Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH NATURALISME DAN KONVERGENSI

Disusun untuk memenuhi matakuliah Pengantar Pendidikan

Dosen Pengampu:

Ni Luh Sakinah Nuraini,S.Pd,M.Pd

Oleh :
Kelompok 9
Cynthia Putri.Y. 180341617578
Elysa Firdiani 190341621646
Inta Alivia. R. 190341621615
Rahmawati. I. 190341622617

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

AGUSTUS 2019
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Pendidikikan merupakan hal yang sangat penting,karena disanalah


tertuang ide-ide pemikiran manusia sehingga dapat merubah suatu lingkungan
menjadi lebih baik. Pendidikan sendiri lebih dikenal dengan sebutan “proses
belajar” yang diturunkan secara turun-temurun. Pendidikan akan terus
berkembang sehingga terjadi aliran-aliran dari setiap generasinya. Aliran-aliran
yang terjadi akan melengkapi presepsi yang ada pada generasi sebelumnya.
Dalam aliran-aliran pendidikan terdapat beberapa aliran yang terkenal antara
lain adalah aliran empirisme,nativisme,naturalisme,dan konvergensi.
Pemahaman tentang aliran pendidikan memiliki arti sangat penting karena dapat
menjadi bekal bagi seorang pendidik pada generasi berikutnya,mengingat
wawasan historis aliran pendidikan sangat luas dan terdiri dari berbagai
presepsi.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa itu pendidikan?


2. Apa saja aliran aliran klasik pendidikan yang ada?
3. Apa itu naturalisme dan konvergensi?
4. Bagaimana penerapan aliran naturalisme dan konvergensi?

1.3 Tujuan Masalah

1. Memahami secara singkat tentang pendidikan

2. Mengetahui apa saja aliran-aliran pendidikan

3. Memahami apa yang dimaksud dengan naturalisme dan konvergensi

4. Mengetahui apa saja dampak yang diakibatkan aliran aliran klasik pendidikan.
BAB II
PEMBAHASA
N

2.1 Arti Pendidikan

Pendidikan sangat erat kaitannya dengan suatu proses pembelajaran.


Pendidikan sendiri memiliki banyak arti berbeda sesuai pemahaman setiap
manusia. Seperti menurut Robert W. Richey dalam bukunya berjudul planning
for teaching and introduction to education yang menyatakan bahwa pendidikan
merupakan fungsi yang luas tentang pemeliharaan dan perbaikan kehidupan
suatu masyarakat. Pendidikan memiliki arti lebih luas daripada proses belajar
yang biasa kita kenal disekolah. Artinya pendidikan memiliki konsep kuat dan
peranan penting dalam proses kehidupan manusia. Dalam hal ini Lodge juga
berpendapat bahwa pendidikan dapat diartikan secara luas dan secara sempit.
Pengalaman merupakan contoh pendidikan secara luas. Sedangkan
contoh pendidikan secara sempit sepeti pendidikan yang masih dibatasi pada
fungsi tertentu dalam masyarakat,seperti adat istiadat dan latar belakang. Dari
pendapat kedua filusuf tersebut dapat diketahui bahwa setiap pemikiran pada
setiap generasi memiliki pemahaman yang berbeda,sehingga sangat penting
adanya pemikiran baru pada setiap generasi guna menyempurnakan pendapat
filusuf yang kurang tepat atau kurang lengkap.

2.2 Aliran Aliran Klasik Pendidikan

Dalam pendidikan terdapat beberapa aliran klasik ,antara lain:

1. Aliran empirisme,atau dapat diartikan sebagai pendidikan yang


diperoleh dari suatu pengalaman. Tokoh utama aliran ini ialah
John Locke (1632-1704). Aliran ini berasal dari Amerika
Serikat. Empirisme dipandang sebagai aliran yang paling
produktif saat itu.
Gambar: John Locke (1632-1704).

2. Aliran nativisme, nativisme berasal dari kata nativus yang berarti


kelahiran atau native yang artinya asli atau asal. Tokoh utama
aliran ini adalah Arthur Schopenhauer (1788-1860) seorang
filosof Jerman. Dapat diartikan aliran nativisme adalah sifat
dasar yang dimiliki seseorang sejak lahir tanpa pengaruh
eksternal.

