Anda di halaman 1dari 18

SENSASI INDRA

LAPORAN PRAKTIKUM ANATOMI DAN FISIOLOGI MANUSIA

Yang disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Anatomi dan Fisiologi


Manusia

dibina oleh Prof. Dr. Abdul Gofur, M.Si dan Wira Eka Putra, S.Si., M.Med,Sc.

Oleh:

Kelompok 3 / Offering C

Cynthia Putri Yuwana 180341617578

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM


JURUSAN BIOLOGI

Maret 2020
A. Topik

Sensasi Indra

B. Tujuan

Praktikum ini bertujuan untuk mengetahui adanya berbagai macam


sensasi indra umum dan indra khusus.

C. Waktu dan Tempat Pelaksanaan

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Maret 2020

Tempat : Graha Andi Putri, Jalan Terusan Cikampek No. 32,


Klojen, Malang

D. Dasar Teori

Sensasi merupakan kemampuan tubuh mahluk hidup dalam merasakan


perubahan yang terjadi. Pada manusia sendiri terdapat sendari indra, yaitu
pengukuran yang tidak memerlukan penguraian secara verbal, simbolis, atau
terkonsep, dan berhubungan dengan fungsi alat indra. Menurut Sudjadi (2007),
terdapat 4 tahapan agar tubuh dapat menerima sensasi indra yaitu adanya
rangsang, kemudian akan diubah dari rangsang menjadi impuls syaraf, impuls
akan dihantarkan menuju otak dengan sel syaraf, selanjutnya otak akan
menerjemahkan impuls menjadi sensasi.

Pada otak terdapat banyak pusat sensasi yang siap memberitahukan tentang
sensasi tertentu apabila pusat tersebut menerima impuls dari reseptor (Soewolo,
2003). Setiap bagian tubuh memiliki reseptor penerima yang berbeda-beda.
Menurut Basoeki (2000), berdasarkan sederhana atau kompleksnya reseptor dan
jalur saraf, reseptor sensori dapat dikelompokkan menjadi indra umum dan indra
khusus.

Indra umum meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana yaitu, sensasi taktil
atau yang biasa dikenal dengan sentuhan, tekanan, dan vibrasi. Sensasi
termoresesif untuk mengenali sensasi panas dan dingin. sensasi sakit, sensasi
proprioreseptif yang umumnya berupa kesadaran atau aktivitas otot, tendon, sendi
dan keseimbangan. Indra khusus meliputi sensasi olfaktori atau pembau, sensasi
gustatory atau pengecap, sensasi visual atau penglihatan, sensasi auditory atau
pendengaran dan sensasi equilibrium atau orientasi tubuh.

E. Alat Dan Bahan

Adapun Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum kali ini adalah:

1. Jarum pentul

2. Ijuk

3. Kapas

4. Air

5. Penggaris

6. Kertas HVS

7. Spidol
F. Prosedur Kerja

1. Uji Pembedaan Dua Tititk

Disentuhkan 2 jarum pentul pada ujung jari subyek dengan jarak kedua
jarum pentul dimulai dari yang terpendek.

Ditunjukan apabila subyek merasakan sentuhan 2 jarum pentul atau


hanya satu jarum saja

Dicatat jarak terpendek kedua jarum dapat sirasakan oleh subyek

Diulangi perlakuan untuk daerah hidung, punggung lengan,


belakang lengan, dan leher.

2. Menentukan Reseptor Sentuh

Dibuat petak 2,5 cm pada punggung lengan, dibagi menjadi 64 petak


kecil

Ditutup mata subyek, ditekan ijuk pada petak sampai ijuk bengko, sekali
untuk setiap petak kecil dan tekanan yang diberikan sama,
Diberi tahu apabila subyek mengalami sensasi sentuhan. Dicatat

3. Menentukan Reseptor Sakit

Dibuat petak 2,5 cm pada lengan bawah yang sebelumnya digunakan uji
sentuhan

Digunakan sejumput kapas yang telah direndam air untuk mengompres


kulit lengan selama 5 menit, ditambahkan air bila perlu.

Diletakan ujung jarum pada permukaan kulit dan ditekan secukupnya


sampai menghasilkan rasa sakit

Dibedakan sensasi sakit dan sentuhan! Apakah area untuk sentuhan dan
sensasi sakit sama? Kesadaran gerakan bagian tubuh dan posisi tubuh

4. Menentukan Proprioseptor

Dengan menghadap papan tulis (Diganti Kertas), Ditulis huruf X dengan


kapur (diganti spidol). Dibiarkan beberapa saat.

