Disusun oleh :
TA.2020/2021
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu. Tanpa pertolongan-Nya
tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan makalah ini dengan baik.
Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda tercinta kita yaitu
Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di akhirat nanti.
Penulis mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat sehat-Nya, baik
itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis mampu untuk
menyelesaikan pembuatan makalah sebagai tugas dari mata kuliah Sejarah
Pendidikan Indonesia dengan judul “Pendidikan di Indonesia Masa Reformasi Sampai
Sekarang ”
Penulis tentu menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan
masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya.Untuk itu, penulis
mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk makalah ini, supaya makalah ini
nantinya dapat menjadi makalah yang lebih baik lagi.Kemudian apabila terdapat
banyak kesalahan pada makalah ini penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
KATA PENGANTAR ...........................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.............................................................................................1
C. Tujuan ...............................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pendidikan Indonesia pada Masa Reformasi..................................................2
B. Kurikulum pada Masa Reformasi Sampai Sekarang.....................................3
DAFTAR LITERATUR
iii
BAB 1 PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan sebagai suatu proses berkesinambungan yang ada sejak manusia itu ada,
memiliki suatu perkembangan yang dinamis sesuai dengan jiwa zaman (zeitgist) dalam suatu
masa tertentu. Pendidikan mengikuti pola kehidupan
masyarakat dan sistem kebudayaan yang melatarbelakanginya. Sehingga
tidak jarang peralihan atau pergantian dari suatu sistem kekuasaan akan mengakibatkan pula
perubahan substansi dalam bidang pendidikan. Dari zaman prasejarah, zaman kuno, zaman
pertengahan sampai pada zaman modern pendidikan mengalami suatu perubahan secara dinamis
sampai pada rezim orde baru di bawah kekuasaan Soeharto.
Setelah Rezim orde baru mengalami keruntuhan pada tahun 1998 maka dimulaialah
suatu zaman perubahan (Reformasi) yang tentu saja ikut merubah tatanan sistem pendidikan di
Indonesia. Ketidakteraturan politik, ekonomi, sosial dan budaya Indonesia pada saat itu hingga
sekarang mengalami perubahan – perubahan secara signifikan. Seiring dengan hal tersebut,
pendidikan juga tidak terlepas dari dampak perubahan politik. Untuk mengkaji dan
mengidentifikasi permasalahan tersebut, maka kami mencoba memaparkan hasil tinjauan
pustaka mengenai perkembangan pendidikan pada jaman reformasi hingga sekarang.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pendidikan pada masa reformasi?
2. Kurikulum-kurikulum apa saja yang digunakan pada masa reformasi sampai sekarang?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui bagaimana pendidikan pada masa reformasi.
2. Untuk mengetahui Kurikulum-kurikulum apa saja yang digunakan pada masa reformasi
sampai sekarang
1
.BAB II PEMBAHASAN
2
1. Angkatan kerja yang tidak bisa berkompetisi dalam lapangan kerja pasar global.
2. Birokrasi yang lamban, korup dan tidak kreatif.
3. Masyarakat luas yang mudah bertindak anarkis.
4. Sumberdaya alam (terutama hutan) yang rusak parah.
5. Hutang Luar Negeri yang tak tertanggungkan.
6. Merajalelanya tokoh-tokoh pemimpin yang rendah moralnya.
Adapun kurikulum-kurikulum yang dipakai pada masa reformasi yaitu sebagai berikut:
3
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006
Secara umum KTSP tidak jauh berbeda dengan KBK namun perbedaan yang menonjol
terletak pada kewenangan dalam penyusunannya, yaitu mengacu pada desentralisasi sistem
pendidikan. Pemerintah pusat menetapkan standar kompetensi dan kompetensi dasar, sedangkan
sekolah dalam hal ini guru dituntut untuk mampu mengembangkan dalam bentuk silabus dan
penilaiannya sesuai dengan kondisi sekolah dan daerahnya.
Jadi pada kurikulum ini sekolah sebagai satuan pendidikan berhak untuk menyusun dan
membuat silabus pendidikan sesuai dengan kepentingan siswa dan kepentingan lingkungan.
KTSP lebih mendorong pada lokalitas pendidikan. Karena KTSP berdasar pada pelaksanaan
KBK, maka siswa juga diberikan kesempatan untuk memperoleh pengetahuan secara terbuka
berdasarkan sistem ataupun silabus yang telah ditetapkan oleh masing-masing sekolah.
Dalam kurikulum ini, unsur pendidikan dikembalikan kepada tempatnya semula yaitu
unsur teoritis dan praksis. Namun, dalam kurikulum ini unsur praksis lebih ditekankan dari pada
unsur teoritis. Setiap kebijakan yang dibuat oleh satuan terkecil pendidikan dalam menentukan
metode pembelajaran dan jenis mata ajar disesuaikan dengan kebutuhan siswa dan lingkungan
sekitar.
3. Kurikulum 2013
Makna manusia yang berkualitas, menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional, yaitu manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Kurikulum 2013 adalah kurikulum yang dirancang baik dalam bentuk dokumen, proses,
maupun penilaian didasarkan pada pencapaian tujuan, konten dan bahan pelajaran serta
penyelenggaraan pembelajaran yang didasarkan pada Standar Kompetensi Lulusan.
Konten pendidikan dalam SKL dikembangkan dalam bentuk kurikulum satuan
pendidikan dan jenjang pendidikan sebagai suatu rencana tertulis (dokumen) dan kurikulum
sebagai proses (implementasi). Dalam dimensi sebagai rencana tertulis, kurikulum harus
mengembangkan SKL menjadi konten kurikulum yang berasal dari prestasi bangsa di masa lalu,
kehidupan bangsa masa kini, dan kehidupan bangsa di masa mendatang.