Gambar: Arthur Schopenhauer (1788-1860)


3. Aliran naturalisme,memiliki arti Natur atau natura yang artinya
alam, atau apa yang dibawa sejak lahir. Aliran ini dipelopori oleh
Jean Jaquest Rousseau yang menyatakan bahwa semua hal
terlihat baik saat baru keluar dari alam dan menjadi jelek apabila
sudah berada ditangan manusia.

Gambar: Jean Jaquest Rousseau

4. Aliran konvergensi, aliran ini dikemukakan Oleh salah satu


tokoh pendidikan bernama William Stern (1871-1939). Ia
mendapatkan aliran ini dari menggabungkan beberapa aliran
yang terkenal. Dalam aliran konvergensi menyatakan bahwa
pembawaan tanpa dipengaruhi oleh faktor lingkungan tidak akan
bisa berkembang, dan demikian juga sebaliknya.
Gambar: William Stern (1871-1939)

2.3 Pemahaman Naturalisme lebih dalam

1. Pengertian Naturalisme

Aliran naturalisme telah berkembang sejak tahun 1700-an dijadikan


sebagai dasar dalam ilmu filsafat serta pengantar dalam metode pendidikan.
Naturalisme berasal dari kata “nature” yang berarti alamiah dimaksudkan
bahwa setiap individu memiliki pembawaan sifat tersendiri dan setiap orang
memiliki ciri sifat yang berbeda. “Semua adalah baik pada waktunya datang
dari tangan Sang Pencipta, tetapi semua menjadi buruk ditangan manusia” (JJ
Rousseau), kutipan ini menunjukkan bahwa manusia terlahir dengan sifat yang
baik dan perubahan sifat kearah menyimpang dikontrol oleh manusia itu sendiri.
Naturalisme tidak hanya diartikan sebagai alam semesta yang mencakup lautan,
daratan, gunung tetapi mencakup bagian bagian yang luas dri ruang dan waktu.
Dalam pandangan ini alamiah tidak hanya dalam batas manusia serta
kehidupannya, tetapi juga merambah ke arah kebudayaan dan suatu sistem yang
satu serta fenomenanya tidak terbagi-bagi.
Naturalisme memandang bahwa alam merupakan keseluruhan realitas
sampai pada sistem total dari fenomemena-fenomena ruang dan waktu. Manusia
menginginkan alam selalu mengikuti tujuan yang mereka inginkan, tetapi alam
dan manusia harus menciptakan konsolidasi yang membentuk satu keatuan.
Pada alam tumbuhan mempunyai naluri, hewan bekerja dengan insting dan
manusia menggunakan akalanya dalam kehidupan yang dinamis.
Manusia berada dalam dunia dengan keberadaan yang dilengkapi oleh
kesadaran. Pengetahuan yang luas akan timbul berdasarkan pada keinginan
manusia yang egois pada dunianya. Usaha dari manusia akan kajian
pengetahuan yang luas timbul secara naluriah dan natural. Kepribadian serta
kecerdasan dalam berpikir dibentuk manusia secara natural yang mana dengan
sendirinya akan muncul saat seseorang menginginkan kemanfaatan hidup dalam
dirinya. Dungan ini, manusia menhadapi dunia, menghadapi dengan mengerti
yang dihapinya dan yang akan dihadapinya itu.

