Anda di halaman 1dari 6

Rahma dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa 113

Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada Materi Sistem


Organisasi Kehidupan Makhluk Hidup melalui Model
Problem Based Learning dan Metode Praktikum
Rahma1, Alimin2, Martiningsih3
SMPN 2 Galesong Utara1, Universitas Negeri Makassar2, SMPN 6 Makassar3

rahmarahe1984@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa pada materi sistem
organisasi kehidupan makhluk hidup melalui model pembelajaran Problem Based Learning
dan metode praktikum. Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas dengan
subjek penelitian adalah siswa kelas VII G SMPN 2 Galesong Utara yang berjumlah 20 orang.
Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan tes hasil belajar yaitu tes pilihan ganda
dan uraian. Data yang dikumpul dianalisis dengan menggunakan analisis statistik deskriptif
dan diperoleh skor rata-rata hasil belajar siswa pada siklus I sebesar 70,50 siklus II 74,20 dan
siklus III 80,75. Ketuntasan hasil belajar secara klasikal pada siklus I sebesar 45%. Pada siklus
II dan siklus III terjadi peningkatan yaitu 60%, dan 90%. Dari hasil penelitian ini dapat
disimpulkan bahwa model pembelajaran Problem Based Learning dan metode praktikum dapat
meningkatkan hasil belajar siswa

Kata Kunci : Model pembelajaran Problem Based Learning, metode praktikum, hasil belajar
materi sistem organisasi kehidupan makhluk hidup.

1. PENDAHULUAN kemampuan mengembangkan model


pembelajaran. Dalam mengembangkan model
Pendidikan merupakan sarana untuk pembelajaran seorang guru harus dapat
meningkatkan dan mengembangkan kualitas menyesuaikan antara model yang dipilihnya
Sumber Daya Manusia (SDM). Salah satu dengan kondisi siswa, materi pelajaran, dan
upaya untuk meningkatkan mutu pendidikan sarana yang ada. Oleh karena itu, guru harus
adalah dengan cara memperbaiki proses menguasai beberapa jenis model
belajar mengajar. Belajar mengajar pada pembelajaran agar proses belajar mengajar
dasarnya adalah hubungan timbal balik antara berjalan lancar dan tujuan yang ingin dicapai
guru dan siswa. Guru dituntut untuk bisa sabar dapat terwujud.
dan mempunyai sikap terbuka disamping Sub pokok bahasan pada penelitian ini
kemampuan dalam situasi belajar mengajar adalah sistem organisasi kehidupan makhluk
yang lebih aktif. Tugas seorang guru dalam hidup. Pengajaran sistem organisasi
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa kehidupan makhluk hidup kepada siswa SMP
tidaklah mudah. Guru harus memiliki termasuk sulit karena siswa umumnya sulit
berbagai kemampuan yang dapat menunjang mengerti terutama bila pengajaran hanya
tugasnya agar tujuan pendidikan dapat dilakukan secara konvensional melalui
dicapai. Salah satu kemampuan yang harus metode ceramah saja. Untuk itu perlu
dimiliki oleh seorang guru dalam dipikirkan model dan metode pengajara yang
meningkatkan kompetensi profesinya ialah mampumeningkatkan minat siswa dalam
114 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

