Anda di halaman 1dari 55

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proses pendidikan secara keseluruhan adalah proses belajar mengajar dengan

guru sebagai pemegang peran utama. Sebagai pengajar dan pendidik guru merupakan

salah satu faktor penentu keberhasilan setiap upaya pendidikan. Setiap adanya

inovasi pendidikan khususnya dalam kurikulum dan peningkatan sumber daya

manusia yang dihasilkan dari upaya pendidikan, selalu bermuara pada faktor guru.

Hal ini menunjukan bahwa betapa pentingnya guru dalam dunia pendidikan.

Secara formal guru sebagai pengelola pendidikan harus dapat mengupayakan

agar terjadi interaksi antara siswa dengan komponen-komponen lainnya seperti: guru,

metode, sarana dan prasarana serta lingkungan sekitarnya secara optimal. Siswa

belajar melalui informasi yang diperoleh dapat dipikirkan dan segala informasi

tersebut dapat lama diingat serta dapat bertahan pada pikiran siswa. Upaya untuk

lebih meningkatkan hasil belajar siswa, diantaranya dapat dilakukan melalui upaya

memperbaiki proses pembelajaran. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk

memiliki dan menggunakan model, metode, atau teknik pembelajaran.

Mata pelajaran Seni budaya dan Ketrampilan di tingkat sekolah dasar masih

terbatas pada kajian seni musik. Penyampaian materi yang bersifat teoritis, monoton

pada bacaan dalam buku materi pelajaran menimbulkan komunikasi satu arah, anak

cenderung pasif dengan mendengarkan ceramah yang disampaikan guru tanpa ada

aktifitas yang dapat menimbulkan keaktifan siswa. Sehingga berdampak pada hasil

belajar siswa menjadi rendah.

1
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan di SDN 25 PALU pada

pembelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan di kelas V, cenderung masih terpusat

pada pembelajaran yang menggunakan metode ceramah dalam penyajian materinya.

Karena menurut guru, metode ceramah merupakan metode yang paling mudah

dilaksanakan oleh setiap guru. Hal inilah yang menyebabkan banyak siswa

menganggap proses pembelajaran SBK itu adalah sesuatu yang membosankan,

monoton, kurang menyenangkan, terlalu banyak hafalan, kurang variatif dan

berbagai keluhan lainnya.

Dengan persepsi yang cenderung negatif terhadap mata pelajaran SBK ini,

maka dapat diduga hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU kebanyakan tidak

sesuai dengan potensi yang dimiliki siswa kelas V SDN 25 PALU yang

bersangkutan. Indikator yang dapat disimak antara lain: nilai rerata yang berhasil

dicapai siswa kelas IV SDN 25 PALU hanya mencapai angka 40, 56, dan 68.

Sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai siswa pada mata

pelajaran SBK adalah 70. Namun tentu ada juga siswa kelas V SDN 25 PALU yang

mampu mencapai nilai baik atau sangat baik namun ketika diambil nilai reratanya

baru mencapai nilai sedang.

Proses pembelajaran memiliki subjek yang diberi pelajaran (yaitu peserta

didik) dan subjek yang memberi pelajaran (yaitu pengajar atau guru). Mengajar dan

belajar merupakan suatu proses yang tidak dapat dipisahkan satu sama lainnya.

Pengertian ini menunjukkan bahwa yang aktif adalah siswa yang mengalami proses

belajar. Sedangkan guru hanya membimbing, menunjukkan jalan dengan

memperhatikan kepribadian dan kemampuan siswa, kesempatan untuk berbuat dan

aktif berfikir lebih banyak diberikan kepada siswa. Jadi pengajar itu bukan hanya

2
sekedar menyampaikan materi pelajaran melainkan suatu proses yang

membelajarkan siswa. Karena dalam proses pembelajaran ini, keaktifan siswa untuk

berfikir dan memecahkan masalah yang dihadapi merupakan hal yang utama.

Dalam pelaksanaan palajaran SBK di SD perlu adanya penerapan metode

pembelajaran yang tepat agar materi yang disampaikan dapat dipahami oleh siswa

dan siswa pun tidak lagi pasif dan merasa bosan dalam mengikuti proses

pembelajaran. Sebab, apabila metode mengajar yang digunakan guru dalam

mengelola proses pembelajaran tepat, maka peluang memperoleh hasil pembelajran

pada siswa sesuai dengan apa yang diharapkan.

Metode demonstrasi dalam pembelajaran SBK adalah cara yang di gunakan

untuk menjelaskan materi dengan memperagakan menampilkan suatu media

pembelajaran, misalnya media yang di gunakan dalam penelitian ini gambar–gambar

Technology, handphone, atau alat teknologi yang dapat di perhatikan kepada murid

sebagai aplikasi dari materi yang di pelajari. Media yang berkaitan dengan materi di

perlihatkan atau di demonstrasikan di depan murid agar murid dapat memahami

pelajaran bukan hanya berupa bacaan atau penyampaian dari guru saja.

Dengan demikian perlu dipilihkan metode pembelajaran sesuai dengan materi

ajar, sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hal tersebut

penulis akan mengadakan penelitian tentang “Pengaruh Penggunaan Metode

Demonstrasi terhadap Hasil Belajar Siswa pada Mata Pelajaran SBK Kelas V

SDN 25 PALU”.

3
1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka masalah dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut: Apakah penggunaan metode

demonstrasi berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran SBK kelas

V di SDN 25 PALU ?

1.3. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah yang telah di kemukakan di atas maka

tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini untuk mengetahui pengaruh

penggunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran

SBK di kelas V SDN 25 PALU.

1.4. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik langsung

maupun tidak langsung yaitu:

1. Bagi siswa, diharapkan dapat menjadi lebih termotivasi dan aktif dalam mengikuti

pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar khususnya dalam mata

pelajaran Seni Budaya dan Ketrampilan (SBK)

2. Bagi guru, diharapkan dapat meningkatkan kualitas proses dan hasil pembelajaran

dengan mengupayakan penggunaan metode demonstrasi dalam kegiatan belajar-

mengajar serta mampu meningkatkan kinerja dan profesionalisme guru dalam

menjalankan tugasnya.

4
3. Bagi sekolah, diharapkan dapat digunakan untuk mengambil suatu kebijakan yang

tepat dalam kaitannya sebagai upaya untuk perbaikan proses pembelajaran di

sekolah.

1.5. Batasan istilah

Untuk menghindari kesalahan penafsiran dalam penelitian ini, maka diberikan

batasan istilah berikut :

1) Hasil belajar dapat diartikan sebagai salah satu tingkat keberhasilan siswa dalam

mempelajari materi pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor

(nilai) yang diperoleh dari nilai tes hasil belajar siswa.

2) Metode demonstrasi adalah metode penyajian pelajaran dengan situasi atau

benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan yang model

mengajarnya dengan pendekatan visual agar siswa dapat mengamati proses,

informasi, peristiwa, alat dalam pembelajaran.

5
BAB II

KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

2.1 Penelitian yang Relevan

1) Marliana (2012), dalam penelitian berjudul “ penerapan metode demonstrasi

dalam upaya meningkatkan hasil belajar ipa pada siswa kelas IV SDN No.1

bukti indah kec. Rio pakava kabupaten Donggala Ilmu Pengetahuan Alam

(IPA) di sekolah Dasar seharusnya membuahkan hasil belajar berupa

perubahan pengetahuan, dan keterampilan yang sejalan dengan tujuan

kelembagaan sekolah Dasar, untuk mencapai hal tersebut dibutuhkan metode

pembelajar yang bisa membuat siswa memiliki pengalaman belajar atau

pembelajaran berpusat pada siswa (student centered). Salah satu metode yang

tepat untuk itu adalah metode demonstrasi dimana guru melakukan sesuatu

percobaan didalam kelas, mengamati prosesnya serta menuliskan hasil

percobaannya dan melaporkannya di depan kelas yang kemudian siswa

menirukannya. Berdasarkan hal tersebut penulis tertarik membahas tentang

“penerapan Metode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan Hasil Belajar

IPA Pada Siswa Kelas IV SDN No.1 Bukit indah kec.Rio pakava Kabupaten

Donggala”. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah penerapan

metode demonstrasi pada IV SDN No.1 Bukit indah dapat meningkatkan

hasil belajar IPA. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa penerapan metode dapat meningkatkan hasil

belajar IPA siswa kelas VI SDN No.1 bukit indah,hal ini membuktikan

dengan adanya peningkatan siswa dimana rata-rata aktivitas siswa pada siklus

I adalah sebesar 72,95 % dan pada siklus II sebesar 76,13 % atau rata-rata

6
aktivitas siswa baik. Selainitu dilihat juga pada ketuntasan hasil belajar siswa

yang memenuhi kriteria KKM SDN No.1 Bukit indah yakni 65%. Dimana

pada siklus I Sebesar 54,54% danpada siklus II 72,72%.

