Anda di halaman 1dari 5

Teori Konvergensi

Pengertian Konvergensi
Aliran konvergensi berasal dari kata konvergen, artinya bersifat menuju satu titik pertemuan
Teori ini berpandangan bahwa perkembangan individu itu baik dasar (bakat, keturunan)
maupun lingkungan, kedua-duanya memainkan peranan penting. Teori ini merupakan
perpaduan antara pandangan nativisme dan empirisme, yang keduanya dipandang sangat
berat sebelah yang menggabungkan arti penting hereditas (pembawaan) dengan lingkungan
sebagai faktor yang berpengaruh dalam perkembangan manusia.

Dengan istilah faktor pembawaan tidak berarti apa-apa tanpa faktor pengalaman
(lingkungan). Demikian pula sebaliknya, faktor pengalaman tanpa faktor pembawaan tidak
akan mampu mengembangkan manusia yang sesuai dengan harapan.

Perkembangan yang sehat akan berkembang jika kombinasi dari fasilitas yang diberikan oleh
lingkungan dan potensialitas kodrati seseorang bisa mendorong berfungsinya segenap
kemampuannya. Dan kondisi sosial menjadi sangat tidak sehat apabila segala pengaruh
lingkungan merusak, bahkan melumpuhkan potensi psiko-fisiknya.

Dengan demikian, keadaan ini dapat dinyatakan bahwa faktor pembawaan maupun pengaruh
lingkungan yang berdiri sendiri tidak dapat menentukan secara mutlak dan bukan satu-
satunya faktor yang menentukan pribadi atau struktur kejiwaan seseorang.

Perkembangan Teori Konvergensi


Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai pandangan yang tepat dalam
memahami tumbuh kembang manusia. Terdapat variasi mengenai faktor-faktor mana yang
paling penting dalam menentukan tumbuh kembang itu.
Demikian halnya dalam belajar mengajar; variasi pendapat itu telah menyebabkan
munculnya berbagai teori belajar mengajar dan atau teori/model mengajar. Di sisi lain,
variasi pendapat juga melahirkan berbagai gagasan tentang belajar mengajar, seperti peran
guru sebagai fasilitator, teknik penilaian pencapaian siswa dengan tugas objektif atau tes
esai, dan lain lainnya.
Konvergensi media tidak hanya pergeseran teknologi atau proses teknologi, namun juga
termasuk pergeseran dalam paradigma budaya, social dan industri yang mendorong
konsumen untuk mencari informasi baru. Konvergensi media terjadi dengan melihat
bagaimana individu berinteraksi dengan orang lain pada tingkat sosial dan menggunakan
berbagai platform media untuk menciptakan pengalaman baru, bentuk-bentuk baru media dan
konten yang menghubungkan kita secara sosial, dan tidak hanya kepada konsumen lain, tetapi
untuk para produsen perusahaan media
Gerakan konvergensi media tumbuh secara khusus dari munculnya Internet dan digitalisasi
informasi. Konvergensi media ini menyatukan 3C yaitu computing (memasukkan data
melalui komputer), communication (komunikasi), dan content (materi isi/ konten).

Teori konvergensi media yang diteliti oleh Henry Jenkins pada tahun 2006, menyatakan
bahwa konvergensi media merupakan proses yang terjadi sesuai dengan
perkembangan budaya masyarakat.

Interaktivitas telah menjadi istilah untuk sejumlah pilihan media baru yang berkembang dari
penyebaran cepat jalur akses internet, digitalisasi media, dan konvergensi media. Definisi
interaktifitas menggantikan komunikasi satu arah pada media massa konvensional dengan
kemungkinan komunikasi dua arah dari web. Setiap individu dengan teknologi tepat guna
sekarang dapat menghasilkan media online-nya dan termasuk gambar, teks, dan yang lainnya.

Perkembangan teknologi media baru adalah metode baru bagi seniman untuk berbagi
pekerjaan mereka dan berinteraksi dengan dunia besar.Unsur lain dalam interaktivitas
termasuk radio dan televisi, surat untuk editor, partisipasi pendengar dalam program tersebut,
komputer dan program-program aplikasi teknologi.

Tokoh perintis Konvergensi

Perintis aliran konvergensi adalah William Stern (1871-1939), seorang ahli pendidikan
bangsa Jerman yang berpendapat bahwa seorang anak dilahirkan di dunia disertai
pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Bakat yang dibawa anak sejak kelahirannya
tidak berkembang dengan baik tanpa adanya dukungan lingkungan yang sesuai untuk
perkembangan bakat itu. Jadi seorang anak yang memiliki otak yang cerdas, namun tidak
didukung oleh pendidik yang mengarahkannya, maka kecerdasakan anak tersebut tidak
berkembang. Ini berarti bahwa dalam proses belajar peserta didik tetap memerlukan bantuan
seorang pendidik untuk mendapatkan keberhasilan dalam pembelajaran.

Ketika aliran-aliran pendidikan, yakni nativisme, empirisme dan konvergensi, dikaitkan


dengan teori belajar mengajar kelihatan bahwa kedua aliran yang telah
disebutkan (nativisme-empirisme) mempunyai kelemahan. Adapun kelemahan yang
dimaksudkan adalah sifatnya yang ekslusif dengan cirinya ekstrim berat sebelah. Sedangkan
aliran yang terakhir (konvergensi) pada umumunya diterima seara luas sebagai pandangan
yang tepat dalam memahami tumbuh-kembang seorang peserta didik dalam kegiatan
belajarnya. Meskipun demikian, terdapat variasi pendapat tentang faktor-faktor mana yang
paling penting dalam menentukan tumbuh-kembang itu.
Ada beberapa percobaan William Lois Stern untuk memperkuat teori ini yaitu :

Dua anak kembar identik, yang mempunyai bakat yang persis sama, didikan dan dibesarkan
dalam keluarga dengan lingkungan yang berbeda, akan mengembangkan sifat-sifat yang juga
berbeda.