mempelajari IPA pada sub pokok bahasan Metode pengajaran yang menjadi
organisasi kehidupan makhluk hidup sehingga pilihan adalah metode praktikum. Sebagai
menjadi menarik dan mudah dimengerti oleh metode pengajaran, metode praktikum
siswa. bertujuan untuk membantu proses belajar
Pada penelitian tindakan kelas ini mengajar agar lebih mudah dicerna dan
dipilih penerapan model pembelajaran diingat oleh siswa. Metode pengajaran dengan
Problem Based Learning untuk meningkatkan menggunakan metode praktikum akan dapat
hasil belajar siswa. Pembelajaran dilakukan menolong siswa dalam memikirkan konsep
secara berdiskusi dari permasalahan yang pengetahuan dan kenyataan di laboratorium
diberikan oleh guru. Model pembelajaran melalui percobaan atau praktikum. Dengan
Problem Based Learning ini merupakan demikian kesan pembelajaran akan
inovasi dalam pembelajaran, hal ini karena memberikan efektifitas yang lebih baik dalam
dalam penerapannya kemampuan berpikir meningkatkan penguasaan siswa terhadap
siswa dioptimalkan melalui proses kerja materi (Anna, 2003). Metode ini menekankan
kelompok atau tim yang sistematis, sehingga pada kegiatan yang harus dialami sendiri,
siswa dapat memberdayakan, mengasah, dicari dan ditemukan sendiri data dan
menguji, dan mengembangkan kemampuan pemecahannya. Metode mengajar seperti ini,
berpikirnya secara berkesinambungan. siswa mencari dan menyelidiki sendiri,
Studi yang dilakukan oleh Widodo kebenaran dari sesuatu objek maupun proses.
(2013) menunjukkan bahwa hasil belajar Siswa harus mengalami sendiri dan
siswa yang rendah disebabkan oleh kurangnya bukan hanya percaya atau mengandalkan
partisipasi aktif dan keterlibatan siswa selama keterangan guru ataupun penjelasan yang
proses pembelajaran. Penerapan model diuraikan dalam suatu buku pelajaran. Prinsip
pengajaran berbasis masalah dianggap yang mendukung metode ini adalah pendapat
mampu mendorong keterlibatan siswa dalam bahwa murid harus dapat mencapai suatu
pembelajaran. Dari penelitian yang dilakukan defenisi (batasan), memahami cara kerjanya,
ditemukan bahwa penerapan model memahami hukum-hukum atau dalil-dalil
pembelajaran berbasis masalah dapat melalui percobaan yang dapat dikontrol dan
meningkatkan aktivitas belajar siswa dan hasil bukan hanya menghapalkan diluar kepala dari
belajar siswa. Hasil serupa juga dikemukakan buku-buku atau catatan yang diperoleh dari
oleh Vasconcelos (2012) bahwa PBL dapat guru, artinya dengan praktikum berarti siswa
membantu siswa mengembangkan kelompok melihat dan mengamati fenomena alam
kerja kolaboratif dalam mempelajari masalah sekitar (Utomo, 2011).
lingkungan di kehidupan nyata, selain Berdasakan hasil observasi yang
menjadi metode pembelajaran yang aktif dan dilakukan peneliti dan berdasarkan
dinamis bagi siswa. pengalaman nyata selama mengajar di SMPN
Ilmu pengetahuan alam (IPA) 2 Galesong Utara diperoleh hasil observasi
berkaitan dengan cara mencari tahu tentang bahwa guru pada saat melakukan
alam secara sistematis, sehingga IPA bukan pembelajaran masih kurang dalam
hanya penguasaan kumpulan pengetahuan memanfaatkan dan menggunakan metode
yang berupa fakta- fakta konsep-konsep, atau praktikum di sekolah sebagai sebuah model
prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan alternatif dalam menyampaikan materi, tapi
suatu proses penemuan. Proses lebih banyak menggunakan metode
pembelajarannya menekankan pada konvensional. Sehingga terlihat siswa merasa
pemberian pengalaman langsung untuk bosan dan menganggap bahwa pembelajaran
mengembangkan kompetensi agar kurang menarik yang ditunjukkan dengan
menjelajahi dan memahami alam sekitar sikap siswa dalam belajar yang tidak serius
secara ilmiah. seperti berbicara dengan teman sebangku dan
Rahma dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa 115

