Anda di halaman 1dari 7

 

BAB I
PENDAHULUAN
 
A. Latar belakang
Banyak hal yang menyebabkan persoalan pendidikan memiliki keterikatan dengan filsafat.
Salah satunya adalah pendidikan selalu berusaha membentuk kepribadian manusiasebagai
subyek sekaligus obyek pendidikan. Dalam konteks ini, pendidikan dihadapkan
pada perumusan tujuan yang akan dicapai seseorang setelah pendidikan itu berlangsung. Setia
p rumusan tujuan pendidikan selalu berupaya menjangkau kawasan paling ideal dan baik
seperti; mandiri dan berguna (UU No. 20 Tahun 2003). Formulasi tujuan pendidikan
merupakan persoalan yang mendasar dan dalam, sehingga tidak mungkin dapat dirumuskan
dan terjawab oleh analisis ilmiah yang dangkal, tetapi memerlukan analisis dan pemikiran
filosofis. Selain persoalan tujuan, seluruh aspek dalam pendidikan mulai dari konsep,
perencanaan, pelaksanaan sampai dengan evaluasi membutuhkan pemikiran filosofis. Dari si
ni juga kemudian lahir aliran-aliran dan pemikiran yang berbeda pada para ahli dalam
filsafat pendidikan. Salah satu di antara beberapa aliran filsafat pendidikan tersebut adalah Na
turalisme.

B. Rumusan masalah
1. Apa pengertian dari naturalisme?
2. Bagaimana pandangan atau menurut tokoh tentang aliran nfilsafat
pendidikannaturalisme?
3. Bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dari naturalisme.
2. Untuk mengetahui pendapat para tokoh filsafat tentang aliran filsafat
pendidikannaturalisme.
3. Untuk mengetahui bagaimana implikasi aliran naturalisme terhadap dunia pendidikan.
 
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Naturalisme
Aliran ini menganggap bahwa kebahagiaan manusia didapat dengan
menurutkan panggilan natur (fitrah) dari kejadian manusia itu sendiri. Perbuatan yang baik (s
usila) menurut aliran ini ialah perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan natur manusia. Baik
mengenai fitrah lahir ataupun mengenai fitrah batin. Kalau lebih memberatkan pada fitrah
lahirnya dinamakan aliran etika materialisme. Tetapi pada aliran naturalisme ini faktor
lahir batin itu sama beratnya sebab kedua-duanya adalah fitrah (natur) manusia.Aliran ini
cara pemikirannya tentang etika adalah sebagai berikut : di dalam dunia ini segala sesuatu
menuju satu tujuan saja. Dengan memenuhi panggilan naturnya masing-masing mereka
menuju kebahagiannya yang sempurna. Benda-benda dan tumbuhan-tumbuhan menuju pada
tujuan itu secara otomatis yakni tanpa pertimbangan atau perasaan.Kalau hewan-hewan
menuju tujuan itu dengan instict (nalurinya) maka manusia menuju tujuan itu dengan
akalnya. Karena itu kewajiban manusia ialah mencapai kesanggupan akal yang setinggi-
tingginya dan melakukan segala amal perbuatan dengan berpedoman pada akal itu. Alam
telah memberikan pada manusia keinginan untuk hidup terus. Dan dengan dasar mengingini
kelangsungan hidup itulah manusia membeda-bedakan beberapa macam pekerjaan mana
yang membahayakan dan mana yang mengganggu kelangsungan hidup itu. Kebahagian
manusia terletak pada tidak terganggunya kelangsungan hidup itu. Adanya ancaman terhdap
kelangsungan hidup merupakan hilangnya kebahagiaan manusia. Ringkasnya aliran ini
berpendapat bahwa kebahagiaan itu didapatkan ketika manusia melakukan hal yang cocok
dengan naturnya dan melangsungkan kehidupannya.