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mengarahkan peserta didik menjadi:
a. Manusia berkualitas yang mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu
berubah;
b. Manusia terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri;
4
c. Warga negara yang demokratis dan bertanggung jawab.
Pengembangan dan pelaksanaan kurikulum berbasis kompetensi merupakan salah satu
strategi pembangunan pendidikan nasional sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-
Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
Kurikulum ini menekankan tentang pemahaman tentang apa yang dialami peserta didik
akan menjadi hasil belajar pada dirinya dan menjadi hasil kurikulum. Oleh karena itu proses
pembelajaran harus memberikan kesempatan yang luas kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi hasil belajar yang sama atau lebih tinggi dari yang
dinyatakan dalam Standar Kompetensi Lulusan.
Karakteristik kurikulum berbasis kompetensi adalah:
a. Isi atau konten kurikulum adalah kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk Kompetensi
Inti (KI) mata pelajaran dan dirinci lebih lanjut ke dalam Kompetensi Dasar (KD).
b. Kompetensi Inti (KI) merupakan gambaran secara kategorial mengenai kompetensi yang
harus dipelajari peserta didik untuk suatu jenjang sekolah, kelas, dan mata pelajaran
c. Kompetensi Dasar (KD) merupakan kompetensi yang dipelajari peserta didik untuk suatu
mata pelajaran di kelas tertentu.
d. Penekanan kompetensi ranah sikap, keterampilan kognitif, keterampilan psikomotorik, dan
pengetahuan untuk suatu satuan pendidikan dan mata pelajaran ditandai oleh banyaknya KD
suatu mata pelajaran. Untuk SD pengembangan sikap menjadi kepedulian utama kurikulum.
e. Kompetensi Inti menjadi unsur organisatoris kompetensi bukan konsep, generalisasi, topik
atau sesuatu yang berasal dari pendekatan “disciplinary–based curriculum” atau “content-based
curriculum”.
f. Kompetensi Dasar yang dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat dan memperkaya antar mata pelajaran.
g. Proses pembelajaran didasarkan pada upaya menguasai kompetensi pada tingkat yang
memuaskan dengan memperhatikan karakteristik konten kompetensi dimana pengetahuan
adalah konten yang bersifat tuntas (mastery). Keterampilan kognitif dan psikomotorik adalah
kemampuan penguasaan konten yang dapat dilatihkan. Sedangkan sikap adalah kemampuan
penguasaan konten yang lebih sulit dikembangkan dan memerlukan proses pendidikan yang
tidak langsung.
h. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat formatif dan hasilnya
segera diikuti dengan pembelajaran remedial untuk memastikan penguasaan kompetensi pada
tingkat memuaskan (Kriteria Ketuntasan Minimal/KKM dapat dijadikan tingkat memuaskan).
Pengembangan kurikulum didasarkan pada prinsip-prinsip berikut:
5
a. Kurikulum satuan pendidikan atau jenjang pendidikan bukan merupakan daftar mata
pelajaran.
b. Standar kompetensi lulusan ditetapkan untuk satu satuan pendidikan, jenjang pendidikan,
dan program pendidikan.
c. Model kurikulum berbasis kompetensi ditandai oleh pengembangan kompetensi berupa
sikap, pengetahuan, keterampilan berpikir, dan keterampilan psikomotorik yang dikemas dalam
berbagai mata pelajaran.
d. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan pengetahuan yang
dirumuskan dalam kurikulum berbentuk Kemampuan Dasar dapat dipelajari dan dikuasai setiap
peserta didik (mastery learning) sesuai dengan kaedah kurikulum berbasis kompetensi.
e. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan minat.
f. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik serta lingkungannya.
g. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni.
h. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan..
i. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan
peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
j. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan
daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
k. Penilaian hasil belajar ditujukan untuk mengetahui dan memperbaiki pencapaian
kompetensi.
6
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Pendidikan pada zaman reformasi mengalami suatu perkembangan yang pada dasarnya
lebih maju daripada pendidikan pada zaman orde baru. Pendidikan pada zaman reformasi
mengutamakan pada perkembangan peserta didik yang lebih terfokus pada pengelolaan masing
– masing daerah (otonomi pendidikan). Dalam hal tenaga kependidikan diberlakukan suatu
kualifikasi profesional untuk lebih meningkatkan mutu pendidikan Indonesia. Sedangkan sarana
dan prasarana juga sudah mengalami suatu peningkatan yang baik. Namun daripada hal tersebut
pendidikan yang ada di Indonesia masih belum mengalami suatu pemerataan. Ini terlihat dari
adanya beberapa sekolah –sekolah terutama di daerah pedalaman masih terdapat keterbatasan
dalam berbagai aspek penyelenggaraannya. Dinamika sosial politik Indonesia yang juga
berdampak pada perubahan kurikulum merupakan suatu bentuk penyempurnaan dalam bidang
pendidikan untuk meningkatan mutu pendidikan di Indonesia.
B. Saran
Bagi para pembaca dan rekan-rekan yang lainnya, Kritik dan saran yang bersifat
membangun selalu kami harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan Makalah kami. Jadikanlah
makalah ini sebagai sarana yang dapat mendorong para mahasiswa/i berfikir aktif dan kreatif.
7
DAFTAR LITERATUR
Badan Standar Nasional Pendidikan. 2006. Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah. Jakarta: PSNP
Suyanto & Hisyam. 2000. Refleksi dan Reformasi Pendidikan di Indonesia Memasuki
Millenium III. Yogyakarta: Adicita Karya Nusa
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
2003. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional