Anda di halaman 1dari 6

KUMPULAN MATERI MATA KULIAH PERKEMBANGAN

PESERTA DIDIK

Untuk memenuhi tugas mata kuliah Perkembangan Peserta Didik


Yang Dibina oleh Dr. Sudirman, M.Si

Oleh :

Irfina Fiyyah Irbah Fuadah 160311604660

Islamiah Nur Cahyani 160311600207

Oktarina Dyah Savitri 160311604710

Rhayna Ziyandzakiya Naufal 160311604666

Universitas Negeri Malang


Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Jurusan Matematika
Maret 2017
Isu dan Permasalahan Peserta Didik serta Implikasinya dalam Pendidikan
A. Pengertian Remaja

Berasal dari kata latin adolensence yang berarti tumbuh atau tumbuh menjadi dewasa. Istilah
adolensence mempunyai arti yang lebih luas lagi yang mencakup kematangan mental, emosional
sosial dan fisik (Hurlock, 1992). Masa-masa ini sebenarnya tidak mempunyai tempat yang jelas
karena tidak termasuk golongan anak tetapi tidak juga golongan dewasa atau tua.

Seperti yang dikemukakan oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
menunjukkan dengan jelas sifat transisi atau peralihan karena remaja belum memperoleh status
dewasa dan tidak lagi memiliki status anak. Menurut Sri Rumini & Siti Sundari (2004) masa
remaja adalah peralihan dari masa anak dengan masa dewasa yang mengalami perkembangan
semua aspek/ fungsi untuk memasuki masa dewasa. Masa remaja berlangsung antara umur 12
tahun sampai dengan 21 tahun bagi wanita dan 13 tahun sampai dengan 22 tahun bagi pria.
(Zakiah Darajat, 1990). Menurut World Health Organization (WHO), remaja adalah laki-laki dan
perempuan berusia 10-19 tahun, dimana usia 12 tahun merupakan batas usia pubertas pada
umumnya yaitu ketika secara biologis sudah mengalami kematangan seksual dan usia 20 tahun
adalah usia ketika mereka pada umumnya secara sosial dan pisikologis mampu mandiri.

Jadi dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa remaja adalah masa di mana seseorang yang
masih berusia antara 12 tahun sampai dengan 22 tahun di mana pada masa ini Dapat dikatakan
bahwa sikap remaja saat ini masih dalam tahap mencari jati diri atau mencari identitas dari
dirinya karna masih dalam masa perubahan menuju ke dewasa.

B. Permasalahan yang Timbul Pada Masa Remaja

Gunarsa (1989) merangkum beberapa karakteristik remaja yang dapat menimbulkan berbagai
permasalahan pada diri remaja, yaitu:

a. Kecanggungan dalam pergaulan dan kekakuan dalam gerakan.

b. Ketidakstabilan emosi.

c. Adanya perasaan kosong akibat perombakan pandangan dan petunjuk hidup.

d. Adanya sikap menentang dan menantang orang tua.

e. Pertentangan di dalam dirinya sering menjadi pangkal penyebab pertentangan-pertentang


dengan orang tua.

f. Kegelisahan karena banyak hal diinginkan tetapi remaja tidak sanggup memenuhi
semuanya.

g. Senang bereksperimentasi.
h. Senang bereksplorasi.

i. Mempunyai banyak fantasi, khayalan, dan bualan.Kecenderungan membentuk kelompok


dan kecenderungan kegiatan berkelompok.

(Fagan, 2006) Berdasarkan tinjauan teori perkembangan, usia remaja adalah masa saat terjadinya
perubahan-perubahan yang cepat, termasuk perubahan fundamental dalam aspek kognitif, emosi,
sosial dan pencapaian Sebagian remaja mampu mengatasi transisi ini dengan baik, namun
beberapa remaja bisa jadi mengalami penurunan pada kondisi psikis, fisiologis, dan sosial.
Beberapa permasalahan remaja yang muncul biasanya banyak berhubungan dengan karakteristik
yang ada pada diri remaja.

Sarwono (1994) faktor yang mempengaruhi perilaku remaja dibagi menjadi dua yaitu :

Faktor pribadi, meliputi:

1. Faktor bakat yang mempengaruhi temperamen (menjadi pemarah)

2. Cacat tubuh

3. Ketidakmampuan menyesuaikan diri.

Faktor lingkungan, meliputi.

1. Malnutrisi (Kekurangan gizi)

2. Kemiskinan di kota-kota besar

3. Gangguan lingkungan (polusi, bencana alam, kecelakaan lalulintas)

4. Migrasi (urbanisasi, pengungsi karena perang)

5. Faktor sekolah ( kesalahan pendidikan, faktor kurikulum)

6. Keluarga yang tercerai berai (perceraian, perpisahan yang terlalu lama)

7. Gangguan dalam pengasuhan oleh keluarga (kematian orangtua, orangtua sakit, atau
orangtua yang tidak harmonis)

C. Bentuk-Bentuk Perilaku Menyimpang Remaja

Gunarsa (1986) prilaku menyimpang terbagi menjadi 2 jenis yaitu:

1. Penyimpangan bersifat amoral dan asosial yang tidak diatur dalam Undang-undang (tidak
termasuk pelanggaran hukum),misalnya: membolos, kabur dari rumah, pakaian Tidak
senonoh, dll.
2. Penyimpangan yang bersifat melanggar hukum dengan penyelesaian sesuai dengan undang-
undang dan hukum kenakalan ( remaja / delequensi) misalnya: pembunuhan, judi,
memperkosa.

Contoh perilaku menyimpang yang sering terjadi pada remaja :

1) Suka bolos sekolah

2) Tidak suka bergaul

3) Berbohong

4) Suka berkelahi/mengganggu teman

5) Suka merusak fasilitas

6) Sering mencuri barang orang lain

7) Suka mencari perhatian

8) Ugal-ugalan/kebut-kebutan di jalan

D. Faktor Penyebab Perilaku Menyimpang Remaja

( Moh Suryo 1985) :Secara garis besar factor-faktor penyebab terjadinya tingkah laku
menyimpang:

a. Keadaan individu yang bersangkutan

1. Potensi kecerdasan rendah, hingga tidak mampu memenuhi tuntunan akademik


sebagaimana diharapkan. Akibatnya ia sering frustasi, mengalami konflik batin dan rendah
diri.

2. Mempunyai masalah yang tidak terpecahkan

3. Belajar cara penyesuaian diri yang salah

4. Pengaruh lingkungan

5. Tidak menemukan figur sebagai contoh sehari-hari

b. Dari luar individu yang bersangkutan

Lingkungan Keluarga

1. Suasana kehidupan keluarga yang tidak menimbulkan rasa aman (Keluarga broken home)

2. Kontrol dari orang tua yang rendah,yang menyebabkan


3. berkurangnya disiplin dalam kehidupan keluarga.

4. Orang tua yang bersikap otoriter

5. Tuntutan orang tua terlalu tinggi atau tidak sesuai dengan kemampuan yang dimiliki anak.

c. Lingkungan Sekolah

1. Tuntutan kurikulum yang terlalu tinggi atau terlalu rendah dibanding kemampuan rata-rata
anak yang bersangkutan

2. Longgarnya disiplin sekolah menyebabkan terjadinya pelanggaran peraturan.

3. Anak-anak sering tidak belajar karena guru sering tidak masuk,

4. Pendekatan yang dilakukan guru tidak sesuai dengan perkembangan remaja

5. Sarana dan prasarana sekolah kurang memadai,akibatnya aktivitas anak jadi terbatas.

e. Lingkungan masyarakat

1. Kurangnya partisisasi aktif dari masyarakat dalam membelajarkan anak atau mencegah
pelanggaran tata tertib sekolah.

2. Media cetak dan elektronik yang beredar secara bebas yang sebenarnya belum layak buat
remaja, misalnya : gambar porno, video porno dll.

3. Adanya contoh dilingkungan masyarakat yang kurang menguntungkan bagi perkembangan


remaja, misalnya main judi, minuman keras, dan pelacuran.

E. Hal-hal yang Mempengaruhi Perkembangan Individu

Menurut Papalia dan Olds ( 1992 : 7-8 ) faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan
individu dapat dikategorikan kedalam faktor internal melawan faktor eksternal, dan pengaruh
normatif melawan pengaruh bukan normatif. Faktor internal adalah faktor pembawaan sejak lahir
yang disebut heredeti. Faktor heredety ini adalah segala yang di bawa sejak lahir, yang diterima
anak dari orang tuanya. Sementara eksternal adalah faktor yang berpengaruh terhadap diri
individu yang berasal dari lingkungan ( enviromental influenses ). Faktor lingkungan ini
diperoleh individu berdasarkan pengalamannya selama berprilaku dalam lingkungan diluar
dirinya

F. Implikasinya bagi Pendidikan

untuk mengurangi kemungkinan tumbuhnya permasalahan yang timbul pada masa remaja, dalam
rangka kegiatan pendidikan yang dapat dilakukan para Diantara usaha-usaha pembinaan yang
perlu di perhatikan, sekurang-kurangnya pendidik umumnya dan para guru khususnya:
1. Hendaknya seorang guru mengadakan program dan perlakuan layanan khusus bagi siswa
remaja pria dan siswa remaja wanita (misalnya dalam pelajaran anatomi, fisiologi dan
pendidikan olahraga) yang diberikan pula oleh para guru yang dapat menyelenggarakan
penjelasannya dengan penuh dignity. Tujuan dari usaha tersebut adalah untuk memahami dan
mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan perkembangan fisik
dan psikomotorik remaja.

2. Memperhitungkan segala aspek selengkap mungkin dengan data atau informasi secermat
mungkin yang menyangkut kemampuan dasar intelektual (IQ), bakat khusus (aptitudes),
disamping aspirasi atau keinginan orangtuanya dan siswa yang bersangkutan. Terutama pada
masa penjurusan atau pemilihan dan penentuan program studi. Upaya tersebut bertujuan
untuk memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan
perkembangan bahasadan perilaku kognitif.

3. Seharusnya seorang guru bisa mengaktifkan dan mengkaitkan hubungan rumah dengan
sekolah (parent teacher association) untuk saling mendekatkan dan menyelaraskan system
nilai yang dikembangkan dan cara pendekatan terhadap siswa remaja serta sikap dan
tindakan perlakuan layanan yangdiberikan dalam pembinaannya. Tujuannya adalah untuk
memahami dan mengurangi masalah-masalah yang mungkin timbul bertalian dengan
perkembangan perilaku sosial,moralitas dan kesadaran hidup atau penghayatan keagamaan.

DAFTAR REFERENSI

Amalia, Ratna. 2011. Isu dan Permasalahan Remaja serta Implikasinya dalam Pendidikan.
(online). http://amaliaratnaa.blogspot.com/2011/11/isu-dan-permasalahan-remaja-serta.html.
Diakses pada 25 Mei 2015 pukul 21.00 WIB

Makmun, Abin Syamsuddin. 2001. Psikologi Kependidikan Perangkat Sistem Pengajaran Modul.
Bandung : PT Remaja Roedakarya

Hartinah, Siti. 2008. Perkembangan Peserta Didik. Bandung: PT Refika Aditama

https://hudhanewblog.blogspot.co.id/2015/09/makalah-isu-permasalahan-remaja-dan.html?m=1
(diakses tanggal 28 April 2017)

http://tonnymdr.blogspot.co.id/p/isu-dan-permasalahan-peserta-didik.html?m=1 (diakses tanggal


28 April 2017)

Anda mungkin juga menyukai