bermain handphone. Saat diinstruksikan peserta didik 20 orang, terdiri dari 4 orang
untuk melakukan percobaan tampak siswa peserta didik laki-laki dan 16 orang peserta
kebingungan yang terlihat dari sikap siswa didik perempuan. Penelitian ini terdiri dari
kurang terampil dalam melakukan praktikum. tiga tahapan utama yaitu 1) perencanaan, 2)
Hal ini berdampak pada hasil belajar siswa tindakan dan pengamatan, dan 3) refleksi.
yang masih banyak dibawah KKM (Kriteria
Ketuntasan Minimal) yang ditetapkan oleh a. Perencanaan
sekolah dan guru yaitu 73. Berdasakan hasil
wawancara dengan guru IPA di SMPN 2 Kegiatan yang dilakukan pada tahap
Galesong Utara, pada materi sistem organisasi perencanaan yaitu: a) menyusun Rencana
kehidupan makhluk hidup sebesar 63,33% Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang
siswa tidak tuntas dengan metode berisikan langkah-langkah proses
pembelajaran secara konvensional. pembelajaran dengan model PBL dengan
Berdasarkan fakta-fakta tersebut, metode praktikum dan Lembar Kerja Peserta
peneliti tertarik untuk melakukan penelitian Didik (LKPD), b) menyusun soal tes yang
tentang Peningkatan Hasil Belajar Siswa pada akan diberikan pada setiap akhir siklus.
Materi Sistem Organisasi Kehidupan
Makhluk Hidup melalui Model Problem b. Tindakan dan observasi
Based Learning dan Metode Praktikum Siswa
Kelas VII G SMPN 2 Galesong Utara. Melalui Tahap tindakan dan pelaksanaan
penggunaan pendekatan ini diharapkan hasil dilakukan secara bersamaan. Dalam hal ini
belajar siswa di SMPN 2 Galesong Utara peneliti bertindak sebagai guru yang
dapat ditingkatkan. menyampaikan pembelajaran berdasarkan
RPP. Pelaksanaan awal penelitian dilakukan
2. METODE dengan memberikan tes awal pada peserta
didik, kemudian dilanjutkan dengan
Penelitian ini merupakan Penelitian memberikan perlakuan dengan menerapkan
Tindakan Kelas yang disebut juga Classroom pembelajaran model PBL dengan metode
Action Research / CAR ( Kunandar,2008:41). praktikum.
PTK adalah suatu jenis penelitian yang
berbasis kepada kelas. Oleh karena itu, c. Refleksi
penelitian ini harus dilakukan di kelas yang
sehari- hari diajar oleh guru, dengan tujuan Tahap ini peneliti mengumpulkan data
agar guru dapat memperbaiki kegiatan yang telah diperoleh selama observasi, berupa
pembelajaran menjadi lebih baik. Perbaikan hasil tes peserta didik. Kegiatan refleksi
yang dimaksudkan dalam penelitian ini merupakan kegiatan yang sangat penting yang
berupa peningkatan hasil belajar siswa. bertujuan untuk mengevaluasi hasil tindakan
Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action yang telah dilakukan dengan melihat apa yang
Research) bertujuan untuk menyelesaikan masih perlu diperbaiki, ditingkatkan atau
masalah yang dialami guru dan siswa melalui dipertahankan. Tindakan ini merupakan salah
penerapan belajar langsung di kelas atau satu bentuk evaluasi terhadap diri sendiri.
sebagai tindak lanjut bagi guru untuk Dari hasil refleksi tersebut dicari solusinya
memperbaiki hal-hal yang kurang tepat kemudian dilanjutkan pada siklus berikutnya.
dilakukannya di saat berlangsungnya proses Ketiga tahapan ini dilakukan secara
belajar mengajar di kelas. berulang ke siklus berikutnya sampai masalah
Penelitian ini dilakukan di kelas VII. G yang dihadapi dapat teratasi dan diperoleh
SMPN 2 Galesong Utara semester ganjil hasil yang ajeg (Saregar, A. 2016). Indikator
tahun ajaran 2020/2021 dengan jumlah keberhasilan dalam pembelajaran ini
116 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

