Anda di halaman 1dari 14

PENDIDIKAN ISLAM PADA MASA REFORMASI

(Di buat untuk memenuhi tugas sejarah pendidikan islam)

Dosen pengampu : Dr.Yosi Nofa,S.Hum,MA.

Di susun oleh : Yola Agustina

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM

YAYASAN DAKWAH ISLAMIYAH

LUBUK SIKAPING

2022

KATA PENGANTAR

1
Segala puji bagi allah swt. Yang telah memberi kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya tentu kami tidak akan sanggup untuk
menyelesaikan makalah ini dengan baik. Shalawat beserta salam marilah kita doakan kepada baginda
tercinta kita yaitu Nabi muhammad Saw. Yang kita nantikan syafa'at nya di akhirat nanti.

Atas limpahan nikmat sehat nya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga kami
mampu menyelesaikan pembuatan makalah sejarah pendidikan islam dengan judul " Pendidikan islam
pada masa reformasi". Selanjutnya kami mengucapkan terimaksaih kepada ibuk Dr.Yosi Nofa,
S.Hum,MA. Selaku dosen pengampu sejarah pendidikan islam.

Kami mohon maaf apabila dalam penulisan makalah ini terdapat banyak kesalahan di dalam nya.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kami umum nya dan khusus nya bagi pembaca.

2
Daftar isi

Halaman judul.................................................................................................

Kata pengantar................................................................................................

Bab 1 pendahuluan..........................................................................................

A.latar belakang...............................................................................................

B.rumusan masalah............................................ ........ ..................................

C.tujuan penulisan............................................................................................

Bab 2 isi.............................................................................................................

Bab 3 penutup...................................................................................................

A.kesimpulan.....................................................................................................

B.daftar pustaka................................................................................................

3
BAB I PENDAHULUAN

A.Latar Belakang Masalah


Pendidikan di era reformasi lahir sebagai koreksi, perbaikan, dan penyempurnaan atas berbagai
kelemahan kebijakan pemerintahan Orde Baruyang dilakukan secara menyeluruh yang meliputi bidang
pendidikan, pertahanan, keamanan, agama, sosial, ekonomi, budaya, pendidikan,kesehatan, dan
lingkungan. Berbagai kebijakan tersebut diarahkan padasifatnya yang lebih demokratis, adil, transparan,
akuntabel, kredibel, dan bertanggung jawab dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil,makmur,
tertib, aman dan sejahtera.Pendidikan era reformasi telah melahirkan sejumlah kebijakanstrategis
dalam bidang pendidikan yang pengaruhnya langsung dapatdirasakan oleh masyarakat secara luas dan
menyeluruh, bukan hanya bagisekolah umum yang bernaung dibawah Kementerian Pendidikan
Nasionalsaja, melainkan juga berlaku bagi madrasah dan Perguruan Tinggi Islam yang bernaung di
bawah Kementerian Agama.

B.Rumusan Masalah

1.Bagaimana perkembangan pendidikan islam pada masa reformasi?

2.Bagaimana Kurikulum pendidikan Islam pada masa Reformasi?

3.Bagaimana kebijakan- kebijakan pemerintah terhadap pendidikan Islam pada era reformasi?

C.Tujuan Penulisan

1.Untuk mengetahui perkembangan pendidikan islam pada masa reformasi.

2.Untuk megetahui kurikulum pendidikan Islam pada masa Reformasi.

3.Untuk mengetahui kebijakan- kebijakan pemerintah terhadap pendidikanIslam pada era reformasi.

4
 BAB II PEMBAHASAN.

A.Pendidikan Islam pada Masa Reformasi


Reformasi dimulai sejak berakhirnya masa orde Baru yang dipimpimoleh Soeharto. Lengsernya Soeharto
dari kepresidenan pada tahun 1998menjadi tonggak dimulainya pendidikan Islam pada masa
reformasi.Reformasi merupakan suatu perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada  pada suatu
masa. Menurut Arti kata dalam bahasa Indonesia adalah perubahan secara drastis untuk perbaikan
(bidang sosial, politik, atau agama)dalam suatu masyarakat atau negara. Di Indonesia, kata Reformasi
umumnyamerujuk kepada gerakan mahasiswa pada tahun 1998 yang menjatuhkankekuasaan presiden
Soeharto atau era setelah Orde Baru.

