Anda di halaman 1dari 4

1.

Teori Nativisme
Apa itu teori nativisme?
Teori Nativisme berasal dari kata nativus yang berarti terlahir. Aliran Nativisme menyatakan
bahwa perkembangan individu ditentukan oleh faktor keturunan atau bawaan sejak lahir.
Aliran Nativisme berpandangan bahwa segala sesuatu yang ada dalam diri seorang anak
ditentukan oleh faktor-faktor yang dibawa sejak ia lahir, jadi perkembangan individu tersebut
samata-mata ditentukan oleh garis keturunan/genetic.
Apa penyebab tercetusnya aliran nativisme?
Aliran Nativisme berasal dari faktor genetik, faktor kemampuan anak, faktor pertumbuhan
anak. Serta tujuannya ialah untuk memunculkan bakat, mewujudkan diri yang berkompetensi,
mendorong dalam menentukan pilihan, mendorong untuk mengembangkan potensi.
Bagaimana pandangan Pendidikan terhadap teori nativisme?
Nativisme berkeyakinan bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaaan.
Dengan demikian menurut mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia. Karena
keyakinannya yang demikian itulah maka mereka di dalam ilmu pendidikan disebut juga
aliran Pesimisme Paedagogis. Aliran empirisme (aliran optimisme).
Bagaimana pandangan aliran nativisme?
Aliran ini berpendapat bahwa perkembangan manusia itu telah ditentukan oleh faktor-faktor
yang dibawa manusia sejak lahir, pembawaan yang telah terdapat pada waktu dilahirkan
itulah yang menentukan hasiI perkembangannya. Menurut kaum nativisme itu, pendidikan
tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan.
Bagaimana pendapat teori Pendidikan nativisme dari Schopenhauer?
Menurut Schopenhauer, seorang tokoh yang paling berpengaruh dalam teori Nativisme
mengatakan bahwa hakikatnya, “kemauan tiap diri manusia” itu sendirilah yang mewujudkan
pembawaan dan bakat yang dimaksudkan. Dengan adanya pemikiran yang demikian, Ajaran
Nativisme kerap disebut sebagai aliran pesimisme.
Siapakah tokoh teori nativisme?
Tokoh aliran Nativisme adalah Schopenhauer. Ia adalah filosof Jerman yang hidup pada
tahun 1788-1880. Aliran ini berpandangan bahwa perkembangan individu ditentukan oleh
faktor bahwa sejak lahir.
Mengapa Nativisme menolak pengaruh pendidikan?
Karena Nativisme menekankan kemampuan dalam diri anak, sehingga faktor lingkungan
termasuk faktor pendidikan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Hasil
perkembangan tersebut ditentukan oleh pembawaan yang sudah diperoleh sejak lahir.
Lingkungan kurang berpengaruh terhadap perkembangan anak. Nativisme berkeyakinan
bahwa pendidikan tidak dapat mengubah sifat-sifat pembawaan. Dengan demikian menurut
mereka pendidikan tidak membawa manfaat bagi manusia. Tokoh aliran ini adalah Arthur
Schopenhaeur seorang filosof bangsa Jerman tahun 1788-1880.
Mengapa aliran navitisme disebut aliran pesimis?
Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan bakat orangtua.
Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli yang telah
terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis yang
bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri tiap
manusia.Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal kemampuannya, dan
ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak yang berasal dari
orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik yang mungkin
melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah kemampuan
orangtuanya. Misalnya, anak mirip orangtuanya secara fisik dan akan mewarisi sifat dan
bakat orangtua. Prinsipnya, pandangan Nativisme adalah pengakuan tentang adanya daya asli
yang telah terbentuk sejak manusia lahir ke dunia, yaitu daya-daya psikologis dan fisiologis
yang bersifat herediter, serta kemampuan dasar lainnya yang kapasitasnya berbeda dalam diri
tiap manusia. Ada yang tumbuh dan berkembang sampai pada titik maksimal
kemampuannya, dan ada pula yang hanya sampai pada titik tertentu. Misalnya, seorang anak
yang berasal dari orangtua yang ahli seni musik, akan berkembang menjadi seniman musik
yang mungkin melebihi kemampuan orangtuanya, mungkin juga hanya sampai pada setengah
kemampuan orangtuanya.
2. Teori Empirisme
Apa itu empirisme dan contohnya?
Aliran Empirisme adalah aliran yang menekankan bahwa segala sesuatu dipelajari lewat
pengalaman dengan melibatkan indra diri. Aliran ini menolak anggapan yang menyebutkan
bahwa sesuatu dibawa sejak lahir. Oleh sebab itu maka aliran empirisme ini disebut-sebut
menolak kehadiran tuhan sebab menentang konsep fitrah pada diri manusia. Contoh aliran
empirisme adalah TEORI A POSTERIORI yang menyatakan bahwa semua kebenaran dalam
pengetahuan adalah kebenaran a posteriori yakni kebenaran yang didapatlan lewat observasi
atau pengamatan. Pengamatan ini sudah tentu melibatkan pengalaman indra pada diri
seseorang sehingga termasuk dalam cakupan aliran empirisme.
Apa itu teori Pendidikan empirisme?
Teori empirisme ialah teori psikologi pendidikan yang mementingkan stimulasi eksternal
dalam perkembangan individu. Dan menyatakan bahwa perkembangan individu tergantung
dari keadaan lingkungannya dimana dia berada, sedangkan pembawaan tak berpengaruh.
Apa contoh aliran empirisme dalam kehidupan sehari-hari?
Contohnya seperti “Bagaimana kita mengetahui es itu dingin?” orang empirisme ini
berpandangan bahwa es itu dingin karena orang itu pernah melakukan atau memiliki