tercermin dari adanya peningkatan hasil Tes Siklus Siklus Siklus


Keterangan
belajar peserta didik di setiap siklusnya, yaitu Awal I II III
peningkatan hasil belajar kognitif baik secara Jumlah peserta
individual maupun klasikal. Dimana KKM 1 9 13 18
didik yang
untuk mata pelajaran IPA kelas VII di SMPN orang orang orang orang
tuntas
2 Galesong Utara adalah 73. KKM berfungsi Ketuntasan
sebagai patokan guru dalam menilai 5 % 45 % 60 % 90 %
belajar klasikal
kompetensi peserta didik sesuai kompetensi
dasar mata pelajaran yang diikuti (Ratumanan Pembahasan
& Laurens, 2011). Peserta didik dianggap
tuntas belajar bila memperoleh nilai 73 atau Berdasarkan Tabel 1 diketahui bahwa
sama dengan atau lebih besar dari nilai KKM hasil belajar kognitif peserta didik mengalami
(Novitasari, Devi., Wahyuni, Dwi., & peningkatan disetiap siklus. Pada tes awal
Prihatin, Jekti, 2015). Selain itu secara persentase KBK 5% yang artinya hanya 1
klasikal diharapkan siswa memahami materi orang peserta didik yang tuntas. Hal ini
yang dipelajari dengan pencapaian 75% siswa dikarenakan peserta didik sama sekali belum
dapat tuntas pada kompetensi dasar yang diajarkan materi tersebut. Setelah pemberian
diberikan (Gumrowi, A. 2016). Menghitung tindakan pada siklus I, diperoleh persentase
Ketuntasan Belajar Klasikal (KBK) KBK sebesar 45% dengan kategori sangat
menggunakan rumus sebagai berikut: kurang. Dari hasil analisis siklus I, proses
pembelajaran dengan model PBL dan metode
Jumlah peserta didik tuntas praktikum belum mencapai kriteria
KBK= x100% ketuntasan 75%, sehingga dapat dikatakan
Jumlah peserta didik bahwa hasil belajar kognitif peserta didik pada
siklus I belum berhasil. Hal ini disebabkan
peserta didik masih bingung dan kesulitan
3. HASIL DAN PEMBAHASAN dalam mengerjakan LKPD yang diberikan,
selain itu peserta didik juga masih sangat
Hasil belajar siswa merupakan upaya kebingungan dan belum mengerti cara
kemampuan siswa dalam menguasai materi menggunakan alat-alat praktikum karena
pembelajaran melalui model PBL ( Problem tidak terbiasa melakukan praktikum di
Based Learning ) dan metode Praktikum yang laboratorium. Sebagaimana dikatakan oleh
dilakukan oleh peneliti dalam tiga siklus. Majid (2013) kesulitan belajar adalah salah
Adapun hasil rekapitulasi mengenai satu hambatan terhadap upaya peserta didik
nilai hasil tes, baik tes awal dan tes akhir dalam mencapai tujuan belajar. Olehnya itu
setiap siklus, yaitu siklus I, siklus II, dan dengan mengacu hasil refleksi siklus I, maka
siklus III, dapat dilihat pada Tabel 1 berikut guru melakukan upaya perbaikan dalam
ini. melaksanakan proses pembelajaran pada
siklus II.
Tabel 1. Hasil Belajar Siswa Pada siklus II diperoleh persentase
klasikal 60% dengan kategori cukup.
Tes Siklus Siklus Siklus Peningkatan hasil belajar kognitif dari siklus I
Keterangan
Awal I II III (45%) kesiklus II (60%) adalah sebesar 15%.
Nilai Tertinggi 75 80 85 90 Hal ini menunjukkan bahwa pembelajaran
dengan model PBL dan metode praktikum
Nilai Terendah 40 60 60 70 pada siklus II juga belum berhasil. Hal ini
Rata-Rata 56,50 70,50 74,20 80,75 disebabkan peserta didik masih kurang lancar
dan kurang mahir dalam menggunakan
Rahma dkk, Peningkatan Hasil Belajar Siswa 117