B. Tokoh Dan Pandangan Aliran Filsafat Naturalisme


1. John Amos Comenius (1592-1670).Menurut john amos comenius pemikiran filsafat
pendidikan Naturalisme di bidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai
dengan perkembangan alam.Sebagai pendeta Protestan sekaligus paedagog, ia berpandangan
bahwa manusia itudiciptakan oleh Tuhan dan untuk Tuhan.Manusia diciptakan dan
ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam berfikir. Percikan
pemikiran Comenius berpengaruh pada teori-teori pendidikannya.Dalam pendidikan dan
pengajaran, Comenius menggunakan hukum-hukum alam sebagaicontoh yang senantiasa
tertib dan teratur. Hukum alam memiliki ciri sebagai berikut :1. Segalanya berkembang dari
alam2. Perkembangan alam serba teratur, tidak meloncat-loncat melainkan terjadi
secara bertahap.3. Alam, berkembang tidak tergesa-gesa melainkan menunggu waktu yang
tepat, sambilmengadakan persiapan.Selain itu Comenius juga mengemukakan bahwa dimensi
kedua dari filsafat pendidikannaturalisme adalah penekanan bahwa belajar itu merupakan
kegiatan melalui Indra. Belajarmelalui indra merupakan inti dari metode belajar Naturalistik.
Dalam hal ini guru pertamakalihendaknya mengenalkan benda kepada anak lebih dahulu,
baru setelah itu penjelasan yangdiperinci (exposition) tentang benda tersebut.

2. John Locke (1632-1704)Dalam buku Essay Concerning Human Understanding. Ia


mengemukakan bahwateori dalam jiwa diperoleh dari pengalaman nyata. Dalam formulasi
redaksi yang berbeda dengan maksud yang sama John Locke mengatakan
bahwa, tidak ada sesuatudalam jiwa tanpa melalui indra.Kesimpulan lebih lanjut dari
statement Locke adalah jiwa senantiasa kosong danhanya terisi apabila ada pengalaman. Oleh
karena alam merupakan spot power
bagi pengisian jiwa, maka proses pendidikan harus mengikuti tata-tertib perkembanganalam.
Kalau alam serba teratur, ia menghendaki pengajaranpun harus teratur.
Mata pelajaran harus diajarkan secara berurutan (sequence) , step by step dan tidak bersamaa
n, misalnya: membaca dulu sampai bisa, kemudian diikuti dengan pembelajaran menulis,
demikian selanjutnya.Ide-ide Locke tersebut berseberangan dengan pandangan Platonic
Notion, yangmengatakan bahwa manusia itu lahir dengan ide (gagasan) pembawaan seperti
idetentang Tuhan, rasa tentang benar dan salah, kemampuan-kemampuan logik
tentang prinsip-prinsip kontradiksi yang secara otomatis tanpa melalui belajar. Bagi Lockese
mua itu harus dipelajari melalui pemahaman. Oleh sebab itu, Locke berkata
"baik buruknya anak (peserta didik) tergantung pada pendidikannya". Teori inilah yangkemu
dian melahirkan konsep Tabularasa atau Blanksheet dalam pendidikan
 
3. Jean Jacques Rousseau(1712 - 1778)mengatakan bahwa pendidikan dapat berasal dari tiga
hal, yaitu ; alam, manusiadan barang. Bagi Rousseau seorang anak harus hidup dengan
prinsip-prinsip alamsemesta.Rousseau dalam bukunya yang sangat monomental berjudul
Emile Ou deL'Education. Buku ini terdiri atas lima jilid dan merupakan buku roman
pendidikandengan pemeran utama Emile dan Sophie. Secara bertahap Rousseau
menuangkanfikiran-fikirannya tentang pendidikan dalam buku ini. Jilid pertama berisi
tentang perawatan jasmani peserta didik (Emile) yang dapat dilakukan sampai umur 7 tahun.
Sementara jilid kedua berisi tentang pendidikan jasmani Emile. Jilid ketiga berisitentang
pendidikan intelek, jilid keempat mengupas pendidikan akhlak dan agama serta jilid terakhir
atau kelima mengulas tentang pendidikan wanita dan kesusilaan.

C. Pandangan Aliran Filsafat Naturalisme Terhadap Pendidikan


Dimensi utama dan pertama dari pemikiran aliran filsafat naturalisme
dibidang pendidikan adalah pentingnya pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam
Manusia diciptakan dan ditempatkan di atas semua makhluk, karena kemampuannya dalam
berfikir. Peserta didik harus dipersiapkan kepada dan untuk Tuhan. Untuk itu pendidikan
yang signifikan dengan pandangannya adalah pendidikan ketuhanan, budi pekerti dan intelek.
Pendidikan tidak hanya sebatas untuk menjadikan seseorang mau belajar, melainkan juga
untuk menjadikan seseorang lebih arif dan
bijaksana. Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah da
ri seorang anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi penganut paham
naturalis perlu dimulai jauh hari sebelum proses pendidikan dilaksanakan. Sekolah
merupakan dasar utama dalam keberadaan aliran filsafat naturalisme karena belajar
merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal itu memerlukan
pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme memandang guru ti
dak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.Terdapat lima tujuan pendidikan paham
naturalisme yang sangat terkenal yangdiperkenalkan
Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “IlmuPengetahuan Apa yang
Paling Berharga?”.
C. Naturalisme dalam Filsafat Pendidikan

