Anda di halaman 1dari 6

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN BIOLOGI MENGGUNAKAN

METODE PROJECT BASED LEARNING (PjBL) PADA SISWA SMAN 4 KOTA BLITAR
Dewi Setyaningsih
Mahasiswa Prodi Pendidikan Biologi Universitas Islam Balitar
Email : dewisetyaningsih841@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran
biologi di SMAN 4 KOTA BLITAR. Variabel penelitian ini adalah model peroject based learning
(PjBL). Teknik pengumpulan data menggunakan metode wawancara. Objek wawancara adalah
guru pengajar mata pelajaran Biologi SMAN 4 KOTA Blitar. Dari hasil penelitian yang telah
dilakukan peneliti menunjukkan bahwa banyak siswa yang belum mampu mencapai kriteria nilai
“Baik” jika pembelajaran menggunakan metode Problem Based Learning (PBL), akan tetapi
banyak siswa bisa mencapai nilai kriteria “Baik” jika pembelajaran menggunakan metode
Project Based Learning (PjBL). Peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi ini
telah dipaparkan secara jelas oleh guru mata pelajaran Biologi tersebut. Diketahui metode
Project Based Learning ini mampu memberikan kontribusi keberhasilan capaian pembelajaran
siswa pada presentase 75%.
Abstract
This study aims to improve student learning outcomes in biology subjects at SMAN 4
KOTA BLITAR. The variable of this research is the project based learning (PjBL) model. Data
collection techniques using the interview method. The object of the interview was the Biology
subject teacher at SMAN 4 KOTA Blitar. From the results of the research that has been done, the
researcher shows that many students have not been able to achieve the "Good" score criteria if
learning uses the Problem Based Learning (PBL) method, however, many students can achieve
the "Good" criterion score if learning uses the Project Based Learning method ( PjBL). The
increase in student learning outcomes in this Biology subject has been clearly explained by the
Biology subject teacher. It is known that the Project Based Learning method is able to contribute
to the success of student learning outcomes at a percentage of 75%.

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu cara untuk membenahi, meningkatkan mutu hidup
seseorang. Dengan pendidikan seseorang dapat meningkatkan potensi yang ada pada dirinya.
Namun pendidikan tidak hanya dimaksudkan untuk mengembangkan pribadi semata melainkan
juga sebagai akar dari pembangunan suatu negara. Peran lembaga pendidikan sangat penting
guna menyokong dan membantu terbentuknya sumber daya yang potensial. Pendidikan melalui
lembaga formal merupakan cara yang sangat tepat untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
yang dilakukan oleh guru. Guru merupakan salah satu unsur dalam proses belajar mengajar yang
dituntut memiliki kemampuan dalam segala hal yang berkaitan pelaksanaan pengajaran di kelas.
Guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswanya, walaupun sebaik apa kurikulum
yang diterapkan, sarana prasarana terpenuhi, tetapi bila guru belum berkualitas maka proses
belajar mengajar belum dikatakan baik. Oleh sebab itu guru bukan hanya mengajar melainkan
mempunyai makna sadar dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya
untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. Seorang
guru ideal akan mampu bertindak dan berfikir kritis dalam menjalankan tugasnya secara
profesional dan dapat menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar
guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri.
Pembelajaran yang ideal merupakan pembelajaran yang mampu mendorong kreativitas
anak secara keseluruhan, membuat siswa aktif, mencapai tujuan pembelajaran secara efektif dan
berlangsung dalam kondisi menyenangkan. Selain itu pembelajaran ideal berarti tercapainya
tujuan dari suatu pembelajaran. Namun demikian upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan
tidak semua bergantung pada faktor guru saja tetapi berbagai faktor lainnya juga berpengaruh
untuk menghasilkan keluaran atau output proses pengajaran yang bermutu, meskipun pada
hakikatnya guru adalah salah satu unsur utama dalam sistem pendidikan yang sangat
mempengaruhi pendidikan. Pendidikan juga merupakan usaha sadar dan terencana untuk
mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif mengembangkan
potensi dirinya. Keberhasilan suatu pendidikan sangat terkait dengan hasil belajar siswa. Hasil
belajar merupakan indikator dari keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Melihat begitu
pentingnya pendidikan dalam meningkatkan sumber daya manusia, peningkatan mutu
pendidikan merupakan hal yang wajib guna menjawab perubahan zaman maka untuk itu
seseorang harus belajar.
Di dalam proses pembelajaran guru harus menguasai materi yang diajarkan dan cara
menyampaikannya. Atau upaya untuk menciptakan lingkungan kelas yang lebih baik, sehingga
siswa dapat belajar secara efektif dan efisien supaya tujuan pembelajaran dapat tercapai. Salah
satu tindakannya guru memiliki berbagai strategi/model pembelajaran untuk meningkatkan
keaktifan siswa saat pembelajaran berlangsung.
METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan kualitatif
yang disebut juga penelitian naturalistik dan dengan menggunakan metode deskriptif analitik.
Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memahami fenomena tentang apa
yang dialami oleh subjek penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dalam bentuk
kata-kata dan bahasa pada suatu konteks khusus yang alamiah dengan memanfaatkan berbagai
metode alamiah. Metode penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik, yaitu
metode yang menggambarkan keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian dilakukan
berdasarkan fakta yang ada.
a. Perencanaan
Tahap perancanaan ini meliputi persiapan sebelum siklus, yakni persiapan penyusunan
pertanyaan yang akan disampaikan pada narasumber terkait.
b. Pelaksanaan
Tindakan (wawancara) Pertanyaan yang telah disusun ditanyakan kepada narasumber sesuai
dengan susunan yang ada.
c. Observasi
Observasi dilakukan dengan tujuan untuk memastikan apakah hal yang telah di sampaikan oleh
narasumber benar-benar sesuai dengan yang terjadi di lapangan ataukah ada kekurangan-
kekurangan atau penyimpangan dalam praktiknya di lapangan yang dapat mempengaruhi hasil
belajar.
d. Studi Literatur
Penulis mengumpulkan berbagai literatur atau teori yang tersedia sesuai dengan permasalahan
yang sedang dihadapi atau diteliti sebagai bahan pembahasan hasil penelitian yang diambil dari
berbagai buku-buku dan jurnal-jurnal yang dianggap relevan terhadap isi penelitian.
HASIL DAN PEMBAHASAN
1. Pra Siklus
Penelitian ini dilaksanakan di SMAN 4 KOTA BLITAR. Jenis penelitian yang digunakan
adalah PTK (Penelitian Tindakan Kelas) dengan Penerapan Model Pembelajaran Project Based
Learning (PjBL) untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Pada tahap awal dilakukan observasi
untuk mendapatkan informasi tentang pelaksanaan pembelajaran Biologi. Observasi dilakukan
untuk memperoleh gambaran tentang pelaksanaan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa.
Nilai mata pelajaran Biologi tersebut masih tergolong rendah sehingga perlu dilakukan tindakan
perbaikan dengan menggunakan Model Pembelajaran Project Based Learning (PjBL) pada
materi Biologi. Penelitian ini dilaksanakan sebanyak 2 siklus yang meliputi perencanaan,
pelaksanaan, observasi, dan refleksi. Dalam pelaksanaan penelitian ini, peneliti dan guru
melakukan kerjasama, yang mana peneliti bertindak sebagai observer dan guru bertindak sebagai
narasumber. Proses belajar mengajar bertujuan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. Faktor
penting yang merupakan salah satu penentu keberhasilan proses belajar siswa adalah model
pembelajaran yang digunakan saat mengajarkan materi kepada siswa, artinya pembelajaran harus
menarik dan tidak bersifat satu arah (monoton). Peneliti melakukan wawancara terhadap kondisi
kelas saat guru menjelaskan keadaan kelas selama pembelajaran dilakukan dengan menggunakan
metode Problem Based Learning (PBL).
2. Siklus I
Dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Biologi, guru menggunakan
model pembelajaran pembelajaran berbasis proyek (Project Based Learning) dan Pembelajaran
berbasis masalah (Problem Based Learning). Model Problem Based Learning (PBL) merupakan
model yang pembelajarannya difokuskan kepada masalah-masalah terkait dunia nyata yang
sesuai dengan topik pembelajaran dan diberikan guru kepada siswa untuk diselesaikan dengan
seluruh pengetahuan dan keterampilan siswa dari berbagai sumber yang dapat diperolehnya.
Sedangkan pembelajaran berbasis proyek atau Project Based Learning (PjBL) adalah model
pembelajaran yang menggunakan proyek/kegiatan sebagai media. Peserta didik melakukan
eksplorasi, penilaian, inter pretasi, sisntesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk
hasil belajar. Berdasarkan hasil wawancara, pembelajaran pada mata pelajaran Biologi yang
dilakukan pada siswa SMAN 4 BLITAR pada Siklus I ini dapat diperoleh bahwa :
a. Hampir seluruh siswa dalam satu kelas mampu mengikuti pembelajaran dengan baik.
b. Dari beberapa siswa tersebut hanya sebagian yang benar-benar paham dan mampu
memecahkan masalah yang diberikan oleh guru. Sebagian dari mereka juga berani tanpa di
tunjuk untuk mengutarakan hasil pemecahan masalah mereka di depan kelas. Beberapa refleksi
dari siklus I ini antara lain manajemen waktu yang masih kurang , guru kurang memberikan
kejelasan materi pelajaran beserta batas-batas pembelajaran, guru kurang memberikan motivasi
terhadap siswa. Pada Siklus I ini hasil pembelajaran pada mata pelajaran Biologi belum dapat
mencapai target yang inginkan yaitu 75% siswa dalam satu kelas mampu mengikuti
pembelajaran dengan baik, oleh karena itu perlu diadakan perbaikan lagi pada Siklus II dengan
tindakan yang dibuat lebih menarik.