Ditutup mata subyek, diangkat tangan kanan diatas kepala kemudian


dibuat titik sedekat mungkin dengan huruf X

Diulangi percobaan diatas 3 kali. Dicatat hasilnya.


Ditutup mata subyek, kemudia ditunjuk jari tengah tangan kirinya
dengan telunjuk tangan kanannya. Dicatat keberhasilan.

Ditutup mata subyek, Direntangkan tangan kanan subyek sejauh


mungkin di belakang tubuh. Kemudian dengan cepat dibawa jari
telunjuk ke ujung hidung. Dicatat keberhasilannya.

G. Data Hasil Pengamatan

1. Uji Pembeda Dua Titik

No. Bagian Tubuh Jarak terpendek merasakan dua titik


(cm)
1. Ujung Jari 0,4 cm

2. Hidung 0,3 cm

3. Punggung Lengan 0,1 cm

4. Lengan Bawah 0,1 cm

5. Leher 0,3 cm

Keterangan : jarak terpendek yang digunakan adalah 0,1 cm dan jarak


terpanjang yang digunakan adalah 0,4 cm.

2. Menentukan Reseptor Sentuh

No Respon No Respon No Respon No Respon

Petak * Petak * Petak * Petak *

1 + 17 + 33 + 49 +

2 + 18 + 34 + 50 +

3 + 19 + 35 + 51 +

4 + 20 + 36 + 52 +

5 + 21 + 37 + 53 +
6 + 22 + 38 + 54 +

7 + 23 + 39 + 55 +

8 + 24 + 40 + 56 +

9 + 25 + 41 + 57 +

10 + 26 + 42 + 58 +

11 + 27 + 43 + 59 +

12 + 28 + 44 + 60 +

13 + 29 + 45 + 61 +

14 + 30 + 46 + 62 +

15 + 31 + 47 + 63 +

16 + 32 + 48 + 64 +

Keterangan : * = “+” untuk Respon Positif (merasakan sakit) dan “ – ” untuk


Respon Negatif (tidak merasakan sakit)

3. Menentukan Reseptor Sakit

Apakah area untuk sentuhan dan sakit identik?

Penjelasan : tidak, pada sentuhan, area terasa menyebar sampai ke dalam kotak
yang dibuat dengan ukuran 2,5 cm. tetapi pada sensasi sakit, hanya terasa pada
titik yang ditusuk menggunakan jarum .

4. Menentukan Proprioseptor

No. Perlakuan Hasil Pengamatan


1. Membuat titik terdekat Ulangan ke-
dengan huruf “X” 1 2 3
4,3 cm 5,2 cm 10,4 cm
4. Menunjuk jari tengah Tingkat keberhasilan* : +
tangan kiri dengan jari Keterangan : karena jari telujuk berada tidak tepat
telunjuk tangan kanan pada jari tengah, tetapi di atas jadi tengah.
5. Merentangkan tangan Tingkat keberhasilan* : ++
kanan ke belakang Keterangan : karena jari telunjuk menunjuk pada
(sejauh mungkin) hidung, tetapi tidak lurus bagian tengah hidung,
kemudian dengan cepat dan menujuk pada hidung bagian atas
membawa jari telunjuk
ke hidung

Keterangan : * = tingak keberhasilan dinyatakan dalam “+”

“+” : tidak berhasil

“++” : cukup berhasil

“+++” : berhasil

H. Analisis Data

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil bahwa pada pada
uji pembeda dua titik dengan jarak terpendek adalah 0,1 cm dan jarak terpanjang
adalah 0,4 cm. Pada uji di ujung jari diperoleh hasil pada jarak 0,1 cm sampai 0,3
cm hanya merasakan satu jarum dan pada 0,4 cm merasakan dua jarum. Pada
hidung dan leher jarak 0,1 cm sampai 0,2 cm merasakan satu jarum, sedangkan
pada jarak 0,3 cm merasakan dua jarum. Pada punggung lengan dan bawah lengan
dapat merasakan dua jarum di jarak terpendek yaitu 0,1 cm.

