Anda di halaman 1dari 7

BAB II

PEMBAHASAN
A. Pengertian PTK

Secara sederhana, PTK dapat didefinisikan sebagai sebuah proses investigasi


terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif mandiri yang dilakukan oleh
guru/calon guru yang memiliki tujuan untuk melakukan perbaikan-perbaikan
terhadap sistem, cara kerja, proses, isi, kompetensi, atau situasi pembelajaran.Definisi
lainnya menyebutkan bahwa penelitian tindakan adalah penelitian tentang, untuk dan
oleh masyarakat dengan memanfaatkan interaksi, partisipasi dan kolaborasi antara
peneliti dengan kelompok sasaran.1 Selain itu, PTK juga diartikan sebagai salah satu
strategi penyelesaian masalah yang memanfaatkan tindakan nyata dan proses
pengembangan kemampuan dalam mendeteksi dan menyelesaikan masalah. Dalam
prosesnya, pihak-pihak yang terlibat saling mendukung satu sama lain dengan
melengkapi fakta-fakta dan mengembangkan kemampuan analisis. Dalam
prakteknya, penelitian tindakan kelas menggabungkan tindakan bemakna dengan
prosedur penelitian. Hal ini merupakan suatu upaya menyelasaikan masalah sekaligus
mencari dukungan ilmiahnya. Secara sadar pihak yang terlibat (calon guru, guru,
dosen, instruktur, widyaiwara, kepala sekolah dan warga masyarakat ) mencoba
merumuskan suatu tindakan atau intervensi yang diperhitungkan dapat menyelesaikan
masalah atau memperbaiki situasi dan diperkirakan secara cermat mengamati
pelaksanaannya untuk memahami tingkat keberhasilannya.

Penelitian tindakan kelas adalah penelitian refleksi yang dilaksanakan secara siklis
(berdaur) oleh guru/calon guru di dalam kelas. Dikatakan demikian karena proses
PTK dimulai dari tahapan perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi untuk
memecahkan masalah dan mencobakan hal-hal baru demi peningkatan kualitas
pembelajaran.

B. Asal Usul PTK

Asal usul PTK banyak ditulis dan diperdebatkan orang. Salah satu sumber
mengatakan bahwa istilah penelitian tindakan mula-mula diperkenalkan oleh Kurt
Lewin pada tahun 1934. Setelah mengalami berbagai pengalaman praktis yang terkait
dengan penelitian tindakan, pada tahun 1940-an Kurt Lewin mendefinisikan
penelitian tindakan sebagai suatu proses pengembangan daya pikir reflektif, diskusi

1
Suhadi Ibnu. Konsep dan Prosedur Penelitian Tindakan Kelas Bagi Pengembangan Guru dan Dosen
MIPA.Makalah Seminar Exchange Experience. Malang 9-12 Juli 2003.
dan pengambilan keputusan sekaligus tindakan yang dilakukan oleh sekolompok
orang biasa yang berpartisipasi dalam penelitian bersama mengenai kesulitan pribadi
yang sama-sama mereka alami.

Selanjutnya ada banyak turunan dalam berbagai penelitian tindakan yang mengikuti
berbagai dasar pemikiran. Di Amerika akarnya adalah pergerakan pendidikan
progresif yang dipelopori oleh John Dewey. Upaya di Inggris yang lebih diarahkan
pada pembaruan kurikulum dan peningkatan keprofesionalan dalam mengajar.

C. Prinsip-Prinsip PTK

Penelitian Tindakan Kelas Agar memperoleh informasi yang jelas dan tidak
menyalahi kaidah yang ditentukan, peneliti perlu memahami dan memenuhi tujuh
prinsip berikut apabila sedang melakukan penelitian tindakan kelas. Hopkins (2002:
57-61).