3. Siklus II
Pada Siklus II ini terdapat peningkatan yang besar pada hasil capaian belajar siswa pada
mata pelajaran Biologi, hal ini terlihat pada keaktifan siswa dalam bertanya dan menjawab
pertanyaan dari guru tentang materi pelajaran dan juga pada keseriusan siswa dalam
memecahkan masalah yang telah diberikan atau projek yang sudah disiapkan oleh guru untuk
dilakukan. Dalam siklus II ini, guru lebih banyak menggunakan media dan memperlihatkan
video terkait materi yang akan diberikan. Peningkatan hasil belajar saat ini sudah mencapai
target yaitu 85% jumlah siswa dalam satu kelas dengan mudah dan cepat mampu mengikuti
pembelajaran yang ada dan mendapatkan nilai yang maksimal. Berdasarkan domain kognitif
diperoleh hasil belajar siswa dengan menggunakan model Problem Based Learning (PBL) lebih
tinggi pada domain C1, hasil belajar siswa dengan menggunakan model Project Based Learning
(PjBL) lebih tinggi pada domain C6. Hal ini dikarenakan pembelajaran dengan model Project
Based Learning (PjBL) merupakan suatu pendekatan pembelajaran yang menerapkan proses
belajar mengajar berorientasi pada hasil produk yang dibuat oleh siswa sebagai cara penyelesaian
masalah. Model Project Based Learning (PjBL) melibatakan siswa ke dalam berbagai tahapan
yang mampu meningkatkan kognitif siswa. Melalui proyek siswa mampu melibatkan seluruh
mental dan fisik, saraf, indera termasuk kecakapan sosial dengan melakuan banyak hal sekaligus.
Dalam siklus II ini, guru lebih memperhatikan kelebihan-kelebihan dari metode Problem Based
Learning dan Project Based Learning selain itu guru juga memperhatikan kesiapan siswa ketika
hendak mengikuti pembelajaran agar semua materi yang akan diberikan mampu diserap dan
diterima dengan baik oleh siswa. Dari siklus II ini dihasilkan data sebagai yang ditampilkan
sebagai berikut.
Hasil penilaian dalam siklus II ini menunjukkan bahwa:
1). Sebagian besar siswa telah mampu berkontribusi dalam mengikuti pembelajaran baik ketika
diberikan suatu projek atau menemukan pemahaman baru.
2). Siswa mampu mengembangkan pengetahuan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang
sedang mereka lakukan.
3). Siswa mampu meningkatkan cara berfikir secara kritis dengan baik dan mengembangkan
kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan pengetahuan baru.
4). Sementara itu, berdasarkan rata-rata nilai hasil belajar siswa pada model Project Based
Learning (PjBL) lebih tinggi dibandingkan dengan model Problem Based Learning (PBL).
5). Pada akhir pelajaran diadakan evaluasi atau tes lisan untuk mengetahui tingkat pemahaman
dan daya pikir atau daya ingat siswa.
6). Terdapat kemajuan di siklus II dibandingkan dengan siklus I. Hasil evaluasi yang dilakukan
pada perbaikan pembelajaran Siklus II pada mata pelajaran Biologi siswa SMAN 4 BLITAR,
melalui model pembelajaran Problem Based Learning dan Project Based Learning sudah sangat
baik, hal ini terbukti karena adanya peningkatan yang cukup besar pada hasil belajar siswa atau
hasil pemahaman yang didapat siswa mencapai target yang inginkan yaitu 100% siswa
mendapatkan nilai di atas KKM khususnya pada mata pelajaran Biologi.
KESIMPULAN
Dari hasil penelitian yang sudah dilaksanakan, peneliti menyimpulkan bahwa terdapat
perbedaan yang signifikan terhadap siswa SMAN 4 KOTA BLITAR jika pembelajaran
menggunakan model Problem Based Learning (PBL) dengan model Project Based Learning
(PjBL). Siswa cenderung lebih aktif dan dapat mengikuti pelajaran dengan baik ketika
pembelajaran dilakukan dengan menggunakan model Project Based Learning (PjBL).
Dapat disimpulkan bahwa siswa lebih enjoy dan lebih menyukai model pembelajaran
Project Based Leraning (PjBL) daripada model Problem Based Learning (PBL), hal ini tampak
sangat jelas ketika dilihat dari hasil capaian belajar siswa yang meningkat ketika guru
menggunakan pembelajaran berbasis proyek.
DAFTAR PUSTAKA
http://jurnal.umk.ac.id/index.php/RE/article/view/2357
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/5129
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/eeaj/article/view/31499
http://www.ejournal.kahuripan.ac.id/index.php/TECNOSCIENZA/article/view/18
https://journal.uniku.ac.id/index.php/quagga/article/view/1915
https://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/kimia/article/view/5180
https://j-cup.org/index.php/cendekia/article/view/539
https://www.p3i.my.id/index.php/refleksi/article/view/40
https://journal.upgris.ac.id/index.php/JP2F/article/view/1309
http://www.proceeding.unindra.ac.id/index.php/DPNPMunindra/article/view/4755

Anda mungkin juga menyukai