alat-alat praktikum di laboratorium. Olehnya bahwa penerapan model pembelajaran PBL


itu guru terus melakukan upaya perbaikan dapat meningkatkan hasil belajar kognitif
dalam melaksanakan proses pembelajaran pada materi usaha dan energi.
pada siklus III.
Pada siklus III diperoleh persentase 4. KESIMPULAN
klasikal 90%. Peningkatan hasil belajar
kognitif dari siklus II (60%) ke siklus III Berdasarkan tujuan penelitian, hasil
(90%) adalah sebesar 30%. Hal ini terjadi dan pembahasan, maka kesimpulan penelitian
karena peserta didik mengikuti pembelajaran ini yaitu: Penerapan model pembelajaran
dengan baik dan memahami materi yang Problem Based Learning (PBL) dan metode
mereka telah terima serta terampil dalam praktikum dapat meningkatkan hasil belajar
menggunkan alat-alat praktikum di siswa pada materi Sistem Organisasi
laboratorium. Hal senada yang disampaikan Kehidupan Makhluk Hidup di kelas VII.G
oleh (Novitasari Devi, Dwi Wahyuni, Jekti SMPN 2 Galesong Utara. Hal ini dapat dilihat
Prihatin, 2015) bahwa PBL ini memiliki berdasarkan peningkatan persentase KBK.
kelebihan yaitu lebih ingat dan meningkatkan Persentase KBK pada siklus I sebesar 45%.
pemahamannya atas materi ajar, Pada siklus II dan III meningkat yaitu 60%,
meningkatkan fokus pada pengetahuan yang dan 90%.
relevan, mendorong untuk berpikir,
membangun kerja tim, kepemimpinan, dan 5. UCAPAN TERIMAKASIH
keterampilan sosial, membangu kecakapan
belajar, memotivasi pembelajar, realistik Penulis mengucapkan terima kasih
dengan kehidupan siswa. Hal senada juga kepada Bapak Drs. Alimin, MS selaku dosen
disampaikan oleh (Deni Juwita, 2015) bahwa pembimbing. Terimakasih kepada Ibu
Metode praktikum adalah metode Martiningsih, S. Pd., M. Pd. selaku guru
pembelajaran yang akan membuat siswa lebih pamong yang telah banyak mengorbankan
mudah memahami konsep IPA dari materi tenaga dan waktu serta pikirannya dalam
yang akan dipelajari. Dengan penerapan membimbing penulis. Selanjutnya, kepada
metode praktikum ini diharapkan siswa bisa Ratnasari, S. Pd. yang telah banyak membantu
lebih aktif dalam mengikuti proses penulis, sehingga artikel ini bisa terselesaikan.
pembelajaran dan dapat meningkatkan hasil
belajar (Vindri Catur, 2013). Secara klasikal REFERENSI
proses pembelajaran pada siklus III
dinyatakan tuntas karena telah memenuhi
kriteria ketuntasan belajar 75%. Anna, P. (2003). Pengembangan Model
Berdasarkan data hasil belajar peserta Pembelajaran Kimia Berbasis
didik menunjukkan bahwa penerapan model Experimen Pada Bahan Kajian
pembelajaran PBL dan metode praktikum Larutan untuk Meningkatkan
dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik Keterampilan Berpikir Kritis dan
pada materi Sistem Organisasi Kehidupan Keterampilan Proses Sains Peserta
Makhluk Hidup. Hal ini sesuai dengan dengan Didik SMU. Laporan Penelitian.
penelitian yang dilakukan Fathimah Zahrah Bandung: UPI.
(2017) yang menyatakan bahwa penerapan
praktikum dengan model Problem Based Deni, J. (2015). Pengaruh Model Quantum
Learning (PBL) dapat meningkatkan Teaching Dengan Metode Praktikum
keterampilan berfikir kritis siswa pada konsep Terhadap Kemampuan
laju reaksi dan penelitian yang dilakukan oleh Multipresentasi Siswa Pada Mata
Nensy Rerung (2017) yang menyatakan PelajaranFisika Kelas X di SMA Plus
118 PROFESI KEPENDIDIKAN VOL. 2. NO. 1 APRIL 2021

