakapan mereka satu dengan yang lainnya”. Hal yang diamati adalah untuk melihat
perbedaan hasil belajar pada Pre-test yang menggunakan metode ceramah dan media
demonstrasi, tes hasil belajar dengan bentuk tes tertulis yang berjumlah 5 soal esai
dengan cara memberikan respon kepada objek (responden) atau pengaruh sehingga
37
dilaksanakan untuk mendapatkan pengaruh dari metode demonstrasi terhadap hasil
penyajian pelajaran dengan situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya
sekedar tiruan. sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari
4.2.2 Hasil belajar siswa pada pembelajaran SBK pada pre-test dan post-test
Hasil belajar siswa pada saat Pre-test dengan hanya menggunakan metode
ceramah menunjukan hasil belajar siswa masih rendah yaitu dari 20 orang siswa
kelas V SD Inpres 1 Suli di peroleh 8 orang siswa yang tuntas dan 12 orang siswa
yang belum tuntas.Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 58 dengan persentasi
Hasil berlajar yang masih rendah ini karena adannya kelemahan dalam
membuat siswa merasa kurang tertarik .Ketika guru menjelaskan siswa tidak
berbicara di depan kelas,conthnya guru sedang menjelaskan materi tyang ada di buku
siswa, hanya ada beberapa siswa yang memperhatikan dan sebagian besar siswa
demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan yang di alami siswa hal itu dapat di lihat
dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 20 siswa kelas V SDN 25
PALU di peroleh 16 orang siswa yang tuntas dan 4 orang siswa yang belum tuntas.
38
Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,5 dengan persentasi ketuntasan adalah
80% dan 20% belum tuntas.. Pengunaan metode dalam proses pembelajaran ini
membuat siswa lebih fokus dan lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar.
berikut
kata atau kalimat) akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung
belajar siswa sebelum menggunakan Power point adalah 58, sedangkan setelah
menggunakan media Power point nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami
peningkatan yaitu 76,5. Jadi, selisih rata-rata hasil belajar siswa dengan dengan
menggunakan media gambar dibuku pelajaran dan menggunkan media Power point
adalah 18,5 maka diperoleh adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan
Hasil perhitungan uji t dimana thitung lebih besar dari ttabel atau 3,802 > 2,093
pada taraf signifikan 5 % dengan drajat perbedaan (d.b) = 20-1 =19, maka hipotesis
39
nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan
demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan
PALU “diterima”.
hipotesis penelitian yang diajukan peneliti diterima, karena dalam penelitian ini dapat
40
BAB V
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian ini
menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau thitung> ttabel. Adapun thitungnya adalah
3,802 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5%, d.b (N-1) = 20-1 = 19 adalah 2,093.
Sehingga Ho dalam penelitian ini ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh
hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran
5.2 Saran
2) Guru harus mampu melihat kondisi belajar siswa di dalam kelas agar tercipta
suasana belajar yang kondusif antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa
yang lainnya.
41
3) Guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dapat
hasil belajar siswa khususnya pada materi SBK, karena metode demonstrasi
diberikan oleh guru. Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami sebuah
materi.
42
DAFTAR PUSTAKA
43
Sugiono. (2009), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suparno, (2007). Metodologi Pembelajaran Kontruktifisme Dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Universitas Santa Drama.
Sutrisno Hadi. (2004), Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offeset
Widya, Pekerti dkk. (2006). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Univesitas Terbuka
44
Lampiran 1
45
Lampiran 2
SENI MUSIK
Standar Kompetensi
11. Mengapresiasi karya seni musik
I. Kompetensi Dasar :
11.1 Mengidentifikasi berbagai ragam lagu daerah Nusantara
V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Mengenalkan beberapa lagu daerah Nusantara
Kegiatan Inti
Eksplorasi
46
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
I. Penilaian
1. Tes Tertulis
Ketuntasan individu = x
47
( (-------------------------)
) NIP.
NIP.
Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )
SENI MUSIK
Standar Kompetensi
11. Mengapresiasi karya seni musik
I. Kompetensi Dasar :
11.3 Menampilkan sikap apresiatif terhadap berbagai musik/lagu wajib dan
daerah Nusantara
V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Mengenal beberapa musik/lagu wajib dan daerah Nusantara
48
Kegiatan Inti
Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:
I. Penilaian
1. Tes Tertulis
Ketuntasan individu = x
49
( (-------------------------)
) NIP.
NIP.
Lampiran 4
Latihan soal
50
Lampiran 5
Kunci jawaban
2. Seni musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan musik dan
a. Indonesia Raya
b. Indonesia Pusaka
c. Garuda Pancasila
a. Ampar-ampar pisang
b. Gundul-gundul pacul
c. Angin mamiri
a. Sarana hiburan
b. Saran upacara
c. Sarana tari
d. Sarana terapi
e. Sarana pendidikan
f. Sarana komersial
g. Sarana kretivitas
51
h. Sarana komunikasi
i. Saran menekspresikan diri
Lampiran 6
DOKUMENTASI
52
Lampiran 6
Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar
merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau
pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.
Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil
jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.
53
Palu, Mei 2019
Yang Membuat Pernyataan
Retna Afriana
Stb.A 401 12 147
I. UMUM
1. Nama :
a. Ayah :
54
b. Ibu :
5. Agama :
6. Alamat :
II. PENDIDIKAN
1. SD :
2. SMP :
3. SMA :
55