1. PTK dilakukan tanpa mengubah situasi yang biasa terjadi. Jika penelitian
dilakukan dalam situasi yang berbeda dari biasanya, maka hasilnya mungkin berbeda
jika dilaksanakan lagi dalam situasi aslinya. Oleh karena itu penelitian tindakan tidak
perlu mengadakan waktu khusus untuk diamati, jadi harus dibiarkan apa adanya.
Satu-satunya yang berbeda adalah adanya tindakan untuk meningkatkan mutu
pembelajaran.

2. Topik PTK yang dikaji berkaitan dengan tugas peneliti sebagai guru atau kepala
sekolah. Jadi tindakan yang dilakukan merupakan tindakan nyata yang dilakukan
dalam tugasnya sehari-hari dan secara empirik memang terjadi di lapangan.

3. PTK merupakan sebuah upaya untuk meningkatkan mutu sesuatu yang sudah
ada dan biasa menjadi lebih baik; atau merupakan sebuah upaya untuk memecahkan
masalah yang terjadi di kelas atau di sekolah.

4. PTK dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi
atas dasar sukarela, karena mengharapkan hasil yang lebih baik.

5. PTK dilakukan secara sistemik (terencana, terarah, dan teratur berdasarkan


sebuah mekanisme tertentu). Jadi, jika peneliti mengupayakan cara mengajar yang
baru, dia juga harus memikirkan tentang langkah-langkahnya, bahan ajarnya, sarana
pendukung dan hal-hal yang terkait dengan cara baru tersebut. Jika kepala sekolah
akan menerapkan manajemen yang baru maka prosedur, kebijakan pendukung serta
sosialisasi implementasinya harus dipersiapkan.
6. PTK harus dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa
memang berbeda dari apa yang sudah biasa dilakukan, karena yang biasa sudah jelas
menunjukkan hasil yang kurang memuaskan. Oleh karena itu guru melakukan
tindakan yang diperkirakan dapat memberikan hasil yang lebih baik.

7. PTK berpusat pada proses, bukan hanya pada hasil. PTK merupakan kegiatan
yang dilakukan oleh guru atau peneliti untuk memperbaiki atau meningkatkan hasil
dengan mengubah cara, metode, pendekatan atau strategi yang berbeda dari biasanya.
Cara, metode, pendekatan atau strategi tersebut adalah proses yang harus diamati
secara cermat, dilihat kelancarannya, kesesuaian/ penyimpangannya dari rencana,
kesulitan atau hambatan yang dijumpai, sejauh mana proses ini sudah memenuhi
harapan, dan bagaimana kaitannya dengan hasil setelah satu atau dua siklus. Jadi,
dalam PTK harus ada indikator proses dan indikator keberhasilan.

D. Tipologi dan Scope PTK

Tipologi adalah ilmu yang mempelajari tentang pengelompokan berdasarkan tipe atau
jenis[3]. Penelitian Tindakan Kelas Berdasarkan setting dan lokasinya terdapat
bermacam-macam penelitian tindakan (Henry & Mctaggart, dalam depdikbud, 1999:2
) yang masing-masing mempunyai penekanan berbeda.

a. Participatory action research

Biasanya dilakukan sebagai strategi transformasi sosial yang menekankan pada


keterlibatan masyarakat, rasa ikut memiliki program dan analisis problem sosial
berbasis masyarakat.

b. Critical action research

Biasanya dilakukan oleh kelompok yang secara kolektif mengkritis masalah praktis
dengan penekanan pada komitmen untuk bertindak menyempurnakan situasi,
misalnya hal-hal yang terkait dengan ketimpangan ras atau gender.

c. Classroom action research

Biasanya dilakukan oleh guru / calon guru dikelas atau sekolah tempat ia mengajar
dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik
pemblajran

d. Institusional action research


Biasanya dilaksanakan oleh pihak manajemen atau organisasi untuk meningkatkan
kinerja, proses, dan produktivitas dalam suatu lembaga. Intinya tindakan yang
berupaya menyelesaikan masalah-masalah organisasi atau manajemen melalui
pertukaran pengalaman secara praktis.

