Oleh
Yulia Ningsih, S.Pd NIY. 069014036
Guru Mata Pelajaran Biologi di SMAS IBS Raudhatul Jannah Payakumbuh,
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Aktivitas belajar merupakan aspek yang sangat penting dalam
pembelajaran. dapat dikatakan bahwa pembelajaran yang menekankan
aktivitas belajar akan menjadi lebih bermakna dan membawa siswa pada
pengalaman belajar yang mengesankan. Selain itu, siswa juga dapat
terlibat secara aktif dalam pembelajaran, sehingga siswa mampu
mengembangkan bakat yang dimiliki, berpikir kritis dan memecahkan
permasalahan yang mengarah pada peningkatan hasil belajar. Idealnya
aktivitas belajar perlu ditingkatkan dalam pembelajaran, tak terkecuali
dalam pembelajaran biologi. Peningkatan aktivitas belajar memberikan
manfaat dalam pembelajaran biologi, yaitu pembelajaran biologi menjadi
lebih bermakna sarat nilai keberanian, percaya diri, tanggung jawab dan
lebih humanis bagi pengalaman belajar siswa. Selain itu, pembelajaran
biologi yang semula hanya sebatas pada hafalan akan dapat mencakup
pemahaman dalam menerima pelajaran.
Kenyataan di lapangan, sampai saat ini masih tampak
kecenderungan guru kurang memperhatikan aktivitas belajar dalam
pembelajaran biologi. Pelaksanaan pembelajaran biologi masih berpusat
pada guru dan kurang melibatkan siswa. Guru masih menggunakan model
ceramah, sehingga peran guru sangat dominan, sementara siswa hanya
mendengarkan dan menyimak materi atau pengetahuan yang disampaikan
oleh guru. Dengan pembelajaran biologi yang demikian, kurang
memberikan makna bagi pengalaman belajar siswa dan belum mencakup
pemahaman dalam menerima pelajaran. Realitas yang terjadi di kelas
SMAS Islam Boarding School Raudhatul Jannah, terlihat bahwa masih ada
beberapa siswa kurang bersemangat dan kurang terlibat pada saat
pembelajaran biologi berlangsung. Beberapa siswa terlihat mengantuk saat
guru menerangkan materi pelajaran. Ketika diberi pertanyaan, sebagian
besar siswa tidak berani menjawab. Hanya ada 5 siswa yang aktivitas
belajarnya optimal dalam pembelajaran biologi dari 20 siswa yang berada
di kelas tersebut. Hal ini yang menyebabkan aktivitas belajar siswa dalam
pembelajaran biologi masih rendah. Beberapa siswa terlihat bosan dengan
penyampaian materi yang dilakukan oleh guru. Hal ini nampak dengan
kegiatan yang dilakukan siswa, seperti mencoba mengganggu temannya
yang memperhatikan guru dan melakukan kegiatan sendiri yang tidak ada
hubungannya dengan pembelajaran.
Pembelajaran biologi yang diterapkan oleh guru belum sepenuhnya
terpusat pada siswa. Para siswa hanya menunggu materi yang disampaikan
oleh guru dan kurang diberi kesempatan untuk mencari dan
menemukannya sendiri. Guru belum menerapkan model pembelajaran
yang bervariasi selama pembelajaran biologi berlangsung. Model
pembelajaran yang sering digunakan guru yaitu ceramah. Saat guru
menggunakan model ceramah, siswa cenderung pasif. Walaupun guru
sudah menggunakan berbagai media pembelajaran yang menarik seperti
slide powerpoint, video, dan gambar, akan tetapi interaksi pembelajaran
yang terjadi tetap satu arah. Siswa hanya antusias saat menonton video
atau film yang diputar. Setelah itu siswa tetap cenderung pasif dan tidak
memiliki keberanian bertanya maupun mengemukakan pendapat di depan
guru dan siswa yang lain. Kurang bervariasinya model pembelajaran yang
digunakan guru tentu akan menyebabkan rasa jenuh dan bosan pada siswa.
Guru belum terbiasa menerapkan model pembelajaran yang bervariasi dan
penerapan model pembelajaran yang konvensional dianggap lebih praktis
dan mempersingkat waktu. Kejenuhan dan kebosanan siswa dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran tentu akan berpengaruh pada
pemahaman materi yang tidak maksimal, sehingga hasil belajar yang
diperoleh juga kurang maksimal.