Pada uji penentuan reseptor sentuh, semua petakkecil mengalani sensasi


sentuhan. Pada penentuan reseptor sakit, setelah diletakan kapas yang telah
direndam air, rasa dingin terasa menyebar pada seluruh permukaan petak 2,5 cm.
Pada permukaan kulit yang ditekan dengan ujung jarum, hanya terasa pada
bagian-bagian yang terkena jarum. Pada uji penentuan proprioseptor, percobaan I
adalah membuat titik di sekitar huruf X dengan tiga kali ulangan. Pada ulangan
pertama diperoleh hasil 4,3 cm. Pada ulangan kedua diperoleh hasil 5,2 cm. Pada
ulangan ketiga diperoleh hasil 10,4 cm. Sehingga diperoleh rata-rata jarak adalah
6,6 cm. Percobaan kedua yang dilakukan adalah dengan menunjuk jari tengah
tangan kiri menggunakan jari telunjuk tangan kanan dengan mata tertutup.
Diperoleh hasil cukup berhasil, yaitu jari telunjuk dapat menunjuk jari tengah
tangan kiri namun tidak tepat ditengah tetapi sedikit keatas. Pada percobaan ketiga
yaitu menunjuk hidung dengan mata tertutup dan diperoleh hasil cukup berhasil
karena dapat menunjuk bagian hidung namun tidak tepat ditengah tetapi pada
hidung bagian atas.

I. Pembahasan

Sensasi merupakan kemampuan tubuh mahluk hidup dalam merasakan


perubahan yang terjadi. Untuk mengetahui berbagai macam sensasi pada tubuh
manusia dilakukan beberapa uji.

1. Uji Pembeda Dua Titik

Pada hasil praktikum yang telah dilakukan, diperoleh hasil jarak terpendek
yang dapat dirasakan yaitu 0,1 cm yang dirasakan oleh punggung lengan dan
lengan bawah. Pada hidung daan leher, jarak terpendek yang dapat dirasakan
adalah 0,3 cm. Sedangkan jarak terpanjang yang dapat dirasakan adalah 0,4 cm
pada ujung jari. Hal ini membuktikan bahwa setiap bagian tubuh memiliki tingkat
kepekaan yang berbeda-beda karena setiap bagian tubuh memiliki daerah
sensorinya sendiri pada otak (soewolo, 2003).

Dari hasil praktikum ini juga dapat menunjukan bahwa tingkat kepekaan
tertinggi ada pada punggung lengkan dan lengan bagian bawah, kemudian hidung
dan leher, dan tingkat kepekaan terendah diperoleh ujung jari. Tetapi hasil
praktikum ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa tekanan di ujung
jari memiliki sensasi paling besar sedangkan pada punggung lengan memiliki
sensasi paling kecil, karena kulit belakang memiliki sedikit reseptor sentuhan dan
tekanan. Pernyataan ini menunjukan bahwa seharusnya jarak terpendek yang
dapat dirasakan kedua ujung jarum dimiliki oleh sensasi paling besar yaitu ujung
jari. Sedangkan jarak terpanjang yang dapat dirasakan kedua ujung jarum dimiliki
oleh sensasi paling kecil yaitu punggung lengan (Basoeki, 2000). Hasil yang
tidak sesuai ini dapat terjadi karena beberapa faktor, salah satunya mungkin
karena subyek memiiki kulit yang lebih sensitif dibanding kulit normal lainnya.

2. Menentukan Reseptor Sentuh


Kulit merupakan organ peraba yang dimiliki manusia. Kulit terdiri dari
lapisan luar yang disebut epidermis dan lapisan dalam atau lapisan dermis
(Campbell, 2010). Apabila kulit dirangsang dengan berbagai rangsangan yang
berbeda maka dapat muncul berbagai sensasi karena setiap rangsangan ditentukan
reseptor khusus yang terdapat pada ujung saraf yang terbagi menjadi beberapa tipe
reseptor penerima rangsangan, antara lain reseptor kemoreseptor, indera pengecap
dan pembau, termoreseptor, fotoreseptor, mekanoreseptor, dan nosiseptor.

Reseptor yang bertanggung jawab menimbulkan sensasi sentuhan adalah


ujung saraf telanjang dan ujung saraf berkapsul. Kedua reseptor tersebut dikenal
dengan istilah mekanoreseptor. Reseptor pertama adalah badan Meissner atau
Meissner’s corpuscle, yang memiliki ciri-ciri berbentuk oval, terdiri dari dua atau
lebih ujung dendrit yang membentuk spiral dan dibungkus oleh kapsul tipis.
Reseptor ini terletak di dalam dermis tepat di bawah epidermis, dan merupakan
mekanoreseptor yang merespon sentuhan ringan (Soewolo, 2003).
Mekanoreseptor yang kedua yaitu cawan merkel yang merupakan sel kecil
berbentuk cawan pada ujung saraf telanjang dan terletak pada lapisan luar kulit
yang bertugas menerima stimulus dengan tekanan ringan (Bagod Sudjadi dan Siti
Laila, 2007:113 ). Pernyataan tersebut terbukti dengan hasil praktikum yang
menunjukan sensasi sentuhan saat setiap petak kecil yang ada di punggung lengan
subyek ditekan menggunakan ijuk dengan tekanan yang sama.

