Anda di halaman 1dari 9

RENCANA TINDAK LANJUT (RTL)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED LEARNING


(PBL)DENGAN MEDIA VIDEO PEMBELAJARAN UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BIOLOGI MATERI
POLUSI DAN DAMPAK BAGI KESEHATAN
MANUSIA SISWA TUNARUNGU KELAS X
DI SLB NEGERI PIDIE JAYA

PELAKSANAAN PPG DALAM JABATAN

DISUSUN OLEH :

ASTUTI, S.Pd
NO. UKG : 201698309602

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI GURU (PPG) DALAM


JABATANANGKATAN 3 - BIDANG STUDI BIOLOGI
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
TAHUN 2023
A. PENDAHULUAN

Guru merupakan pembimbing bagi siswa pada saat melaksanakan proses


pembelajaran agar proses pembelajaran menjadi menyenangkan dan bermakna.
Guru juga memiliki peran sebagai motivator untuk membangkitkan minat belajar
siswa. Motivasi meningkatkan keinginan siswa untuk belajar. Problem Based
Learning (PBL) digunakan untuk meningkatkan proses pembelajaran. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui langkah-langkah penerapan model Problem
Based Learning (PBL) untuk meningkatkan motivasi membaca dan menulis siswa
kelas X SLBN Pidie Jaya. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan
Kelas yang mengkaji peningkatan motivasi membaca dan menulis. Pada siklus I
penelitian ini menunjukkan bahwa 49% (5 siswa dari 7 siswa) memiliki motivasi
membaca dan menulis yang baik. Pada siklus II menggunakan model PBL terjadi
peningkatan motivasi membaca dan menulis siswa hingga 83% (19 siswa dari 23
siswa).

Selama proses pelaksanaan Praktek Pengalaman Lapangan (PPL) yang


dilaksanakan di Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Pidie Jaya yang saya laksanakan
pada hari Selasa, 30 Januari 2024, pukul 09.00 wib telah penulis observasi terhadap
PPL adalah sebagai latar belakang masalah dari Praktik pembelajaran ini adalah: 1.
Pembelajaran masih berpusat pada guru, 2. Sumber belajar yang digunakan oleh
siswa masih terbatas, 3. Penggunaan media teknologi dalam pembelajaran masih
kurang, 4. Pembelajaran yang dilakukan oleh guru masih monoton, 5. Hasil belajar
rata-rata siswa dalam kelas rendah

Analisis dari kajian literatur dan wawancara menyimpulkan penyebab


kurangnya hasil belajar siswa tunarungu pada materi polusi dan dampak bagi
kesehatan manusia disebabkan model pembelajaran yang belum sesuai dengan
karakteristik peserta didik dan media pembelajaran yang kurang menarik

Dari penyebab tersebut, tantangan yang dihadapi oleh guru yaitu Pemilihan
model pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik peserta didik dan materi,
Penggunaan media pembelajaran yang mampu menarik minat dan motivasi peserta
didik seperti menggunakan media video dan power point dan Guru harus bisa
meningkatkan minat dan motivasi peserta didik melalui proses pembelajaran yang
menyenangkan. Dilihat dari ketiga tantang tersebut bisa disimpulkan bahwa
tantangan yang dihadapi melibatkan guru dari sisi kompetensi yang harus dimiliki
oleh guru tersebut,yaitukompetensi pedagogik dan profesional sedangkan dari sisi
peserta didik adalah minat dan motivasi belajar.

B. PEMBAHASAN

Hasil analisis data hasil belajar siswa selama penerapan model pembelajaran
pbl, diperoleh data bahwa persentase rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I
sebesar 75% atau berada pada kategori baik, namun persentase ketuntasan belajar
siswa belum memenuhi pencapaian minimun, yaitu 80 %. Pada siklus I persentase
hasil belajar siswa secara klasikal yang memperoleh skor tuntas baru mencapai 75
% sehingga perlu dilaksanakan siklus lanjutan, yaitu siklus II. Berbeda dengan
siklus II, pada siklus ini persentase rata-rata hasil belajar siswa sebesar 88 % atau
berada pada kategori baik. Hal ini menunjukkan terjadi peningkatan hasil belajar
siswa dari siklus I ke siklus II sebesar 13%. Namun, secara klasikal ketuntasan
belajar pada siklus II mencapai 97,2% dan berada pada kategori sangat baik.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran


pbl dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Untuk mengatasi kendala-kendala yang
ditemui pada siklus I, maka dilakukan beberapa upaya diantaranya dengan
memodfikasi model pembelajaran pbl. Jika pada siklus I, kegiatan menjawab soal
terdapat pada tahapan akhir pembelajaran maka pada siklus I siswa diajak
mengumpulkan data berkaitan dengan materi melalui permainan mengerjakan
kartu-kartu soal yang dijawab secara bergantian oleh perwakilan siswa dalam
kelompok pada kegiatan inti (tahap pengumpulan data).

Siswa yang maju ke depan mengambil soal, dan siswa yang maju ke depan
mengembalikan soal harus anggota kelompok yang berbeda. Sehingga diharapkan
seluruh siswa dalam kelompok mendapatkan giliran untuk menjawab. Selain itu,
kelompok yang berhasil menjawab pertanyaan paling banyak, tepat, dan cepat
diberikan kesempatan untuk mempresentasikan jawaban mereka di depan kelas
sebagai bentuk penghargaan pada kelompok. Pemberian reward ini diharapkan
dapat memotivasi siswa untuk lebih bersemangat dan antusias dalam mengikuti
pembelajaran serta meningkatkan kerja sama dan kekompakan mereka selama
kegiatan diskusi berlangsung. Melalui perbaikan – perbaikan tersebut, maka pada
siklus II aktivitas dan hasil belajar siswa meningkat.