Darul Hikmah. Jurnal Pendidikan Utomo, P, M. (2011). Adaptasi Pelaksanaan


Fisika, Vol. 4 No.2, September 2015, Praktikum Kimia Negara OECD.
hal116 – 120. Yogyakarta: Fakultas Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam Universitas
Gumrowi. A. (2016). Meningkatkan Hasil Negeri Yogyakarta.
Belajar Listrik Dinamik
Menggunakan Strategi Pembelajaran Vasconcelos, C. (2010). Teaching
Team Assisted Individualization Environmental Education through
Melalui Simulasi Crocodile Physics. PBL: Evaluation of a Teaching
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al- Intervention Program. DOI
Biruni, 5 (1) 105-111. 10.1007/s11165-010-9192-342:219–
232 Research Science Education.
Kunandar. (2008). Langkah Mudah Oporto University. Portugal.
Penelitian Tindakan Kelas Sebagai
PengembanganProfesi Guru. Jakarta: Vindri, C. (2013). Penerapan Pembelajaran
Rajawali Pers. Berbasis Praktikum Untuk
Meningkatkan Keterampilan Proses
Novitasari, D., Wahyuni, D., & Prihatin J. Sains dan Penguasaan Konsep Siswa
(2015). Pembelajaran Model Kelas XI IPA 1 di SMA
Pembelajaran Berbasis Masalah Muhammadiyah 1 Malang.
(Problem Based Learning) Dilengkapi Jurnal Pendidikan Fisika, Vol. 2 No.3,
Teknik Mind Mapping Terhadap hal 11 – 20.
Peningkatan Motivasi dan Hasil
Belajar Siswa SMAN 1 Pakusari Widodo, L. W. (2013). PeningkatanAktivitas
Jember Pokok Bahasan Jamur Kelas Belajar dan Hasil Belajar Siswa
X Semester Gasal Tahun Ajaran dengan Metode Problem Based
2013/2014. Jurnal Pancaran, 4 (2) 35- Learning Pada Siswa Kelas VIIA MTs
47. Negeri Donomulyo Kulon Progo
Tahun Pelajaran 2012/2013. Jurnal
Ratumanan & Laurens. (2011). Penilaian Fisika Indonesia Universitas Ahmad
Hasil Belajar pada Tingkat Satuan Dalan, Yogyakarta,49, (XVII).
Pendidikan Edisi 2. Ambon: Unesa
University Press. Zahrah Fathimah. (2017). Penerapan
Praktikum dengan Model Problem
Rerung Nensy. (2017). Penerapan Model Based Learning (PBL) pada Materi
Pembelajaran Problem Based Laju Reaksi di SMA Negeri 1 Lembah
Learning (PBL)untuk Meningkatkan Selawah. Jurnal Pendidikan Sains
Hasil Belajar Peserta didik SMA pada Indonesia, Vol. 5 No.2, hlm. 115-123.
Materi Usaha dan Energi. Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-BiRuNi,
06 (1), 47-55.
Saregar. A. (2016). Pembelajaran Pengantar
Fisika Kuantum Dengan
Memanfaatkan MediaPhet Simulation
dan LKM Melalui Pendekatan
Saintifik: Dampak Pada Minat dan
Penguasaan Konsep Mahasiswa.
Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni, 5 (1) 53-60.

Anda mungkin juga menyukai