2. Konsep utama atau konsep dasar naturalisme

Konsep utama naturalisme dalam bidang pendidikan ialah pentingnya


pendidikan itu sesuai dengan perkembangan alam. Bahwa perkembangan alam
akan terus mencapai titik tertinggi pada kapasitas dan proporsinya karena apa
yang telah kita lakukan pada alam akan berbalik kepada kita di kemudian hari.
Manusia diciptaka dengan kodrat diatas makhluk Tuhan yang lainnya dalam
kemampuan berpikir. Peran pendidikan bukan hanya tentang bagaimana cara
seseorang berpikir dan menemukan sesuatu tetapi bagaimana pendidikan
menciptakan seseorang yang arif dan bijaksana. Tidak hanya pendidikan dalam
berpengetahuan yang peting, tetapi juga pendidikan dalam berketuhanan dan
budi pekerti .
Menurut aliran naturalisme pendidikan dipusatkan pada kemampuan
individu untuk berkembang dengan potensi yang mereka miliki karena setiap
anak memiliki kemampuan untuk berpikir, berkemampuan, berkreativitas,
mencari, dan menemukan sendiri apa yang mereka perlukan. Teori ini
berpemahaman bahwa anak tidak perlu banyak diatur dan diberi, biarkan
mereka mencari dan menenmukan dirinya sendiri karena anak dapat
berkembang dengan sendirinya.
Pada konsep naturalisme pendidikan telah diajarkan dari keluarga
dengan pemahaman pendidikan karakter dan pengelolaan kedewasaan dalam
diri. Keluarga sangat berperan penting pada konsep naturalisme ini karena
penanaman yang pertama akan terbawa hingga dewasa. Tenaga pendidik lebih
difokuskan untuk memberi motivasi, menumbuhkan minat dan bakat, serta
pengawasan sesuai dengan kebutuhannya. Konsep pendidikan ini ditujukan
untuk menciptakan siswa yang aktif, keterampilan proses dengan lingkungan
sekitar menjadikan tumbuh kembang anak yang optimal.

3. Pandangan Naturalisme dalam Pendidikan

Pendidikan merupakan suatu bagian terpenting dalam kehidupan


manusia saat ini. Bahwa pendidikan bukanlah hal yang sulit untuk digapai bagi
semua orang tergantung niat dan tekad yang kuat dalam kemauan untuk terus
belajar. Perkembangan dunia pendidikan terus mengalami peningkatan yang
tajam seiring dengan kemajuan perkembangan zaman. Teori-teori pendidikan
yang telah dikemukakan oleh para filsuf turut andil dalam kemajuan pendidikan
di dunia ini.
Prespektif naturalisme dalam dunia pendidikan menginginkan kemajuan
pada diri dan sifat yang dibawa manusia sejak lahir. Naturalisme yang ada pada
diri setiap manusia membawa suatu ide dan gagasan tentang pemhaman benar
dan salah, kemapuan-kemampuan logik tentang prinsip-prinsip kontradiksi
secara otomatis telah tertanam pada diri manusia tanpa melalui proses belajar.
4. Implikasi Naturalisme dalam Pendidikan
Pendidikan yang difokuskan dalam konsep naturalisme lebih
memanfaatkan alam sekitar untuk mengkaji pengetahuan. Pendekatan pada
alam difungsikan uuntuk lebih memaknai kebesaran dan kuasa Tuhan akan
bentuk dan rupa dunia yang diciptakan. Para siswa juga lebih memuaskan
dirinya untuk berpikir karena berhadapan langsung dengan alam subjek yang
dikaji.
Cara ini merupakan pendekatan baru pendidikan menuju yang lebih
tinggi dalam penyatuan alam dan manusia. Konsep ini cukup efektif dengan
mengurangi otoritas guru yang hanya mengajar di kelas tanpa kebebasan.
Diharakan tidak hanya pengetahuan berpikir yang meningkat, tetapi juga
psikologis anak yang semakin berkembang menuju yang lebih baik. Proses
pendewasaan berkarakter dan berkepribadian dapat disalurkan dari realita alam.
Pembelajaran ini juga membawa bangsa ini menuju pendidikan yang lebih
modern dan berkualitas.

2.4 Pemahaman konvergensi lebih dalam

1. Pengertian aliran konvergensi

Sepeti sudah dijelaskan diatas bahwa konvergensi merupakan salah satu


dari aliran pendidikan klasik. Konvergensi dikemukakan Oleh salah satu tokoh
pendidikan yang berasal dari Jerman bernama William Stern (1871-1939).
Konvergensi sendiri berasal dari bahasa Inggris dari kata convergenry, artinya
pertemuan pada satu titik. Menurut Zahara Idris,aliran konvergensi
mempertemukan antara dua aliran yang berlawanan yaitu nativisme dan
empirisme.

