Abstrak :
Kata Kunci :
PENDAHULUAN
Pendidikan memiliki artian yang cukup luas, tergantung melalui sudut pandang mana
kita menilai suatu pendidikan. Di sisi lain pendidikan memiliki arti sebagai upaya untuk
mencerdaskan bangsa. Selain itu pendidikan juga memiliki tujuan untuk melakukan
peningkatan terhadap kualitas masyarakat di Indonesia. Dicatat dalam UU No. 20 Pasal 3
(2003)mengenai pendidikan yang diartikan sebagai peningkatan sekaligus perkembangan
keahlian yang dimiliki peserta didik. Peningkatan yang terjadi dapat berupa semakin berilmu,
semakin terasah keterampilan yang dimiliki, dibekali dengan sikap serta akhlak yang mulia,
dapat berpikir kritis, dan lain-lain.
Menurut Suprihatiningrum (2013:90), menguraikan pendapatnya mengenai makna
seorang pendidik yang diartikan sebagai seorang individu dengan kelebihan serta
kemampuan yang dibagikan maupun diajarkan kepada orang lain melalui sistem
pengajaran. Pendidik berperan sebagai sumber dalam pembentukan motivasi, selain itu
pendidik juga melakukan interaksi langsung dengan siswa dalam proses pengajaran
dilengkapi dengan sumber belajar sebagai pendukung dalam pengajaran.
KAJIAN PUSTAKA
Pengertian Project Based Learning
Problem Based Learning diartikan sebagai Pembelajaran Berbasis Masalah yaitu jenis
model pembelajaran yang melibatkan siswa dalam suatu kegiatan (proyek) untuk
menghasilkan suatu produk.
Model pembelajaran ini bertujuan mendorong siswa untuk belajar melalui berbagai
permasalahan nyata dalam kehidupan sehari-hari yang dikaitkan dengan pengetahuan yang
telah atau akan dipelajarinya.
PBL Menurut Para Ahli:
1.Menurut Duch (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) mengemukakan bahwa pengertian
dari model Problem Based Learning adalah:
Problem Based Learning (PBL) atau pembelajaran berbasih masalah adalah model
pengajaran yang bercirikan adanya permasalahan nyata sebagai konteks untuk para
peserta didik belajar berfikir kritis dan keterampilan memecahkan masalah serta
memperoleh pengetahuan.
2.Finkle and Torp (1995) dalam Aris Shoimin (2014:130) menyatakan bahwa:
PBM merupakan pengembangan kurikulum dan sistem pengajaran yang mengembangkan
secara stimulan strategi pemecahan masalah dan dasardasar pengetahuan dan
keterampilan dengan menempatkan para peserta didik dalam peran aktif sebagai pemecah
permasalahan sehari-hari yang tidak terstruktur dengan baik.
Dua definisi diatas mengandung arti bahwa PBL atau PBM merupakan suasana
pembelajaran yang diarahkan oleh suatu permasalahan sehari-hari.
3.Sedangkan menurut Kamdi (2007:77) berpendapat bahwa:
Model Problem Based Learning diartikan sebagai sebuah model pembelajaran yang
didalamnya melibatkan siswa untuk berusaha memecahkan masalah dengan melalui
beberapa tahap metode ilmiah sehingga siswa diharapkan mampu mempelajari
pengetahuan yang berkaitan dengan masalah tersebut dan sekaligus siswa diharapkan
akan memilki keterampilan dalam memecahkan masalah.
4.pendapat Arends
Arends (2007: 43) menjelaskan bila pada dasarnya PBL menyajikan berbagai situasi
bermasalah yang autentik serta memiliki makna kepada siswa, yang mana bisa berfungsi
sebagai batu pijakan untuk melakukan kegiatan investigasi serta penyelidikan.
5.Pendapat Barrett
Barrett (2011: 4) menguraikan bahwa PBL merupakan pembelajaran yang dihasilkan dari
suatu proses pemecahan masalah yang disajikan di awal proses pembelajaran. Siswa
belajar dari masalah yang nyata dalam kehidupan sehari-hari, mengorganisasi, merencana,
serta memutuskan apa yang dipelajari dalam kelompok kecil.
b. Manfaat
Melalui Problem Based Learning (PBL), diharapkan siswa dapat lebih mengerti
dan tahu Perubahan wujud benda dan menambah wawasan .