Naturalisme dalam filsafat pendidikan mengajarkan bahwa guru paling alamiah dari seorang
anak adalah kedua orang tuanya. Oleh karena itu, pendidikan bagi naturalis dimulai jauh hari
sebelum anak lahir, yakni sejak kedua orang tuanya memilih jodohnya. Tokoh filsafat
pendidikan naturalisme adalah John Dewey, disusul oleh Morgan Cohen yang banyak
mengkritik karya-karya Dewey. Baru kemudian muncul tokoh-tokoh seperti Herman Harrell
Horne, dan Herbert Spencer yang menulis buku berjudul Education: Intelectual, Moral, and
Physical. Herbert menyatakan bahwa sekolah merupakan dasar dalam keberadaan
naturalisme. Sebab, belajar merupakan sesuatu yang natural, oleh karena itu fakta bahwa hal
itu memerlukan pengajaran juga merupakan sesuatu yang natural juga. Paham naturalisme
memandang guru tidak mengajar subjek, melainkan mengajar murid.

Terdapat lima tujuan pendidikan paham naturalisme yang sangat terkenal yang diperkenalkan
Herbert Spencer melalui esai-esainya yang terkenal berjudul “Ilmu Pengetahuan Apa yang
Paling Berharga?”. Kelima tujuan itu adalah (1) Pemeliharaan diri; (2) Mengamankan
kebutuhan hidup; (3) Meningkatkan anak didik; (4) Memelihara hubungan sosial dan politik;
(5) Menikmati waktu luang.

Spencer juga menjelaskan enam prinsip dalam proses pendidikan beraliran naturalisme.
Delapan prinsip tersebut adalah (1) Pendidikan harus menyesuaikan diri dengan alam; (2)
Proses pendidikan harus menyenangkan bagi anak didik; (3) Pendidikan harus berdasarkan
spontanitas dari aktivitas anak; (4) Memperbanyak imlu pengetahuan merupakan bagian
penting dalam pendidikan; (5) Pendidikan dimaksudkan untuk membantu perkembangan
fisik, sekaligus otak; (6) Praktik mengajar adalah seni menunda; (7) Metode instruksi dalam
mendidik menggunakan cara induktif; (8) Hukuman dijatuhkan sebagai konsekuensi alam
akibat melakukan kesalahan. Kalaupun dilakukan hukuman, hal itu harus dilakukan secara
simpatik. (J. Donald Butler :tt)

BAB III
PENUTUP
 
Kesimpulan
 Aliran filsafat naturalisme memandang bahwa manusia diciptakan agar dapat belajar
dan berpikir untuk kembali kepada penciptaNya, dalam hal ini implikasi di dunia nyata bahw
a proses pendidikan dilakukan dengan berafiliasi kepada prinsip keTuhanan.Implikasi di
bidang pendidikan terhadap aliran filsafat naturalisme memandang bahwasekolah merupakan
hal utama yang akan mengembangkan proses belajar tiap peserta didikuntuk dapat
menemukan dan mengembangkan kepribadiannya dengan memperhatikankarakteristik dan
perkembangan alam yang ada.
B.
 
Saran
Guru perlu megetahui apa itu aliran filsafat pendidikan naturalisme agar mengetahuihakekat
mahluk hidup secara alami dan mengetahui hakekat peserta didik secara alami pulasehingga
mampu memberikan pelayanan pendidikan sesuai dengan hakekat alaminya.
DAFTAR PUSTAKA
Bakry, Hasbullah. 1971.
Sistematik Filsafat 
. Jakarta : PT. Bumirestu.Mahfudz, Hakiki. 2008.
 Filsafat Pendidikan Naturalisme Teori, Implikasi Dan Aplikasinya Dalam Pendidikan Islam
. Tersedia di http://re-searchengines.com/0308hakiki.html. Di unduh tanggal 02 Oktober
2012.Sudarsono. 2001.
 Ilmu Filsafat Suatu Pengantar 
. Jakarta : PT. Rineka Cipta.Sudrajat, Ahmad. 2008.
Tentang Filsafat Naturalisme
. Tersedia dihttp://akhmadsudrajat.wordpress.com/2008/11/10/filsafat-naturalisme/. Di
unduhtanggal 02 Oktober 2012

Anda mungkin juga menyukai