2) Noviyanti (2010) dalam penelitian berjudul “ peningkatan hasil belajar IPA

kelas VI SDN Inpres 12 baiya melalui metode demonstrasi. Permasalahan

utama pada permasalahan ini adalah rendahnya hasil belajar siswa pada mata

pelajaran IPA dikelas V SDN Inpres 12 baiya. Tujuan peneliti ini adalah

untuk meningkatkan hasil belajar IPA siswa kelas V SDN inpres 12 baiya

melalui metode demonstrasi. Penelitian ini dilaksanakan di SDN inpres 12

baiya dengan subyek penelitian adalah seluruh siswa kelas V SDN Inpres 12

baiya. Dalam penelitian ini digunakan jenis data kualitatif dan kuantitatif

yang diambil dengan teknik pengambilan data melalui lembar observasi tes

akhir tindakan dan lembar wawancara. Penelitian ini mulai dilaksanakan pada

Minggu pertama bulan januari 2010 selama 2 siklus. Pada siklus I

dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan materi pembelajaran yaitu magnet

dengan siklus II juga dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan materi

pembelajaran cahaya dan sifatnya. Hasil observasi menunjukan bahwa

penerapan metode demonstreasi baik digunakan dalam pembelajaran IPA

karna aktivitas guru dan siswa selama 2 siklus mengalami peningkatan dan

berada pada kategori baik . evaluasi hasil belajar siklus I menunjukan jumlah

siswa yang tuntas 27 siswa dan jumlah keseleluruhannya adalah 39 siswa

maka ketuntasan klasikal 69,2 %, sedangkan padasiklus II menunjukkan

jumlah siswa yang tuntas 33 siswa dari jumlah siswa seluruhnya adalah 39

siswa maka ketuntasan klasikal 84,6%. data ini menunjukkan bahwa

7
penerapan metode demonstrasi dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas

V SDN Inpres 12 baiya.

Tabel 2.1 Analisis penelitian.

No Nama Persamaan Perbedaan

1. Marliana 1.Variabel masalah yaitu 1. kajian pustaka

metode demonstrasi dan hasil 2. subjek penelitian

belajar 3. instrumen yang diberikan

2. Noviyanti 1.Variabel masalah yaitu 1. kajian pustaka

metode demonstrasi dan hasil 2.subjek penelitian

belajar 3.instrumen yang diberikan

Dari analisis penelitian di atas terdapat beberapa perbedaan antara penelitian

yang dilakukan oleh penulis dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh penelitian

lain. oleh karena itu penelitian yang berjudul “ pengaruh metode demonstrasi

terhadap hasil belajar siswa kelas V pada Mata Pelajaran SBK di SDN 25 PALU “

2.2 Kajian pustaka

2.2.1 Pengertian Metode demonstrasi

Sebelum menguraikan pengertian metode demonstrasi terlebih dahulu kita

harus pahami apa yang dimaksud dengan metode. Menurut Dra.Raestioyah.N.K

(dalam aswan, dkk 2006:74) “bahwa dalam kegiatan belajar mengajar guru harus

memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara efektif dan efisien, sehingga

8
mengena pada tujuan yang diharapkan. Salah satu langkah untuk memiliki strategi itu

adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian atau biasanya disebut metode

mengajar. Dengan demikian, metode mengajar adalah strategi pengajaran sebagai

alat untuk mencapai tujuan yang diharapkan.”

Menurut sanjaya (2006:152) metode demonstrasi adalah metode penyajian

pelajaran dengan situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar

tiruan. sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari penjelasan

secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya

sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran

lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk

mendukung keberhasilan strategis pembelajaran ekspositori dan inkuiri.

Penggunaan metode demonstrasi membuat proses penerimaan siswa terhadap

pelajaran akan lebih berkesan secara mendalam, sehingga membentuk pengertian

dengan baik dan sempurna. Siswa juga dapat mengamati dan memperhatikan apa

yang diperlihatkan selama pelajaran berlangsung.

Metode demonstrasi baik digunakan untuk membuat gambaran yang lebih

jelas tentang hal-hal yang berhubungan dengan proses mengatur sesuatu, proses

bekerjanya sesuatu, proses mengerjakan atau menggunakannya, komponen-

komponen yang membentuk sesuatu, membandingkan suatu cara dengan cara yang

lain, dan untuk mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Adapun langkah-langkah

menggunakan metode demonstrasi menurut Sanjaya (2006:153-154) adalah sebagai

berikut :

9
1) Tahap persiapan

1. Rumusan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi

berakhir, tujuan ini meliputi beberapa aspek seperti aspek pengetahuan,

sikap, atau keterampilan tertentu.

2. Persiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

Garis-garis besar langkah demonstrasi diperlukan sebagai panduan untuk

menghindari kegagalan.

3. Lakukan uji coba demonstrasi. Uji coba meliputi segala peralatan yang

diperlukan.

2) Tahap pelaksana

1. Langkah pembukaan:

1. Aturlah tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat

memperhatikan dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

2. Kemukaan tujuan apa yang harus dicapi oleh siswa.

3. kemukakan tugas-tugas apa yang harus dicapai oleh siswa, misalnya siswa

ditugaskan untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dari dari

pelaksanaan demonstrasi.

2. Langkah pelaksanaan demonstrasi:

1. Mulailah demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa

untuk berfikir, misalnya melalui pertanyaan-pertanyaan yang mengandung

10
teka-teki sehingga mendorong siswa untuk tertarik memperhatikan

demonstrasi.

2. Ciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana yang

menegangkan.

3. Yakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memperhatikan reaksi seluruh siswa.

4. Berikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut

sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi itu.

3. Langkah mengakhiri demonstrasi: apabila demonstrasi selesai dilakukan, proses

pembelajaran perlu diakhiri dengan memberikan tugas-tugas tertentu yang ada

kaitannya dengan pelaksanaan demonstrasi itu atau tidak. Selain memberikan tugas

yang relevan, ada baiknya guru dan siswa melakukan evaluasi bersama tentang

jalannya proses demonstrasi itu untuk perbaikkan selanjutnya.

Kelebihan dan kekurangan metode demonstrasi menurut sanjaya (2006:152-153)

adalah sebagai berikut:

1) Kelebihan metode demonstrasi

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme (pemahaman secara kata-

kata atau kalimat) akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung

memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar,tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

11
3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa

akan lebih meyakinkan kebenaran meteri pembelajaran materi.

2) Kelemahan metode demonstrasi

1) Metode ini memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan

yang memadai demonstrasi bisa gagal sehingga dapat menyebabkan metode

ini tidak dapat efektif lagi. Bahkan sering terjadi untuk menghasilkan

pertunjukan suatu proses tertertentu, guru harus beberapa kali mencobanya

terlebih dahulu, sehingga dapat memakan waktu banyak.

2) Demonstrasi memerlukan peralatan, bahan-bahan,dan tempat yang memadai

yang berarti penggunaan metode ini memerlukan pembiyaan yang lebih

mahal dibandingkan dengan ceramah.

3) Demonstrasi memerlukan kemampuan dan keterampilan yang khusus,

sehingga guru dituntun untuk kerja lebih profesional. Disamping itu,

demonstrasi juga memerlukan kemauan dan motivasi guru yang bagus untuk

keberhasilan proses pembelajaran siswa.

Dalam mengajar susut proses bahasan (materi) tertentu harus dipilih metode

pembelajaran yang sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh karna itu dalam

memilih suatu metode pembelajaran harus memiliki beberapa pertimbangan misalnya

materi pembelajaran, tingkat perkembangan kognitif siswa, dan sarana atau fasilitas

yang tersedia, sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditetapkan dapat tercapai.