Seorang dengan taraf kecerdasan yang tergolong terbelakang, diberi didikan yang sistematis
untuk menguasai pelajaran-pelajaran sekolah menengah. Sampai akhir percobaan itu, orang
tersebut tidak menunjukkan kemajuan berarti.

Terbukti dari kedua percobaan di atas bahwa lingkungan ada pengaruhnya terhadap
perkembangan seseorang, tetapi dalam batas pembawaan yang ada. Pada intinya bahwa
lingkungan dan pembawan sama-sama berpengaruh terhadap perkembangan seseorang. Hal
tersebut dibenarkan oleh Abdul Mujib bahwa penentuan kepribadian seseorang ditentukan
oleh kerja yang integral antara faktor internal (potensi bawaan) maupun faktor eksternal
(lingkungan pendidikan).

Pendapat Para Tokoh lainnya

Jamaludin Darwis mendefinisikan teori konvergensi secara bahasa yaitu berasal dari bahasa
Inggris dari kata verge yang artinya menyatu, mendapat awalan conyang artinya menyertai,
dan mendapat akhiran ance sebagai pembentuk kata benda. Sedangkan secara istilah
konvergensi mengandung arti perpaduan antara entitas luar dan dalam, yaitu antara
lingkungan sosial dan hereditas. kamus Inggris Convergence yang artinya pertemuan pada
satu titik. dalam kamus psikologi yang dimaksud aliran konvergensi adalah interaksi antara
faktor hereditas dan faktor lingkungan dalam proses perkembangan tingkah laku.

Sumadi Surya Brata menegaskan teori konvergensi yaitu bahwa dalam perkembangan
individu itu baik dasar atau pembawaan maupun lingkungan memainkan peranan penting,
bakat kemungkinan telah ada pada masing-masing individu; akan tetapi bakat yang sudah
tersedia itu perlu menemukan lingkungan yang sesuai supaya dapat berkembang.

Jadi Menurut aliran ini, hereditas tidak akan berkembang secara wajar apabila tidak diberi
rangsangan dari faktor lingkungan. Sebaliknya, rangsangan lingkungan tidak akan membina
perkembangan tingkah laku baik tanpa didasari oleh faktor hereditas. Penentuan kepribadian
seseorang ditentukan oleh kerja yang integral (potensi bawaan) maupun faktor eksternal
(lingkungan).
Kesimpulan

Aliran Konvergensi Penganut aliran ini berpendapat bahwa dalam proses perkembangan
anak, baik faktor pembawaan maupun faktor lingkungan sama-sama mempunyai peranan
yang sangat penting. Aliran konvergensi pada umumnya diterima secara luas sebagai
pandangan yang tepat dalam memahami tumbuh kembang manusia. Meskipun demikian
terdapat variasi mengenai factor-faktor mana yang paling penting dalam menentukan
tumbuhh kembang itu, bahwa variasi-variasi itu tercermin antara lain dalam perbedaan
pandangan tentang strategi yang tepat untuk memahami perilaku manusia, seperti strategi
disposisional/konstitusional, startegi phenomenologis/humanistic, startegi behavioral.

Konvergensi media adalah penggabungan atau pengintegrasian media-media yang ada untuk
digunakan dan diarahkan kedalam satu titik tujuan. Konvergensi media biasanya merujuk
pada perkembangan teknologi komunikasi digital yang dimungkinkan dengan adanya
konvergensi jaringan. Konvergensi jaringan adalah koeksistensi
efisien telepon,video dan komunikasi data dalam satu jaringan. Penggunaan beberapa
mode komunikasidalam jaringan tunggal menawarkan kenyamanan dan fleksibilitas bukan
tidak mungkin dengan prasarana yang terpisah.

Sumber :

http://julaihasapsuha.blogspot.com/

http://www.tuanguru.com/2012/01/teori-nativisme-empirisme-konvergensi.html

https://afidburhanuddin.wordpress.com/2013/11/08/penerapan-aliran-konvergensi-dalam-
pembelajaran/

http://id.wikipedia.org/wiki/Konvergensi_media

http://www.wikipedia.org

https://juliawankomang.wordpress.com/2015/12/01/teori-belajar-menurut-nativisme-
empirisme-dan-konvergensi/

https://nurulsazwaniblog.wordpress.com/2016/12/21/teori-teori-pendidikan-
emperismenativismekonvergensi/

http://ranohardiana.blogspot.com/2014/12/normal-0-false-false-false-en-us-x-none_10.html

https://www.referensimakalah.com/2013/03/teori-konvergensi-definisi-latar.html

Buku : John M. Echols, Kamus Inggris Indonesia, (Jakarta: Gramedia, 1992). J.P.
Chaplin, Kamus Lengkap Psikologi, Penerj, Kartini Kartono, (Jakarta: Raja Grafindo, 2004).
Sumadi Surya Brata, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo, 1998). Siti Partini
Suardiman, SU. Psikologi Perkembangan, (Yogyakarta: 1990).

Anda mungkin juga menyukai