Perubahan wujud benda juga bisa membantu kehidupan sehari-hari. Seperti
saat kapur barus menyublim(perubahan benda dari padat ke gas), kapur barus
menghasilkan bau yang wangi yang berguna untuk membuat lemari wangi dan
seiring waktupun kapur barus tersebut habis.
METODE PENELITIAN
a. Metode Penelitian
Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian tindakan
kelas (PTK)/classroom action research.
Definisi Penelitian Tindakan Kelas penelitian yang dilakukan oleh guru di dalam
kelasnya sendiri melalui refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kenerjanya
sebagai guru, sehingga diharapatkan tujuan Penelitian Tindakan Kelas dapat
meningkatkan hasil belajar siswa, atau peserta didik.
Hopkins (2010)
Sulipan, M.Pd
Menurutnya, PTK atau penelitian tindakan kelas adalah suatu jenis penilian yang
dilakukan oleh seorang peneliti di dalam kelas guna mengetahui berbagai faktor
tindakan yang dilakukan akibat metode dalam pendidikan.
Ada 4 tahapan dalam metode PTK yaitu :
1.Perencanaan
Pada tahap ini peneliti menjelaskan tentang apa, mengapa,di mana, kapan, dan
bagaimana penelitian dilakukan. Penelitian sebaiknya dilakukan secara kolaboratif, sehingga
dapat mengurangi unsur subyektivitas. Karena dalam penelitian ini ada kegiatan
pengamatan terhadap diri sendiri, yakni pada saat menerapkan pendekatan, model atau
metode pembelajaran sebagai upaya menyelesaikan masalah pada saat praktik penelitian.
Dalam kegiatan ini peneliti perlu juga menjelaskan persiapan-persiapan pelaksanaan
penelitian seperti: rencana pelaksanaan pembelajaran, instrumen pengamatan (observasi)
terhadap proses belajar siswa maupun instrumen pengamatan proses pembelajaran.
2.Tindakan
Pada tahap ini berupa kegiatan implementasi atau penerapan perencanaan tindakan
di kelas yang menjadi subyek penelitian. Pada kegiatan implementasi ini peneliti harus taat
atas perencanaan yang telah disusun. Yang perlu diingat dalam implementasi atau praktik
penelitian ini berjalan seperti biasa pada saat melaksanakan pembelajaran sebelum
penelitian, tidak boleh dibuat-buat yang menyebabkan pembelajaran menjadi kaku. Dan
kolaborator disarankan melakukan pengamatan secara obyektif sesuai dengan kondisi
pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti. Hal ini penting mengingat penelitian tindakan
mempunyai tujuan memperbaiki proses pembelajaran.
3.Observasi
Pada tahap pengamatan ini ada dua kegiatan yang diamati yaitu, kegiatan belajar
siswa, dan kegiatan pembelajaran. Pengamatan terhadap proses belajar siswa dapat
dilakukan sendiri oleh guru pelaksana (peneliti) sambil melaksanakan pembelajaran, sedang
pengamatan terhadap proses pembelajaran tentu tidak bisa dilakukan sendiri oleh guru
pelaksana. Untuk itu guru pelaksana (peneliti) minta bantuan teman sejawat (kolaborator)
melakukan pengamatan, dalam hal ini kolaborator melakukan pengamatan berdasar pada
instrumen yang telah disusun oleh peneliti. Hasil pengamatan kolaborator nantinya akan
bermanfaat atau akan digunakan oleh peneliti sebagai bahan refleksi untuk perbaikan
pembelajaran berikutnya.
4.Refleksi
d. Tempat penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD NEGERI KARIMBOW, Desa.Karimbow, Kec.Motoling
Timur, Kab.Minahasa Selatan.
e. Subjek Penelitian
Subjek penelitian dalam hal ini adalah siswa kelas 4 SD NEGERI KARIMBOW, yang
berjumlah 12 orang, 5 laki-laki dan 7 perempberik
f.Objek Penelitian
DAFTAR PUSTAKA