Jadi hasil belajar siswa juga ditentukan oleh penggunaan metode yang tepat

dan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Dengan tercapainnya pembelajaran, maka

12
dapat dikatakan bahwa guru telah berhasil dalam mengajar. Keberhasilan suatu

pembelajaran akan dapat diketahui setelah diadakan evaluasi yang sesuai dengan

rumusan pembelajaran.

2.2.2 Pengertian belajar

Belajar Merupakan suatu proses usaha yang dilakukan oleh individu untuk

memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai

hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dalam lingkungannya’

(Slameto, 2003:2).

Menurut Hiebert dan Carpenter (Usman, 2001:18) belajar merupakan suatu

proses yang ditandai dengan dengan perubahan tingkah laku pada seseorang. Belajar

merupakan usaha yang dilakukan seseorang secara sadar sehingga ada perubahan

dalam dirinya, baik perubahan pengetahuan, keterampilan, maupun perubahan sikap

dan tingkah lakunya.

Jadi, belajar merupakan usaha yang dilakukan oleh seseorang secara sadar

sehingga ada perubahan dalam dirinya, baik itu perubahan pengetahuan,

keterampilan, maupun perubahan sikap dan tingkah lakunya. Orang yang belajar

harus mengalami perubahan pada semua aspek, baik itu kebiasaan, pengetahuan,

keterampilan ataupun sikapnya. Tentunya dengan belajar inilah yang membuat siswa

mengalami perubahan, misalnya perubahan tingkah laku dari tidak tahu menjadi

tahu.

2.2.3 Pengertian hasil belajar

13
Hasil belajar adalah kemampuan siswa yang dimiliki setelah menerima

pengalaman belajarnya. Proses penilaian terhadap hasil belajar dapat memberikan

informasi kepada guru tentang kemajuan siswa dalam mencapai tujuan dari proses

kegiatan belajar.

Sudjana (2004:22) membagi tiga macam hasil belajar yaitu : (1) keterampilan

dan kebiasaan; (2) pengetahuan dan pengertian; (3) sikap dan cita-cita yang masing-

masing golongan dapat diisi dengan bahan yang ada pada kurikulum sekolah.

Identifikasi wujud perubahan prilaku dan pribadi sebagai hasil belajar dapat

bersifat fungsional, struktural, material, substansial, dan behavioral. Untuk

memudahkan sistematikanya dapat digunakan penggolongan perilaku dalam

kawasan-kawasan kognitif, afektif, psikomotor. Ketiga kawasan tersebut memiliki

beberapa aspek. Ranah kognitif terdiri dari aspek pengamatan (perseptual), hafalan

(ingatan), pengertian (pemahan), aplikasi (penggunaan), analisis, sistetesis, evaluasi.

Ranah afektif terdiri dari aspek penerimaan, sambutan, penghargaan (apresiasi),

internalisasi (pendalaman), karakterisasi (penghayatan). Ranah psikomotorik terdiri

dari aspek keterampilan bergerak (bertindak), keterampilan ekspresi herbal dan non

herbal. Masing-masing aspek tersebut memiliki indikator sebagai berikut:

1. Ranah kognitif

1. Indikator pengamatan (perseptual) adalah dapat menunjukkan,

membandingkan, menghubungkan. Cara pengungkapannya adalah dengan

memberikan tugas, tes, dan melakukan observasi.

14
2. Indikator hafalan (ingatan) adalah dapat menyebutkan dan menunjukkan

lagi. Cara pengungkapannya dengan memberikan pertanyaan, tugas dan

tes.

3. Indikator pengertian dan pemahaman adalah dapat menjelaskan dan

mendefinisikan dengan kata-kata sendiri. Cara pengungkapannya adalah

dengan mengajukan pertanyaan, memberikan soal, tes tugas.

4. Indikator aplikasi (penggunaan) adalah dapat memberikan contoh dan

menggunakan dengan tepat.

5. Indikator sintesis adalah dapat menghubungkan,menyimpulkan dan

menggeneralisasikan.

6. Indikator evaluasi adalah dapat menginterpretasi, memberikan kritik,

memberikan pertimbangan penilaian.

2. Ranah efektif

1. Indikator penerimaan adalah bersikap menerima, menyetujui atau

sebaliknya.

2. Indikator sambutan adalah bersediah terlibat, berpartisipasi, memanfaatkan

atau sebaliknya.

3. Indikator penghargaan (apresiasi) adalah memandang penting, bernilai,

berfaedah indah, harmonis, kagum dan sebaliknya.

4. Indikator internalisasi (pendalaman) adalah mengaku, mempercayai,

meyakinkan atau sebaliknya.

5. Indikator karakterisasi (penghayatan) adalah melambangkan,

membinasakan, menjelmahkan, dalam peribadi dan perilakunya sehari-

hari.

15
3. Ranah psikomotor

1) Indikator keterampilan bergerak (bertindak) adalah koordinasi mata,

tangan dan kaki.

2) Indikator keterampilan verbal dan non verbal adalah gerak, mimik dan

ucapan.

Ranah kognitif dapat diungkapkan dengan memberikan tugas, soal,

mengajukan pertanyaan dan melakukan observasi. Ranah afektif dapat diungkapkan

dengan mengajukan pertanyaan, tes tindakan dan melakukan observasi.

Ketiga ranah di atas menjadikan objek penilaian hasil belajar. Dari ketiga

ranah tersebut, ranah kognitiflah yang paling banyak di nilai oleh guru disekolah

karena berkaitan dengan kemampuan para siswa dalam menguasai pelajaran.

Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang sangat penting

karena melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam

proses belajar yang ia lakukan di dalam kelas.

2.2.4 Mata Pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan

Kurikulum pendidikan di Indonesia memasukkan pendidikan seni dalam mata

pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan. Kemudian pendidikan seni dibagi menjadi

beberapa bidang seni. Istilah umum pendidikan seni terdiri dari mata pelajaran tari,

drama, musik, media, dan seni rupa. Pendidikan seni di sekolah dasar tercantum

dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) tahun 2006 dengan sebutan

Seni Budaya dan Keterampilan (SBK).

16
Bambang Soehendro (2006:186) menyatakan bahwa mata pelajaran Seni
Budaya dan Keterampilan bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan keterampilan,
menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan keterampilan,
menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan keterampilan, menampilkan
peran serta dalam seni budaya dan keterampilan dalam tingkat lokal, regional,
maupun global.

Mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan meliputi aspek seni rupa, seni

musik, seni tari, seni drama, dan keterampilan. Seni rupa mencakup pengetahuan,

keterampilan, dan nilai dalam menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung,

ukiran, cetak-mencetak, dan sebagainya. Seni musik, mencakup kemampuan untuk

menguasai olah vokal, memainkan alat musik, apresiasi karya musik. Seni tari,

mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan tanpa rangsangan

bunyi, apresiasi terhadap gerak tari. Seni drama, mencakup keterampilan pementasan

dengan memadukan seni musik, seni tari dan peran. Keterampilan, mencakup segala

aspek kecakapan hidup (life skills) yang meliputi keterampilan personal,

keterampilan sosial, keterampilan vokasional dan keterampilan akademik. Kamaril

(2007:15) menyatakan bahwa seni adalah estetika, estetika adalah keindahan.

Menurut Hiusman (Sahman, 1993:11) menjelaskan seni itu dapat dikonsepsi

antara lain sebagai kegiatan meniru alam, kegiatan bermain-main dengan bentuk

seni. Seni lahir sebagai sarana pemenuhan keinginan keinginan bawah sadar.

Sedangkan Pamadhi (2010:14) menyatakan pula bahwa seni adalah ekspresi jiwa

manusia yang tertuang dalam berbagai bentuk karya seni. Karya seni merupakan

perwujudan terselubung dari keinginan bawah sadar itu.

Kamaril (2007:25) menjelaskan bahwa “seni rupa adalah bentuk ungkapan

yang dinyatakan melalui media rupa”. Dapat dikatakan bahwa seni rupa adalah

bentuk ungkapan yang dicurahkan melalui media rupa (visual) menjadi karya

17
dwimatra dan trimatra. Kamaril (20017:10) menjabarkan “jenis karya seni rupa

antara lain, gambar/lukisan, seni grafis, seni patung, keramik, dan seni rupa terapan”.