2. Konsep dasar aliran konvergensi

Aliran ini menyatakan bahwa perkembangan seseorang tergantung


kepada pembawaan dan lingkungannya. Konsepnya aliran ini menganut
nativisme yang menonjolkan pada keaslian dan empirisme yang menonjolkan
pada pengalaman. Dengan kata lain,sebagai contoh bahwa sesuatu akan terus
mengalami perkembangan,terutama dalam hal ini manusia. Manusia sudah
memiliki potensi diawal dan semakin berkembang dari satu titik ke titik lain
dipengaruhi oleh faktor lingkungan. Dapat disimpulkan bahwa pembawaan
awal dan lingkungan mempengaruhi seberapa besar tingkat perkembangan
tersebut. Menurut William Stern,seorang ahli ilmu jiwa sekaligus pelopor
aliran konvergensi ini mengatakan bahwa pembawaan dan lingkungan kedua-
duanya menentukan perkembangan manusia. (Purwanto, 2000:60).
Jadi konsep teori konvergensi dapat disimpulkan :

a. Pendidikan mungkin untuk dilaksanakan.

b. Pendidikan dapat artikan sebagai pertolongan yang diberikan lingkungan


kepada pembawa untuk mengembangkan potensi yang baik dan
mencegah berkembangnya potensi yang kurang baik.

c. Yang membatasi hasil pendidikan adalah pembawaan dan lingkungan.

3. Kekurangan dan kelebihan aliran konvergensi


Kekurangan aliran konvergensi :
Dalam hal ini konvergensi selalu identik dengan lingkungan yang
mendukung,tetapi belum dapat diidentifikasi bagaimana jika suatu lingkungan
tidak mendukung seseorang yang memiliki potensi lebih.
Kelebihan aliran konvergensi :

Aliran konvergensi dapat diterima di banyak negara,bahkan Indonesia hal itu


dapat dilihat dari konsep dasar konvergensi bahwa pendidikan tidak hanya
didapat dari pembawa saja tetapi juga faktor lingkungan sebagai tempat
berkembangnya pengetahuan dasar.

4. Implikasi atau pengaruh aliran konvergensi pada pendidikan


Dalam hal ini konvergensi dinilai cukup efektif,karena dapat diterima
secara luas dalam memahami tumbuh kembang manusia. Dalam hal belajar
mengajar variasi dari pendapat itu telah menyebabkan munculnya berbagai
teori belajar mengajar atau teori/model mengajar. Meski dinilai efektif,masih
ada beberapa filusuf yang kontra terhadap aliran konvergensi ini,seperti Ngalim
Purwanto yang mengatakan dalam bukunya bahwa pendapat W.Stern itu belum
selesai. Beliau menyatakan bahwa dalam aliran konvergensi lebih menekan nya
pada faktor pembawaan dari pada faktor lingkungan,untuk itu beliau juga
memberikan saran kepada pendidik dalam mencari jalan untuk mengetahui
pembawaan seseorang dan kemudian mengusahakan lingkungan atau
pendidikan yang baik dan sesuai.
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan

1. Pendidikan merupakan suru proses pembelajaran yang memiliki


pengaruh besar terhadap kehidupan
2. Aliran aliran klasik pendidikan terdiri dari
empirisme,nativisme,naturalisme,konvergensi
3. Naturalisme merupakan aliran yang menyatakan bahwa apa yang lahir
dari alam lebih baik daripada yang telah berada ditangan manusia.
Aliran konvergensi merupakan perpaduan dari dua aliran yaitu nativisme
dan empirisme.
4. Peran aliran naturalisme dan konvergensi adalah menciptakan
pembelajaran dalam proses pendidikan yang modern dan berkualitas.
DAFTAR PUSTAKA

Anwar,Muhammad. 2017. Filsafat Pendidikan.Jakarta:Kencana.


Bakry, Hasbullah. 1971.Sistematik Filsafat . Jakarta : PT. Bumirestu.
Hakim, Atang Abdul, dan Beni Ahmad Saebani. 2008. Filsafat Umum.
Bandung : CV Pustaka Setia.
Husamah, Aria Restian, dan Rohmat Widodo. 2015. Pengantar
Pendidikan. Malang : Universitas Muhammadiyah Malang.
Idris, Zahara. 1987. Dasar-dasar Kependidikan. Padang: Angkasa Raya
Padang
Purwanto, M. Ngalim. 2000. Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset.
Saebani,Beni Ahmad,Abdul,Atang,Hakim. 2008.. Filsafat Umum.
Bandung : CV Pustaka Setia.
Sudarsono.2001. Ilmu Filsafat Suatu Pengantar. Jakarta : PT. Rineka
Cipta.

Anda mungkin juga menyukai