 Program peningkatan mutu pendidikan yang ditargetkan oleh pemerintah Orde Baru akan mulai
berlangsung pada Pelita VII terpaksa gagal,krisis ekonomi yang berlangsung sejak Mei-Juli 1997 telah
mengubahkonstelasi politik maupun ekonomi nasional. Secara politik, Orde Baru berakhir dan
digantikan oleh rezim yang menamakan diri sebagai “ReformasiPembangunan” meskipun demikian
sebagian besar roh Orde Reformasi masihtetap berasal dari rezim Orde Baru, tapi ada sedikit perubahan,
berupa adanyakebebasan pers dan multi partai.Secara ekonomi, terjadinya krisis yang berkepanjangan,
beban pemerintah menjadi sangat berat sehingga terpaksa, menghapus kebijakan-kebijakan program
pemerintah termasuk didalamnya penyetaraan guru-guru.Sekolahpun mengalami masalah berat
sehubungan dengan naiknya biayaoperasional disuatu pihak dan makin menurunnya jumlah pemasukan
darisiswa, dan ini menyebabkan terjadinya kemunduran dalam pembangunan pendidikan.

Pendidikan Islam dimasa orde baru tidaklah seperti pada saatreformasi, ketika itu pendidikan Islam
sangatlah terkesan tertutup, pendidikan. Islam hanya bisa dirasakan oleh sebagian kecil orang saja dan
dimaksudkanhanya untuk kepentingan pribadi penguasa orde baru saat itu, yaitu orangyang mengikuti
atau yang berada dibawah kekuasaan soeharto.

Pendidikan Islam kala itu seperti pesantren sangat dikhawatirkan akan meruntuhkan atau mengambil
alih kekuasaan mereka.Pada masa pemerintahan reformasi, tumbuhlah semangat baru untuk merubah
tatanan kehidupan bernegara di Indonesia yang lebih baik,khususnya dalam bidang pendidikan islam,
dimana kebijakan-kebijakan pemerintah mulai dari pemerintah kolonial, awal dan pasca
kemerdekaanserta orde baru terkesan “menganaktirikan”, mengisolasi bahkan akan menghapus sistem
pendidikan islam hanya karena alasan “indonesia bukan lah negara islam”. Namun berkat semangat
juang yang tinggi dari tokoh-tokoh pendidikan islam, akhirnya berbagai kebijakan tersebut dapat
diredam untuk sebuah tujuan ideal yaitu “Menciptakan manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia..” seperti yang tercantum dalam UU SISDIKNAS No. 20 Tahun
2003.

Dan sebenarnya banyak faktor yang m;enyebabkan berbagai Kebijakan tersebut, baik dari aspek sosio
politik ataupun religius.Berbagai Kebijakan pemerintah masa reformasi terhadap pendidikanIslam

5
bukanlah sesuatu yang baru tapi untuk memperkuat dan melanjutkankebijakan-kebijakan yang telah
diambil pemerintah sebelumnya.

Salah satukebija kannya yaitu melanjutkan program wajib belajar 9 tahun yaitu SD,SMP atau
sederajat.Pada masa reformasi pendidikan agama Islam lebih diperhatikan dan disamakan
kedudukannya dengan pendidikan umum, yaitu dengan dikeluarkannya UU No. 20 tahun 2003 tentang
SISDIKNAS yang mengatur berbagai bidang pendidikan, salah satunya adalah bidang pendidikan
agamaislam yang memiliki kedudukan sama dengan pendidikan umum serta dapatdilihat posisi
pendidikan islam didalamnya yang meliputi pendidikan Islamsebagai mata pelajaran, lembaga, dan nilai.

Kedudukan sebagai mata pelajaran ini semakin kuat dari fase ke fase lain. Selain itu pada era reformasi,
kuantitas dan kualitas guru lebih meningkat dari pada masa orde baru dan orde lama, karna pemerintah
pusat melakukan pemerataan jumlah guru dan mengadakan perubahan kurikulum dengan berbasis pada
kompetensi (KBK), selain itu pihak pemerintah juga meningkatkan anggaran pendidikan menjadi 20%
dari APBN.1

1
http://artikelindokita.blogspot.co.id/ diakses pada sabtu, 07 september 2022 pukul 20.10wib.