Gambar/lukisan merupakan jenis karya seni rupa dwimatra. Menggambar

merupakan proses perekaman objek ke dalam bidang dua dimensi. Sedangkan seni

lukis cenderung mengekspresikan konseptual seniman melalui media ungkap dan

teknik berdasarkan prinsip-prinsip seni rupa. Seni rupa terapan dapat dibedakan

menjadi dua bagian, yakni seni kriya dan desain. Seni kriya biasanya dibuat dengan

dibuat dengan tujuan untuk melestarikan tradisi berkesenirupaan suatu daerah atau

suatu bangsa. Sedangkan desain diciptakan dengan tujuan untuk memenuhi

kebutuhan konsumen akan produk-produk seni.

2.3 Kerangka pemikiran

Menurut Daryanto (2009:2) belajar ialah suatu prosess usaha yang dilakukan

seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya.

Proses aktivitas pembelajaran harus melibatkan seluruh aspek psikofisis

peserta didik, baik jasmani maupun rohani sehingga akselerasi perubahan perubahan

perilakunya dapat terjadi secara cepat, tepat, mudah dan benar,baik berkaitan dengan

aspek-aspek kognitif, afektif, maupun psikomotorik.

Proses belajar adalah serangkaian aktivitas yang terjadi pada pusat saraf

individu yang belajar. Proses belajar terjadi secara abstrak, karna terjadi secara

mental dan tidak dapat diamati. oleh sebab itu proses belajar tidak hanya diamati jika

ada perubahan perilaku dari seseorang yang berbeda dengan sebelumnya. Perubahan

perilaku tersebut bisa dalam pengetahuan, afektif maupun psikomotoriknya.

18
Metode adalah cara yang dalam fungsinya merupakan alat untuk mencapai

tujuan. Makin tepat metodenya, diharapkan makin efektif pula pencapaian tujuan

tersebut. Tetapi khususnya dalam bidang pengajaran disekolah, ada beberapa faktor

lain yang ikut berperan dalam menentukan efektivitasnya metode mengajar, antara

lain adalah faktor guru itu sendiri, faktor anak dan faktor situasi (lingkungan belajar).

Pengetahuan mengenai metode-metode pengajaran sangat penting bagi para

guru ataupun calon guru. Metodologi pengajaran pada hakikatnya merupakan

penerapan prinsip-prinsip psikologi dan prinsip-prinsip pendidikan bagi

perkembangan anak didik.

Metode demonstrasi adalah suatu cara penyajian informasi dalam PBM

dengan mempertunjukkan tentang cara melakukan sesuatu disertai penjelasan secara

visual dari proses dengan jelas. Tujuannya yaitu demonstrasi menunjukkan urutan

proses yang sulit dijelaskan dengan kata-kata atau demonstrasi menunjukkan kepada

peserta didik bagaimana melakukan suatu kegiatan tertentu secara benar dan tepat.

Dalam proses pembelajaran, hasil belajar merupakan hal yang sangat penting

karena melalui hasil belajar dapat diketahui sejauh mana keberhasilan siswa dalam

proses belajar yang mereka lakukan di dalam kelas.

2.4 Hipotesis Tindakan

Hipotesis adalah pernyataan atau jawaban bersifat sementara terhadap

permasalahan penelitian sampai terbukti kenyataannya. Sehubungan dengan hal

tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut :

19
Ho :Tidak ada Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil

Belajar Siswa Pada Pelajaran SBK SDN 25 PALU.

Ha :Ada Pengaruh Penggunaan Metode Demonstrasi Terhadap Hasil Belajar

Siswa Pada Pelajaran SBK SDN 25 PALU.

20
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti yaitu penelitian kuantitatif.

Penelitian ini termaksud penelitian korelasi, penelitian korelasi adalah penelitian

yang melibatkan tindakan pengumpulan data untuk menentukan apakah ada pengaruh

antara dua variabel atau lebih. Adanya pengaruh dan tingkat variabel ini penting

karena bertujuan untuk mengetahui pengaruh antara dua variabel yaitu pengaruh

penggunaan Metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas V di SDN 25

PALU.

3.2 Rancangan Penelitian

Secara sederhana rancangan peneliti ini dapat digambarkan sebagai berikut:

X Y

Keterangan :

X : Metode Demonstrasi

Y : Hasil Belajar Siswa

: Pengaruh antara metode demonstrasi dan hasil belajar siswa

21
3.3 Tempat dan Waktu Penelitian

Adapun tempat ini dilaksanakan di SDN 25 PALU. Sedangkan,Waktu

pelaksanakan penelitian ini berlangsung pada ajaran 2016/2017.

3.4 Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah suatu sifat atau nilai dari orang, obyek atau

kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya. (Sugiono,2009:38-39). Variabel

yang akan diukur dalam penelitian ini adalah:

1) Variabel Independent sering disebut sebagai variabel stimulus, predikator,

antecendent. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang

menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat).

Variabel bebas dalam penelitian ini adalah metode Demonstrasi sebagai

variabel X, dengan indikator: (1) Pemahaman. (2) Sikap mental. (3) Perilaku.

Penelitian ini diukur dengan menggunakan angket siswa.

2) Variabel Dependen ini sering disebut sebagai variabel output, kriteria,

konsekuen. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruh atau yang menjadi

akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini

adalah hasil belajar siswa seluruh mata pelajaran sebagai variabel Y yang

diukur dengan nilai rata-rata siswa/nilai raport.

3.5 Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

3.5.1 Populasi

22
Pengumpulan informasi atau data dalam penelitian pada dasarnya dilakukan

dengan meneliti seluruh objek, yang diharapkan dapat memberikan informasi dan

data yang dibutuhkan, semua data yang dibutuhkan nantinya dapat dijadikan sebagai

bahan untuk membahas persoalan utama mengenai objek yang sedang dikaji dan

berfungsi sebagai populasi.

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa di SDN 25PALU yang

berjumlah 112 siswa, terdiri atas 59 laki-laki dan 53 perempuan. Berikut ini

dikemukakan distribusi jumlah siswa menurut kelas sebagai berikut :

Tabel 3.1 Distribusi Siswa-siswi SDN 25 PALU

No Kelas Siswa/siswi Jumlah

Laki-laki Perempuan

1 I 8 10 18

2 II 12 11 23

3 III 11 13 24

4 IV 12 6 18

5 V 13 7 20

6 VI 9 5 14

JUMLAH 59 53 112

Sumber data : Kantor SDN 25 PALU

3.5.2 Sampel

23
Mengingat banyaknya jumlah siswa yang menjadi populasi dalam penelitian

ini, maka peneliti mengambil sampel berdasarkan Suharsimi Arikunto(2002:107)

“Apabila subjek kurang dari 100 lebih baik diambil semua, jika jumlah subjeknya

besar dapat diambil antara 10-15% atau 20-25% sampel dalam penelitan ini adalah

kelas V yang berjumlah 20 siswa SDN 25 PALU.

3.5.3 Teknik Pengambilan Sampel

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah purposive

sampling, yaitu”teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu”. Teknik ini

bisa diartikan sebagai suatu proses pengambilan sampel dengan menentukan terlebih

dahulu jumlah sampel yang hendak diambil. Kemudian pemilihan sampel dilakukan

dengan berdasarkan tujuan-tujuan tertentu asalkan tidak menyimpang dari ciri-ciri

sampel yang ditetapkan. Mengingat jumlah subjek yang sangat besar maka dalam

penelitian ini akan diambil sampel 17,02% yaitu kelas V yang berjumlah 20 siswa

SDN 25 PALU.

3.6 Jenis dan Sumber Data

3.6.1 Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data

sekunder. Data primer adalah data yang berupa jawaban langsung dari informan

berupa hasil pengisian angket. Data sekunder adalah data yang dikumpulkan dari

sumber data yang terkait. Data sekunder dalam penelitian ini salah satunya berupa

dokumentasi hasil belajar yaitu nilai raport siswa dan data lainnya yang berkaitan

dengan penelitian.

24
3.6.2 Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah SDN 25 PALU baik data dari peserta

didik maupun guru.

3.7 Teknik Pengumpulan Data

1). Observasi

Teknik observasi dalam penelitian ini dilakukan dengan mengadakan

pengamatan terhadap objek yang akan diteliti untuk mendapatkan data yang di

perlukan dalam penelitian, termasuk data siswa berupa daftar jumlah siswa.