pengalaman sendiri dengan menyentuh es itu danmemperoleh pengetahuan yang ia sebut
“dingin”.
Apa hubungan aliran empirisme dengan Pendidikan?
Aliran empirisme mengatakan bahwa pengalaman adalah proses untuk memperoleh
pengetahuan. Empirisme dipandang sebagai hal yang paling produktif dalam dunia
pendidikan. Karena dalam proses pembelajaran suatu pendidikan lingkunganlah yang
berperan besar untuk membentuk potensi dan pengetahuan peserta didik.
Siapa tokoh teori empirisme?
Tokoh-tokoh pakar filsafat yang mengembangkan paham empirisme diantaranya Francis
Bacon, Thomas Hobbes, John Locke, George Berkeley, dan David Hume. Sebagai aliran
filsafat, empirisme merupakan salah satu dari dua cabang filsafat modern yang lahir pada
zaman pencerahan. Bertentangan dengan rivalnya, rasionalisme, yang menempatkan rasio
sebagai sumber utama pengetahuan, empirisme justru memilih pengalaman sebagi sumber
utama pengetahuan baik lahiriah maupun batiniah. Aliran ini bertanah air di Inggris. Francis
Bacon (1561-1626) bisa dikatakan sebagai peletak dasar lahirnya empirisme yang untuk kali
pertama menyatakan pengalaman sebagai sumber kebenaran yang paling terpercaya.
Kemudian paham ini diikuti dan dikembangkan oleh Thomas Hobbes (1588-1679), Jhon
Locke (1632-1704), George Berkeley (1685-1753) dan mencapai puncaknya dalam filsafat
David Hume (1711-1776).
Mengapa empirisme mengangap penting Pendidikan?
Menurut pandangan empirisme (biasa pula disebut emvironmentalisme) pendidik memegang
peranan yang sangat penting sebab pendidik dapat menyediakan lingkungan pendidikan
kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai pengalaman-pengalaman. Pengalaman-
pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan pendidikan.
Bagaimana menyikapi paham aliran empirisme?
Suryasumantri (2009) menyebutkan bahwa masalah utama yang timbul dalam penyusunan
pengetahuan secara empiris ialah bahwa pengetahuan yang dikumpulkan itu cenderung untuk
menjadi suatu kumpulan fakta-fakta. Kumpulan tersebut belum tentu bersifat konsisten dan
mungkin saja terdapat hal-hal yang bersifat kontradiktif.
3. Teori Konvergensi
Apa yanga dimaksud dengan pandangan konvergensi?
Paham konvergensi ini berpendapat, bahwa didalam perkembangan individu itu baik dasar
atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting. Bakat sebagai
kemungkinan telah ada pada masing-masing individu, akan tetapi bakat yang sudah tersedia
perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.
Apa itu teori konvergensi?
Aliran konvergensi adalah aliran yang menggabungkan dua aliran di atas (Nativisme dan
Empirisme), Konvergensi adalah interaksi antara faktor hereditas dan faktor lingkungan
dalam proses perkembangan tingkah laku. Menurut aliran ini hereditas tidak akan
berkembang secara wajar apabila tidak diberi rangsangan dari faktor lingkungan, sebaliknya
rangsangan dari lingkungan tidak akan membina perkembangan tingkah laku anak yang idial
tanpa di pengaruhi oleh faktor hereditas. Teori konvergensi menyatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi perkembangan individu tidak hanya faktor internal sebagaimana dalam
nativisme Arthur namun juga faktor eksternal sebagaimana empirisme John Locke.
Apa tujuan teori konvergensi?
Teori Konvergensi adalah bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan)
maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Bakat sebagai kemungkinan
atau disposisi telah ada pada masing-masing individu, yang kemudian karena pengaruh
lingkungan yang sesuai dengan kebutuhan untuk perkembangannya, maka kemungkinan itu
lalu menjadi kenyataan.
Apa yang memperkuat teori konvergensi?
Ada beberapa percobaan untuk memperkuat teori ini yaitu: Dua anak kembar identik, yang
mempunyai bakat yang persis sama, didikan dan dibesarkan dalam keluarga dengan
lingkungan yang berbeda, akan mengembangkan sifat-sifat yang juga berbeda.
Seorang dengan taraf kecerdasan yang tergolong terbelakang, diberi didikan yang sistematis
untuk menguasai pelajaran-pelajaran sekolah menengah. Sampai akhir percobaan itu, orang
tersebut tidak menunjukkan kemajuan berarti.
Terbukti dari kedua percobaan di atas bahwa lingkungan ada pengaruhnya terhadap
perkembangan seseorang, tetapi dalam batas pembawaan yang ada. Pada intinya bahwa
lingkungan dan pembawan sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Hal
tersebut dibenarkan oleh Abdul Mujib bahwa penentuan kepribadian seseorang ditentukan
oleh kerja yang integral antara faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal
(lingkungan pendidikan).
Siapa tokoh teori konvergensi?
Tokoh utama teori konvergensi adalah Louis William Stern (1871-1938), seorang filosof
sekaligus sebagai psikolog Jerman. Teori ini menggabungkan arti penting hereditas
(pembawaan) dengan lingkungan sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan
manusia.
Bagaimana dengan teori konvergensi?
Teori konvergensi menyatakan bahwa faktor yang mempengaruhi perkembangan individu
tidak hanya faktor internal sebagaimana dalam nativisme Arthur namun juga faktor eksternal
sebagaimana empirisme John Locke. Kedua, dalam teori fitrah maupun teori konverensi,
orang tua memiliki pengaruh dalam pendidikan anak.

Anda mungkin juga menyukai