Anda di halaman 1dari 5

A.

STUDI KASUS
1. Pengertian studi kasus
Menurut Depdikbud (1997: 2) menjelaskan bahwa “studi kasus adalah suatu studi
atau analisa yang komprehensif dengan menggunakan berbagai teknik, bahan dan alat
mengenai gejala atau ciri-ciri karakteristik berbagai jenis masalah atau tingkah laku
menyimpang baik individu maupun kelompok”.
2. Tujuan Studi Kasus
Studi kasus merupakan teknik untuk mengentaskan permasalahan siswa melalui
pendekatan yang mendalam dan melalui tahap-tahap pengamatan dan penelitian yang
digunakan untuk mengetahui penyebab permasalahan yang dialami siswa. Menurut
Suryabrata (2003: 80) “tujuan studi kasus adalah untuk mempelajari secara intensif
tentang latar belakang keadaan sekarang dan interaksi lingkungan, individu, kelompok,
lembaga, dan masyarakat.”
3. Ciri-ciri Kasus
Kasus merupakan suatu permasalahan yang dihadapi oleh konseli atau klien.
Sebuah kasus harus segera diselesaikan agar siswa atau konseli dapat melakukan kegiatan
belajar dengan baik dan menyelesaikan tugas-tugas sekolahnya.
Menurut Eddy Herdarno (1987: 20) ciri-ciri kasus dalam bimbingan konseling
disekolah meliputi:
 Merupakan adanya peristiwa atau kejadian yang dipandang sebagai suatu masalah
yang cukup serius yang dialami siswa secara perorangan maupun kelompok.
 Masalah tersebut masih dalam wilayah lingkungan atau ruang lingkup bimbingan dan
konseling disekolah.
 Tidak terselesaikannya masalah tersebut secara tepat atau sehat akan menimbulkan
kerugian, misalnya kegoncangan jiwa kronis, jatuhnya pribadi, maupun merugikan
pihak lain.
 Pada umumnya perlu mendapatkan bantuan dalam proses penyelesaiannya, dalam
hal ini diperlukan model penanganan secara khusus oleh petugas yang kompeten dan
berwenang.
4. Langkah-langkah memahami kasus
Menurut Depdikbud Dirjen Dikdas dan Umum (1997: 15) langkah
langkah dalam pelaksanaan studi kasus adalah sebagai berikut:
a. Mengenali gejala.
b. Membuat suatu deskripsi kasus secara obyektif, sederhana, dan jelas.
c. Mempelajari lebih lanjut aspek yang ditemukan untuk menentukan jenis masalahnya.
d. Jenis masalah yang sudah dikelompokkan, dijabarkan dengan cara menyumbang ide-
ide yang lebih rinci.
e. Membuat perkiraan kemungkinan penyebab masalah.
f. Membuat perkiraan kemungkinan akibat yang timbul dan jenis bantuanyang diberikan
baik bantuan langsung guru pembimbing atau perlu konferensi kasus atau alih tangan
kasus (referal case).
g. Kerangka berpikir untuk menentukan langkah-langkah menangani dan mengungkap
kasus.
h. Perkiraan penyebab masalah itu membantu untuk mempelajari jenis informasi yang
dikumpulkan dalam teknik atau alat yang digunakan dalam mengumpulkan informasi
atau data.
i. Langkah pengumpulan data terutama melihat jenis informasi atau data yang
diperlukan seperti antara lain kemampuan akademik, sikap, bakat, dan minat, baik
melalui teknik tes maupun teknik non tes.
B. PTK ( Penelitian Tindakan Kelas )
1. Pengertian
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) memiliki peran yang sangat penting dan strategis
dalam upaya meningkatkan kualitas proses belajar mengajar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Hopkins (dalam Wiriaatmadya, 2007: 11), bahwa PTK adalah penelitian yang
mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang
dilakukan dalam disiplin inkuiri atau suatu usaha seseorang untuk memahami apa yang
sedang terjadi, sambil terlihat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Berdasarkan
pernyataan Hopkins tersebut sangatlah jelas bahwa guru adalah pihak yang sangat
berkepentingan dengan pelaksanaan PTK. Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah
penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru dengan tujuan untuk memperbaiki mutu
pelaksanaan pembelajaran di kelasnya (Suparno, 2008). Jika dibandingkan antara PTK
dengan penelitian eksperimen adalah bahwa penelitian eksperimen hanya melihat
bagaimana efektivitas dari perlakukan saja, sedangkan PTK melihat keterlaksanaan dan
kelancaran proses tindakan (Suhardjono, 2005).
2. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tindakan Kalas
Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna
memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci
tujuan PTK antara lain:
a. Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di
sekolah.
b. Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah
pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas.
c. Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan.
d. Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta
sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara
berkelanjutan.
3. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas
Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan
dengan penelitian pada umumnya, antara lain sebagai berikut.
a. PTK merupakan kegiatan yang berupaya memecahkan masalah pembelajaran, dengan
dukungan ilmiah.
b. PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesi guru melalui aktivitas
berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat
catatan
c. Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK berasal dari adanya permasalahan
nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas.
d. PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai hal-
hal yang terjadi di dalam kelas.
e. Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan
peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan
keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) .
C. EKSPERIMEN
1. Pengertian
Sunarti (2009:95) “Metode eksperimen merupakan metode penelitian yang menguji
hipotesis berbentuk hubungan sebab-akibat melalui pemanipulasian variable independen
dan menguji perubahan yang diakibatkan oleh pemanipulasian tersebut.” Maka metode
eksperimen ini digunakan untuk mengukur perubahan yang terjadi setelah dilakukannya
pemnipulasian. Selain itu, metode eksperimen ini dilaksanakan dengan tujuan agar
hipotesis yang telah dirumuskan pada bab I dapat terbukti. Metode eksperimen ini cocok
dengan penelitian yang sedang penulis laksanakan yakni, pembelajaran menyunting teks
negosiasi berfokus pada penggunaan kaidah struktur kalimat efektif.
2. Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan cara-cara yang dipergunakan untuk mengumpulkan
data penelitian sehingga hasil penelitian dapat dibuktikan. Bisa menggunakan teknik
analisis untuk menganalisis data yang diperoleh dari hasil penelitian Hal tersebut
bertujuan untuk mendapatkan data yang akurat sesuai dengan tujuan penelitian serta
mengetahui kesulitan yang dihadapi siswa dalam menmproduksi teks prosedur kompleks
dengan menggunakan model discovery learning.
D. PENGEMBANGAN
1. Pengertian
Pengembangan adalah suatu usaha untuk meningkatkan kemampuan teknis,
teoritis, konseptual, dan moral sesuai dengan kebutuhan melalui pendidikan dan latihan.
Pengembangan adalah suatu proses mendesain pembelajaran secara logis, dan sistematis
dalam rangka untuk menetapkan segala sesuatu yang akan dilaksanakan dalam proses
kegiatan belajar dengan memperhatikan potensi dan kompetensi peserta didik. Maka
pengembangan pembelajaran lebih realistik, bukan sekedar idealisme pendidikan yang
sulit diterapkan dalam kehidupan. Pengembangan pembelajaran adalah usaha
meningkatkan kualitas proses pembelajaran, baik secara materi maupun metode dan
subtitusinya.
Penelitian pengembangan adalah suatu atau langkah-langkah untuk
mengembangkan suatu produk baru atau menyempurnakan produk yang telah ada, yang
dapat dipertanggung jawabkan. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan
produk baru melalui pengembangan.
2. Bahan Ajar
Bahan ajar merupakan bagian penting dalam pelaksanaan pendidikan. Melalui
bahan ajar guru akan lebih mudah dalam mengajar dan peserta didik akan lebih terbantu
dan mudah dalam belajar.
Berikut beberapa pengertian mengenai bahan ajar :
a. Bahan ajar adalah segala bentuk bahan (bahan tertulis atau bahan tidak tertulis) yang
digunakan oleh guru dalam melaksanakan kegiatan belajar-mengajar di kelas.
b. Bahan ajar merupakan informasi, alat atau teks yang diperlukan untuk perencanaan
dan penelaahan implementasi pembelajaran.
c. Bahan ajar adalah seperangkat atau subtansi pembelajaran yang disusun secara
sistematis menampilkan sosok utuh dari kompetensi akan dikuasai peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran

Anda mungkin juga menyukai