2). Angket

Angket adalah suatu cara pengumpulan data melalui daftar pernyataan tertulis

yang diajukan kepada responden dengan memilih salah satu dari beberapa alternatif

jawaban yang disediakan pada tiap-tiap pernyataan. Jenis angket yang digunakan

dalam penelitian ini adalah menggunakan skala likert, skala likert adalah skala yang

digunakan untuk mengukur persepsi, sikap atau pendapat seseorang atau kelompok

mengenai sebuah peristiwa atau fenomena sosial. Penggunaan angket dalam

penelitian ini untuk mengetahui pengaruh motivasi terhadap hasil belajar siswa SDN

25 PALU.

3). Dokumentasi

25
Teknik ini dilakukan untuk mencatat hal-hal yang bersifat dokumentasi yang

erat kaitannya dengan masalah yang diteliti. Adapun jenis dokumentasi yaitu nilai

raport siswa.

3.8 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket yang

digunakan untuk mengungkapkan bagaimana pengaruh motivasi belajar dan hasil

belajar siswa. Angket terdiri 20 item pernyataan, dengan menggunakan alternatif

pilihan jawaban yaitu sangat setuju(SS), setuju(S), tidak setuju(TS), sangat tidak

setuju(STS). Pilihan jawaban (SS) mendapat skor 4, (S) mendapat skor 3, (TS)

mendapat skor 2, (STS) mendapat skor 1. Maka nilai tertinggi dalam angket ini 20 x

4 = 80 dan jumlah skor skor terendah adalah 20 x 1 = 20.

3.9 Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

3.9.1 Teknik Pengolahan Data

Data yang sudah terkumpul dalam bentuk kualitatif, selanjutnya diolah

menjadi data kuantitatif yakni dengan cara memberikan bobot pada setiap jawaban

angket yang telah di isi caranya adalah sebagai berikut:

a. Sangat Setuju :4

b. Setuju :3

c. Tidak Setuju :2

d. Sangat Tidak Setuju :1

26
3.9.2 Analisi Data

1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah gambaran presentase pencapaian bobot pada

masing – masing variabel dengan kategori sebagai berikut:

80 – 50 = Tinggi

50 – 20 = Rendah

Selanjutnya untuk mengetahui presentase pencapaian setiap klasifikasi

digunakan rumus sebagai berikut:

f
P= x 100%
n

(Anas Sudijono:1997:40)

Keterangan : P = presentase

F= jumlah frekuensi

N= jumlah sampel

1. Analisis inferensial

Untuk mengetahui ada pengaruh antara motivasi dengan hasil belajar siswa, maka

data yang diperoleh selanjutnya dianalisis dengan menggunkan analisis statistik yaitu

uji t-score dengan rumus sebagai berikut:

Mx−My
t= (Sutrisno Hadi, 2004:77)
SDbm

27
Keterangan :

Mx : Mean dari sampel X

My : Mean dari sampel Y

SDbm : Standar kesalahan berbeda mean

Hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh

motivasi terhadap hasil belajar siswa SDN 25 PALU. Untuk menentukan hipotesis

(Ho) tersebut diterima atau ditolak maka t hitungdikonsultasikan dengan harga kritik

pada ttabel dengan taraf kepercayaan 95% dengan sampel 20 jika t hitung > t tabelmaka

Ho ditolak. Jika t hitung < t tabelmaka Ho diterima.

28
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

4.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian

Sekolah ini memiliki 6 ruangan kelas yang terdiri dari 1 ruangan kelas I, 1

ruangan kelas II, 1 ruangan kelas III, 1 ruangan kelas IV, 1 ruangan kelas V dan 1

ruangan kelas 6. Dilengkapi dengan fasilitas sekolah yaitu kantor, ruang kepala

sekolah, ruang dewan guru, ruang tata usaha, ruang perpustakaan, Wc dan lapangan

olah raga yaitu lapangan Bulutangkis dan volly. Semuanya dapat menunjang siswa

sesuai dengan minat dan bakat sesuai dengan bidangnya masing-masing.

4.1.2 Tahap Persiapan

Persiapan awal sebelum melakukan penelitian ini dilaksanakan, diadakan

persiapan-persiapan sebagai berikut:

1. Menentukan objek penelitian

Menentukan objek penelitian dilakukan dengan melihat proses pembelajaran

dimana siswa mengalami kesulitan dalam mengikuti pelajaran SBK dikarenakan

dalam mengajar guru kurang optimal dalam menggunakan metode di dalam

29
menyampaikan pelajaran contohnya guru hanya menggunakan metode ceramah

sehingga membuat siswa cenderung bosan dan pembelajaran menjadi kurang efektif.

2. Persiapan dan instrument penelitian

Dalam penelitian ini ada beberapa instrument yang dilakukan untuk

mengumpulkan data tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar

siswa kelas V pada pembelajaran SBK adapun instrument yang digunakan adalah

sebagai berikut tes yaitu tes awal pre-test dan tes akhir post test dan dokumentasi.

Pre-tes dan post test dilaksanakan 4 kali pertemuan dikelas. Untuk pre-test

dilaksanakan pada tanggal 23 februari 2017 tujuan peneliti melakukan tes awal (pre-

test) untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi “seni musik” dengan

menggunakan metode ceramah, sedangkan post-test dilaksanakan pada tanggal 3

maret 2017 tujuan peneliti melakukan tes akhir (post-test) untuk mengetahui

pemahaman siswa terhadap materi ” seni musik”

4.1.3 Penyajian Data

Penelitian ini menyajikan data hasil penelitian yang telah dilaksanakan oleh

peneliti tentang pengaruh metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa. Penelitian

ini menggunakan teknik pre-test-pos-test yang bertujuan untuk mengetahui pengaruh

penngunaan metode demonstrasi terhadap hasil belajar SBK siswa kelas V SDN 25

PALU.

. Penelitian ini dilaksanakan di SDN 25 PALU kelas V yang berjumlah 20

siswa. Data penelitian ini diperoleh dari data hasil pre-test dan post-test. Pre-test

merupakan data awal yang diperoleh sebelum siswa diberi perlakuan dengan

menggunakan metode demonstrasi. Sedangkan post-test merupakan data akhir yang

diperoleh setelah siswa diberi perlakuan dengan menggunakan metode demonstrasi.

30
Pre-test dan Post-test dilaksanakan dengan 4 kali pertemuan di kelas. Tujuan

peneliti melakukan tes awal untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi

pada tes awal ini menggunakan metode ceramah dengan materi seni musik

khususnya lagu daerah dan nasional ini berbentuk pilihan isian yang terdiri dari 5

butir soal dengan indikator soal:

Post-test dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 1 maret 2016 dan Rabu,

tanggal 3 maret 2016, peneliti melaksanakan kegiatan belajar mengajar dikelas V

SDN 25 PALU dengan materi lagu daerah, pada proses belajar mengajar diterapkan

pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi dengan mengikuti rencana

pelaksanaan pembelajaran, kemudian peneliti melakukan tes akhir kepada siswa

terkait dengan pembelajaran yang telah diajarkan dengan memberikan soal isian yang

berjumlah 5 dengan indikator soal: 1. Mengetahui pengertian seni ,2 . mengetahui

pengertian seni musik, 3, dapat menyebutkan contoh lagu nasional, 4. Dapat

menyebutkan contoh lagu daerah, 5. Dapat menyebutkan fungsi seni musik.