6
2
B. Kurikulum Pendidikan Islam Pada Masa Reformasi
Sering terjadi jika suatu negara mengalami perubahan pemerintahan, politik pemerintahan itu
mempengaruhi pula bidang pendidikan yang sering mengakibatkan terjadinya perubahan kurikulum
yang berlaku. Sebagai contoh setelah Indonesia merdeka pra Orde Baru terjadi dua kali perubahan
kurikulum, yang pertama dilakukan dengan dikeluarkannya retjcana pelajaran tahun 1947 yang
menggantikan seluruh sistem pendidikan kolonial, kemudian pada tahun 1952 kurikulum ini mengalami
penyempurnaan dan dan diberinana rentjana Pelajaran terurai 1952. Perubahan kedua terjadi dengan
dikeluarkannya rentjana pendidikan tahun 1964, perubahan tersebut terjadi karena merasa perlunya
peningkatan dan pengejaran segala ketertinggalan dalam ilmu pengetahuan khususnya ilmu-ilmu alam
dan matematika.

Seiring dengan terjadinya perubahan politik dan bergantinya rezim Orde Baru dan terjadinya
amandemen terhadap Undang-Undang Dasar 1945 menyebabkan eksistensi Undang-Undang Nomor 2
tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UUSPN) dirasakan tidak lagi memadai dan tidak lagi
sesuai dengan amanat perubahan Undang-Undang Dasar 1945 tersebut dipandang perlu
menyempurnakan UUSPN tersebut, dan pada tahun 2003 dengan persetujuan bersama Dewan
Perwakilan Rakyat Republik Indonesia dan Presiden Republik Indonesia menetapkan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang kemudian lebih dikenal dengan UU
SISDIKNAS.

Sesuai dengan tuntututan UU SISDIKNAS pemerintah mengeluarkan Peraturan Pemerintah Nomor 19


tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyebabkan kurikulum yang berlaku di sekolah
adalah kurikulum yang sesuai dengan standar nasional pendidikan. Agar kurikulum yang digunakan di
sekolah sesuai dengan standar Nasional pendidikan maka Menteri Pendidikan Nasional Republik
Indonesia mengeluarkan Peraturan Menteri pendidikan Nasional Nomor 22 tahun 2006 tentang standar
isi yang di dalamnya memuat tentang kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kalender
pendidikan, standar kompetensi dan kompetensi dasar.[4] Untuk sekolah-sekolah yang berada di bawah
naungan Departemen Agama tidak ketinggalan Menteri Agamapun mengeluarkan Peraturan Menteri

2
http://assunah3.blogspot.co.id/2022/07/pendidikan-islam-pada-masa-reformasi.htmldiakses pada, 07
september 2022 pukul 20.20 wib.

Sam M.Chan dkk,Analisis Swot: Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah, (Jakarta:Grafindo, 2007),
hlm. 58

7
Agama No. 2 Tahun 2008 tentang standar kompetensi lulusan dan standar isi Pendidikan Agama Islam
dan Bhasa Arab di Madrasah.

Perubahan dan perbaikan kurikulum itu wajar terjadi dan memang harus terjadi, karena kurikulum yang
disajikan harus senantiasa sesuai dengan segala perubahan dan perkembangan yang terjadi. Hal ini
sebagaimana dikemukakan oleh Subandijah (1993:3), bahwa : Apabila kurikulum itu dipandang sebagai
alat untuk mencapai tujuan pendidikan, maka kurikulum dalam kedudukannya harus memiliki sipat
anticipatori, bukan hanya sebagai reportorial. Hal ini berarti bahwa kurikulum harus dapat meramalkan
kejadian di masa yang akan datang, tidak hanya melaporkan keberhasilan peserta didik.

Dalam undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas pasal 1 ayat 19 dijelaskan bahwa kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Sebagai alat untuk mencapai tujuan pendidikan, kurikulum harus mencerminkan kepada falsafah
sebagai pandangan hidup suatu bangsa, karena ke arah mana dan bagaimana bentuk kehidupan bangsa
itu kelak, banyak ditentukan dan tergambarkan dalam kurikulum pendidikan bangsa tersebut.

Sehingga kemudian masuknya model pendidikan sekolah membawa dampak yang kurang
menguntungkan bagi umat Islam saat itu, yang mengarah pada lahirnya dikotomi ilmu agama (Islam)
dan ilmu sekuler (ilmu umum dan ilmu sekuler Kristen). Dualisme model pendidikan yang konfrontatif
tersebut telah mengilhami munculnya gerakan reformasi dalam pendidikan pada awal abad dua puluh.
Gerakan reformasi tersebut bertujuan mengakomodasi sistem pendidikan sekolah ke dalam lingkungan
pesantren.

Dualisme pendidikan Islam juga muncul dalam bidang manajerialnya, khususnya di lembaga swasta.
Lembaga swasta umumnya memiliki dua top manager yaitu kepala madrasah dan ketua yayasan (atau
pengurus). Meskipun telah ada garis kewenangan yang memisahkan kedua top manager tersebut, yakni
kepala madrasah memegang kendali akademik sedangkan ketua yayasan (pengurus) membidangi
penyediaan sarana dan prasarana, sering di dalam praktik terjadi overlapping. Masalah ini biasanya lebih
buruk jika di antara pengurus yayasan tersebut ada yang menjadi staf pengajar. Di samping ada kesan
mematai-matai kepemimpinan kepala madrasah, juga ketika staf pengajar tersebut melakukan tindakan
indisipliner (sering datang terlambat), kepala madrasah merasa tidak berdaya menegumya.

Berkenaan dengan kurikulum pendidikan agama Islam, Shaleh (2006: 90) mengemukakan ada beberapa
ketentuan yang menjadi landasan pembentukan kurikulum pendidikan agama secara luas, yaitu:[5]

1) Asas

Muhammd al-Thoumy al-Syaibany, mengemukakan bahwa Asas-asas umum yang menjadi landasan
pembentukan kurikulum pendidikan agama itu adalah sebagai berikut:

a) Asas agama

8
Seluruh sistem yang ada dalam masyarakat Islam, termasuk sistem pendidikannya harus meletakkan
dasar falsafah, tujuan, dan kurikulumnya pada ajaran Islam yang meliputi akidah, ibadah, muamalah dan
hubungan-hubungan yang berlaku di dalam masyarakat.

b) Asas falsafah

Dasar filosofis memberikan arah dan kompas tujuan pendidikan Islam, sehingga susunan kurikulum
pendidikan Islam mengandung kebenaran, terutama dari sisi nilai-nilai sebagai pendangan hidup.

c) Asas psikologi

Kurikulum pendidikan Islam disusun dengan mempertimbangkan tahapan-tahapan pertumbuhan dan


perkembangan yang dilalui peserta didik.

d) Asas social

Pembentukan kurikulum pendidikan Islam harus mengacu ke arah realisasi individu dalam
masyarakatnya.

e) Asas tujuan

Pada tujuan pendidikan agama Islam baik SD, SMP, maupun SMA, secara redaksional sama. Yaitu
subtansinya adalah bertujuan untuk meningkatkan keimanan, ketakwaan dan ahlak mulia dengan
melalui pemberian pengetahuan dan pengalaman, sehingga setelah proses pendidikan berakhir, peserta
didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi,
berbangsa dan bernegara (Shaleh, 2006).

Lahirnya UU Sisdiknas No 20 tahun 2003 boleh dikatakan sebagai awal lahirnya arah baru pendidikan
Indonesia dimana kurikulum yang dibuat mengarah kepada pencapaian kompetensi siswa baik
kompetensi Kognitif, Afektif, maupun Psikomotor.

Penyusunan kurikulum sebagaimana disebutkan dalam pasal 36 ayat 3 bahwa Kurikulum disusun sesuai
dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:[6]

- Peningkatan Iman Dan Takwa;

- Peningkatan Akhlak Mulia;

- Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Dan Minat Peserta Didik;

- Keragaman Potensi Daerah Dan Lingkungan;

- Tuntutan Pembangunan Daerah Dan Nasional;

- Tuntutan Dunia Kerja;

- Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, Dan Seni;

9
- Agama;

- Dinamika Perkembangan Global; Dan

- Persatuan Nasional Dan Nilai-Nilai Kebangsaan.

Selanjutnya, pada pasal 37 secara berturut-turut dinyatakan bahwa kurikulum pendidikan dasar,
menengah, dan tinggi wajib memuat pendidikan agama, pendidikan kewarganegaraan, bahasa, dan
untuk pendidikan dasar dan menengah masih diwajibkan materi lainnya (Soebahar, 2009).

Pada masa reformasi ini telah dikembangkan dua model kurikulum, yaitu kurikulum KBK pada tahun
2004 dan KTSP pada tahun 2006, Dalam KBK tahun 2004 untuk mata pelajaran PAI (kita ambil contoh di
jenjang SMP), Standar Kompetensi yang disajikan sangat sederhana tapi cukup mendalam dan
mencerminkan standar kompetensi pendidikan Islam yang menyeluruh sebagaimana berikut:[7]

- Mengamalkan ajaran AL Qur’an /Hadits dalam kehidupan sehari-hari.