[3]. Tipologi (antropologi), pembagian budaya menurut suku bangsa.

Tipologi (arkeologi), klasifikasi benda menurut karakteristiknya.

Tipologi (teologi), doktrin atau teori dalam teologi Kristen tentang hubungan
antara Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.

Tipologi (linguistik), kajian dan klasifikasi bahasa menurut fitur strukturalnya.

Ditinjau dari scope atau ruang lingkupnya, penelitian tindakan bisa dilakukan di
berbagai level, antara lain :

a. Penelitian tindakan skala makro

1). Meningkatkan partisipasi dunia usaha dalam pembiayaan pendidikan.

2). Meningkatkan angka partisipasi siswa tingkat SLTA

3). Menggalakkan penulisan karya ilmiah penelitian oleh guru

b. Penelitian tindakan level sekolah

1) Meningkatkan kepedulian orang tua untuk mendorong belajar siswa

2) Mengurangi jumlah kasus “school vandalism”/ tawuran

3) Menghidupkan unit produksi di sekolah kejuruan

c. Penelitian tindakan untuk guru (level kelas )

1) Meningkatkan “time on task “ siswa dalam pembelajaran

2) Merangsang anak untuk berani bertanya dalam KBM

3) Mengatasi kesulitan siswa dalam pokok bahasan fungsi komposit

4) Menumbuhkan kebetahan siswa belajar sejarah diperpustakaan.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Prinsip-prinsip dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi : PTK dilakukan


tanpa mengubah situasi yang biasa terjadi, topik PTK yang dikaji berkaitan dengan
tugas penelitian sebagai guru atau kepala sekolah, PTK merupakan sebuah upaya
untuk meningkatkan mutu sesuatu yang sudah ada dan biasa menjadi lebih baik, PTK
dilakukan bukan karena ada paksaan atau permintaan dari pihak lain, tetapi atas dasar
sukarela, karena mengharapkan hasil yang lebih baik, PTK dilakukan secara sistemik
(terencana, terarah, dan teratur berdasarkan sebuah mekanisme tertentu), PTK harus
dapat menunjukkan bahwa tindakan yang diberikan kepada siswa memang berbeda
dari apa yang sudah biasa dilakukan dan PTK berpusat pada proses, bukan hanya
pada hasil Tipologi, dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi : Participatory action
research, Critical action research, Classroom action research dan Institusional action
research sedangkan Scope dalam Penelitian Tindakan Kelas meliputi : Penelitian
tindakan skala makro, Penelitian tindakan level sekolah dan Penelitian tindakan untuk
guru (level kelas )

B. Saran

Makalah yang kami buat belum sempurna sesuai yang diharapkan. Masih
terdapat banyak kekurangan maupun kesalahan. Karena,manusia biasa tidak luput
dari khilaf atau kesalahan, kelebihan itu hanya milik Allah SWT semata. Untuk itu
kami mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak atau pembaca demi perbaikan
di masa mendatang.

DAFTAR PUSTAKA
Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research). Jakarta:
Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.

Susilo, Herawati 2012. Penelitian Tindakan Kelas (Sebagai Sarana Pengembangan


Keprofesionalan Guru dan Calon guru). Malang, Bayumedia Publishing.

Susilo, Herawati dan Kisyani. 2006. Implementasi Penelitian Tindakan Kelas.


Makalah disajikan dalam pelatihan Dosen di Makassar dan Surabaya. April-Juni
2006.

Sukardi. (2011). Metodologi Penelitian Pendidikan; Kompetensi dan Praktiknya.


Jakarta: Bumi Aksara.

Susilo,Herawati,dkk.2011. PTK Sebagai Sarana Pengembangan Keprofesionalan


Guru Dan Calon Guru. Malang : Bayumedia Publishing

Anda mungkin juga menyukai