4.1.4 Analisis Deskriptif pre-test dan post-test

1) Deskriptif data tes awal (pre-test)

Deskriptif data tes awal hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU tercantum

dalam table berikut:

Tabel 4.1: Hasil analisis tes sebelum menggunakan metode demonstrasi


Ketuntasa
Skor tiap butir soal Skor
n individu
No Nama Siswa perole Nilai
Tida
1 2 3 4 5 han Ya
k
1 I Wayan Rai Purnawan 0 0 0 0 0 0 0 √
2 I nyoman Abdi Satya 10 0 0 0 0 10 10 √
3 Awan saputra 10 10 0 0 0 20 20 √
4 Andika Setiawan 10 10 0 0 0 20 20 √
5 Igung Adnyana Putra 20 20 20 20 20 100 100 √

31
6 I Made Bayu Pramana 10 10 20 10 0 50 50 √
7 I Wayan Eka Raditya 20 20 20 10 0 70 70 √
8 Rio Artayasa 10 10 10 10 10 50 50 √
9 Rena Raditya 20 20 20 20 20 100 100 √
10 Ryan Arya Adiguna 10 10 20 10 10 60 60 √
11 I Kadek Setiawan 10 10 10 10 0 40 40 √
12 Trisna Mega Putra 20 10 10 10 10 60 60 √
13 Kadek Wipradana 10 10 20 10 10 60 60 √
14 Daivi Savitri 20 20 20 10 20 90 90 √
15 Helda Yanti 20 20 20 20 20 100 100 √
16 Intan Puspa Dewi 10 10 0 10 0 30 30 √
17 Ica Herlina Sari 10 20 20 20 20 90 90 √
18 Mellby Wihilda 20 10 20 10 20 80 80 √
19 Ninda Tirta Sari 20 20 20 10 10 80 80 √
20 Rica Astuti 0 20 20 10 0 50 50 √
Jumlah 1.160 1.160
Skor rata-rata 58
Presentase ketuntasan belajar 40
Presentase ketidak tuntasan 60

Berdasarkan tabel 4.1 tes awal (pre-tes), data hasil belajar siswa kelas V SDN

25 PALU . Dari jumblah 20 orang siswa dengan kriteria ketuntasan minimal

Kurikulum KTSP di kelas V SDN 25 PALU adalah 70. Siswa yang tuntas dalam tes

awal (pre-tes) sebanyak 8 orang siswa, dan sebanyak 12 orang siswa yang tidak

tuntas, banyaknya siswa yang tidak tuntas di karenakan adanya kelemahan dari

media yang digunakan pada proses pembelajaran sehingga siswa kurang tertarik

dalam mengikuti pelajaran. Hal ini berdampak pada banyaknya siswa yang tidak

tuntas. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh oleh, Igung Adnyana Putra, Rena

Raditya dan Helda Yanti kemudian untuk nilai terendah adalah 0 yang diperoleh oleh

I wayan Rai Purnawan. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 58 dengan persentase

ketuntasan yaitu 40%.

1) Deskriptif data tes akhir (pos-test)

32
Deskriptif data tes akhir hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU

tercantum dalam table berikut:

Tabel 4.2: Hasil analisis tes sesudah menggunakan metode demonstrasi


Skor
Ketuntasa
Skor tiap butir soal perole Nilai
n individu
No Nama Siswa han
Tida
1 2 3 4 5 Ya
k
1 I Wayan Rai Purnawan 0 15 0 0 0 15 15 √
2 I nyoman Abdi Satya 20 20 20 0 0 60 60 √
3 Awan saputra 20 15 20 10 0 65 65 √
4 Andika Setiawan 20 20 20 0 0 60 60 √
5 Igung Adnyana Putra 20 20 20 20 20 100 100 √
6 I Made Bayu Pramana 20 20 20 0 20 80 80 √
7 I Wayan Eka Raditya 20 20 20 0 15 75 75 √
8 Rio Artayasa 20 20 20 0 20 80 80 √
9 Rena Raditya 20 20 20 20 20 100 100 √
10 Ryan Arya Adiguna 20 10 20 10 10 70 70 √
11 I Kadek Setiawan 10 20 20 10 10 70 70 √
12 Trisna Mega Putra 20 20 20 10 10 80 80 √
13 Kadek Wipradana 20 20 20 10 10 80 80 √
14 Daivi Savitri 20 20 20 0 15 75 75 √
15 Helda Yanti 20 20 20 20 20 100 100 √
16 Intan Puspa Dewi 20 20 20 20 20 100 100 √
17 Ica Herlina Sari 20 20 20 10 15 85 85 √
18 Mellby Wihilda 20 20 20 0 15 75 75 √
19 Ninda Tirta Sari 20 20 20 10 10 80 80 √
20 Rica Astuti 20 20 20 0 15 75 75 √
Jumlah 1.525 1.525
Skor rata-rata 76,25
Presentase ketuntasan belajar 80
Presentase ketidak tuntasan 20

Berdasarkan tabel 4.2 tes akhir (post-test),data hasil belajar siswa kelas V

SDN 25 PALU setelah menggunakan Power point yaitu, dari 20 orang siswa dengan

33
kriteria ketuntasan minimal Kurikulum KTSP di Kelas V SDN 25 PALU adalah 70.

Siswa yang tuntas dalam tes akhir (post-test) sebanyak 16 orang siswa dan sebanyak

4 orang siswa yang tidak tuntas, dari hasil analisis menunjukan adanya peningkatan

hasil belajar siswa dari tes sebelumnya (pre-test) hal ini dikarenakan kesesuaian

metode demonstrasi yang digunakan dengan materi yang dibawakan sehingga belajar

menjadi lebih menarik menyenangkan sehingga bisa mempengaruhi hasil belajar

siswa. Nilai tertinggi yaitu 100 yang diperoleh oleh Igung Adnyana Putra, Rena

Raditya, Helda Yanti dan Intan Puspa Dewi kemudian nilai terendah adalah 15

diperoleh oleh I Wayan Rai Purnawan. Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,5

dengan persentase ketuntasan adalah 80%. Selanjutnya data hasil belajar siswa

sebelum menggunakan metode demonstrasi (pre-tes) dan sesudah menggunakan

metode demonstrasi (Pos-tes ) dikelompokan dalam tabel dan akan dihitung

selisihnya. Lebih jelasnya tercantum dalam tabel 4.3 sebagai berikut.

Tabel 4.3 : Data Hasil Pre-tes dan Post-Test


D D
No X Y
(Y-X) (D-MD)
1 0 15 15 -3,25 10,5625
2 10 60 50 31,75 1008,063
3 20 65 45 26,75 715,5625
4 20 60 40 21,75 437,0625
5 100 100 0 -18,25 333,0625
6 50 80 30 11,75 138,0625
7 70 75 5 -13,25 175,5625
8 50 80 30 11,75 138,0625
9 100 100 0 -18,25 333,0625
10 60 70 10 -8,25 68,0625
11 40 70 30 11,75 138,0625
12 60 80 20 1,75 3,0625
13 60 80 20 1,75 3,0625
14 90 75 -15 -33,25 1105,563
15 100 100 0 -18,25 333,0625
16 30 100 70 51,75 2678,063
17 90 85 -5 -23,25 540,5625

34
18 80 75 -5 -23,25 540,5625
19 80 80 0 -18,25 333,0625
20 50 75 25 6,75 45,5625
∑ 1160 1525 365 0 9113,75

Untuk mencari nilai mean deviasi (MD) adalah sebagai berikut:

∑D
MD = N

365
MD =
20

MD = 18,25

Berdasarkan tabel 4.3 diatas diperoleh hasil keseluruhan pre-test adalah (

∑ X = 1160) sedangkan jumlah keseluruhan post-test adalah ( ∑ Y = 1525), nilai


beda dari pre-test (x)dan post-test (y) sebesar ∑d = 0 dan nilai varians dari pre-test (x)

dan post-test (y) adalah ∑d2 = 9113,75

Selanjutnya dilakukan perhitungan pada uji-t dengan rumus sebagai berikut:

MD

√ ∑d
2

t= N ( N−1 )

18 ,25


9113 , 75
t = 20(20−1)

18 ,25


9113 , 75
t = 20(19 )

35
18 ,25

t= √ 9113 , 75
380

18,25
t = √23,98

18.25
t = 4,8

t = 3,802 (Sumber: Arikunto, 2006:86)

Dari perhitungan statistik diperoleh thitung 3,802 dengan menggunakan taraf

signifikan 5% dari d.b = (N-1) = 20-1 = 19, diperoleh nilai ttabel sebesar 2,093. Hal ini

berarti bahwa nilai thitung lebih besar daripada ttabel atau 3,802 > 2,093.

4.1.5 Pembuktian Hipotesis

Langkah awal untuk menginterprestasikan t hitung, dengan menentukan

hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) penelitian. Untuk penelitian ini,

hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternatif (Ha) adalah sebagai berikut :

Ho = Tidak terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 25 PALU.

Ha = Terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan menggunakan metode

demonstrasi pada mata pelajaran SBK kelas V SDN 25 PALU.

Sebagai dasar pengambilan keputusan signifikan hasil t-hitung adalah

sebagai berikut :

1) Apabila t-hitung > t-tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima

2) Apabila t-hitung < dari t-tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak

36
3) Dengan derajat kebebasan d.b = N-1 pada taraf signifikan 5% (α = 0,05)

Berdasarkan hasil tersebut maka hiposesis menyatakan Terdapat pengaruh

hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran

SBK kelas V SDN 25 PALU “diterima”, dengan demikian ada pengaruh penggunaan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa.