Setelah memperhatikan paparan di atas, maka perlu dipikirkan
penyajian pembelajaran biologi yang tepat untuk siswa sehingga aktivitas
dan hasil belajar dapat meningkat. Pemilihan model pembelajaran yang
tepat sangat penting agar dapat mengembangkan aktivitas dan hasil
belajar. Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian eksperimen berjudul “Efektivitas Pembelajaran melalui
Pendekatan Berbasis Masalah (Problem Based Learning) Disertai
Lembaran Kerja untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar
dalam pembelajaran biologi siswa kelas X SMAS Islam Boarding
School Raudhatul Jannah”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan di atas,
maka rumusan masalah penelitian ini adalah: “Apakah dengan
menerapkan pembelajaran berbasis masalah (Problem Based Learning)
disertai lembaran kerja pada konsep Pencemaran dapat meningkatkan
aktivitas belajar biologi?”
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan aktivitas dan
hasil belajar dalam pembelajaran biologi siswa kelas X SMAS Islam
Boarding School Raudhatul Jannah melalui Pendekatan Berbasis Masalah
(Problem Based Learning) Disertai Lembaran Kerja.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini hendaknya ini diharapkan berguna bagi:
1. Bagi peserta didik, penelitian tindakan kelas ini dapat meningkatkan
minat belajar biologi.
2. Bagi guru, sebagai bahan masukan dalam usaha meningkatkan aktivitas
belajar peserta didik melalui penerapan pembelajaran berbasis masalah
(Problem Based Learning) yang disertai lembaran kerja.
3. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat menunjukkan
permasalahan-permasalahan pembelajaran biologi, agar pembelajaran
biologi menjadi lebih optimal, dan mampu memenuhi Kriteria
Ketuntasan Minimal (KKM) yang sudah ditentukan.
4. Bagi masyarakat, dengan membekali peserta didik dengan beberapa
keterampilan seperti bekerjasama, mandiri dan berkomunikasi dapat
mengimplementasikan keterampilan tersebut di tengah-tengah
masyarakat.
\
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Model Pembelajaran
Pendidikan memegang peran penting dalam mempersiapkan
sumber daya manusia yang berkaualitas. Oleh karena itu, pendidikan
hendaknya dikelola, baik secara kualitas maupun kuantitas. Hal tersebut
bisa tercapai apabila siswa dapat menyelesaikan pendidikan tepat pada
waktunya dengan prestasi belajar yang baik. Prestasi belajar seseorang,
ditentukan oleh berbagai faktor yang mempengaruhinya. Salah satu faktor
yang dapat mempengaruhi prestasi belajar seseorang yaitu, kemampuan
guru (profesionalisme guru) dalam mengelola pembelajaran dengan
metode-metode yang tepat, yang memberi kemudahan bagi siswa untuk
mempelajari materi pelajaran, sehingga menghasilkan pembelajaran yang
lebih baik.
Menurut Nana Sudjana (2005: 76) metode pembelajaran adalah,
“Metode pembelajaran ialah cara yang dipergunakan guru dalam
mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya
pengajaran”. Sedangkan M. Sobri Sutikno (2009: 88) menyatakan,
“Metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang
dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses pembelajaran pada diri siswa
dalam upaya untuk mencapai tujuan”.
Berdasarkan definisi atau pengertian metode pembelajaran yang
dikemukakan tersebut dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran
merupakan suatu cara atau strategi yang dilakukan oleh seorang guru agar
terjadi proses belajar pada diri siswa untuk mencapai tujuan.
Menurut Nana Sudjana (1989:78 – 86), terdapat bermacam-macam metode
dalam mengajar, yaitu Metode ceramah, Metode Tanya Jawab, Metode
Diskusi, Metode Resitasi, Metode Kerja Kelompok, Metode Demonstrasi
dan Eksperimen, Metode sosiodrama (role-playing), Metode problem
solving, Metode sistem regu (team teaching), Metode latihan (drill),
Metode karyawisata (Field-trip), Metode survai masyarakat, dan Metode
simulasi.
Kerangka Berfikir
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Subjek, Lokasi, dan Waktu Penelitian
Subjek dari penelitian ini adalah peserta didik SMAS IBS Raudhatul
Jannah.
Lokasi penelitian adalah di SMAS IBS Raudhatul Jannah.