- Menerapkan aqidah Islam dalam kehidupan sehari-hari.

- Menerapkan akhlakul karimah (akhlaq mulia) dan menghindari akhlaq tercela dalam kehidupan
sehari.

- Menerapkan syariah (hukum Islam) dalam kehidupan sehari-hari).

- Mengambil Manfaat dari Sejarah Perkembangan (peradaban) Islam dalam kehidupan sehari-hari.

Kelima Standar Kompetensi di atas berlaku untuk semua tingkat dari kelas VII s.d Kelas IX dan masing-
masing dari kelima standar kompetensi tersebut diuraikan lagi menjadi beberapa kompetensi dasar
yang memiliki cakupan materi yang cukup dalam dan luas. Sebagai contoh untuk standar kompetensi
dasar yang pertama di kelas VII diurai ke dalam lima kompetensi Dasar yaitu:[8]

- Siswa mampu membaca, mengartikan dan menyalin surat adduha

- Siswa mampu membaca, mengartikan dan menyalin surat Al Adiyat

- Siswa mampu menerapkan hukum bacaan Alif lam syamsiyah dan Alif lam qamariyah

- Siswa mampu mempraktikan hukum bacaan Nun mati dan Tanwin dan mim mati

- Siswa mampu membaca, mengartikan, dan menyalin hadits tentang Rukun Islam.

Sementara dalam KBK tahun 2006 (KTSP), setandar kompetensi yang disajikan untuk mata pelajaran
pendidikan Agama Islam adalah: sangat banyak tapi bobotnya amat dangkal, untuk kelas VII terdapat 14
SK, untuk kelas VIII terdapat 15 SK, dan untuk kelas IX terdapat 13 SK. Sebagai perbandingan berikut
kami kemukakan kompetensi PAI kelas VII semester I.

Menerapkan tata cara membaca Al-qur’an menurut tajwid, mulai dari cara membaca “Al”- Syamsiyah
dan “Al”- Qomariyah sampai kepada menerapkan hukum bacaan mad dan waqaf.

10
Meningkatkan pengenalan dan keyakinan terhadap aspek-aspek rukun iman mulai dari iman kepada
Allah sampai kepada iman pada Qadha dan Qadar serta Asmaul Husna.

Menjelaskan dan membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan diri dari
perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah.

Menjelaskan tata cara mandi wajib dan shalat-shalat munfarid dan jamaah baik shalat wajib maupun
shalat sunat.

Memahami dan meneladani sejarah Nabi Muhammad dan para shahabat serta menceritakan sejarah
masuk dan berkembangnya Islam di nusantara.

C.Kebijakan-kebijakan Pemerintah terhadap Pendidikan Islam Pada


EraReformasi
Pada masa reformasi, pendidikan agama islam lebih diperhatikan dandisamakan kedudukannya dengan
pendidikan umum. Salah buktinya adalahdengan diberlakukan UU. No.20 Tahun 2003 tentang
SISDIKNAS yangmengatur berbagai bidang pendidikan, salah satunya adalah bidang pendidikan agama
islam.Adapun kebijakan- kebijakan pemerintah dalam menyempurnakansistem Pendidikan Islam adalah
sebagai berikut:

1.Mendirikan sekolah-sekolah Agama Islam mulai dari tingkat dasar sampai tingkat perguruan tinggi
(MDI/MI, MTs, MA, PTAIN, PTAISatau Al-Jamiah)

2.Membantu meningkatkan mutu pendidikan pondok pesantren denganusaha memberikan bimbingan


ke arah penyempurnaan kurikulum, sarana pendidikan, bantuan/subsidi guru, perpustakaan,
ketrampilan teknologidan sebagainya. Masuknya pesantren ke dalam sekolah berarti bukanhanya
bertugas memelihara dan meneruskan tradisi yang berlaku di pesantren, tetapi juga mengembangkan
pola-pola budaya baru agar bisamembantu peserta didik dan masyarakat untuk mengakomodasi
perubahan yang sedang dan yang sudah terjadi.

3.Bantuan untuk pemeliharaan dan meningkatkan sekolah-sekolah Islamyang masih mengalami transisi
dari tingkat dasar sampai tingkatPerguruan Tinggi.