4.2 Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh penggunaan

metode demonstrasi terhadap hasil belajar siswa kelas V SDN 25 PALU dengan

jumblah sampel sebanyak 20 orang siswa dimana 13 orang siswa laki-laki dan 7

orang siswa perempuan.

Penelitian dilakukan dengan melihat hasil belajar siswa dengan menggunakan

tes hasil belajar (THB) hal ini sesuai dengan pendapat Goodneough dalam Sudijo

(2009:66) adalah “suatu tugas atau serangkaian tugas yang diberikan kepada

induvidu atau kelompok induvidu. Dengan maksud untuk membandingkan

kecakapan mereka satu dengan yang lainnya”. Hal yang diamati adalah untuk melihat

perbedaan hasil belajar pada Pre-test yang menggunakan metode ceramah dan media

gambar di dalam buku pelajaran dan post-test yang menggunakan metode

demonstrasi, tes hasil belajar dengan bentuk tes tertulis yang berjumlah 5 soal esai

dalam masing-masing tes.

4.2.1 Penerapan Metode Demonstrasi dalam proses pembelajaran SBK

Penelitian ini termasuk penelitian yang proses pengambilan datanya dibuat

dengan cara memberikan respon kepada objek (responden) atau pengaruh sehingga

responden memperoleh pengaruh respon yang diberikan. Artinya penelitian ini

37
dilaksanakan untuk mendapatkan pengaruh dari metode demonstrasi terhadap hasil

belajar siswa. Menurut sanjaya (2006:152) metode demonstrasi adalah metode

penyajian pelajaran dengan situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya

sekedar tiruan. sebagai metode penyajian, metode demonstrasi tidak lepas dari

penjelasan secara lisan oleh guru.

4.2.2 Hasil belajar siswa pada pembelajaran SBK pada pre-test dan post-test

Hasil belajar siswa pada saat Pre-test dengan hanya menggunakan metode

ceramah menunjukan hasil belajar siswa masih rendah yaitu dari 20 orang siswa

kelas V SD Inpres 1 Suli di peroleh 8 orang siswa yang tuntas dan 12 orang siswa

yang belum tuntas.Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 58 dengan persentasi

ketuntasan 40% dan 60 % belum tuntas.

Hasil berlajar yang masih rendah ini karena adannya kelemahan dalam

pemanfaatan media. Dalam proses pembelajaran Pre-tes guru cenderung

menggunakan metode ceramah dalam menyampaikan materi pelajaran yang

membuat siswa merasa kurang tertarik .Ketika guru menjelaskan siswa tidak

sepenuhnya memperhatikan pembelajaran siswa memperhatikan guru yang sedang

berbicara di depan kelas,conthnya guru sedang menjelaskan materi tyang ada di buku

siswa, hanya ada beberapa siswa yang memperhatikan dan sebagian besar siswa

memperhatikan guru yang berbicara.

Hasil belajar siswa pada saat Post-test dengan menggunakan metode

demonstrasi menunjukkan adanya kemajuan yang di alami siswa hal itu dapat di lihat

dari adanya peningkatan hasil belajar siswa yaitu dari 20 siswa kelas V SDN 25

PALU di peroleh 16 orang siswa yang tuntas dan 4 orang siswa yang belum tuntas.

38
Skor rata-rata hasil belajar siswa adalah 76,5 dengan persentasi ketuntasan adalah

80% dan 20% belum tuntas.. Pengunaan metode dalam proses pembelajaran ini

membuat siswa lebih fokus dan lebih tertarik dalam mengikuti proses belajar.

Menurut sanjaya (2006:152-153) Kelebihan metode demonstrasi adalah sebagai

berikut

1. Melalui metode demonstrasi terjadinya verbalisme (pemahaman secara kata-

kata atau kalimat) akan dapat dihindari, sebab siswa disuruh langsung

memperhatikan bahan pelajaran yang dijelaskan.

2. Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tak hanya

mendengar,tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi.

3. Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan

untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. Dengan demikian siswa

akan lebih meyakinkan kebenaran meteri pembelajaran materi.

4.2.3 Perbandingan hasil belajar pre-test dan post-test

Berdasarkan pengujian hipotesis mebuktikan bahwa rata-rata nilai hasil

belajar siswa sebelum menggunakan Power point adalah 58, sedangkan setelah

menggunakan media Power point nilai rata-rata hasil belajar siswa mengalami

peningkatan yaitu 76,5. Jadi, selisih rata-rata hasil belajar siswa dengan dengan

menggunakan media gambar dibuku pelajaran dan menggunkan media Power point

adalah 18,5 maka diperoleh adanya peningkatan hasil belajar setelah menggunakan

media gambar yang konstektual.

Hasil perhitungan uji t dimana thitung lebih besar dari ttabel atau 3,802 > 2,093

pada taraf signifikan 5 % dengan drajat perbedaan (d.b) = 20-1 =19, maka hipotesis

39
nol (H0) yang menyatakan tidak terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 25

PALU . “ditolak”, sehingga hipotesis alternative (Ha) “diterima”. Jadi dengan

demikian hipotesis yang menyatakan terdapat pengaruh hasil belajar siswa dengan

menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran SBK di kelas V SDN 25

PALU “diterima”.

Berdasarkan hasil analisis data tersebut, diperoleh kesimpulan bahwa

hipotesis penelitian yang diajukan peneliti diterima, karena dalam penelitian ini dapat

membuktikan adanya peningkatan hasil belajar siswa di kelas V SDN 25 PALU

pada mata pelajaran IPA dengan menggunakan metode Demonstrasi

40
BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian maka dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut: Hasil analisis dan pembahasan hasil penelitian ini

menunjukan bahwa thitung lebih besar dari ttabel atau thitung> ttabel. Adapun thitungnya adalah

3,802 sedangkan ttabel pada taraf signifikan 5%, d.b (N-1) = 20-1 = 19 adalah 2,093.

Sehingga Ho dalam penelitian ini ditolak dan Ha diterima artinya terdapat pengaruh

hasil belajar siswa dengan menggunakan metode demonstrasi pada mata pelajaran

SBK di kelas V SDN 25 PALU.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan, saran yang dapat

diberikan peneliti adalah sebagai berikut :

1) Penggunaan model pembelajaran sangat baik diterapkan dalam proses belajar

mengajar karena metode pembelajaran dapat meningkatkan perhatian serta

wawasan siswa dalam proses belajar di dalam kelas.

2) Guru harus mampu melihat kondisi belajar siswa di dalam kelas agar tercipta

suasana belajar yang kondusif antara guru dan siswa serta siswa dengan siswa

yang lainnya.

41
3) Guru dalam pembelajaran dengan menerapkan metode pembelajaran dapat

digunakan sebagai salah satu alternatif pembelajaran untuk meningkatkan

hasil belajar siswa khususnya pada materi SBK, karena metode demonstrasi

merupakan metode yang menekankan keaktifan siswa dalam melakukan

diskusi dan memberi semangat untuk belajar melalui bimbingan yang

diberikan oleh guru. Sehingga siswa lebih mudah dalam memahami sebuah

materi.

4) Penggunaan metode pembelajaran sangat baik diterapkan dalam proses

belajar mengajar karena model pembelajaran dapat meningkatkan perhatian

serta wawasan siswa dalam proses belajar di dalam kelas.

5) Guru hendaknya memanfaatkan berbagai macam metode pembelajaran dalam

proses pembelajaran agar siswa dapat berkembang dan siswa termotivasi

untuk mencari tahu dan mau untuk belajar.

42
DAFTAR PUSTAKA

Anas Sudiyono. (1997), Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Penerbit Rajawali


Press.

Arikunto Suharsimi. (2009), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo


Prasada.

Daryanto. (2009), Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif. Jakarta:


Copyright Avdublisher.Cet1.