Waktu penelitian : 01 September 2021- 30 September 2021
B. Prosedur Penelitian
Dalam pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini prosedur yang dilakukan
adalah :
1. Penetapan focus masalah penelitian
2. Perencanaan tindakan perbaikan
3. Observasi
4. Analisis dan refleksi
5. Rencana tindak lanjut
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan datanya adalah observasi aktivitas peserta didik
selama proses pembelajaran berlangsung.
D. Teknik Analisis Data
Menganalis data adalah suatu proses mengolah dan
menginterpretasi data dengan tujuan untuk mendudukkan berbagai
informasi sesuai dengan fungsinya hingga memiliki makna dan arti yang
jelas sesuai dengan tujuan penelitian.
Analisis data dilakukan dengan analisis kualitatif dan analisis
kunatitatif (Sanjaya, 2011: 106)
1. Analisis data Kualitatif Analisis data kualitatif digunakan untuk
menentukan peningkatan proses belajar khususnya berbagai tindakan yang
dilakukan guru (Sanjaya, 2011: 106) Menurut Sugiyono (2010: 337-345)
aktivitas dalam analisis data yaitu Reduksi Data, Penyajian Data,
Penarikan Kesimpulan.
a. Reduksi Data Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya
cukup banyak, untuk itu maka perlu dicatat secara teliti dan
rinci. Aktifitas reduksi data ini yaitu merangkum, memilih
hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting,
dicari tema dan polanya dan membuang yang tidak perlu.
b. Penyajian Data Penyajian data biasanya berupa teks yang
bersifat naratif. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan sehingga
akan semakin mudah dipahami.
c. Penarikan Kesimpulan Langkah ketiga dalam analisis data
kualitatif menurut Miles and Huberman adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi
2. Analisis data kuantitatif Analisis data kuantitatif digunakan untuk
menentukan peningkatan hasil belajar siswa sebagai pengaruh dari
setiap tindakan yang dilakukan guru (Sanjaya, 2011: 106). Data
prestasi belajar siswa dapat diketahui dengan menghitung mean (rata-
rata) dari daftar nilai siswa. Selanjutnya dari data Penarikan
Kesimpulan Pengumpulan Data Reduksi Data Penyajian Data 46
penghitungan mean yang telah diperoleh mengacu pada tabel kategori
pencapaian hasil belajar.
a. Mean (rata-rata nilai siswa)
M =∑ Xi N
Keterangan :
M = Rata-rata Mean
Xi = Jumlah nilai semua peserta didik
N = Jumlah peserta didik (Sutrisno Hadi, 2004: 40)
b. Kategori pencapaian
E. Indikator keberhasilan
Indikator keberhasilan dalam penelitian tindakan ini meliputi indikator
proses dan hasil dalam penelitian penggunaan pendekatan proses. Dari
segi proses ditandai oleh kreatifan peserta didik dalam pembelajaran dan
pemahaman peserta didik pada materi pencemaran.
Adapun kriteria yang digunakan untuk mengungkapkan kemampuan
menulis karangan argumentasi murid adalah sesuai dengan kriteria standar
yang dikemukakan oleh Nurkancana (Warda, 2009) adalah sebagai
berikut:
“Tindakan kemampuan 90%-100% dikategorikan sangat tinggi,
80%-89% dikategorikan tinggi, 65%-79% dikategorikan sedang,
55%-64% dikategorikan rendah, dan 0%-54% dikategorikan sangat
rendah.
Berdasarkan kriteria tersebut, maka peneliti menentukan tingkat
keberhasilan tindakan pada penelitian ini dilihat pemahaman murid secara
individu pada setiap siklus telah meningkat dan menunjukkan tingkat
pencapaian ketuntasan belajar dengan nilai 7,5.
F. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Jadwal penelitian dirinci dengan tabel berikut:
No. Kegiatan Penelitian Minggu Bulan ke-2 Bulan ke-4
ke-1 dan ke 3
1 Persiapan PTK:
- Observasi/pra tindakan; √
- Penyusunan tindakan; √
- Penyusunan instrumen √
pembelajaran dan
pengumpulan data.
2 Pelaksanaan(siklus PTK):
- Pelaksanaan siklus 1. √
- Refleksi siklus 1. √
- Pelaksanaan siklus 2. √
- Refleksi siklus 2 √
- Pelaksanaan siklus 3 (jika √
diperlukan).
- Refleksi siklus 3. √
3 Pelaporan PTK √
DAFTAR PUSTAKA
Depdiknas. 2003. Undang-undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
LAMPIRAN (terlampir)