4.Pembinaan Pendidikan Agama pada sekolah-sekolah umum baik sekolahnegeri maupun sekolah
swasta. Insan cerdas komprehensif (sebagai salahsatu visi pendidikan nasional), yakni cerdas spiritual,
cerdas emosionaldan sosial, cerdas intelektual, dan cerdas kinestetis, adalah termasuk manifestasi dari
makarimal akhlaq. Cerdas spiritual menyangkutkemampuan merasa selalu diawasi oleh Allah (iman).
Cerdas emosionalmenyangkut kemampuan mengendalikan emosi, mengerti perasaan oranglain, senang
bekerja sama dan lain-lain. Cerdas sosial menyangkutsenang berkomunikasi, senang menolong, senang
berteman, dan senang bekerja sama. Cerdas intelektual menyangkut cerdas, pintar,
kemampuanmembedakan yang baik dan buruk, serta kemampuan menentukan prioritas yang lebih

11
bermanfaat. Dan cerdas kinestetis menyangkut sehatsecara medis, tahan cuaca, tahan bekerja sama dan
tumbuh dari rezekiyang halal.

5.Pembinaan Pendidikan Agama pada Perguruan Tinggi Umum Negerimaupun Perguruan Tinggi Swasta
(PTAIS)

6.Merancang kurikulum yang terintegrasi sebagai suatu sistem yang tidak memberi kemungkinan
terjadinya pertentangan antara yang satu denganyang lainnya. Maka dalam hal ini bahwa kurikulum
pendidikan yangdimaksud, sehingga dapat diperoleh rangka kurikulum sebagai berikut:

a.Bidang ajaran/latihan untuk membina jasmani yangs sehat dan kuat.Disini jelas pengajaran olahraga
dan kesehatan harus diberikan, jugaketerampilan.

b.Bidang ajaran/latihan untuk membina akal. Disini sekurang-kurangnya ada bidang studi matematikan
dan filsafat ataulogika/mantiq atau sejenis itu termasuk sains dan teknologi.

c.Bidang ajaran/latihan untuk membina hati atau rasa. Disini sekurang-kurangnya diberikan pengajaran
agama dan seni3

BAB III PENUTUP

A.Kesimpulan
Lengsernya Soeharto dari kepresidenan pada tahun 1998 menjaditonggak dimulainya pendidikan Islam
pada masa reformasi. Reformasimerupakan suatu perubahan terhadap suatu sistem yang telah ada
pada suatumasa. Menurut Arti kata dalam bahasa Indonesia adalah perubahan secaradrastis untuk
perbaikan (bidang sosial, politik, atau agama) dalam suatumasyarakat atau negara.Pada masa reformasi
ini telah dikembangkan dua model kurikulum,yaitu kurikulum KBK pada tahun 2004 dan KTSP pada
tahun 2006, DalamKBK tahun 2004 untuk mata pelajaran PAI (kita ambil contoh di jenjangSMP), Standar
Kompetensi yang disajikan sangat sederhana tapi cukupmendalam dan mencerminkan standar

3
Muhaimin,rekontruksi,pendidikan islam,(jakarta: raja grafindo 2013),halm 104

12
kompetensi pendidikan Islam yangmenyeluruh.Pada masa reformasi, pendidikan agama islam lebih
diperhatikan dandisamakan kedudukannya dengan pendidikan umum. Salah buktinya adalahdengan
diberlakukan UU. No.20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS yangmengatur berbagai bidang pendidikan,
salah satunya adalah bidang pendidikan agama Islam.

B.Saran
Demikianlah yang dapat kami uraikan tentang pendidikan Islam diIndonesia pada zaman reformasi, kami
menyarankan kepada teman-temanyang ingin mengetahui lebih dalam lagi tentang materi tersebut
untuk mencarireferensi melalui berbagai media yang tersedia.9

DAFTAR PUSTAKA
Eddy Soearni. (2003).Pengembangan Tenaga Kependidikan pada Awal Era Reformasi (1998-2001).
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional RI.

Muhaimin. (2013).Rekonstruksi Pendidikan Islam. Jakarta: RajaGrafindo.

http://artikelindokita.blogspot.co.id/

http://assunah3.blogspot.co.id/2016/07/pendidikan-islam-pada-masa-reformasi.html

13
Sam M.Chan, dkk. (2007). Analisis Swot: Kebijakan Pendidikan Era Otonomi Daerah. Jakarta: Grafindo.

Rochidin Wahab. (2004).Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia. Bandung:Alfabeta.

Suyanto, dkk. (2008). Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki Millenium III.

Yogyakarta: Adicita Karya Nusa.10

14

Anda mungkin juga menyukai