Kamaril. (2008). Pengertian Kebudayaan dan Seni. Dikutip dari.

http://Guruvalah20m.com/Modul1PengertianKebudayaanSeni. Pdf.Diakses Pada 22


November 2012

Marliana. (2012),Penerapan Metode Demonstrasi Dalam Upaya Meningkatkan


Hasil Belajar Siswa Ipa Pada Siswa Kelas IV SDN No.1 Bukit Indah Kec.Rio
Pakava Kabupaten Donggala. Skripsi Sarjana Fkip Universitas Tadulako:
Tidak Diterbitkan.
Noviyanti (2010), Peningkatan Hasil Belajar Ipa Kelas V SDN Inpres 12 Baiya
Melalui Metode Demonstrasi. Skripsi Sarjana Fkik Universitas Tadulako:
Tidak Diterbitkan.

Sanjaya.w. (2006), Strategi Pembelajaran Beriorentasi Standar Proses Pendidikan.


Jakarta: Rineka Cipta.

Sapriani. (2009), Pendidikan Ips. Bandung: PT Remaja Rosda Karya.

Slameto. (2003), Belajar Dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta:


Rineka Kosda Karya.
Soedarso. (1988). Pengertian Seni [Online], Tersedia http//:Jhptum-a-nurhidayah-387-2.com

Sudjana, (2000). Penelitian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT


Rosdakarya.
Sudjaya,Nana. (2004), Landasan Psikologi Pendidikan. Jakarta: Remaja Kosda
Karya.

43
Sugiono. (2009), Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Penerbit Alfabeta.
Suparno, (2007). Metodologi Pembelajaran Kontruktifisme Dan Menyenangkan.
Yogyakarta: Universitas Santa Drama.
Sutrisno Hadi. (2004), Statistik Jilid 2. Yogyakarta: Andi Offeset

Widya, Pekerti dkk. (2006). Metode Pengembangan Seni. Jakarta: Univesitas Terbuka

44
Lampiran 1

DAFTAR NAMA SISWA PENELITIAN

No Nama siswa Jenis kelamin


1 I Wayan Rai Purnawan L
2 I Nyoman Abdi Satya L
3 Awan saputra L
4 Andika Setiawan L
5 Igung Adnyana Putra L
6 I Made Bayu Pramana L
7 I Wayan Eka Raditya L
8 Rio Artayasa L
9 Rena Raditya L
10 Ryan Arya Adiguna L
11 I Kadek Setiawan L
12 Trisna Mega Putra L
13 Kadek Wipradana L
14 Daivi Savitri P
15 Helda Yanti P
16 Intan Puspa Dewi P
17 Ica Herlina Sari P
18 Mellby Wihilda P
19 Ninda Tirta Sari P
20 Rica Astuti P

45
Lampiran 2

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


( RPP )

Nama Sekolah : ..............................


Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

SENI MUSIK
Standar Kompetensi
11. Mengapresiasi karya seni musik

I. Kompetensi Dasar :
11.1 Mengidentifikasi berbagai ragam lagu daerah Nusantara

II. Tujuan Pembelajaran**


Mengenal berbagai ragam lagu daerah Nusantara

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )

III. Materi Ajar


Ragam Lagu Daerah Nusantara

IV. Metoda Pembelajaran


1. apersepsi (pengamatan)
2. demontrasi (peragaan)

V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Mengenalkan beberapa lagu daerah Nusantara
Kegiatan Inti
 Eksplorasi

46
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Mengenal berbagai ragam lagu daerah Nusantara


 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Menghapal beberapa lagu daerah Nusantara


 Menyanyikan beberapa lagu daerah Nusantara
 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru

 Memberikan tugas menghapal beberapa lagu daerah Nusantara


 Menutup pelajaran

VI.Alat/Bahan dan Sumber Belajar


a. Buku paket SBK standar isi 2006
b. Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif, Grafindo
c. Kaset/CD lagu daerah Nusantara

I. Penilaian

1. Tes Tertulis

Ketuntasan individu = x

Mengetahui, Palu, .......................... 20..


Kepala sekolah Peneliti

47
( (-------------------------)
) NIP.
NIP.

Lampiran 3
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
( RPP )

Nama Sekolah : ..............................


Mata Pelajaran : Seni Budaya Dan Keterampilan
Kelas/Semester : V/ II
Alokasi Waktu : 2 x 35 Menit

SENI MUSIK
Standar Kompetensi
11. Mengapresiasi karya seni musik

I. Kompetensi Dasar :
11.3 Menampilkan sikap apresiatif terhadap berbagai musik/lagu wajib dan
daerah Nusantara

II. Tujuan Pembelajaran**


Mengapresiasi beberapa musik/lagu wajib dan daerah Nusantara

 Karakter siswa yang diharapkan : Disiplin ( Discipline )


Tekun ( diligence )
Tanggung jawab ( responsibility )
Ketelitian ( carefulness)
Kerja sama ( Cooperation )
Percaya diri ( Confidence )

III. Materi Ajar


Apresiasi musik dan lagu wajib dan daerah Nusantara

IV. Metoda Pembelajaran


1. apersepsi (pengamatan)
2. demontrasi (peragaan)

V. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan awal
Mengenal beberapa musik/lagu wajib dan daerah Nusantara

48
Kegiatan Inti
 Eksplorasi
Dalam kegiatan eksplorasi, guru:

 Mengapreasiasi beberap musik/lagu wajib dan daerah Nusantara


 memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya;
 melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan
pembelajaran; dan
 memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium,
studio, atau lapangan.
 Elaborasi
Dalam kegiatan elaborasi, guru:

 Menyanyikan beberapa lagu wajib dan daerah Nusantara


 Konfirmasi
Dalam kegiatan konfirmasi, guru:

 Guru bertanya jawab tentang hal-hal yang belum diketahui siswa


 Guru bersama siswa bertanya jawab meluruskan kesalahan
pemahaman, memberikan penguatan dan penyimpulan
Kegiatan Penutup
Dalam kegiatan penutup, guru

 Memberikan tugas menghapal beberapa lagu wajib dan daerah


Nusantara
 Menutup pelajaran
VI.Alat/Bahan dan Sumber Belajar
a. Buku paket SBK standar isi 2006
b. Buku Saya Ingin Terampil dan Kreatif, Grafindo
c. Kaset/CD musik/lagu wajib dan daerah Nusantara

I. Penilaian

1. Tes Tertulis

Ketuntasan individu = x

Mengetahui, Palu, .......................... 20..


Kepala sekolah Peneliti

49
( (-------------------------)
) NIP.
NIP.

Lampiran 4

Latihan soal

1. Apa yang dimaksud seni?

2. Apa yang dimaksud seni musik?

3. Sebutkan 3 contoh lagu nasional!

4. Sebutkan 3 contoh lagu Daerah!

5. Sebutkan manfaat dari seni musik!

50
Lampiran 5

Kunci jawaban

1. Seni adalah keahlian membuat karya yang bermutu

2. Seni musik adalah salah satu cabang seni yang menggunakan musik dan

unsur-unsurnya sebagai sarana untuk mengungkapkan ekspresi dan

peraan seorang seniman

3. 3 contoh lagu nasional :

a. Indonesia Raya

b. Indonesia Pusaka

c. Garuda Pancasila

4. 3 contoh lagu daerah :

a. Ampar-ampar pisang

b. Gundul-gundul pacul

c. Angin mamiri

5. Fungsi seni musik:

a. Sarana hiburan
b. Saran upacara
c. Sarana tari
d. Sarana terapi
e. Sarana pendidikan
f. Sarana komersial
g. Sarana kretivitas

51
h. Sarana komunikasi
i. Saran menekspresikan diri

Lampiran 6

DOKUMENTASI

52
Lampiran 6

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Retna Afriana

Stambuk : A 401 12 147

Jurusan/ Program Studi : Ilmu Pendidikan/PGSD

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa skripsi yang saya tulis ini benar-benar

merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambil alihan tulisan atau

pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya.

Apabila dikemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa skripsi ini hasil

jiplakan maka saya bersedia menerima sanksi sesuai aturan yang berlaku.

53
Palu, Mei 2019
Yang Membuat Pernyataan

Retna Afriana
Stb.A 401 12 147

BIODATA / CURRICULUM VITAE

I. UMUM
1. Nama :

2. Tempat dan Tanggal Lahir :

3. Janis Kelamin : Perempuan

4. Nama Orang Tua

a. Ayah :

54
b. Ibu :

5. Agama :

6. Alamat :

II. PENDIDIKAN
1. SD :

2. SMP :

3. SMA :

4. PTN : Universitas Tadulako (2019)

55

Anda mungkin juga menyukai