3. Menentukan Reseptor Sakit

Rasa sakit merupakan stimulus yang diterjemahkan oleh reseptor menjadi


reaksi negatif. Reseptor sakit merupakan ujung dendrit saraf telanjang pada
epidermis kulit yang tergolong nosiseptor. Pada uji reseptor sakit yang telah
dilakukan, terdapat bagian yang tidak merasakan rangsangan rasa sakit. Hal ini
karena dilakukan pengompresan menggunakan air dahulu selama kurang lebih 5
menit sehingga bagian tersebut menjadi seolah-olah menebal dan ketika ditusuk
menggunakan jarum pentul hanya beberapa bagian saja yang dapat merasakan
sakit. Hasil praktikum tersebut sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
sensasi sakit somatic terjadi apabila reseptor rasa sakit dalam kulit, tulang,
persendian, otot dan tendon mendapatkan rangsangan. Rangsangan tersebut
bermacam-macam dapat berupa rangsangan kimia maupun rangsangan mekanik
(Soewolo, 2003).

4. Menentukan proprioseptor

Proprioseptor merupakan reseptor yang terletak di dalam otot, sendi, dan


tendon (Basoeki, 2000). Proprioseptor didukung oleh dua mekanoreseptor, yaitu
reseptor gelendong otot dan organ golgi tendon. Reseptor ini juga memberitahu
otak mengenai gerakan tubuh dan posisi tubuh.

Pada percobaan pertama adalah membuat titik di sekitar huruf X dengan


tiga kali ulangan. Pada ulangan pertama diperoleh hasil 4,3 cm. Pada ulangan
kedua diperoleh hasil 5,2 cm. Pada ulangan ketiga diperoleh hasil 10,4 cm. Hasil
yang didapat menunjukan bahwa jarak antara titik dengan huruf X pada
pengulangan I dan II tidak terlalu jauh karena tangan kita pernah berada pada
huruf X, sehingga dapat memperoleh informasi mengenai letak huruf X. Pada saat
mata tertutup dan tangan bergerak menuju huruf X terjadi kontraksi otot, sehingga
reseptor dapat menerima stimulus yang diteruskan ke otak dan reseptor menjaga
gerak tangan, sehingga titik yang dibuat tidak terlalu jauh denga huruf X. Tetapi
pada pengulangan ke III terjadi jarak yang terlampau jauh. Hal ini mungkin
karena subyek kurang fokus atau merasa kelelahan sehingga stimulus yang
diteruskan ke otak tidak maksimal.

Percobaan kedua yang dilakukan adalah dengan menunjuk jari tengah


tangan kiri menggunakan jari telunjuk tangan kanan dengan mata tertutup. Pada
percobaan ketiga yaitu menunjuk hidung dengan mata tertutup. Pada kedua
percobaan menunjukan hasil cukup baik sehingga dapat diketahui bahwa
proprioseptor bekerja cukup baik dan sesuai dengan teori diatas.

J. Kesimpulan

Sensasi inra terbagi menjadi indra umum dan indra khusus. Indra umum
meliputi reseptor dan jalur saraf sederhana yaitu, sensasi taktil atau yang biasa
dikenal dengan sentuhan, tekanan, dan vibrasi. Sensasi termoresesif untuk
mengenali sensasi panas dan dingin. sensasi sakit, sensasi proprioreseptif yang
umumnya berupa kesadaran atau aktivitas otot, tendon, sendi, dan keseimbangan.
Indra khusus meliputi sensasi olfaktori atau pembau, sensasi gustatory atau
pengecap, sensasi visual atau penglihatan, sensasi auditory atau pendengaran dan
sensasi equilibrium atau orientasi tubuh.
Daftar Rujukan

Bagod, Siti Laila. 2007. Biologi Sains dalam Kehidupan. Surabaya:Yudhistira.

Bagod Sudjadi, Siti Laila. 2007. Biologi SMA/MA Kelas X. Jakarta:


Yudhistira.

Basoeki, Soedjono, dkk. 2000. Petunjuk Praktikum Anatomi dan Fisiologi


Manusia. IMSTEP JICA: Malang.

Campbell, N. A. & J. B. Reece. (2010). Biologi, Edisi Kedelapan Jilid 3.


Terjemahan: Damaring Tyas Wulandari. Jakarta: Erlangga.

Soewolo. 2003. Fisiologi Manusia. Malang: Universitas Negeri Malang.


Lampiran

NO GAMBAR KETERANGAN

1. Laporan Sementara

2. Uji Pembeda Dua Titik


3. Menentukan Reseptor
Sentuh

4. Menentukan Reseptor
Sakit

5. Menentukan
Proprioseptor

Anda mungkin juga menyukai