C. PENUTUP DAN KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat ditarik kesimpulan


penggunaan Problem Based Learning pada pembelajaran IPA khususnya materi
Polusi dan dampak terhadap kesehatan manusia dapat memperbaiki proses belajar
siswa. Selain itu terdapat peningkatan hasil belajar siswa. Pembelajaran berbasis
masalah dalam hal ini menyajikan masalah yang sudah dikaitkan dengan keseharian
siswa. Siswa tidak hanya belajar mengenai konsep baru, namun konsep yang akan
dipelajari siswa dikaitkan dengan konsep yang sudah dimiliki siswa. Selama proses
pembelajaran PBL menggunakan media konkret sehingga siswa dapat
memvisualisasikan pelajaran yang akan dibahas.

Selama pembelajaran guru menyampaikan materi tidak hanya menggunakan


media konkret dan pembelajaran yang divisualisasikan namun guru juga
menggunakan komunikasi total. Komunikasi total dalam pembelajaran tunarungu
digunakan dengan memaksimalkan sisa pendengaran siswa, menggunakan bahasa
isyarat dan membaca ujaran. Hal ini ditunjukkan dengan peningkatan hasil belajar
dari pra tindakan hingga siklus II. Pada pra tindakan hasil belajar yang diperoleh
AUP 90, RAS 50 dan NNK 35. Pada silklus I hasil belajar siswa yang diperoleh
oleh AUP 95, RAS 60 dan NNK 50. Pada siklus II hasil belajar yang diperoleh oleh
AUP 100, RAS 75, dan NNK 85. Hasil siklus II menunjukkan seluruh siswa
mendapatkan nilai KKM ≥75. Hal ini menandakan bahwa penelitian ini telah
berhasil dan siklus dihentikan.

Dapat disimpulkan bahwa model PBL mampu meningkatkan motivasi


membaca dan menulis siswa, oleh Karena itu guru harus dapat membuat suatu
pengajaran menjadi lebih efektif juga menarik sehingga bahan pelajaran yang
disampaikan akan membuat siswa merasa senang dan merasa perlu untuk
mempelajari bahan pelajaran tersebut. Untuk itu diperlukan suatu upaya dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan dan pengajaran. Salah satunya adalah
dengan memilih model atau metode yang tepat dalam menyampaikan materi
pelajaran agar diperoleh peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa khususnya
pelajaran biologi.
DAFTAR PUSTAKA

Frieda, Mangunsong. (2014). Psikologi dan Pendidikan Anak Berkebutuhan


Khusus Jilid 1. Jakarta: Lembaga Pengembangan Sarana Pengukuran dan
Pendidikan Psikologi (LPSP3).

Nuraeni (2004) Intervensi Dini Bagi Anak Bermasalah. Jakarta: Rineka Cipta,

S. Somantri, Psikologi Anak Luar Biasa. Bandung: PT. Refika Aditama,

Suhaimini,Tin 2009, Psikologi anak berkebutuhan Khusus. Yokyakarta : Kanwa


Publissher

Winarsih, Murni. 2007. Intervensi Dini bagi Anak Tunarungu dalaam Pemerolehan
Bahasa. Jakarta: Depdiknas
RENCANA TINDAK LANJUT MENYUSUN CERITA
PRAKTIK BAIK (BEST PRACTICE MENGGUNAKAN
MOTODE STAR (SITUASI, TANTANGAN, AKSI
DANREFLEKSI HASIL DAN DAMPAK)TERKAIT
PENGALAMAN MENGATASI PERMASALAHAN
SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Rencana tindak lanjut yang akan penulis lakukan sebagai berikut :

1. Meningkatkan kualitas pembelajaran inovatif dengan


memperhatikan model dan media pembelajaran yang tepat serta
sesuai dengan karakteristik materi dan peserta didik.

2. Meningkatkan pengetahuan dan berinovasi terkait pemanfaatan


teknologi dalam pembelajaran dengan memperbanyak wawasan
melalui kegiatan workshop atau webinar.

3. Memperbaiki serangkaian proses pembelajaran mulai dari


perencanaan, pelaksanaan sampai penilaian yang disesuaikan
dengan pengalaman yang sudah diperoeh sewaktu melaksanakan
PPG Daljab ini.

4. Mengaplikasikan model – model pembelajaran inovatif seperti


model pembelajaran Problem Based Learning (PBL)

5. Menginformasikan best practice ini kepada rekan guru sejawat


dan rekan guru mapel lainnya untuk diterapkan, serta
menginformasikan best practice ini padaguru berbagi atau media
sosial lainnya.
LAMPIRAN DOKUMENTASI

1. Foto Sekolah Tempat PPL

2. Foto Kegitan Praktik Pembelajaran PPL Ke 2 S i k l u s 2 (Senin,


29 Januari 2024)

a. Kegiatan Pendahuluan
b. Kegiatan Inti

c. Kegiatan Penutup

Anda mungkin juga menyukai